filantropi islam sebagai stabilitas kehidupan abstrak

24
FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Oleh: Anang Wahyu Abstrak Secara bahasa, filantropi berarti kedermawanan, kemurahatian, atau sumbangan sosial; sesuatu yang menunjukkan cinta kepada manusia. Istilah filantropi (philanthropy) ini sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, philos (cinta) dan anthropos (manusia), yang secara harfiah diartikan sebagai konseptualisasi dari praktik memberi (giving), pelayanan (service) dan asosiasi (association) dengan sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta. Dalam hal ini, Islam menampilkan dirinya sebagai agama yang berwajah filantropis. Wujud filantropi ini digali dari doktrin keagamaan yang bersumber dari al-Qur‟an dan Hadits yang dimodifikasi dengan perantara mekanisme ijtihad sehingga institusi zakat, infak, sedekah, dan wakaf muncul. Tujuannya adalah supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja. Karena itu, filantropi Islam dapat juga diartikan sebagai pemberian karitas (charity) yang didasarkan pada pandangan untuk mempromosikan keadilan sosial dan maslahat bagi masyarakat umum. Dalam al-Qur‟an, dasar filantropi Islam bersumber dari Surat al-Ma‟ûn: 1-7, Di mana salah satu dari tanda orang yang mendustakan agama adalah tidak menyantuni anak yatim. Dan pada bunyi ayat ; “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ”. Itu artinya ada konsep sosial keagamaan yang kemudian memunculkan doktrin zakat (tazkiyah) yang mengalami dua tahap yaitu, tahap makkiyah (theologis) yang merupakan tahap pembersihan diri, dan tahap madaniyah yaitu tahap pembersihan harta dengan memberikannya kepada delapan ashnâf seperti yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah: 60. Diharapkan dengan konsep filantropi Islam ini umat Islam faham betul tentang bagaiman kemaslahatan itu bisa lestari dan terlaksana agar tidak ada kesenjangan diantara si kaya dan si miskin. Nilai-nilai filantropi Islam ini sangat dibutuhkan pada era kini, karena sangat berkurangnya kesadaran moral untuk saling menolong, dan menjadikan manusia terkotak-kotakkan pada keadaan. Padahal jika kesadaran dalam menjalankan konsep filantropi Islam ini bisa terus- menerus dan meningkat, tidak di pungkiri akan meningkatnya kesejahteraan di muka bumi. Semoga kita sebagai umat Islam dapat meningkatkan kesadaran saling tolong menolong dan menerapkan konsep filantropi Islam, dan dapat meningkatkan kualitas manusia sebagai kholifah fil ard yang dapat menstabilkan kehidupan di dunia dan bermanfaat di akhirat. PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 23-Feb-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN

Oleh: Anang Wahyu

Abstrak

Secara bahasa, filantropi berarti kedermawanan, kemurahatian, atau sumbangan sosial;

sesuatu yang menunjukkan cinta kepada manusia. Istilah filantropi (philanthropy) ini sebenarnya

berasal dari bahasa Yunani, philos (cinta) dan anthropos (manusia), yang secara harfiah diartikan

sebagai konseptualisasi dari praktik memberi (giving), pelayanan (service) dan asosiasi

(association) dengan sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekspresi

rasa cinta.

Dalam hal ini, Islam menampilkan dirinya sebagai agama yang berwajah

filantropis. Wujud filantropi ini digali dari doktrin keagamaan yang bersumber dari al-Qur‟an

dan Hadits yang dimodifikasi dengan perantara mekanisme ijtihad sehingga institusi zakat, infak,

sedekah, dan wakaf muncul. Tujuannya adalah supaya harta itu jangan hanya beredar di antara

orang-orang kaya saja. Karena itu, filantropi Islam dapat juga diartikan sebagai pemberian

karitas (charity) yang didasarkan pada pandangan untuk mempromosikan keadilan sosial dan

maslahat bagi masyarakat umum.

Dalam al-Qur‟an, dasar filantropi Islam bersumber dari Surat al-Ma‟ûn: 1-7, Di mana salah

satu dari tanda orang yang mendustakan agama adalah tidak menyantuni anak yatim. Dan pada

bunyi ayat ; “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu membersihkan

dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Itu

artinya ada konsep sosial keagamaan yang kemudian memunculkan doktrin zakat (tazkiyah)

yang mengalami dua tahap yaitu, tahap makkiyah (theologis) yang merupakan tahap

pembersihan diri, dan tahap madaniyah yaitu tahap pembersihan harta dengan memberikannya

kepada delapan ashnâf seperti yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah: 60.

Diharapkan dengan konsep filantropi Islam ini umat Islam faham betul tentang bagaiman

kemaslahatan itu bisa lestari dan terlaksana agar tidak ada kesenjangan diantara si kaya dan si

miskin.

Nilai-nilai filantropi Islam ini sangat dibutuhkan pada era kini, karena sangat berkurangnya

kesadaran moral untuk saling menolong, dan menjadikan manusia terkotak-kotakkan pada

keadaan. Padahal jika kesadaran dalam menjalankan konsep filantropi Islam ini bisa terus-

menerus dan meningkat, tidak di pungkiri akan meningkatnya kesejahteraan di muka bumi.

Semoga kita sebagai umat Islam dapat meningkatkan kesadaran saling tolong menolong

dan menerapkan konsep filantropi Islam, dan dapat meningkatkan kualitas manusia sebagai

kholifah fil ard yang dapat menstabilkan kehidupan di dunia dan bermanfaat di akhirat.

