askep alergi

33
asuhan keperawatan alergi ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Pengkajian (data subjektif dan data objektif) 1.1. Data dasar, meliputi : a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose medis, sumber biaya, dan sumber informasi) b. Identitas penanggung jawab (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien) 1.2. Riwayat keperawatan, meliputi : a. Riwayat kesehatan sekarang Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi: a) Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal. b) Keluhan utama 1. Pasien mengeluh sesak nafas 2. Pasien mengeluh bibirnya bengkak 3. Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah 4. Pasien mengeluh nyeri di bagian perut 5. Pasien mengeluh gatal- gatal dan timbul kemerahan di sekujur tubuhnya 6. Pasien mengeluh diare 7. Pasien mengeluh demam c) Kronologis keluhan Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien dibawa ke rumah sakit. b. Riwayat kesehatan masa lalu Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini di derita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal dan pernah menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.

Upload: yogi-aminudin

Post on 08-Aug-2015

653 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

make me sad

TRANSCRIPT

Page 1: askep alergi

asuhan keperawatan alergi

ASUHAN KEPERAWATANA.    PENGKAJIAN1.      Pengkajian (data subjektif dan data objektif)1.1.  Data dasar, meliputi :a.       Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,

pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose medis, sumber biaya, dan sumber informasi)b.      Identitas penanggung jawab (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku

bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)1.2.  Riwayat keperawatan, meliputi :a.       Riwayat kesehatan sekarang

Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:a)      Alasan masuk rumah sakit :

Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal.

b)      Keluhan utama1.      Pasien mengeluh sesak nafas2.      Pasien mengeluh bibirnya bengkak3.      Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah4.      Pasien mengeluh nyeri di bagian perut5.      Pasien mengeluh gatal- gatal dan timbul kemerahan di sekujur tubuhnya6.      Pasien mengeluh diare7.      Pasien mengeluh demamc)      Kronologis keluhan

Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien dibawa ke rumah sakit.

b.  

    Riwayat kesehatan masa laluMengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini di derita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal dan pernah menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.

c.       Riwayat kesehatan keluargaMengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/ tidak yang mengalami penyakit yang sama

d.      Riwayat Psikososial dan spiritualMengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stress, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan system nilai kepercayaan.

a)      Dikaji berdasarkan 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :1.      Bernafas

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi rate.

2.      MakanDikaji apakah klien menghabiskan persi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.

3.      Minum

Page 2: askep alergi

Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya)

4.      Eliminasi (BAB/ BAK)Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.

5.      Gerak dan aktifitasDikaji apakah pasien mengalami gangguan /keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.

6.      Rasa nyamanDikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)

7.      Kebersihan diriDikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS

8.      Rasa amanDikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS

9.      Social dan komunikasiDikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya)

10.  PengetahuanDikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya

11.  RekreasiDikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi

12.  SpiritualDikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya

1.3.   Pemeriksaan fisik1.3.1.      Pemeriksaan fisik

a.      Keadaan umumTingkat kesadaran GCS

b.      Tanda-tanda vitalc.       Keadaan fisikd.      Kepala dan lehere.      Dadaf.        Payudara dan ketiakg.      Abdomenh.      Genitaliai.        Integumentj.        Ekstremitask.      Pemeriksaan neurologis

1.4.   Pemeriksaan penunjang1.4.1.      Uji kulit : sebagai pemeriksaan penyaring (misalnya dengan allergen hirup tungau, kapuk,

debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau allergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan)

1.4.2.      Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan

Page 3: askep alergi

1.4.3.      IgE total dan spesifik : harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler

1.4.4.      Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya1.4.5.      Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitive1.4.6.      Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan

inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen )

1.4.7.      Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.1.4.8.      Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti

1.5.   Analisa data1.5.1.      Data subjektif

a.       Sesak nafasb.      Mual, muntahc.       Meringis, gelisahd.      Terdapat nyeri pada bagian perute.       Gatal- gatalf.       Batuk

1.5.2.      Data objektifa.       Penggunaan O2b.      Adanya kemerahan pada kulitc.       Terlihat pucatd.      Pembengkakan pada bibire.       Demam (suhu tubuh diatas 37,5oC )B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN1.      Analisa data

No Symptom Etiologi Problem1

2.      Rumusan diagnosea.       Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan  terpajan allergen

b.      Hipertermi berhubungan dengan  proses inflamasi

c.       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal sekunder

d.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan  cairan berlebihe.       Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( allergen,ex: makanan)

C.     RENCANA KEPERAWATANTgl/jam Diagnose

kep.Tujuan/kriteria hasil

Rencana tindakan

Rasional

Pola nafas tidak efektif

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x 15 menit. Diharapkan pasien menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman

1.      Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran masal.

