panduan penyusunan studi kasus program · pdf filediabetes melitus dengan luka gangren ......

22
1 1 PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN Disusun oleh: Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)

Upload: vantu

Post on 05-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

1

1

PANDUAN PENYUSUNAN

STUDI KASUS

PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEPERAWATAN

Disusun oleh:

Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)

Page 2: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

2

2

4. Kerangka Penulisan

Kerangka penulisan naskah KTI Desain Studi Kasus adalah sebagai berikut :

BAGIAN AWAL

Bagian awal KTI desain studi kasus terdiri atas :

1) Sampul depan CONTOH JUDUL: ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ..................

DI RS .... 2) Sampul dalam

3) Surat Pernyataan

4) Lembar Persetujuan Pembimbing

5) Lembar Penetapan Penguji

6) Lembar Pengesahan Penguji

7) Kata Pengantar

8) Daftar Isi

9) Daftar Tabel

10) Daftar Gambar

11) Daftar Arti lambang, singkatan dan istilah

12) Daftar Lampiran

13) Abstrak

BAGIAN INTI

Bagian inti KTI desain studi kasus memuat hal sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Batasan Masalah

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 Tujuan Khusus

1.4. Manfaat

1.4.1 Teoritis

1.4.2 Praktis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan

3.2 Batasan istilah (Definisi operasional)

3.3 Unit Analisis (parisipan, minimal 2)

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.5 Pengumpulan Data

3.6 Uji Keabsahan Data

3.7 Analisa Data

3.8 Etik Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.2 Karakteristik Partisipan (identitas pasien)

4.1.3 Data Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

2) Diagnosis

3) Perencanaan

4) Pelaksanaan

5) Evaluasi

Page 3: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

3

3

4.2 Pembahasan 1) Pengkajian

2) Diagnosis

3) Perencanaan

4) Pelaksanaan

5) Evaluasi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

BAGIAN AKHIR

Bagian akhir terdiri dari:

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran

Page 4: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

4

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berisi uraian tentang apa yang menjadi latar belakang masalah sehingga perlu

dipecahkan melalui studi kasus. Inti dari latar belakang adalah suatu keragu-raguan,

kesenjangan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan investigasi. Masalah tersebut

harus didukung oleh fakta empiris sehingga jelas, memang ada masalah yang perlu diteliti.

Juga harus ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam konteks teori dengan

permasalahan yang lebih luas, serta peran penelitian tersebut dalam pemecahannya.

Dalam latar belakang ini ditulis secara berurutan introduksi masalah penelitian,

justifikasi/skala masalah, kronologi masalah dan konsep solusi (MSKS):

M - MASALAH

S- SKALA MASALAH

K- KRONOLOGIS

S- SOLUSI

1.2 Batasan Masalah

1) Aspek kasus yang dibatasi untuk diteliti oleh peneliti dalam KTI Desain Studi

Kasus.

2) Contoh : Pada studi kasus ini asuhan keperawatan pada pasien ...... dengan

gangguan .......

1.3 Rumusan Masalah

1) Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian perlu dijawab dengan studi

kasus yang akan dilaksanakan

2) Contoh : Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien ............................

1.4 Tujuan Penelitian

1) Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.

2) Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :

Tujuan umum dan Tujuan khusus.

1.4.1 Tujuan umum

1) Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai

melalui studi kasus.

2) Contoh: tujuan adalah Menggali / mempelajari asuhan keperawatan ........

1.4.2 Tujuan khusus

1) Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih

operasional dan spesifik dapat dilihat pada tahap-tahap asuhan keperawatan dan

analisis perbedaan dari tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

2) Apabila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga

terpenuhi.

3) Contoh tujuan Khusus :

(1) Mengggali pengkajian keperawatan ........

(2) ....... diagnosis .............

(3) ....... perencanaan ..................

(4) ....... pelaksanaan...................

(5) ........ evaluasi ......................

Page 5: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

5

5

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam manfaat penelitian dijelaskan relevansi dan signifikansi asuhan keperawatan

untuk ilmu maupun penerapan yang bersifat praktis. Manfaat penelitian terdiri dari

Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktis. Manfaat Teoritis ditujukan untuk pengembangan

ilmu keperawatan. Manfaat Praktis disampaikan bagi Perawat, Rumah Sakit, Institusi

Pendidikan dan Pasien

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka memuat uraian yang sistematik teori dasar yang relevan, fakta, hasil

penelitian sebelumnya, yang berasal dari pustaka muthakhir yang memuat teori, proposisi,

konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

Teori dan fakta yang digunakan seharusnya diambil dari sumber primer. Mencantumkan

nama sumbernya. Tata penulisan kepustakaan harus sesuai dengan ketentuan pada panduan

yang digunakan.

