STABILITAS TALUD

STABILITAS TALUD MENERUS TANPA REMBESAN

STABILITAS TALUD MENERUS DENGAN REMBESAN

TALUD DENGAN TINGGI TERBATAS

KASUS LAPANGAN TENTANG KERUNTUHAN TALUD

STABILITAS TALUD MENERUS TANPA REMBESANKekuatan geser tanah dapat diketahui dg persamaan tf = c+s tan f Dengan menganggap bahwa tekanan air pori adalah nol, maka dipat dievaluasi angka keamanan terhadap talud sepa njang AB dengan kedalaman H di bawah permukaan tanah. Keruntuhan dapat terjadi karena pergerakan tanah di atas AB dari kanan ke kiri. Perhatikan element talud, abcd, yg mempunyai satu satuan tebal tegak lurus bidang gbr. Gaya F yg bekerja pada bidang ab dan cd sama besar dan berlawanan arah, aleh karena itu dpt diabaikan. Berat elemen tanah yg ditinjau adalah :W = (volume elemen tanah)x(berat volume tanah) = gLH ...............(12-8)

Berat W dpt diuraikan dlm dua komponen sebagai berikut :1. Gaya tegak lurus bid AB = Na = Wcos b = gLHcos b2. Gaya paralel terhadap bidang AB = Ta = W sin b = gLH sin b. Gaya Ta cenderung menyebabkan kelongsoran sepanjang bidang.

Analisa talud menerus (tanpa rembesan)WFFNaNrRTaTrbbbbBAbadc

Jadi tegangan normal s dan tegangan geser t pd dasar elemnen talud sbb:s = Na = gLH cos b = gH cos2 b ....(12-9)Luas dasar elemen talud L cos bdan t = = Ta = gLH sin b = gH cos2 b sin b....(12-9)Luas dasar elemen talud L cos b

Reaksi dari berat W adalah gaya R yg sama besarnya dg W, tetapi berlawanan arah. Komponen-komponen tegak dan paralel dari gaya R terhadap bid. AB adalah Nr dan Tr Nr = R cos b = W cos b .............(12-11)Tr = R sin b = W sin b .............(12-12)

Untuk keseimbangan, tegangan geser perlawanan yg terbentuk pd dasar elemen talud adalah sama dg (Tr) / (luasan dasar elemen talud) = gH cos b sin b. Dapat juga ditulais :td = Cd +s tan fDengan memasukkan pers. (12-9) ke dlm pers. (12-3) didapat td = Cd + gH cos2b tan f .............(13-13)Jadi = gH sin b cos b = Cd + gH cos2b tan f .Atau;Cd = sin b cos b - cos2b tan fd .........(12 14) gH= cos2b (tan b - tan fd ) Angka keamanan terhadap kekuatan tanah telah kita definisikan dalam pers. (12-7) dengan demikian :

tan fctan fd = Fsdan Cd = FsDengan memasukkan hubungan tsbt ke dlm pers. (12-14) kita dapatkan :c tan fFs = gH cos2b . Tan b + tan b........(12-15)

Untuk tanah berbutir c = 0, angka keamanan Fs menjadi (tan f)/(tan b). Ini menunjukkan bahwa suatu talud menerus yg terdiri dari tanah pasir, harga Fs-nya tdk tergantung pad tinggi H, dan talud akan tetap stabil selama b < f.Bila tanah mempunyai kohesi (c) dan sudut geser (f), ketebalan lapisan tanah pada talud kritis dpt ditentukan dg memasukkan harga Fs = 1 dan H = Hcr ke dlm persamaan (12-15) dg demikian didapat : c1....(12-16)Hcr = g cos2b (tan b tan f)

STABILITAS TALUD MENERUS DENGAN REMBESANGambar (12-3a) menunjukkan suatu talud yg menerus dan dianggap ada rembesan di dlm tanha yg permukaan air tanahnya sama dg permukaan tanah. Di sini kekuatan geser tanah dpt ditulis sebagai berikut; tf = c+s tan f Perhatikan persamaan di atas tdk sama dg persamaan (12-2) pd persamaan (12-17), s dipakai utk membedakan tegangan total dg tegangan efektif.Untuk menentukan angka keamanan terhadap kelongsoran sepanjang bidang AB, perhatikan talud abcd. Gaya-gaya yg bekerja pada bidang vertikal ab dan cd adalah sama besar dan berlawanan arah. Berat total dari elemen talud utk satu satuan tebal adalah:

