pdf geologi dusun degan dan sekitarnya 2c2 2014

14
ABSTRAKSI Secara administrasif daerah tempat penelitian terletak di Dusun Degan Desa Banjararum Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo Propinsi Yogyakarta. Dengan letak daerah yang mempunyai astronomis 07º 43’57.5” LS dan 110º 11’54.4”. Metode penelitian yang dilakukan sebatas pendiskripsian secara megaskopis dengan menerapkan konsep “The Present is The Key To The Past”. Satuan litologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 formasi, susunan stratigrafi dari yang tertua ke termuda adalah sebagai berikut : Formasi Nanggulan (Teon) berupa endapan permukaan. Kemudian Formasi yang berumur Eosen sampai Tengah Oligosen itu terdiri atas batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung dengan kongkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan tuf. Di tempat lain, ditemukan batuan terobosan yaitu Andesit (a) yang berumur Miosen. Andesit ini berkomposisi antara andesit hipersten sampai andesit-augit-hornblenda dan trakiandesit. Dasit memiliki hubungan sejajar dengan Formasi Diorit (dr) dan diterobos oleh Dasit (da). Dan Formasi Kebobutak (Tomk) yang berumur Akhir Oligosen sampai Awal Miosen. Formasi ini terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Selain memiliki hubungan sejajar dengan Formasi Sambipitu dan Formasi Nglanggran , formasi ini juga diduga ditindih secara tidak selaras oleh Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo. Endapan Permukaan yaitu Koluvium (Qc) yang berumur akhir Kuarter yang terdiri dari rombakan tak terpilahkan dari Formasi Kebobutak. Keyword : Kulonprogo, petrologi, degan, formasi nanggulan, formasi kebobutak, koluvium.

Upload: al-do

Post on 17-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

paper geologi

TRANSCRIPT

  • ABSTRAKSI

    Secara administrasif daerah tempat penelitian terletak di Dusun Degan

    Desa Banjararum Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo Propinsi

    Yogyakarta. Dengan letak daerah yang mempunyai astronomis 07 4357.5 LS dan

    110 1154.4. Metode penelitian yang dilakukan sebatas pendiskripsian secara

    megaskopis dengan menerapkan konsep The Present is The Key To The Past.

    Satuan litologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 formasi, susunan stratigrafi dari

    yang tertua ke termuda adalah sebagai berikut : Formasi Nanggulan (Teon) berupa

    endapan permukaan. Kemudian Formasi yang berumur Eosen sampai Tengah

    Oligosen itu terdiri atas batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung

    dengan kongkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan tuf. Di

    tempat lain, ditemukan batuan terobosan yaitu Andesit (a) yang berumur Miosen.

    Andesit ini berkomposisi antara andesit hipersten sampai andesit-augit-hornblenda

    dan trakiandesit. Dasit memiliki hubungan sejajar dengan Formasi Diorit (dr) dan

    diterobos oleh Dasit (da). Dan Formasi Kebobutak (Tomk) yang berumur Akhir

    Oligosen sampai Awal Miosen. Formasi ini terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili,

    aglomerat dan sisipan aliran lava andesit. Selain memiliki hubungan sejajar dengan

    Formasi Sambipitu dan Formasi Nglanggran , formasi ini juga diduga ditindih

    secara tidak selaras oleh Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo. Endapan

    Permukaan yaitu Koluvium (Qc) yang berumur akhir Kuarter yang terdiri dari

    rombakan tak terpilahkan dari Formasi Kebobutak.

    Keyword : Kulonprogo, petrologi, degan, formasi nanggulan, formasi

    kebobutak, koluvium.

  • ABSTRACT

    By administratively research areas included in the hamlet of Degan village

    Banjararum Nanggulan District of Kulon Progo Regency Yogyakarta Province.

