askep ibu ester gadar maternitas

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Forceps mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk, tetapi pada dasarnya terdiri dari 2 tangkai forceps yang saling menyilang dan bisa dimasukkan sati persatu kedalam vagina. Tiap tangkai forceps dapat diputar dalam posisi yang sesuai dengan kepala bayi dan kemudian dikunci. Pada dasarnya tiap tangkai forceps mempunyai 4 komponen. Komponen tersebut adalah daun, leher, kunci, dan gagang. Tiap daun mempunyai dua lengkungan, yakni lengkung sefalik (lengkung kepala) dan lengkung pelvik (lengkung panggul). Lengkung kepala sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan jalan lahir. Daun forceps berbentuk oval sampai bulat panjang dan ada beberapa variasi lain yang lebih fleksibel agar dapat memegang kepala bayi dengan lebih kuat. Lengkung kepala harus cukup besar untuk memegang kepala bayi dengan kuat tanpa menimbulkan kompresi, namun tidak terlalu besar agar alat tersebut tidak meleset. Lengkung panggul kurang lebih sesuai dengan sumbu jalan lahir, tetapi diantara berbagai alat forceps harus terdapat variasi yang luas. Daun forceps dihubungkan dengan bagian gagang melalui leher dengan panjang yang mengikuti kebutuhan alat tersebut. Macam persendian atau kunci forceps bervariasi menurut macam alat.

Upload: eka-septian-tanaiyo

Post on 27-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep gadar maternitas untuk semestre 7

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGForceps mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk, tetapi pada dasarnya terdiri dari 2 tangkai forceps yang saling menyilang dan bisa dimasukkan sati persatu kedalam vagina. Tiap tangkai forceps dapat diputar dalam posisi yang sesuai dengan kepala bayi dan kemudian dikunci. Pada dasarnya tiap tangkai forceps mempunyai 4 komponen. Komponen tersebut adalah daun, leher, kunci, dan gagang. Tiap daun mempunyai dua lengkungan, yakni lengkung sefalik (lengkung kepala) dan lengkung pelvik (lengkung panggul). Lengkung kepala sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung panggul sesuai dengan jalan lahir. Daun forceps berbentuk oval sampai bulat panjang dan ada beberapa variasi lain yang lebih fleksibel agar dapat memegang kepala bayi dengan lebih kuat.Lengkung kepala harus cukup besar untuk memegang kepala bayi dengan kuat tanpa menimbulkan kompresi, namun tidak terlalu besar agar alat tersebut tidak meleset. Lengkung panggul kurang lebih sesuai dengan sumbu jalan lahir, tetapi diantara berbagai alat forceps harus terdapat variasi yang luas. Daun forceps dihubungkan dengan bagian gagang melalui leher dengan panjang yang mengikuti kebutuhan alat tersebut. Macam persendian atau kunci forceps bervariasi menurut macam alat.Cara penguncian yang umum terdiri dari sebuah ceruk yang terletak dileher forceps pada sambungannya dengan bagian gagang, dan ceruk ini pas dengan ceruk serupa yang terletak pada leher tangkai forceps lainnya. Bentuk penguncian semacam ini umumnya disebut kunci inggris. Kunci geser digunakan pada beberapa jenis forceps, misalnya forceps Kielland dan forceps Barton, dimana sebuah penampung bentuk U tunggal terpasang ditengah pada leher tangkai forceps kiri untuk menerima leher tangkai forceps kanan. Kunci geser memudahkan leher untuk bergerak maju mundur secara bebas. Bagian-bagian kunci forceps dengan tife yang cukup berbeda, yaitu kunci Perancis, terdiri dari sebuah mata mur baut. Setelah tiap tangkai mata baut dan mata baut dikencangkan untuk mengunci secara kuat kedua tangkai forceps tersebut menjadi satu.