PENDAHULUAN

Page 2: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Secara bahasa, filantropi berarti kedermawanan, kemurahatian, atau sumbangan sosial;

sesuatu yang menunjukkan cinta kepada manusia.1 Istilah filantropi (philanthropy) ini

sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, philos (cinta) dan anthropos (manusia), yang secara

harfiah diartikan sebagai konseptualisasi dari praktik memberi (giving), pelayanan (service) dan

asosiasi (association) dengan sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai

ekspresi rasa cinta.2

Kata Philanthropy sering dimaknai sebagai “ungkapan cinta kasih kepada sesama

manusia”. Tidak memberi batasan pengungkapan cinta kasih ini dalam bentuk uang atau barang,

melainkan “pekerjaan atau upaya yang dimaksudkan untuk meningkatkan rasa cinta pada

sesama dan kemanusiaan”. Sementara Kamus Bahasa Indonesia memadankan kata

kedermawanan dengan kata filantropi, yang diserap dari kosakata bahasa Inggris philanthropy,

yang berarti cinta kasih atau kedermawanan sosial terhadap sesama. Dari dua definisi kamus dan

etimologis di atas, kedermawanan bisa dimaknai sebagai tindakan sukarela yang bertujuan untuk

kepentingan umum atau perbaikan kondisi manusia. Artinya lagi, kedermawanan adalah usaha

moral untuk pembebasan manusia dari segala masalahnya.

Kemiskinan merupakan tema yang menarik diperbincangkan terutama bagi kalangan

ilmuwan sosial. Banyak kajian menawarkan solusi guna menanggulangi kemiskinan, akan tetapi

wajah kemiskinan tetap eksis di tengah dinamika perubahan zaman. Upaya untuk menanggulangi

masalah kemiskinan dilakukan terus menerus oleh para pakar di sepanjang zaman dalam upaya

menemukan bentuk yang ideal pengentasan kemiskinan. Tema kemiskinan dikaji tidak hanya

oleh negara-negara berkembang tetapi juga negara-negara maju. Sebelum mengenal kajian-

kajian ilmiah mengenai masalah kemiskinan, masyarakat sudah menjalankan tradisi yang

merespon terhadap permasalahan kemiskinan dalam bentuk pemberian. Kegiatan “memberi”

dalam berbagai bentuknya tidak terbatas dalam bentuk uang atau barang melainkan juga

pekerjaan atau berbagai upaya untuk meringankan beban orang miskin serta meningkatkan

kesejahteraannya disebut sebagai filantropi.3

1 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995), 427.

2 Andi Agung Prihatna. Filantropi dan Keadilan Sosial di Indonesia, dalam Chaider S. Bamualim dan Irfan

Abubakar (ed), Revitalisasi Filantropi Islam: Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia (Jakarta: Pusat

Bahasa dan Budaya UIN Syahid Hidayatullah, 2005), 3-4. 3 Zaim Saidi, dkk, Kedermawanan Untuk Keadilan Sosial, (Jakarta: Piramedia, 2006), hal. 4-5

Page 3: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Praktik filantropi seperti ini berlangsung cukup lama di dalam masyarakat, meski pola

prakteknya bersifat interpersonal dan tidak terorganisir. Disamping itu, kesadaran berfilantropi

masyarakat di pedesaan tidak hanya bersumber dari norma-norma sosial yang menjunjung tinggi

nilai solidaritas gotong-royong dan saling membantu, akan tetapi juga bersumber dari nilai-nilai

religiusitas sangat dimungkinkan keberadaannya karena ajaran-ajaran agama mengajarkan dan

menganjurkan untuk berbuat kebajikan.4

Menurut James O. Midgley, filantropi merupakan salah satu pendekatan dari tiga

pendekatan untuk mempromosikan kesejahteraan termasuk di dalamnya upaya pengentasan

kemiskinan yaitu pendekatan social service (social administration), social work dan

philanthropy.5 Filantropi sebagai salah satu modal sosial telah menyatu di dalam kultur komunal

(tradisi) yang telah mengakar sejak lama khususnya di masyarakat pedesaan. Fakta kultural

menunjukkan bahwa tradisi filantropi dilestarikan melalui pemberian derma kepada teman,

keluarga, dan tetangga yang kurang beruntung. Ciri lainnya ditunjukkan dengan tuntutan

masyarakat untuk memprioritaskan tujuan meringankan beban orang miskin yang jumlahnya

naik 1 hingga 48% selama krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997.6

Disamping itu, filantropi juga merupakan salah satu unsur dalam ajaran agama yang

memperhatikan masalah duniawi terutama masalah kemiskinan. Secara fungsional, agama

memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, baik bagi masyarakat tradisional

maupun modern, agama merupakan tempat mereka mencari makna hidup yang final dan ultimate

sehingga segala bentuk perilaku dan tindakan selalu berkiblat pada tuntunan agama (way of

life).7 Agama tidak hanya menuntun umatnya untuk mengurusi kehidupan ukhrowi (akhirat) saja

akan tetapi juga menyangkut kehidupan duniawi terutama masalah-masalah sosial seperti

kemiskinan.

Dalam hal ini, Islam menampilkan dirinya sebagai agama yang berwajah

filantropis. Wujud filantropi ini digali dari doktrin keagamaan yang bersumber dari al-Qur‟an

dan Hadits yang dimodifikasi dengan perantara mekanisme ijtihad sehingga institusi zakat, infak,

4 Dwight F Burlingame, “Philanthropy” dalam Microsoft Encarta Standard 2006; Thomas M.

Smith,2004,“ReligiousAffiliationandPhilanthropy”,http://www.religionomics.com/erel/S2Archives/REC04/Smith

Religionandphilanthropy.pdf, (Desember,2014) 5James O. Midgley, Social Development,(London: Publication,1995), 74.