    Astronomically 07 43' 57.5" LS and 110 11' 54.4". The research method is limited

    to pendiskripsian megaskopis by applying the concept of "The Present is The Key

    To The Past". Lithologic unit area of study is divided into three formations,

    stratigraphic composition of oldest to youngest are as follows. Formation

    Nanggulan (Teon) in the form of sediment surface. Formation is Middle Eocene to

    the Oligocene sandstones with inserts consist of lignite, sandy marl, mudstone with

    kongkresi limonite, inserts marl and limestone, sandstone and tuff. Elsewhere, it

    was found that the breakthrough rocks Andesite (a) the Miocene. Andesite is

    berkomposisi among andesitic hipersten until andesitic-augite-hornblende and

    trakiandesit. Dacite have a parallel relationship with Formation Diorite (dr) and

    intruded by dacite (da). Formation Kebobutak (Tomk) aged Late Oligocene to Early

    Miocene. This formation consists of andesite breccia, tuff, lapilli tuff, agglomerate

    and andesitic lava flows inserts. Besides having a parallel relationship with

    Sambipitu Formation and Formation Nglanggran, this formation is also thought to

    be crushed are not aligned by Jonggrangan Formation and Formation Sentolo.

    Surface sediment is Koluvium (Qc) aged late Quaternary consisting of rombakan

    not terpilahkan of Formation Kebobutak.

    Keyword: Progo, petrology, degan, Nanggulan formations, formations

    kebobutak, koluvium

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kegiatan lapangan mandiri ini adalah salah satu tugas dari kegiatan

    Praktikum Petrologi, kegiatan tersebut dilakukan oleh para Mahasiswa agar dapat

    mengenali geologi dilapanga dan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah

    didapatkannya. Dusun Degan, Desa Banjararum dan sekitarnya Kecamatan

    Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta adalah lokasi yang

    telah diajukan oleh Asisten Dosen. Daerah tersebut secara geologi cukup bervariasi

    untuk mengawali penggalian skil di lapangan, yang dilihat dari morfologi daerah

    dataran landai dan daerah terjal yang dapat diinterpretasikan bahwa litologi

    tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan litologi inilah yang akan dipelajari,

    dipahami dan dicermati oleh para mahasiswa.

    1.2 Maksud Dan Tujuan

    Dalam kegiatan ini bermaksud mempelajari data sekunder, mengambil

    data, mengolah data seperti dektop study, mencari singkapan batuan, dan mengukur

    kedudukan lapisan batuan, mengambil sampel batuan, memotret serta membuta

    sketsa.

    Tujuan dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui macam batuan

    yang tersingkap di lapangan, penyebaran batuan, hubungan batuan dan kedudukan

    batuan.

    1.1 Permasalahan

    Dusun Degan dan sekitarnya secara Geologi Regional Kulon Progo terbagi

    atas empat formasi. Formasi yang tertua adalah Formasi Nanggulan berupa batuan

    sedimen, Formasi OAF berupa produk batuan gunungapi, Formasi Jonggrangan

    berupa batuan sedimen karbonat, dan Alluvial berupa endapan lepas. Sehingga

    mahasiswa harus mampu membedakan batuan dengan mendeskripsi batuan,

    mengetahui hubungan batuan dan kedudukan batuan tersebut.

  • 1.2 Metode Pemetaan

    Metode pemetaan geologi yang digunakan pada daerah ini adalah sebagai

    berikut :

    Desktop Studi dengan mempelajari data-data sekunder, seperti: analisa citra

    landsat, peta topografi, pola aliran, dan mempelajari peta geologi regional.

    Pemetaan Regional : dilakukan secara acak, dimana daerah ditemukan

    singkapan batuan, perbedaan batuan dan struktur geologi. Metode ini dapat

    dilakukan dengan traves jalan dan traves sungai. Traves sungai dilakukan

    untuk mengetahui penyebaran dan hubungan batuan secara vertical.

    Sedangkan traves jalan dilakukan jika tidak bisa dilalui oleh pemeta.

    Metode ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran dan hubungan batuan

    secara horizontal.

    Plotting lokasi yaitu pengambilan titik pengamatan untuk menemukan

    singkapan yang akan dijadikan titik pengamatan. Metode tersebut

    menggunakan peralatan berupa GPS (Global Positioting System).

    Pengukuran kedudukan lapisan batuan, dilakukan apabila terdapat

    kemiringan lapisan batuan dan struktur geologi. Fenomena tersebut ada

    diukur dengan menggunakan kompas geologi.

    Deskripsi singkapan batuan.

    Pengambilan gambar singkapan batuan dilakukan dengan tiga cara yaitu

    secara dekat (close up), medium, dan gambar penuh (full).

    Sketsa singkapan merupakan pengambilan data untuk pendukung data

    pemotretan dan data lapangan yang dilakukan dengan dua cara yaitu : sketsa

    pandangan burung dan pandangan katak.

