anemia
DESCRIPTION
gdjgcTRANSCRIPT
Anemia
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pentingnya berkomunikasi dalam proses keperawatan dan juga antara perawat dan k
lien. Tanpa adanya komunikasi yang terjalin antara perawat dengan klien akan terjadi
kesalahpahaman dan seorang perawat akan sukar mendapatkan data yang diinginkan
secara akurat dari klien.
I.2 Maksud dan Tujuan penulisan
Maksud dari pembuatan dan penyusunan makalah ini adalah untuk menerapkan
komunikasi terapeutik terhadap klien. Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini
antara lain :
· Mengetahui apa pengertian komunikasi terapeutik
· Mendefinisi suatu penyakit anemia
· Mengambil kesimpulan dialog kasus
· Memenuhi salah satu tugas mata kuliah KDK
I.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah ini berdasarkan teori
I.4 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri
dari:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, maksud dan tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Berisi pembahasan yang mencakup tinjauan teoritis dan definisi penyakit anemia
BAB III PENUTUP
Penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teoritis
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk
membantu klien dalam beradaptasi terhadap stress. Gangguan psikologis, dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain (Northous 1998. hal 12 )
Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan
klien dalam hal ini perwat dank lien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien ( Struat G.W 1998 )
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi.
2.2 Tujuan Komunikasi
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kea rah
yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi :
1 Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri
1 Kemampuan hubungan interpersonal yang tidak superficial
1 Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai
tujuan yang realistis.
1 Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integrasi diri
2.3 Macam-Macam Tehnik Komunikasi Terapeutik Pada Penyakit Anemia
a. Memulai kata pembuka ( open endeed question )
b. Pertanyaan terbuka ( broad opening )
c. Mendengarkan ( active listening )
d. humor
e. Mengarahkan pembicaran ( focusing )
f. Berbagi Persepsi ( shering perception )
g. Diam (silence )
h. Informing
i. Repleksi
j. Saran
2.4 Hambatan komunikasi terapeutik pada penyakit anemia
a. Memberi nasihat atau cara pemecahan masalah yang menunjukan bahwa pasien
seakan-akan tidak mampu melaksanakan
b. menetram hati perawat memeberikan informasi tidak berdasarkan fakta tetapi lebih
memberikan perasaan senang.
c. membuat penilaian dilakukan penilaian terhadap prilaku pasien.
d. Mengalihkan pembicaraan
e. Prilaku yang berfokus pada diri perawat
f. Memberi pengarahan
g. Pertanyaan yang berlebihan
2.5 Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh.
2.6 Gejala
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhanini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Dan Anemia sukar dikesan bagi kebanyakan orang, dan simptomnya kabur. Biasanya,
perasaan lemah atau keletihan dilapurkan. Sesak nafas dilapurkan dalam kes teruk.
Aneamia amat teruk memerlukan tindakbalas pengimbal di mana output jantung
meningkat dengan jelas, membawa kepada palpitasi dan berpeluh; proses ini boleh
mengakibatkan kegagalan jantung di kalangan orang berumur.Kulit dan selapus hingus
mukosal yang pucat sahaja menjadi tanda utama bagi aneamia berat, dengan itu bukanlah
merupakan tanda yang pasti.
2.7 Penyebab
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
· Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
· Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
1 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik
Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
2.8 Diagnosis
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase rel
darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu
contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis
darah komplit (CBC).
2.9 Pengobatan
Kekurangan zat besi akibat kekurangan makanan amat jarang bagi dewasa tidak
haid (lelaki dan wanita putus haid). Diagnosis kekurangan zat besi menyatakan pencarian
bagi potensi punca kehilangan sebegitu seperti pendarahan perut (gastrointestinal) akibat
ulcer atau barah kolon. Anemia kekurangan zat besi ringan hingga serdahana dirawat
dengan tambahan zat besi menggunakan ferous sulfat atau ferrous gluconate. Vitamin C
mungkin membantu keupayaan tubuh bagi menyerap zat besi.
Vitamin tambahan diberikan secara oral (asid folik) atau suntikan (vitamin B-12)
akan menggantikan kekurangan khusus.
Bagi penyakit anemia kronik, anemia dikaitkan dengan kimoterapi
(chemotherapy), atau anemia dikaitkan dengan penyakit ginjal, sesetengah pakar klinikal
prescribe recombinant erythropoietin , epoetin alfa, bagi menggalakkan penghasilan sel
darah merah.
2.9 Dialog Kasus (Komunikasi terapeutik)
Disebuah RSU dr. slamet tepatnya diruangan cempaka,terdapat seorang pasien
perempuan berusia 30 tahun bernama Ny. Fitri rahayu beliau sudah satu minggu dirawat
dirumah sakit dengan keluhan pusing dan cepat lelah.
Tepat pada pukul 08.00 wib seorang perawat datang ke ruangan tersebut
Perawat : “Assalammualaikum”
Klien : ”Waalaikumsalam”
Perawat : Selamat pagi ibu,,,gimana tidurnya semalam????
Klien : Pagi,,,, Alhmdullillah nyenyak…..
