filantropi islam sebagai strategi manajemen keuangan

10
Article Information: Received 12 November 2019, Accepted 1 Februari 2020, Published 13 Juli 2020 Published by: LPPM & Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor | 27 http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/JIEM Vol. 1, No. 1, 2020, e-ISSN, hlm. 27-36 Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan Mukhlisin, Endin Mujahidin, Indupurnahayu Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia abuezzatelwazira@gmail Abstract The government has indeed allocated 20% of the state budget for education. Nevertheless, there are still Indonesian children who have not yet had access to education with standards. Therefore, it is an essential awareness of Islamic Philanthropy from individuals of Indonesian society and educational institutions so that it is expected to be more wide open the opportunities of future generations to receive a decent education. The purpose of this study was to obtain an explanation of the concept of Islamic Philanthropy in the Book of Regional Territories at Ta'lim wa al Waqfi fi al Mujtama'at al Islamiyah. The approach used in this research is library research.The results of this study indicate that Islamic Philanthropy with various kinds such as endowments, zakat, infaq, alms and grants can be a strategy as well as a solution in terms of financial management of educational institutions related to income and use. based on a literature review of the Tamwil at Ta'lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah which provides a strong foundation for the purpose of Islamic Philanthropy including in financing educational institutions Keywords: Islamic Philanthropy; financial management; educational institution Abstrak Pemerintah memang telah mengalokasikan 20% dari APBN untuk pendidikan. Meskipun demikian, masih ada anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan dengan standar. Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran Filantropi Islam dari individu masyarakat Indonesia maupun lembaga pendidikan sehingga diharapkan akan lebih terbuka lebar peluang generasi mendatang mengenyam pendidikan yang layak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang konsep Filantropi Islam dalam Kitab Tamwil at Ta’lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Filantropi Islam dengan berbagai ragamnya seperti wakaf, zakat, infak, sedekah dan hibah bisa menjadi strategi sekaligus solusi dalam hal pengelolaan keuangan lembaga pendidikan terkait dengan pendapatan dan penggunaannya. berdasarkan kajian pustaka kitab Tamwil at Ta’lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah yang memberikan landasan kuat pemanfaatan Filantropi Islam termasuk dalam pembiayaan lembaga pendidikan. Kata kunci: filantropi islam; manajemen keuangan; institusi pendidikan

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Article Information: Received 12 November 2019, Accepted 1 Februari 2020, Published 13 Juli 2020 Published by: LPPM & Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor

| 27

http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/JIEM Vol. 1, No. 1, 2020, e-ISSN, hlm. 27-36

Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Mukhlisin, Endin Mujahidin, Indupurnahayu Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

abuezzatelwazira@gmail

Abstract

The government has indeed allocated 20% of the state budget for education. Nevertheless, there are still Indonesian children who have not yet had access to education with standards. Therefore, it is an essential awareness of Islamic Philanthropy from individuals of Indonesian society and educational institutions so that it is expected to be more wide open the opportunities of future generations to receive a decent education. The purpose of this study was to obtain an explanation of the concept of Islamic Philanthropy in the Book of Regional Territories at Ta'lim wa al Waqfi fi al Mujtama'at al Islamiyah. The approach used in this research is library research.The results of this study indicate that Islamic Philanthropy with various kinds such as endowments, zakat, infaq, alms and grants can be a strategy as well as a solution in terms of financial management of educational institutions related to income and use. based on a literature review of the Tamwil at Ta'lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah which provides a strong foundation for the purpose of Islamic Philanthropy including in financing educational institutions Keywords: Islamic Philanthropy; financial management; educational institution

Abstrak

Pemerintah memang telah mengalokasikan 20% dari APBN untuk pendidikan. Meskipun demikian, masih ada anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan dengan standar. Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran Filantropi Islam dari individu masyarakat Indonesia maupun lembaga pendidikan sehingga diharapkan akan lebih terbuka lebar peluang generasi mendatang mengenyam pendidikan yang layak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang konsep Filantropi Islam dalam Kitab Tamwil at Ta’lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Filantropi Islam dengan berbagai ragamnya seperti wakaf, zakat, infak, sedekah dan hibah bisa menjadi strategi sekaligus solusi dalam hal pengelolaan keuangan lembaga pendidikan terkait dengan pendapatan dan penggunaannya. berdasarkan kajian pustaka kitab Tamwil at Ta’lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiyah yang memberikan landasan kuat pemanfaatan Filantropi Islam termasuk dalam pembiayaan lembaga pendidikan. Kata kunci: filantropi islam; manajemen keuangan; institusi pendidikan

