asuhan kebidanan degan pengukuran rr dan suhu

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan fungsi tubuh seringkali tercermin pada suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Setiap perubahan yang berbeda dengan keadaan normal di anggap sebagai indikasi penting mengenai kesehatan seseorang (Potter&Perry 1997). Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan bagian dari proses untuk mengetahui keadaan kesehatan pasien. Salah satu bagian dari pemeriksaan tanda-tanda vital adalah pemeriksaan suhu tubuh dan pernafasan (Hand Out KDPK 2010). Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat (http://zaifbio.wordpress.com). Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi (http://djendohcommunity.blogspot.com). Berdasarkan pertimbangan bahwa perubahan fungsi tubuh sering kali tercermin pada perubahan tanda-tanda vital, maka penulis mengambil judul mengukur suhu serta tekanan 1

Upload: novia-pasrah-ae-wes

Post on 25-Jul-2015

289 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan fungsi tubuh seringkali tercermin pada suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan

dan tekanan darah. Setiap perubahan yang berbeda dengan keadaan normal di anggap

sebagai indikasi penting mengenai kesehatan seseorang (Potter&Perry 1997).

Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan bagian dari proses untuk mengetahui

keadaan kesehatan pasien. Salah satu bagian dari pemeriksaan tanda-tanda vital adalah

pemeriksaan suhu tubuh dan pernafasan (Hand Out KDPK 2010).

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh

dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh manusia cenderung

berfluktuasi setiap saat (http://zaifbio.wordpress.com).

Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena

itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam

tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi

(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan

makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi

(http://djendohcommunity.blogspot.com).

Berdasarkan pertimbangan bahwa perubahan fungsi tubuh sering kali tercermin pada

perubahan tanda-tanda vital, maka penulis mengambil judul mengukur suhu serta tekanan

menghitung pernafasan. Karena hasil dari perhitungan pernafasan dan pengukuran suhu

dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan diagnosa dan memberikan terapi.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran suhu tubuh dan penghitungan

pernafasan secara tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data.

b.Mampu mengidentifikasi diagnosa berdasarkan data - data yang ada.

c. Mampu melakukan tindakan sesuai dengan langkah – langkah yang benar.

d.Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan.

1

Page 2: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

e. Mampu memberikan KIE.

1.3 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Penulisan

1.3. Sistematika Penulisan

Bab II : Tinjauan Pustaka

2.1. Suhu Tubuh

2.1.1 Definisi

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

2.1.3 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

2.1.4 Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

2.1.5 Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

2.1.6 Prosedur Tindakan Mengukur suhu Tubuh

2.2. Respirasi

2.2.1 Definisi

2.2.2 Struktur Pernafasan Manusia

2.2.3 Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02)dan Karbondioksida

(CO2)

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi

2.2.4 Prosedur Tindakan Menghitung Pernafasan

Bab III : Tinjauan Kasus

Bab IV : Pembahasan

Bab V : Penutup

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar pustaka

2

Page 3: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Tubuh

2.1.1 Definisi

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan

hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Suhu tubuh manusia cenderung

berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu

tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,

diperlukan regulasi suhu tubuh (Anas Tamsuri, 2007).

Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan

mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh

telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik

tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada

37°C (Anas Tamsuri, 2007).

Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan

merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu

dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas

sehingga suhu kembali pada titik tetap (Anas Tamsuri, 2007).

Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu

mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri

obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam

memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres

hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres

dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas

(Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada

penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.

3

Page 4: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Adapun faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain:

1. Usia

Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal

sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi,

terdapat mekanisme pembentukan panas melalui pemecahan (metabolisme) lemak

coklat sehingga terjadi proses termogenesis tanpa menggigil (non-shivering

thermogenesis). Secara umum, proses ini mampu meningkatkan metabolisme hingga

lebih dari 100%. Pembentukan panas melalui mekanisme ini dapat terjadi karena pada

neonatus banyak terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting untuk

mencegah hipotermi pada bayi.

2. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi

dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana

disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

3. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme

menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah

lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh

metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf

simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi

epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

4. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan

kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga

meningkat.

5. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia

dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju

metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

6. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-

kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada

perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran

4

Page 5: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 –

0,6°C di atas suhu basal.

7. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme

sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

8. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 –

30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk

mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi

mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan

lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak

merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan

kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

9. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan

gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan

(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

10. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat

menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat

pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan

suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat

menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

11. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas

tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga

sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu

antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan

melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui

anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam

fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung)

akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien.

