penyakit gastritis

36
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi

Upload: tiwhy

Post on 11-Jun-2015

8.132 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit gastritis

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga

penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri.

Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang

terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada

bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri

Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa

lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi

sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu

penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam

pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun

ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk

dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini

lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh

perawatan khusus karena akan mengganggu masa tua kita semua, sehingga

dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk

mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini.

Secara garis besar gastritis dapt dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas,

distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan

pada manifestasi klini, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.

Page 2: Penyakit gastritis

Masalah yang sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah

keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri. Penanganan penyakit gastritis

membutuhkan pengawasan diet makanan setelah pulang dari rumah sakit

dan sangat mudah terkena bilatidak mematuhi tentang penatalaksanaan

diet dirumah seperti makan makanan yang teratur dan menghindari makan

yang dapat mengiritasi lambung. Berdasarkan studi pendahuluan yang

telah berlangsung sebelumnya di Universitas umpar khususnya pada

mahasiswa semester 6 di peroleh data tentang kejadian gastritis yang di

derita oleh mahasiswa sebanyak 40 % dari 128 mahasiswa dan menyerang

lebih banyak pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Hal ini

disebabkan karena kebiasaan pola makan yang kurang baik dan

mengkonsumsi makanan yang justru dapat menyebabkan iritasi pada

lambung. Oleh karena itu penulis mengangkat penyakit ini karena sangat

menarik untuk dibahas dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Penyakit ini tentu bisa merusak aspek psikoliogi dan psikososial

penderita,dan diperlukan asuhan keperawatan yang holistik dan

pendidikan kesehatan untuk mencegah penyakit ini.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memperoleh rumusan

masalah yaitu:

1. Apakah ada Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis

pada mahasiswa semester VI Umpar kota Parepare ?

TUJUAN PENELITIAN

Page 3: Penyakit gastritis

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

pada Mahasiswa semester VI Umpar kota Parepare.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola makan pada mahasiswa semester

VI Umpar koata Parepare.

2. Untuk mengetahui kejadian gastritis pada Mahasiswa

semester VI Umpar kota Parepare.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang pola kebiasaan makan sehari-hari yang

berkaitkan dengan kejadian Gastritis khususnya dalam

Keperawatan Medikal Bedah yaitu berhubungan dengan kejadian

gastritis yang terjadi di kalangan mahasiswa semister VI di Umpar

kota Parepare.

Manfaat Praktis

1. Bagi Universitas Muhammadiyah kota Parepare dapat memberi masukan

atau informasi pada mahasiswa Umpar kota Parepare untuk mengetahui

sejauh mana tingkat kejadian gastritis pada mahasiswa semister VI di

Umpar kota Parepare.

Page 4: Penyakit gastritis

2. Bagi mahasiswa semister VI Umpar dapat di berikan pengetahuan dalam

mempelajari pola makan secara benar bagi mahasiswa semester VI

sehingga tidak terjadi kejadian gastritis di Universitas Muhammadiyah

Kota Parepare.

3. Bagi peneliti dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui

hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester

VI di universitas Muhammadiyah Kota Parepare.

RUANG LINGKUP

Iingkup waktu : penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai Juni-

Agustus 2011. b. Lingkup tempat : Penelitian ini dilakukan di Sekolah

tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta. c. Lingkup materi :

penelitiann ini termasuk dalam lingkup Keperawatan Medikal Bedah. d.

Lingkup responden : Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa

Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta.6. Keaslian

penelitian Ada beberapa penelitian yang mempelajari tentang masalah

tingkat kejadian gastritis pada mahasiswa semister II Wira Husada

Yogyakarta: 1. Hasri Handaini (2007) yang berjudul “ Hubungan antara

Pola makan dan pola Makanan dengan Status Gizi Anak 0-24 bulan di

Puskismas Melati 1 Sleman. Penelitian ini menggunakan metode survey

analitik dengan pendekatan waktu cross soctional, analisa yang digunakan

adalah tehnik kualitatif dengan hasil ada hubungan antara pola makan dan

pola makanan dengan status gizi pada anak 0-24 bulan. Persamaannya

dengan penelitian ini adalah sma-sama meneliti tentang pola makan.