Page 2: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Mukhlisin, Mujahidin, Indupurnahayu

Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education | 28

Pendahuluan

Tingginya biaya pendidikan menjadikan sebagian masyarakat belum bisa menikmati serta mengenyam pendidikan secara optimal. Akhir-akhir ini muncul perdebatan di sekitar biaya pendidikan pada sejumlah Prguruan Tinggi Negeri yang dinilai mahal dan memberatkan masyarakat. Yaitu setelah adanya kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi yang menerapkan sistem penerimaan mahasiswa baru melalui program khusus, di luar sistem lain seperti Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Penelusuran Minat dan Kekhususan (PMDK). Peneriman mahasiswa baru program ini mengharuskan seorang calon mahasiswa membayar sejumlah biaya yang lumayan besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan melalui program SPMB dan PMDK. Konon biaya masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui Program Khusus ini bisa mencapai milyaran rupiah (Nata, 2005).

Munculnya kebijakan biaya pendidikan yang relatif mahal pada sejumlah Perguruan Tinggi Negeri tersebut telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sebagian kalangan menilai bahwa kebijakan tersebut terasa tidak adil, karena tidak membuka kesempatan bagi orang miskin untuk mendapatkan hak pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Sementara itu dari kalangan pemerintah melalui Surat edaran Dikti tertanggal 18 Juni 2003 sudah memberi peringatan kepada PTN dan BHMN. Jika mereka masih berani melanggar, berarti loyalitas kepada pimpinan rendah. Menghadapi yang demikian itu, di Yogjakarta, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Sofian Affendi mengaku tidak akan menjadi ciut nyali dengan rencana pemanggilan para rektor PTN se-Indoneia oleh Komis VI DPR terkait dengan seleksi mandiri yang memungut biaya besar dari calon mahasiswa(Nata, 2005).

Pada tahap inilah kebijakan pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap anggaran pendidikan dari APBN layak diapresiasi. Meskipun masih diperlukan upaya-upaya lain agar lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan Islam bisa survive dan semakin maju berkembang. Mengingat sangat banyaknya keuangan Negara yang juga harus dialokasikan ke bidang-bidang selain pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep Filantropi Islam sebagai strategi pendapatan dan penggunaan keuangan lembaga pendidikan dalam kitab Tamwilu at Ta’limi wal Waqfi Fi al Mujtama’at al Islamiyah. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang diadakan maka ditemukan beberapa karya ilmiah terkait Filantropi Islam pada umumnya menggunakan pendekatan penelitian lapangan atau field research dengan minimnya kajian pustaka atau library research yang menjadi basis teologis dan urgensi Filantropi Islam itu sendiri. Di antara penelitian tersebut yaitu artikel yang berjudul Pembiayaan Pendidikan Berbasis Filantropi Islam: Strategi Rumah Pintar BAZNAS Piyungan Yogyakarta oleh Sauqi Futaqi Universitas Islam Malang dan Imam Machali Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Futaqi & Machali, n.d.). Tesis dengan judul Filantropi Islam Dan Konversi Agama (Studi Pada Mualaf Center Yogyakarta dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat) Ari Dyah Sinta T.A Universitas Gadjah Mada, 2019. Artikel berjudul Aktivisme Pemberdyaan Msasyarakat Dan Institusionalisasi Filantropi Islam Di Indonesia oleh Makhrus, dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Makhrus, 2014). Artikel berjudul Filantropi Islam Berbasis Harta Wakaf Masjid (Studi atas Model Pengelolaan Wakaf Masjid Agung Bersejarah di Jawa oleh A. Zainurrosyid Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) Kajen Pati (zainurrosyid, 2016). Artikel berjudul Zakat Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai Komfigurasi Filantropi Islam oleh Qurratul Uyun, STAIN Pamekasan Madura (Uyun, 2015). Artikel berjudul Aktivisme, Filantropi Sosial Dan Pemberdayaan Perempuan Di

Page 3: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Vol. 1, No. 1, 2020, pp. 27-36 | 29

Yogyakarta: Studi terhadap Dinamika Aktivisme Yayasan Sahabat Ibu dalam Pemberdayaan Perempuan di Yogyakarta oleh Ahmad Arif Widianto, UIN Sunan Kasim Riau (Widianto, 2018)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, yakni penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah kitab Tamwilu at Ta’limi wal Waqfi Fii al Mujtama’at al Islamiyah yang ditulis oleh Ali Shaleh Jauhar dan Muhammad Hasan Jum’ah. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis).

