anemia aplastik1
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
PANSITOPENIA
et causa
ANEMIA APLASTIK
Diajukan Kepada :
Dr. Bambang Purnomo, Sp.PD
Disusun Oleh :
Ajeng Amelianingtyas G1A209169
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF PENYAKIT DALAMRSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2011
HALAMAN PENGESAHAN
PANSITOPENIA
et causa
ANEMIA APLASTIK
Disusun oleh :
Ajeng Amelianingtyas G1A209169
Telah dipresentasikan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Dokter Pembimbing
Dr. Bambang Purnomo, Sp.PD
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 52 Tahun
Alamat : Karang Dadar RT 06 W 03, Kalibagor
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Tanggal masuk : 15 Desember 2010
Tanggal periksa : 15 Desember 2010
No. CM : 896297
R. Rawat : Dahlia
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama : Lemas berulang
B. Keluhan tambahan : Pucat, pusing, mudah sakit, sering timbul
kebiruan dan dada berdebar-debar.
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien seorang wanita berusia 52 tahun datang ke IGD RSMS pada
tanggal 15 Desember 2010 dengan keluhan lemas sejak tiga hari yang lalu.
Lemas dirasakan setelah beraktivitas dan berulang setiap tiga bulan sekali sejak
2,5 tahun ini.
Lemas disertai dada berdebar-debar terutama setelah berjalan atau
bekerja lama, kadang-kadang pasien mengeluhkan pusing. Pasien menyangkal
mudah sakit. Pasien juga menyangkal adanya perdarahan. Lemas dirasakan
membaik setelah beristirahat, tapi apabila mulai bekerja lagi, pasien merasakan
lemas lagi. Lemas dirasakan bertambah memberat setelah satu tahun terkhir ini.
Lemas dirasakan pasien terjadi setiap waktu sehingga pasien merasa
aktivitas pekerjaannya terganggu. Pasien menjadi susah berpikir dan tidak
mampu menyelesaikan pekerjaanya secara tuntas dibandingkan dengan
sebelum ia mengalami lemas.
2
Selain lemas, pasien juga merasakan wajahnya menjadi pucat yang
terjadi bersamaan dengan timbulnya lemas. Pucat timbul secara perlahan dan
muncul pertama kali di wajah. Setelah wajahnya terlihat semakin pucat, pasien
mengaku telapak tangan dan pangkal kukunya juga berwarna pucat. Pasien
mengatakan pucatnya terjadi setiap waktu dan tidak hilang walaupun pasien
telah tidur lebih dari 8 jam per hari ataupun setelah mengkonsumsi sayuran
berwarna hijau.
Pusing yang dirasakan pasien tidak terasa seperti berputar atau nyeri.
Keluhan pusing timbul sejak 2,5 tahun yang lalu bersamaan dengan timbulnya
rasa lemas, dan pusing timbul kumat-kumatan terutama ketika pasien
beraktivitas. Ketika pusing terjadi, pasien merasa kesulitan untuk berpikir
sehingga pasien hanya ingin beristirahat dengan cara berbaring. Pasien
mengaku pusingnya mereda bahkan menghilang setelah beristirahat. Pasien
meminum obat-obatan warung untuk menghilangkan rasa pusingnya, namun
rasa pusingnya tidak menghilang.
Pasien menyangkal pusingnya dipengaruhi oleh makanan atau minuman
tertentu. Pasien juga menyangkal pernah mengalami trauma pada kepalanya,
ataupun rasa pusing yang disertai dengan mata berkunang-kunang ketika
bangun dari berbaring. Pasien mengaku tidak menderita penyakit tekanan darah
tinggi ataupun ada anggota keluarganya yang menderita penyakit darah tinggi.
Pasien mengaku sering dirawat di RSUD Margono Soekarjo dua sampai
empat kali dalam setahun dengan keluhan lemas, dada berdebar, sesak nafas,
dan ngliyeng pada saat beraktivitas. Pasien dirawat di RSUD untuk
mendapatkan transfusi darah, pasien lupa berapa kantong pada waktu pertama
kali pasien dirawat dan terakhir kali pasien dirawat. Setelah mendapatkan
transfusi darah, pasien biasanya sudah merasa sembuh dan bisa pulang.
Pasien mengaku tidak ada kelainan dalam BAB dan BAK. Pasien
menyangkal adanya BAB dan BAK berdarah. Pasien menyangkal adanya
muntah darah. Pasien mengaku sudah berhenti menstruasinya sejak sepuluh
tahun yang lalu.
3
Pasien menyangkal bahwa ia adalah penderita penyakit gula ataupun
ada anggota keluarganya yang menderita penyakit gula. Pasien juga
menyangkal ada perubahan dalam pola makannya sehari-hari antara sebelum
hingga sesudah lemas.
Pasien menyangkal tempat tinggalnya berpindah ke daerah yang lebih
dingin satu bulan terakhir ini. Pasien juga menyangkal matanya berubah
menjadi kuning.