Perbedaanya dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti tentang

hubungan pola makan dengan kejadian gastritis, respondennya berbeda,

tempat berbeda, uji statistik dan tahun penelitian berbeda. 2. Agus widodo

Page 5: Penyakit gastritis

(2006) yang berjudul “Hubungan Antara Pola Makan Sehari-Hari di

Rumah Dengan terjadinya gastritis pada pasien yang dirawat di RSU

Wonosari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif

dengan populasi sebanyak 69 orang , pengambilan sampel menggunakan

metode acidental sampling 5

11. sebanyak 26 orang. Teknik analisa data menggunakan analisideskriptif

dengan alat ukur kuisioner yang di buat peniliti setelahmelalui uji validitas

dan reabilitas. Persamaan dengan penelitian iniadalah sama-sama meneliti

tentang hubungan pola makan dengankejadian gastritis. Perbedaannya

adalah penelitian ini adalah padaresponden, tempat penelitian, uji statistik

dan tanun penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

1. Gastritis

a. Pengertian Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisn mukosa

dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik difus

atau local (Soeparman, 2001 : 127). Gastritis adalah suatu peradangan

mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus dan lokal dan

ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan

gastritis atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002 : 1062). Gastritis dapat

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1) Gastritis akut Gastritis akut

merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena

diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau

Page 6: Penyakit gastritis

terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau

mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan

penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh

dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap

berbagai iritasi lokal. 2) Gstritis Kronik Merupakan iritasi lambung

yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung

atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan

sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002 :

1062) b. Penyebab (Etiologi) 1) Gastritis Super Fisial Akut a)

Enkokrin bakteri dari stopylococus E.Colly atau salmanela (masuk

setelah makanan terkontaminasi) b) Obat-obat NSAID (Indometosin,

libiprofen, haproksen) sulfanamida, steroid dan digitalis. c) Makanan

yang berbumbu seperti lada, cuka, mustard d) Kafein, alkohol, dan

asipirin e) Makanan yang masuk dalam lambung meningkat dan

mengiritasi mukosa lambung f) Refluks empedu karena terapi radiasi

g) Keracunan zat korosit yang asam atau bassa

2) Gastritis Atropi Kronik a) Bakteri helicobacter pylori b) Ulcus

beningna atau maligna dari lambung c) Faktor predisposisi (Kafein,

alkohol,aspirin) c. Tanda dan gejala (Sign and Symptomp) 1) Gastritis

Akut a) Adanya keluhan a bdomen tidak jelas, seperti anoreksia dan

mual. b) Sakit kepala c) Mengalami ketidaknyamanan, malaise d)

Nyeri epigastrium e) Muntah dan cegukan f) Pendarahan g)

Hematemesis h) Beberapa pasien asimtomatik 2) Gastritis Kronik a)

Adanya perasaan penuh pada daerah abdomen. b) Anoreksia c) Nyeri

Page 7: Penyakit gastritis

hulu hati setelah makan d) Kembung e) Rasa asam dimulut f) Mual

dan muntah.

d. Penatalaksanaan (intervensi) 1) Gastriris Akut a) Menghindari

makanan dan minuman yang dapat meningkatkan sekresi asam

lambung b) Pemakaian penghambat HO2 Untuk menetralisir asam

gunakan antasida umum (seperti ranitidin untuk mengurangi sekresi

asam, sukrafat karena dapat mempercepat penyembuhan) c) Obat-obat

anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. d) Jika

terjadi muntah perlu keseimbangan cairan dan elektrolit dengan

memberikan infus vena e) Pembedahan darurat (Lavare) mungkin

diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi jika terjadi

korosif yang luas atau berat f) Bila perdarahan terjadi, lakukan

penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastromfestinal 2) Gastritis

Kronik a) Memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,

mengurangi stres dan memulai farmako terapi.

b) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak

diberikan sedikit tapi lebih sering. c) Helicobacter pylori diatas dengan

antibiotik (seperti tetraciklin atau amoksilin) dengan garam bismut

(peta bismut) d) Menghindari alkohol dan obat-obatan yang

mengiritasi mukosa lambung e) Vh B 12 dan terapi yang sesuai

lainnya diberikan pada anemia pernisiosa f) H. Pylori diatasi dengan

antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, moxillin) dan gram bismuth (pepto-

bismol) e. Upaya pencegahan Agar tidak terkena gastritis/ maag maka

kita harus: 1) makan yang teratur 2) makan dalam porsi kecil dan

sering 3) Hindari mengkonsumsi obat yang di jual bebas, tetapi harus

Page 8: Penyakit gastritis

menggunakan anjuran atau resep dokter. 4) Jangan Merokok karena

nikotin dalam rokok merangsang asam lambung keluar lebih banyak.

5) Hindari minuman beralkohol, alkphpl mengiritasi dan mengikis

lapisan mukosa dalam lambung dan mengakibatkan pendarahan. 6)

Atasi stress dengan benar ( stress management)

7) Hidup sehat dan seimbang dengan makan makanan sehat, seimbang

dan tidak berlebihan, serta seimbangkan pula antara kerja-istirahat-

olahraga-ibadah.f. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

gastritis. 1) Stres, Pola makan, pola hidup Stres adalah mekanisme

pertahanan diri atau mekanisme koping terhadap masalah. Stres yang

berlebihan dapat memicu lambung untuk mengeluarkan asam lambung

secara berlebihan. Reaksi ini dapat mengganggu aktifitas lambung

bahkan dapat memicu kebocoran lambung. Selain itu pola makan yang

tidak teratur di tambah dengan pola hidup atau gaya hidup masyarakat

dengan mengkonsumsi makanan siap saji, berlemak serta merokok dan

kebiasaan minum minuman keras bisa menyebabkan kerusakan

lambung. 2) Pola makan a) Pengertian Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha

untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, pola

makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk

melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud

pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha

dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu

seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau

membantu kesembuhan penyakit b) Perilaku pola makan Pola makan

Page 9: Penyakit gastritis

sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan

dengan kebiasaan makan setiap harinya. Pengertian pola makan seperti

dijelaskan di atas pada dasarnya mendekati definisi / pengertian diet

dalam ilmu gizi/nutrisi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan

jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk

mencapai tujuan diet / pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari

masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi. Adapun

beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan seseorang yaitu : 1.

Budaya

2. Agama atau kepercayaan 3. Status sosial ekonomi 4. Personal

perference atau hal-hal yang tidak disukai 5. Rasa lapar, nafsu makan

dan rasa kenyang. 6. Kesehatan c) Dampak Sejauh ini, salah satu

penyebab utama peningkatan asam lambung adalah pola makan yang

tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk ke

dalam lambung berfungsi untuk mengurangi kepekatan asam lambung

sehingga tidak sampai menggerogoti lambung. Bila terlambat makan

sehingga terjadi kekosongan lambung, maka asam khlorida kemudian

menggerogoti dinding lambung. Ketua Departemen Gizi Masyarakat

IPB menambahkan, secara umum pola makan terkait dengan

metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan yang sebaiknya dipatuhi.

Bila makan secara teratur, maka asam lambung akan mencerna

Page 10: Penyakit gastritis

makanan itu. Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam lambung

yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan malah akan

menggerogoti dinding lambung.

Yang paling tepat adalah, kita harus mengonsumsi makanan atau

minuman setiap tiga jam sekali.Normalnya memang kekosongan

lambung terjadi enam jam setelah makan. Tetapi bila beraktivitas

tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih cepat. Maka dari

itu, pola makan harus dijaga agar tidak sampai terlambat mengonsumsi

makanan atau minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai jenis

makanan yang bisa memicu peningkatan asam lambung, yaitu

makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada,

jahe, serta minuman seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh

dalam keadaan normal, konsumsi makanan atau minuman itu tidak

akan menyebabkan nyeri lambung.

