anemia

16
Anemia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pentingnya berkomunikasi dalam proses keperawatan dan juga antara perawat dan k lien. Tanpa adanya komunikasi yang terjalin antara perawat dengan klien akan terjadi kesalahpahaman dan seorang perawat akan sukar mendapatkan data yang diinginkan secara akurat dari klien. I.2 Maksud dan Tujuan penulisan Maksud dari pembuatan dan penyusunan makalah ini adalah untuk menerapkan komunikasi terapeutik terhadap klien. Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain : · Mengetahui apa pengertian komunikasi terapeutik · Mendefinisi suatu penyakit anemia · Mengambil kesimpulan dialog kasus · Memenuhi salah satu tugas mata kuliah KDK I.3 Metode Penulisan

Upload: m-sulistiawan

Post on 03-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gdjgc

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia

Anemia

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pentingnya berkomunikasi dalam proses keperawatan dan juga antara perawat dan k

lien. Tanpa adanya komunikasi yang terjalin antara perawat dengan klien akan terjadi

kesalahpahaman dan seorang perawat akan sukar mendapatkan data yang diinginkan

secara akurat dari klien.

I.2 Maksud dan Tujuan penulisan

Maksud dari pembuatan dan penyusunan makalah ini adalah untuk menerapkan

komunikasi terapeutik terhadap klien. Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini

antara lain :

· Mengetahui apa pengertian komunikasi terapeutik

· Mendefinisi suatu penyakit anemia

· Mengambil kesimpulan dialog kasus

· Memenuhi salah satu tugas mata kuliah KDK

I.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah ini berdasarkan teori

I.4 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri

Page 2: Anemia

dari:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, maksud dan tujuan penulisan,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Berisi pembahasan yang mencakup tinjauan teoritis dan definisi penyakit anemia

BAB III PENUTUP

Penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teoritis

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk

membantu klien dalam beradaptasi terhadap stress. Gangguan psikologis, dan belajar

bagaimana berhubungan dengan orang lain (Northous 1998. hal 12 )

Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan

klien dalam hal ini perwat dank lien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam

rangka memperbaiki pengalaman emosional klien ( Struat G.W 1998 )

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik

adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi.

Page 3: Anemia

2.2 Tujuan Komunikasi

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kea rah

yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi :

1 Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri

1 Kemampuan hubungan interpersonal yang tidak superficial

1 Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan yang realistis.

1 Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integrasi diri

2.3 Macam-Macam Tehnik Komunikasi Terapeutik Pada Penyakit Anemia

a. Memulai kata pembuka ( open endeed question )

b. Pertanyaan terbuka ( broad opening )

c. Mendengarkan ( active listening )

d. humor

e. Mengarahkan pembicaran ( focusing )

f. Berbagi Persepsi ( shering perception )

g. Diam (silence )

h. Informing

i. Repleksi

Page 4: Anemia

j. Saran

2.4 Hambatan komunikasi terapeutik pada penyakit anemia

a. Memberi nasihat atau cara pemecahan masalah yang menunjukan bahwa pasien

seakan-akan tidak mampu melaksanakan

b. menetram hati perawat memeberikan informasi tidak berdasarkan fakta tetapi lebih

memberikan perasaan senang.

c. membuat penilaian dilakukan penilaian terhadap prilaku pasien.

d. Mengalihkan pembicaraan

e. Prilaku yang berfokus pada diri perawat

f. Memberi pengarahan

g. Pertanyaan yang berlebihan

2.5 Anemia

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin

(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut

oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin

dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah

sesuai yang diperlukan tubuh.

Page 5: Anemia

2.6 Gejala

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi

kebutuhanini, bervariasi.

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa

melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Dan Anemia sukar dikesan bagi kebanyakan orang, dan simptomnya kabur. Biasanya,

perasaan lemah atau keletihan dilapurkan. Sesak nafas dilapurkan dalam kes teruk.

Aneamia amat teruk memerlukan tindakbalas pengimbal di mana output jantung

meningkat dengan jelas, membawa kepada palpitasi dan berpeluh; proses ini boleh

mengakibatkan kegagalan jantung di kalangan orang berumur.Kulit dan selapus hingus

mukosal yang pucat sahaja menjadi tanda utama bagi aneamia berat, dengan itu bukanlah

merupakan tanda yang pasti.

