askep nutrisi parenteral

41
By Astrid

Upload: wiwik-tresnone-dfadill

Post on 19-Oct-2015

479 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

  • ByAstrid

  • PENGERTIANPemberian nutrisi parenteral : pemberian nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).Dilakukan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteralTerapi intravena memberikan cairan tambahan yang mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh secara terus menerus selama periode tertentu

  • Tujuan 1. Untuk penyembuhan luka, pemeliharaan jaringan, dan pemulihan lebih cepat 2. Pasien yang tidak bisa mengkonsumsi cukup gizi sendiri, atau yang tidak bisa makan sama sekali karena suatu operasi, sakit, atau kecelakaan 3.Pada terapi parenteral jangka pendek, tujuannya untuk menyediakan suplemen gizi yang memadai sampai pasien dapat transisi ke makanan padat. Terapi jangka dengan tujuan menghindari komplikasi potensial.

  • 4. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut.5. Memulihkan keseimbangan asam-basa.6. Memulihkan volume darah.7. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.

  • Indikasi1. Kehilangan berat dengan atau tanpa asupan kalori yang memadai 10% sampai 20% dibawah berat badan ideal 2. Terdokumentasi asupan kalori yang tidak memadai3. Ketidakmampuan untuk menelan makanan 4. Ketidakmampuan untuk mencerna makana5. Ketidakmampuan untuk menyerap atau memetabolisme makanan 6. Ketidakmampuan untuk mendapatkan jumlah yang cukup dari makanan 7. Pengetahuan defisit 8. Keengganan untuk makan 9. Peningkatan kebutuhan metabolik yang disebabkan oleh proses penyakit atau terapi

  • Hal yang harus di perhatikan

    Pasien yang menerima nutrisi parenteral perlu dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa terapi ini menyediakan jumlah yang cukup cairan, mineral, dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan. Pengujian laboratorium akan berlangsung secara teratur untuk memantau status pasien. Rehabilitasi Pasien yang telah menerima nutrisi parenteral selama lebih dari beberapa hari, dan telah diberi izin untuk mulai makan lagi, harus memperkenalkan makanan secara bertahap. Ini akan memberikan waktu saluran pencernaan mulai berfungsi lagi.

  • Komplikasi Komplikasi ini dapat terjadi dari solusi IV atau dari kateter vena sentral. 1. Ketidakseimbangan Cairan 2. Ketidakseimbangan elektrolit, Natrium dan ketidakseimbangan kalium, Hypercalcemia 3. Infeksi pada tempat kateter vena sentral. Untuk pasien yang menerima terapi jangka panjang, risiko infeksi menyebar ke seluruh tubuh (sepsis) cukup tinggi. Langkah-langkah harus diambil untuk mencegah infeksi di lokasi kateter, Prinsip steril, dan pelaporan segera tanda-tanda kemerahan, bengkak, atau drainase.

  • Jenis-jenis Cairan Intravena

    1. Cairan bisa bersifat isotonis (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air, Ringer laktat / RL, dll)2. Cairan bisa bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)3. Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa 10 % dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)

  • Tempat/ lokasi vena perifer Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena. Vena-vena tersebut diantaranya adalah :1. Metakarpal2. Sefalika3. Basilika4. Sefalika mediana5. Basilika mediana6. Antebrakial mediana

  • Pemilihan Vena

    1. Vena tangan paling sering digunakan untuk terapi IV rutin2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan sebelum keputusan dibuat, sering digunakan untuk terapi rutin3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut kebijakan institusi dan keinginan dokter5. Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan keinginan dokter ; sering dipilih pada bayi6. Insisi : dilakukan oleh dokter untuk terapi panjang7. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka panjang atau infus cairan yang mengiritasi (hipertonik)