6Pirac, Investing in Our Selves ;Giving and Fund Raising In Indonesia, (Phillipine: Asian Development Bank,

2002), 9. 7 Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT.Eresco, 1995), 63.

Page 4: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

sedekah, dan wakaf muncul.8 Tujuannya adalah supaya harta itu jangan hanya beredar di antara

orang-orang kaya saja.9

Karena itu, filantropi Islam dapat juga diartikan sebagai pemberian

karitas (charity)10

yang didasarkan pada pandangan untuk mempromosikan keadilan sosial dan

maslahat bagi masyarakat umum.11

Namun, jika karitas lebih dekat pada ajaran keagamaan

sehingga prakteknya lebih bersifat individual dan menyangkut pahala dan dosa, maka dalam

filantropi cakupannya lebih luas karena lebih dekat dengan filsafat moral yang dalam praktiknya

bersifat sosial. Selain itu, sistem karitas juga lebih menjamin kebebasan dan hanya dapat berlaku

pada sistem masyarakat kapitalis, yang liberal, di mana masyarakat dapat menghargai individu

dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Selain itu, orang mendapatkan kebebasan untuk

memupuk harta kekayaan, karena hanya dengan menjadi kaya, orang dapat melaksanakan

karitas, yang pada akhirnya dengan karitas, orang dapat masuk surga. Karena, “barang siapa

yang bermurah kasih terhadap sesama manusia, maka ia akan dicintai dan dikasihi oleh

Tuhan”.12

Dalam al-Qur‟an, dasar filantropi Islam bersumber dari Surat al-Ma‟ûn: 1-7, Di mana

salah satu dari tanda orang yang mendustakan agama adalah tidak menyantuni anak yatim. Dan

pada bunyi ayat ; “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui”.13

Itu artinya ada konsep sosial keagamaan yang kemudian memunculkan doktrin

zakat (tazkiyah) yang mengalami dua tahap yaitu, tahap makkiyah (theologis) yang merupakan

8 Ali Amin Isfandiar, Tinjauan Fiqh Muamalat dan Hukum Nasional tentang Wakaf di Indonesia dalam Jurnal

La_Riba; Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. I, (Jakarta: Teraju, 2008), 51-52. 9 Al-Qur‟an, 59: 7.

10 Chariety (belas kasihan) merupakan suatu konsep yang bersifat keagamaan yang didasarkan atas cinta kepada

Tuhan. Lihat dalam Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, terj. Rasjidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980),

136-137. 11

Murni Jamal, Filantropi Islam Untuk Keadilan Sosial, dalam Idris Thaha (ed),Berderma Untuk Semua; Wacana

Dan Praktek Filantropi Islam, (Jakarta: Teraju, 2003), 13. Bahkan lebih dari itu Azyumardi Azra mengatakan

bahwa dengan adanya filantropi Islam yang digalakkan dapat menciptkan adanya civil society, yaitu suatu

masyarakat yang diluar negara yang dapat mengatur dirinya sendiri. Hal ini dapat terlihat dalam kasus yang terjadi

di Indonesia di abad ke-19 M saat Belanda melakukan konsolidasi kekuasaan, di mana umat muslim memilih

mengaliensikan diri dari kekuasaan. Mereka menolak berabung dengan Belanda dan menggalakkan filantropi

hingga ahirnya tumbuhlah pesantren-pesantren dan madrasah. Lihat dalam Azyumardi Azra, Diskursus Filantropi

Islam Dan Civil Society, dalam Idris Thaha (ed), Berderma Untuk Semua; Wacana Dan Praktek Filantropi

Islam, (Jakarta: Teraju, 2003), 24-27. 12

Inilah yang mejadi doktrin protestantise. Lihat dalam M. Dawam Raharjo,Filantropi Islam dan Keadilan Sosial;

Mengurai Kebingungan Epistemologis, dalam Idris Thaha (ed), Berderma Untuk Semua; Wacana Dan Praktek

Filantropi Islam,(Jakarta: Teraju, 2003), 213-216. 13

Al- Qur‟an, 9: 103.

Page 5: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

tahap pembersihan diri, dan tahap madaniyah yaitu tahap pembersihan harta dengan

memberikannya kepada delapan ashnâf seperti yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah: 60. Pada

posisi inilah karitas dapat dipahami sebagai filantropi, sebab seperti kita ketahui bahwa pada

dasarnya filantropi Islam sangat kental dengan sifatnya yang individual karena kaitannya dengan

ibadah. Selain itu, dasar filantropi dalam al-Qur‟an juga terdapat dalam enam surat pertama yang

diturunkan di Makkah, yaitu Q.S. AL-Lahab: 2-3, Q.S. al-Humazah: 1-3, Q.S. al-Maûn: 1-3,

Q.S. al-Takâtsur: 1-2, Q.S. al-Layl: 5-11, dan Q.S. al-Balad: 10-16. Ini menunjukkah bahwa

wahyu yang turun di awal-awal masa kenabian membawa visi sosial al-Qur‟an untuk

menegakkan keadilan sosial dan ekonomi. Tidak hanya itu, ayat-ayat yang diturunkan di

Madinah pun masih banyak yang menekankan tentang pentingnya menerapkan filantropi,

diantaranya QS. Al-Taubah: 34 dan 71, Q.S. Al-Baqarah: 2-3 dan 272, Q.S. dan Ali-Imran:

180.14

PEMBAHASAN

A. Zakat

Zakat adalah harta yang wajib oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh

seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya.15

Secara etimologi zakat dapat diartikan berkembang dan berkah. Selain itu

zakat juga dapat diartikan mensucikan sebagaimana dalam firman Allah SWT:

قد أفلح هي شكها

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”16

Sedangkan menurut istilah syar‟i zakat berarti sesuatu yang dikeluarkan atas nama

harta atau badan dengan mekanisme tertentu.17

Zakat diwajibkan pada tahun ke 2 hijriyah setelah pensyariatan zakat fitrah. Dasar

pensyariatannya yaitu al-Qur‟an, sunah, dan ijma‟. Allah berfirman, “Tunaikanlah Zakat”

(QS. al-Baqoroh:43) dan firman-Nya,

14

M. Dawam Raharjo,Filantropi Islam dan Keadilan Sosial; Mengurai Kebingungan Epistemologis, dalam Idris

Thaha (ed),.. ., 217. 15

UU NO. 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, pasal 1 tentang Ketentuan Umum (Jakarta : PT Grasindo,

2006) ,81. 16

Al- Qur‟an, 91: 9. 17

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, fiqh ibadah, (jakarta: Amzah, 2009), 43.

Page 6: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

memeriisihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”18

Dalam sunah Nabi banyak disampaikan hadist tentang zakat, diantaranya, “Islam

dibangun atas lima dasar, antara lain menunaikan zakat,”(HR. Syaikhani dari ibnu Umar).

Para Ulama‟ kemudian sepakat mewajibkan zakat. Hadist tersebut menunjukkan bahwa

zakat merupakan salah satu rukun Islam. Orang yang mengingkari zakat dinyatakan kafir,

meskipun dia menunaikannya. Orang yang menolak untuk mengeluarkan zakat harus

diperangi dan dirampas hartanya secara paksa, seperti yang dilakukan Abu Bakar as-

Shiddiq.19

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat jiwa yang diambil dari kata” fitrah” yang merupakan

asal kejadian. Sedangkan menurut pengertian syara‟ adalah zakat yang dikeluarkan oleh

seorang muslim dari sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan untuk

mensucikan jiwanya serta menambal kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

puasanya seperti perkataan yang kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya.

Diriwayatkan oleh Ibn Abbas, ia berkata:

ائن هي اللغى والسفث وطعوح للوساكيي فسض زسىل الله ص.م شكاجالفطس طهسج للص

Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan diri orang puasa dari

perbuatan sia-sia(al-laghw) dan perkataan kotor (ar-rafats), sekaligus untuk memeriii

makan orang-orang miskin.

a. Syarat wajib zakat fitrah

Syarat wajib zakat fitrah antara lain:

1) Islam

18

Al- Qur‟an, 9: 103. 19

Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2010), 433-434

Page 7: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

2) Adanya kelebihan makanan untuk kebutuhan sehari-hari dan orang yang berada

dalam tanggungan nafkahnya pada malam hari raya dan ketika hari raya.

3) Mendapati bagian akhir ramadhan dan bagian bulan syawal.

b. Kadar dan bentuk zakat fitrah

Kadar yang wajib bagi setiap individu dalam zakat fitrah yaitu satu sha’ dari

sesuatu yang biasa dimakan oleh penduduk negeri tersebut, baik berupa biji-bijian

(padi dan gandum), kuram, anggur, ataupun lainnya. Satu sha’ menurut ijma‟ setara

dengan 4 mud. Atau setara dengan 2,176 kg (± 3,5 liter). 20

c. Penerima zakat fitrah

Orang yang berhak menerima zakat fitrah adalah 8 kelompok sebagaimana

yang termaktub dalam firaman allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S. At-Taubah : 60).21

2. Zakat Mal

Zakat harta yang dikeluarkan apabila telah mencapai nisabnya.

a. Hewan Ternak

Syarat wajib zakat binatang ternak, unta, sapi dan kambing wajib dizakati apabila

telah memenuhi enam syarat, yaitu:

1. Islam

2. Merdeka

3. Hak milik sempurna

20

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, 395-402. 21

Al- Qur‟an, 9: 60.

Page 8: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

4. Telah mencapai satu nishab

5. Telah genap satu tahun

6. Digembalakan

Nishab zakat binatang ternak:

Nishab dan kadar zakatnya unta :

No Nishab Jumla

h

zakat

Keterangan

1 5-9 1 ekor Kambing betina jenis domba genap umur 1

th/lebih, atau kambing betina jenis kacang

genap umur 2 tahun/ lebih

2 10-14 2 ekor Kambing betina jenis domba genap umur 1

th/lebih, atau kambing betina jenis kacang

genap umur 2 tahun/ lebih

3 15-19 3 ekor Kambing betina jenis domba genap umur 1

th/lebih, atau kambing betina jenis kacang

genap umur 2 tahun/ lebih

4 20-24 4 ekor Kambing betina jenis domba genap umur 1

th/lebih, atau kambing betina jenis kacang

genap umur 2 tahun/ lebih

5 25-35 1 ekor Unta betina, genap umur 1 th/ lebih

6 36-45 1 ekor Unta betina, genap umur 2 th/ lebih

7 46-60 1 ekor Unta betina, genap umur 3 th/ lebih

8 61-75 1 ekor Unta betina, genap umur 4 th/ lebih

9 76-90 2 ekor Unta betina, genap umur 2 th/ lebih

Page 9: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

10 91-120 2 ekor Unta betina, genap umur 3 th/ lebih

11 121-

129

3 ekor Unta betina, genap umur 2 th/ lebih

12 Dan seterusnya

Keterangan: jika jumlah unta lebih dari 121 ekor maka setiap 50 ekor (hasil

pembagian 50) zakatnya unta betina umur 3 th/ lebih, dan setiap 40 ekor (hasil

pembagian 40) zakatnya unta betina umur 2 th/ lebih.