Tinjauan Pustaka terdiri dari definisi, konsep penyakit, patofisiologi, penatalaksanaan,

dan konsep asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian mencakup rancangan penelitian yang direncanakan untuk

melakukan studi kasus.

3.1 Pendekatan

Menguraikan desain penelitian yang dipakai pada penelitian (metode yang

digunakan dalam penulisan KTI adalah studi kasus) Penelitian studi kasus adalah studi

yang mengeksplorasi suatu masalah keperawatan dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.

Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari

berupa peristiwa, aktivitas atau individu .

Misalnya: Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk meneksplorasi masalah

asuhan keperawatan dengan diagnosis DM + gangren. Pasien diobservasi selama ...

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dijelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian, jika di komunitas maka perlu

menuliskan alamat yang digunakan setingkat desa serta waktu yang digunakan dalam

penelitian. Misalnya,

(1) pada studi kasus di RS lama waktu sejak pasien pertama kali MRS sampai pulang

dan atau pasien yang dirwat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari pasien sudah pulang,

maka perlu penggantian pasien lainnya yang sejenis.

(2) Pada studi kasus di komunitas, sasarannya adalah pasien dan keluarga. Lama

waktu bisa menyesuaikan sesuai dengan target keberhasilan dari tindakan, bisa 3 sd 4

minggu (dengan mengunjungi 3 x dalam seminggu)

3.3 Subyek Penelitian

Pada sub bab ini dideskripsikan tentang karakteristik subyek penelitian / kasus

yang akan diteliti. Subyek penelitian yang digunakan adalah 2 pasien (2 kasus)

dengan masalah keperawatan yang sama. Misalnya, pasien Diabetes Melitus dengan

luka gangren

Page 6: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

6

6

3.4 Pengumpulan Data - WOD

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang digunakan;

1) Wawancara (hasil anamnesis berisi ttg identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang – dahulu – keluarga dll). Sumber data dari pasien, keluarga,

perawat lainnya)

2) Observasi dan Pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi,

perkusi, Asukultasi) pada sistem tubuh pasien

3) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yg

relevan).

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara Menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah

penelitian. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah:

1) Pengumpulan data.

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen). Hasil ditulis

dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip.

2) Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori.

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkrip. Data yang terkumpul kemudian dibuat koding yang

dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai dengan topik penelitian

yang diterapkan. Data obyektif dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

daiagnostik kemudian dibandingkan nilai normal

3) Penyajian data.

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.

Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari

responden.

4) Kesimpulan.

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-

hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

Data yang dikumpulkan terkait dgn data pengkajian, diagnosis, prencanaan,

tindakan, dan evaluasi

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi yang

diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen utama), uji keabsahan

data dilakukan dengan: 1) memperpanjang waktu pengamatan / tindakan; dan 2)

sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

3.7 Etik Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari suatu penelitian, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi responden)

2) Anonimity (tanpa nama)

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Page 7: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

7

7

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Memuat keseluruhan hasil yang telah dilaksanakan dan selanjutnya dibuat pembahasan

sesuai dengan kaidah pembahasan :

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Pada sub-bab ini dijelaskan :

A. Pengkajian

Fokus pengkajian adalah

a. Identitas Pasien (1 dan 2), bisa berupa tabel / narasi

b. Keluhan utama dan Riwayat sakit (sekarang, dahulu, keluarga) dan

genogram jika diperlukan

c. Hasil pemeriksaan diagnostik: lab, foto, dll

Bisa berupa tabel atau narasi

Contoh tabel:

1) Identitas pasien dan Hasil Anamnesis

IDENTITAS PASIEN

Kasus 1 Kasus 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status

Dst .....

Dx Medis

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat Keluarga

dst

Diberi penjelasan dan maknanya???

