askep stenosis pilorus

18
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFI NI SI Stenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lubang tepat makanan keluar menuju ke usus haluas. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil isi lubang yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut  b ia sa ny a mu nc u l pa d a us ia 2- 6 mi ng g u se la in mu nt ah he b at da n me ny em p ro t,  b ay i ju g a te ru s me ne ru s me ra sa la pa r, bu an g ai r be sa r ti da k te ra tu r se rt a gelisah. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti diagnosisnya stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan daerah yang menyempit. 2. EPIDEMIOLOGI/INSDIEN KASUS Stenosis pilorik terjadi pada usia < 2 tahun dan tampil dengan muntah- muntah refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki  p er ta ma , da n b is a te rd ap a t ga ng gu an el ek tr ol it be ra t te rg an tu ng pa da durasinya. 3. PENYEBAB/ETIOLOGI Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu dengan gejala muntah yang  p ro ye kt il (m enyemp ro t) be berap a sa a t se te la h mi n um su su ya ng d im un ta hk an susu saja : bayi tampak selalu haus dan berat badannya sukar bertambah. 4. FAKTOR PREDISPOSISI Hal ini diyakini bahwa bayi yang mengembangkan kondisi tidak dilahirkan dengan pyloric stenosis tetapi bahwa bahan progresif dari lubang antara perut 1

Upload: gede-juanamasta

Post on 31-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan stenosis pilorus

TRANSCRIPT

Page 1: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 1/18

A.KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISIStenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lubang tepat

makanan keluar menuju ke usus haluas. Akibat penyempitan tersebut, hanya

sejumlah kecil i si lubang yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan

dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut

 biasanya muncul pada us ia 2-6 minggu se lain muntah hebat dan menyemprot,

 bayi juga terus menerus merasa lapa r, buang ai r besar tidak te ra tur serta

gelisah. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti

diagnosisnya stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan

daerah yang menyempit.

2. EPIDEMIOLOGI/INSDIEN KASUS

Stenosis pilorik terjadi pada usia < 2 tahun dan tampil dengan muntah-

muntah refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki

 per tama, dan bisa terdapat gangguan elek trol it be rat te rgantung pada

durasinya.

3. PENYEBAB/ETIOLOGI

Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru

diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu dengan gejala muntah yang

 proyekt il (menyemprot) beberapa saat setelah minum susu yang dimuntahkan

susu saja : bayi tampak selalu haus dan berat badannya sukar bertambah.

4. FAKTOR PREDISPOSISI

Hal ini diyakini bahwa bayi yang mengembangkan kondisi tidak dilahirkan

dengan pyloric stenosis tetapi bahwa bahan progresif dari lubang antara perut

1

Page 2: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 2/18

dan usus yang ter jadi setelah lahir yang terpengaruh pada bayi mulai

menunjukan gejala akibat lubang antara perut dengan usus sangat thickened

 bahwa perut tidak dapat lagi kososng benar.

Hal ini tidak diketahui apa yang menyebabkan bahan dari otot dari lubang

antara perut dan usus-usus ia mungkin merupakan kombinasi dari beberapa

faktor. Beberapa peneliti percaya bahwa ibu hormon yang dapat menyebabkan

kontribusi. Lain percaya bahwa bahan dari otot perut adalah tanggapan dari

 beberapa jenis reaksi al ergi pada tubuh.

Beberapa ilmuwan percaya bahwa bayi dengan pyloris stenosis receptors

kekurangan dalam pyloric otot mendeteksi berhubungan dengan sendawa

oksida, sebuh kimia di dalam tubuh yang memberitahu bahwa lubang antara

 perut dengan usu otot untuk bersantai. Akibatnya otot da lam keadaan kontras i

hampir terus, yang menyebabkan ia menjadi lebih besar dan lebih kental

waktu. Mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk bahan ini terjadi,

yang pyloric mengapa stenosis bayi biasanya muncul dalam beberapa minggu

setelah lahir.

