analisis kebijakan peran filantropi dalam...

44
ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN PUSATANALISISDETERMINANKESEHATAN KEMENTERIANKESEHATANRI 2019

Upload: others

Post on 29-May-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

PUSAT�ANALISIS�DETERMINAN�KESEHATANKEMENTERIAN�KESEHATAN�RI�

2019

1 [Date]

PENETAPAN

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan 4

target utama kesehatan yang harus dicapai pada 2019. Keempat target tersebut,

yakni meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular, meningkatkan pemerataan dan

mutu pelayanan kesehatan, dan meningkatkan perlindungan finansial, ketersediaan,

penyebaran, mutu obat serta sumber daya kesehatan.

Tahun 2019 menjadi akhir dari pembangunan jangka menengah, idealnya setiap

target yang belum tercapai pada tahun sebelumnya harus tercapai pada tahun 2019.

Pemerintah masih menghadapi tantangan lima (5) isu strategis yang menjadi

prioritas dalam pembangunan kesehatan lima (5) tahun ke depan (2020-2024).

Kelima isu utama tersebut telah diidentifikasi dalam Rakerkesnas (Rapat Kerja

Nasional) tahun 2019 yakni angka kematian ibu atau angka kematian neonatal yang

masih tinggi, stunting, tuberculosis (TBC), Penyakit Tidak Menular (PTM), dan

cakupan imunisasi dasar lengkap.

Target peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat telah ditentukan beberapa

sasaran pencapaian, yakni Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100 ribu

POLICY PAPER

ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI DALAM

PEMBANGUNAN KESEHATAN

2 [Date]

penduduk, Saat ini baru mencapai 346/100 ribu penduduk. Sasaran lainnya pada

angka kematian bayi yang ditargetkan mencapai 24/100 ribu penduduk, prevalensi

kekurangan gizi pada anak balita 17/100 ribu, dan prevalensi stunting pada anak di

bawah dua tahun (Baduta) 28/100 ribu penduduk. Target pengendalian penyakit

menular dan tidak menular telah ditentukan pula beberapa sasaran yang mencakup

prevalensi tuberculosis, HIV, eliminasi malaria, prevalensi tekanan darah tinggi,

obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun, dan prevalensi merokok penduduk

usia dibawah 18 tahun.

Sejumlah anggaran telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai

permasalahan kesehatan. Anggaran Kemenkes dari tahun 2015 sebesar 54,6 T terus

mengalami peningkatan. Tahun 2018 anggaran kemenkes sebesar 59,1 T, untuk

tahun 2019 mengalami peningkatan nenjadi 60,1 T, namun demikian anggaran

tersebut porsinya lebih besar untuk JKN, sedangkan untuk promotive preventif

anggarannya masih relatif kecil. Sehingga angka sasaran pencapaiannya belum

mencapai target yang maksinal. “Setiap orang berhak hidup sehat lahir dan batin,

bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan” diamanatkan dalam UUD 1945

amandemen ke dua (2) pasal 28 H ayat 1. Dalam pengertian tersebut di atas dimana

setiap orang berhak hidup sehat lahir dan batin, maka sehat menjadi tanggung jawab

baik pemerintah maupun masyarakat.

Disamping itu, UUD 1945 amandemen ke empat (4) pasal 34 ayat 3 juga

mengamanatkan “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Berkaitan dengan amanat

tersebut, Pemerintah memerlukan dukungan masyarakat untuk berperan aktif dalam

program maupun pembiayaan kesehatan, salah satunya dari kelompok filantropi.

Yang dimaksud dengan Filantropi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama

manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan

tenaganya untuk menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orang-

orang yang memberikan banyak dana untuk amal. Para filantropies telah banyak

berperan serta dalam mendukung pemerintah. Diantaranya Tahir Fondation dengan

membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Kementerian Keuangan

juga telah bekerjasama dengan filantropi dalam mendukung pencapaian SDG’s.

3 [Date]

Peran para filantropies dalam mendukung program dan pembiayaan kesehatan

hingga saat ini masih belum tergali. Kementerian Kesehatan telah menerbitkan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat,

yang dapat membuka peluang untuk meningkatkan dukungan maupun peran serta

aktif kelompok filantropi dalam pembangunan kesehatan. Adapun yang dimaksud

dengan pemberdayaan menurut Permenkes tersebut di atas adalah proses untuk

meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta

masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan

cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan

partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.

Pemberdayaan masyarakat amat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian

dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat itu

semakin menampakkan sosoknya, setelah munculnya Posyandu sebagai salah satu

bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), yang merupakan

wujud nyata peran serta mereka dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini

ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti

Polindes (Pondok Bersalin Desa), POD (Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya

Kesehatan Kerja), TOGA (Taman Obat Keluarga), Dana Sehat Desa Siaga dll, yang

jenis dan jumlahnya terus bertambah.

Dalam world Healt Assembly 1997, peran masyarakat adalah proses untuk

mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan masyarakat setempat

dalam merencakan, melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan kesehatan sehingga

diperoleh manfaat berupa peningkatan kemampuan swadaya masyarakat. Saat ini

masyarakat berperan dalam menentukan prasarana dan pemeliharaan teknologi

tepat guna dalam pelayanan kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan bagian dari potensi dan

permasalahan pembangunan kesehatan yang menjadi input dalam menentukan arah

kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan. Untuk memaksimalkan potensi dan

memecahkan permasalahan dalam pelaksanakan pembangunan kesehatan nasional

melalui pemberdayaan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan

pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) akan lebih

4 [Date]

mungkin diupayakan di tingkat rumah tangga di desa. Peningkatan status kesehatan

masyarakat merupakan tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak

yang akan dicapai dengan meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

Sasaran kegiatannya yaitu meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi

kesehatan kepada masyarakat.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi:

1. peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan

mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;

2. peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;

3. pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;

4. penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;

5. peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga

kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta;

6. peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal;

dan

7. pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan

Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan

masyarakat

5 [Date]

Gambar 1. Kerangka konsep Analisis Kebijakan Dukungan Filantropi bagi Pembangunan Kesehatan

Filantropi Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, filantropi perusahaan semakin berkembang akibat

pertumbuhan perusahaan dan munculnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (PT). Undang-undang ini mendorong sebuah etika bisnis

dengan mewajibkan perusahaan mengalokasikan anggaran corporate

socialresponsibility (CSR) dengan kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh perusahaan

sendiri dan melalui pihak ketiga yakni lembaga-lembaga nonprofit.

Filantropi Indonesia adalah lembaga nirlaba dan mandiri yang dimaksudkan untuk

memajukan filantropi di Indonesia agar bisa berkontribusi dalam pencapaian

keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Istilah Filantropi merupakan istilah

baru namun sebenarnya sudah ada beratus – ratus tahun lamanya. Filantropi

merupakan bagian dari ajaran keagamaan dan tradisi atau budaya yang berkaitan

dengan kedermawanan.Tidak jarang bahwa gerakan filantropi di Indonesia yang

kolektif dan terorganisasi sejak tiga dekade lalu itu merupakan perkembangan dari

praktik kedermawanan bermotif agama. Dengan dukungan lembaga-lembaga Islam

misalnya, yang direpresentasikan oleh organisasi filantropi dan lembaga swadaya

masyarakat, kegiatan kedermawanan memasuki sebuah arena yang meniscayakan

modernisasi dan profesionalisme kerja sosial (Latief 2013). Budaya berderma

6 [Date]

merepresentasikan solidaritas, ketaatan beragama, kohesi sosial,hingga altruisme.

Berderma juga, merupakan cara untuk menciptakan relasi patron-klien,interaksi

resiprositas atau timbal-balik, dan mengekspresikan kebanggaan, kekuatan, dan

dominasi. Di balik tafsir yang sangat luasterhadap makna berderma dalam

masyarakat, tradisi kedermawanan yang bersandar pada faktor keagamaan masih

merupakan isu utama di kalangan kaum muslim di berbagai belahan dunia (Latief

2013). Bagian dari ajaran agama tersebut dapat berupa : zakat, infaq, sedekah,

kolekte, persepuhan, punia, darma dll. Masyarakat juga mempunyai tradisi

berderma yang sering dilakukandiantaranya jimpitan, parelek, patungan , buah

sulungan dll.

Tujuan:

1. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam

menghadapai dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-

kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.

2. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam

menghadapi dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-

kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.

3. Menumbuh kembangkan sifat, semangat dan etik filantropi/kedermawanan

sosial di berbagai kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia melalui

berbagai media dan sarana.

4. Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi organisasi

nirlaba/pelaku filantropi.

5. Menumbuhkan rasa saling percaya, solidaritas dan kerja sama yagn sehat dan

membangun diantara para pelaku dan lembaga filantropi di Indonesia.

6. Menjadi mitra yang dipercaya oleh pemerintah dan sektor usaha dalam

menjalankan pembangunan sosial-kemanusiaan dan lingkungan di tanah air.