Page 8: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

8

8

2) Hasil Observasi, Pemeriksaan Fisik

Observasi

Kasus 1 Kasus 2

S

N

TD

P

GCS

Dll

Pemeriksaan Fisik (6 B)

B1. Breathing

B2. Bleeding

B3. Brain

B4. Bladder

B5. Bowel dan Reproduksi

B6. Bone - muskoloskeletal

Data Psiko - sosial - spiritual

Diberi penjelasan dan maknanya???

3) Hasil pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan

Kasus 1 Kasus 2

Lab

x-ray

Invasive dst

Diberi penjelasan dan maknanya???

ANALISIS MASALAH

Analisis Data

Penyebab Masalah

Kasus 1

Data Subyektif:

Data Obyektif

Kasus 2

Data Subyektif:

Data Obyektif

Dst

Page 9: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

9

9

Diberi penjelasan maknanya???

CONTOH: ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

KASUS 1

DS:

Keluarga mengatakan

pasien batuk dan

mengeluarkan dahak

sedikit-sedikit

DO:

1. Suara nafas ronchi

2. RR 30 x/menit

3. Dyspnea

4. Pasien tampak gelisah

5. Xray Thorax AP (1 Juli

2014) pneumonia,

penebalan hilus

menandakan adanya

retensi sekret

Pneumonia

Inflamasi di alveoli

Peningkatan mediator

inflamasi

Peningkatan produksi

sputum

Sekret menumpuk di

saluran nafas

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

DS:

-

DO:

1. RR 30x/mnt

2. Dyspnea

3. Penggunaan otot bantu

nafas , yaitu otot Otot

intercostalis externi dan

otot

sternocleidomastrideus

Pneumonia

Penimbunan cairan di

alveoli

Penurunan compliance

paru

Sesak, peningkatan RR

Penggunaan otot bantu

nafas

Ketidakefektifan pola

nafas

DS:

-

DO:

1. RR 30x/mnt

2. Dyspnea

3. Pemeriksaan BGA

dengan NRM 12 lpm (7

Juli 2014)

pH 7,41, PCO2 25,1,

PO2 124, HCO3 15,8,

BE -7,1, Sat. O2 98,5%

Pneumonia

Penimbunan cairan di

alveoli

Perubahan membran

alveoli kapiler

Gangguan pertukaran

gas

KASUS 2

Page 10: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

10

10

B. Diagnosis Keperawatan

Data

Problem (masalah) Etiologi (Penyebab +

tanda & gejala

Kasus 1

Data Subyektif:

Data Obyektif

Dst

Kasus 2

Data Subyektif:

Data Obyektif

Dst

Diberi penjelasan, maknanya???

C. Perencanaan

Dx Keperawatan

KRIERIA HASIL PERENCANAAN & RASIONAL

Kasus 1

1.

2.

Dst

Kasus 2

1.

2.

Dst

Diberi penjelasan, maknanya???

CONTOH: RENCANA INTERVENSI

DIAGNOSIS

KEPERAWATAN

(Tujuan, Kriteria Hasil)

INTERVENSI (NIC) RASIONAL

KASUS 1

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas b.d akumulasi

sekret di saluran nafas

Setelah dilakukan

perawatan selama 4 x 24

jam, pasien menunjukkan

NOC

1. Tidak ada ronchi

2. RR normal (16-

1. Lakukan fisioterapi nafas

untuk

2. Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

nebulizer

3. Lakukan suction apabila

pasien tidak dapat

melakukan batuk

4. Atur posisi pasien

semifowler, kecuali ada

kontraindikasi

1. Fisioterapi nafas

dapat memobilisasi

sekret ke saluran

nafas besar

2. Nebul dapat

mengencerkan

dahak

3. Suction dilakukan

untuk

mengeluarkan

sekret

Page 11: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

11

11

20x/mnt)

3. Pasien dapat

mengeluarkan dahak

4. Saturasi oksigen >98%

5. Tidak ada dyspnea

5. Kolaborasi pemberian

oksigen

6. Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

antibiotik

7. Evaluasi TTV, suara

nafas, dan saturasi

oksigen

4. Posisi semifowler

dapat

memaksimalkan

pengembangan

dada

5. Pemberian oksigen

dapat

meningkatkan

6. Pemberian

antibiotic dapat

mengurangi infeksi

pada paru

7. Evaluasi intervensi

yang telah

dilakukan

1.

KASUS 2

D. Pelaksanaan (DISAJIKAN - berdasarkan catatan terintegrasi, disesuaikan waktu

tindakan)

Pelaksanaan

Hari 1 Hari 2 .... dst

Kasus 1

Jam

Jam

DST

Kasus 2

Jam

Jam

dst

DST

Diberi penjelasan, maknanya???