5

Page 6: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan

suhu tubuh (http://zianarmie.wordpress.com).

2.1.3 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah

hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA)

berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat.

Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,

menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,

meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine

serta meningkatkan basal metabolisme rate.

Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme

homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back

negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).

Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic

dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang

menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai

tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang

sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan

TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf di hipotalamus dan TSH kemudian

mengaktifkan beberapa organ efektor.

Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk

mencapai nilai normal, diantaranya adalah :

Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang

menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi.

Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas

dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas

menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic

melanjutkan untuk produksi panas.

Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang

pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon

sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana

meningkatkan produksi panas.

6

Page 7: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus

otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang

berulang-ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum,

produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu

beberapa menit

Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih

hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara

perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.

Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back

negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah

merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic,

dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat

peningkatan panas.

Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah

di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan

melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran

darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang

bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil.

Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi

syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit

menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan

membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal

(http://zianarmie.wordpress.com).

2.1.4 Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

2.1.4.1 Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a. Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh.

Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus

posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat

pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit

hingga delapan kali lipat lebih banyak.

b. Berkeringat

7

Page 8: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang

melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan

pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan

menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu

membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar.

Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat

melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls

di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit

tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat,

yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan

keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

c. Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan

menggigil dihambat dengan kuat.

2.1.4.2 Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus

posterior.

b. Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel

rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang

tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap

lingkungan.

c. Peningkatan pembentukan panas

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme

menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan

sekresi tiroksin.

(http://zianarmie.wordpress.com)

2.1.5 Pembagian Kategori Suhu Tubuh

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :

a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

c. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

8

Page 9: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

2.1.6 Tempat Tempat Pengukuran Suhu Tubuh

Tempat-Tempat pengukuran suhu antara lain:

a. Aksilla (ketiak) diukur selama 10-15 menit

b. Rectal(anus) diukur selama 3-5 menit

c. Oral (mulut) diukur selama 3 menit

(Hand Out KDPK 2010)

2.1.7 Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang

panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki

panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang

panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas

paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.

Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada

gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali

suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi

pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru

yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.

2. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan

benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan

mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi

dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan

tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada

paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan

panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas

tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan

panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat,

mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.

9

Page 10: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 –

16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi

akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.

Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui

radiasi dan .konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh,

tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan

ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu

tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari

keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh

dari lingkungan.

4. Konveksi

Konveksi adalah transfer dari energi panas oleh arus udara maupun air. Saat

tubuh kehilangan panas melalui konduksi dengan udara sekitar yang lebih dingin,

udara yang bersentuhan dengan kulit menjadi hangat. Karena udara panas lebih ringan

dibandngkan udara dingin, udara panas berpindah ketika udara dingin bergerak ke

kulit untuk menggantikan udara panas. Pergerakan udara ini disebut arus konveksi,

membantu membawa panas dari tubuh. Kombinasi dari proses konveksi dan konduksi

guna membawa pergi panas dari tubuh dibantu oleh pergerakan paksa udara melintasi

permukaan tubuh, seperti kipas angin, angin, pergeraka tubuh saat menaiki sepeda dan

lain-lain.

(http://zianarmie.wordpress.com)

2.2 Respirasi (Pernafasan)

2.2.1 Definisi

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah

sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup

dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses

memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa

dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu

proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel

sehingga diperoleh energi.

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan

beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan

10

Page 11: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling

berhubungan.

2.2.2 Struktur Pernafasan Manusia

a. Hidung

Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas

tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis.

Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan

kanan. Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian

belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid.

Bagian bawah rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila.

Bagian atas dibatasi oleh ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka

nasalis inferior, dan ethomoid sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum

nasalis.

Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior,

konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara

inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir

yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara

pernapasan dari debu. Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius,

yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak

pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan masuk ke

dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar

15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung.

b. Faring

Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan

(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian

belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung

corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka.

Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan

percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan

saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.

c. Laring

Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut

juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun.

11

Page 12: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan,

piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.

Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan

(epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu

dengan katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan.

Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat

bernapas katup tersebut akan membuka.

Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara

melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.

d. Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher

dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh

cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi

menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Bronkus

Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak

bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri.

Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing.

Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit

bronkhitis.

Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi

sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak

benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami

sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat

oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan

membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang

berbentuk seperti buah anggur.

f. Paru-paru

Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-

paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat

diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan

rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-

paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir.

12

Page 13: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura.

Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang

disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya

alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas

permukaan paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas

permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.

Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada

alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler darah

yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat

oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk

oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin

kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.

Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah

melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus

dinding pembuluh darah dan dinding lveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan

disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya

berlangsung di alveolus.

2.2.3 Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02)dan Karbondioksida (CO2)

Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui

dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.

Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat

proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran

pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.

Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan

lain kata, kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru.

Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-

paru. Bagian paru-paru yang meng alami proses difusi dengan udara yaitu gelembung

halus kecil atau alveolus.

Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia

mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon

dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal.

a. Pernafasan Eksternal

13

Page 14: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke

dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat

darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida

akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara

udara dan darah dalam paru-paru dinamakan Pernapasan Eksternal.

Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian

besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan

enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit

dalam darah akan segera berdifusi keluar. Persamaan reaksinya adalah sebagai

berikut.

Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan

ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian,

hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin

(disingkat HbO2).

Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan

tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat

konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan udara berbeda.

Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan

parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada

udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen

dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.

Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar

dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi

karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi

karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada darah berdifusi menuju

udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.

b. Pernafasan Internal

Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada

pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen

dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.

Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas,

dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan

dalam proses metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

14

Page 15: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses

difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan

karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam

cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah.

Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu,

oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.

Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan

jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi

ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan

berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2)

(http://zaifbio.wordpress.com).

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi respirasi

1. Usia

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya

berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang

pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari

depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada

orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi

perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2. Suhu

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga

darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari

permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan

oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi

kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan

menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan

denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan

tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi

15

Page 16: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman

oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat

mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi

kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin

berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi

transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan

ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat

narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Jenis kelamin

Belalang betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang

berbeda.

7. Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah

O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya

belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga

kedalaman pernapasan yang meningkat.

8. Polusi udara

Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas

menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen

yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.

(http://zaifbio.wordpress.com)

2.2.5 Jumlah Pernafasan Normal Pada Manusia

Jumlah pernafasan normal pada manusia yaitu:

AgeNormal respiratory rate

(breaths per minute)

Newborn 30-50

0–5 months 25-40

6–12 months 20-30

16

Page 17: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

1–3 years 20-30

3–5 years 20-30

6–10 years 15-30

11–14 years 12-20

14+ years 12-20

Sumber : (http://en.wikipedia.org/wiki/Vital_signs)

2.3 Prosedur Tindakan Mengukur Suhu Tubuh dan Menghitung Pernafasan

1. Persiapan Alat:

- thermometer axilla dalam tempatnya

- jam tangan yang ada jarum detiknya

- bengkok

- buku catatan dan alat tulis

- air dekontaminasi, air sabun, air bersih dalam tempatnya

- tissue

- persiapan untuk cuci tangan : sabun dan handuk kecil

- tempat sampah medis dan non medis

2. Persiapan Pasien

- memberi salam

- mengenalkan diri pada klien dan keluarga

- menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan

- memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan

3. Langkah – langkah

- perawat mencuci tangan dan mengeringkannya

- memperhatikan lingkungan pasien

- membawa alat – alat ke dekat pasien

- membuka pakaian atas pasien, kalau perlu mengeringkan dengan menggunakan tissue

- memeriksa thermometer dan menurunkan air raksa sampai 35˚C

- memeriksa thermometer sehingga bagian reservoir tepat ditengah ketiak

- tidak memasang thermometer pada:

• ketiak yang baru dikompres

17

Page 18: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

• ketiak yang luka

- memastikan thermometer menempel di permukaan kulit

- menyilangkan lengan pasien di atas perut

-sambil menunggu thermometer selama 10 menit kita melakukan penghitungan

pernafasan

- menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama satu menit

- pasien tidak diajak bicara

- mengamati keadaan pernafasan

- mengamati irama pernafasan

- mengamati bunyi pernafasan

- mengangkat thermometer setelah 10 menit

- membaca hasil dengan teliti dan tepat

- menginformasikan hasil pada pasien

- membersihkan thermometer ( rendam di air desinfektan, air sabun, dan air bersih,

kemudian dilap dengan tissue dari arah kea rah reservoir di atas bengkok)

- menempatkan thermometer pada tempatnya

- membereskan alat

- merapikan pasien

- perawat mencuci tangan

- mencatat hasil pada buku catatan

4. Sikap

- Komunikasi terapiutik

- teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan

( Sumber : check list brawijaya husada-2011 )

18

Page 19: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Biodata Pasien

Nama : An. “R”

