askeb inpartu kala i kpd

42
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “A” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Abooo, UK 40-41 MGG ATERM, TUNGGAL, HIDUP, LETAK KEPALA, INTRA UTERIN, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI BPS Ny. NAUMIATI SUKANON DI CLAKET MALANG Dosen Pembimbing : Ummi Hani, S.KM Disusun Oleh : RUBI YUNITA SARI Nim. 0504.88

Upload: nia-bintanghatikuew

Post on 26-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

KPD atau yang disebut ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum fase in partu

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “A” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Abooo, UK 40-41 MGGATERM, TUNGGAL, HIDUP, LETAK KEPALA, INTRA UTERIN,

INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DI BPS Ny. NAUMIATI SUKANON DI CLAKET MALANG

Dosen Pembimbing : Ummi Hani, S.KM

Disusun Oleh :

RUBI YUNITA SARI

Nim. 0504.88

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG

2007

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Sekalipun sebagian

besar persalinan dapat berjalan lancar tetapi bukanlah berarti tanpa bahaya

karena perubahan keadaan dapat terjadi setiap saat yang mungkin

membahayakan ibu dan janin.

Dengan demikian setiap persalinan selalu memerlukan pengawasan

sehingga pertolongan yang tepat dapat diberikan dalam membina pelayanan

kebidanan yang bermutu dan baik maka semua ibu hamil harus mendapat

kesempatan dan menggunakan kesempatan untuk menerima pengawasan serta

pertolongan dalam kehamilan, persalinan dan nifas, dalam upaya menurunkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

Setelah menyusun laporan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

KPD diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan dan pelayanan pada

ibu bersalin.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif

sehingga dapat memperluas dan menanamkan pengetahuan serta

keterampilan dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan

kegawatdaruratan obstetri

b. Tujuan khusus

Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :

Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai dengan analisa data

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

Mengidentifikasi kebutuhan segera

Merencanakan asuhan kebidanan / membuat rencana tindakan

Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

Mengawasi hasil pelaksanaan tindakan

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini adalah ibu

bersalin dengan ketuban pecah dini

1.4 Metode Penulisan

Asuhan kebidanan ini disusun dengan menggunakan metode :

- Observasi

Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh

data tentang kesehatan pasien

- Wawancara / anamnesa

Komunikasi, melakukan tanya jawab langsung pada klien untuk mencari

informasi yang lengkap guna melengkapi dan mendapatkan data yang

akurat

- Studi Pustaka

Membaca buku sumber yang dapat mendukung terlaksananya asuhan

kebidanan

1.5 Pelaksanaan

Laporan ini merupakan hasil kegiayan praktek lapangan di BPS H,

Ny. Naumiati Sukanan Amd, Keb. Pada tanggal 26 Juni 2007

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang :

Latar belakang, tujuan penulisan ruang lingkup, pelaksanaan

dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA menguraikan tentang :

Konsep dasar persalinan dan konsep ketuban pecah dini

BAB III : TINJAUAN KASUS menguraikan tentang :

Pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, identifikasi

diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,

intervensi, implementasi dan evaluasi

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP berisi

Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Persalinan

2.1.1 Pengertian

- Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir /

melalui jalan lain dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Manuaba : 1998)

- Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun janin

(Mochtar Rustam : 1998)

- Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dan dalam uterus melalui vagina kedunia luar.

(Prawirohardjo : 2005)

2.1.2 Macam-macam Persalinan

a. Menurut Definisi (cara persalinan)

1) Persalinan Spontan

Proses Lahirnya bayi dengan kekuatan / tenaga ibu sendiri tanpa

bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi umumnya

berlangsung 24 jam

2) Persalinan buatan

Proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar

b. Menurut umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

1. Abortus

Adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable berat janin di

bawah 500 gr atau tua kehamila dibawah 20 minggu

2. Partus immaturus

Adalah usia kehamilan kurang dari 28 minggu dengan lebih dari 20

minggu dengan berat janin antara 1000 – 1500 gram

3. Partus premature

Adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi

belum aterm (cukup bulan) berat janin antara 1000 – 2500 gram

atau tua kehamilan antara 28 minggu – 36 minggu

4. Partus Maturus / aterm (cukup bulan)

Adalah partus pada kehamilan 37 – 40 minggu, janin matur, berat

badan diatas 2500 gram.