Prinsip-Prinsip Filantropi yang Dikembangkan

1. Filantropi memberikan akses kepada warga masyarakat yang memerlukan

sumberdaya agar mereka dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam

7 [Date]

memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Setiap pelaku filantropi menghargai keberagaman yang hidup dalam

masyarakat : budaya, agama dan keyakinan, suku bangsa, cara pandang, dan

lain-lain.

3. Keadilan gender. Filantropi yang dilaksanakan memperhatikan kebutuhan

dan kecenderungan gender yang berbeda dan menempatkannya dalam

perspektif kesetaraan.

4. Universal dan non-partisan. Filantropi tidak membeda-bedakan latar

belakang penerima maupun pemberi dan dijaga agar tidak menjadi alat politik

untuk kepentingan kelompok atau aliran tertentu.

5. Kepentingan bangsa ditempatkat di atas kepentingan individu dan kelompok

Visi Filantropi Indonesia :

Terciptanya solidaritas sejati berdasarkan kemanusiaan untuk mewujudkan keadilan

sosial dan pembangunan berkelanjutan.

Misi Filantropi Indonesia:

Meningkatkan jumlah dan mutu filantropi di Indonesia sebagai sarana untuk

memperkuat peran masyarakat sipil di Tanah Air dalam pembangunan sosial,

kemanusiaan dan lingkungan melalui penguatan infrastruktur kelembagaan dan

pengembangan ruang gerak filantropi dan sektor nirlaba.

Kegiatan filantropi berkembang sangat pesat di Indonesia. Semangat filantropi untuk

membantu sesama sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang dikenal

dermawan. Apresiasi dan pengakuan terhadap tingginya tingkat kedermawanan

Indonesia datang dari dunia internasional. World Giving Index yang dirilis oleh

Charity Aid Foundation. Survey CAF yang dilakukan di tahun 2017 atas 140 negara

memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Indonesia menduduki sebagai

peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia. Singkatnya ada potensi

kegiatan Filantropi yang sangat besar di Indonesia.

8 [Date]

WORLD GIVING INDEKS

Gambar 2 : World Giving Indeks 2017

Mendalami makna tersebut, kegiatan filantropi tak hanya sekadar urusan materi.

Setidaknya ada dua hal lain yang dapat diberikan sebagai bentuk kepedulian kita

terhadap sesama.

Pertama, ide atau pikiran. Melalui ide atau pikiran yang kreatif kita dapat membuat

sebuah kegiatan filantropi yang sumbangannya tidak berbentuk materi secara

langsung. Ada beberapa contoh kegiatan filantropi yang tercetus berkat ide kreatif

anak muda, salah satunya kegiatan menyumbang dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi digital.

Kedua, tenaga. Jika kita tidak memiliki ide dan materi untuk disumbangkan, kita

dapat berkontribusi dalam bentuk tenaga. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah bergabung dengan lembaga filantropi di Indonesia dan terjun langsung ke

lapangan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

9 [Date]

(replubika,2019)

Hal ini dilakukan oleh banyak orang, seperti yang dapat kita lihat saat terjadi

bencana di Lombok atau Palu. Banyak orang yang mengajukan diri untuk bisa datang

ke lokasi bencana dan membantu proses evakuasi hingga pemulihan pasca bencana.

Namun demikian, berbagai kendala ditemui oleh kelompok filantropi. Beberapa

Undang-Undang memerlukan peninjauan kembali karena dinilai dapat menghambat

upaya kelompok filantropi dalam menyalurkan bantuannya antara lain Undang-

Undang No. 6 Tahun 2017 tentang Ketentuan Umum Pajak; Undang-Undang No. 16

Tahun 2017 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2013

tentang Organisasi Kemasyarakatan Menjadi Undang-Undang; dan Undang-Undang

No. 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang.

Dengan latar belakang tersebut di atas, Pusat Analisis Determinan Kesehatan

bermaksud untuk mengkaji/analisis kebijakan filantropi dalam pembangunan

kesehatan. Dengan demikian, potensi para filantropi untuk turut serta mendukung

dan berperan serta aktif dalam program-program maupun pembiayaan kesehatan

dapat dioptimalkan.

ANALISIS

A. Karakteristik Filantropi Indonesia

Kegiatan kedermawanan ditandai oleh perkembangan gerakan filantropi yang lebih

terorganisasi. Lembaga filantropi menawarkan aktivitas karitatif yang dampak

sosialnyaterbatas hingga kegiatan yang menawarkan gagasan transformatif tentang

keadilan sosial(Latief 2013). Tidak jarang bahwa gerakan filantropi di Indonesia

yang kolektif danterorganisasi sejak tiga dekade lalu itu merupakan perkembangan

dari praktikkedermawanan bermotif agama. Dengan dukungan lembaga-lembaga

Islam misalnya,yang direpresentasikan oleh organisasi filantropi dan lembaga

swadaya masyarakat, kegiatan kedermawanan memasuki sebuah arena yang

meniscayakan modernisasi danprofesionalisme kerja sosial (Latief 2013). Budaya

berderma merepresentasikansolidaritas, ketaatan beragama, kohesi sosial,hingga

altruisme. Berderma juga, merupakancara untuk menciptakan relasi patron-

10 [Date]

klien,interaksi resiprositas atau timbal-balik, danmengekspresikan kebanggaan,

kekuatan, dan dominasi. Di balik tafsir yang sangat luasterhadap makna berderma

dalam masyarakat, tradisi kedermawanan yang bersandar padafaktor keagamaan

masih merupakan isu utama di kalangan kaum muslim di berbagai belahandunia

(Latief 2013). Hal seperti ini merupakan modal sosial yang kuat dalam masyarakat.

Merujuk Putnam, modal sosial berarti hubungan antarindividu, jaringan sosial,

norma-norma resiprositas, dan kepercayaan sosial yang memfasilitasi kerja sama

saling menguntungkan antaranggota masyarakat (Latief 2013).

Dalam beberapa tahun terakhir, filantropi perusahaan semakin berkembang akibat

pertumbuhan perusahaan dan munculnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (PT). Undang-undang ini mendorong sebuah etika bisnis

dengan mewajibkan perusahaan mengalokasikan anggaran corporate

socialresponsibility (CSR) dengan kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh perusahaan

sendiri dan melalui pihak ketiga yakni lembaga-lembaga nonprofit. Filantropi

perusahaan atau kedermawanan perusahaan tumbuh seiring dengan

berkembangnya pemahaman terhadap konsep dan praktik CSR di Indonesia terlepas

dari pertanyaan: apakah CSR berarti filantropi perusahaan? Atau, apakah CSR

bersifat kewajiban atau kesukarelaan? Dan seterusnya. Perkembangan aktivitas

filantropi perusahaan juga didukung oleh kemunculan konsep TripleBottom Line of

Sustainability (manusia, planet, dan laba). Singkatnya, perkembangan kegiatan

filantropi perusahaan di Indonesia menunjukkan tren positif dan nilainyameningkat

tiap tahun.

Lembaga filantropi perusahaan sebagian besar berbentuk yayasan, yang didirikan

melekat dengan perusahaan. Beberapa contohnya antara lain Yayasan Dharma

Bhakti Astra (YDBA), Yayasan Danamon Peduli, Djarum Foundation, Yayasan

UnileverIndonesia, serta Coca Cola Foundation Indonesia. Besaran dana yang

disalurkan danstrategi kerja mereka belum diketahui. Mereka banyak bergerak di

bidang pendidikan, kesehatan, konservasi lingkungan, serta pengembangan usaha

kecil. Isu yang terkaitdengan kebijakan publik belum dijajaki. Meski lembaga

filantropi menggandeng nama perusahaan, keberadaannya belum dirasakan oleh

lembaga-lembaga pihak ketiga, yakni LSM, yang selama ini terbiasa bekerja sama

11 [Date]

dengan lembaga donor asing. Yang lebih mengejutkan, ternyata ditengarai yayasan-

yayasan tersebut turut mengajukan proposal kepada lembaga donor luar negeri

(Anand 2014).

Selain Filantropi perusahaan, ada pula filantropi melalui yayasan keluarga menarik

untuk dicermati. Pada dasarnya, mereka adalah pelaku bisnis yang memiliki

kemampuan finansial dan lantas mendirikan lembaga filantropi untuk menyalurkan

kedermawanannya kepada publik. Filantropi keluarga ini cukup unik karena mereka

sendiri yang menentukan sektor mana yang akan didanai. Bahkan, dukungan

terhadap terhadap bidang kesehatan juga ditentukan secara personal.

Yayasan keluarga dengan kegiatan filantropinya tumbuh dalam beberapa tahun

terakhir, terutama selepas krisis moneter yang mendera kawasan ini pada 1997.

Pendirian yayasan keluarga tidak lepas dari “tradisi” para konglomerat menjalankan

bisnisnya dengan berbasis keluarga. Pelibatan unsur keluarga juga yang dibawa saat

mereka menjalankan filantropi dengan mendirikan yayasan. Di Indonesia, beberapa

di antaranya adalah Yayasan Eka Tjipta Wijaja, Tanoto Foundation,

dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Nama-nama yang terkait dengan yayasan

tersebut dikenal publik sebagai pengusaha kelas atas yang dianggap memiliki

kepedulian dan bersedia membagi keuntungan bisnisnya.