2.7 Penyebab

Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

· Akut (mendadak)

- Kecelakaan

- Pembedahan

- Persalinan

- Pecah pembuluh darah

· Kronik (menahun)

- Perdarahan hidung

Page 6: Anemia

- Wasir (hemoroid)

- Kanker atau polip di saluran pencernaan

- Tumor ginjal atau kandung kemih

- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

1 Berkurangnya pembentukan sel darah merah

- Kekurangan zat besi

- Kekurangan vitamin B12

- Kekurangan asam folat

- Kekurangan vitamin C

- Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

- Pembesaran limpa

- Kerusakan mekanik pada sel darah merah

- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

- Sferositosis herediter

- Elliptositosis herediter

- Kekurangan G6PD

- Penyakit sel sabit

Page 7: Anemia

- Penyakit hemoglobin C

- Penyakit hemoglobin S-C

2.8 Diagnosis

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase rel

darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu

contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis

darah komplit (CBC).

2.9 Pengobatan

Kekurangan zat besi akibat kekurangan makanan amat jarang bagi dewasa tidak

haid (lelaki dan wanita putus haid). Diagnosis kekurangan zat besi menyatakan pencarian

bagi potensi punca kehilangan sebegitu seperti pendarahan perut (gastrointestinal) akibat

ulcer atau barah kolon. Anemia kekurangan zat besi ringan hingga serdahana dirawat

dengan tambahan zat besi menggunakan ferous sulfat atau ferrous gluconate. Vitamin C

mungkin membantu keupayaan tubuh bagi menyerap zat besi.

Vitamin tambahan diberikan secara oral (asid folik) atau suntikan (vitamin B-12)

akan menggantikan kekurangan khusus.

Bagi penyakit anemia kronik, anemia dikaitkan dengan kimoterapi

(chemotherapy), atau anemia dikaitkan dengan penyakit ginjal, sesetengah pakar klinikal

prescribe recombinant erythropoietin , epoetin alfa, bagi menggalakkan penghasilan sel

darah merah.

2.9 Dialog Kasus (Komunikasi terapeutik)

Page 8: Anemia

Disebuah RSU dr. slamet tepatnya diruangan cempaka,terdapat seorang pasien

perempuan berusia 30 tahun bernama Ny. Fitri rahayu beliau sudah satu minggu dirawat

dirumah sakit dengan keluhan pusing dan cepat lelah.

Tepat pada pukul 08.00 wib seorang perawat datang ke ruangan tersebut

Perawat : “Assalammualaikum”

Klien : ”Waalaikumsalam”

Perawat : Selamat pagi ibu,,,gimana tidurnya semalam????

Klien : Pagi,,,, Alhmdullillah nyenyak…..

Perawat : Perkenalkan ibu nama saya irwan subagjadinata mahasiswa dari AKPER

PEMDA GARUT, kebetulan saya sedang dinas diruangan ini dari jam

07.00 pagi sampai jam 14.00 siang. Sebelumnya saya boleh tahu nama ibu

siapa??? (BHSP)

Klien : oh iya tentu,,,nama saya fitri!!!!!!!

Perawat : oh ibu fitri,namanya cantik seperti orangnya (humor)

Klien : “ ah pak bisa aja.

Perawat : sebelumnya ibu mau di panggil apa ibu atau apa?

Klien : Panggil saya ibu saja

Perawat : oh…oh iya boleh saya duduk bu??

Klien : oh…”silahkan pak”

Perawat : Bagaimana keadaan ibu sekarang???(open endeed question)

Klien : “Alhmdullillah pa agak sedikit membaik”

Page 9: Anemia

Perawat : Kalau boleh tahu ibu tinggal dimana???

Klien : “Saya dari karangpawitan pa”.

Perawat :oh iya bu,apakah ibu bisa jelaskan bagaimana keadaan ibu,???(broad

opening)

Klien : Begini pa, saya sering merasakan pusing pa.