  • 8. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau mengukur tekanan vena sentral Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis interna/eksterna, v. sefalika atau v.basilika mediana, v. femoralis, dll.9. Vena jugularis : biasanya dipasang untuk mengukur tekanan vena sentral atau memberikan nutrisi parenteral total (NPT) jika melalui vena kava superior.10. Vena femoralis : biasanya hanya diguakan pada keadaan darurat tetapi dapat digunakan untuk penempatan kateter sentral untuk pemberian NPT.11. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang palastik antara arteri dan vena untuk dialisis ginjal12. Tandur (bovine) : anastomoisis arteri karotid yang berubah sifat dari cow ke sistem vena ; biasanya dilakukan pada lengan atas untuk dialisis ginjal13. Fistula : anastomoisis bedah dari arteri ke vena baik end atau side to side untuk dialisis ginjal14. Jalur umbilikal : rute akses yang biasa pada UPI neonatus

  • Pertimbangan dasar dalam pemilihan sisi (vena)1. Vena Perifer Cocok untuk kebanyakan obat dan cairan isotonik Cocok untuk terapi jangka pendek Biasanya mudah untuk diamankan Tidak cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi Tidak cocok untuk terapi jangka panjang Sukar untuk diamankan pada pasien yang agitasi2. Vena Sentral Cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi atau cairan hipertonik Cocok untuk terapi jangka panjang Obat-obatan harus diencerkan Resiko komplikasi yang berhubungan dengan pemasangan kateter vena sentral, seperti infeksi, hemothoraks, pneumothoraks. Tidak disukai karena bisa terganggu oleh pasien (namun masih mungkin)

  • Faktor yang mempengaruhi pemilihan sisi (vena)1. Umur pasien : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah sangat penting dan mempengaruhi berapa lama IV berakhir.2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pasien harus menerima jenis terapi tertentu atau mengalami beberapa prosedur seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh apapun3. Aktivitas pasien : misalnya gelisah, bergerak, takbergerak, perubahan tingkat kesadaran4. Jenis IV : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan sering memaksa tempat-tempat yang optimum (mis, hiperalimentasi adalah sangat mengiritasi vena-vena perifer)

  • 5. Durasi terapi IV : terapi jangka panjang memerlukan pengukuran untuk memelihara vena; pilih vena yang akurat dan baik, rotasi sisi dengan hati-hati, rotasi sisi pungsi dari distal ke proksimal (mis, mulai di tangan dan pindah ke lengan)6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang ada ,pemilian sisi dan rotasi yang berhati hati menjadi sangat penting ; jika sedikit vena pengganti 7. Terapi Iv sebelumnya :flebitis sebelumnya membuat vena menjadi tidak baik untuk di gunakan ; kometerapi sering membuat vena menjadi buruk (mis,mudah pecah atau sklerosis )8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada pasien dengan kelenjar limfe yang telah di angkat (mis, pasien mastektomi ) tanpa izin dari dokter .9. Sakit sebelumnya :jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien dengan stroke .10. Kesukaan pasien : jika mungkin ,pertimbangkan kesukaan alami pasien untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi .

  • Perhitungan Tetesan Infus

    1. Tetesan Makro : 1cc = 20 tetes Rumus : Kolf x faktor tetesan = x/mnt jam Contoh : 500 x 2o = 833 = 14 tpm 12 jam 60 (mnt)2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes Rumus : Contoh : 500 x 60 = 2500 = 42 tpm 12 jam 60 (mnt)

  • Cara lain :Rumus:Dewasa Tetesan/menit = Jumlah cairan yang masuk Lamanya infus (jam) X 3

    AnakTetesan/menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk lamanya infuse (jam)

  • Kriteria pemilihan pembuluh darah (vena)

    Gunakan cabang vena distal (vena bagian proksimal yang berukuran lebih besar kan bermanfaat untuk keadaan darurat) Pilihan vena : vena metakarpal (memudahkan pergerakan tangan) vena basilika / sefalika- vena fosa antekubital, medianna basilika atau sefalika untuk pemasangan infus yang singkat saja Pada klien dewasa, vena yang terdapat pada ekstremitas bagian bawah hanya digunakan sebagai pilihan terakhir.