1.      Kecepatan biasanya meningkat. Dispenea dan terjadi peningkatan kerja nafas. Kedalaman pernafasan berfariasi

Page 4: askep alergi

rentang normal.kriteria hasil :

1.      Frekuensi pernafasan pasien nolmal (16-20 kali/ menit)

2.      Pasien tidak merasa sesak

3.      Pasien tidak tampak memakai alat bantu pernafasan

4.      Tidak terdapat tanda-tanda sianosis

2.      Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius seperti krekels, mengi, gesekan pleura.

3.      Tinggi kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun dari tempat tidur dan ambulansi sesegera mungkin.

4.      Observasi pola batuk dan karakter secret.

5.      Berikan oksigen tambahan.

6.      Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebulizer ultrasonic.

tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.

2.      bunyi napas menurun/ tak ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan/ kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronci dan mengi menyertai obstruksi jalan napas/ kegagalan pernapasan.

3.      duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulansi meningkatkan pengisian  udara segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.

4.      kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering atau iritasi. Sputum berdarah dapat diakibatkan oleh

Page 5: askep alergi

kerusakan jaringan atau antikoagulan berlebihan.

5.      memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.

6.      memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret untuk memudahkan pembersihan

Hipertermi setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan suhu tubuh pasien menurunkriteria hasil :

1.      suhu tubuh pasien kembali normal (36,5 oC -37,5 oC)

2.      Bibir pasien tidak bengkak lagi

1.      Pantau suhu pasien ( derajat dan pola

2.      Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi

3.      Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alcohol

1.      Suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses penyakit infeksius akut

2.      Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan mendekati normal

3.      Dapat membantu mengurangi demam

Kerusakan integritas kulit

setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan pasien tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parahkriteria hasil :

1.      Tidak terdapat kemerahan,bentol-bentol dan odema

2.      Tidak terdapat tanda-tanda urtikaria,pruritus dan angioderma

1.      Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasi

2.      Hindari obat intramaskular

1.      Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer

2.      Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit

Page 6: askep alergi

3.      Kerusakan integritas kulit berkurang

Kekurangan volume cairan

setelah diberikan askep selama ….x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan pada pasien dapat teratasikriteria hasil :

1.      Pasien tidak mengalami diare lagi

2.      Pasien tidak mengalami mual dan muntah

3.      Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi

4.      Turgor kulit kembali normal

1.      Ukur dan pantau TTV, contoh peningakatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik

2.      Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa (bibir, lidah)

3.      Monitor intake dan output  cairan

4.      Beri obat sesuai indikasi misalnya antipiretik, antiemetic

5.      Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

1.      peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi. TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik

2.      indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane  mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen

3.      mengetahui keseimbangan cairan

4.      berguna menurunkan kehilangan cairan

5.      pada adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki atau mencegah kekurangan

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan

1.      Ukur TTV2.      Kaji tingkat

nyeri (PQRST)

1.      untuk mengetahui kondisi umum

Page 7: askep alergi

selama …x 24 jam diharapkan nyeri pasien teratasikriteria hasil :

1.      Pasien menyatakan dan menunjukkan nyerinya hilang

2.      Wajah tidak meringis

3.      Skala nyeri 04.      Hasil pengukuran

TTV dalam batas normal, TTV normal yaitu :

a.       Tekanan darah              : 140-90/90-60 mmHg

b.     

Nadi                             : 60-100 kali/menit

c.      

Pernapasan                   : 16-20 kali/menit

d.     

Suhu                             : Oral (36,1-37,50C), Rektal (36,7-38,10C), Axilla (35,5-36,40C)

3.      Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan

4.      Ciptakan suasana yang tenang

5.      Bantu pasien melakukan teknik relaksasi

6.      Observasi gejala-gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi, keinginan berkemih

7.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik

pasien2.      Untuk

mengetahui faktor pencetus nyeri

3.      memberikan rasa nyaman kepada pasien

4.      membantu pasien lebih relaks

5.      membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol situasi meningkatkan perilaku positif