W = gsat LH..............(12-18)Komponen W dlm arah tegak lurus dan sejajar terhadap bidang AB adalah :Na = Wcos b = gsat LH cos b.............(12-9)dan Ta = W sin b = gsat LH sin b..............(12-20)Reaksi dari beRrat W adalah sama dg R Jadi, Nr = R cos b = W cos b = gsat LH cos b .......(12-21)Tr = R sin b = W sin b = g sat LH sin bTegangan normal total dan tegangan geser pd dasar elemen talud adalah sbb:Tegangan normal total :Nr s = L= gsat H cos2 b ......(12-23)cos b

Tegangan geser :Trt = L = gsat H cos b sin b.........(12-24)cos bTegangan geser perlawanan yg terbentuk pd dasar elemen talud dpt juga dituliskan sbb:td = cd + s tan fd = cd + (s-u) tan fd.........(12-25)dengan:u = tekanan air pori = gw H cos2 bDengan memasukkan harga: s (pers. (12-23) dan u ke dlm pers. (12-25), didapat:td = cd +( gsat H cos b sin b - gw H cos2 b) tan fd = cd+g H cos2b tan fd ............(12-26)

Analisa talud menerus (dengan rembesan)WArah RembesanNaNrRTaTrbbbbBAbadcLH

Analisa talud menerus (tanpa rembesan)bAadcH cos bbRembesanH

TAP MPR NO 1V/MPR/1999TENTANG GBHN 1999-2004BAB V, BUTIR 1PRESIDEN SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN NEGARA, MENJALANKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA.Sistem P.Neg.Menurut UUD 1945, merupakan :PEMISAHAN KEKUASAAN DALAM NEGARALEGISLATIFEKSEKUTIFYUDIKATIFTITIK PEMBAHASANPADA HAKEKATNYA

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN MENURUT UUD 1945KPUBPKDPRDPDMAKYMPRPRESIDEN/ WKL PRESIDENBANK SENTRALMKBADAN-BADAN LAIN YANG FUNGSINYA BERKAITAN DENGAN KEKUASAAN KEHAKIMAN KEMENTRIAN. NEG DEWANPERTIMBANGAN TNI/POLRIPERWAKILANBPK PROVPEMDAPROVINSIKPD DPRDPEMDAKAB/KOTAKPD DPRDPUSATDAERAHLINGKUNGAN PERADILANUMUMAGAMAMILITERTUN

LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEMEGANGKEKUASAAN MENURUT UUD 1945PRESIDENDPRMKMA

B. ASAS-ASAS SISTEM PEMERINTAHAN NEGARAIndonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum psl 1 ayat (3) :

Sistem konstitusional psl 4 ayat (11) :

Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan rakyat psl 1 ayat (2):

NEGARA INDONESIA BERDASARKAN ATAS HUKUM, TIDAK BERDASARKAN ATAS KEKUASAANPEMERINTAH BERDASARKAN ATAS SISTEM KONSTITUSI (HUKUM DASAR), TIDAK BERSIFAT ABSOLUTISME (KEKUASAAN YANG TIDAK TAK TERBATAS)PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DIPILIH LANGSUNG OLEH RAKYAT PSL 6 AYAT (1)

Presiden ialah pemegang kekuasaan pemerintahan negara psl 4 ayat (1) :

5.Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR hanya dapat mengusulkan pemberhentian presiden psl 7A :

PRESIDEN IALAH PENYELENGGARA PEMERINTAHAN. NEGARA YANG TERTINGGI, KARENA PRESIDEN ADALAH PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN MENURUT UUD. DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN NEGARA, KEKUASAAN DAN TANGGUNG JAWAB ADALAH DI TANGAN PRESIDENPRESIDEN TDK BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DEWAN ARTINYA KEDUDUKAN PRESIDEN TIDAK TERGANTUNG DARIPADA DEWAN

6.Menteri negara ialah pembantu Presiden. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara. Menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR psl 17 ayat (1) dan (2) :

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas ( psl 7, dan 7a).