B. Kerangka teori Faktor Predisposisi : 1. Pengetahuan 2. Persepsi 3.

Sikap Faktor Pendukung : 1. Lingkungan tempat tinggal (rumah

Pencegahan gastritis atau kost) 2. Lingkungan kampus 3. Pengetahuan 4.

Sikap Faktor Pendorong : 5. pergaulan 1. Sikap orang tua 2. Kebiasaan

individu 3. Pengaruh ajakan temanC. Kerangka konsep Kerangka konsep

penelitian ini menggunakan model sistem yakni menggunakan variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen variabel

dependen Pola makan Kejadian gastritis.

Keterangan : : Area yang di teliti : Berhubungan D. Hipotesa Berdasarkan

penelitian yang di buat di peroleh hipotesis sementara atau hipotesis

Page 11: Penyakit gastritis

alternatif (Ha) yaitu : Terdapat hubungan antar pola makan dengan

kejadian gastritis pada mahasiswa semester VI Umpar kota Parepare.

METODE PENELITIAN

A. DESIGN PENELITIAN

Design penelitian ini merupakan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deisgn anailis dimana penelitian diarahkan

secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikaan atau

menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas melalui

pendekatan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dimana

variabel bebas yaitu perilaku pola makan dan variabel terikat yaitu

kejadian gastritis, akan di kumpulkan dalam waktu yang besamaan.

Keuntungan metode cross sectional ini adalah kemudahan dalam

melakukan penelitian, sederhana, ekonomis dalam hal waktu dan

hasilnya dapat di peroleh dengan cepat.penelitian ini dilakukan

melalui tahap penyebaran kuesioner kepada mahasiswa program

studi keperawatan angkatan 2010.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di program Studi Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Wira Husada dengan pertimbangan

untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan objek penelitian.

Page 12: Penyakit gastritis

2. Waktu Penelitian ini dilakukan dari bulan juni sampai dengan

agustus 2011.

C. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti dan

populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilaya yang ingin

diketahui oleh peneliti. Populasi dan penelitian ini adalah mahasiswa

program studi ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Wira

Husada. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi jumlah sampel penelitian yang akan

dihitung dalam rumus sebagai berikut: n= N 1+N(d)2 Keterangan: n: besar

sampel N:besar populasi d:penyimpangan terhadap populasi atau derajat

ketepatan yang di inginkan biasanya 0,05 Populasi penelitian ini adalah

mahasiswa program studi ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

kesehatan Wira Husada dari tahun ajaran 2010-2011 dan populasi

sakaligus sampel.

Dari hasi pendataan jumlah populasi sebanyak 13 orang (kelas A),

10orang (kelas B), 8 orang (kelas C), Dan 9 orang (kelas D). Jadi jumlah

populasi sebanyak 40 orang. n = N 1+N(d)2 = 40 1 + 40(0,05)2 = 40 1 +

40 (0,0025) = 40 1 + 0,1 = 40 1,1 = 36,36 = 36 0rang Jadi total sampel

yang digunakan yaitu sebesar 36 orang Sampel yang di perlukan oleh

setelah di lakukan perhitungan adalah 36orang dan untuk mengantisipasi

adanya droup out oleh responden, kemudiandi lakukan penambahan

jumlah sampel sebesar 10% jadi hasilnya: n = 36 x 10% 20

Page 13: Penyakit gastritis

26. = 3,6 =36 + 3,6 =39,6 =40 orang Maka jumlah sampel seluruhnya

adalah 36 +3,6 =39,6 orang. Dari jumlah sampel tersebut peneliti

membulatkannya menjadi 40 orang karena menurut polit dan hungler

(1993) (dikutip dari setiadi, 2007) menyatakan bahwa semakin besar

sampel yang di perlukan semakin baik dan representative hasil yang di

peroleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan “Proportional

sampling” (atausampling berimbang) yaitu teknik pengambilan sampel

yang di gunakan bila populasi anggotanya tidak homogen dan berstrata

secara proporsional,dengan cara pengambilan respondenya yaitu “ random

sampling” yang merupakan pengambilan sampel secara acak (sembarang).