Diagnosa

Keperaw

atan

HARI 1

4 Juli 2014

HARI 2

5 Juli 2014

HARI 3

6 Juli 2014

HARI 4

7 Juli 2014

HARI 5

8 Juli 2014

KASUS 1

Implementasi (24

JAM)

Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi

08.

00

10.

Memberika

n cefotaxim

1 gr dalam

pz 100

cc/drip

mempertaha

nkan O2

simple

mask 8 lpm

08.

30

Mempertaha

nkan O2

NRM 10

lpm

Memberika

n cefotaxim

1 gr dalam

pz 100

cc/drip

08.

00

08.

45

Mempertaha

nkan O2

NRM 12

lpm

Memberika

n cefotaxim

1 gr dalam

pz 100

cc/drip

08.

00

12.

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

Memberi

kan

08.

00

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

Memberi

kan

Page 12: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

12

12

00

13.

00

13.

30

Visite dr.

Pras,

S: Batuk

dahak +

O: paru

bronco ves/

bronkoves,

rhonchi +/+,

wh _/_

A: terapi

cefotaxim

3x1 gr,

levofloxaci

n 1x750

mg, nebul

dengan

ventolin dan

bisolvon/ 6

jam, dan

fisioterapi

dada

Melakukan

auskultasi

suara nafas

: ronchi di

lapang paru

Memberika

n nebul

bisolvon

1cc dan

ventolin 1cc

Melakukan

clapping

Mengganti

O2 masker

8 lpm

menjadi O2

NRM 10

lpm

09.

00

09.

30

11.

30

11.

40

12.

00

Memberika

n

levofloxacin

750 mg

Melakukan

auskultasi

suara nafas :

ronchi di

lapang paru

Memberika

n nebul

bisolvon

1cc dan

ventolin 1cc

Melakukan

suction

sekret

kental

Visite dr

Pras.

S: batuk

dahak +

O: paru

bronco ves/

bronkoves,

rhonchi +/+,

wh -/-

A:

Pneumonia

+retensi

sputum

P: terapi

tetap dan

posisikan

semifowler

Memberika

n posisi

semifowler

Observasi

TTV

SpO2 91%

Menaikkan

flow NRM

menjadi 12

lpm

16.

00

24.

00

Melakukan

clapping

Memberika

n nebul

bisolvon

1cc dan

ventolin 1cc

Visite dr.

Pras pro

CXR cito

bed, terapi

tetap

Memberika

n cefotaxim

1 gr dalam

pz 100

cc/drip

Nebul tidak

diberikan

Memberika

n cefotaxim

1 gr dalam

pz 100

cc/drip

00

16.

00

24.

00

levoflox

acin 750

mg

Menguk

ur SpO2

99=100

%

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

levoflox

acin 750

mg

Auskulta

si suara

nafas:

ronchi di

apek dan

lobus

atas

Melakuk

an

suction

dahak

sedikit

Menguk

ur SpO2

95-98%

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

Menguk

ur SpO2

68%

Menaikk

an O2

NRM 15

lpm

SpO2

100%,

menurun

kan O2

NRM

menjadi

12 lpm

SpO2

98%,

SpO2

81%

menaikk

an O2 15

lpm

Memberi

kan

cefotaxi

m 1 gr

dalam pz

100

cc/drip

Menguk

ur SpO2

91-92%

KASUS 2

Page 13: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

13

13

E. Evaluasi

EVALUASI

Hari 1 Hari 2 .... dst

Kasus 1

1.Diagnosis 1

2. dx ........

S

O

A

P

Kasus 2

1. dx 1

2. dx 2...........

S

O

A

P

Diberi penjelasan, maknanya???

