askep diabetes melitus + gangren kaki

7
5/13/2018 AskepDiabetesMelitus+GangrenKaki-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 1/7 ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS + GANGREN KAKI Definisi Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda ± tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin di dalam tubuh. Gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ). Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ). Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001). II. Etiologi Etiologi Diabetes mellitus yaitu : Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin. Faktor ± faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara  berlebihan, obesitas dan kehamilan. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai  pembentukan sel ± sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel ± sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.  b. Faktor ± faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen : a. Genetik, Metabolik  b. Angiopati diabetik c. Neuropati diabetik Faktor eksogen : a. Trauma  b. Infeksi c. Obat III. Patofisiologis a. Diabetes Melitus Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut: Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel ± sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 ± 1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien ± pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa  plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 ± 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus ± tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga

Upload: nick-junior

Post on 15-Jul-2015

2.799 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 1/7

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS + GANGREN KAKI Definisi

Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda ± tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun

kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin di dalam tubuh. Gangguan primer terletak pada

metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.( Askandar, 2000 ).Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis,

namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar,2001 ).

Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar,

2001).

II. EtiologiEtiologi Diabetes mellitus yaitu :

Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepasinsulin.

Faktor ± faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapatmenimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara

 berlebihan, obesitas dan kehamilan.Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai

 pembentukan sel ± sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel ± sel penyekresiinsulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.

Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulinakibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap

insulin.

 b. Faktor ± faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadiendogen dan faktor eksogen.

Faktor endogen : a. Genetik, Metabolik  b. Angiopati diabetik 

c. Neuropati diabetik Faktor eksogen : a. Trauma

 b. Infeksic. Obat

III. Patofisiologis

a. Diabetes MelitusSebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utamaakibat kurangnya insulin berikut:

Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel ± sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasiglukosa darah setinggi 300 ± 1200 mg/dl.

Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinyametabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh

darah.Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien ± pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang

melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 ± 180 mg/100 ml ), akantimbul glikosuria karena tubulus ± tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.

Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertaikehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan

timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalamikeseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat

yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah danmengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga

Page 2: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 2/7

 berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan

 perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren. b. Gangren Kaki Diabetik 

Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu

teori sorbitol dan teori glikosilasi.Teori SorbitolHiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan

dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akantermetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim

aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan danmenyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.

2. Teori GlikosilasiAkibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama

yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basaldapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskuler. Faktor utama yang

 berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati perifer menyebabkanterjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik menyebabkan hilang atau

menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yangmengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan

terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan

darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakittungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang

lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kakimenjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya

 penurunan asupan nutrisi, oksigen ( zat asam ) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit

sembuh ( Levin,1993 ). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruhterhadap penyembuhan atau pengobatan dari KD.

IV. Klasifikasi

a. Klasifikasi Diabetes mellitus dan ciri-ciri klinikny (Smelzer dan Bare, 2001)

Klasifikasi sekarang Klasifikasi sebelumnya Ciri-ciri kliniknyaDM Tipe I (insulin dependent diabetes mellitus)/IDDM Diabetes Juvenile (juvenile onset

diabetes) §1 Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (§2 Biasanya bertubuh kurus saat didiagnosis, dengan penurunan berat badan yang baru saja

terjadi§3 Etiologi mencakup faktor genetik, imunologi dan lingkungan§4 Sering memiliki antibodi pulau langerhans

§5 Sering memiliki antibodi terhadap insulin sekalipun belum pernah mendapatkan terapiinsulin

§6 Sedikit atau tidak mempunyai insulin endogen§7 Memerlukan insulin untuk mempertahankan kelangsungan hidup

§8 Cenderung mengalami ketosis jika tidak memiliki insulin§9 Komplikasi akut: ketosis diabetik 

DM Tipe II (non insulin dependent diabetes mellitus)NIDDM Diabetes awitan dewasa (maturityonset diabetes) §1 Awitan terjadi dalam segala usia, biasanya >30 tahun