KEDUDUKANNYA TIDAK TERGANTUNG DARIADA DEWAN, AKAN TETAPI TERGANTUNG KEPADA PRESIDEN, MEREKA MEMBANTU PRESIDEN

BAB IIIPENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISMEA. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK (G.G)1. MASALAH PEMERINTAHANGLOBALISASI

NEG. ABAD XIXNEG. ABAD XXNegara kepolisianFokus pada tugas pembinaan ketentraman & ketertibanPenjaga malamLebih berperan sebagai penghasil & penyedia barang bukan pengaturBirokrasi membesar, gemuk, fungsi-fungsi membengkakDominasi pemerintah

ERA SEMAKIN LUASNYA & TAJAMYA KOMPETISI ANTAR BANGSAPELUANGTANTANGANDAVIDOSBORNEUPHILLBEATLEGOVERNANCEKOTABANGKRUTKOTAERA GLOBALISASIWALI KOTABARU TERPILIHPEMBARUANKOTA MAJUTEMAN BISNIS

Kepemerintahan yang jelekMenegakkan Mematangkan

UNDP CIRI-CIRI GOOD GOVERNANCE

B. ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHANUU NO 28/ 1999

KEPRES NO 27/ 1999TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI PEMERIKSA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (KPKPN)KPKPN

PENGERTIANAkuntabilitas kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/ badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.INPRES 7/1999

2. PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITASAda komitmen untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabelMerupakan suatu sistem yang menjamin penggunaan sumer-sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan dengan yang berlakuHarus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaranHarus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperolehHarus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah.

3. PERENCANAAN STRATEGIKANALISA KEADAAN SEKARANGMISISTRATEGIVISIISU STRATEGIKKEBIJAKANPROGRAMKEGIATAN123456789

KEKUATANPELUANGKELEMAHANTANTANGAN

4. PENYALURAN KINERJAPROGRAM??HASILINDIKATOR5. EVALUASI??6. PELAPORAN LAPORKAN

D. PERADILAN TATA USAHA NEGARAUNTUK MEMBINA, MENYEMPURNAKAN DAN MENERTIBKAN APARATUR PEMERINTAH AGAR MENJADI APARATUR YANG EFESIEN, EFEKTIF, BERSIH DAN BERWIBAWA, YANG DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA SELALU BERDASAR HUKUM, MAKA PEMERINTAH DENGAN UU NO 5 THN 1986, MEMBENTUK PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA DIATUR DENGAN DAN BERDASARKAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. ITU DIMAKSUDKAN :MENJAMIN KEPASTIAN HUKUMMELINDUNGI MASYARAKAT DARI TINDAKAN APARATUR DAN PIHAK LAIN YANG SEWENANG-WENANG MELINDUNGI APARATUR DARI TINDAKAN MASYARAKAT YANG MELAWAN HUKUM.

A. TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANUUD 45TAP MPRUUPERPUPPKEPRESPERDAHUKUM DASARPUTUSAN MPR SEBAGAI PENGEMBANGAN KEDAULATAN RAKYATDIBUAT DPRPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UUDIBUAT OLEH PEMERINTAH UNTUK MELAKSANAKAN PERINTAH UUBERSIFAT MENGATUR DIBUAT OLEH PRESIDEN UNTUK MELAKSANAKAN FUNGSI DAN TUGASNYADIBUAT PEMDA BERSAMA DPRD

B. TATA CARA PENGAJUAN UNDANG-UNDANG

FUNGSI-FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHMasa orde baru GBHNAparatur pemerintah harus mampu :1. melayani masyarakat2. mengayomi masyarakat3. menumbuh kembangkan prakarsa serta masyarakat dalam pembangunan

PRINSIP PENDEKATAN FUNGSI-FUNGSI PEMERINTAHAN ORIENTASINYA PADA :

SEBAGAI PENGENDALI (STEERING), BUKAN PENDAYUNG (ROWING)

LEBIH BERPERAN DALAM MEMBERDAYAKAN DARIPADA MELAYANI

MENCIPTAKAN REKAN YANG PERSAINGAN SEHAT TERUTAMA DALAM PELAKSANAAN KEPADA MASYARAKAT

LEBIH BERORIENTASI PADA MISI BUKAN PADA ATURAN PELAKSANAAN TUGAS YANG KAKU

REINVENTING GOVERNMENT

LEBIH BERORIENTASI PADA HASIL

LEBIH BERORIENTASI PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT, BUKAN KEPENTINGAN BIROKRASI.