6.      tanda-tanda tersebut menunjukkan gejala nyeri yang dialami pasien

7.      Analgesik dapat meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien

D.    IMPLEMENTASI KEPERAWATANTgl/jam No. dx. Kep. Tindakan

keperawatanRespon pasien/ hasil

Paraf

E.     EVALUASINama : ………………………..                      No RegristasiUmur : ………………………...                     No Kamar :

Hari/tgl/jam No. Dx. Kep. Catatan perkembangan/ evaluasi1.        S : pasien mengeluh tidak sesak lagi

O : pasien bernafas normal (16-24 x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,pasien tidak mengalami gangguan

Page 8: askep alergi

pola nafas,pasien tidak tampak menggunakan alat bantu pernapasanA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

2.        S : Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagiO : kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda-tanda angioderma,pruritus dan urtikaria sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahanA : Tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

3.        S : Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagiO : kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda-tanda angioderma,pruritus dan urtikaria sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahanA : tujuan tercapai sebagianP : lanjutkan intervensi (  no 1 dan 2)

4.        S : pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagiO : intake & output pasien seimbang,TTV dalam batas normal(TD : 120/80-140/90,Suhu aksila: 36,5 oC -37,5 oC,Frekuensi pernapasan : 16-24 x / menit,Nadi: 60-100x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,turgor kulit kembali normalA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

5.        S : pasien  mengatakan nyerinya sudah berkurangO : wajah pasien tampak tenang dan tidak meringisA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

Page 9: askep alergi
Page 10: askep alergi

askep alergi

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PengkajianUntuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :1.Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.2.Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.3.Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.4.Rasa gatal5.Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosisbanding adalah :1.Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak menurun.2.Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.3.Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak tangan

Page 11: askep alergi

dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.4.Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.5.Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang6.telinga.7.Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.

B.Diagnosis KeperawatanDiagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :1.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit2.Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen3.Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus4.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus5.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.6.Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi

C.Intervensi KeperawatanDiagnosa :Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulitTujuan :Kulit klien dapat kembali normal.Kriteria hasil :Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan, berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusakIntervensi:Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat. Rasional : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.Gunakan air hangat jangan panas. Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa. Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari. Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.

Diagnosa :Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergenTujuan :Tidak terjadi kerusakan pada kulit klienKriteria hasil :Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergenIntervensi

Page 12: askep alergi

Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui. Rasional : menghindari alergen akan menurunkan respon alergiBaca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergenHindari binatang peliharaan. Rasional : jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumahGunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan. Rasional : AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.

Diagnosa :Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritusTujuan :Rasa nyaman klien terpenuhiKriteria hasil :Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyamanIntervensiJelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.Rasional : dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik. Rasional : pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal. Rasional : bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritas

Diagnosa :Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.Tujuan :Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.Kriteria Hasil :1.Mencapai tidur yang nyenyak.2.Melaporkan gatal mereda.3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.4.Menghindari konsumsi kafein.5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan.Intervensi :Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.Rasional: Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.Menjaga agar kulit selalu lembab.Rasional: Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.

Page 13: askep alergi

Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.Rasional: kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.Melaksanakan gerak badan secara teratur.Rasional: memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.Rasional: Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.

Diagnosa :Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.Tujuan :Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapaiKriteria Hasil :1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilanIntervensi :1.Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.2.Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.Rasional: Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.3.Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.Rasional: klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.4.Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.Rasional: Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .5.Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.6.Mendorong sosialisasi dengan orang lain.Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

Diagnosa :Kurang pengetahuan tentang program terapiTujuan :Terapi dapat dipahami dan dijalankanKriteria Hasil :1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.Intervensi :

Page 14: askep alergi

1.Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.Rasional: memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan2.Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.Rasional: Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien merasakan manfaat.3.Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.Rasional: memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.4.Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan..Rasional: Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali

D.EvaluasiEvaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

Page 15: askep alergi

Askep Alergi

ASKEP ALERGI1.      Definisi

Alergi adalah perubahan daya reaksi tubuh terhadap suatu zat yang di peroleh pada kontak

kemudian sebagai akibat terbentuknya kompleks antigen antibodi

2.      Etiologi

a.      Makanan yang banyak mengandung zat toksik.

b.      Obat

c.      Debu

d.     Mikroorganisme, bakteri

e.      Cuaca

Page 16: askep alergi

3.      Patofisiologis

stimulasi sel-sel masuk oleh antigen

(obat, makanan, cuaca,kosmetik,debu,vaksin)

pengeluaran mediator kimia

(histamin, leukosit, sitokinin, brakikardi,

prostatglandin)

                      hipersensitif anasilatik                         hipersensitif sitotoksik                        hipersensitif kompleks imun                        hipersensitif tipe lambat

                         (tipe I)                                                  (tipe II)                            