5. Post date / partus post maturus / serahtinus

Adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus

yang diperkirakan

(Prawirohardjo, 2005)

2.1.3 Sebab-sebab Mulainya Persalinan

a. Teori keraguan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu

sehingga timbullah kontraksi yang dapat menyebabkan dimulainya

persalinan

b. Teori penurunan progresteron

Proses penuaan placenta terjadi mulai umur kehamilan 29 mg

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah,

pembuluh darah mengalami penyempitan

Produksi progresteron mengalami penurunan sehingga otot rahim

lebih sensitif terhadap oksitosin sehingga timbullah kontraksi

setelah tercapai tingkat penurunan progresteron tertentu

c. Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis progresteron (porst

posterior) perubahan keseimbangan estrogen dan progresteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim , sehingga sering terjadi kontraksi

broxon hicks.

Menurunnya konsistensi progresteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitasnya sehingga dimulai persalinan

d. Teori prostaglandin

Konsistensi prostaglandin meningkatkan sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat

hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi

dapat dikeluarkan dan dapat memulai terjadinya persalinan

e. Teori hipotalamus – pituitary dan glandula suprarenal

(Manuaba, 1998)

2.1.4 Tanda-tanda Permualaan Persalinan

a. Lightening / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul

terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

c. Perasaan sering-sering / sudah kencing (Polakisuria) karena kandung

keming tertekan oleh bagian terbawah janin

d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi

lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “False Labour Pains”

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresi bertambah bisa

bercampur darah (bloody show)

(Mochtar : 1998)

2.1.5 Tanda-tanda Persalinan

a. Gejala persalinan sebagai berikut :

1. Kekuatan his makin sering dan teratur dengan jakar kontraksi yang

semakin pendek

2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :

- Pengeluaran lendir

- Lendir bercampur darah

3. Dapat disertai ketuban pecah

4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks

- Perlunakan serviks

- Perdarahan serviks

- Terjadinya permbukaan serviks

b. Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah :

1) Power (kekuatan ibu)

His (Kekuatan ibu)

Kontraksi otot dinding perut

Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan menerjan

Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

2) Passanger (faktor penumpang)

Janin dan placenta

3) Passage (faktor jalan lahir)

(Manuaba, 1998)

2.1.6 Pembagian Tahapan Persalinan

a. Persalinan Kala I

- Kala I adalah kala pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap (10 cm)

- Lamanya kala I untuk primigravida 13 jari sedangkan pada multi

para kira-kira 7 jam

- Ditandai dengan keluarnya lender darah (bloody show) berasal dari

konalis yang serviksnya membuka dan mendatar. Sedangkan

darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang pecah

karena geseran kekha serviks membuka

- Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam2 fase

1. Fase laten : berlangsung 8 jam pembukaan sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm

2. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase :

a) Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi

menjadi 4 cm

b) Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap

b. Kala II Persalinan

Adalah kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his

ditambah kekuatan mengedan mendorong janin hingga lahir

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir

Biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi

Gejala utama kala II

a. His semakin kuat, dengan internal 2-3 menit, dengan durasi 50 –

100 detik

b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak

c. Ketuban pecah dan pembukaan menjadi lengkap diikuti keinginan

mengejan, karena tertekannya flexus frakenhauser

d. Kedua kekuatan his dan mengajar mendorong kepala bayi

sehingga – kepala membuka pintu, subokciput bertindak sebagai

hipomoglian berturut-turut lahir ubuh-ubu besar, dahi, hidung,

muka dan kepala seluruhnya

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyajian kepala dan punggung

f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong melahirkan bahu depan, curam ke atas, melahirkan bahu