Nishab dan kadar zakatnya sapi

No Nishab Jumlah

zakat

Keterangan

1 30-39 1 ekor Sapi jantan genap umur 1th/lebih

2 40-59 1 ekor Sapi jantan genap umur 2th/lebih

3 60-69 2 ekor Sapi jantan genap umur 1th/lebih

4 70-79 2 ekor 1 ekor sapi jantan umur 1th/lebih, dan 1

ekor sapi jantan umur 2th/lebih

5 80-89 2 ekor 2 ekor sapi jantan genap umur 2th/lebih

6 90-99 3 ekor 3 ekor sapi jantan genap umur 1th/lebih

7 100-

109

3 ekor 2 ekor sapi jantan umur 1th/lebih, dan 1

ekor sapi jantan umur 2th/lebih

8 Dan seterusnya

Keteranagan: setiap 30 ekor sapi (hasil pembagian 30) zakatnya seekor sapi jantan

genap umur 1 tahun/ lebih, dan setiap 40 ekor sapi (hasil pembagian 40) zakatnay seekor

sapi jantan genap umur 2th/lebih.

Page 10: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Nishab dan kadar zakatnya kambing

No Nishab Jumlah zakat Keterangan

1 40-120 1ekor kambing Jika berupa domba, maka

harus sudah genap umur 1

th/ lebih. Dan jika berupa

kambing kacang, maka

harus sudah genap umur 2

th/ lebih.

2 121-200 2ekor kambing

3 201-399 3ekor kambing

4 400-499 4ekor kambing

5 500 5ekor kambing

6 Dan seterusnya

Keterangan: diatas 400 ekor, setiap seratus ekor zakatnya seekor kambing. 600

ekor zakatnya 6 ekor, 700 ekor zakatnya 7 ekor, dan begitu seterusnya.22

3. Zakat Hasil Pertanian

Syarat wajib zakat tanaman:

a. Pemiliknya Islam

b. Pemiliknya merdeka

c. Milik sempurna

d. Ditanam oleh manusia

e. Berupa makanan pokok dan tahan lama

f. Mencapai satu nishab.23

No Tanaman Nishab % Zakat Keterangan

22

Syeh Muhammad Nawawi, Sarah Sulamu At-Taufîq, (Semarang: Pustaka Al alawiyah, 1358), 38-39. 23

Sulaiman Rasyid, fiqh Islam, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2009), 193.

Page 11: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

1 Padi 1323,132kg 10% 1/10=132,3132kg Tanpa biaya

pengairan

1323,132kg 5% 1/20=66,1566kg Dengan biaya

pengairan

2 Padi

Gagang

1631,516kg 10% 1/10=163,1516kg Tanpa biaya

pengairan

1631,516kg 5% 1/20=81,5758kg Dengan biaya

pengairan

3 Beras 815,758kg 10% 1/10=81,5758kg Tanpa biaya

pengairan

815,758kg 5% 1/20=40,7879kg Dengan biaya

pengairan

4 Gandum 558,654kg 10% 1/10=55,8654kg Tanpa biaya

pengairan

558,654kg 5% 1/20=27,9327kg Dengan biaya

pengairan

5 Kacang

tunggak

756,697kg 10% 1/10=75,6697kg Tanpa biaya

pengairan

756,697kg 5% 1/20=37,8349kg Dengan biaya

pengairan

6 Kacang

hijau

780,036kg 10% 1/10=78,0036kg Tanpa biaya

pengairan

780,036kg 5% 1/20=39,0018kg Dengan biaya

pengairan

Page 12: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

7 Jagung

kuning

720kg 10% 1/10=72kg Tanpa biaya

pengairan

720kg 5% 1/20=36kg Dengan biaya

pengairan

8 Jagung

putih

714kg 10% 1/10=71,4kg Tanpa biaya

pengairan

714kg 5% 1/20=35,7kg Dengan biaya

pengairan

Kadar nishab zakat tanaman:

Catatan:

1rithl syar‟i/bagdhad= 408 gr

1 mud = 675 gr

1 mud syar‟i menurut asy-syafi‟i = 11/3 rithl iraqy = 573,75 gr

1 wasaq = menurut asy-syafi‟i 130,5 gr

1 sho‟ syar‟i atau baghdad = menurut asy-syafi‟i 2175 gr

1 dirham syar‟i = 2,715 gr

1 mitsqol = 3,879 gr

5 wasaq = 300 sho‟

1 sho‟ = versi nawawi gram Iraq = 2174,62 gram.24

4. Zakat Emas dan Perak

Syarat wajib zakat emas dan perak:

1. Islam

2. Merdeka

3. Milik yang sempurna

4. Sampai satu nishab

5. Sampai satu tahun disimpan.25

24

Syeh Muhammad Nawawi, Sarih Sulamu Taufiq, 39 25

Sulaiman Rasyid, fiqh Islam, 195.

Page 13: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Kadar nishab zakat emas dan perak:

Nishab emas adalah 20 mitsqol dan zakat yang harus dikeluarkan 1/40 atau 2,5%.

1 mitsqol = 3,879 gram

3,879 x 20 = 77,58 gram

Jadi, jika seseorang memiliki emas dengan kadar berat telah mencapai 77,58 gram harus

mengeluarkan zakat sebesar 1/40, yaitu 77,58 : 40 (x 2,5%)= 1,9395 gram.