Dunia filantropisme di Indonesia saat ini mengalami perkembangan pesat dengan

potensi jumlah sumbangan yang dapat digalang terbilang besar. Menurut

Perkumpulan Filantropi Indonesia (PFI), aktor-aktor kunci filantropi saat ini dapat

dibedakan ke dalam kelompok sebagai berikut:

Donatur perorangan

Yayasan Keluarga (Family Foundation)

Yayasan Komunitas (Community Foundation)

Yayasan Perusahaan (Corporate Foundation)

Yayasan Keagamaan (Religious Foundation)

Yayasan Filantropi Media Massa (Mass Media Foundation)

Filantropi Komunitas (Community Based Philanthropy)

Filantropi Diaspora (Diaspora Based Philanthropy)

12 [Date]

Menurut pendapat Prof Laksono Trisnantoro (2019), terdapat dua kelompok

filantropis berdasarkan besarnya sumbangan, pertama, kelompok/perorangan yang

memberikan sumbangan dalam jumlah besar tetapi jumlah kelompok/orangnya

sedikit, kedua, kelompok/orang yang memberikan sumbangan dengan jumlah sedikit

tetapi kelompok/orangnya banyak. Kedua kelompok filantropi tadi dapat dijadikan

sumber potensial bagi Rumah Sakit sebagai sumber pembiayaan. Salah satu cara

yang dapat ditempuh guna menggalang dana publik salah satunya melalui

situs/aplikasi urun dana (Crowdfunding).

B. Fakta Filantropi di Indonesia

1. RSCM

RSCM adalah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional rujukan tertinggi di

Indonesia yang seolah sama dengan RS Kariadi, RS Fatmawati. Namun RSCM

yang terbesar di Indonesia dengan 5.431 dokter spesialis dan 600 subspesialis

dibagi 167 divisi penyakit. RSCM memiliki pengembangan berdasar penyakit

yang ada dan lebih mendalam, contoh dalam penanganan kesehatan anak

terdapat departemen ilmu kesehatan anak dengan penyakit langka , dimana

penyakit tersebut tidak ditanggung BPJS namun jumlah penderitanya sangat

banyak. Maka RSCM mengatasinya dengan menggunakan sumber dana dari

donatur.

Sesuai dengan Nawacita, RSCM membuat kualitas generasi ke depan lebih

baik yaitu dengan melakukan pengelolaan penyakit anak terintegrasi. Sebagai

contoh penanganan penyakit stunting, penanganan bayi yang tuli sejak lahir

dengan penanganan operasi implan, bayi dengan masalah hati (atresia billier)

dengan transplantasi hati. Penyakit langka tersebut dimana diperlukan dana

1 milyar namun hanya ditanggung BPJS hanya 400 juta saja jadi sisanya

ditanggung oleh RSCM dari dana donatur.

Beberapa sumber donatur RSCM yaitu :

Kitabisa.com: adalah wadah dan teknologi online bagi individu,

komunitas, organisasi mapun Perusahaan yang ingin menggalang dana

dengan membuat halaman donasi online. Yang dimana sudah

13 [Date]

bekerjasama dengan RSCM sejak awal tahun 2019yang memiliki sasaran

donasinya adalah semua pasien yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Lets share Indonesia: Let’s share telah bekerjasama dengan RSCM sejak

tahun 2017, yang memiliki sasaran donasi adalah pasien anak baik yang

menggunakan jkn atau umum dengan kasus bibir sumbing dll.

Wecare.id : sudah bergabung dengan RSCM sejak tahun 2016

Tabel 1: Dana Hibah dari berbagai sumber di RSCM

KETERANGAN DANA HIBAH JUMLAH

Bio Farma 1.699.235.622

ILUNI UI 1.000.000.000

PRODIA 465.823.000

NOSTRO 421.598.225

PT Astra International TBK/Donasi Alat Implan 340.000.000

PT Etana Biotechnologi 196.106.900

PT Kalbe Farma TBK (ETHICAL) 159.912.000

ROCHEE 94.978.838

Sydna Farma 63.813.442

IVG 37.992.472

Dana HUT RSCM 35.000.000

Sponsorship Buletin Haloo Cipto 25.000.000

Oxford University Clinical Research 11.000.000

Dana Bantuan Lampung 7.500.000

PT. Quintiles Indonesia 4.998.000

14 [Date]

Grand Total 5.164.231.026

Perorangan 257.561.839

TOTAL 5.421.792.865

Sumber : RSCM, 2019

RSCM dalam mendapat dana tidak mencari filantropi. Ada banyak

mekanisme yang masuk ke RSCM diantaranya bersumber dari beberapa

BUMN perusahaan swasta.Dana yang didapatkan juga berasal dari dana

hibah yang berasal dari biofarma, ILUNI UI, PRODIA, PT.Astra, PT.Etana,

PT.Kalbe, ROCHEE, Oxford University.RSCM memperbolehkan siapa saja

yang yang boleh berdonasi yaitu Orang, organisasi, yayasan maupun

perusahan kecuali perusahaan rokok dan minuman keras. Barang yang bisa

didonasikan yaitu dalam bentuk makanan dan minuman yang telah lulus uji

kelayakan ,alat medis,alat bantu kesehatan ( kursi roda,bed ). Selain itu ada

juga dalam bentuk renovasi bangunan namun dalam pemeliharaannya dari

RSCM itu sendiri.

RSCM sangat mendukung program stunting yang di lakukan oleh dokter

Damayanti dari bagian pelayanan anak karena efektif menurunkan stunting

8,4 % melalui pemberdayaan masyarakat, tapi sayangnya Kemenkes belum

dapat maksimal karena terbentur dengan Permenkes maka saat ini

program Dokter Damayanti dibantu oleh Kementrian Desa.

2. UNIVERSITAS GAJAH MADA (UGM)

Universitas Gajah Mada (UGM) saat ini bekerja sama dengan berbagai

Rumah Sakit dan berbagai jaringan RS untuk mengembangkan

Crowdfunding untuk menggali dana Filantropi. Crowdfunding adalah

Praktik penggalangan dana dari sejumlah orang dimana masing-masing

menyumbang jumlah yang relatif kecil untuk membantu atau suatu

15 [Date]

kegiatan atau usaha dan umumnya dilakukan melalui medium digital

(OxfordDictionaries.com).

Peraturan tentang Crowdfunding telah ditetapkan dengan Peraturan OJK

tentang Layanan Urun dana melalui penawaran saham berbasis teknologi

informasi (Equity Crowdfunding) Nomor 37/POJK.04/2018. Saat ini

Crowdfunding yang ada di Indonesia dianataranya Kitabisa.com,

Ayopeduli.id, Wecare.id.

Potensi Ekonomi Crowdfunding di Sektor kesehatan cukup besar karena :

Bangsa Indonesia yang jumlahnya banyak adalah negara paling

dermawan di dunia

Tax-income tidak progressif: maksimal 32%

Masih ada ketidak percayaan ke lembaga pajak dan sistem

perpajakan

Kesehatan merupakan sektor yang cocok untuk filantropi

Beberapa contoh kasus dari Crowdfunding Kitabisa.com :

a. Bencana dan Gotong Royong Digital → Gempa Lombok: terkumpul

22 Miliar Rupiah dari 80.000 #orangbaik (sebutan penyumbang

dana) yang berdonasi lewat 447 galang dana online yang dibuat.

b. Penggalangan Dana Medis → 7.500 galang dana kategori medis yang

dibuat di kitabisa.com dan mengumpulkan donasi sebesar Rp.

34.163.928.466

c. Patungan Online pada Isu-Isu Nasional → Isu gizi buruk di Asmat,

lewat kitabisa.com terkumpul mencapai 1,7 miliar dari 40 galang

dana online

16 [Date]

Donasi Pinjam

Gambar 3 : Tipe – Tipe Crowdfunding yang mungkin dikembangkan

Trisnantoro, 2019

a. Donation Based

Para pendonor yang memberikan dana tidak mendapat imbalan

apapun dari proyek yang diajukan

Biasanya diperuntukkan untuk kegiatan yang bersifat non-profit

seperti membangun panti asuhan, sekolah, dsb

Contoh : Kiva

b. Reward Based

Pada jenis ini, mereka yang mengajukan proposal memberikan

hadiah atau imbalan berupa barang, jasa atau sebuah hak, bukan

memberikan bagi hasil dari keuntungan yang didapat dari proyek

tersebut.

Crowdfunding jenis ini biasanya untuk proyek dari industri kreatif

seperti games, dimana para donatur yang mendanai proyek

tersebut akan diberikan fitur-fitur menarik dari games tersebut.