belakang

- Kehak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi

- Bayi lahir diikuti sisa air ketuban

g. Lamanya kala II untuk primi 50 menit dan multi gravida 30 menit

c. Kala III Persalinan

- Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit

- Setelah bayi lahir kontraksi istirahat sebentar, kemudian uterus

teraba keras, tinggi fundus uteri setinggi pusat

- Plasenta menjadi tebal 2 x sebelumnya

- Beberapa menit kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran

uri dalam waktu 5-10 menit placenta terlepas, terdorong ke dalam

vagina dan lahir dengan sedikit dorongan dari atas simpisis /

fundus uteri.

Tanda-tanda pelepasan placenta :

Uterus menjadi bundar

Tali pusat bertambah panjang

Terjadi perdarahan kira-kira 100 – 200cc

d. Kala IV persalinan

- Dimulai segera setelah Lahirnya placenta, kala IV dimaksudkan

melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering

terjadi pada 2 jam pertama setelah persalinan

- Pemeriksaan tanda-tanda vital : TD, N, RR, dan suhu

- Kontraksi uterus

- Terjadi perdarahan

(Perdarahan normal 400 – 500 cc)

2.2 Konsep Ketuban Pecah Dini

a. Pengertian

- Ketuban pecah dini / early / prematury rupture of the membrane

(prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila

pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang

dari 5 cm

(Mochtar : 1998)

- Ketuban pecah dini dalam keluarga cairan berupa ari-ari dari vagina

setelah kehamilan berusia 22 minggu dan terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung

(Panduan Praktek Yan Kes Maternal dan Neonatal, 2002)

- Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketubah sebelum terdapat

tanda persalinan dan ditunggu 1 jam sebelum dimulainya tanda

persalinan. Waktu sejak pecahnya ketuban sampai terjadinya kontraksi

rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten)

(Manuaba : 1998)

b. Etiologi

Penyebabnya ketuban pecah dini antara lain :

1) Serviks inkompeten

2) Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion

3) Kelainan letak janin dalam rahim : letak lintang

4) Kemungkinan kesempatan panggul : perut gantung, bagian terendah

belum masuk PAP, sevalopelvik disproporsi

5) Kelainan bawaan dari selaput ketuban

6) Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk proeolitik sehingga memudahkan ketuban

pecah dini

(Manuaba, 1998)

c. Patogenesis

Adanya hipermibiditas rahim yang sudah lama terjadi sebelum

ketuban pecah. Penyakit-penyakit pielonefritis, sistitis, servicitis dan

vaginitis

Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

Infeksi (amnionitis atau karomnionitis)

Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah : multipara mal

posisi, disproporsi, serviks incompetent dll

Ketuban pecah dini artifiaal (amniotomi) dimana ketuban dipecahkan

terlalu dini

(Mochtar, 1998)

Gejala dan tanda

Ketuban pencah tiba-tiba

Cairan tampak di introitus

Tidak ada his dalam 1 jam

(Saifuddin Abdul Bari, 2002)

Penilaian klinik

Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan pemeriksaan inspeculo

adakan cairan keluar melalui ostium uteri dan terkumpul di forniks

posterior

USG menetukan usia kehamilan

Tentukan ada tidakya infeksi

- Bila suhu ibu 380 C atau lebih

- Air ketuban keruh dan berbau

- Tes LEA (leucosis esterase), leukosit darah > 15.000 / cm3

Tentukan tanda-tanda inpartu yaitu adanya kontraksi yang teratur

Bau cairan ketuban yang khas

Tes lakmus (nitrazim test)

- Bila menjadi biru (basa) air ketuban

- Bila menjadi merah (asam) air kemih (urine)

(Prawirohardjo, 2002)

Komplikasi

Pada bayi :

Infeksi

Partus prematurus

Asfiksia

Pada ibu

Infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering periksa dalam

Partus lama

Infeksi puerpuralis

Peritonitis

Septkonia

(Mochtar, 1998)