B.TUJUAN 1.Untuk mengetahui pengertian ekstrasi focep 2.Untuk mengetahui klasifikasi ekstraksi forcep 3.Untuk mengetahui tujuan persalinan ekstraksi forcep 4.Untuk mengetahui indikasi dilakukan ekstrasi forcep 5.Untuk mengetahui kontra indikasi dilakukan ekstrasi forcep 6.Untuk mengetahui syarat-syarat dilakukannya tindakan ekstrasi forcep 7.Untuk mengetahui jenis tindakan ekstraksi forcep 8.Untuk mengetahui teknik ekstraksi forcep 9.Untuk mengetahui komplikasi ekstraksi forcep 10.Untukmengetahui diagnose yang mungkinmuncul 11.Untukmengetahuinosdannic

BAB IIPEMBAHASANA.PENGERTIANForceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks, dapat digolongkan sebagai berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada jalan lahir pada saat daun forceps dipasang. Tindakan forceps rendah (forceps pintu bawah panggul) adalah tindakan pemasangan forceps setelah kepala bayi mencapai dasar perineum, sutura sagitalis berada pada diameter anteroposterior dan kepala bayi tampak diintroitus vagina.Tindakan forceps tengah (midforseps) adalah tindakan pemasangan porceps sebelum kriteria untuk porceps rendah dipenuhi, tetapi setelah engagement kepala bayi terjadi. Adanya engagement biasanya dapat dibuktikan secara klinis oleh penurunan bagian terendah kepala sampai atau dibawah spina iskiadika dan pintu atas panggul biasanya lebih besar dari pada ajarak dan pintu atas panggul biasanya lebih besar daripada jarak diameter biparietal dengan bagian kepala bayi yang paling bawah.(Menurut sumber dari buku Obstetri Williams).Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin. Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan. (Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)

B. KLASIFIKASI EKSTRASI FORCEPPada tahun 1988, ACOG mengeluarkan klasifikasi ekstraksi forsep, yaitu : 1. Outlet Forsepa. Skalp terlihat pada introitus tanpa memisahkan labiab. Kepala bayi telah mencapai dasar panggulc. Sutura sagitalis pada posisi anteroposterior atau ubun-ubun kecil kiri/kanan depan atau belakangd. Kepala bayi pada perineume. Rotasi tidak melebihi 45 derajat 2. Low Forsepa. Kepala pada station > +2, namun tidak pada dasar panggulb. Rotasi kurang dari 45 derajat (ubun-ubun kecil kiri/kanan depan atau kiri/kanan belakang atau belakang)c. Rotasi lebih dari 45 derajat 3. Midforsepa. Station diatas +2 namun kepala engaged4. High a. Tidak dimasukkan kedalam klasifikasi

C. TUJUAN PERSALINAN EKSTRAKSI FORCEPMenurut Rustam Mochtar 1998, persalinan dengan ekstraksi forceps bertujuan:1.Traksi yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan2.Koreksi yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanandepan atau sekali-kali.Ubun-ubun melintang kiri dan kanan atau ubun-ubun kiri atau kanan belakang menjadi ubun- ubun depan ( dibawah symphisis pubis)3. Kompresor yaitu untuk menambah moulage kepala

D. INDIKASIIndikasi pertolongan ekstraksi forceps adalah1. Indikasi ibu a. Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik band sudah setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H III- H IV.b. Adanya oedema pada vagina atau vulva. Adanya oedema pada jalan lahir artinya partus sudah berlangsung lama.c. Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.d. Eklamsi yang mengancame. Indikasi pinard, yaitu kepala sudah di H IV, pembukaan cervix lengkap, ketuban sudah pecah atau 2jam mengedan janin belum lahir jugaf. Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, misal Ibu dengan decompensasi kordis , ibu dengan Koch pulmonum berat, ibu dengan anemi berat (Hb 6 gr % atau kurang), pre eklamsi berat, ibu dengan asma broncial. g. Partus tidak maju-majuh. Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga.2.Indikasi janin Gawat janinTanda-tanda gawat janin antara lain :a. Cortonen menjadi cepat takhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur. b. DJJ menjadi lambat bradhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur. c. Adanya mekonium (pada janin letak kepala) Prolapsus funikulli, walaupun keadaan anak masih baik.