Contoh: Indiegogo, KickStarter

17 [Date]

c. Equity Based

Konsepnya sama seperti saham, dimana uang yang disetorkan akan

menjadi ekuitas atau bagian kepemilikan atas perusahaan dengan

imbalan deviden

Contoh : FundersClub, I Angels

d. Peer to Peer Lending/Debt Based

Crowdfunding jenis ini sama dengan pinjaman biasa.

Para calon debitur akan mengajukan proposalnya dan para

donatur atau kreditur akan menyetorkan modal yang dianggap

sebagai pinjaman dengan imbal balik berupa bunga.

Contoh: LendingClub, Prosper

Penelitian yang sudah dilakukan oleh Filantropi Kesehatan FK UGM,

dijabarkan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD., perkembangan

pembiayaan kesehatan di Indonesia pada periode kolonial hingga orde

baru didominasi oleh pemerintah dan charity. Namun, seiring dengan

adanya reformasi dan desentralisasi, terjadi penurunan dalam pendanaan.

Bahkan pada era JKN, tantangan tersebut menjadi masalah yang utama di

bidang kesehatan. Prospek filantropi yang kiranya masih bisa diperoleh

dari masyarakat langsung dimana secara tidak langsung harus

mengubah statement atau mindset agar meningkatkan filantropisme di

kalangan masyarakat. Lalu, pengembangan sistem crowdfunding dapat

menjadi solusi untuk menjalankan program filantropi sehingga hal ini

sebagai pendukung dan pengembangan dari RS non-profit (pemerintah

atau swasta). Filantropi Kesehatan FK UGM sedang mengembangkan

software develompment dan pengembangan Tim untuk Donation

crowdfunding melalui

website https://filantrofiskesehatan.net/crowdfunding/, bertujuan

memudahkan penggalangan dana untuk pemenuhan pelayanan kesehatan

di RS non-profit dan memberikan pilihan serta transparansi bagi calon

pendonor. Penggalangan dana yang diajukan dapat ditujukan kepada

pasien ataupun rumah sakit tersebut.Diperkirakan sekitar 2600 Rumah

18 [Date]

sakit akan menggunakan dana tersebut.

Tujuan pengembangan software develompment dan pengembangan Tim

untuk Donation crowdfunding tersebut ialah :

Memudahkan penggalangan dana secara online di berbagai aspek

pemenuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Pihak rumah sakit dapat memberikan informasi tentang kebutuhan

yang dapat di sumbang.

Memberikan pilihan bagi calon pendonor sesuai dengan minat dan

kemampuannya. Memberikan transparansi agar pendonor dapat

memantau hasil sumbangan.

Penggalangan dana bagi sisi demand (pasien):

a. Biaya langsung :

Biaya rawat inap, pemeriksaan, konsultasi

Biaya penunjang / lab / alat /obat / tindakan medis yang tidak

tersedia di BPJS

b. Biaya Tidak Langsung:

Premi Bagi anggota BPJS PBPU yang tidak mampu membayar

Dana Transportasi untuk pasien tidak mampu.

Rumah singgah

Nutrisi khusus

Dana Konsumsi pendamping pasien tidak mampu

Relawan pendamping kesehatan, Kendaraaan 3T

19 [Date]

Menggunakan Pendekatan Teori Circular Flow untuk

Supply and Demand

Gambar 4: Teori Circular Flow

Penggalangan dana bagi sisi supply (RS):

A. Biaya Langsung

• Biaya overhead (Administrasi)

• Biaya pendidikan

• Biaya bagian keuangan, Biaya administasi Kantor

• Biaya lain di luar pelayanan di unit

• Biaya Akreditasi

B. Biaya Tidak Langsung

• BMHP, ATK, ART

• Alat medis atau non medis

• Penyusutan Gedung

• Penyusutan Kendaraan

Strategi mempopulerkan Crowdfunding di Rumah Sakit Non Profit ialah :

Menerapkan asas Transparansi

Rumah sakit menyusun daftar kebutuhan untuk dipublikasikan

Melibatkan Masyarakat secara langsung

Sisi

Demand

Sisi

Suplay

20 [Date]

Memberikan Kemudahan akses

Memberikan pemahaman ke masyarakat mengenai penggalangan

dana via website

Adanya tokoh yang bisa meng endorse

Saat ini, banyak ditemukan lembaga atau perkumpulan orang yang

mempunyai kompetensi dan perhatian besar pada isu-isu yang belum bisa

diselesaikan oleh pemerintah secara tuntas. Seperti yang dituturkan dr.

Muhamad Zakaria, Direktur Rumah Sakit (RS) Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa, mereka memberikan akses layanan kesehatan yang layak

dan optimal secara tidak berbayar bagi kaum dhuafa. Layanan Balai

Pengobatan ini dinamakan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa

(LKC-DD) yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat dasar. Dalam

perkembangannya, LKC-DD harus melayani pasien-pasien dhuafa yang

membutuhkan pelayanan spesialistik, rawat inap, dan tindakan operatif.

Sehingga fasilitas layanan yang ada dirasakan sudah tidak memadai lagi.

Karena itu, Dompet Dhuafa melalui Yayasan Rumah Sehat Terpadu

mendirikan pelayanan kesehatan tingkat rujukan yang memberikan

pelayanan kesehatan tingkat rujukan sekelas rumah sakit.

Begitu pula yang diterangkan oleh Risa Praptono dari DoctorSHARE

(Yayasan Dokter Peduli), yang memfokuskan diri pada pelayanan

kesehatan dan bantuan kemanusiaan. Inisiatif yang resmi berdiri pada 19

November 2009 ini menyediakan akses bantuan medis secara holistik,

independent, dan imparsial untuk orang-orang yang paling membutuhkan,

yaitu mereka yang dianggap miskin dan tidak mampu, dan yang tidak

mempunyai kartu miskin karena masalah administrasi kependudukan,

sehingga berimbas kepada tidak dimilikinya Asuransi (Jaminan) Kesehatan

Masyarakat dan tidak memperoleh akses kesehatan gratis yang disediakan

pemerintah; mereka yang secara sosial dikecualikan dari layanan

kesehatan dan dikucilkan dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam

bencana alam, epidemi, dan kekurangan gizi. DoctorSHARE terbuka bagi

mereka yang tergerak untuk membagikan kecakapan profesionalismenya

21 [Date]

untuk mendukung visi dan misi doctorSHARE memulihkan masyarakat di

bidang kesehatan.

3. JAPFA FOUNDATION

Tentang Japfa Foundation

Didirikan di Jakarta oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (Maret

2015) Japfa Foundation adalah Yayasan yang menjalankan fungsi

sosial perusahaan melalui prinsip perencanaan, pengukuran dan

keberlanjutan degan mengedepankan nilai-nilai kemitraan dan

integritas. Visi dari Japfa Foundation adalah “Memaksimalkan Potensi

Kaum Muda Melalui Pendidikan dan Gizi”, sedangkan Misi dari JAPFA

Foundation adalah “Mengembangkan komunitas khususnya

memperkuat kaum muda dengan memberikan dukungan berupa

pemberian akses dan peningkatan mutu di bidang pendidikan dan gizi

baik secara umum maupun melalui cara yang berfokusi pada lini

agrikultur”.

Program Peningkatan Gizi Japfa Foundation

Program peningkatan gizi Japfa Foundation memiliki 3 fokus utama

yaitu promosi kesehatan dan gizi, penelitian dan kerja sama di bidang

gizi, dan kemitraan dalam bidang ketahanan pangan dan gizi.

Berdasarkan sasaran fokus program, peningkatan gizi JAPFA

Foundation yang menjadi sasaran utama (prioritas) program adalah

“remaja putri” sebagai target intervensi beyond 1000 days, sedangkan

sasaran lainnya adalah ibu hamil, bayi usia 0-24 bulan, dan anak usia

sekolah dasar. Guna melihat proses perubahan yang terjadi pada

sasaran program dan masyarakat pada umumnya JAPFA Foundation

dalam menjalankan program peningkatan gizi menggunakan

pendekatan teori perubahan dengan gambaran sebagai berikut pada

tahun pertama program merupakan tahapan inisiasi, pada tahun ke-3

program merupakan tahapan pengembangan kapasitas, pada tahun

ke-5 program merupakan tahapan keberlanjutan, dan setelah tahun

22 [Date]

ke-5 program adalah tahapan dampak.