Penanganan

Konservatif

- Rawat dirumah sakit

- Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tak

tahan ampisin) dan metrovidasal 2 x 500 mg selama 7 hari

- Bila UK (32 – 37 mg, dirawat selama air ketuban masih keluar), atau

sampai air ketuban tidak lagi keluar lagi

- Jika UK 32-37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negatif

beri deksamethason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan

janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu

- Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi beri antibiotic dan lakukan

induksi sesudah 24 jam

- Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi

intrauterine)

- Jika UK 32 – 37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi berikan

tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi setelah 24 jam

- Pada UK 32 – 34 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan

paru dan janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan

spingomielin tiap minggu

Dosis bethametason 12 minggu sehari dosis tunggal selama 2 hari.

Dexamethason IM 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 4 kali

d. Aktif

1. Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin, bila gagal

secsiosesaria dapat pula diberikan misoprostol 50 minggu intravagina

tiap 6 jam maksimal 4x

2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan

persalinan diakhiri

a. Bila skor perlvik < 5, lakukan Pematangan serviks, kemudian

induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC

b. Bila skor pelvik > 5 induksi persalinan, parties pervaginam

c. Antiontika setelah persalinan

- Profilaksis : stop antibiotika

- Infeksi : lanjutkan untuka 24-48 jam setelah bebas panas

- Tidak ada infeksi : tidak perlu antibiotic

(Prawirohardjo, 2002)

Ketuban pecah dini

Masuk rumah sakit Antibiotika Batasi pemeriksaan dalam Pemeriksaan air ketuban, kultur, dan bakteri Observasi TTV dan diabetes janin Bidan merujuk ke RS / puskesmas

Hamil prematurObservasi

Suhu rectol Distress janin

Kortikosteroid

Kehamilan atermKehamilan obstetric Distress janin Letak sungsang Letak lintang CPDBOHGrade multi paraElderly primiparaPersalinan obstetry

Letak kepala

Indikasi induksi InfeksiWaktu

Gagal Reaksi uterus tidak ada Kelainan letkep Fase laten dan aktif memanjang Distribusi janinReptur uteri imminesn

Berhasil

Persalinan vaginal

Seksio sesarea

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian Data

Tanggal Pengkajian : 26 Juni 2007 Tanggal MRS : 26 Juni 2007

Jam : 14.00 WIB Jam : 12.00 WIB

Tempat : BPS H. Ny. Naumiati Sukanon Amd. Keb.

Oleh : Rubi Yunita Sari

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama : Ny. “A”

Umur : 36 Th

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Nama : Tn. “G”

Umur : 36 Th

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Panjaitan XIII/10 Rt IV Rw IV Klojen Malang

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil anak ke III usia kehamilan saat ini 9 bulan,

mengeluarkan air, lender dan darah dari kemaluannya pada tanggal 26

Juni 2007 sejak jam 14.15 WIB dan ibu mulai merasa kendeng-

kendeng sejak jam 10.00 WIB.

3. Riwayat Haid

Menarce : 12 th

Siklus : teratur

Lama haid : 7 hr

Keluhan : dismenorea

Flour albus : -

HPHT : 13 September 2006

4. Riwayat Pernikahan

Menikah : 1x

Lama : 13 th

Usia saat menikah : 23 th

5. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatkan tidak pernah menderit penyakit menular menurun dan

menahun seperti TBC, diabetes militus, penyakit jantung, hipertensi,

hepatitis dll.

6. Riwayat Kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit menular

menurun dan menahun seperti TBC, diabetes militus, penyakit

jantung, hipertensi, hepatitis dll.

7. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki /

menderita penyakit menurun seperti TBC, diabetes militus, penyakit

jantung, hipertensi, hepatitis dll.

