aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
TRANSCRIPT
APLIKASI
KEBIJAKAN FISKAL
DALAM BISNIS
Wahono Diphayana
Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal (fiscal policy) adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Ini
merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang aggaran
dan belanja negara dengan maksud mempengaruhi
jalannya perekonomian. Di Indonesia kebijakan fiskal
tergambar dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara).
Penerimaan Pemerintah
Instrumen kebijakan fiskal dari sisi penerimaan
pemerintah berhubungan erat dengan pajak. Pajak
adalah kewajiban yang harus dibayarkan masyarakat
kepada pemerintah dan masyarakat tidak menerima
imbalan atau balas jasa langsung darinya. Membayar
pajak berarti mengurangi daya beli masyarakat. Pajak
yang diterima pemerintah dipergunakan untuk
membiayai operasional pemerintahan dan menjalankan
pembangunan.
Pajak yang dipungut dari masyarakat dapat dibagi dua,
yaitu sebagai berikut.
1. Pajak langsung
2. Pajak tidak langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang langsung
dikenakan kepada wajib pajak. Contohnya Pajak
Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang tidak
langsung dikenakan kepada wajib pajak tetapi
melalui pihak ketiga. Contohnya Bea Masuk dan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Disamping itu di Indonesia dikenal Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk pelayanan jasa
pemerintah kepada masyarakat.
Berdasarkan besarnya pungutan, maka pajak
dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Pajak Degresif
2. Pajak Proporsional
3. Pajak Progresif
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak
yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi.
Selain dari pajak penerimaan pemerintah dapat
berasal dari pinjaman dalam negeri, pinjaman
luar negeri, pendapatan dari badan usaha milik
negara.
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah digunakan untuk mengatur dan
mengurus negara, membayar gaji pegawai negeri, membiayai
anggaran rutin dan pembangunan kementerian dan lembaga
negara dan lain-lain.
Jumlah pengeluaran pemerintah dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
1. Proyeksi atau perkiraan jumlah pajak yang akan diterima
pemerintah
2. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
Jenis pengeluaran pemerintah lainnya adalah
transfer payment (pembayaran transfer
pemerintah), yaitu jenis pengeluaran pemerintah
yang tidak memperoleh balas jasa langsung,
melainkan sebagai imbalan balas jasa atau
merupakan kewajiban pemerintah, seperti
pembayaran pensiun, subsidi, bea siswa dan
lain-lain.
Jenis Kebijakan Fiskal
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget)/Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari penerimaan
b. Anggaran Surplus (Surplus Budget)/Kebijakan Fiskal
Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat penerimaannya lebih besar daripada
pengeluarannya
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan
pengeluaran sama besar dengan pemasukan.
Tiga Prinsip yang Mendasari Penyusunan APBN di
Indonesia
a. Prinsip Berimbang
Menurut prinsip ini besarnya sisi pengeluaran sama dengan sisi
penerimaan.
b. Prinsip Anggaran Dinamis
Menurut prinsip ini pembangunan diutamakan dengan dibiayai oleh
kemampuan keuangan dalam negeri. Bila besarnya dana pembangunan
setiap tahunnya meningkat dan berasal dari tabungan pemerintah yang
berarti pertumbuhan tabungan pemerintah positif, maka disebut sebagai
anggaran dinamis absolut. Sedangkan bila dana pembangunan yang
berasal dari pinjaman luar negeri setiap tahunnya mengalami
pertumbuhan yang menurun, maka keadaan ini disebut anggaran
dinamis relatif.
c. Prinsip Anggaran Fungsional
Berdasarkan prinsip ini ditetapkan bahwa semua bantuan luar negeri
hanya dipergunakan untuk membiayai pembiayaan pembangunan, dan
bukan untuk membiayai pengeluaran rutin.
Fungsi Utama Kebijakan Fiskal
a. Fungsi Alokasi
Kebijakan fiskal berfungsi untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi
yang tersedia di dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan
masyarakat berupa public goods (barang public), seperti jalan,
pendidikan dan tempat ibadah dapat terpenuhi secara layak dan dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat.
b. Fungsi Distribusi
Kebijakan fiskal berfungsi agar pembagian pendapatan nasional dapat
lebih merata di semua kalangan masyarakat dan tingkat kehidupan,
sehingga kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin tidak terlalu
lebar.
c. Fungsi Stabilisasi
Kebijakan fiskal berfungsi untuk memelihara keseimbangan ekonomi,
seperti tersedianya lapangan pekerjaan, kestabilan tingkat harga, dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.
Aplikasi Kebijakan Fiskal Dalam Bisnis (1)
1. Membayar pajak berarti mengurangi daya beli
masyarakat. Sehingga semakin besar pajak yang
dikenakan kepada masyarakat akan mengurangi
jumlah barang yang mampu dibeli oleh masyarakat,
yang berarti kenaikan pajak akan mengurangi jumlah
produk yang dipasarkan oleh perusahaan.
2. Bagi perusahaan, besarnya pajak yang dikenakan
kepada perusahaan akan mengurangi penerimaan
perusahaan, yang berarti akan mengurangi
keuntungan perusahaan.
Aplikasi Kebijakan Fiskal Dalam Bisnis (2)
3. Semakin besar pengeluaran di dalam APBN akan
dapat menaikkan kegiatan perusahaan, karena akan
semakin banyak perusahaan yang akan
mendapatkan proyek atau kegiatan pengadaan dan
pembangunan dari pemerintah. Ini berarti bahwa
kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah akan
dapat mendorong peningkatan di dalam kegiatan
ekonomi.
4. Subsidi (dalam berbagai bentuk) yang diberikan
pemerintah kepada produsen melalui APBN akan
dapat mengurangi biaya produksi yang pada
akhirnya akan menurunkan harga produk yang
dijual.
Terima Kasih