  • Pemasangan infusPengertian : Memasukkan cairan/obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus setTujuan :Sebagai tindakan pengobatanMencukupi kebutuhan tubuh akan cairan, elektrolit dan nutrisiIndikasi :Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitPasien yang mengalami gangguan nutrisiPasien dengan terapi tokolisis, sitostatika, pemberian tranfusi darah/ plasma / pre dan post operasi

  • ProsedurPersiapan alat 1. Infus set atau tranfusi set steril (makro, mikro, bloodset) 2. Cairan dan obat obatan sesuai program terapi 3. IV catheter sesuai kebutuhan 4. Baki dengan pengalas / troly 5. Sarung tangan steril 6. Karet pembendung 7. Pengalas 8. Kassa steril ukuran kecil 9. Plester, gunting verband, bengkok,pisau cukur 10. Standar infus, kapas kering, alkohol 70 %

  • 12. Transparan dressing13. Pulpen

    Persiapan pasienJelaskan tujuan dan prosedur tindakanMengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

  • PelaksanaanMencuci tanganMenjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasienLakukan prinsip 10 benar ( benar nama, dosis obat, waktu, cara pemberian, tanggal kedaluwarsa obat / cairan, kejernihan cairan / obatLakukan double cek dengan rekan tentang ketepatan program terapiDekatkan peralatan ke dekat pasienTusukan infus set ke botol cairan dan gantungkan di standar infusIsi camber - bagian buka klem hingga selang terisi dan keluar udaranya

  • 7.sampai mengisi seluruh slang set infus, lakukan klem dan gantungkan pada tiang infus ( pastikan tidak ada udara pada selang infus )8. Memasang perlak (pengalas) dibawah lokasi vena yg akan di tusuk9. Pasang sarung tangan steril, pilih vena dan pastikan vena yang di pilih tidak rusak10. Pasang karet pembendung 10 15 cm di atas vena yang akan di tusuk, anjurkan pasien membuka dan menutup tangan atau tepuk tepuk vena tersebut10. Gunakan sarung tangan11. Lakukan desinfektan dengan alkohol 70 % secara sirkuler / memutar dari arah dalam ke luar

  • 11. Tusukkan jarum dengan bevel jarum mengarah keatas pada vena yang telah di pilih dengan sudut 15 45 derajatCek apakah sudah mengenai vena, dengan ciri darah keluar melalui jarum infus (IV catheter)Bila jarum sudah masuk ke dalam vena, tarik jarumn sampai darah terlihat ke canule, dan masukkan sedikit demi sedikit sampai pangkal kemudian lepaskan manset pembendung14. Tekan ujung canul yang berada dalam vena lepaskan jarum kemudian sambungkan dengan ke infus set15. Alirkan / buka tetesan infus dan tufup daerah tusukan dgn kassa steril kering fiksasi dengan tehnik H atau kupu - kupu / dengan menggunakan transparan dressing

  • 16. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester17. Atur tetesan infus sesuai program terapi18. Perhatikan reaksi dan respon pasien19. Rapikan pasien dan peralatan buka sarung tangan dan cuci tangan20. Dokumentasikan lokasi vena, jenis cairan, obat, jumlah tetesan pada catatan perawatan

    Yang harus di perhatikan saat memasang infus: 1. Pertahankan prinsip steril 2. Lakukan pemasangan pada bagian distal baru ke bagian proksimal

  • Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)

    a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus barub. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksic. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi laind. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukane. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalirf. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolusg. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)

  • Prosedur Perawatan Kateter Infus

    Jelaskan prosedur pada pasienCuci tanganGunakan cara aseptik dalam perawatan kateterGanti balutan tiap 24 - 48 jamGanti set infus maksimal 2 x 24 jamGanti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosisJangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat

  • Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain: Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan faal heparTimbang berat badan pasienPeriksa reduksi urineObservasi jumlah cairan yang masuk dan keluarCairan jangan di gantuk lebih dari 24 jamPemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidratCuci tangan setelah prosedur dilakukan

  • Asuhan keperawatan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh / perubahanPengertian : Keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik Tujuan : Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi. Kriteria : - Berat badan stabil atau meningkat - Porsi makan habis - Nafsu makan meningkat - Hasil laboratorium indicator statys nutrisi dalam rentang normal (Hb, Albumin, Glukosa)

  • Diagnosa Keperawatan1. Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d kelemahan otot menelan dan penurunan kesadaran.Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d. peningkatan metabolisme dan anoreksiaPerubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d gangguan absorpsi nutrient dan hipermetabolikPerubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d anoreksia, gangguan digesti dan absorpsi nutrient