Umur : 1 tahun

Pekerjaan :-

Penghasilan :-

Agama : Islam

Alamat : Jatimulyo 7/1 Malang

2. Keluhan Utama

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah 3 hari demam dan 1 hari batuk

pilek

3. Diagnosa Medis

An. “R” Usia 13 bulan dengan batuk pilek

4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Hari/Tanggal : Selasa, 26 Juli 2011

Jam : 10.00WIB

Tempat : Ruang KIA Puskesmas Kendalsari

Pembimbing lapangan: Ibu Sugih Arti, Amd.Keb

Oleh : Novia Dewi Anggraini

5. Langkah-langkah tindakan dan hasilnya

a. Persiapan alat

- Thermometer axilla digital

- Jam tangan yang ada detikannya

- Buku dokumentasi

R/ tidak terjadi tertinggalnya alat yang dibutuhkan, yang dapat

menghambat jalannya pemeriksaan.

b. Persiapan pasien

- Memberi salam

- Menjekaskan tujuan dilakukannya tindakan

- Memberi tahu prosedur tindakan yang akan dilakukan

R/ mempererat hubungan antara pasien dan perawat.

19

Page 20: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

R/ mengetahui tujuan dari tindakan yang akan dilakukan serta langkah-

langkahnya

c. Langkah-langkah

- Perawat mencuci tangan dan mengeringkan dengan menggunakan

handuk

R/ menghindari terjadinya infeksi silang atau masuknya kuman

penyakit dari perawat ke pasien atau sebaliknya.

- membawa alat – alat ke dekat pasien

R/ mempermudah perawat dalam melakukan tindakan

- membuka pakaian atas pasien

R/ untuk mempermudah perawat dalam memasangkan thermometer

pada ketiak pasien

- menghidupkan thermometer digital

R/ sebelum menggunakan thermometer digital, kita harus

menyalakannya terlebih dahulu

- memeriksa thermometer sehingga bagian reservoir tepat ditengah

ketiak

R/ memastikan bahwa reservoir tepat pada ketiak sehingga hasil yang

diperoleh akurat

- tidak memasang thermometer pada:

ketiak yang baru dikompres

ketiak yang luka

R/ dapat mempengaruhi suhu

- menyilangkan lengan pasien di atas perut

R/ thermometer tidak jatuh dan hasil yang diperoleh akurat

- Sambil menunggu thermometer berbunyi, kita melakukan

penghitungan pernafasan

R/ efisiensi waktu

- menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama

satu menit

R/ memudahkan perawat dalam menghitung respirasi

- pasien tidak diajak bicara

R/ agar hasil yang diperoleh akurat dan tepat

- mengangkat thermometer setelah thermometer berbunyi

20

Page 21: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

R/ jika thermometer berbunyi, maka suhu menunjukkan skala yang

tepat

- membaca hasil dengan teliti dan tepat

R/ menghindari terjadinya kekeliruan data

- menginformasikan hasil pada pasien

R/ pasien mengerti tentang kondisi tubuhnya

- menempatkan thermometer pada tempatnya

R/ agar thermometer tidak jatuh ataupun rusak

- membereskan alat

R/ agar ruang pemeriksaan tetap terlihat rapi

- merapikan pasien

R/ agar pasien terlihat rapi seperti semula

- perawat mencuci tangan

R/ menghindari terjadinya infeksi silang atau masuknya

mikroorganisme ke tubuh perawat serta menghindari terjadinya

penularan penyakit

- mencatat hasil pada buku catatan

R/ sebagai dokumentasi dan data penunjang untuk menentukan terapi

yang akan diberikan

6. Terapi

- Cotrym syrup 2 x 1 sdt sehari

R/ mengobati infeksi saluran nafas

- Pamol, CTM, Gliseril Gualacolat, B kompleks diberikan 3x1 hari

R/ Pamol untuk penurun panas, CTM untuk mengobati alergi, Gliseril

Gualacolat untuk meringankan batuk dan pilek

7. Hasil Tindakan

Temperatur tubuh = 36,2ºC

Respiratory Rate=36x/mnt

8. KIE

- Menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan kompres air hangat jika

pasien demam

- Menganjurkan keluarga agar pasien diberikan pakaian yang tipis dan

mudah menyerap keringat jika pasien demam

21

Page 22: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

- Menganjurkan keluarga untuk membersihkan hidung pasien dengan

menggunakan sapu tangan bersih jika hidungnya kotor

- Menganjurkan pada keluarga agar pasien istirahat yang cukup

- Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien minum obat secara

teratur

- Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien makan secara teratur

- Menganjurkan pada keluarga untuk membawa pasien control kembali jika

obat habis dan pasien belum sembuh

22

Page 23: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

BAB IV

PEMBAHASAN

Ada beberapa kesenjangan dari teori dan praktik di lapangan yaitu :

a. Dalam hal persiapan alat yaitu dari teori perbedaannya dengan praktik adalah tidak

adanya bengkok dan tissue yang digunakan untuk membersihkan ketiak pasien.