5. PATOGENESIS

Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-

obatan lain yang merusak lambung mengubah permeabilitas sawar epitel,

memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan

(mukosa) dan khususnya pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan pengeluaran

histamin, histamine akan merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin

dari pepsinogen. Histamine ini akan mengakibatkan juga peningkatan

vasodilatasi kapilem sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap

 protein , ak ibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjad i adema.

Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinerik dan syaraf simpatik.

Perangsang terhadap koligenerik akan berakibat terjadinya peningtkatan

motilitas sehingga menimbulkan rasa nyeri, sedangkan rangsangan terhadap

2

Page 3: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 3/18

syaraf simpatik dan mengakibatkan reflek spasmeesohageal sehingga timbul

reguritasi aqsam Hal yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa

seperti terbakasar yang mengandung diagnesa (keperawatan I). selain itu

rasangan terhadap syaraf sympatik juga dapat mengakibatkan terjadinya

 pilorospasme yang berlanju t menjadi pi lo tenosis yang berakibat lanjut

makanann dari lambung tidak bisa masuk ke saluran berikutnya oleh karena

itu pada penderita ulkus peptikum setekah makan mengakami mual, kembung

dan kadang vomius. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi bisa terjadi sebagai

manifestasi dari gejala-gejala tersebut.

Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang

 berasal dari peps inogen yang menyebabkan degrasi mucus yang merupakan

salahs atu factor lambung. Oleh karena itulah terjadi penurunan fungsi sawar 

sehingga mengakibatkan penghancuran kapiler dan vena kecil. Biola hal ini

terus berlanjut akan dapat memunculkan komplikasi berupa pendarahan

Pendarahan ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat, namun yang

sering adalah dinding bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan

arterigastroduodenalis atau arteri prokreatikuduodenalis kehilangan darah

ringan dan kronik dapat mengakibatkan anemi defisiensi. Disamping itu

 perdarahan juga dapat memunculkan geja la hemateneses dan melena pada

 penadarahan akut ak ibat ulkus peptikum dapat mengakiba tkan te rjadinya

kekuarangan volume cairan (MK III)

Proses ulkus peptikum yang terus berlanjut, selain berakibat pendarahan

dapat pula berakibat terjadinya performasi yang berlanjut dapat menembus

oragan sekitarnya , t ermasuk per itoneum bila u lkus t emlah sampai

diper ir terium dapat ter jadi per iori tasi akibat inasi kuman. Obstruksi

merupakan salah satu komplikasi dariulkus peptikum. Obstruksi biasanya

dijumpai di daerah yang disebabkan peradangan, edema, adanya pilorusplasme

dan jaringan parut yang pada proses penyembuhan ulkus. Akibat adanya

obsturksi bisa timbul gejala anokreksia, mual, kembung dan vomitus setelah

makan.

3

Page 4: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 4/18

6. GEJALA KLINIS

Gejala Pyloric stenosis biasanya mulai sekitar usia 3 bulan. Mareka adalah :

• Muntah gejala pertama dari pyloric stenosis biasanya muntah-muntah.

Pada awalnya mungkin tampaknya bahwa bayi cukup sering peludahan

atas. Tapi kemudian cenderung untuk kemajuan peluru untah, dimana

air susu ibu atau formula adalah ejectedforcefully dari mulut, dalam

sebuah arc, kadang-kadang lebih dari jarak beberapa kaki peluru

muntah biasanya terjadi segera setelah akhir makan, meskipun dalam

 beberapa kasus mungkin akan tertunda ber jam- jam. Jarang, yang

mungkin berisi muntah darah.

Dalam beberapa kasus, vomited susu mei baru cuedled karena telah

dicampur dengan asam lambung. Muntah yang tidak bisa akan berisi

empedu, cairan yang kehijau-hijauan dari hati yang Mixes dicerna

dengan makanan setelah meninggalkan perut.