Nishab perak adalah 200 dirham dan zakat yang harus dikeluarkan 1/40 atau 2,5%. 10

dirham = 7 mitsqol

1 mitsqol = 3,879 gram

10 dirham = (3,879 x 20) 27,153 gram

200 dirham = (27,153 x 20) 543,6 gram

Jadi, jika seseorang memiliki perak dengan kadar telah mencapai 543,6 gram harus

mengeluarkan zakat sebesar 1/40, yaitu:

543,6 : 40 (x 2,5%) = 13,5765 gram.26

5. Zakat Hasil Tambang

a. Emas

Nishabnya = 20 mitsqol syar‟I = 77,58 gram. Zakatnya = 1/40 atau 2,5% = 0,5

mitsqol syar‟I = 1,9395 gram

b. Perak

Nishabnya = 200 dirham syar‟I = 543,06 gram. Zakatnya = 1/40 atau 2,5% = 5

dirham syar‟I = 13,5765 gram

6. Zakat Barang Terpendam (Rikaz)

a. Emas

Nishabnya = 20 mitsqol Syar‟i = 77,58 gram

Zakatnya =1/5 atau 20% = 4 mitsqol Syar‟i = 15,516 gram

b. Perak

Nishabnya = 200 dirham Syar‟i = 543,06 gram

Zakatnya = 1/5 atau 20% = 40 dirham Syar‟I = 108,612 gram.27

26

Syeh Muhammad Nawawi, Sarah Sulamu at-Taufîq, 39-40. 27

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, 363

Page 14: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

7. Zakat Perniagaan

Yang dimaksud dengan zakat harta perniagaan adalah segala sesuatu yang

dipersiapkan untuk diperjual belikan. Kewajiban ini secara umum telah ada dalam surat

al-Baqarah ayat 267 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan

dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu

kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan

ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Setiap barang perdagangan wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Ada niat untuk memperdagangkan barang tersebut

b. Harta perdagangan diperoleh murni dari hasil jual beli

c. Telah terpenuhi waktu satu tahun

d. Harta tersebut sudah mencapai satu nishab

Kadar nishab zakat perniagaan: Kadar wajib zakat perniagaan adalah 2,5%.

Sedangkan nishabnya 20 dinar atau 90 gram emas.

8. Zakat Profesi

Semua bentuk penghasilan wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat mencapai

satu nisab dalam satu tahun, yakni senilai 85 gram emas.

1) Contoh yang belum dikenakan pajak penghasilan

Pendapatan (gaji/bulan) : 6.000.000

Pendapatan lain-lain pertahun : 5.000.000

Harta simpanan : 20.000.000

Pendapatan (gaji/tahun) : 72.000.000

Page 15: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Kebutuhan perbulan : 4.000.000

Kebutuhan pertahun : 48.000.000

Sisa pendapatan : 49.000.000

Harga pergram emas saat ini : 300.000

Besarnya nisab 85gram : 25.500.000

Zakat profesi pertahun : 1.225.000

zakat profesi perbulan : 102.083

2) Contoh yang dikenakan pajak penghasilan

Pendapatan (gaji/bulan) : 6.000.000

Pendapatan lain-lain pertahun : 5.000.000

Harta simpanan : 20.000.000

Pendapatan (gaji/tahun) : 72.000.000

Kebutuhan perbulan : 4.000.000

Kebutuhan pertahun : 48.000.000

Sisa pendapatan : 49.000.000

Harga pergram emas saat ini : 300.000

Besarnya nisab 85gram : 25.500.000

Zakat profesi pertahun : 1.225.000

zakat profesi perbulan : 102.083

penghasilan netto sebelum zakat : 49.000.000

penghasilan netto setelah zakat : 48.897.917

penghasilan tidak kena pajak/PTKP : 47.872.917

penghasilan kena pajak : 1.025.000

Pph terutang 5% X 1.025.000 : 52.250.000

Pembauaran zakat dan pajak Pertahun : 1.277.250.28

9. Rukun dan Syarat Zakat

28

Saifudin Zuhri, Zakat di era reformasi, (Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012), 133-134.

Page 16: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Rukun dimaksud adalah unsur-unsur yang terdapat dalam zakat yaitu:29

1. Orang yang berzakat,

2. Harta yang dizakatkan

3. Orang yang menerima zakat.

Sedangkan syarat-syarat zakat adalah ketentuan yang mesti terpenuhi dalam setiap

unsur tersebut. Syarat-syarat tersebut diantaranya:

1. Syarat orang yang berzakat (muzakki) adalah sebagai berikut : Islam, telah baligh,

berakal, memiliki harta yang memenuhi syarat.

2. Syarat harta yang dizakatkan : harta yang baik, milik yang sempurna dari yang

berzakat, telah mencapai nisab, telah tersimpan selama satu tahun Qamariyah atau

haul.

3. Syarat orang yang menerima zakat (mustahiq) adalah jelas adanya, baik ia orang

atau badan atau lembaga atau kegiatan dan hal ini juga terdapat dalam QS at-Taubah

ayat 60.30

10. Orang yang berhak menerima zakat (Ashnaf)

Menurut mahdzab syafii orang yang berhak menerima zakat ada 8 kelompok,

yaitu:

1. Fakir : orang yang tidak mempunyai harta dan usaha untuk mencukupi

kebutuhannya.

2. Miskin : orang yang memiliki harta atau usaha namun tidak mampu mencukupi

kebutuhannya, dan hidupnya serba kekurangan.

3. „Amil : semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedangkan dia tidak mendapat

upah selain dari zakat itu.

4. Muallaf : ada empat macam: (1) orang yang baru masuk Islam dan masih lemah

imannya,(2) orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya, (3)orang yang menolak

kejahatan orang yang anti zakat, (4) orang kafir yang ada harapan untuk masuk

Islam.