    Pengambilan sample batuan dengan ukuran segenggam tangan (hand

    spacemen) atau 8x10x3 cm menggunakan palu geologi.

    Penamaan sample.

  • 1.3 Lokasi Daerah dan Pencapaian Daerah

    Secara administratif lokasi daerah penelitian termasuk ke dalam Dusun

    Degan, Desa Banjararum dan sekitarnya, Kec. Nanggulan Kab. Kulon Progo, Prov.

    D. I. Yogyakarta. Secara Peta Geologi Regional daerah penelitian termasuk

    kedalam Lembar Yogyakarta.

    Lokasi pencapaian dapat ditempuh mengggunakan roda empat dan roda

    dua, dengan jarak 25 km dari kampus Sekolah Tinggi Teknologi Nasional dan

    kondisi jalan yang sangat mulus atau rata.

    1.4 Materi yang Diteliti

    Materi yang diteliti merupakan singkapan batuan dan struktur batuan.

    Singkapan batuan berupa batuan insitu yang dapat menggambarkan litologi daerah

    tersebut, sedangkan struktur geologi dapat menggambarkan arah penyebaran,

    hubungan dan kedudukan batuan.

  • HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

    2. 1 Hasil Penelitian

    Pada lokasi pengamatan 15 C2C 001 S744'05.8" dan E11012'11.6"

    ditemukan dua singkapan batuan sedimen yaitu batupasir dan konglomerat

    (endapan kolovium), dengan kedudukan lapisan batuan N350E/'15. Batupasir,

    Mudah diremas, cokelat keabuan, pasir halus, porositas baik, semen silika.

    Konlomerat, Kompak, cokelat keabuan , basal, andesit, gravel sampai dengan

    bongkah, membulat tanggung sampai dengan membulat, matrik pasir, kemas

    terbuka, sorting jelek, porositas baik, semen silika. Batuan ini tersingkap di sungai,

    di bawah pohon bambu, perkebunan warga, morfologi sekitar sungai landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • Selanjutnya menuju retlatif ke arah Utara dengan nama titik lokasi 15 C2C

    002 S744'07.1" dan E11012'06.1" dengan kedudukan lapisan batuan N260 E/14.

    Ditemukan singkapan batupasir dengan ciri-ciri mudah diremas, abu-abu gelap,

    pasir halus s/d halus, porositas buruk, karbonat, fosil molusca dan terdapat konkresi

    limonit. Batuan ini tersingkap di percabangan sungai dengan vegetasi bambu dan

    jati, dekat dengan persawahan warga, morfologi sekiar sungai landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close

  • Kemudian pada titik 15 C2C 003 S744'09.6" dan E11012'01.9 mengarah

    ke Utara dari titik pengamatan sebelumnya ditemukan singkapan batuan sedimen

    berupa batupasir yang bersisipan batubara muda, dengan kedudukan lapisan batuan

    N328 E/'14. Batupasir dengan ciri- ciri mudah diremas, abu abu kecoklatan, pasir

    halus sampai dengan sangat halus, porositas sedang, semen silika, bersisipan

    lempung. Sedangkan Batubara muda dengan ciri- ciri, mudah patah, hitam, kilat

    kusam, hanya sebagai sisipan. Singkapan tersebut tersingkap di sungai Kalisonggo,

    vegetasi pohon bambu dan jati, morfologi sekitar landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • Pada lokasi pengamatan 15 C2C 004 S744'15.5" dan E11011'53.5"

    ditemukan 2 unit singkapan batuan sedimen dan batuan beku. Batuan sedimen

    berupa batupasir dengan ciri- ciri mudah diremas, abu abu kecoklatan, ukuran butir

    pasir halus, porositas baik, semen silika, yang mempunyai kedudukan lapisan

    N337 E/'14. Dan batuan beku berupa basal, kompak, abu abu gelap, tekstur

    afanitik, struktur terkekarkan dan sebagian mengulit bawang. Batuan ini tersingkap

    di sungai Kalisonggo dengan vegetasi pohon bambu di perkebunan warga dengan

    morfologi sekitar sungai cukup landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • Pada lokasi pengamatan 15 C2C 005 S744'13.6" dan E11011'39.9"

