asd-pkmrs
DESCRIPTION
Ilmu Keasehatan AnakTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Atrium Septal Defek (ASD) adalah kelainan/kerusakan anatomi jantung yang
terjadi pada septum atrium, dalam hal ini terdapat hubungan antara atrium kanan
dengan atrium kiri yang tidak ditutupi oleh katup sehingga terjadi shunt interatrial.(1)
Dikenal 4 bentuk ASD :
1. Slot like opening, terletak pada foramen ovale dan fungsionil tertutup.
2. Ostium sekundum ( simple ASD ), defek terletak didaerah foramen ovale pada
septum atrial bagian tengah atau atas.
3. Ostium primum ( incompl;ete form endocardial chusing defect ), defek
terletak pada septum atrial bagian bawah. Disebelah bawah, defek berbatasan
dengan tempat fusi katup mitral trikuspid.
4. Ccommon atrioventricular canal (complete form endocardial cushing defects),
defek selain terletak pada septum atrial bagian bawah juga disertai dengan
kegagalan fusi atrioventricular cushion. (2)
Simple ASD adalah bentuk yang paling sering ditemukan dan merupakan
bentuk penyakit jantung ASD yang paling ringan, dimana 70% daripada ASD adalah
merupakan bentuk ini. Pada 10-15 % simple ASD dapat ditemukan juga kelainan
drainage vena pulmonalis.(2)
Insidens
Defek ostium sekundum merupakan jenis terbanyak dari defek septum atrium,
kelainan ini merupakan 7-10 % dari seluruh penyakit jantung bawaan. Kelainan ini
1
lebih sering ditemukan pada anak perempuan dibanding anak laki-laki dengan rasio ♀
: ♂ = 1,5 sampai 2 : 1. (4)
Hemodinamik
Akibat adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri,
menyebabkan tekanan di atrium kiri lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan ,
maka pada defek septum atrium terjadi pirau kiri ke kanan, meskipun pada
pemeriksaan ekokardiografi-Dopler serta angiografi dapat dibuktikan adanya sedikit
pirau kanan ke kiri. (1)
Karena tahanan sirkulasi sistemik yang harus diatasi ventrikel kiri lebih besar
daripada tahanan sirkulasi paru-paru yang harus diatasi ventrikel kanan, maka dinding
ventrikel kiri menjadi lebih tebal. Demikian pula atrium kiri harus memompa cukup
darah kedalam ventrikel kiri sehingga lama kelamaan dinding atrium kiri juga
menjadi tebal/hypertrofi dan tekanan didalamnya meninggi dibandingkan dengan
tekanan dalam atrium kanan. (2)
Perbedaan antara kedua atrium / ventrikel ini memungkinkan berlangsungnya
shunt kiri ke kanan melalui defek pada bayi besar dan anak, pada neonatus dan bayi
kecil shunt biasanya kecil karena tekanan didalam atrium kanan masih sangat tinggi
akibat tahanan vaskuler paru-paru yang relatif tinggi. Dengan bertambah usia bayi
maka tahanan tersebut akan menurun sehingga tekanan diatrium kanan juga ikut
berkurang. Akibatnya shunt kiri-kanan akan menjadi makin besar. Shunt dapat
berlangsung secara bidirectional melalui defect yang sama. Keadaan ini biasa
ditemukan sesudah umur 30 tahun dan jarang pada anak dan remaja. (2)
2
Gambaran Klinik
Umumnya penderita ASD ditemukan secara kebetulan karena terdengar
bising. Biasanya bising belum terdengar pada masa neonatal bahkan kadang-kadang
sampai umur lebih dari 5 tahun. Karena bising jantung tersebut menyerupai bising
fungsional, maka seringkali kurang diperhatikan sampai telah terjadi pembesaran
jantung. (2)
Gejala yang ada sebagian besar asimptomatik, terutama pada bayi dan anak
kecil, sangat jarang ditemukan gagal jantung pada ASD. Sedangkan gejala yang lain
dapat berupa mudah capek, toleransi kerja berkurang, tanda-tanda payah jantung
kanan dan radang saluran pernapasan yang berulang-ulang dan berat. (4)
Bila terjadi pirau cukup besar, pasien akan mengalami sesak napas, sering mengalami
infeksi paru-paru, dan berat badan akan sedikit berkurang.
Pada pemeriksaan fisik terdapat anak dengan perawakan yang kecil dan kurus
( gracile habitus ) nadi dan tekanan darah normal. Pada inspeksi/palpasi biasanya
jantung hyperaktif dengan impuls yang kuat pada LSB bawah dan processus
xyphoideus.