Contoh: Evaluasi

Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 dst

Kasus 1 S: -

O:

GCS 314,

kesadaran

stupor, tidak

ada

perdarahan di

otak, PTIK

tidak ada,

tekanan darah

100/60

mmHg, N:

98x/mnt, RR:

32x/mnt, T:

37,20 C

A:

Masalah

teratasi

sebagian

P

lanjutkan

intervensi 1,

2, 3, 5

S: -

O:

GCS 213,

kesadaran

stupor, tidak

ada

perdarahan di

otak, PTIK

tidak ada,

tekanan darah

110/70

mmHg, N:

95x/mnt, RR:

33x/mnt, T:

370 C

A:

Masalah

teratasi

sebagian

P

lanjutkan

intervensi 1,

2, 3, 5

S: -

O:

GCS 314,

kesadaran

stupor, tidak

ada perdarahan

di otak, PTIK

tidak ada,

tekanan darah

80/60 mmHg,

N: 78x/mnt,

RR: 28x/mnt,

T: 36,70 C

A:

Masalah

teratasi

sebagian

P

lanjutkan

intervensi 1, 2,

3, 5

S: -

O:

GCS 314,

kesadaran

stupor, tidak

ada

perdarahan di

otak, PTIK

tidak ada,

tekanan

darah 100/60

mmHg, N:

75x/mnt, RR:

32x/mnt, T:

370 C

A:

Masalah

teratasi

sebagian

P

lanjutkan

intervensi 1,

2, 3, 5

S: -

O:

Pasien

meninggal

pukul 03.40

WIB

A:

Masalah

tidak teratasi

P

-

Kasus 2

4.2 PEMBAHASAN

Berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang disajikan untuk

menjawab tujuan khusus dari penelitian. Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan

konsep. Pembahasan disusun sesuai dengan tujuan khusus. Pembahasan berisi tentang

Page 14: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

14

14

mengapa (why) dan How (bagaimana). Urutan penulisan berdasarkan paragraph adalah F-

T-O (Fakta - Teori - Opini). Dapat menggunakan alur P-I-C-O-T (P: patient,

karakteristik pasien; I: Implementasi; C: comparation; O: Outcome; dan T - Theory

(dikaitkan dgn teori yang ada).

Isi Pembahasan sesuai dgn tujuan khusus penelitian

4.2.1 Pengkajian

4.2.2 Diagnosis Keperawatan

4.2.3 Perencanaan

4.2.4 Tindakan

4.2.5 Evaluasi

CONTOH ANALISIS BERBASIS P-I-C-O-T

Phlebitis Assessment – RESEARCH BASED

Tabel: Review Jurnal Kejadian Plebitis

Populasi Intervensi Comparasio

n Outcome

Time /

Lama

Penelitian Jurnal

317 pasien yang

terpasang infus

dan dirawat di

bangsal rumah

sakit pusat di

Portugal

Menggunaka

n 139

instrumen

VIP

35 orang

dari 317

pasien

mengalami

plebitis

Data

dikumpulka

n selama 6

minggu (30

Januari –

12 Maret

2010)

Incidence of

phlebitis in

patients with

peripheral

catheters: The

influence of some

risk factors 427 pasien yang

terpasang infus

dan dirawat di

rumah sakit Italia

Menggunaka

n instrumen

VIP

276 dari

317 pasien

mengalami

plebitis

Data

dikumpulka

n tahun

2007.

Masing-

masing

diteliti

selama 12-

96 jam

Position of

peripheral venous

cannulae and the

incidence of

thrombophlebitis

an observasional

study

12 pasien dengan

aritmia di ICU

yang menerima

aminoderon

melalui IV

Infusion

nursing

standards of

practise /

INS 0 : tanpa

sign and

syptomp 4 : ada sign

and

symptomp

12 x

kejadian

plebitis

dari 24x

pemasanga

n infus

Penelitian

dilakukan

selama 6

bulan

(2009)

Incidence and

severity of

phlebitis in

patients receiving

peripherally

infused

amiodaron

105 pasien aritmia

di CCU di

Stanford Hospital

Infusion

nursing

standard

42 pasien

dnegan

plebitis

Penelitian

dilakukan

selama 9

bulan

(April 2008

– Januari

2009)

Phlebitis in

amiodaron

administration

93 pasien ICU

Center

Hospitalier

Lipman’s

nursing

scale

Perlakuan

1 : 22% Perlakuan

1 tahun

(1989) Incidence of

phlebitis in

perhiperalporenat

Page 15: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

15

15

Universitaire

Vandosis in

Lauranne dengan

parenteral nutrisi

terbagi atas

beberapa

perlakuan 1 : amino acid 4%

dan dextrose 8%

(AA+Dx)+intralip

id (IL) 10% 2. AA+Dx+IL

20% 3. AA+Dx 4. control

0 : tanpa

tanda 1 : ½ tanda 1 : 3 tanda

2 :

tromboli

sis

purulen

plebitis

2 : 48% Perlakuan

3 : 44% Perlakuan

4 : 26%

al nutrition :

effective of

different nutrient

solutions

CLINICAL BASED AND PATIENT VALUES

Intervensi Keperawatan pencegahan plebitis dengan Transparant Dressing di IRNA Lantai 3 RS X Tanggal 22 Desember 2014-4 Januari 2015