§2 Bertubuh gemuk saat didiagnosis§3 Etiologi mencakup faktor herediter, obesitas dan lingkungan

§4 Tidak ada antibodi pulau langerhans§5 Penurunan produksi insulin endogen atau peningkatan resistensi insulin

§6 Mayoritas gula darah dapat diturunkan dengan penurunan berat badan§7 OHO dapat digunakan bila diit dan latihan tidak berhasil

§8 Mungkin diperlukan insulin untuk jangka pendek atau jangka panjang untuk mencegahhiperglikemia

Page 3: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 3/7

§9 Ketosis jarang terjadi kecuali dalam keadaan stres atau menderita infeksi§10 Komplikasi sindrom hiperosmolar 

DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain Diabetes sekunder §1 Disertai dengankeadaan yang diketahui atau dicurigai dapat menyebabkan penyakit pankreatitis, kelainan

hormonal, obat-obat seperti glukokortikoid dan preparat yang mengandung estrogen

§2 Bergantung pada kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin; pasien mungkinmemerlukan terapi dengan obat oral atau insulinDiabetes gestasional(GDM) Diabetes gestasional (GDM) §1 Awitan selama kehamilan, biasanya

terjadi pada trimester kedua atau ketiga§2 Disebabkan oleh hormon yang disekresikan oleh plasenta yang menghambat kerja insulin

§3 Resiko terjadinya perinatal diatas normal, khususnya makrosomia§4 Diatasi dengan diit dan insulin (jika diperlukan) untuk mempertahankan secara ketat kadar 

normal glukosa darah§5 Terjadi 2-5% dari seluruh kehamilan

§6 Intoleransi glukosa terjadi untuk sementara waktu tetapi dapat kambuh kembali:- Pada kehamilan berikutnya

- 30-40% akan mengalami diabetes yang nyata (khususnya DM tipe 2)§1 Faktor resiko mencakup: obesitas, usia>30 tahun, riwayat diabetes dalam keluarga, pernah

melahirkan dengan makrosomia sebelumnya

 b. Wagner (1995)membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu:

Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinandisertai kelainan bentuk kaki seperti ³ claw,callus ³.

Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan /tanpa selulitis.Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan :

Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis )

dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.Gambaran klinis KDI :

Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.Pada perabaan terasa dingin.

Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.Didapatkan ulkus sampai gangren.

Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh

darah kaki teraba baik.

V. Kriteria diagnosis DM dengan gangguan toleransi glukosaDiagnosis DM apabila :

Terdapat gejala ± gejala DM ditambah dengan,Salah satu dari GDP > 120 mg/dl dan 2 J PP > 200 mg/dl, atau random GDA > 200 mg/dl.

Diagnosis DM apabila :Tidak terdapat gejala DM tetapi,

Terdapat dua dari GDP > 120 mg/dl dan 2 j PP > 200 mg/dl, atau random GDA > 200 mg/dl.Diagnosis GTG apabila :

GDPUntuk kasus meragukan dengan hasil GDP > 120 mg/dl dan 2 j PP > 200 mg/dl, ulangi

 pemeriksaan sekali lagi dengan persiapan minimal 3 hari dengan diit karbohidrat > 150 gr/haridan kegiatan fisik seperti biasa.

VI. Komplikasi Diabetes Mellitus

Page 4: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 4/7

1. Komplikasi Akuta. Hipoglikemia

Kadar glukosa darah yang rendah (50-60 mg/dl atau 2,7-3,3 mmol/L). b. Ketoasidosis Diabetik (KAD)

Ditandai dengan: dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

c. Koma hiperomolar non ketotik (KHNK)Terjadi hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness).

2. Komplikasi Kronis

a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darahtepi dan pembuluh darah otak 

 b. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik c. Neuropati diabetik 

d. Penurunan imun tubuh (rentan infeksi), seperti infeksi TBC, gingivitis, dan infeksi salurankemih

e. Kaki diabetik yang berpeluang menimbulkan terjadinya amputasi

Penatalaksanaan.Terapi primer: Diit.