Walaupun muntah bayi dengan pyloric stenosis biasanya lapar kembali

segera setelah muntah dan akan makan. Gejala yang pyloric stenosis

dapat menipu karena meskipun bayi Mei tampak tidak nyaman, dia

mungkin t idak akan muncul dalam besar atau sakit pada awalnya

kelihatan sangat sakit.• Perubahan stools – Bayi dengan pyloric stenosis biasanya memiliki

lebih sedikit, lebih kecil stools karena sedikit atau tidak ada makanan

yang dapat mencapai intestines. Sembelit atau stools lendir yang ada

didalamnya juga dapat gejala.

• Kegagalan untuk mendapatkan berat dan kekelesaan – sebagian besar 

 bayi dengan py loric stenosis akan gagal untuk mendapatkan erat at au

akan kehilangan berat.

7. PEMERIKSAAN FISIK 

Pemeriksaan fisik dan laboratorium. Nilai status hidrasis. Cari sumber 

infeksi . Pemer iksaan abdomen dan rektum untuk obs truksi atau anus

4

Page 5: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 5/18

imperforata. Pemeriksaan radiologi sesuai indikasi. Jika anak berusia kurang

dari 2 bulan, pertimbangkan ultrasonografi untuk stenosis pilorik 

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG

1. Labotarium

Yang perlu di periksa (konsultasikan kepada dokter Anda)

a. Darah perifer lengkap

 b. Urina lis (pro tein , darah, bi li rubin, leokusit , biakan ur in)

c. Elektrolit darah (Na, K, Ca, Mg, Cl, P)

d. Kadar ureum dan kreatinin darah

e. Analisis gas darah dan asam basa

f. Pemeriksaan fungsi hati

g. Kadar gula

2. Ultrasonografi Abdomen (USG Perut), untuk melihat target sign atau donut

sign pada kasus stenosis pilorik hipertrofik, intusefsi (“usus makan usus”)

untuk menilai hati saluran empedu, ginjal, dan kandung kemih.

3. Foto polos abdomen, untuk menilai distribusi udara di dalam usus, untuk 

melihat gambar air fluid level.

4. Endoskopi (gastrudodenoskopi). Bila dicurigai esoffagistis.

9. THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN

Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya, jangan berikan

obat antimuntah karena obat tersebut menyembuhkan penyebab muntahnya,

malahan dapat menyesatkan bila ternyata anak tengah menderita suatu

kelainan saluran pencernaan yang memerlukan upaya bedah selain itu obat

anti muntah juga menimbulkan efek samping.

5

Page 6: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 6/18

10.PENATALAKSANAAN

1. Menjaga/mengembalikan kesimbangan cairan dan lektrolit.

2. Diberi obat muntah (sesuai petunjuk dokter), misal :

a. Domperidon (0,2-0,4) mg/kg berat badan tiap 4-8 jam).

 b. Metotkkloparamid.

c. Cisapride

3. Bila terdapat esofagitis, berikanlah antagonis H2

Misalnya : ianitidin (2-3 mg/kg berat badan/kali, 2x sehari)

6

Page 7: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 7/18

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

STENOSIS PILORUS

I. PENGKAJIAN

Identitas

Pasien : : Penanggung :

 Nama : Umur :Umur : Pendidikan :

Pendidikan : Jenis kelamin :

Jenis kelamin : Pekerjaan :Pekerjaan : Alamat :

Alamat : Lama Bekerja :Lama Bekerja : Status Perkawinan :

Status Perkawinan : Tanggal Pengakajian :Tanggal Pengakajian : Agama :

Agama : Sumber Informasi :

Sumber Informasi : Umur :

Riwayat Penyakit

Muntah pada bayi

Bayi sehat aktif, yang minumnya normal, sewaktu waktu bisa saja secara

spontan mengeluarkan sedikit susu yang diminumnya. Hal ini biasanya disebut

 gumoh , namun. Bila muntahnya banyak ini bisa disebabkan oleh reflux.