MENERAPKAN PRINSIP PERUSAHAAN MEMPEROLEH KETIMBANG MENGELUARKAN UANG

MEMILIKI DAYA TANGGAP DAN MAMPU MENGANTISIPASI SEMUA TANTANGAN YANG TERJADI

PEMERINTAH YANG DIDESENTRALISASIKAN : MENINGKATKAN PARTISIPASI & KERJASAMA

BERORIENTASI PASAR PELAYANAN DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PERMINTAAN/ KEBUTUHAN MASYARAKAT

B. KEWENANGAN PEMERINTAH PUSATUU NO 22/1999, TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, PENGGANTI UU NO 5/74, TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DI DAERAH.PP NO 25 TAHUN 2000KEWENANGANPEM. PUSAT1. POLITIK LN2. HANKAM3. PERADILAN4. MONETER DAN FISKAL5. AGAMAKEWENANGAN LAINPERENCANAAN NASIONAL & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN NASIONAL SECARA MAKRODANA PERIMBANGAN KEUANGANSISTEM ADM NEGARALEMBAGA PEREKONOMIAN NEGARAPEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN SDATEKNOLOGI TINGGI YANG STRATEGIS, KONSERVASI DAN STANDARISASI NASIONAL

Menetapkan kebijakan guna mendukung pembangunan secara makroMenetapkan pedoman tentang standar pelayanan minimal dalam bidang yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/ kotaMenetapkan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan dalam rangka penyusunan tata ruangMenyusun rencana nasional secara makroMenetapkan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ ahli serta persyaratan jabatan

Membina dan mengawasi penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi.Menetapkan pedoman pengelolaan dan perlindungan sumber daya alamMengelola dan menyelenggarakan perlindungan sumber daya alam di wilayah laut diluar 12 milMengatur penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negaraMenetapkan standar pemberian izin oleh daerah

mengatur ekspor impor dan melaksanakan perkarantinaanMenanggulangi wabah dan bencana yang berskala nasionalMenetapkan arah dan prioritas kegiatan riset dan teknologi termasuk penelitian dan pengembangan teknologi strategis dan berisiko tinggiMenetapkan kebijakan sistem informasi nasionalMenetapkan persyaratan kualifikasi usaha jasaMengatur sistem lembaga perekonomian negara

Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negaraMenjamin kualitas pelayanan umum yang setara bagi semua warga negaraMenjamin efisiensi pelayanan umum, karena jenis pelayanan umum tersebut berskala nasionalMenjamin keselamatan fisik dan non fisik secara setara bagi semua warga negara

Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang langka, canggih, mahal, dan berisiko tinggi serta sumber daya manusia yang berkualifikasi tinggi tetapi sangat diperlukan oleh bangsa dan negara, seperti tenaga nuklir, teknologi peluncuran satelit, teknologi penerbangan dan sejenisnyaMejamin supremasi hukum nasionalMenciptakan stabilitas ekonomi dalam rangka peningkatan kemakmuran rakyat

C. KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAHKEWENANGAN PROVINSI

2. KEWENANGAN KABUPATEN/ KOTAKewenangan pemerintahanSeluruh kewenangan ps 11(1)Kewenangan wajib pasal 11(2)Kewenangan wilayah laut ps 11(3)Kecuali kewenangan pemerintah pusal (ps 7) Kecuali kewenangan pemerintah provinsi ps 9, ps 10 (2)Pekerjaan umumKesehatanPendidikan dan kebudayaanPertanianPerhubunganIndustri dan perdaganganPenanaman modalLingkungan hidupPertanahanKoperasiTenaga kerja ps 11(2)1/3 batas laut daerah provinsi

D. LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT1. DEPARTEMEN2. MENTERI KOORDINATOR3. MENTERI NEGARA4. LEMBAGAPEMERINTAH NON DEP (PND) LAN ANRI BKN, DLLSEBANYAK 2410. BADAN EKSTRASTRUKTURALBADAN INDEPENDEN 9. POLRI8. TNI7. PERWAKILAN RI DI LN6. KEJAKSAANAGUNG5. KESEKRETARIATANYANG MEMBANTUPRESIDENHANYA MEMBERI PERTIMBANGAN KE PRESIDENDPODDEWAN EKONOMI NAS (DEN), DLL

E. LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN TINGKAT DAERAH

POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UU NO. 22/1999

UU NO 22/1999 UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, KARENA PADA PRINSIPNYA MENYATAKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH, DI DASARKAN PADA 3 ASAS :a. DESENTRALISASIb. DEKONSENTRASIC. TUGAS PEMBANTUAN

- DAERAH OTONOM- OTONOMI DAERAHDAERAH OTONOM PROVINSI KAB/KOTAPEMERINTAH DAERAH

- DPRD BADAN LEGISLATIF DAERAH-PEMERINTAHAN DAERAHPENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH OTONOM OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD, MENURUT AZAS DESENTRALISASIWILAYAH ADMINISTRATIF ADALAH WILAYAH KERJA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSATPERANGKAT DAERAHKEPALA DAERAH + PERANGKAT-PERANGKATNYA

SEKDADINAS DAERAHLEMBAGA TEKNISDAERAHUNSUR PELAKSANATUGAS TERTENTUKECAMATANKELURAHANDESAUNSUR PELAKSANA PEMERINTAH DAERAHUNSUR STAF MEMBANTU BUPATIBUPATI132INSTANSI VERTIKAL- PERANGKAT DEPARTEMEN DAN ATAU LPND DI DAERAH

F. APARATUR PEREKONOMIAN NEGARATUJUAN PEMBENTUKAN

MEMBERI SUMBANGAN BAGI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL PADA UMUMNYA DAN PENERIMAAN NEGARA PADA KHUSUSNYAMENGEJAR KEUNTUNGANMENYELENGGARAKAN KEMANFAATAN UMUMPERINTIS KEGIATAN USAHABIMBINGAN PADA GOLONGAN EKONOMI LEMAHPERUSAHAANNEGARAPERUSAHAANDAERAHPN (BUMN)PD (BUMD)

BAB VIHUBUNGAN PRESIDEN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

A. PRESIDEN MPR

presiden dan wakil presiden dilantik oleh MPR.Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan Presiden.Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan pleh MPR sebelum habis masa jabatannya, atas usul DPR setelah disetujui oleh Mahkamah KonstitusiSebelum memangku jabatannya, bersumpah atau berjanji dengn sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR. Jika MPR atau DPR tidak dapat mengadakan sidang, presiden dan wakil presiden bersumpah atau berjanji di hadapan pimpinan MPR disaksikanoleh pimpinan MA.

B. PRESIDEN DPR

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR dan tidak dapat membubarkan DPR, sebaiknya DPR tidak dapat memberhentikan presiden.DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan.Sebelum masa jabatan presiden dan wakil presiden berakhir, DPR dapat mengajukan usul pemberhentian presiden dan wakil presiden kepada MPR setelah disetujui oleh Mahkamah Konstitusi.Sebelum memangku jabatannya presiden dan wakil presiden bersumpah menurut agama tau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR dan DPR.

DPR bersama presiden menjalankan fungsi legislatif :Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR

Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama

Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama, untuk menjadi undang-undang, dalam hal tidak disahkan maka dalam waktu 30 menit sejak disetujui, rancangan tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan

Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

Presiden mengangkat duta dan menerima penempatan duta dari negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Presiden memberi amnesti, abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Dalam program Pembangunan Nasional lima tahun (PROPENAS) yang memuat kebijakan secara rinci dan teratur yang ditetapkan oleh presiden bersama DPR

PROPENAS dirinci dalam rencana pembangunan tahunan (REPETA) yang memuat APBN dan ditetapkan bersama DPR.

DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak mengatakan pendapat.

Dalam hal kegentingan yang memaksa presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan yang berikut; apabila tidak mendapat persetujuan, harus dicabut.

Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR.

Presiden menetapkan hakim agung atas usul komisi Yudisial yang disetujui oleh DPR.

Presiden menetapkan 9 orang hakim konstitusi yang 3 diantaranya diajukan oleh DPR.