Pengembangan 3 fokus utama program peningkatan gizi JAPFA

Foundation diturunkan dalam bentuk beberapa turunan program

antara lain :

a. Fokus Promosi Kesehatan dan gizi

Program pendidikan gizi berfokus kepada peningkatan pengetahuan

dan keterampilan kelompok sasaran terbagi menjadi 4 turunan

program meliputi : a. Program NutriTEEN (Nutritionist TEEN) adalah

program preventif masalah gizi remaja putri melalui edukasi gizi

dengan melibatkan remaja putri sebagai agen yang aktif dalam

edukasi gizi (melibatkan 8 sekolah di Jakarta Selatan), b. Program

Pojok Gizi Sekolah Dasar adalah program preventif masalah gzi anak

usia sekolah melalui peningkatan pengetahuan gizi, pemantauan

status gizi, serta peningkatan situasi pangan jajanan anak sekolah

(PJAS) yang lebih sehat (melibatkan 4 sekolah dasar), c. Program

Pokja Gizi Kader Kesehatan adalah program peningkatan gizi ibu

hamil, ibu dengan anak usia 0-24 bulan melalui peningkatan

pengetahuan dan peran kader posyandu dalam pemantauan status

gizi (melibatkan 3 desa di Lamongan), d. Program edukasi stunting

adalah program peningkatan kesadaran ibu hamil dan ibu dengan

anak usia 0-24 bulan terkait stunting dan deteksi dini stunting melalui

penguatan kapasitas kader posyandu (melibatkan 32 Posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Watu Kawula, Sumba Barat Daya).

b. Fokus Penelitian

Program penelitian yang telah dilakukan oleh JAPFA Foundation

adalah penelitian dengan fokus pada informasi terbaru gizi remaja

meliputi studi literasi gizi remaja di Kabupaten Sumba Barat Daya,

NTT (melibatkan 459 responden remaja) dan studi pola konsumsi

dengan kejadian anemia pada remaja putri di Bekasi (melibatkan 345

responden remaja).

c. Fokus Kemitraan dan Kewirausahaan Sosial

23 [Date]

Program kemitraan dan kewirausahaan sosial yang telah dilakukan

oleh JAPFA Foundation adalah tergabung dalam Klaster Filantropi

Ketahanan Pangan dan Gizi (KFKPG) sebagai ketua klaster, dan

menyelenggarakan kompetisi INZI Creative Project yang bertemakan

inovasi kewirausahaan sosial berbasis teknologi dalam peningkatan

gizi.

RINGKASAN PENCAPAIAN PROGRAM

` Gambar 5 : Jumlah penerima manfaat program peningkatan gizi tahun 2016-2018

Selama kurun waktu 2 tahun program peningkatan gizi JAPFA Foundation

penerima manfaat langsung terbanyak berasal dari fokus program promosi

kesehatan dan gizi sebanyak 2.559 orang (Penerima manfaat tidak

langsung 9.297 orang), selanjutnya fokus kemitraan untuk ketahanan

pangan dan gizi penerima manfaat langsung sebanyak 2.645 orang

(Penerima manfaat tidak langsung 3.135 orang), dan yang terakhir fokus

riset di bidang ketahanan pangan dan gizi penerima manfaat langsung

sebanyak 1.691 orang (Penerima manfaat tidak langsung 2.154 orang).

Selama kurun waktu 2 tahun program peningkatan gizi JAPFA Foundation

diperkirakan serapan dana program untuk fokus promosi kesehatan dan

gizi adalah Rp 2 Milyar, serapan dana fokus riset diperkirakan Rp 243 Juta,

dan serapan dana fokus kemitraan dan kewirausahaan sosial diperkirakan

Rp 2,1 Milyar.

24 [Date]

PROGRAM PENINGKATAN GIZI JAPFA FOUNDATION

Gambar 6 : Fokus Program Peningkatan Gizi Japfa Foundation

Selama kurun waktu 2 tahun program peningkatan gizi JAPFA Foundation

gambaran stakeholder terbagi menjadi beberapa sektor/asal institusi

meliputi 14 sekolah, 7 universitas/instusi akademik, 14 pemerintah lokal,

13 mitra organisasi, 5 mitra untuk implementer program, dan 4 media.

Selama kurun waktu 2 tahun berjalannya program peningkatan gizi JAPFA

Foundation beberapa intervensi yang telah dilakukan berkaitan dengan

stunting dan gizi buruk adalah intervensi spesifik (promosi asi dan mpasi,

kampanye gizi seimbang, kelas ibu hamil, sosialisasi JKN) dan intervensi

sensitif (UKS, air bersih dan sanitasi, kantin sekolah, sosialisasi gizi anak-

keluarga-bina keluarga balita, penelitian, dan kemitraan).

4. YAYASAN PEDULI SEHAT GOTONG – ROYONG

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia, dengan

total penduduk hampir mencapai 265 juta jiwa. Dibandingkan dengan kondisi

di negara-negara maju, 80% masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan

untuk hidup sehat.

Banyak masyarakat Indonesia akhirnya menderita penyakit kritis karena

tidak mampu berobat, terutama berasal dari masalah finansial. Sementara itu,

25 [Date]

sisa 20% masyarakat menengah ke atas telah menghabiskan banyak dana

untuk mengobati penyakit berat. World Health Organization (WHO) dan

World Bank memperkirakan, 12 juta penduduk Indonesia didiagnosa

menderita penyakit kritis pada tahun 2017. Sementara itu, tahun 2008, ada

36,1 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kritis.

Yayasan Peduli Sehat Gotong Royong hadir sebagai wadah yang menawarkan

layanan penggalangan dana kesehatan dan menyebarkan penggalangan dana

melalui media sosial, Yayasan ini mengembangkan konsep donasi terbaru

secara digital. Donasi yang terkumpul bisa membantu Kita semua secara

kolektif dalam menghadapi pasien yang menderita penyakit kronis yang tidak

memiliki cukup dana untuk perawatan, berobat juga bertahan hidup,

dikarenakan masih terdapat biaya lainnya (biaya obat, biaya susu khusus

untuk pasien bayi dan balita, alat medis penunjang kesehatan) yang tidak

dapat dibiayai melalui program kartu BPJS (Badan Penyelenggara jaminan

Sosial) atau JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Visi:

Memperlengkapi setiap keluarga dengan keberanian dan kekuatan dalam

menghadapi berbagai penyakit.

Misi:

Menjadi perusahaan berbasis teknologi dengan kesadaran tertinggi perihal

tanggung jawab sosial.

Peduli Sehat adalah platform donasi kesehatan no.1 di Indonesia. Saat ini para

filantopi dapat melakukan donasi kapanpun, dimanapun dengan cepat dan

transparan untuk membantu pasien dengan tepat. Pemberian donasi dapat

dilakukan dengan metode berikut (tidak ada biaya tambahan) :

Dompet Digital :

1. Gopay

2. Ovo

3. Link Aja

26 [Date]

4. DOMPET DHUAFA

Dompet Dhuafa Replubika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia

yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan

dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal

dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Kelahirannya

berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi

dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya.

Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli

kepada nasif dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S.

Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga

independen Dompet Dhuafa Republika. Dompet Dhhuafa mempunyai flatform

digital untuk donasi zakat, infak, sedekah, wakaf, & keislaman yang dikelola

oleh tim Digital Dompet Dhuafa dan Dewan Syariah Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa mengestimasi potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 233 T

yang dibagi dalam program promotif preventif (11 cabang di beberapa

propinsi termasuk Papua, NTB, dan NTT), program kuratif (layanan klinik

pratama sebanyak 19 klinik), program pemberdayaan masyarakat (sebagian

besar berbasis di masjid). Promosi kesehatan menjadi fokus dari Dompet

Dhuafa dan Filantropi Indonesia karena mereka merasa bahwa panggilan

mereka adalah mengisi gap (isu yang kurang diperhatikan pemerintah).

Dompet Dhuafa menegaskan bahwa pihaknya tidak menyalurkan dana

ke supply side, melainkan ke demandside.

Dompet Dhuafa di dalam program kesehatan, mendirikan berbagai lembaga

kesehatan yang bertujuan untuk melayani seluruh mustahik dengan sistem

yang mudah dan terintegrasi dengan sangat baik. Di bidang kesehatan,

Dompet Dhuafa telah berperan aktif dalam melayani kaum dhuafa sejak tahun

2001. Melalui program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), beragam

kegiatan telah dilakukan, baik bersifat preventif, promotif dan kuratif.

LKC memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal secara

tidak berbayar bagi kaum dhuafa.

27 [Date]

Dalam perkembangannya, LKC-DD harus melayani pasien-pasien dhuafa yang

membutuhkan pelayanan spesialistik, rawat inap dan juga tindakan operatif.

Sehingga fasilitas layanan yang ada dirasakan sudah tidak memadai lagi.

Karena itulah Dompet Dhuafa melalui Yayasan Rumah Sehat Terpadu

mendirikan pelayanan kesehatan tingkat rujukan yang akan memberikan

pelayanan kesehatan tingkat rujukan sekelas rumah sakit. Layanan ini

dinamakan RS Rumah Sehat Terpadu - Dompet Dhuafa yang telah diresmikan

pada tanggal 4 Juli 2012.

Sejak tahun 2009, Dompet Dhuafa membangun rumah sakit gratis bagi pasien

dari kalangan masyarakat miskin. Berlokasi di Desa Jampang, Kemang,

Kabupaten Bogor, di atas lahan seluas 7,600 m2. RST memiliki fasilitas

lengkap, mulai dari poliklinik, dokter spesialis, ruang operasi, rawat inap,

UGD, apotek, hingga metode pengobatan komplementer.