Sedangkan bayi berusia kurang dari 2 bulan yang tampak sakit muntah setiap

kali minum, ada kemungkinan mengalami stenosis pilorus. Tetapi bila muntah

yang tidak ada kaitannya dengan minum susu dan muntahnya berwarna hijau,

 per lu dipikirkan kemungkina adanya sumbatan pada usus . Bi la bayi demam

dan muntah-muntah disertai dengan batuk, itu hbisa saja krena bronkiolitis

atau bahkan pertusis. Sedangkan bila anak muntah disertai dengan diare,

itulah yang biasanya sebagai gastroenteritis.

7

Page 8: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 8/18

Bila muntah disertai demam pada bayi berusia lebihd ari 2 bulan, harus

diperhatikan kesadarannya. Bila terjadi penurunan, kesadaran disertai dengan

kuduk kaku, kita harus mencurigai kemungkinan menigitis. Bila bayi tidak 

mengalami demam dan muntahnya kehijauan, pikirkan kemungkinan adanya

sumbatan pada usus.

Muntah Pada Anak 

Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bila muntah berwarna kehijauan

selalu pikirkan kemungkinan adanya sumbatan pada usus. Bila muntah tidak 

kehijauan tetapi disertai dengan sakit perut terus-menerus 9lebih dari 6 jam),

 pikirkan kemungkinan apendendis tis atau radang usus buntu

Bila anak mengalami penurunan kesaran dan mempunyai riwayat trauma

kepala, maka kita harus memikirkan kemungkinan penyebabnya adalah trauma

kepala, namun bila tidak ada riwayat trauma kepala namun anak mengeluh

sakit kepala hebat, kuduk kaku, ada bintik bintik merah tidak ada hilang bila

ditekan, pikirkan kemungkinan meningitis.

Pada anak yang sudah agak besar bila selain muntah tinjanya berwarna

 pucat (seper ti dempul) apalagi bi la diiku ti dengan kuning (jaundice) maka

kemungkinan besar penyebabnya adalah hepatitis. Anak juga bisa muntah

akibat terlalu girang (exited) atau akibat berkendaraan (motion sickness). Di

lain pihak bila anak menunjukan dua atau lebih gejala berikut yaitu demam,

sakit saat berkemih, sakit perut, mengompol, pikirkan kemungkinan infeksi

saluran kemih.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan nutrisi : Kurang dari kebu tuhan tubuh yang b.d muntah

 proyekti f yang sering

8

Page 9: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 9/18

2) Kekurangan cairan yang b.d dih idrasi atau syok (atau keduanya).

3) Nyeri yang berhubungan dengan insisi bedah

4) Risiko infeksi yang berhubungan dengan pembedahan

5) Ansietas (orang tua) yang b.d kurang pengetahuan tentang

 penyakit , pemeriksaan diagno tic dan terapi .

6) Defisit Pengetahuan yang berhubungan denhgan perawatan di

rumah

III. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN

1. Dx 1

Tujuan :

 Nu tris i pasien dapa t terpenuhi

Kriteria hasil :

Bayi akan mempertahankan status nutrisi yang adekuat, ditandai oleh bayi

dapat menerima makanan dan muntah berkurang

Intervensi dan Rasional :

1) Beri bayi makanan dalam porsi tegak, sendakan setiap kali

menelan sebanyak 15-30 ml ciran makann. Ciptakan suasana lingkungan

yang tenang dan nyamanan. Sebelum pembedahan bayi harus

dipuasakan selama 3-4 jam bergantung pada usia bayi dan program

dokter.

2) Tawarkan porsi makanan dalam jumlah sedikit dengan

frekuensi yang sering set iap 1-2 jam. Beri lagi setelah set iap kali

muntah.

3) Tawarkan makanan oral berupa larutan elektrolit (misalnya,

Pedialtyte atau Ricelyte) selama pemeriksaan diagnostic.