(Arikunto, 2007) Perhitungan proporsi dari masing-masing tingkatan

yaitu: No Kelas Sampel1. Kelas A 13 =13 40X402. Kelas B 10 =10

40X403. Kelas C 8 =8 40X404. Kelas D 9 =9 40X40 21

Total sampel 40 Jadi berdasarkan perhitungan jumlah proporsi setiap kelas

maka untuk kelas A jumlah responden yang akan diambil sebanyak 13

orang, kelas B jumlah respondennya diambil sebanyak 10 orang, kelas C

jumlah respondennya sebanyak 8 orang dan kelas D jumlah responden

yang diambil sebanyak 9 orang. Pemilihan elemen untuk sampel

berdasarkan pada perkembangan peneliti yang memenuhi kriteria sebagai

berikut : 1. Kriteria Inklusi a. Mahasiswa dengan jenis kelamin pria dan

wanita b. Usia 18-25 tahun c. Mahsiswa Stikes Wira Husada yogyakarta

semester II jurusan keperawatan d. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria

Eksklusi a. Mahasiswa selain mahsiswa Stikes Wira Husada yogyakarta

semester II jurusan keperawatan. b. Tidak bersedia menjadi

Page 14: Penyakit gastritis

D. VARIABEL

Berdasarkan judul penelitian yang diteliti maka dapat diketahui

dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) dengan rincian

sebagai berikut :1. Pola makan sebagai variabel independent. 2.

Kejadian gastritis sebagai variabel dependent

E. DEFINISI OPERASIOAL DAN VARIABE DEFINISI CARA UKUR

ALAT SKALA HASIL O. L UKUR A UKUR UKUR

Variabel independent 1. Pola Suatu Kuisioner kuesion ordina Pola makan

sistem, menggunakan er l makan cara kerja skala likert, baik jika atau

yaitu dengan nilai ≥ usaha menggunakan median untuk penilaian Pola

melakuka sangat makan n kegiatan setuju(SS) = 4, buruk makan Setuju

(S)= 3, apabila secara Tidak Setuju nilai < sehat. (TS) =2, median Sangat

Tidak Setuju (STS) = 1. Dengan menanyakan 8 23

pertanyaan mengenai pola makan mahasiswa Variabel

Dependen.2. Kejadian Fenomen Kuisioner kuisioner ordinal

Kejadian Gastritis a atau menggunakan r l gastritis faktor skala

likert, tinggi jika resiko yaitu dengan nilai ≥ terjadinya

menggunakan median. gastritis penilaian sangat Kejadian setuju

(SS) = 4, gastritis Setuju (S)= 3, rendah Tidak Setuju jika < (TS)

=2, median Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Dengan menanyakan 8

pertanyaan mengenai angka kejadian.

Page 15: Penyakit gastritis

Gastrik 3. Umur Selisih Responden di lihat ordina 1.usia Respond

umur diminta mengisi dari l mahasisw en responde kuisioner untuk

kuisione a ≤ 10 n dalam semua r tahun tahun kuesioner tentang

antara secara pasif identitas 2.usia tahun untuk responden

mahasiswa penelitian pertanyaan en a > 20 atau di pada kuesioner

tahun wawancara bila ada yang ai dengan kurang jelas tahun

responden lahir diminta responde konfirmasi n. kepada peneliti. 4.