Dengan melihat berbagai kebutuhan terhadap akses kesehatan di masyarakat,

Dompet Dhuafa melakukan inovasi di berbagai bidang fasilitas kesehatan.

Dengan tetap mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat dhuafa dan

marginal. Layanan Kesehatan Dompet Dhuafa berupa Rumah Sakit, Layanan

Kesehatan Cuma-cuma, Klinik, Apotik dan Optik mata.

Kini fasilitas kesehatan yang dikelola oleh Dompet Dhuafa telah

berkembang di banyak lokasi di Indonesia.Baik berupa Rumah Sakit, Klinik,

Layanan Kesehatan Cuma-cuma, Apotek maupun Optik.

Rumah Sakit, Klinik, Optik dan Apotek yang dikelola oleh Dompet Dhuafa

adalah:

1. RST Dompet Dhuafa, Parung - Bogor, Jawa Barat (2013)

2. RST Qatar Charity Dompet Dhuafa, Parung - Bogor, Jawa Barat (2019)

3. RS AKA Medika Sribhawono - Lampung Timur (2017)

4. RS Mata Ahmad Wardi - Serang (2017)

5. RSIA Sayyidah, Pondok Kopi - Jakarta Timur (2017)

6. RS Lancang Kuning - Riau (2017)

28 [Date]

7. RS Griya Medika, Tulangbawang - Lampung (2019)

8. Klinik Naura Depok - Jawa Barat (2018)

9. Klinik Srigading, Lampung Timur (2017)

10. Klinik Baoh, Lampung Timur (2018)

11. Optik I & U, Parung - Bogor, Jawa Barat

12. Optik Mata RS Ahmad Wardi, Serang

13. Apotek DD Farma, Ciputat - Tangerang Selatan, Banten

Sementara itu untuk Layanan Kesehatan Cuma-cuma terletak di 19 Provinsi di

Indonesia mulai dari Aceh hingga ke Sorong, Papua Barat.

Selain Rumah Sakit dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma yang sudah berjalan

melayani para dhuafa, Dompet Dhuafa kini sedang mengembangkan 2 (dua)

buah proyek besar pembangunan Rumah Sakit di daerah, yaitu:

1. RS Hasyim Ashari, merupakan RS bertipe C dengan kapasitas 80 tempat

tidur yang terletak di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang - Jawa Timur. RS

ini adalah rumah sakit yang merupakan wakaf dari keluarga KH Hasyim

Ashari

2. RS Haji Pasuruan, merupakan RS bertipe C dengan kapasitas 80 tempat

tidur yang terletak di Bungulkidul, Pasuruan - Jawa Timur. RS ini merupakan

wakaf dari Perkumpulan Persaudaraan Haji di Pasuruan.

5. WeCare.id

WeCare.id adalah pioneer pertama website penggalangan dana

(crowdfunding) untuk kebutuhan medis di Indonesia. WeCare.id

mempertemukan donatur-donatur dari seluruh Indonesia dengan pasien-

pasien terverifikasi yang membutuhkan tambahan biaya untuk kebutuhan

medisnya. Dimulai pada tahun 2016, WeCare.id telah mendanai lebih dari

1,000 pasien dari 20 provinsi di Indonesia dan mendistribusikan tak kurang

dari Rp 15 Milyar donasi masyarakat.

Indonesia, sebagai negara kepulauan, distribusi layanan kesehatan yang

29 [Date]

merata masih menjadi sebuah tantangan yang besar. Ketimpangan

ketersediaan tenaga & infrastruktur medis di Indonesia masih menjadi

masalah yang belum sepenuhnya bisa diselesaikan. Sebagai contoh di Flores,

satu rumah sakit masih harus menangani 3 desa dengan total penduduk

mencapai 800.000. WeCare.id percaya bahwa setiap orang dimanapun dan

bagaimanapun situasinya berhak atas layanan kesehatan yang memadai dan

memiliki kualitas kehidupan yang baik dengan tercapainya kesehatan fisik

dan mental yang optimal.

Oleh karena itulah, WeCare.id berusaha untuk menjadi solusi ketimpangan

tersebut dengan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses ke

layanan dan kebutuhan kesehatan yang layak dan mencukupi.

Gambar 7 : Roadmap Visi WeCare.id 2030

Misi WeCare.id

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan memiliki kualitas hidup

yang baik, serta meningkatkan efisiensi pembiayaan kebutuhan medis.

C. Fakta Filantropi dari Assesment Lapangan

Asesmen lapangan peran filantropi untuk pembangunan kesehatan

merupakan salah satu bagian dalam rangkaian PenyusunanDokumen

AnalisisKebijakan Peran Filantropi Untuk Pembangunan Kesehatan. Asesmen

lapangan tersebut dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 sampai dengan 30

Oktober 2019 bertempat di Kota Cikarang, Kabupaten Bekasi. Hal yang mendasari

30 [Date]

penetapan Kota Cikarang sebagai lokasi asesmen lapangan adalah berdasarkan

kenyataan bahwa Kota Cikarang merupakan salah satu wilayah industri di

kabupaten Bekasi.

Pengumpulan data asesment lapangan dilakukan dengan cara wawancara

kepada perwakilan dari masing-masing instansi yang menjadi sampel dalam

kegiatan asesmen lapangan peran filantropi untuk pembangunan kesehatan.

Pengumpulan data diawali dengan mendatangi Dinas Kesehatan Kabupaten

Bekasi. Pertemuan tersebut melibatkan beberapa unsur pelaksana program

kesehatan yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, rumah sakit umum daerah,

dan puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Setelah

melakukan pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi,

pengumpulan data dilanjutkan dengan melakukan kunjungan lapangan kepada

dua perusahaan yang telah bersedia menjadi sampel dalam asesmen ini yaitu PT

Yutaka Manufacturing Indonesia dan PT. Indofood Food Seasoning.

Berdasarkan pengumpulan data tersebut, diperoleh data terkait peran

filantropi sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi memiliki cakupan wilayah kerja

yang luas dan beberapa diantaranya adalah Kawasan Industri. Fakta

tersebut mengisyaratkan bahwa kebutuhan kesehatan yang tinggi akibat

adanya aktivitas industri diwilayah tersebut, disisi lain dengan banyaknya

perusahaan yang bergerak dibidang industrial menunjukkan potensi

filantropi yang besar. Namun pada kenyataannya, istilah filantropi masih

asing di Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Beberapa hal terkait

pemberian bantuan tidak dipahami sebagai kegiatan filantropi, melainkan

sebuah sumbangan individu sehingga belum adanya mekanisme

pengelolaan dana sumbangan individu tersebut oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa

belum ada filantropi yang memberikan bantuan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Bekasi. Hal ini menjadi menarik mengingat bahwa Kabupaten

Bekasi seyogyanya memiliki potensi filantropi yang tinggi.

31 [Date]

2. Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah

Peran filantropi di puskesmas dan rumah sakit umum daerah masih

sangat kurang. Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan,

diketahui bahwa peran filantropi lebih banyak ditemukan di Puskesmas

daripada di rumah sakit. Responden puskesmas menyatakan bahwa bentuk

bantuan yang diberikan oleh filantropi adalah berupa penyediaan sarana

penunjang kesehatan seperti penyediaan ambulance. Bentuk peran

filantropi lain adalah penyediaan bantuan pemenuhan biaya kesehatan

bagi pasien yang kurang mampu, hal ini masih bersifat terbatas pada

lingkungan sekitar filantropi tersebut.

3. PT Yutaka Manufacturing Indonesia

PT Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang

didirikan bersama oleh Yutaka Giken Co Ltd Jepang dengan PT. Astra

Honda Motor. Produk utama dari PT Yutaka Manufacturing Indonesia

adalah Disc Plate dan Knalpot untuk komponen kendaraan roda dua

khusus PT Astra Honda Motor.

Filantropi di PT Yutaka Manufacturing Indonesia masih merupakan hal

baru, kegiatan sosial yang dilaksanakan selama ini adalah menggunakan

dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan filantropi di PT Yutaka

Manufacturing Indonesia diketahui dilaksanakan oleh pihak lain yaitu

Dewan Kemakmuran Masjid setempat atau menggunakan pengumpulan

dana secara sukarela dari para pegawai perusahaan. Kegiatan filantropi

tersebut berjalan secara swadaya dan tidak ditangani oleh pihak PT Yutaka

Manufacturing Indonesia.

4. PT. Indofood Food Seasoning

Pihak Indofood belum mengetahui mengenai Filantropi, dan baru

mengetahui menjelang pertemuan dari hasil penelusuran melalui web. Oleh

sebab itu informasi tentang kegiatan filantropi di perusahaan Indofood

Noodle (Bekasi) belum dilakukan. Namun demikian, secara personal telah

dilakukan kegiatan Filantropi (tanpa disadari bahwa itu merupakan kegiatan

32 [Date]

filantropi) yang dihimpun bersama seluruh pegawai telah dilakukan

membantu masyarakat bila terjadi bencana seperti ketika terjadi bencana

nasional. Selama ini kegiatan tersebut BELUM kepada mengatasi masalah

kesehatan. Ada keinginan dari pegawai bersama pihak perusahaan untuk

membantu masyarakat sekitar secara berkesinambungan. Semua kegiatan

yang menggunakan dana perusahaan melalui kegiatan yang di rencanakan

untuk kurun waktu per tahun. Oleh sebab itu, bantuan kepada masyarakat

lebih pada kegiatan Coorporate Social Responsible (CSR).