Anggota komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

Presiden mengangkat Gubernur dan Deputi Gubernur senior BI setelah pengusulannya kepada DPR disetujui.

Presiden menutupi kekurangan modal BI (apabila sampai kurang dari 2 trilyun) dengan persetujuan DPR.

C. PRESIDEN DPDDPD dapat melakukan pengawasan dan pelaksanaan undang-undang sepanjang menyangkut daerah, pengelolaan sumber daya atau dan ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama.

D. PRESIDEN BPK1. BPK memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.2. Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilh oleh DPR.

E. PRESIDEN MAMA DAPAT MEMBERIKAN PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN HUKUM KEPADA PRESIDEN, BAIK DIMINTA MAUPUN TIDAKMA MEMBERIKAN NASEHAT HUKUM KEPADA PRESIDEN/KEPALA NEGARA UNTUK PEMBERIAN/PENOLAKAN GRASI DAN REHABILITASIMA MEMPUNYAI WEWENANG MENGUJI SECARA MATERIAL HANYA TERDAPAT PERATURAN PERUNDANGAN DI BAWAH UNDANG-UNDANGHAKIM AGUNG DITETAPKAN OLEH PRESIDEN DARI CALON YANG DIUSULKAN OLEH KOMISI YUDISIAL DAN DISETUJUAI OLEH DPRANGGOTA KOMISI YUDISIAL DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH PRESIDEN DENGAN PERSETUJUAN DPR

F. PRESIDEN MKMK MEMBERIKAN PUTUSAN ATAS PENDAPAT DPR TENTANG DUGAAN PELANGGARAN OLEH PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MENURUT UUD

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN HAKIM KONSTITUSI DITETAPKAN OLEH PRESIDEN

G. PRESIDEN BANK INDONESIABI BERTINDAK SEBAGAI PEMEGANG KAS PEMERINTAHUNTUK DAN ATAS NAMA PEMERINTAH, BI DAPAT MENERIMA PINJAMAN LUAR NEGERI, MENATAUSAHAKAN SERTA MENYELESAIKAN TAGIHAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN PEMERINTAH TERHADAP PIHAK LUAR NEGERIPEMERINTAH WAJIB MEMINTA PENDAPAT BI DAN ATAU MENGUNDANGNYA DALAM SIDANG KABINET YANG MEMBAHAS MASALAH EKONOMI, PERBANKAN DAN KEUANGAN YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS BI, ATAU MASALAH LAIN YANG TERMASUK KEWENANGAN BIDISAMPING WAJIB BERKONSULTASI DENGAN DPR, DALAM HAL PEMERINTAH AKAN MENERBITKAN SURAT-SURAT UTANG NEGARA, PEMERINTAH WAJIB TERLEBIH DAHULU BERKONSULTASI DENGAN BI

5. BI DAPAT MEMBANTU PENERBITAN SURAT-SURAT UTANG NEGARA YANG DITERBITKAN PEMERINTAH.6. BI DILARANG MEMBELI UNTUK DIRI SENDIRI SURAT-SURAT UTANG NEGARA, KECUALI DI PASAR SEKUNDER, APABILA HAL INI DILANGGAR MAKA PERUBAHAN ITU DINYATAKAN BATAL MENURUT HUKUM7. BI DILARANG MEMBERIKAN KREDIT KEPADA PEMERINTAH. DALAM HAL BI MELANGGAR KETENTUAN TERSEBUT, PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEMERINTAH ITU BATAL DEMI HUKUM8. INFORMASI KEPADA MASYARAKAT YANG DISAMPAIKAN SETIAP AWAL TAHUN SECARA TERBUKA OLEH BI TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN MONETER DAN RENCANA-RENCANA KEBIJAKAN DAN PENETAPAN SASARAN MONETER, DISAMPAIKAN PULA SECARA TERTULIS KEPADA PRESIDEN