(tipe III)                                                       (tipe IV)

                    penyakit atopik              reaksi tranfusi    sindrom good     anemia                terjadi pada sejumlah   adanya amina        gatal      lesi yang menonjol      eritema

                                                                     darah yang         pasture     hemolik umum    komplek imun yang       vasoditif                  

                                                                       kompersibel                                           beredar

Page 17: askep alergi

 

         respiratorik          gastrointes    dermatitis           kerusakan paru-paru                                                                                           g3               ganguan citra tubuh

                                       final           atopik                 dan gagal ginjal                                                                                                 pola

 

                                                                                                                                                                     

                          istirahat

       - asma                     anoreksia                                                                  destruksi sel                    -  meningkatkan

       - bronkospasme                                        darah merah                              permeabilitas vaskuler       - edema saluran                                                                                                                       -  cedera jaringan

          nafas                                          trombosi menurun     menurunkan kadar Hb

       - dispneu        - distalgia 

Page 18: askep alergi

                                      ganguan               trombositopenia       menurunkan ikatan O2       serum sickness    SLE   artritis rematoid

                                      pola nutrisi    

gangguan                                                     anemia                           nyeri                             nyeripola nafas             

 

ikteri               spenomegali                                                     intoleransi aktivitas

4.      Pengkajian Keperawatan

a.      Biodata

b.      Keluhan utama

c.      Riwayat kesehatan klien

d.     Pola aktifitas atau istirahat

e.      Pola makan dan minum

f.       Pola higiene

g.      Pemeriksaan fisik

  kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik, bekas garukan terutama

daerah pipi dan lipatan kulit daerah fleksor.

  Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yang berlebihan dan katarak yang

sering dihubungkan dengan penyakit atropi.

  Telinga, telinga tengah dapat merupakan penyulit rinitis alergi.

  Hidung, beberapa tanda yang sudah baku misal: salute, allergic crease, allergic shiners, allergic

facies.

  Mulut dan orofaring pada rinitis alergik, sering terlihat mukosa orofaring kemerahan, edema.

Palatum yang cekung kedalam, dagu yang kecil serta tulang maksila yang menonjol kadang-

kadang disebabkan alergi kronik.

  Dada, diperiksa secara infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pada waktu serangan asma kelainan

dapat berupa hiperinflasi, penggunaan otot bantu pernafasan.

  Periksa tanda-tanda vital terutama tekanan darah.

Page 19: askep alergi

5.      Pemeriksaan Diagnostik.

a.      Pemeriksaan pada jumlah leukosit dan hitung jenis sel.

b.      Pemeriksaan sel eosinofil pada sekret konjungtiva, hidung, sputum.

c.      Pemeriksaan serum Ig E total dan Ig G spesifik.

Pemeriksaan dilakukan dengan

a.      Tes kulit.

Untuk menentukan antibodi Ig E spesifik dalam kulit pasien.

  Tes tusuk (Prick Test)

Hasil tes negatif apabila tidak ada bentol atau eritema atau hasil tes sama dengan kontrol

Hasil tes positif apabila terjadi bentul atau eritema

-          Positif 1 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema < 20 mm.

-          Positif 2 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema > 20 mm.

-          Positif 3 : bila didapatkan bentul dan eritema.

-          Positif 4 : bila didapatkan dengan psudopodia.

  Tes tempel (Patch Test)

Tes negatif bila tidak ada reaksi terhadap zat yang ditempati yang menunjukkan alergi.

Hasil tes positif

-          Positif 1 : bila ada eritema.

-          Positif 2 : bila ada eritema dan papula.

-          Positif 3 : bila ada eritema, papula dan vesikuler.

b.      Tes provokasi

  tes hidung

Hasil tes positif bila dalam beberapa menit timbul bnersin-bersin, pilek, hidung tersumbat,

kadang-kadang batuk, pada mukosa hidung tampak bengkak.

  Tes provokasi bronkial

Tes yang sering dipakai adalah tes kegiatan jasmani, tes inhalasi antigen, tes inhalasi

metakolin, tes inhalasi histamin.

c.      Foto thorax

Untuk melihat komplikasi asma dan sinus paranasal untuk mengetahui komplikasi rinitis.

Page 20: askep alergi

d.     Spirometri

Untuk menentukan obstruksi saluran nafas baik beratnya maupun reversibilitas.e.      Pemeriksaan tinja

Untuk melihat cacing dan telurnya pada kasus ursikaria.6.      Diagnosa Keperawatan

a.      ketidak efektifan pola nafas b/d obstruksi bronkial.

b.      Gangguan konsep diri, gambaran diri b/d adanya lesi yang menonjol.

c.      Gangguan pola istirahat b/d gatal-gatal.

d.     Intoleransi aktivitas b/d nyeri.