Perawa :merasa pusing gimana bu.(focusing)

Klien :begini pa,sering cepat lelah, kalau bangun tidur suka pusing, dan kalau

sudah mau berdiri suka pusing

Perawat : perawat diam mendengarkan penjelasan dari klien (active listening dan

sailen)

Perawat : oh….Kalau begitu, bagaimana kalau nanti siang sekitar pukul 10.00 saya

datang untuk memeriksa keadaan ibu,,bagaimana bu???

Klien : “iya boleh pa”

Perawat : Kalau begitu saya ke ruangan lain dulu ya bu!! Asallamualiakum..

Klien : oh iya pa …waalaikumsalam

(Lalu perawat meninggalkan ruangan tersebut)

Setelah jam 10:00 perwat datang untuk memeriksa klien

Perawat : “Assalamualaikum”

Klien : “Waalaikumsalam”

Perawat : Ibu wajahnya kelihatannya berseri-seri , pasti ibu sedang gembira ya??

Page 10: Anemia

(sharing perseption dan repleksi)

Klien : ah pa bisa saja,,,iya katanya nanti sore suami saya akan datang

Perawat : oh…ibu sekarang ibu diperiksa dulu ya,,,

Klien : oh iya pa!!!

Perawat :iya bu,sebelumnya sebaiknya ibu jangan banyak begadang,minum

kopi,tidak boleh telat makan,dan harus banyak makan sayur-sayuran

misalnya daun papaya, daun singkong supaya tekanan darah ibu tidak

kurang bu,(saran)

klien : pa gimana hasilnya????

perawat : allhmdulillah ya bu sekarang tekanan darah ibu lebih membaik dari

kemarin. Ibu harus lebih rajin minum obat nanti kalao ibu sudah pulang

kerumah ibu jangan lupa makan obat yang d berikan dokter agar

mempercepat dan menambah darah. (Informing)

Klien : oh… begitu ya pak

Perawat : iya bu…oh iya bu sebentar lagi waktunya ibu minum obat, kalau begitu

saya akan kembali lagi membawa makan dan obat buat ibu.

Perawat : “Assalammualaikum”

Klien : ”Walaikumsalam”

(Beberapa menit kemudian perawat pun datang membawa obat dan makanannya)

Perawat : “Assalammualaikum”

Klien : ”Walaikumsalam”

Perawat : Ibu sekarang ibu makan siang dulu ya bu, lalu minum obatnya!!!

Page 11: Anemia

Klien : “iya pa”

Perawat : Ibu mau makan sendiri atau mau saya suapin???

Klien : Disuapin saja pak!!!

(Lalu klien pun makan dan meminum obatnya)

Perawat : Sekarang ibu harus jaga kesehatan ya bu,,!!!

Klien : Iya pak..!!

Perawat : Sebelumnya apakah ibu masih ingat apa yang saya sudah sampaikan

tadi????

Klien : oh iya pak..saya masih ingat..kalau saya harus minum obat teratur, jaga

kesehatan, banyak makan sayuran.

Perawat : Aduh…Ibu pintar ya masih ingat apa yang saya sampaikan,(evaluasi)

Klien : ah pak bisa saja”

Perawat : kalau begitu ibu sekarang istirahat saja,saya permisi dulu ya bu kalau ada

apa apa panggail saya atau parawat lain “assalamualaikum”

Klien : oh ya silahkan pa…“Walaikumsalam”

(dengan keluarnya perawat maka berakhirlah role play tentang klian dengan penyakit

anemia)

Page 12: Anemia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik

adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien untuk beradaptasi

terhadap stress. Dan pengertian dari penyakit anemia adalah Anemia adalah keadaan

dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)

dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung

hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan

mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah

sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak

dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

Dan seorang perawat harus mampu menggunakan komunikasi terapeutik terhadap

setiap pasien yang ditanganinya, terutama pada pasien yang mengidap penyakit anemia.

3.2 Saran

Untuk semua perawat dituntut agar bisa menguasai komunikasi terapeutik dengan

baik, karena dengan berkomunikasi semuanya akan berjalan dengan lancer. Selain itu

juga dengan berkomunikasi seorang perawat akan dapat data yang diinginkan dari klien

secara akurat.