No Pasien Intervensi Comparasion Outcome Teori

1 Ny. K (P/ 57

tahun) 1. DMND +

DCFC IV

2. Mobilisasi:

bebas

3. Nutrisi: cukup

4. Personal

Hygiene: baik

5. IV cath taka no

22

6. NaCl 0,9 %

500 cc/24 jam

Dopamin 3

mikro/24 jam

stand by

Furosemid 3 x

40 mg

Penggantian

balutan insersi

intravena dengan

transparan

dressing

Pemasangan

tanggal

01/01/2015

jam 19.30

WIB penggantian

pada hari ke 4,

dan kemudian

tiap 3 hari

Tidak

ada

tanda

plebitis

The Centers

for Disease

Control and

Prevention

menganjurkan

penggantian

katheter stiap

72-96 jam

untuk

membatasi

potensi

infeksi

(Darmawan,

2008)

2 Ny. F (P/ 40

tahun) 1. Gastritis akut +

DM (40 tahun)

Mobilisasi:

bebas

2. Nutrisi: cukup

3. Personal

Hygiene: baik

4. IV taki no 22

5. Antrain 2x

1000 mg

Asering 500 cc

/24 jam

Primperan 3

x 10 mg

Penggantian

balutan insersi

intravena dengan

transparan

dressing

Pemasangan

tanggal

01/01/2015

jam 12.15

WIB penggantian

pada hari ke 3

Tidak

ada

tanda

plebitis

The Centers

for Disease

Control and

Prevention

menganjurkan

penggantian

katheter stiap

72-96 jam

untuk

membatasi

potensi

infeksi

(Darmawan,

2008)

3

Page 16: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

16

16

No Pasien Intervensi Comparasion Outcome Teori

DST

Intervensi Keperawatan pencegahan plebitis dengan Kassa Steril di IRNA Lantai 3 RS

X Tanggal 22 Desember 2014-4 Januari 2015

No Pasien Intervensi Comparasion Outcome Teori

1 Tn. A (L/74

tahun) 1. TB + Tu.Paru

dekstra

2. Mobilisasi:

bebas

3. Nutrisi:

cukup

4. Personal

Hygiene:

baik

5. IV cath taka

no 20

6. Asering 1000

cc /24 jam

Ranitidin 2 x

50 mg

Antrain 3 x

1000 mg

Penggantian

balutan

insersi

intravena

dengan

kassa steril

Pemasangan tanggal

26/12/2014 jam 09.00

WIB

selama 3 hari

penggantian kassa 2

kali karena kassa basah

dan kotor

Tidak

ada

tanda

phlebitis

The Centers for

Disease

Control and

Prevention

menganjurkan

penggantian

katheter stiap

72-96 jam

untuk

membatasi

potensi infeksi

(Darmawan,

2008)

2 Ny. Rn (P/ 56

tahun) 1. DM +

karbunkel

type 2

2. Mobilisasi:

bebas

3. Nutrisi:

cukup

4. Personal

Hygiene:

baik

5. IV cath taka

no 24

6. Asering 1000

cc / 24 jam

Metronidazol

500 mg

Ciprofloxacin

200 mg

DST

Penggantian

balutan

insersi

intravena

dengan

kassa steril

Pemasangan tanggal

13/12/2014 jam 11.25

WIB

selama 3 hari

pergantian kassa 3 kali

karena kassa basah

Ada

tanda

phlebitis

Kondisi

hiperglikemi

tidak terkontrol

menyebabkan

penumpukan

glukosa dalam

pembuluh

darah yang

dapat melukai

tunika intima,

sehingga

pembuluh

darah

mengalami

perlukaan

(Dermawan,

2008)

Page 17: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

17

17

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawabau dari masalah dalam studi kasus.