9

Page 10: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 10/18

4) Kaji bayi untuk mendeteksi tana perburuan dehidrasi,

termasuk penurunan keluaran urine, kulit kering, turgor kulit buruk, dan

fontanel serta mata melesak ke dalam Laporankan tanda ini dengan

segera.

5) Atur posisi bayi supaya tegak setiap kali selesai pemberian

makanan.

Rasional

1) Memberikan makanan dan menyendawakan bayi dengan cara ini ,

mencegah aerofagia, dan memastikan bayi menerima makanan dalam

 jumlah yang opt imal

2) Pemberian makanan porsi sedikit dengan f rekuensi yang ser ing

mengurangi volume cairan total do dalam lambung untuk sekali waktu,

yang dapat mengurangi resiko muntah, dan memberikan hidrasi yang

optimal, sampai dimulainya terapi intravena

3) Larutkan elektrolit menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah

 berulang

4) Dokter dapat memprogramkan pemberian cai ran int ravena, untuk 

menggantikan cairan dan mencegah syok.

5) Posisi tegak membantu mencegah aspirasi.

Orang tua akan mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai oleh

ungkapan pemahaman tentang gangguan tersebut dan kebutuhna tentang uji

diagnostic dan terapi.

2.Dx 2

Tujuan :

Cairan dan elektrolit pasien seimbang

Kriteria hasil :

10

Page 11: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 11/18

Bayi akan mempertahankan kesimbangan ciran dan lektrolit yang

normal yang dibuktikan oleh keluaran urine normal (11 sampai 18

ml/jam untuk seseorang neonates 17-25 ml/jam untuk seorang bayi yang

 berusia lebih tua) , waktu pengisian kembal i kapi ler 3-5 de tik, turgor 

kulit baik dan kadar kalium serta tanda-tanda vital sesuai dengan usia

Intervensi

1) Rehidrasi ayi sesuai indikasi dengan larutan elekt roli t eoral atau

cairan intervena.

2) Pantau has il uji laborator ium untuk hitung darah lengkap, berat

 jenis , dan elekt ro li t, nitrogen urea darah, dan kadar gas darah ar teri .

3) Pantau bayi setiap 2-4 jam untuk deteksi tanda-tanda syok  

termasuk peningkatan frekuensi napas dan jantung, penurunan tekanan

darah, dan pucat

4) Kaj i kuli t bayi untuk de teks i t anda-tanda dehidrasi, te rmasuk 

kulit keabu-abuan, kekeringan. Targor kulit buruk, dan fontanel cekung

5) Timbang berat badan bayi se tiap har i dan pantau asupan serta

haluaran ciaran setiap jam termasuk jumlah asupan melalui intervena

dan oral, muntah drainase, nasogastrik, urine, dan feses. Pastikan

menimbang popok.

Rasional

1) Larutan elektrolit per o ral dan c iaran intervena menggantikan

cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan dehidrasi.

2) Dinidasi menyebabkan peningkatan nilai hemoglobin dan

hematokrit. Muntah menyebabkan Penurunan kadar kalium dan natrium,

 peningkatan berat jenis, peningkatan pa rsial kadar karbondioks ida

arteri, dan penurunan pH.

3) Pemantauan yang sering memungkin deteksi din i dan te rapi syo,

yang dapat terjadi akibat muntah dan hipervolimea pascaoperasi.

11

Page 12: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 12/18

Terapi dapat mencakup pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan

kalium) atau plasma volume expander (ambumin)

4) Tanda ini mengidentifikasikan perlunya peningkatan asupan

cairan

5) Menimbang bera t badan se tiap hari serta pemantauan asupan dan

haluran yang sering memastikan pengkajian kontinu status cairan bayi.