Jenis Adalah Responden di Dilihat nomin 1.laki-laki kelamin jenis

minta mengisi dari al kelamin kuesioner kuesion 2.perempuan

responde secara pasif er an n pada untuk semua tentang saat

pertanyaan identitas melakukan pada kuisioner, responden bila ada

en penelitian pertanyaan.

baik yang kurang secara jelas fisik responden di maupun minta

biologis mengkonfirmas i kepada peneliti.5. Suku Adalah

Responden Di lihat Nomin 1.NTT budaya diminta dari al 2.jawa

yang kuesioner kuesion 3.sunda dianut secara pasif er 4.batak

responde untuk semua tentang 5.dayak n saat pertanyaan identitas

6.sasak. men pada kuesione respond dll gadakan bila ada yang en

penelitian kurang jelas responden di minta mengkonfirmasikan

kepada peneliti.7. Agama Keyakina Responden Dilihat Nomin

1.Islam n atau diminta dari al 2.Katolik kepercaya kuesioner

kuesion 3.Kristen an yang secara pasif er Protestan dianut untuk

semua tentang 4.Budha atau pertanyaan identitas 5.Hindu diyakini

pada kuesioner responden oleh en responden dan diakui oleh

Negara.

Page 16: Penyakit gastritis

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Data penelitian ini, diambil dengan menggunakan kuisioner dengan skala

opsi dan likert yang diberikan langsung pada responden untuk diisi dengan

penjelasan singkat terlebih dahulu. Kuisioner ini terdiri dari 24

pertanyaan. Tabel kisi-kisi kuisioner No Variabel indikator No.butir soal

Jumlah 1. Pola makan Suatu sistem, cara 1-12 12 Butir kerja atau usaha

untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. 2. Kejadian Fenomena atau

faktor 13-24 12 Butir

resiko terjadinya gastritis Uji validitas dan Realibilitas Menurut

kountur suatu instrument dikatakan valid apabila instrument

tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur.untuk

mengukur validitas ini menggunakan korelasi product moment.

Standar yang digunakan untuk menentukan valid dan tidaknya

suatu instrument penelitian umumnya adalah perbandingan antara

nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau

tingkat signifikan 5%. Data dikatakan valit apabila r hitung lebih

besar dari r tabel. Adapun rumus product moment: r= Keterangan :

r = koefisien validitas item yang di cari n = jumlah responden x =

skor yang di peroleh dalam setiap item ∑x = Jumlah skor dalam

variabel X ∑y = Jumlah skor dalam Variabel Y

Reabilitas berhubungan dengan konsistensi, suatu

instrumenpenelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut

konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur.

Menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

Page 17: Penyakit gastritis

dapat dipercaya untukdigunakan sebagai alat pengumpulan data,

karena instrumen tersebut sudah baik untuk mengukur reliabilitas

menggunakan metode alpha-cronbach. Tingkat reliabilitas dengan

metode alpha- cronbach di ukur berdasarkan skala alpha 0 sampai

dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokan menjadi 5 kelas

dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat di

interpretasikan seperti tabel berikut,arikunto (2006).cronbach’s

alpha di peroleh dengan rumus :α= 1- )keterangan :α = Alpha’s

cronbach ∑ item = Arians dari pertanyaan∑ total = Varians dari

SkorN = Banyaknya pertanyaan. Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00-

0,20 Kurang Reliabel >0,20-0,40 Agak reliabel >0,40-0,60 Cukup

reliabel >0,60-0,80 Reliabel >0,80-1,00 Sangat reliabel Dalam

penelitian ini untuk uji instrumen di lakukan pada 30

responden.Dimana menurut Machfoedz, dkk (dalam Arikunto

2007). bahwa uji cobainstrumen pada responden sudah menjadi

kelaziman ilmiah. bahwa uji cobainstrumen sebaiknya paling

sedikit 30 responden, dengan ciri responden adalah karena kaidah

umum penelitian, jumlah responden 30 adalah batas jumlah antara

sedikit banyak, dengan pengertian bahwa data diatas 30, kurvanya

akan mendekati kurva normal dengan pengertian kuva normal

adalah merupakan suatu fenomena universal mengenai fenomena

ciri atau sifat alami yang normal.Dalam pengelolaan data

dilakukan secara manual atau menggunakan SPSS versi 13.0.