    ditemukan singkapan batuan piroklastik berupa breksi vulkanik dengan ciri- ciri

    kompak, abu abu gelap, fragmen andesit s/d basal, ukuran fragmen gravel s/d

    bongkah, bentuk butir menyudut tanggung, matrik pasir berupa tuf, kemas terbuka,

    sorting jelek, porositas baik, semen silika. Batuan ini tersingkap di perkebunan

    tebuh warga dengan morfologi di tekuk lereng.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • Pada lokasi pengamatan 15 C2C 006 S744'11.0" dan E11011'41.7"

    ditemukan singkapan batuan beku berupa basal dengan ciri- ciri kompak, abu abu

    gelap, tekstur afanitik, struktur masif. Batuan ini tersingkap di sungai Kalisonggo

    dengan vegetasi semak belukar, perkebunan tebuh warga, morfologi sekitar relatif

    landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • Pada lokasi pengamatan 15 C2C 007 S743'57.5" dan E11011'54.4"

    ditemukan singkapan batuan sedimen berupa batupasir kuarsa dengan ciri- ciri

    mudah diremas, cokelat kekuningan, komposisi mineral kuarsa, ukuran butir pasir

    sedang sampai dengan kasar, bentuk butir membulat tanggung, porositas baik,

    semen silika. Batuan ini tersingkap di dekat sungai, persawahan warga,

    pemukiman, morfologi relatif landai.

    Gambar Foto zoom out, medium, close up

  • PEMBAHASAN DAN DISKUSI

    Secara umum batuan yang ditemukan antara lain : kolovial, batupasir sisipan

    fosil moluska dan kongkresi limonit, batupasir sisipan serpih, batupasir sisipan

    batubara, batupasir kuarsa, basal dan breksi gunungapi. Semua batuan tersebut

    dikelompokan menjadi endapan sedimen, batuan sedimen dan batuan gunungapi.

    Endapan sedimen yang ditemukan berupa kolovial, sedangkan kelompok

    batuan sedimen yang ditemukan berupa batupasir sisipan fosil moluska, kongkresi

    limonit, batupasir sisipan serpih, batupasir sisipan batubara, dan batupasir kuarsa.

    Serta batuan gunungapi yang diperoleh berupa breksi gunungapi dan basal.

    Secara geokronologi batupasir kuarsa diendapkan terlebih dahulu kemudian

    disusul oleh batupasir. Sedimentasi masih dilanjutkan oleh batupasir besisipan

    batubara muda, setelah itu ditutupi oleh pengendapan baru berupa batupasir yang

    bersisipan serpih dengan dijumpai fosil dan kongkresi limonit, kemudian terdapat

    sedimentasi lagi berupa batupasir bersisipan serpih. Batuan tersebut diendapakan

    secara menerus pada lingkungan lagoon (delta).

    Setelah itu diteruskan oleh proses erosional tanpa adanya sedimentasi lagi,

    barulah terbentuk lava bsal dan breksi gunungapi yang berhubungan saling menjari.

    Kemudian tidak adanya proses pengendapan lagi sehingga hanya ada proses

    erosional, barulah terbentuk endapan kolovial yang menutupi secara tidak selaras

    oleh lava basalt dan breksi gunungapi.

    Gambar Profil Lintasan Geologi

  • KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan kajian hasil analisis penelitian dan dipadukan dengan data

    sekunder, Formasi Nanggulan terbentuk pada Awal Eosen sampai dengan Tengah

    Oligosen yang diendapkan pada lingkungan lagoon (delta).

    Kemudian OAF menutupi secara tidak selaras yang berumur pada Akhir

    Oligosen sampai dengan Miosen. Setelah itu ditutupi oleh endapan Kuarter dengan

    secara tidak selaras.

    Sehingga daerah tersebut mengalami pengaruh tektonik sebanyak 2 kali.

    Tetktonik pertama dicirikan oleh adanya ketidak selarasan antara Formasi

    Nanggulan dengan OAF dan adanya aktifitas tektonik yang mengakibatkan

    keluarnya lava basalt. Tetktonik kedua dicirikan oleh ketidak selarasan antara OAF

    dengan endapan Kuarter.

    Saran

    Saran untuk para Ahli Geologi agar dapat memetakan kembali secara rinci

    dan akurat, agar penarikan batas geologi tidak melenceng jauh. Dan mengkaji ulang

    berdasarkan atas hukum- hukum yang ada.