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No SuamiiHamil Persalinan Anak Nifas

KBUk Usia Jenis Penlng Temp Penyult BBl Sex H M ASI Peny

1

2

3

I

I

H

1

2

A

9 bl

9 bl

M

Spt B

Spt B

I

Bidan

Bidan

L

BPS

BPS

-

-

I

3200gr

3300gr

N

I

14th

9 th

-

-

Eksklu

Eksklu

-

-

Sunt

Sunt

9. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan saat ini haml anak ketiga usia kehamilannya saat ini 9

bulan

Trimester I : Ibu mengatakan periksa ke bidan saat usia

kehamilannya 2 bulan. Kemudian diberi kalk dan tablet

Fe. Pada awal kehamilannya ini ibu merasakan mual-

mual. PPtest tanggal : 23 oktober 2006 Hasil +/+

Trimester II : Ibu mengatakan rutin periksa hamil ke ke Bidan

Naumiati setiap bulan dan mendapatkan kalk serta

multivitamin

Trimester III : Ibu mengatakan pernah periksa hamil ke dokter budi

SpOG untuk USG pada tanggal 25 Juni 2007.

Kemudiantanggal 27 Juni 2007 ibu datang ke BPS.

Naumiati dengan keluhan.

Kenceng-kenceng sejak sejak jam 10 WIB dan

mengeluarkan lender darah dan air sejak jam 14.15WIB

10. Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertamanya ibu mengikuti

program KB suntik 3 bulanan. Selama 3 tahun, kemudian ibu hamil

putra keduanya, setelah kelahiran keduanya ibu mengikuti KB suntuk

3 bulanan lagi selam 7 tahun, ibu berhenti KB dengan alasan ingin

hamil lagi.

11. Riwayat kebiasaan sehari-jari

Pola Sebelum hamil Selama hamil

a.Pola Nutrisi Ibu makan 3x sehari dengan porsi biasa : nasi, lauk-pauk (tahu,tempe, ayam telor daging, ikan, dll) sayur dan buah. Minum 5-6 gls /hr, ibu tidak minum susu

Ibu makan 3x sehari dengan prosi lauk-pauk (tahu tempe, ayam, telor, daging) sayur dan buah. Ibu minum 5-7 gls.hr kadang ibu minum susu untuk ibu hamil

b.Pola eliminasi BAB : 1x sehariBAK : 4-5 x/hr

BAB : 1-2 hari sekaliBAK : 6-8x/hr

c. Istirahat Istirahat siang : 1 jam /hrTidur malam : dari jam 20.00WIB – 04.00 WIB (7jam/hr)

Istirahat siang : 1-2 j/hrTidur malam : dari jam 22.00WIB – 05.00 WIB (7jam/hr)

d.Aktivitas Ibu melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga seprti memasak, mencuci, membersihkan rumah dll

Ibu melakukan aktivitasnya seperti biasa yaitu memasak mencuci dan membesihkan rumah

e.Kebisaan (ersonal hygiene)

Mandi 2x sehari, ganti pakaian tiap kali mandi, ganti celana dalam tiap kali mandi dan gosok gigi min 2x dalam sehari

Mandi 2x sehari, ganti pakaian tiap kali mandi, ganti celana dalam tiap kali mandi dan gosok gigi min 2x dalam sehari

12. Riwayat psikolossial

- Riwayat psikologis

Ibu mengatakan senang dengan kehamilan putra ketiganya, dan

keluarganya mendukung ibu dengan kehamilannya ini hubungan

ibu dengan suami dan keluarnya baik-baik saja.

- Riwayat Sosial

Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga dan tetangga

sekitar baik

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV

TD : 130/80 mmHg

N : 96x/menit

Suhu : 36,7oC

RR : 28x/menit

TB : 160 cm

BB : 59 kg (sebelum hamil)

BB : 68 kg (tanggal 26-07-2007)

HPHT : 13 September 2006

TP : 20 Juni 2007

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi :

Kepala : Kulit kepala besih, rambut hitam, bergelombang, tidak

ada kelainan pada kulit kepala

Muka : tidak pucat, tidak ada oedema, terdapat cloasma

gravidarum

Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak uterus

Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,

bersih

Telingan : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak

ada pengeluaran serumen.