Penulisan Kesimpulan dengan menggunakan kalimat (Subyek Predikat obyek

Keterangan)

Isi Kesimpulan

1. Pengkajian

2. Diagnosis

3. Perencanaan

4. Tindakan

5. Evaluasi

5.2 Saran

Saran merupakan implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-kurangnya memberi saran bagi peneliti

selanjutnya, sebagai hasil hasil pemikiran penelitian atas keterbatasan penelitian yang

dilakukan. Saran diharapkan spesifik mengacu pada hasil penelitian dan operasional

dalam pelaksanaannya (kapan, siapa, dan dimana)

BAGIAN AKHIR

Bagian akhir usulan penelitian meliputi :

1. Daftar pustaka (lihat cara penulisan kepustakaan)

2. Lampiran

Page 18: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

18

18

Contoh: CLINICAL PATHWAYS

DIABETES MELITUS

Nama Pasien: ……………………………………………………

Umur: ………………

Berat Badan: ……………..kg

Tinggi Badan: …………..cm

Nomor Rekam Medis: …………………………….

Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari

Aktivitas Pelayanan R. Rawat

……………. Tgl/Jam masuk: ……………….

Tgl/Jam keluar: ……………….

Lama Rwt ……... hari

Kelas: ……..

Tarif/hr (Rp): ………….

Biaya (Rp) ……………

Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6 Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …

Diagnosis:

Penyakit Utama Diabetes Melitus

Penyakit Penyerta Hipertensi Dislipidemia Congective heart failure

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Komplikasi Ketoasidosis metabolik

Status hipergliemia

hyperosmolar

Hipoglikemia

Makroangiopati

pembuluh darah koroner

Makroangiopati

pembuluh darah tepi

Makroangiopati

pembuluh darah otak

Retinopati diabetik

Nefropati diabetik

Neuropati

Kaki diabetik

Disfungsi ereksi

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Asessmen Klinis:

Pemeriksaan dokter (+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) (+)/(-) …………..

Konsultasi Interna

Cardio

Bedah

Syaraf

Anestesi

Gizi

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

…………..

Pemeriksaan Penunjang: Darah rutin

GDS GDP/GD2JPP HbA1C

Profile lipid,

Ureum/Creatinin

SGOT/SGPT

Serum ekeltrolit

Blood gas analysis

EKG

Ro Thorax

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

…………..

Page 19: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

19

19

Tindakan: Oksigenasi

Pasang IV line

Hidrasi cairan

Pasang kateter

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Aff iv line

Aff kateter

…………..

Obat obatan: Drip insulin sesuai

algoritme ……. Unit/jam Drip bicnat …..meq

dalam NaCl 0,9%500 cc Drip kalium …..meq

dalam NaCl 0,9% 500 cc Insulin short acting 3 x …

unit sub cutan Insulin long acting 0 – 0 –

0 - … unit subcutan Antihipertensi Statin 1 x …. mg Obat antidiabetik oral D40% bolus …………………………..

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Rencana pulang : Obat oral

………………. ……………… ……………….

Nutrisi: Diet DM 25-30 kcal/kgBB/hari + factor penyesuaian (usia > 40 tahun,

status gizi, stress metabolic, hamil)

Diet sesuai

anjuran gizi …………..

Mobilisasi: Semi fowler Duduk Aktif

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

…………..

Hasil (Outcome): Klinis : Penurunan kesadaran Hipertensi Sesak Nyeri dada Hipoglikemia Kaki diabetic

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Pendidikan/Rencana Pemulangan: Perjalanan penyakit dan

rencana terapi Penjelasan diet makanan Penjelasan untuk kontrol

rutin

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

(+)/(-)

Varians:

Jumlah Biaya ………….. Perawat (PPJP)

……………………

Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM

PPDU: …………… Utama Diabetes Melitus ……….. Pasang infus ……………….

PPDS: …………… Penyerta Hipertensi ……….. Oksigenasi ……………….

Dokter

Penanggung

Jawab Pasien

(DPJP):

Dislipidemia ……….. Pemasangan kateter ………………. CHF ……….. ……………………………………… ……………….

Komplikasi Ketoasidosis

metabolik

……….. ……………………………………… ……………….

Page 20: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

20

20

............................. Status hiperglikemia

hyperosmolar ……………………………………… ……………….

Hipoglikemia

……….. ……………………………………… ……………….

Makroangiopati

pembuluh darah

koroner

……….. ……………………………………… ……………….

Verifikator: ……………………

Makroangiopati

pembuluh darah otak

……….. ……………………………………… ……………….