Perawat : Perkenalkan ibu nama saya irwan subagjadinata mahasiswa dari AKPER
PEMDA GARUT, kebetulan saya sedang dinas diruangan ini dari jam
07.00 pagi sampai jam 14.00 siang. Sebelumnya saya boleh tahu nama ibu
siapa??? (BHSP)
Klien : oh iya tentu,,,nama saya fitri!!!!!!!
Perawat : oh ibu fitri,namanya cantik seperti orangnya (humor)
Klien : “ ah pak bisa aja.
Perawat : sebelumnya ibu mau di panggil apa ibu atau apa?
Klien : Panggil saya ibu saja
Perawat : oh…oh iya boleh saya duduk bu??
Klien : oh…”silahkan pak”
Perawat : Bagaimana keadaan ibu sekarang???(open endeed question)
Klien : “Alhmdullillah pa agak sedikit membaik”
Perawat : Kalau boleh tahu ibu tinggal dimana???
Klien : “Saya dari karangpawitan pa”.
Perawat :oh iya bu,apakah ibu bisa jelaskan bagaimana keadaan ibu,???(broad
opening)
Klien : Begini pa, saya sering merasakan pusing pa.
Perawa :merasa pusing gimana bu.(focusing)
Klien :begini pa,sering cepat lelah, kalau bangun tidur suka pusing, dan kalau
sudah mau berdiri suka pusing
Perawat : perawat diam mendengarkan penjelasan dari klien (active listening dan
sailen)
Perawat : oh….Kalau begitu, bagaimana kalau nanti siang sekitar pukul 10.00 saya
datang untuk memeriksa keadaan ibu,,bagaimana bu???
Klien : “iya boleh pa”
Perawat : Kalau begitu saya ke ruangan lain dulu ya bu!! Asallamualiakum..
Klien : oh iya pa …waalaikumsalam
(Lalu perawat meninggalkan ruangan tersebut)
Setelah jam 10:00 perwat datang untuk memeriksa klien
Perawat : “Assalamualaikum”
Klien : “Waalaikumsalam”
Perawat : Ibu wajahnya kelihatannya berseri-seri , pasti ibu sedang gembira ya??
(sharing perseption dan repleksi)
Klien : ah pa bisa saja,,,iya katanya nanti sore suami saya akan datang
Perawat : oh…ibu sekarang ibu diperiksa dulu ya,,,
Klien : oh iya pa!!!
Perawat :iya bu,sebelumnya sebaiknya ibu jangan banyak begadang,minum
kopi,tidak boleh telat makan,dan harus banyak makan sayur-sayuran
misalnya daun papaya, daun singkong supaya tekanan darah ibu tidak
kurang bu,(saran)
klien : pa gimana hasilnya????
perawat : allhmdulillah ya bu sekarang tekanan darah ibu lebih membaik dari
kemarin. Ibu harus lebih rajin minum obat nanti kalao ibu sudah pulang
kerumah ibu jangan lupa makan obat yang d berikan dokter agar
mempercepat dan menambah darah. (Informing)
Klien : oh… begitu ya pak
Perawat : iya bu…oh iya bu sebentar lagi waktunya ibu minum obat, kalau begitu
saya akan kembali lagi membawa makan dan obat buat ibu.
Perawat : “Assalammualaikum”
Klien : ”Walaikumsalam”
(Beberapa menit kemudian perawat pun datang membawa obat dan makanannya)
Perawat : “Assalammualaikum”
Klien : ”Walaikumsalam”
Perawat : Ibu sekarang ibu makan siang dulu ya bu, lalu minum obatnya!!!
Klien : “iya pa”
Perawat : Ibu mau makan sendiri atau mau saya suapin???
Klien : Disuapin saja pak!!!
(Lalu klien pun makan dan meminum obatnya)
Perawat : Sekarang ibu harus jaga kesehatan ya bu,,!!!
Klien : Iya pak..!!
Perawat : Sebelumnya apakah ibu masih ingat apa yang saya sudah sampaikan
tadi????
Klien : oh iya pak..saya masih ingat..kalau saya harus minum obat teratur, jaga
kesehatan, banyak makan sayuran.
Perawat : Aduh…Ibu pintar ya masih ingat apa yang saya sampaikan,(evaluasi)
Klien : ah pak bisa saja”
Perawat : kalau begitu ibu sekarang istirahat saja,saya permisi dulu ya bu kalau ada
apa apa panggail saya atau parawat lain “assalamualaikum”
Klien : oh ya silahkan pa…“Walaikumsalam”
(dengan keluarnya perawat maka berakhirlah role play tentang klian dengan penyakit
anemia)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik
adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien untuk beradaptasi
terhadap stress. Dan pengertian dari penyakit anemia adalah Anemia adalah keadaan
dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)
dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Dan seorang perawat harus mampu menggunakan komunikasi terapeutik terhadap
setiap pasien yang ditanganinya, terutama pada pasien yang mengidap penyakit anemia.
3.2 Saran
Untuk semua perawat dituntut agar bisa menguasai komunikasi terapeutik dengan
baik, karena dengan berkomunikasi semuanya akan berjalan dengan lancer. Selain itu
juga dengan berkomunikasi seorang perawat akan dapat data yang diinginkan dari klien
secara akurat.