Mulut : bibir tidak pucat, tidak kering, tidak ada caries gigi, tidak

ada bau mulut, tidak ada epulis

Leher : tidak ada pembesaran tiroid, vena jugularis dan vena

jugularis

Dada : Simetris, tidak ada kelainan pada dada

Payudara : simetris, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi,

areola mamae, terdapat pembesaran montgomeri, terdapat

hiperpigmentasi areola mammae

Ketiak : tidak ada pembesaran limfe

Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak

ada luka bekas operasi, terdapat linie higra dan strie

gravidarum

Genetalia : tidak ada varises, tidak ada oedema, terdapat cairan

merembe eluar dari jalan lahir, terdapat pengeluaran

lender dan darah

Ekstremitas: Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises.

Palpasi

Leher : tidak teraba pembsaran kelenjar tiroid

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, terdapat pengeluaran ciran

jernih, dn putting susu

Abdomen : Leopold I : TFU 4 jari bawah px (432 cm) TBJ =

3255gr. Pada fundus teraba bokong

Leopold II : teraba punggung kiri, dan bagian terkecil

janin berada di sebelah kanan

Leopold III : bagian terendah kepala

Leopold IV : bagian terendah (kepada) sudah masuk PAP

3/5 bagian

Ekstrimitas atas dan bawah; tidak ada oedema, tidak ada vaises

Auskultsi

Dada : Whezzing -/-, ronchi -/-, detak jantung dalam batas normal

Djj (+), 11 – 10-11, 128 x /menit

3. Pemeriksaan dalam

Jam : 15.00 WIB, oleh : Ny H. Naumiati skanon Amd, Keb.

VT : V/V cairan darah dan lender, 6cm, ff 100%, ket +,

kepala, UUK, Hodge III, molase (-)

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx. : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41, Tunggal Hidup

Letkep v , Intra Uterin Kala I fase Aktif dengan Ketuban pecah dini

Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluarkan cairan berwarna agak

keruh dari kemaluannya Tanggal 26 Juni 2007 Pada Jam 14.15

Do : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital

TD : 130/80 mm Hg

N : 96 x / menit

RR : 28 x / menit

Suhu : 37 oC

Abdomen : TFU 3 jari bawah PX (32 cm) teraba bokong pada

fundus, PUKI, letak kepala.

Pemeriksaan Dalam

U/V Cairan parah dan lendir 6 cm. Eff 100 %. Ket (+), Kepala. UUK,

Hodge III, Moiase (-)

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada Ibu : - Partus Lama

- Infeksi Intra partum

- Infeksi puerpuralis

- Septikemia

Pada janin : - Fetal distress (Gawat Janin)

- Asfiksia

- Tali pusat menumbung

- Infeksi

IV. Indentifikasi Kebutuhan Segera

-

V. Intervensi

Dx : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 mg,

Tunggal Hidup Letkep , Intra Uterin Kala I fase Aktif

dengan Ketuban pecah dini Tujuan : Persalinan berjalan

normal, ibu dan bayi dalam keadaan selamat dan sehat.

Kriteria Hasil : - TTV dalam batas normal

TD N : 120/ 80 – 130 / 90 mm Hg

Nadi N : 60 – 90 x / menit

Suhu : 36,5 – 37, 3 oC

RR : 18 – 24 x / menit

- Tidak terjadi infeksi

- Tidak terjadi Komplikasi

- Tidak terjadi Fetal distress/ gawat janin

- Djj dalam batas normal (N : 120 x / menit -160 x / menit)

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga.

R/ Dengan pendekatan ibu dan keluarga kooperatif dalam tindakan

2. Observasi CHPB dengan partograf

R/ mengetahui Kemajuan Persalinan dan kesejahteraan Janin

3. Observasi TTV tiap 4 jam sekali

R/ Mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi.

4. Lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam sekali

R/ Mengetahui kemajuan persalinan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi

acenden.

5. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

R/ Ibu tidak merasa kwatir dan cemas dengan kondisinya dan bayinya.

6. Anjurkan ibu untuk bedrest total (istirahat) dan mengurangi mobilisasi

R/ Bed rest total dapat mencegah pengeluaran cairan ketubah lebih banyak.

7. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri

R/ Mencegah penekanan pembuluh darah

8. Berikan nutrisi yang lengkap dan seimbang dan anjurkan ibu untuk minum air

putih.

R/ Ibu membutuhkan tenaga untuk menerlan pada saat kala II.

9. Koloborasi dengan dokter spesialis obgin untuk pemberian antibiotik bila

diperlukan.

R/ Mencegah terjadi Infeksi

10. Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan.

R/ Persiapan alat sesuai prosedur memudahkan petugas dalam tindakan.

VI. Implementasi

Tanggal : 26 Juni 2007

Jam : 14.30 WIB

Diagnosa : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 mg, Tunggal

Hidup, Letak kepala , Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif

dengan Ketuban pecah dini.

1. Melakukan pendekatan pada ibu dan Keluarga agar terjalin hubungan

yang baik sehingga keluarga kooperatif dalam tindakan.

2. Melakukan observasi TTV untuk mendeteksi dini adanya komplikasi

mungkin terjadi. Hasil pemeriksaan TTV :

TD : 130/80 mm Hg

N : 96 x / menit

RR : 28 x/ menit

Suhu : 37 oC

3. Melakukan observasi CHPB tiap 30 menit pada fase Aktif

Cortoon (DJ) : 11 - 10 - 11 =128 x / menit

HIS (Kontraksi) : 3.10.45

Pulse (Nadi) : 96 x / menit

B (LIngkaran) : -

4. Melakukan pemeriksaan dalam /VT tiap 4 jam sekali

Terlalu sering VT dapat menyebabkan infeksi Intrapartum.

Hasil VT : V/V Cairan lendir dan darah 6cm, ff 100 %, Ket (+),

Kepala. UUK, Hodge III, Molose (-).

5. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan

menjelaskan bahwa ketuban ibu sudah pecah, pembukaan 6 cm sebentar

lagi ibu akan melahirkan. Kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik.

6. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat total dan mengurangi aktivitas,

karena bila ibu beraktivitas (melakukan mobilisasi) akan menyebabkan

pengeluaran cairan ketuban yang lebih banyak, dan menjadi kering.

7. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri dan menjelaskan bahwa

tidur terlentang dapat menyebabkan aliran darah dan oksigen ke janin

menjadi terhambat yang dapat menyebabkan gawat janin.

8. Memberikan makanan dan minuman yang bergizi.

Nutrisi yang adekuat sangat diperlukan untuk energi / tenaga. Ibu

menerlan saat Kala II.

9. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan.

Persiapan alat sesuai prosedur dapat memudahkan petugas dalam

melakukan tindakan :

Alat-alat :

- Portus Set berisi 2 klem kocher, gunting tali pusat, tali

pusat.

- 2 pasang handsecuen steril.

- Spuit 3 Oksitosin 10 IU

- 1 buah metergin

- Penghisap lendir, sungkup, lampu sebagai penghangat.

- Bengkok

- Funandoskop

- Celemek, handuk, alas/ Underpads, pakaian bayi, waslap,

pembalut, pakaian ibu.

- Tempat sampah medis

- Tempat pakaian kotor

- Tempat placento

- Air DTT

- Larutan Clorin 0,5 %

- Betadine

- Kassa steril

- Haiting Set : Jarum benang Catgut, Naufuder, dan pinset

anatomi.

VII.Evaluasi

Tanggal : 26 - 06 - 2007

Jam : 15.30 WIB

Diagnosa : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 minggu, Tunggal

hidup, Letak kepala, Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif dengan

Ketuban pecah dini

S : Ibu mengatakan kenceng – kencengnya semakin sering dan ingin

menerlan.