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia tidak pernah menderita sakit
demam disertai lemas dengan warna kuning pada mata dan BAK yang
berwarna seperti air teh. Pasien tidak pernah menderita keganasan yang diobati
dengan obat-obatan ataupun diobati dengan cara disinar. Pasien juga tidak
pernah menderita sakit demam typoid dan mendapat pengobatan antibiotik
untuk demam typhoid.
Pasien menyangkal pernah mengalami gejala-gejala lemas disertai
pucat sebelumnya. Pasien juga menyangkal ada anggota keluarganya yang
menderita gejala-gejala yang sama dengan pasien.
Pasien mempunyai riwayat transfusi darah sejak 2,5 tahun yang lalu.
Tranfusi darah berulang setiap tiga bulan sekali setelah pasien merasa lemas.
D. Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit DM disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit keganasan disangkal
- Riwayat penyakit demam typhoid disangkal
- Riwayat sakit kuning disangkal
- Riwayat batuk lama dengan berobat rutin 9 bulan disangkal
- Riwayat batuk darah disangkal
- Riwayat BAB dan muntah darah/hitam disangkal
- Riwayat BAK darah/Hematuri disangkal
- Riwayat penyakit infeksi saluran kemih disangkal
4
E. Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit DM disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat penyakit perdarahan disangkal
- Tidak ada keluarga yang menderita berdebar-debar, lemas, pucat, pusing
dan nafsu makan menurun.
- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit yang sama seperti
pasien.
F. Riwayat Sosial ekonomi:
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak,
suaminya bekerja sebagai petani yang mempunyai lahan sawah sendiri.
Pasien tinggal di pedesaan yang pemukimannya tidak terlalu padat. Dalam
satu bulan penghasilan keluarga mencapai ± Rp.1.500.0000. Biaya
pengobatan pasien ditanggung oleh pasien sendiri.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang, kooperatif.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 84 /mnt
R : 20 /mnt
S : 36,5C
Berat Badan : 48 kg
Tinggi badan : 159 cm
Status Generalis
1. Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-).
Rambut : Warna rambut hitam keputihan, tidak mudah
dicabut, distribusi merata.
5
Mata : Simetris, konjungtiva anemis (+/+), sklera
ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) normal isokor
3 mm, edema palpebra (-/-).
Telinga : Discharge (-), deformitas (-).
Hidung : Discharge (-), deformitas (-), nafas cuping
hidung (-)
Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (+), lidah kotor (-),
sianosis (+), atrofi papil lidah (+)
2. Pemeriksaan leher
Inspeksi : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar,
tiroid (-).
Palpasi : JVP tidak meningkat, pembesaran limfonodi (-).
3. Pemeriksaan thoraks
Pulmo
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi interkostal (-),
ketinggalan gerak (-), jejas (-).
Palpasi : Vokal fremitus paru kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara Dasar : Vesikuler
Suara Tambahan : (-).
Cor
Inspeksi : ictus cordis tampak SIC VI 2 jari lateral LMC
sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC VI 2 jari lateral
LMC sinistra, kuat angkat (-), thrill(-).
Perkusi : batas jantung
Kanan atas SIC II LPS dextra
Kanan bawah SIC IV LPS dextra
6
Kiri atas SIC II LPS sinistra
Kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2, reguler, murmur (-) gallop (-)
4. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, venektasi (-), spider nevi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-).
Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-).
Lien, tidak teraba.
Perkusi : Tympani.
Tes pekak alih (-).
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal.
5. Pemeriksaan ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (+/+),
pucat (+/+).
Inferior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (+/+),
pucat (+/+), refleks fisiologis (+/+), refleks
patologis (-/-).