b. Pada persiapan pasien tidak ada memperkenalkan diri pada pasien. Yang kita lakukan

adalah memastikan bahwa pasien yang kita periksa benar serta meminta persetujuan

pasien atau keluarganya akan dilakukan tindakan pengukuran suhu tubuh dan

pernafasan.

c. Pada tahap langkah – langkah kesenjangan terhadap teori antara lain :

1) Petugas hanya melakukan cuci tangan sekali saja, setiap berganti pasien

petugas tidak melakukan cuci tangan. Hal itu dikarenakan banyaknya pasien

yang menunggu untuk diperiksa. Padahal cuci tangan pada saat sebelum dan

selesai melakukan tindakan memiliki manfaat yang sangat besar, yaitu

menghindari terjadinya infeksi silang dari tenaga medis ke pasien dan

sebaliknya.

2) Termometer yang telah digunakan, tidak direndam dalam air desinfektan, air

sabun dan air bersih. Tetapi langsung digunakan pada pasien yang lain. Hal itu

dikarenakan banyaknya pasien yang menunggu untuk diperiksa. Padahal

perendaman thermometer pada air desinfektan, air sabun dan air bersih

berguna untuk membunuh kuman yang berada pada thermometer serta

menghindari terjadinya penularan penyakit dari pasien satu ke pasien lain.

3) Dalam melakukan pemeriksaan, pasien tidak dalam kadaan tidur terlentang,

melainkan duduk.

4) Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa suhu tubuh pasien dalam batas

normal, tetapi jumlah pernafasan pasien dalam satu menit cenderung lebih

cepat. Hal itu dapat terjadi dikarenakan adanya infeksi pada saluran

pernafasan pasien, sehingga jumlah pernafasan dalam satu menit cenderung

lebih cepat.

23

Page 24: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Pasien yang di periksa adalah An. “R “ usia 1 tahun

b. Diagnosa medis An. “R “ usia 1 tahun dengan batuk pilek.

c. Dalam melakukan tindakan pengukuran tekanan darah tersebut ada beberapa

kesenjangan antara teori yang di dapat dengan kenyataan pada praktik di lapangan.

d. KIE yang dapat diberikan pada pasien adalah menganjurkan pasien untuk

mengompres dengan air hangat dan menggunakan pakaian tipis yang dapat menyerap

keringat jika pasien demam, membersihkan hidung pasien jika kotor dengan

menggunakan sapu tangan bersih serta minum obat yang telah diberikan secara

teratur.

5.2 Saran

a. Lahan praktek

Penulis mengharapkan Puskesmas Kendalsari tetap memberikan pelayanan yang baik

pada masyarakat seperti sekarang ini. Serta dapat meningkatkan pelayanan secara

maksimal dan lebih baik lagi.

b. Masyarakat

Penulis mengharapkan agar masyarakat lebih berperan aktif dalam mencegah

timbulnya suatu penyakit serta memiliki kesadaran yang penuh akan pentingnya

memeriksakan kesehatan secara rutin. Serta segera mendatangi fasilisas kesehatan

bila terdapat keluhan atau gangguan kesehatan.

c. Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mengukur suhu dan menghitung respirasi secara tepat

dan akurat. Serta tetap belajar untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.

d. Institusi

Penulis mengharapkan agar dari pihak institusi tetap memberikan teori secara tepat

dan benar, serta lebih meningkatkan kualitas dari pendidikan terhadap mahasiswa.

24

Page 25: Asuhan kebidanan degan pengukuran RR dan Suhu

DAFTAR PUSTAKA

Check list Akbid Brawijaya Husada, mengukur suhu tubuh ,2011.Check list Akbid Brawijaya Husada, menghitung pernafasan,2011.http://djendohcommunity.blogspot.com/2009/08/pemeriksaan-pernafasan.htmlS/ diakses

tanggal 29 Juli 2011http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/ diakses tanggal 29 Juli

2011http://zianarmie.wordpress.com/2010/10/16/suhu-tubuh/ diakses tanggal 29 Juli 2011Potter, Perry. Ganiswara. 2005. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Famakologi, FKUI

25