Hasil dan Diskusi

A. Filantropi Islam sebagai strategi pendapatan dan penggunaan keuangan lembaga pendidikan

Dalam kitab Kitab Tamwilu at Ta’lim wa al Waqfi fi al Mujtama’at al Islamiya penulis lebih menfokuskan pembahasannya terkait wakaf dan kaitannya dengan pembiayaan pendidikan. Adapun komponen Filantropi Islam lainnya terkait zakat, infak, sedekah, hibah dan hadiah tidak diulas kecuali sedikit yang memang memiliki relevansi dengan topik utama yakni wakaf.

Ali Shaleh Jauhar dan Muhammad Hasan Jum’ah menilai bahwa sistem wakaf sebagai dasar bangunan untuk solidaritas sosial jauh dari peran negara, dan wakaf memainkan peran signifikan dalam pembangunan bangsa atau masyarakat sipil, di mana timbangan dalam keseimbangan sosial dan perekonomian itu adalah pelayanan publik dalam rangka menggapai Ridha Tuhan Yang Maha Esa, dan orientasi ekonomi dalam bidang wakaf diversifikasinya mencakup semua layanan perbaikan jalan, konstruksi jembatan dan arsitektur masjid, penyediaan layanan medis, anak yatim, membantu siswa/pelajar dan mendukung petani untuk mengambil benih tanah mereka secara gratis, membantu pedagang kecil dengan pemberian pinjaman lunak tanpa bunga, menikahkan para jejaka dan gadis yang miskin, santunan kepada orang buta dan penyandang cacat, bahkan termasuk penyediaan susu bagi ibu-ibu miskin, serta pertolongan bagi para musafir atau orang asing yang jauh dari negerinya (Jauhar & Jum’ah, 2011).

Kedua penulis buku berpandangan betapa kuatnya korelasi Wakaf dengan pembangunan secara komperehensif. Oleh karena itu, mereka sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Bathuthah: “ Aneka Wakaf di Damaskus tidak terbatas jenis dan distribusinya karena sangking banyaknya, antara lain wakaf untuk mereka yang tidak mampu menunaikan Ibadah Haji, wakaf untuk para gadis sehingga siap dinikahi calon suami mereka, wakaf untuk mantan nara pidana dan para musafir, wakaf untuk perbaikan jalan serta trotoarnya, juga wakaf-wakaf untuk program-program kebaikan lainnya (Jauhar & Jum’ah, 2011).

Islam memperhatikan amal kebaikan dan Filantropi dan Wakaf secara khusus diperhatikan secara khusus oleh para ahli Fiqh sebagaimana yang disebutkan dalam al Qur’an dan Hadits sebagai

dorongan dan motivasi untuk berbuat kebaikan dan filantropi. Allah جل جلاله berfirman dalam al Qur’an surat Ali Imran [3] ayat 92:

لبر تنالوا لن ى ٱ ا تنفقوا حتر بون ممر ء من تنفقوا وما ت نر ش

فا للر

عليم بهۦ ٱ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah

Page 4: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Mukhlisin, Mujahidin, Indupurnahayu

Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education | 30

mengetahuinya.

Filantropi merupakan pintu utama dari pintu-pintu kebaikan karena iamenyebabkan dua kebaikan bagi pelakunya: keharuman namanya di dunia dan pahala di akherat.

Filantropi merupakan kesempatan bagi manusia untuk meremediasi kekurangannya dalam menunaikan kewajiban kepada manusia lainnya sebelum ia menemui ajalnya.