9. RAPAT DEWAN GUBERNUR UNTUK MENETAPKAN KEBIJAKAN UMUM DI BIDANG MONETER DAPAT DIHADIRI OLEH SEORANG MENTERI ATAU LEBIH YANG MEWAKILI PEMERINTAH DENGAN HAK BICARA TANPA HAK SUARA10. GUBERNUR DAN DEPUTI GUBERNUR SENIOR, DIUSULKAN DAN DIANGKAT OLEH PRESIDEN DENGAN PERSETUJUAN DPR. SEDANGKAN DEPUTI GUBERNUR DIUSULKAN OLEH GUBERNUR DAN DIANGKAT OLEH PRESIDEN DENGAN PERSETUJUAN DPR11. SELAMBAT-LAMBATNYA 15 HARI SEBELUM TAHUN ANGGARAN. DEWAN GUBERNUR MENYAMPAIKAN ANGGARAN BI YANG TELAH DITETAPKAN KEPADA PMERINTAH DAN DPR12. SISA SURPLUS HASIL KEGIATAN BI S\DISERAHKAN KEPADA PEMERINTAH; DILAIN PIHAK APABILA MODAL BI MENJADI KUARANG DARI DUA TRILYUN, PEMRINTAH WAJIB MENUTUPI KEKURANGANNYA SETELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DPR.

A.PERENCANAANUUD 1945 PSL 3, SEBELUM AMANDEMEN BERBUNYI:MPR MENETAPKAN UUD & GBHNGBHN HALUAN NEGARA TENTANG PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM GARIS-GARIS BESAR SEBAGAI PERNYATAAN KEHENDAK RAKYAT SECARA MENYELURUH DAN TERPADU YANG DITETAPKAN OLEH MPR UNTUK LIMA TAHUN KE DEPAN GUNA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADILAN.

B. PENGORGANISASIANPRINSIP-PRINSIP PENGORGANISASIAN MENURUT KEP MENPAN, NO.21/1990, TENTANG PEDOMAN DAN PROSES PEMBENTUKAN ATAU PENYEMPURNAAN KEBERBAGAI DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH PUSAT, PERWAKILAN RI DI LN DAN PEMDAPRINSIP PEMBAGIAN HABIS TUGASPERUMUSAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI YANG JELASFUNGSIONALISASIKISKONTINUITASLINI STAF

KESEDERHANAANFLEKSIBILITASPENDELEGASIAN WEWENANG YANG JELASPENGELOMPOKAN YANG HOMOGENRENTANG/JENJANG PENGENDALIANAKORDION (DIPERLUAS DAN DIPERSEMPIT).

C. PELAKSANAANJENISKOORDINASIHIERARKIS(VERTIKAL)FUNGSIONALFUNGSIONALHORIZONTALFUNGSIONALDIAGONALTERITONIALLEBIH RENDAH TAPI BUKAN BAWAHANKOORDINASI DALAM SUATU WILAYAH TERTENTU1. JENIS KOORDINASI

2. PEDOMAN KOORDINASIDIMULAI PADA :SUDAH DIMULAI PADA PERUMUSAN KEBIJAKANPENENTUAN SECARA JELAS SIAPA ATAU SATUAN KERJA MANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB JIKA ADA MASALAHPEJABAT ATAU INSTANSI YANG SECARA FUNGSIONAL BERWENANG ATAU BERTANGGUNG JAWAB MENGENAI SESUATU MASALAH, BERKEWAJIBAN MEMPRAKARSAI PENYELENGGARAAN KOORDINASIPERLU KEJELASAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS UNIT/INSTANSI YANG TERKAITPERUMUSAN PROGRAM KERJA ORGANISASI SECARA JELAS YANG MEMPERLIHATKAN KESERASIAN KEGIATAN

PROSEDUR DAN TATA CARA KOORDINASIDIKEMBANGKAN KOORDINASI DAN KONSULTASI TIMBAL BALIKPEJABAT YANG BERWENANG MENGKOORDINASI MEMPUNYAI KEMAMPUAN KEPEMIMPINAN DAN KREDIBILITAS YANG TINGGISARANA KOORDINASI YANG PALING TEPAT

3. SARANA KOORDINASIKEBIJAKSANAANRENCANAPROSEDUR DAN TATA KERJARAPAT DAN TAKLIMAT (BRIEFING)SURAT KEPUTUSAN / EDARAN BERSAMATIM, PANITIA, KELOMPOK KERJA, GUGUS TUGAS, SATUAN TUGASDEWAN ATAU BADANSISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT)