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Laboratorium tanggal 15 Desember 2010 jam 10.42)
Darah rutin
Hb : 2,3 (14-18 g/dl)
Leukosit : 2170 (4800-10.800/l)
Hematokrit : 7 (42-52%)
Eritrosit : 0,6 (4,7-6,1 jt/l)
Trombosit : 6000 (150.000-400.000/l)
MCV : 113 (79-99 pg)
MCH : 37 (27-31)
MCHC : 33,5 (33-37 g/dl)
LED : 15 (0-15 mm/jam)
7
Hitung jenis
- Eosinofil : 0,5 (1-3)
- Basofil : 0 (0-1)
- Neutrofil Batang : 0 (2-6 )
- Neutrofil Segmen : 23,1 (50-70)
- Limfosit : 68,9 (20-40)
- Monosit : 7,5 (2-8)
Laboratorium tanggal 16 Juni 2010 jam 13.06)
Kimia klinik
- Ureum : 14,3 (19,3- 42,8 mg/dl)
- Kreatinin : 0,7 (0,8-1,5 mg/mnt)
- GDS : 169 ( 200 mg/dl)
Elektrolit
- Natrium : 137 (137-145 mmol/L)
- Kalium : 2,8 (2,5-8,1 mmol/L)
- Klorida : 102 (95-107 mmol/L)
- Kalsium : 8,8 (8,4-10,2 mmol/L)
Gambaran darah tepi:
Gambaran eritrosit : Anisositosis berat (makrosit, normosit, mikrosit),
poikilositosis sedang (krenasi, tear drop cell, ovalosit), polikromasi (+)
Gambaran leukosit : Estimasi jumlah menurun,granulasi toksik (+)
Gambaran trombosit : Estimasi jumlah menurun, bentuk besar (+),
clumping (-)
Kesan : Pansitopenia dengan anemia makrositik normokromik
DD: anemia aplastik
Anemia karena perdarahan
Laboratorium tanggal 17 Desember 2010 jam 10.06)
8
Darah rutin
Hb : 9,3 (14-18 g/dl)
Leukosit : 2300 (4800-10.800/l)
Hematokrit : 28 (42-52%)
Eritrosit : 3,1 ( 4,7-6,1 jt/l)
Trombosit : 26000 (150.000-400.000/l)
MCV : 80,3 (79-99 pg)
MCH : 28,7 (27-31)
MCHC : 35,8 (33-37 g/dl)
Hitung jenis
- Eosinofil : 1,9 (1-3)
- Basofil : 0 (0-1)
- Neutrofil Batang : 0 (2-6 )
- Neutrofil Segmen : 30,8 (50-70)
- Limfosit : 58,9 (20-40)
- Monosit : 8,4 (2-8)
V. KESIMPULAN
A. Anamnesa
- Lemas berulang sejak tiga hari yang lalu
- Pucat, pusing, susah berpikir, dan dada berdebar-debar.
- Keluhan-keluhan timbul saat beraktivitas
- Riwayat mondok 3-4 kali dalam setahun sejak 2,5 tahun yang lalu
dengan keluhan yang sama
- Riwayat penyakit DM disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit keganasan disangkal
- Riwayat penyakit demam typhoid disangkal
- Riwayat sakit kuning disangkal
9
- Riwayat batuk lama dengan berobat rutin 9 bulan disangkal
- Riwayat batuk darah disangkal
- Riwayat BAB dan muntah darah/hitam disangkal
- Riwayat BAK darah/Hematuri disangkal
- Riwayat penyakit infeksi saluran kemih disangkal
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sedang, kooperatif.
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 84 /mnt
R : 24 /mnt
S : 36,5C
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
Mulut : Tampak pucat.
Pemeriksaan thoraks : Pembesaran cor ke laterocaudal.
Abdomen : t, tidak ada tanda-tanda asites.
Ekstremitas : Pucat pada ekstremitas superior dan inferior.
C. Laboratorim
Anemia berat, Pansitopenia, anemia normositik normokromik
Gambaran darah tepi:
o Gambaran eritrosit : Anisositosis berat (makrosit, normosit, mikrosit),
poikilositosis sedang (krenasi, tear drop cell, ovalosit), polikromasi
(+)
o Gambaran leukosit : Estimasi jumlah menurun,granulasi toksik (+)
o Gambaran trombosit : Estimasi jumlah menurun, bentuk besar (+),
clumping (-)
Kesan : Pansitopenia dengan anemia makrositik normokromik
DD: anemia aplastik
Anemia karena perdarahan
10
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Pansitopenia et causa anemia aplastik
2. Anemia megaloblastik
3. Leukemia akut stadium praleukemik
VII. DIAGNOSIS KERJA
Pansitopenia et causa anemia aplastik
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi sumsum tulang ( Bone Marrow Puncture dan Bone Marrow Biopsi)
IX. PENATALAKSANAAN
A. Farmakologi :
1. IVFD NaCL 0.9 % 20 tetes/menit
2. Inj. Dexametason 3 x 1 ampul i.v
3. Transfusi PRC
Jumlah darah yang diperlukan (ml):
= (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x 3 x BB
= (12 – 2,3) x 3 x 48
= 1396 1436 ml
= 1436 = 6 kantong PRC
250
4. Transfusi trombosit
B. Rencana Monitoring
1. Awasi vital sign
2. Awasi adanya tanda perdarahan spontan
3. Cek HB, lekosit dan trombosit post transfusi
4. Awasi ada tidaknya penurunan kesadaran
5. Awasi produksi urin
C. Edukasi
11
1. Menjelaskan pada pasien tentang penyakit, pengelolahan, dan
prognosisnya
2. Bed rest
3. Diet:
Ket: Tinggi Badan: 159 cm
Berat Badan: 48 kg
BMI = (BB/TB)2 = 48/(1,59)2 = 18.98
Diet tinggi kalori (35 kkal/kgBB/hari). Pada pasien ini kalori
yang dibutuhkan 1680 kkal/ hari.
Diet rendah garam dan kalium (2 gr/hari).
Diet tinggi protein (0,8 gr/kgBB/hari). Diet protein yang
mempunyai nilai biologis tinggi masih dibenarkan. Pada pasien
ini protein yang dianjurkan yaitu 38,4 gr/hari
X. PROGNOSIS
Ad fungsional : Dubia ad malam
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad sanationam : in fause
12