3.Dx 3

Tujuan :

 Nyeri kl ien tera tasi

Kriteria hasil :

 Nyer i pada bayi akan berkurang ditandai dengan tang is bayi berkurang

dan bayi tidak rewel

Intervensi dan rasional :

1) Beri obat analgesik secara teratur selama 24 jam pertama setelah

 pembedahan. Cata t tentang keefekti fan obat.

2) Ubah posisi bayi (dari posisi miring ke tengkurapan) setiap 2 jam.

Jika memungkinkan

3) Per lihatkan kepada orang tua teknik menggendong yang benar ,

anjurkan mereka untuk menggendong dan memeluk bayi

4) Pantau bayi untuk distensi abdomen, gelombang peristaltik, tidak 

adanya atau penurunan bising usus, dan tanda-tanda obstruksi

(misalnya, muntah bil lier) set iap 4 jam. Laporkan kelainan ini

dengan segera.

Rasional

1) Bayi biasanya menerima obat analgesik setelah pembedahan untuk 

meredakan nyeri . Mencatat keefektifan obat bantu menentukan

tingkat kenyamanan bayi.

2) Mengganti pos is i meningkatkan mobil itas , rasa nyaman, dan

relaksasi otot, serta mengurangi rasa tegang akibat insisi.

12

Page 13: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 13/18

3) Dengan memperlihatkan teknik yang benar memastikan bahwa orang

tua t idak akan menyebabkan bayi merasa tidak mnyaman.

Menggendong meningkatkan ikatan, menigkatkan rasa aman bayi,

cinta, dan dukungan

4) Kelainan yang demikian adalah tan-tanda komplikasi pasca operasi,

misalnya obstruksi usus atau i leus parali tikus dan kondisi ini

membutuhkan terapi yang tepat.

4. Dx 4

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi pada luka post pembedahan pada bayi

Kriteria hasil  :

Infeksi bedah bayi akan tetap bebas dari infeksi setelah perbedaan yang

di tandai oleh pembengkakan dan kemerahan di sekitar tempat insisi

 berkurang dan tiadak berbagi bukuserta tidak mengeluarkan rabas yang

 purulen.

Intervensi

1) Pantau balutan inisis untuk deteksi tanda-tanda infeksi (eritema,

rabas purulen, edema, peningkatan nyeri tekan, luka yang membuka,

 peningka tan suhu in ti) se tiap 2 jam. Beri obat an tibiot ik , sesuai

 program

2) Gunakan teknik steri l ketika bersentuhan dengan tempat insisi,

sampai area tersebut benar-benar pulih, cuci tangan sebelum

 bersentuhan dengan kuli t, pe rtahankan, ba lu tan ster il dan bers ihkan

luka secara meyeluruh.

Rasional

1) Pemantauan yang sering memungkinkan deteksi dini dan terapi yang

tepat untuk mengatasi infeksi

2) Teknik steril membantu mencegah infeksi bakteri

13

Page 14: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 14/18

5. Dx 5

Tujuan:

Orang tua memahami penyakit bayinya, ansietas berkurang.

Intervensi

1) Jelaskan kepada orang tua anatomi dan proses pengeluaran

makanan melalui traktus gastrointestinal atas normal. Gunakan alat

 bantu vi sual jika te rsedia .

2) Ber ikan orang tua uji diagnostik yang diprogramkan

3) Ajarkan orang tua tentang setiap uji d iagnostik (rangkaian

 pemeriksaan sa luran cerna atas USG, dan pemeriksaan laborator ium)

 juga tentang pers iapan uj i, bebe rapa lama uj i akan berlangsung dan

 perawatan paska uji)

4) Berikan orang tua informasi tentang peristiwa pra dan

 pascabedah. Je laskan juga pe rincian tentang menahan pember ian

makanan per oral, pemeriksaan laboratorium, sinar – X, pengobatan

nyeri rencana pemberian makanan, cara menggendong bayi dan intubasi

nasogastrik.