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

DJJ : 12-11-12 = 140 x / menit

HIS : 4.10.45

Nadi : 100 x / menit

Terdapat tanda gejala Kala II

A : Ny. “A” usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000 Uk 40-41 mg, Tunggal

hidup, Letak kepala, Intra uterin, Inpartu Kala II

P : - Siapkan alat-alat partus set

- Siapkan ibu dan keluarga, beritahukan pada ibu dan keluarga

bahwa sebentar lagi ibu akan menghadapi persalinan.

- Ajarkan ibu cara menerlan yang baik saat ada his

- Tolong persalinan secara APN

Catatan Perkembangan

Tanggal : 26-06-2007

Jam : 16.00

Dx : NY”A” Usia 36 thn, P3003 Ab000 2 jam Posc partum

fisiologis

S : Ibu mengatakan telah melahirkan bayi perempuan pada

tanggal 26-06-2007 jam 15.35 WIB, dan perutnya masih

mules-mules.

O : K/U : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mm Hg

N : 100 x / menit

RR : 20 x / menit

Suhu : 36,7 oC

Pemeriksaan Fisik

Abdomen : - Kontraksi baik, teraba keras

- TFU 2 jari bawah pusat

- Kandung kemih kosong

Genetalia : - Terdapat pengeluaran lochea rubra

- Luka jahitan masih basah

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : NY”A” Usia 36 thn, P3003 Ab000 2 jam Posc partum

fisiologis

P : - KIE Mobilisasi

- Anjurkan ibu makan dan minum yang cukup

- KIE Personal higiene

- Ajarkan perawatan payudara

- Ajarkan perawatan bayi baru lahir.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas

kesenjangan antara Tinjauan Teori dengan praktek di lapangan. Selama

melakukan asuhan Kebidanan pada NY”A” Usia 36 tahun, GIII P2002 Ab000,

UK 40-41 minggu. Tunggal, hidup, letak kepala, intra uterin Kala I fase aktif

dengan ketuban pecah dini. Penulis menemukan beberapa antara lain

- pada tinjauan kasus, tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan leukosit darah ataupun tes lakmus, tidak dilakukan dikarenakan

keterbatasan sarana dan prasarana. Akan tetapi dengan inseksi dan pemeriksaan

dalam sudah dapat ditegakkan diagnosa Inpartu Kala I dengan ketuban pecah

dini.

BAB V

PENUTUP

- Kesimpulan

Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan atau pecahnya selaput ketuban yang menyebabkan keluar cairan

dari vagina berupa air, yang terjadi seblum proses persalinan berlangsung.

Penyebabnya adalah berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya

tekanan Intra Uterin. Bila penanganan tidak segera dilakukan memyebabkan

infeksi dan partus lama. Sedangkan bagi bayi dapat menimbulkan gawat

janin,sampai terjadi ASFIKSIA.

- Saran

Masyarakat, khususnya ibu hamil diharapkan mengetahui tanda-tanda

Inpartu seperti keluarnya lendir darah, komtraksi yang semakin sering dan

teratur serta pecahnya ketuban. Harapan kami bila terjadi ketuban pecah dini

segera membawa ke petugas kesehatan / rumah sakit, agar penanganan

persalinan tidak terlambat dilakukan sehingga angka morbiditas dan

mortalitas ibu dan bayi dapat diturunkan.

Petugas kesehatan diharapkan meningkatkan pelayanan dan perawatan

ibu bersalin khususnya pada kasus KPD agar tidak terjadi komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Gde Manuaba, Ida bagus, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

KB untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mochtar Rustam, 2002, Sinopsis Obstertri, Edisi 1 Jilid 2, Jakarta Buku

Kedokteran EGC.

Saffudin, Abdul bari, 2002, Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal, Jakarta ;Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, Jakarta ; YBPSP.

Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan, Jakarta ; YBPSP