  • Tindakan KeperawatanKaji factor yang menyebabkan anorexia, mual/ muntahKaji dan dokumentasikan derajat kesulitan menelanTimbang BB tiap hariLakukan oral hygieneBerikan makanan selagi hangatBerikan makan porsi kecil tapi seringHindari prosedur invasive sebelum makan Bantu makan sesuai kebutuhan kalori harianMonitor hasil laboratorium khususnya albumin, Hb, glukosa Jelaskan pada klien dan keluarga jenis nutrisi yang sesuai dan pentingnya nutrisi bagi tubuh klien.

  • Kolaborasi : - Pasang NGT sesuai program medis - Berikan makanan per sonde sesuai program - Berikan terapi medikamentosa sesuai program - Berikan nutrisi parenteral atau albumin per Iv sesuai program

  • Tranfusi darahPengertianTransfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien) atau yang membutuhkan darah. Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.Transfusi darah diperlukan saat anda kehilangan banyak darah, misalnya pada :Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar.Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag khronis dan berdarah.Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia hemolitik atau trombositopenia.

  • TUJUAN TRANSFUSI DARAH

    Memelihara dan mempertahankan kesehatan Memelihara keadaan biologis darah atau komponen komponennya agar tetap bermanfaat. Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. Meningkatkan oksigenasi jaringan. Memperbaiki fungsi Hemostatis. Tindakan terapi kasus tertentu.

  • MACAM TRANSFUSI DARAH

    Darah Lengkap/ Whole Blood (WB) Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %. Darah Komponen Sel Darah Merah (SDM) :Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.

  • LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun. TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand

  • KomplikasiReaksi parah terhadap transfusi darah jarang sekaliReaksi imun atau alergi mungkin terjadi.Risiko bertambah untuk infeksi setelah operasi dan jangka waktu rawat inap yang lebih panjangUntuk pasien bedah Reaksi ringan pada kulit atau demam kadang-kadang terjadi (satu atau dua reaksi untuk setiap ratus transfusi)Pasien yang menerima transfusi secara berkala menghadapi risiko lebih besar akan menderita reaksi tersebut.Walaupun diuji semua darah yang disumbangkan, risiko penularan / bahan menular (termasuk virus hepatitis, HIV dan bakteria) tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tidak akan terjadi

  • Reaksi ringan yang kadang terjadi saat transfusi darah seperti :Demam.Gatal dan bintik bintik merah pada kulit.Nafas pendek.Nyeri.Berdebar debar.Menggigil.Tekanan darah menurun.Reaksi transfusi ini memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani.

  • Pemberian transfusi darahLakukan double cek dengan sejawat tentang : kesesuaian golongan darah ( nama pasien , nomor bag, golongan darah, stosel dalam bag )Lakukan pencampuran darah agar homogen dengan cara menggoyang goyangkan bag darah secara hati hati agar darah tidak rusak Jika suhu darah masih dingin hangatkan terlebih dahuluBeri premedikasi sesuai program jika ada indikasiPastikan tetesan sudah lancar, pindahkan infus Nacl 0,9 % ke bag darah ( Seb. Pakai sarung tangan )

  • 6. Atur tetesan darah sesuai dengan program7. Berikan tranfusi darah sampai jumlah yang telah di tentukan8. Lakukan spooling dengan cairan Nacl 0,9 %9. Lakukan pemeriksaan HB post transfusi setelah 6 8 jam pemberian tranfusi10. Cuci tangan, rapikan pasien dan peralAtan11. Lakukan pendokumentasian : waktu pemberian. Jumlah darah, golongan darah, reaksi transfusi, dan respon pasien

  • Hal hal yang harus di perhatikan :Tidak boleh menyuntikkan obat apapun ke dalam selang tranfusiPemberian darah di hentikan bila adanya kemerahan pada kulit, gatal gatal, menggigil, dan panas tinggi ( di atas 38 derajat )Kembalikan darah ke bank darah jika di temukan stolsel , kesalahan nama, nomor tidak cocokJangan menghangatkan darah dalam inkubator / sterilisator

  • *****************************************