5. Memerdekakan Budak : seorang hamba yang dijanjikan merdeka setelah menebus

dirinya. Hamba itu diberi zakat sekedar untuk menebus dirinya.

29

Hasbi as-Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), 6-7. 30

Amir Syarifuddin,Garis-garis Besar Fiqh , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 40.

Page 17: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

6. Orang yang berhutang: orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang

berselisih, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri pada keperluan

yang mubah dan tidak maksiyat, orang yang berhutang untuk menjamin hutang orang

lain.

7. Ibnu sabil: orang yang berjuang dijalan Allah untuk menegakkan agamanya, diberi

zakat untuk keperluan hidupnya selama perjuangannya.

8. Musafir: orang yang melakukan perjalanan jauh dan tidak dalam maksiyat

mengalami kesengsaraan dalam perjalananya.31

Disini diterangkan secara gamblang ketentuan berzakat dikarenakan

pentingnya berzakat dan kewajiban atas zakat. Banyak di masyarakat hanya

mengenal zakat fitrah saja dalam pelaksanaannya padahal masih banyak zakat yang

lain selain zakat fitrah yang harus dipenuhi.

B. Sedekah

Di samping zakat yang wajib hukumnya, ada juga shadaqah sunah yang disyari‟atkan

disetiap waktu karena kemutlakan anjuran shadaqah dalam Al-Qur‟an dan sunah Nabi. Allah

telah menganjurkan hal itu dalam kitab-Nya dalam berbagai ayat yang banyak jumlahnya.

Allah berfirman,

Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,

akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari

Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memeriiikan harta yang

31

Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, 213-215

Page 18: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir

(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan

orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang

sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah

orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang

bertakwa. (Qs. Al-Baqarah: 177)32

Nabi bersabda,

اى الصدقح لتطفئ غضة السب وتدفع عي هيتح السىء

Sesungguhnya shodaqoh itu akan memadamkan kemurkaan allah dan menolak dari mati

dengan su’ul khatimah (akhir yang buruk).” (HR. At-Tirmidzi dan dianggangp berderajat

hasan)33

Sedekah asal kata bahasa Arab Şādaqah yang berarti suatu pemberian yang diberikan

oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh

waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang

sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam

pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara

spontan dan sukarela).

Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk

senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT

yang artinya: ''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf

atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian

karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang

besar.''34

. Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.

32

Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Aalu Fauzan, Ringkasan Fiqih Islami (Banyumas: Pustaka Salafiah, 2001), 69. 33

Ibid., 70. 34

Al-Qura‟an, 4: 114.

Page 19: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat.

Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-

terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan

hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu

kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah

seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan

tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut.

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat

sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada

orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang

lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan

sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT yang artinya; ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang

sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...''.35

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang

telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam

firman-Nya yang berarti: ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.''36

C. Infak

Pengertian infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang. Allah

memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang

sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya.

Menurut bahasa infak berasal dari kata “Anfaqa” yang artinya mengeluarkan harta

untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan

sebagian harta yang diperintahkan dalam Islam yang mencakup zakat dan non zakat. Infaq

ada yang wajib dan ada yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dan lain-

35

Al-qur‟an, 3:92. 36 Al-qur‟an, 2:26.

Page 20: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

lain. Infak sunnah diantaranya, infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana

alam, infaq kemanusiaan, dll.37

1. Membelanjakan Harta.

QS. Al-Anfal : 63

ا ألفت تيي قلىتهن لى أفقت ها في الأزض جويعا ه

Artinya “Walaupun kamu membelanjakan semua yang berada di bumi, niscaya kamu

tidak dapat mempersatukan hati mereka.”38

Dalam terjemahan versi Departemen Agama RI tertulis kata anfaqta dengan arti :

membelanjakan dan bukan menginfaqkan. Sebab memang asal kata infaq adalah

mengeluarkan harta, mendanai, membelanjakan, secara umum apa saja. Tidak hanya

terbatas di jalan Allah, atau sosial atau donasi.

2. Memberi Nafkah

Kata infaq ini juga berlaku ketika seorang suami membiayai belanja keluarga atau

rumah tangganya. Dan istilah baku dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan nafkah.

Kata nafkah tidak lain adalah bentukan dari kata infaq. Dan hal ini juga disebutkan di

dalam Al-Quran An-Nisa`: 34.

ل الله تعضهن اهىى عل الساء توا فض جال قى عل تعط وتوا أفقىا هي أهىالهن الس

Artinya : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain , dan karena

mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.39

فقته ف فقته ف سثيل الله و دياز أ يي قال زسىل الله صل الله عليه و سلن: دياز أ قت ته عل هس زقثح و دياز تصد

فقته عل أهلك .. أعظوها أجسا ا فقته عل أهلك.)هسلن(و دياز أ لري أ

Bersabda Rasulullah SAW : Uang Dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, uang

Dinar yang engkau nafkahkan (untuk menebus) budak, uang Dinar yang engkau

sedekahkan kepada orang miskin dan uang Dinar yang engkau nafkahkan kepada

37

http://ceritasidedek.blogspot.com/2012/11/makalah-infak-dan-sedekah.html diakses pada tanggal (Februari 2015)

13;23 38

Al-Qur‟an, 08:63. 39

Al-Qu‟an, 04: 34.

