askep gangren

11
1) Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pengumpulan informasi tentang status kesehatan klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup. a) Identitas Umum Meliputi nama pasien, usia (diabetes sering muncul setelah memasuki usia 45 tahun terlebih pada orang dengan overweight), jenis kelamin, suku bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, sumber informasi (orang yang bisa dihubungi), dan cara datang kerumah sakit (jalan kaki, kursi roda, ambulance,brankar) ( Riyadi & Sukarmin, 2008) b) Riwayat Perawatan (1) Alasan MRS/keluhan Utama

Upload: rizky-dwi-wulansari

Post on 06-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: askep Gangren

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pengumpulan informasi tentang status

kesehatan klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial

budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi,

kemampuan fungsi dan gaya hidup.

a) Identitas Umum

Meliputi nama pasien, usia (diabetes sering muncul setelah memasuki

usia 45 tahun terlebih pada orang dengan overweight), jenis kelamin,

suku bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk rumah sakit, sumber

informasi (orang yang bisa dihubungi), dan cara datang kerumah

sakit (jalan kaki, kursi roda, ambulance,brankar) ( Riyadi &

Sukarmin, 2008)

b) Riwayat Perawatan

(1) Alasan MRS/keluhan Utama

Adanya rasa kesemutan pada kaki atau tungkai bawah, rasa raba

yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan

berbau, adanya nyeri pada luka. (Burnner & Suddarth, 2002).

(2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pasien dengan gangren, riwayat penyakit saat ini yang mungkin

Page 2: askep Gangren

timbul meliputi luka yang tidak kunjung sembuh, nyeri dan keluar pus

pada luka (Rendy & Margareth, 2012).

(3) Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Diabetes dapat terjadi saat kehamilan dan biasanya tidak dialami setelah

melahirkan namun perlu diwaspadai akan kemungkinan mengalami

diabetes yang sesunggunya dikemudian hari. Penyakit yang dapat

menjadi pemicu timbulnya diabetes mellitus dan perlu dilakukan

pengkajian diantaranya:

(a) Penyakit pankreas

(b) Gangguan penerimaan insulin

(c) Gangguan hormonal

(d) Pemberian obat-obatan seperti glukokortikoid (sebagai obat

radang), Furosemid (sebagai diuretik), Thiazid (sebagai diuretik),

Beta bloker (obat jantung), Produk yang mengandung estrogen

(kontrasepsi oral dan terapi sulih hormon) (Riyadi &

Sukarmin,2008).

(e) Obesitas (Kelebihan lemak tubuh obesitas membuat tubuh

resisten terhadap insulin karena itu akan terjadi resistensi insulin,

sehingga gula akan tetap dalam darah, yang akan mengakibatkan

peningkatan gula darah atau diabetes)

Page 3: askep Gangren

(4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Diabetes dapat menurun dalam silsilah keluarga yang mengidap

diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubunya tak

dapat menghasilkan insulin dengan baik akan disampaikan

informasinya pada keturunan berikutnya (Riyadi & Sukarmin,2008).

c) Pola Fungsi Kesehatan

Menurut Nabyl (2009) pola fungsi kesehatan bagi penderita

gangren diabetik meliputi :

1. Perubahan pola dan gaya hidup penderita

Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata

laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak

gangren kaki diabetik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif

terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur

pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya

penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin

maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga

menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum,

berat badan menurum dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat

mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang

dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.

3. Pola eliminasi

Page 4: askep Gangren

Adanya iperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang

menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa

pada urine (glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada

gangguan.

4. Pola tidur dan istirahat

Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit

yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita,

sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.

5. Pola aktivitas dan latihan

Adanya luka gangren dan kelemahan otot-otot pada tungkai bawah

menyebabkan penderita tidak mampu penderita tidak mampu

melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita mudah

mengalami kelelahan.

6. Pola hubungan dan peran

Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita

malu dan menarik diri dari pergaulan.

7. Pola sensori dan kognitif

Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati dan mati rasa

pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.

8. Pola persepsi dan konsep diri

Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan

penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar

sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan

Page 5: askep Gangren

pengobatan menyebabkan pasien mengelami kecemasan dan

gangguan peran pada keluarga.

9. Pola seksual dan reproduksi

Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ

reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seks, gangguan

kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi

serta orgasme.

10. Pola mekanisme stres dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit kronik, perasaan tidak

berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang

negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain,

dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme

koping yang adaptif/konstruktif.

11. Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta

luka pada kaki tidak menghambat dalam melaksanakanibadah terapi

mempengaruhi pola ibadah penderita.

d) Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Status penampilan kesehatan yang sering muncul adalah kelemahan

fisik. Tingkat kesadaran normal, latergi, stupor, koma (tergantung

kadar gula darah yang dimiliki dan kompensasi untuk melakukan

kompensasi kelebihan gula darah) (Riyadi & Sukarmin, 2008).

Page 6: askep Gangren

2) Sistem Respirasi

Pada sistem respirasi munculnya peningkatan pernafasan sebagai

kompensasi penurunan metabolisme sel yang melibatkan oksigen

(respirasi aerob) dengan irama dalam dan cepat karena banyak benda

keton yang dibongkar (Riyadi & Sukarmin, 2008).

3) Sistem Kardiovaskuler

Penderita diabetes melitus lebih mudah menderita penyakit jantung

koroner yang disebabkan adanya penyempitan pembulu darah

koroner, selain itu karena DM telah berlangsung lama dan tidak

terawat dengan baik, daya pompa otot jantung lemah dan pasien

mudah sesak napas dalam beraktivitas berat, tekanan darah yang

cenderung meningkat, nadi yang menurun, takikardi (Misnadiarly,

2006).

4) Sistem Neurosensori

Penderita diabetes mellitus biasanya merasakan gejala seperti pusing,

sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot parastesia,

gangguan penglihatan (Riyadi & Sukarmin, 2008).

5) Sistem Pencernaan

Klien mengalmi nafsu makan menurun, mual muntah, mukosa mulut

kering, lidah terasa tebal dan mengalami gangguan rasa pengecapan,

perut mudah terasa penuh, kembung (Misnadiarly, 2006).

6) Sistem Muskuloskeletal

Adanya penyebaran lemak, penyebaran masa otot, cepat lelah, lemah

Page 7: askep Gangren

dan nyeri serta adanya gangren pada ektermitas yang dapat menembus

sampai tendon dan tulang (Doengoes, 2006).

7) Sistem Metabolisme - Integumen

Pada kulit yang mengalami gangren tampak warna kehitam-hitaman

disekitar luka, kelembapan kulit kering, kasar, turgor kulit menurun.

Suhu tubuh pada penderita diabetes yang mengalami infeksi gangren

akan mengalai hipertermi (Riyadi & Sukarmin, 2008). Terjadi penurunan

sensasi nyeri, terjadi perubahan atrofi kaki yang menyebabkan perubahan

titik tumpu kaki dan berakibat terjadinya ulsetrasi pada kaki. (Nabyl,

2009)

8) Sistem Genitourinary

Poliuri, retensio urine, inkontensia urine, rasa panas atau nyeri saat

berkemih (Riyadi & Sukarmin, 2008).

Page 8: askep Gangren

e)