Melalui kegiatan CSR, perusahaan membantu mahasiswa berupa bea

siswa vokasi. Kegiatan yang mendukung program kesehatan berupa lomba

balita sehat, posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT), income

generating dengan cara memberi modal dan peralatan masak agar

masyarakat di 3 (tiga) dusun dapat mendapat tambahan penghasilan,

menyediakan sarana prasarana untuk Posyandu berupa tenda dan PMT,

khususnya pada bulan vitamin A. Untuk mendukung pola hidup sehat

dilakukan senam bersama bersama Puskesmas, Divisi PMT dan Divisi

Makanan Bayi. Kegiatan lainnya adalah bersih-bersih di sekolah,

penghijauan, sumur bipori untuk sekolah, sunatan masal dan donor darah.

Walaupun tidak langsung ke program kesehatan, namun kegiatan tersebut

mendukung pencegahan masalah kesehatan. Semua kegiatan diatas tidak

dilakukan secara rutin (berkesinambungan).

Kegiatan Filantropi sulit dilakukan oleh perusahaan sebab semua

penggunaan dana perusahaan harus di audit, sedangkan untuk kegiatan

Filantropi prinsipnya adalah sumbangan sesuai keinginan penyumbang

berdasarkan kasih sayang. Untuk itu kegiatan yang dilakukan lebih ke CSR

sebab ada undang - undangnya, direncanakan dengan baik dan diaudit. Ini

merupakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya di

lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil wawancara yang diilakukan, diketahui bahwa

belum ada kebijakan yang secara khusus mengatur peran filantropi dalam

pembangunan kesehatan. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak ditemukan

adanya kendala yang dapat menghambat filantropi dalam memberikan

33 [Date]

bantuan kesehatan.

Belum adanya kebijakan yang mengatur terkait penerimaan dan

pengelolaan dana hibah dari masyarakat kepada instansi pemerintah

memunculkan kendala bagi pihak dinas kesehatan, rumah sakit, dan

puskesmas. Kendala tersebut adalah munculnya kehawatiran dalam

pengelolaan bantuan tersebut yang dapat berujung pada temuan oleh pihak

auditor internal maupun eksternal. Dampak dari hal tersebut adalah instansi

pemerintah lebih banyak menolak bantuan dari masyarakat, dan masyarakat

lebih memilih untuk memberikan sumbangan kepada pihak ketiga atau

swasta.

D. Kebijakan dan Peraturan Perundang Undangan Terkait Filantropi di

Indonesia

Menurut Dhahana, 2019 selaku Direktur Perancangan Peraturan Perundang –

Undangan saat ini belum ada peraturan Perundang – Undangan terkait

Filantropi secara khusus. Filantropi adalah pihak yang berbagi dukungan dan

sumber daya secara sukarela kepada sesama dan bertujuan untuk mengatasi

masalah sosial kemanusiaan serta memajukan kepentingan umum dan

berkelanjutan (Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pasal 1 angka

9).

Dasar Hukum Pengaturan Filantropi di Indonesia adalah:

1. Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang dan

Barang;

3. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001

tentang Yayasan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat;

5. Pasal 27 aayat (1) dan Pasal 28 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 16

Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan

Masyarakat Bagi Penanganan Fakir Miskin;

34 [Date]

6. Pasal 1 angka 9 Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

7. Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

Saat ini permasalahan Filantropi dari segi peraturan Perundang – Undangan

adalah:

1. Belum adanya peraturan Perundang – Undangan tentang Filantropi

yang khusus

2. Substansi pengaturan tentang Filantropi yang luas;

3. Kewenangan Filantropi

4. Berbagai macam pengertian Filantropi

5. Mekanisme penyaluran dana Filantropi (perijinan)

6. Laporan pertanggung jawaban penggunaan dana Filantropi

Untuk itu perlu diatur secara khusus mengenai Filantropi pada Peraturan

Perundang-Undangan. Saat ini beberapa kebijakan Pemerintah sedang

disusun untuk mendukung sektor Filantropi yaitu RUU tentang

pengumpulan sumbangan dan RUU tentang Perkumpulan. Peraturan yang

sedikit berhubungan dan sudah ada yaitu UU Organisasi Masyarakat (Ormas)

yang menjelaskan bahwa ormas yang berberbadan hukum (terdaftar di

Kementerian Hukum dan HAM), atau tidak berbadan hukum (tercatat di

BIN).

E. Dukungan Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) pada kegiatan

Filantropi

Dalam Kegiatan Filantropi banyak diberikan sumbangan yang berupa uang

maupun hibah yang ketentuannya dalam pajak penghasilan dijelaskan bahwa

pada prinsipnya harta dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto kecuali :

a. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional

35 [Date]

b. Sumbangan dalam rangka penilitian dan pengembangan yang

dilakukan di Indonesia

c. Biaya pembangunan infra struktur sosial

d. Sumbangan fasilitas pendidikan

e. Sumbangan dalam rangka pembinaan olah raga

Sumbangan tersebut diatas dapat diberikan kepada yang membutuhkan

dalam bentuk uang dan/ atau barang, ketentuan nilai sumbangan barang

tersebut adalah :

a. Nilai perolehan, apabila belum disusutkan;

b. Nilai buku fiskal, apabila sudah disusutkan; atau

c. Harga pokok penjualan, apabila merupakan barang produksi sendiri.

Ketentuan Pembebanan:

Dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun pajak sumbangan tersebut

diserahkan.

Adapun untuk Biaya pembangunan infra struktur sosial dapat diberikan

hanya dalam bentuk sarana prasarana dengan ketentuan jumlah yang

sesungguhnya dikeluarkan untuk membangun sarana dan/ atau prasarana.

Ketentuan Pembebanan :

a. Dikurangkan pada tahun pajak infrastruktur sosial dapat

dimanfaatkan;

b. Dalam hal pembangunan dilaksanakan lebih dari 1 Tahun Pajak,

dibebankan sekaligus pada Tahun Pajak infrastruktur sosial dapat

dimanfaatkan.

c. Dalam hal pembangunan infrastruktur dibiayai lebih dari 1 WP, biaya

dibebankan sesuai yang sebenarnya, dikeluarkan oleh masing-masing

dan dibatasi tidak melebihi 5%.

Pemberian sumbangan dari Filantropi tidak boleh diberikan kepada fihak yang

mempunyai hubungan istimewa, yaitu tidak terdapat ketergantungan atau

keterikatan satu dengan yang lain secara langsung atau tidak langsung berkenaan

36 [Date]

dengan:

a. usaha;

b. pekerjaan; atau

c. kepemilikan atau penguasaan.

Kewajiban Pemberi Sumbangan:

Bukti penerimaan sumbangan dan/atau biaya wajib dilampirkan oleh WP

pemberisumbangan pada SPT Tahunan PPh

Kewajiban Penerima Sumbangan:

a. Badan penanggulangan bencana dan/atau lembaga atau pihak yang menerima

sumbangan harus menyampaikan laporan penerimaan dan penyaluran

sumbangan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) setiap triwulan

b. Lembaga Penelitian dan Pengembangan, lembaga pendidika, lembaga

pembinaan olah rag, lembaga penerima sumbangan kepada direktur Jendral

Pajak paling lambat pada akhir tahum Pajak diterimanya sumbangan

dan/atau biaya

Bantuan, Sumbangan, atau Hibah yang merupakan bukan obyek pajak:

a. Bantuan atau Sumbangan

b. Zakat atau Sumbangan Keagamaan

c. Harta Hibahan

Bantuan atau Sumbangan :

Bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang

diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan

kepemilikan, atau hubungan penguasaan di antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

Zakat atau Sumbangan Keagamaan :

a. Zakat yang diterima oleh badan ami zakat atau lembaga amail zakat

yang dibentuk atau disyahkan oleh penerima zakat yang berhak

b. Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang

diakuidi Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang

37 [Date]

dibentuk atau disahkan oleh pemerintah danyang diterima oleh

penerima sumbangan yang berhak.

Harta Hibahan :

a. Adalah harta yang diterima oleh :

b. Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat

c. Badan Keagamaan

d. Badan Pendidikan

e. Badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau

f. Orang pribadi yang sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan

kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan

penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat adalah orang tua

dan anak kandung.

Badan keagamaan adalah badan keagamaan yang kegiatannya semata-

mata mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau menyelenggarakan

kegiatan di bidang keagamaan, yang tidak mencari keuntungan.

Badan pendidikan adalah badan pendidikan yang kegiatannya semata-mata

menyelenggarakan pendidikan yang tidak mencari keuntungan.