E. KONTRA INDIKASIKontra indikasi dari ekstraksi forceps meliputi:1. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit dipegang oleh forceps2. Anencephalus3. Adanya disproporsi cepalo pelvik.4. Kepala masih tinggi5. Pembukaan belum lengkap6. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.7. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih

F. SYARAT DILAKUKAN EKSTRAKSI FORCEPKeputusan untuk melakukan ekstaksi forsep sama pentingnya dibandingkan dengan keputusan untuk seksio sesarea. Terdapat persyaratan minimum untuk ekstraksi forsep, yaitu:1. Kepala janin engaged2. Selaput ketuban telah pecah3. Pembukaan lengkap4. Anak hidup termasuk keadaan gawat janin5. Penurunan H III atau H III- H IV ( puskesmas H IV atau dasar panggul)6. Kontraksi baik7. Ibu tidak gelisah atau kooperatif8. Posisi janin diketahui dengan pasti9.Panggul telah dinilai adekuat10.Terdapat anestesi yang sesuai11. Operator mempunyai ketrampilan dan pengetahuan mengenai peralatan12. Adanya kemauan untuk membatalkan tindakan bila ekstraksi forsep tidak lancar13. Informed consent baik oral meskipun lebih baik tertulis

G. JENIS TINDAKANBerdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan ekstraksi forceps, antara lain:1. Forceps rendahDilakukan setelah kepala bayi mencapai H IV, kepala bayi mendorong perineum, forceps dilakukan dengan ringan disebut outlet forceps.2. Forceps tengahPada kedudukan kepala antara H II atau H III, salah satu bentuk forceps tengah adalah forceps percobaan untuk membuktikan disproporsi panggul dan kepala. Bila aplikasi dan tarikan forceps berat membuktikan terdapat disproporsi kepala panggul . Forceps percobaan dapat diganti dengan ekstraksi vaccum.3. Forceps tinggiDilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, forceps tinggi sudah diganti dengan seksio cesaria.

H. TEKNIK EKSTRAKSI FORCEPPasien diposisikan dalam posisi litotomi dengan tungkai fleksi dan abduksi. Vulva dan perineum diberikan solusi antiseptik yang cukup. Kandung kemih dinilai, bila perlu dikosongkan. Pemeriksaan dalam dilakukan lagi, untuk meyakinkan bahwa semua syarat forsep telah terpenuhi.Tujuan aplikasi forsep adalah untuk mencakup kepala secara simetris. Bilah forsep harus terpasang secara simetris pada sisi kepala bayi dan melewati malar eminensia. Setelah forsep terpasang, harus dilakukan pemeriksaan ulang apakah aplikasi telah tepat sebelum dilakukan traksi atau rotasi. Penilaian untuk aplikasi forsep yang tepat adalah :1. Sutura sagitalis tegak lurus dengan plana forsep2. Ubun-ubun kecil berada satu jari diatas dari plana forsep, dan mempunyai jarak yang sama dari kedua sisi bilah3. Jika bilah yang dipakai merupakan yang fenstrated, fensetrasi hanya satu jari didepan dari kepala bayi

I. KOMPLIKASIKomplikasi atau penyulit ekstraksi forceps adalah sebagai berikut1.Komplikasi langsung akibat aplikasi forceps dibagi menjadi a. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dapat berupa:1) Perdarahan Dapat disebabkan karena atonia uteri, retensio plasenta serta trauma jalan lahir yang meliputiruptura uteri,rupturacervix,robekan forniks, kolpoforeksis, robekan vagina, hematoma luas, robekan perineum. 2) Infeksi Terjadi karena sudah terdapat sebelumnya, aplikasi alat menimbulkan infeksi, plasenta rest atau membran bersifat asing yang dapat memudahkan infeksi dan menyebabkan sub involusi uteri serta saat melakukan pemeriksaan dalam. b. Komplikasi segera pada bayi1) AsfiksiaKarena terlalu lama di dasar panggul sehingga terjadi rangsangan pernafasan menyebabkan aspirasi lendir dan air ketuban. Dan jepitan langsung forceps yang menimbulkan perdarahan intra kranial, edema intra kranial, kerusakan pusat vital di medula oblongata atau trauma langsung jaringan otak. Infeksi oleh karena infeksi pada ibu menjalar ke bayi 3) Trauma Trauma langsung forceps yaitu fraktura tulang kepala dislokasi sutura tulang kepala; kerusakan pusat vital di medula oblongata; trauma langsung pada mata, telinga dan hidung; trauma langsung pada persendian tulang leher; gangguan fleksus brachialis atau paralisis Erb, kerusakan saraf trigeminus dan fasialis serta hematoma pada daerah tertekan.2. Komplikasi kemudian atau terlambata. Komplikasi langsung akibat aplikasi forceps1) Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri sekunder serta jahitan robekan jalan lahir yang terlepas.2) InfeksiPenyebaran infeksi makin luas. 3).Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal,terjadinya fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula utero vaginal.

b. Komplikasi terlambat pada bayi dalam bentuk:1) Trauma ekstraksi forceps dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forceps.2) Infeksi yang berkembang menjadi sepsis yang dapat menyebabkan kematian serta encefalitis sampai meningitis.3) Gangguan susunan saraf pusat 4)Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan gangguan intelektual. 5) Gangguan pendengaran dan keseimbangan.

DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.2. Resiko infeksi3. Kecemasan4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi.

K. NOC DAN NIC

DiagnoseNocNic

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis 2. NOC : Pain Level, pain control, comfort level Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama . Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur

NIC :Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

2. Resiko infeksiNOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal Menunjukkan perilaku hidup sehat Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal

NIC : Pertahankanteknikaseptif Batasipengunjung bila perlu Cucitangansetiapsebelum dan sesudah tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingkatkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik:................................. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k/p Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Monitor adanya luka Dorong masukan cairan Dorong istirahat Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

3. KecemasanNOC : Kontrol kecemasan Koping Setelah dilakukan asuhan selama klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC : Anxiety Reduction (penurunankecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Libatkan keluarga untuk mendampingi klien Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Kelola pemberian obat anti cemas:........

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi.

NOC:Kowlwdge : disease process Kowledge : health BehaviorSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil: Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnyaNIC : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN

Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin. Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.Adapun tujuan persalinan dengan ekstraksi forceps adalah:1. Traksi yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan2. Koreksi yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan depan atau sekali-kali. Ubun-ubun melintang kiri dan kanan atau ubun-ubun kiri atau kanan belakang menjadi ubun- ubun depan ( dibawah symphisis pubis)3. Kompresor yaitu untuk menambah moulage kepala

DAFTAR PUSTAKALong C Barbara, 1996, PerawatanMedika Bedah, YIA PendidikanKeperawatan Pajajaran Bandung, BandungSastrawinata Sullaiman, 1983, ObstetriFisiologi, Offset, BandungSastra, Sulaiman, 1983, ObstetriPatologi, Elemen BanddungJohnson Marion. Maas Maridean. Noorhead Sue. 1997. Nursing OutcomesClassification (NOC). United States of America. EGC.Mc Closkey Joanne C. Bulecheck Gloria M. 1997. Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America. EGC.Santosa Budi. 2005. Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 2006. Jakarta: Prima Medika.

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat-Nya-lah tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan segera. Sangatlah besar harapan saya agar makalah ini dapat di terima dengan baik. Makalah ini di susun berdasarkan apa yang didapatkan dari berbagai sumber-sumber terpercaya dan insya Allah menyajikan hal-hal yang bermanfaat. Begitu banyak realita yang terjadi disekitar kita yang kadang kita lupakan. Tapi bagaimanapun juga itu sudah menjadi hal yang nyata yang memang telah ada baik secara sadar atau tanpa kita sadari. Makalah ini menyajikan bagaimana realita itu terjadi yang berdampak pada diri kita sendiri.

Maka dari itu saya sangat berharap agar makalah ini tidak hanya menjadi sebagai tugas semata, tapi jua dapat memberikan informasi lebih bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Manado, APRIL 2014 KELOMPOK 6

DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Rumusan Masalah 2.1 Tujuan PenulisanBAB II. PEMBAHASAN2.1 Defenisi 2.2 Klasifikasi ekstrasi forcep 2.3 Tujuan Persalinan Ekstraksi Forcep2.4 Indikasi2.5Kontra indikasi2.6 Syarat Dilakukan Ekstraksi Forcep2.7 Jenis Tindakan2.8 Teknik Ekstraksi Forcep 2.9 Komplikasi BAB III. PENUTUP

Mata kuliah : GAWAT DARURAT MATERNITASSemester /kelas : VI/BPERSALINAN FORCEP

KELOMPOK 6 :EKA SEPTIAN TANAIYOFIFI NURHAMIDINARMIN BUAMONAIRA P. PUTRIRIFKA ISMAILPROGRAM STUDI KEPERAWATANSTIKES MUHAMMADIYAH MANADOTAHUN AJARAN 2013-2014