5) Anjurkan orang tua untuk menulis setiap per tanyaan yang muncul

dengan perawatan bayi, jawaban pernyataan mereka dengan sederhana

dan jujur.

Rasional

1) Dengan memahami system saluran cerna dapat membatu orang

tua memahami dengan lebih baik gangguan menjalani pemeriksaan dan

terapi

2) Memiliki jadwal pemeriksaan d iagnos tu ik membantu orang tua

mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi

3) Mengetahu i informasi ini membantu mengurang i rasa cemas

orang tua dan meningkatkan kerja sama, dukungan, dan keterlibatan

mereka dalam pemeriksaan diagnostic serta perawatan paska uji.

14

Page 15: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 15/18

4) Mengetahui apa yang akan t er jadi membantu mengurangi rasa

cemas dan takut orang tua, serta meningkatkan keterlibatan mereka

dalam perawatan bayi

5) Menganju rkan orang tua un tuk menuliskan pertanyaan yang

menyenangkan dan mengurangi kecemasan.

6. Dx 6

Tujuan :

Orang tua bisa melakukan perawatan pada bayi d irumah.

Kriteria hasil:

Orang tua akan mengungkapkan pemahaman tentang inst ruksi

 perawatan di rumah

Intervensi

1) Ajarkan orang tua tentang pemberian makan pada bayi : jelaskan

 juga tentang formula yang digunakan, metode pers iapan, volume

makanan, dan teknik pemberian makan.

2) Ajarkan orang tua cara merawat luka bedah : jelaskan perincian

tentang menggantu balutan, teknik membersihkan dan tanda-tanda

infeksi.

3) Ajarkan orang tua tujuan dan penggunaan obat-obatan (misalnya,

klorida betanekol [dovoid]) : mencakup perincian cara pemberian,

dosis, dan reaksi efek samping yang potensial.

Rasional

1) Teknik yang demikian dapat membantu orang tua mematuhi

 penata laksanaan pember ian makan, dan memast ikan bayi menerima

nutrisi yang adekuat.

2) Penyuluhan ini membantu orang tua memberi perawatan yang

adekuat dan mengenali serta melaporkan tanda-tanda infeksi.

15

Page 16: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 16/18

3) Penyuluhan ini meningkatkan kepatuhan terhadap penatalaksanaan

terapi. Mengetahui tanda-tanda eek sampintg yang potensial,d apat

mengarahkan orang tua segera mencari pertolongan medis ketika

membutuhkan.

16

Page 17: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 17/18

IV. EVALUASI

1. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d

muntah proyektif yang sering.

Bayi dapat menerima makanan dan muntah berkurang

2. Bayi dapat berkurang cairan yang b.d dehidrasi atau syok (atau

keduanya)

Mempertahankan kesimbangan caiaran dan elektrolit yang normal

3. Nyeri yang berhubungan dengan insisi bedah

 Nyeri pasien dapat diatas i

4. Risiko infeksi yang berhubungan dengan pembedahan

Tidak ada infeksi akibat pembedahan

5. Ansietas (orang tua) yang b.d kurang pengetahuan tentang

penyakit, pemeriksaan diagnostic dan therapy

Orang tua paham tentang penyakit yang d i derita oleh anaknya.

6. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di

rumah

Orang tua paham tentang instruksi perawatan di rumah

17

Page 18: askep Stenosis Pilorus

7/16/2019 askep Stenosis Pilorus

http://slidepdf.com/reader/full/askep-stenosis-pilorus 18/18

DAFTAR PUSTAKA

1.Pusponegoro HD, Etal. (Ed). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.

Edisi I. badan Penerbit IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Jakarta. 2005

: 64-68

2.Smehzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah.

Edisi 8. jakarta : EGC

3.Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 8 Volume 2, EGC, Jakarta.

4.Carpenito, Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC.

Jakarta

5.Price, Syivia Anda Wilson, Lorraine M, 1995, Patofisologi, BukuI, EGC,

Jakarta.

18