4. PELAKSANAAN KOORDINASI DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN NEGARA5. KOORDINASI APARATUR PEMERINTAH PUSAT DI LN6. KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT TERHADAP PEMDA7.KOORDINASI TINGKAT DAERAH8.KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA

SIDANG KABINET PARIPURNA TERBATASRAPAT DILINGKUNGAN MENTERI KOORDINATORKOORDINASI ANTAR DEP/ INSTANSI PEMERINTAH TINGKAT PUSAT

D. PENGAWASANPENGERTIAN DAN TUJUANSALAH SATU FUNGSI ORGANIK MANAJEMEN, YANG MERUPAKAN PROSES KEGIATAN PIMPINAN UNTUK MEMASTIKAN DAN MENJAMIN BAHWA TUJUAN DAN SARANA SERTA TUGAS-TUGAS ORGANISASI AKAN DAN TELAH TERLAKSANA DENGAN BAIK, SESUAI RENCANA, KEBIJAKSANAAN INSTRUKSI DAN KETENTUAN-KETENTUAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN YANG BERLAKU

HASIL PENGAWASAN MENJADI MASUK PIMPINAN :- MENGHENTIKAN- MENCEGAH PENGULANGAN- MANCARI CARA DAN MEMBINA CARA TERBAIK MENCAPAI TUJUAN.

INPRES NO. 15 TAHUN 1983, MENETAPKAN SASARAN PENGAWASAN :TERTIB PELAKSANAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHANPELAKSANAAN PEMBAGIAN TUGAS SESUAI RENCANAAGAR HASIL-HASIL MEMBERI UMPAN BALIKMENCEGAH PEMBOROSAN, KEBOCORAN DAN PENYIMPANGAN

KEGIATAN UMUM PEMERINTAHKEBIJAKSANAAN-KEBIJAKSANAAN YANG DIBUAT APARATUR BAWAHANPELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNANPENYELENGGARAAN KEKUASAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN, KEKAYAAN NEGARAKEGIATAN BUMN/BUMDKELEMBAGAAN, KEPEGAWAIAN DAN TATA LAKSANA

OBYEKTIF DAN MENGHASILKAN FAKTABERPEDOMAN PADA KEBIJAKSANAAN YANG BERLAKUPREVENTIFPENGAWASAN BUKAN TUJUANEFISIENMENEMUKAN YANG SALAHTINDAK LANJUT

PENETAPAN TOLAK UKURMETODEPENGUKURAN DAN PERBANDINGANTINDAK LANJUT

KEGIATAN PENGAWASAN HARUS SESUAI DENGAN SIFAT YANG DIAWASIMENGHSILKAN UMPAN BALIKMELAPORKAN PENYIMPANGANEFISIENSI DAN EFEKTIVITASEKONOMISFLEKSIBILITASKESESUAIAN SUSUNAN ORGANISASIDIPAHAMI DENGAN MUDAHMENJAMIN TINDAK KOREKTIFMENGEMBANGKAN PENGAWASAN DIRI SENDIRIMENGEMBANGKAN PENGAWASAN PRIBADI PIMPINANMEMPERHATIKAN FAKTOR MANUSIA

INPRES NO.1/1989SERANGKAIAN KEGIATAN YANG BERSIFAT PENGENDALIAN YANG TERUS MENERUS DILAKUKAN OLEH ATASAN LANGSUNG TERHADAP BAWAHAN.

WASNAL INTERN- ITJEN- INSPEKTORAT DI LPND-BAWASDA PROPINSI-BAWASKAB/ KOTA-SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI) DI BERBAGAI BUMN/BUMDB.WASNAL EKSTERN

- DITUJUKAN PADA APARATUR :MEMPAN, BKN, LAN, DITJEN ANGGARAN, BAPPENAS.-KE MASYARAKAT- DUNIA TATA KOTA- BPN- DIKBUD- KEPOLISIAN TRANTIB

5. TUGAS LEGISLATIF- HAK MEMINTA KETERANGAN- HAK MENGADAKAN PENYELIDIKAN- HAK MENGADAKAN PERUBAHAN RUU- HAK MENGAJUKAN PERNYATAAN PENDAPAT- HAK MENGAJUKAN RUUWASMASPENGAWASAN YUDIKATIF

TESTINDAK LANJUT DIANJURKAN PESERTA MELANJUTKAN REFERENSI