Page 21: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

keluargamu .. yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan kepada

keluargamu.( HR. Muslim)

Dalam surat Al-Furqan : 67

والريي إذا أفقىا لن يسسفىا ولن يقتسوا وكاى تيي ذلك قىاها

Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian.”40

Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang

ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan

kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang

yang sedang dalam perjalanan. Simak ayat berikut ini: Artinya : “ Mereka bertanya tentang

apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah

diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan

orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat,

Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”41

D. Hibah

Hibah berasal dari akar kata wahaba-yahibu-hibatan, berarti memberi atau

pemberian. Dalam bidang hukum syara‟, hibah didefinisikan sebagai „aqad yang dilakukan

dengan maksud memindahkan milik seseorang kepada orang lain ketika masih hidup dan

tanpa imbalan.42

Menurut Siah Kosyi‟ah dalam bukunya hibah adalah suatu „aqad yang mengakibatkan

pindahnya kepemilikan harta dari seseorang kepada orang lain dengan tanpa alasan, dan

dilakukan selama masih hidup. Menurut Daud Ali yang diikuti oleh Kosyi‟ah bahwa hibah

merupakan pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih sayang untuk kepentingan

seseorang atau kepentingan badan sosial keagamaan, juga kepada orang yang berhak menjadi

40

Al-Qu‟an, 25: 67. 41

Al-Quran, 02:125. 42

Hamid Farihi, “Hibah Terhadap Anak-Anak dalam Keluarga (Antara Pemerataan dan Keadilan),” dalam

Problematika Hukum Islam Kontemporer (III), ed. Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1997),82.

Page 22: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

ahli warisnya.43

Kompilasi Hukum Islam juga merumuskan pada Pasal 171 huruf g, hibah

adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada

orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.44

Menurut Abdul Ghofur Anshori dalam bukunya, hibah adalah suatu pemberian,

tanpa mengharapkan kontraprestasi atau secara cuma-cuma, dilakukan ketika pemberi hibah

masih hidup, serta tidak dapat ditarik kembali. Hibah merupakan perjanjian persegi satu

(bukan timbal balik), karena hanya terdapat satu pihak yang berprestasi.45

Ayat al-Qur‟an dan al-Hadits yang menjadi landasan hukum hibah, diantaranya

sebagai berikut :

Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,

akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari

Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta

yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;

dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang

yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka

Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang

bertakwa.46

43

Siah Kosyi‟ah, Wakaf Dan Hibah Perspektif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di Indonesia (Bandung:

Pustaka Setia, 2010), 239. 44

Abdurrohman, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007),156. 45

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam (Yogyakarta: GMUP, 2010), 174. 46

Al-Quran, 2:177.

Page 23: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

PENUTUP

Diharapkan dengan konsep filantropi Islam ini umat Islam faham betul tentang bagaiman

kemas lahatan itu bisa lestari dan terlaksana agar tidak ada kesenjangan diantara si kaya dan si

miskin.

Nilai-nilai filantropi Islam ini sangat dibutuhkan pada era kini, karena sangat berkurangnya

kesadaran moral untuk saling menolong, dan menjadikan manusia terkotak-kotakkan pada

keadaan. Padahal jika kesadaran dalam menjalankan konsep filantropi Islam ini bisa terus-

menerus dan meningkat, tidak di pungkiri akan meningkatnya kesejahteraan di muka bumi.

Semoga kita sebagai umat Islam dapat meningkatkan kesadaran saling tolong menolong

dan menerapkan konsep filantropi Islam, dan dapat meningkatkan kualitas manusia sebagai

kholifah fil ard yang dapat menstabilkan kehidupan di dunia dan bermanfaat di akhirat.

Page 24: FILANTROPI ISLAM SEBAGAI STABILITAS KEHIDUPAN Abstrak

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Muhammad Azzam, Abdul. dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, Jakarta:

Amzah, 2009

Fatah Idris, Abdul. dan Abu Hamadi, Fikih Islam ,Jakarta: Rineka Cipta,2004.

Ghofur Anshori, Abdul. Hukum Perjanjian Islam Yogyakarta: GMUP, 2010.

Abdurrohman, Kompilasi Hukum Islam , Jakarta: Akademika Pressindo, 2007

Amin Isfandiar, Ali.Tinjauan Fiqh Muamalat dan Hukum Nasional tentang Wakaf di Indonesia

Jurnal La_Riba; Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. I, Jakarta: Teraju, 2008.

Syarifuddin, Amir.Garis-garis Besar Fiqh , Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

Agung Prihatna, Andi. Filantropi dan Keadilan Sosial di Indonesia, dalam Chaider S. Bamualim

dan Irfan Abubakar (ed), Revitalisasi Filantropi Islam: Studi Kasus Lembaga Zakat dan

Wakaf di Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syahid Hidayatullah, 2005.

A. Boisard, Marcel. Humanisme Dalam Islam, terj. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Farihi, Hamid.“Hibah Terhadap Anak-Anak dalam Keluarga (Antara Pemerataan dan

Keadilan),” dalam Problematika Hukum Islam Kontemporer (III), ed. Chuzaimah T.

Yanggo dan Hafiz Anshary Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.

as-Shiddieqy, Hasbi. Pedoman Zakat, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002

James O. Midgley, Social Development,(London: Publication,1995),

M. Echols, John. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia Jakarta: Gramedia, 1995

Kosyi‟ah, Wakaf Dan Hibah, 242; Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka

Cipta, 2001

Pirac, Investing in Our Selves ;Giving and Fund Raising In Indonesia, Phillipine: Asian

Development Bank, 2002

Zuhri, Saifudin. Zakat di era reformasi, Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012.

Shalih bin Fauzan bin „Abdillah Aalu Fauzan, Ringkasan Fiqih Islami Banyumas: Pustaka

Salafiah, 2001

Kosyi‟ah, Siah. Wakaf Dan Hibah Perspektif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di Indonesia

Bandung: Pustaka Setia, 2010