7.      Intervensi Keperawatan.

a.      Dx : ketidakefektifan pola pernafasan bd obstruksi bronkial.

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien mampu mempertahankan pola pernafasan

efektif.

Kriteria hasil : - pasien tidak mengalami sesak nafas.

                        - bebas dari tanda dan gejala sesak nafas.Mandiri

Intervensi Rasional

     Mengidentifikasi faktor pencetus

     Awasi kesesuaian pola nafas

     Auskultasi bunyi nafas, tandai

daerah paru adanya bunyi

adventisius, misal: krekels, mengi,

ronchi

     Berikan periode istirahat yang

cukup dientara waktu aktivitas

perawatan

     Pertahankan perilaku tenang, bantu

pasien kontrol diri dengan nafas

lambat atau dalam

     Ajarkan cara batuk efektif

     Tepat dalam memilih tindakan

terapeutik

     Kesulitan nafas dan peningkatan

tekanan jalan nafas dapat

memperburuk kondisi terjadinya

komplikasi

     Memperkirakan adanya

perkembangan komplikasi / infeksi

pernafasan

     Menurunkan konsumsi O2.

     Membantu pasien mengalami efek

fisiologis hipoksia yang dapat di

menifestasikan sebagai rasa takut

Page 21: askep alergi

     Membantu mengeluarkan sputum

Kolaborasi

Intervensi Rasional

     Berikan tambahan O2 melalui cara

yang sesuai lewat masker, kanul

     Berikan obat-obatan sesuai indikasi

seperti bronkodilator, ekspektoran

     Mempertahankan ventilasi /

oksigenasi efektif untuk mencegah /

memperbaikai krisis pernafasan

     Mungkin diperlukan untuk

meningkatkan / mempertahankan

jalan nafas

b.      Dx : gangguan konsep diri, gambaran diri b/d adanya lesi

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien dapat meningkatkan integritas diri

Kriteria hasil : - mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam menghadapi penyakit                        - perubahan gaya hidup

Intervensi Rasional

     Berikan kesempatan

mengungkapkan masalah tentang

proses penyakit, harapan masa

depan.

     Diskusikan persepsi pasien

mengenai bagaimana orang terdekat

menerima keadaan atau

keterbatasan

     Dukung pasien untuk

mengungkapkan aktualisasi dirinya

     Berikan kesempatan untuk

mengidentifikasi rasa takut atau

kesalahan konsep dan

menghadapinya secara langsung

     Isyarat verbal atau non verbal

oranmg terdekat dapat mempunyai

pengaruh mayor pada bagaimana

pasien memandang dirinya sendiri

     Ungkapam perasaan pasien dapat

mengurangi perasaam cemas

c.      Dx : ganguan pola istirahat b/d gatal-gatal

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien mampu untuk mentoleransiKriteria hasil : - pasien melaporkan dapat beristirahat dengan cukup

                        - mengurangi atau menghilangkan rasa gatal

Intervensi Rasional

     Berikan bedak pada area yang gatal      Mengurangi pelebaran area yang

Page 22: askep alergi

     Beritahu pasien untuk tidak

menggaruk area yang gatal

     Beritahu pasien untuk menghindari

makanan yang dapat menimbulkan

alergi

     Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat

gatal

     Mencegah terjadinya luka akibat

garukan

     Makanan dapat memperparah gatal

     Untuk lebih mempermudah dalam

proses pengobatan

d.     Dx : intolerasi aktivitas b/d nyeri

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien maka diharapkan beradaptasi dengan nyeri

Kriteria hasil : - perasaan nyeri berkurang

                        - pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

Mandiri

Intervensi Rasional

     Kaji derajat nyeri melalui isyarat

verbal maupun non verbal

     Ajarkan teknik relaksasi

     Ajarkan teknik distraksi dengan

masase

     Tindakan dan reaksi nyeri adalah

individual dan berdasarkan

pengalaman

     Dengan nafas panjang otot menjadi

kendur atau rileks sehingga nyari

berkurang

     Dengan teknik distraksi bisa

mengalihkan perhatian klien dari

rasa nyeri

Kolaborasi

Intervensi Rasional

     Berikan analgesik dan obat-obatan

lain sesuai indikasi

     Obat-obat analgesik dapat

mengurangi rasa nyeri

Page 23: askep alergi