Makroangiopati

pembuluh darah tepi

……….. ……………………………………… ……………….

Nefropati Diabetik ……….. ……………………………………… ………………. Retinopati diabetik

……….. ……………………………………… ……………….

Neuropati

……….. ……………………………………… ……………….

Kaki diabetik ……….. ……………………………………… ……………….

Page 21: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

21

21

Panduan Praktik Klinis

SMF : Penyakit Dalam

RS Universitas Airlangga Surabaya

DIABETES MELITUS

1. Pengertian

(Definisi)

Penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada :

1. Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi gula

hepatic) dan di jaringan perifer (otot dan lemak).

2. Sekresi insulin oleh sel beta pancreas

3. Atau keduanya.

Klasifikasi Diabetes Melitus (DM) :

1. DM tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya diikuti defisiensi insulin

absolut)

2. DM tipe 2 (umumnya mulai dari resistensi insulin)

3. DM tipe lain (defek genetic pada fungsi sel beta, defek genetic pada

kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, diindusi obat,

infeksi, bentuk lain immune mediated DM, sindrom genetic lain)

4. DM gestasional

2. Anamnesis Keluhan klasik : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Keluhan lain berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

3. Pemeriksa

an Fisik

Tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang

Tanda neuropati.

Mata (visus, lensa mata dan retina).

Gigi mulut.

Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki), kulit dan kuku.

4. Kriteria

Diagnosis

1. Keluhan klasik ditemukan dengan gula darah sewaktu > 200 mg/dl.

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan keluhan klasik.

3. Kadar gula plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200

mg/dl (TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban

glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan

dalam air).

4. Pemeriksaan HBA1c ≥ 6,5%, jika dilakukan pada sarana laboratorium

yang terstandarisasi dengan baik.

5. …………………………………………………………………………….........................

5. Diagnosis ……………………………………………………………………………………………….

6. Diagnosis

Banding

1. Hiperglikemia reaktif

2. Toleransi glukosa terganggu

3. Toleransi glukosa puasa terganggu

7. Pemeriksa

an

Penunjang

1. Gula darah puasa dan 2 jam post prandial

2. HbA1C

3. Profile lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan

trigliserida)

4. Kreatinin serum

5. Urinalisa : proteinuria, keton, sedimen

6. Elektrokardiogram

7. Foto sinar –X dada

Page 22: PANDUAN PENYUSUNAN STUDI KASUS PROGRAM  · PDF fileDIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN ... dan konsep asuhan keperawatan ... tanda & gejala Kasus 1 Data Subyektif: Data Obyektif

22

22

8. Terapi 1. Terapi nutrisi medis (diet DM sesuai anjuran ahli gizi)

2. Latihan jasmani aerobic (jalan kaki, bersepeda, jogging, dan renang)

secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit)

3. Obat hipoglikemik oral

Pemicu sekresi insulin : sulfonylurea dan glinid

Peningkatan sensitivitas terhadap insulin : metformin dan

tiazolidindion.

Penghambat gluconeogenesis (metformin)

Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase alfa.

DPP-IV (enzim dipeptidyl peptidase-IV) inhibitor

4. Insulin

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)

Insulin kerja pendek (short acting insulin)

Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)

Insulin kerja panjang (long acting insulin)

Insulin campuran (premixed insulin)

5. Kombinasi obat antidiabetik oral dan insulin

9. Edukasi 1. Promosi perilaku sehat

2. Edukasi pola diet DM sesuai anjuran ahli gizi

3. Edukasi kontrol rutin dan penggunaan obat diabetic secara teratur

4. Edukasi penyulit akut dan kronik DM

5. Edukasi deteksi dini kelainan kaki risiko tinggi

6. Edukasi penyakit penyerta DM

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad bonam/malam Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam

11. Tingkat

Evidens

IV

12. Tingkat

Rekomend

asi

C

13. Penelaah

Kritis

1.

2.

14. Indikator

Medis

Evaluasi gula darah plasma dan komplikasi

15. Kepustaka

an

1. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus di Indonesia,

PERKENI, 2011

2. Panduan pelayanan medik, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit

Dalam Indonesia, 2006

Surabaya ………………………………….2015

Ketua Komite Medik Ketua SMF...............................................

.................................... ......................................

Direktur RS Universitas Airlangga Surabaya,

.......................................................