Latihan Fisik.Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Terapi sekunder: Obat Hypoglikemi ( OAD dan Insulin )Cangkok pancreas

VII.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah

Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.

UrinePemeriksaan didapat adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict

( reduksi ). dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah (+++ ), dan merah bata ( ++++ ).

Asuhan keperawatan

PengkajianPengumpulan data

Anamnese

Identitas penderitaBerisiko tingi pada usia >30 tahun, obesitas, riwayat keluarga DM tipe 2, kebiasaan diet tidak sehat, kurang olahraga, BB bayi >4 kg.

Keluhan UtamaAdanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang

tidak sembuh ± sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.Riwayat kesehatan sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukanoleh penderita untuk mengatasinya.

Riwayat kesehatan dahuluAdanya riwayat penyakit DM atau penyakit ± penyakit lain yang ada kaitannya dengan

defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa

digunakan oleh penderita.Riwayat kesehatan keluarga

Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DMatau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi,

 jantung.Riwayat psikososial

Page 5: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 5/7

Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungandengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

Pemeriksaan fisik Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda ± tanda

vital.

Kepala dan leher 

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,

gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,diplopia, lensa mata keruh.

Sistem integumenTurgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit

di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.Sistem pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.Sistem kardiovaskuler 

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

Sistem gastrointestinalTerdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,

 peningkatan lingkar abdomen, obesitas.Sistem urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.Sistem muskuloskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,

adanya gangren di ekstrimitas.Sistem neurologisTerjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau

mental, disorientasi.2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke

daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan

yang kurang.

Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula

darah.

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya informasi.Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.

Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

Perencanaan

1. Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerahgangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

Page 6: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 6/7

Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.Kriteria Hasil : ± Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler 

- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis- Kulit sekitar luka teraba hangat.

- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.

- Sensorik dan motorik membaik Rencana tindakan :Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi

Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung (posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari

 penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dansebagainya.

Rasional : meningkatkan kelancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :

Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.

Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapatmenyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari

stres.Kolaborasi dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen

( HBO ).Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi

 jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.

2. Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.

Kriteria hasil : 1. Berkurangnya oedema sekitar luka.2. Pus dan jaringan nekrotik berkurang3. Adanya jaringan granulasi.

4. Bau busuk luka berkurang.Rencana tindakan :

Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam

menentukan tindakan selanjutnya.Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan

yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yangmati.

Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutanyang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat

menghambat proses granulasi.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula

darah pemberian anti biotik.Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui

 jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.

3. Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang

Kriteria hasil : 1. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .

3. Pergerakan penderita bertambah luas.4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 ± 37,5 0C, N: 60 ± 80 x

/menit, T : 100 ± 130 mmHg, RR : 18 ± 20 x /menit ).Rencana tindakan :

Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

Page 7: Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki

5/13/2018 Askep Diabetes Melitus + Gangren Kaki - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-diabetes-melitus-gangren-kaki 7/7

Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan

 pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.Rasional : Obat ±obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, S. Price & Wilson (1995). Patofisiologi konsep klinis Proses-proses Penyakit, edisi 2,

 bagian 2. Jakarta: EGC.Carpennito, L.J. (1998). Diagnosa Keperawatan. alih bahasa Yasmin asih, Edisi 6. Jakarta: EGC

Corwin, JE. (2001). Pankreas dan Diabetes mellitus. Jakarta: EGCSuyono, S. (1996). Penyakit Dalam. Jilid I.Edisi 3. Jakarta: FKUI.

Smeltzer, Suzanne and Brenda Bare (2001). Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8. Jakarta: EGC. Hal: 156-160.

Tjokroprawiro, Askandar (2000). Diabetes Mellitus : Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi edisi 3.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 56-60.