Pada auskultasi dapat terdengar BJ I / split dengan komponen tricuspid
mengeras pada apex, dan BJ II / wide fixed split pada daerah pulmonalis. Wide fixed
split bernilai diagnostik, terdengar karena terdapat penundaan penutupan katup
pulmonal yang terjadi sekunder akibat diastole ventrikel kanan bertambah atau akibat
tertundanya kontraksi infundibulum. Pada defek sedang sampai besar bunyi jantung I
mengeras dan terdapat bising ejeksi sistolik. Selain itu terdapat bising diastolik
3
didaerah trikuspid, terjadi akibat aliran darah yang berlebihan melalui katup trikuspid
pada fase pengisian cepat ventrikel kanan. (2,4)
Radiologi
Biasanya terdpat sedikit pembesaran jantung yaitu atrium kanan dan ventrikel
kanan, pembesaran ventrikel kanan lebih nyata terlihat pada foto lateral. Dapat
ditemukan juga dilatasi arteri pulmonalis.gambaran vaskularisasi paru terlihat
bertambah akibat adanya peninggian aliran darah paru-paru. (1,2,4)
Elektrokardiografi
Pada elektrokardiogram terdapat gambaran right bundle branch block
(RBBB). Catatan EKG menunjukkan adanya rsR’ pattern pada aVR, dan right chest
leeds dan kadang-kadang terdapat pada gelombang S yang dalam pada left chest
leads. Pada 10 % kasus dapat ditemukan interval P-R memanjang dan juga terjadi
hipertrofi ventrikel kanan. Pada kasus-kasus yang disertai PVO atau PS dapat
ditemukan adanya RVR dengan strain. (2,4)
Kateterisasi
Kateterisasi tidak perlu dilakukan kecuali bila ada tanda-tanda hipertensi
portal dan juga untuk mengetahui kelainan penyerta. Pada kateterisasi ditemukan
peninggian saturasi O2 di dalam atrium kanan dibandingkan dengan pada VCS.
(1,2,3,4,5)
Diagnosis
Diagnosis ASD didasarkan pada riwayat yang asimptomatik dengan
pertumbuhan normal atau hampir normal, bunyi jantung II yang split lebar dan
4
menetap, bising ejeksi sistolik dari sela iga kiri dengan atau tanpa bising mid diastolik
didaerah trikuspid.
Pada EKG didapatkan deviasi sumbu ke kanan, hipertrofi ventrikel kanan dan
mungkin pembesaran atrium kanan. Pada foto dada jantung normal atau membesar
ringan, segmen pulmonal menonjol dan gambaran vaskuler paru bertambah. Untuk
diagnostik pasti dilakukan pemeriksaan ekokardiografi, atau bila perlu dengan
kateterisasi jantung. (1,2,4)
Penatalaksanaan
Kalau terdapat tanda-tanda payah jantung maka harus diatasi dengan obat-
obatan antikpngestif. Pengobatan definitif adalah operasi penutupan defek pada usia
5-14 tahun. Rasio kematian akibat pembedahan ialah 1-3 %. Pembedahan tidak
dianjurkan pada keadaan dengan hypertensi pulmonal yang sekunder karena
peninggian tahanan vaskuler paru-paru dan pada kasus dimana shunt kiri ke kanan
kecil sekali. Pada defek tertentu dapat dilakukan penutupan dengan kateterisasi
jantung, dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis selama 6-9 bulan. (1,2,3,4,5)
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat paroxysmal atrial tachycardia adalah
hipertensi pulmonal, shunt kanan ke kiri, dan payah jantung.
Komplikasi lain yang menyulitkan ASD ialah pneumonia, emboli, trombosis, SBE,
atau infeksi lainnya. (1,2,4)
5
Prognosis
Prognosis ASD tergantung pada lokalisasi dan besarnya defek. Biasanya dapat
hidup normal sampai umur 40 tahun bahkan ada yang sampai 70 tahun tanpa keluhan.
(1,2,3,4,5)
6
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa
Nama : Muhammad Fachri
Stambuk : 110 97 0060
Yang bersangkutan benar telah menyelesaikan salah satu tugas berupa Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) pada:
Hari /Tanggal : Kamis, 17 Juli 2003
Tempat : RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
Topik : Atrial Septal Defect ( ASD )
Dibuat dalam rangka tugas kepaniteran klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK-UH.
Makassar, Juli 2003
Dr. Yati A. Arifin
7
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PKMRSJuli 2003
ATRIAL SEPTAL DEFECT
Oleh :
NAMA : MUHAMMAD FACHRISTAMBUK : 110 97 0060
Pembimbing :
Dr. Yati A Arifin
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2003
8
DAFTAR HADIRPEMBACAAN PKMRS
RS. PERJAN Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODOTanggal : Senin, 29 April 2003
Judul : Atrial Septal Defect (ASD)Oleh : Muhammad Fachri
NO. NAMA ALAMAT TANDATANGAN
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.
Makassar, Juli 2003
( Dr. Yati )
9