G. PENGUMPULAN DATA

Page 18: Penyakit gastritis

Dalam melakukan pengumpulan data terbagi dalam dua tahap

yaitu: 1. Primer Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, peneliti

melakukan uji coba terhadap kuesioner yang telah dibuat kepada

perwakilan sampel sebanyak 10 % dari jumlah sampel. Perwakilan sampel

tersebut di pilih yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel

penelitian. Uji coba kuesioner ini untuk menilai apakah pertanyaan yang

dibuat dapat dimengerti oleh responden atau tidak. Apabila terdapat

kesalahan atau kekurangan , maka peneliti akan melakukan perbaikan. 2.

Sekunder Setelah proposal penelitian di setujui oleh pembimbing dan

mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dari fakultas, peneliti

kemudian minta izin kepada dekan fakultas dimana akan melakukan

penelitian. Peneliti kemudian memberikan penjelasan tujuan penelitian

dan mempersilahkan calon responden untuk menandatangani lembar

persetujuan bila bersedia menjadi responden. Peneliti lalu memberikan

penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan memberikan kesempatan

pada responden utnuk mengisi responden serta bertanya bila ada keraguan.

Kuesioner dikumpulkan apabila semua pertanyaan dalam kuesioner telah

diisi.

H. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pengolahan data Apabila data telah terkumpul maka tahap berikutnya

adalah mengorganisir atau mengklarifikasikan data tersebut guna tujuan

penelitian.Proses pengolaan data ini meliputi editing, coding, entry, dan

cleaning. 1. Editing Kegiatan ini merupakan kegiatan melakukan

pemeriksaan kembali kuesioner yang telah di isi oleh rsponden meliputi:

Kelengkapan isian,kejelasan jawaban dan tulisan, relevansi jawaban

Page 19: Penyakit gastritis

dengan pertanyaan isian dan kekonsistensian jawaban.2. Coding Bentuk

kegiatan dari Coding adalah merubah data yang berbentuk huruf menjadi

data yang berbentuk angka.Hal utama yang harus dilakukan pada kegiatan

ini adalah memberikan kode untuk jawaban yang diberikan oleh

responden peneliti.3. Entry Kegiatan Entry adlah melakukan pemasukan

data yang suda di kode terlebih dahulu di computer. 4. Cleaning Kegiatan

Cleaning adalah melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data

masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada

kesalahan ketika pemasukan data.5. Tabulasi langsung Adalah sistem

pengolahan data langsung yang di tabulasi olehe kuesioner. Ini juga

metode paling sederhana apabila di bandingkan dengan metode yang lain.

Tabulasi ini dilakukan dengan memasukan data dari kuesioner ke dalam

kerangka tabel yang telah di siapkan, tanpa proses perantara lainnya.

Tabulasi langsung biasanya di kerjakan dengan system tally yaitu cara

menghitung data menurut klasifikasi yang telah ditentukan. Cara lain

adalah kuesioner di kelompokan menurut jawaban yang telah ditentukan,

kemudian dihitung jumlahnya lalu dimasukan kedalam tabel yang telah

disiapkan. Dengan cara ini kemungkinan salah karena lupa dapat diatasi.

Kelemahan ini adalah pengaturannya menjadi rumit apabila jumlah

klasifikasi dan sampelnya besar.6. Komputer. Untuk mengolah data

dengan komputer, peneliti perlu terlebih dahulu menggunakan program

tertentu, baik yang sudah tersedia maupun program yang sudah disiapkan

secara khusus dapat ditambahkan bahwa dalam ilmu-ilmus sosial banyak

sekali digunakan program SPSS 13.0 ( Statistical Program For Social

Science). Dengan menggunakan program tersebut dapat dilakukan tabulasi

sederhana. Analisa data 1. Analisa univariat Bertujuan untuk mengetahui

Page 20: Penyakit gastritis

proporsi masing-masing variabel yang di teliti yaitu karekteristik

responden (umur, jenis kelamin, suku dan agama), pengetahuan, sikap dan

pencegahan gastritis. 2. Analisa bivariat Bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

uji chi square. Uji ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independent yaitu pengetahuan dan sikap dengan variabel dependent yaitu

terjadinya gastritis. Tingkat kemaknaan dan derajat kebebasan yaitu

p=0,05. Nilai propabilitas yang di dapatkan dari hasil uji, kemudian di

bandingkan dengan nilai alpha. Apabila p < alpha, maka Ho di tolak

sehingga dapat disimpulkan hubungan antara variabel tersebut.