Badan sosial termasuk yayasan dan koperasi adalah badan sosial yang

kegiatannya semata-mata menyelenggarakan :

a. pemeliharaan kesehatan;

b. pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo);

c. pemeliharaan anak yatim-piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau

orang cacat;

d. santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan,

dan sejenisnya;

e. pemberian beasiswa;

f. pelestarian lingkungan hidup; dan/atau

g. kegiatan sosial lainnya yang tidak mencari keuntungan.

Orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan usaha kecil adalah orang

38 [Date]

pribadi yang menjalankan usaha mikro dan usaha kecil yang memiliki dan

menjalankan usaha produktif yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 2.500.000.000.

DISKUSI

Filantropi diperlukan karena situasi ekonomi yaitu Gross Domestic Product (GDP)

Indonesia yang meningkat tinggi tiap tahunnya, namun pendapatan dari pajak masih

relatif kecil (tax ratio rendah). Padahal sebagian besar Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Indonesia bertumpu pada pajak (hampir 80%). Dapat

disimpulkan bahwa kemampuan APBN Indonesia terbatas, ironisnya sektor

kesehatan hampir sepenuhnya bertumpu pada APBN. Dengan rendahnya proporsi

belanja kesehatan dari APBN yaitu hanya 3.2% yang berarti sektor kesehatan belum

mendapat banyak manfaat dari pertumbuhan GDP (Trisnantoro,2019)

Implikasinya adalah anggaran kesehatan tidak cukup untuk memenuhi permintaan

pelayanan kesehatan yang tinggi. Sementara itu, muncul permasalahan di layanan

kuratif yaitu defisit yang dialami JKN dibebankan kepada APBN. Sehingga, rumah

sakit khususnya mengalami masalah dalam memberikan layanan dan beberapa

diantaranya harus mencari pinjaman untuk menutup kekurangan dana yang belum

diganti oleh BPJS Kesehatan (hal ini mengindikasikan bahwa banyak pihak yang

belum menyadari bahwa filantropi merupakan alternatif pendanaan). Isu pada

layanan preventif mengindikasikan bahwa kebutuhan untuk mencapai Sustainable

Development Goals (SDGs) disinyalir besar meskipun biaya pastinya belum pernah

dihitung (Trisnantoro, 2019). Terdapat dua kelompok filantropis, yaitu kelompok A

yang menyumbang dalam nominal besar, tetapi jumlah pemberinya sedikit

(Kementerian Luar Negeri mencatat sumbangan internasional, tetapi belum ada

pencatatan data sumbangan domestik, termasuk CSR); dan kelompok B yang

menyumbang dalam nominal relatif kecil, tetapi jumlah pemberi banyak (seperti

Dompet Dhuafa). Menanggapi antusiasnya filantropi kelompok B yang berimplikasi

pada pesatnya pertumbuhan crowdfunding digital, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

39 [Date]

mulai membuat regulasi terkait crowdfunding (Trisnantoro, 2019)

Namun, ada temuan lain bahwa rumah sakit sebenarnya juga tidak mudah untuk

menerima bantuan/donasi dikarenakan adanya stigma bahwa dengan menerima

sumbangan, mengindikasikan rumah sakit mengalami ‘kemunduran’, ‘mengemis’,

dan tidak sesuai dengan prinsip bisnis. Oleh karena itu, pemerintah beserta berbagai

pemangku kepentingan di bidang kesehatan harus dapat mencari sumber inovasi

pendanaan, tidak lagi bertumpu pada APBN, dan harus mengarah pada blended

financing (APBN, APBD, dan dana masyarakat termasuk filantropi). Hal yang perlu

digarisbawahi adalah filantropi bukanlah substitusi, melainkan komplementer dalam

pembiayaan kesehatan di Indonesia. Filantropi dapat diarahkan

pada demand side (membantu masyarakat yang tidak mampu membayar premi,

membantu kebutuhan transportasi dan akomodasi untuk pasien dan keluarga

pasien) dan supply side (membantu meringankan biaya investasi dan operasional

rumah sakit serta pelengkap dana BPJS Kesehatan dan pemerintah).

Kementrian Kesehatan RI harus membahas secara internal untuk memetakan

program - program yang membutuhkan filantropi (berdasarkan lokus dan geografis)

serta secara aktif menawarkan program tersebut kepada para filantropis. Perlu

diperhatikan bahwa filantropi umumnya melakukan donasi pada saat kebutuhan

emergensi dan untuk survival, bukan untuk sustainabilitas. Selain itu, timbul

kekhawatiran dari para penyumbang akan risiko adanya audit bagi lembaganya

karena kecurigaan money laundering ( Harun, 2019)

CSR yang berbeda dengan filantropi, sehingga perlakuannya juga harus berbeda.

Namun, Untung menegaskan perlunya integrasi, akuntabilitas, dan transparansi.

Pemberi sumbangan juga membutuhkan kepastian bahwa sumbangannya

dimanfaatkan secara benar. Selain itu, di Indonesia masih ada berbagai aturan untuk

menerima sumbangan (seperti harus adanya kuitansi, pencatatan, dan sebagainya),

sementara mungkin ada filantropis yang memberi tanpa mau adanya kuitansi atau

pencatatan.

40 [Date]

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN

Pemerintah beserta pemangku kepentingan terkait perlu memikirkan regulasi yang

memudahkan kelompok filantropi agar lebih mudah dalam memberi khususnya

untuk mengatasi kekurangan pendanaan yang terjadi di bidang sarana prasarana,

Puskesmas, rumah sakit (misalnya pasien yang membutuhkan tindakan dengan biaya

sangat tinggi namun mungkin tidak dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan).

Kementrian Kesehatan RI hendaknya membahas secara internal untuk memetakan

program - program yang membutuhkan filantropi (berdasarkan lokus dan geografis)

serta secara aktif menawarkan program tersebut kepada para filantropis. Perlu

diperhatikan bahwa filantropi umumnya melakukan donasi pada saat kebutuhan

emergensi dan untuk survival, bukan untuk sustainabilitas. Selain itu, timbul

kekhawatiran dari para penyumbang akan risiko adanya audit bagi lembaganya

karena kecurigaan money laundering.

REKOMENDASI

Kementerian Kesehatan :

1. Pemerintah membuat mapping Peluang Kontribusi Filantropi untuk

mendukung Kesehatan

2. Database di pemerintah pusat harus disusun dan di - update mengenai siapa

yang bergerak di bidang apa dan dimana.

3. Pemerintah harus bisa mengidentifikasi dimana kebutuhannya dan dimana

kemitraan bisa dilakukan (dan kemitraan harus menyepakati manfaat yang

dikejar, risiko yang ditanggung bersama, dan indikator yang disepakati

bersama).

4. Pemerintah daerah harus memiliki kapasitas untuk monev.

5. Perlu ada forum komunikasi lintas sektor untuk koordinasi.

6. Mapping Perusahaan Filantropi tersebut di upgrade secara berkala

7. Mapping ini harus dishare di organisasi Filantropi

8. Memfasilitasi peningkatan pemanfaatan kontibusi Filantropi

9. Memfasilitasi penerimaan dana filantropi dan menyampaikanlaporan secara

berkala kepada organisasi Filantropi

41 [Date]

Filantropi :

1. Filantropi mempunyai Visi yang semakin besar di sektor kesehatan

2. Filantropi melakukan komunikasi secara teratur dan sistematis dengan

pemerintah

3. Filantropi melakukan Inovasi yang bisa diaddop oleh pemerintah

4. Filantropi melakukan peningkatan pemanfaatan bantuan

Puskesmas/Rumah sakti:/dinas

1. Menyiapkan proposal yang berupa comunity base proposal untuk diajukan ke

lembaga Filantropi

2. Menyampaikan Laporan secara berkala tentang penerimaan dana Filantropi

Dinas kesehatan kab kota yg melakukan pembinaan pada puskesmas untuk

mampu membimbing

42 [Date]

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2012. Manifestasi dan Latensi Lembaga Filantropi Islam dalam Praktik

Pemberdayaan Masyarakat.Jurnal studi masyarakat Islam, Volume 15 Nomor 2 Desember

2012.

Darussalam, Septriadi D, Kristiaji B.B. Insentif Pajak untuk kegiatan Filantropi. Tax Law

Design and Policy Series No 1617. Februari 2017.

Harmein Harun. 2019. Bahan Paparan acara Penyusunan Analisis Peran Filantropi dalam

Pembangunan Kesehatan. Tgl 20 November 2019. Jakarta.

Laksono Trisnantoro. 2019. Bahan Paparan acara Forum Dialog Analisis Peran Filantropi

dalam Pembangunan Kesehatan. Tgl 28 November 2019. Jakarta.

Laporan Assesment lapangan Filantropi tgl 28-30 Oktober 2019 PADK Kemenkes. Jakarta.

Yayasan Filantropi Indonesia. Tentang Filantropi Indonesia. diunduh tgl 15 Desember 2019,

http://filantropi.or.id/acara/d/philanthropy-learning-forum-16