Rumus chi square X2= Keterangan :∑= penjumlahan X= nilai chi square

O= frekuensi pengamatan untuk tiap kategori E= frekuensi yang

diharapkan untuk tiap kategori Setelah di dapatkan nilai dari X2 maka

dibandingkan dengan nilai dari X2 tabel maka akan di dapat kriteria

pengujian sebagai berikut: Ho diterima (HI ditolak) apabila X2 ,X2 tabel

Ho ditolak (HI terima) apabila X2 X2 tabel Dapat juga dengan

membandingkan nilai P- value dengan nilai alpha (0,05) Ho terima (H1

ditolak) apabila P-value nilai alpha ( 0,05) Ho ditolak ( H1 diterima)

apabila P-value nilai alpha ( 0,05) Untuk mempermudah analisa Chi

squera, nilai data dari kedua variable di sajikan dalam bentuk tabel silang

Variabel I Variabel II Jumlah Tinggi Rendah Ya a b a+b Tidak c d c+d

Jumlah a+c b+d N

A, b, c, d merupakan nilai observasi, sedangkan nilai ekpektasi (harapan)

masing-masing sel dicari dengan rumus Ea= Keterangan : Ea : ekpektasi

sel “a” (a+b) : total baris (a+c) : total kolom N : jumlah keseluruhan data

Page 21: Penyakit gastritis

Untuk melihat hasil kemaknaan penghitungan statistik digunakan batas

kemaknaan 0,05. Penolakan terhadap hipotesis apabila nilai p < 0,05 (ada

perbedaan atau ada hubungan yang bermakna), sedangkan penerimaan

terhadap hipotesa apabila nilai P > 0,05 (tidak ada perbedaan atau tidak

ada hubungan yang bermakna ).

I. RENCANA JALANYA PENELITIAN

1. Tahap persiapan Pada tahap ini, peneliti mengajukan judul karya tulis

ilmiah terlebih dahulu,sesudah judul diterima peneliti membuat surat izin

penelitian ke STIKES Wira Husada Yogyakarta untuk melakukan studi

pendahuluan lalu dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian dan

melakukan seminar proposal. Setelah seminar dilaksanakan peneliti

melakukan refisi sesuai hasil yang diperoleh dari seminar.Untuk

mendapatkan data tentang pola makan dan kejadian gastritis.

2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni

sampai agustus 2011. Pada tahap ini meliputi pengumpulan data oleh

peneliti, sampel yang diambil sebanyak 40 respoden yaitu membagikan

kuesioner tentang pola makan dengan kejadian gastritis. Sebelum

membagikan kuesioner dengan informed consent kepada responden,

peneliti memberikan penjelasan cara pengisian kuisioner.setelah kegiatan

kuesioner selesai kemudian dilakukan observasi.Kemudian setelah

kuesioner dan observasi terkumpul sesuai dengan jumlah sampel yang

diambil maka dilakukan pengolahan data dan uji statistik.

Page 22: Penyakit gastritis

3. Tahap Pelaporan Setelah pengumpulan data dan pengolahan data

selesai,peneliti menyusun laporan penelitian dalam bentuk penulisan yang

baik serta konsultasi dengan pembimbing dan mengambil

kesimpulan,selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam seminar proposal

skripsi.

Page 23: Penyakit gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2.

Jakarta EGC.Carpenito, Lynda Juall. 2000.Diagnosa

Keperawatan.Aplikasi pada praktek klinik. Ed. 6. Jakarta : EGC.Donges,

Marylin. Et. Al. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta :

EGC.Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2.

Jakarta : FKUI.Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3.

Jakarta : FKUI. 37