Hal ini seperti yang yang ditunjukkan oleh nash-nash al Qur’an dari Hadits Nabi Muhammad

tentang disyariatkannya Wakaf, motivasi melakukannya dan perantara mendekatkan diri kepada صلى الله عليه وسلم

Allah جل جلاله. Diantara nash-nash tersebut adalah:

لنبيا ٱ ن عنه الله رضي هريرة ٱ بي عن ذا : "قال سل و عليه الله صل عمله انقطع ٱ دم ابن مات ا

ل (.1255 ،3 ج – مسل) ". له يدعو صالح ولد ٱ و به ينتفع عل ٱ و جارية، صدقة: ثلاث من ا

الله، رسول يا: فقال خير، ٱ رض من ٱ رضا ٱ صاب عمر ٱ ن عنهما، الله رضي عمر بن الله عيد عن

و ٱ صلها حبست شئت ٱ ن: " قال تأ مر؟، فماذا منه، عندي ٱ نفس – قط – مال ٱ صب ٱ ني

ق ق" بها تصد القربى، وذوي الفقراء، في تورث، ول توهب، ول تباع، ٱ ل ٱ ن عل عمر بها فتصد غير صديقا يطعم و بالمعروف، يأ كل ٱ ن وليها عل جناح ول السبيل، وابن الضعيف، و الرقاب

(.982, 2 ج – البخاري)" مال متمول

وسل عليه الله صل الله رسول ترك ما ": قال عنه الله رضي المصطلق بن الحارث بن عمرو عن (.1005 ،3ج – البخاري) ". صدقة تركها ٱ رضا و البيضاء، بغلته ا ل

Dari pembacaan dalil-dali tersebut, penulis kitab menunjukkan beberapa indikator penting:

a. Wakaf Islam merupakan system perekonomian materi dengan tingkat detail dan amanah yang paling tinggi karena ia bersandar kepada transparasi, akuntabiltas serta ketaqwaan

kepada Allah جل جلاله.

b. Wakaf Islam merupakan system ekonomi yang lengkap rukun-rukunnya dan kuat korelasinya dengan pembangunan masyarakat karena ia berorientasi kepada realisasi pertumbuhan ekonomi dan sosial secara komperehensif bagi komunitas Islam.

c. Wakaf Islam memiliki keistimewaan dengan kekhususnnya dibandingkan system

perekonomian lainnya di seluruh dunia, yakni berorientasi pendekatan kepada Allah جل جلاله untuk menggapai ridhaNya tanpa ada kecenderungan kepada ambisi duniawi maupun materi (Jauhar & Jum’ah, 2011)

1. Filosofi pendanaan sektor wakaf di bidang Pembiayaan Pendidikan

Sistem Wakaf Islam dianggap sebagai sistem ekonomi yang efektif dan dianggap sebagai jalan keluar yang baik dan kuat yang menyelamatkan kita dari dilema kurangnya sumber daya keuangan di satu sisi, dan peningkatan pengeluaran sosial di satu sisi, yaitu dengan adanya filantropi yang terus menerus oleh pihak yang mampu dalam masyarakat untuk berkontribusi pada pembentukan pembangunan yang komprehensif, khususnya di bidang sosial.

Studi berikut menyampaikan ulasan filosofi sektor wakaf Islam dalam pembiayaan pendidikan melalui kajian komprehensif dari konsep pembangunan ekonomi dalam Islam dan hubungan wakaf dengan perkembangan peradaban umat Islam yang komprehensif di masa kejayaannya dan

Page 5: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Vol. 1, No. 1, 2020, pp. 27-36 | 31

kemudian menyoroti fitur-fitur dampak kebijakan reformasi ekonomi modern dalam bidang pembiayaan pendidikan:

Konsep keseluruhan pembanguan dalam Islam bahwa dasar dari pembangunan manusia merupakan pemahaman yang dihormati Islam dan pembangunan sesuai dengan konsep modern berurusan dengan manusia dalam pendidikan dan dalam mensponsori kesehatan dan dalam menyediakan kesempatan kerja bagi dia, dan umat Islam di era saat ini, menghadapi berbagai kesulitan di semua tingkatan sehingga manusia Muslim diharuskan untuk kembali ke konsep Islam tentang pembangunan komperehensif.

Islam ketika membahas pembangunan manusia memiliki konsep khas sendiri yakni sebagai

khalifah/wakil Allah جل جلاله dan bahwa agama ini adalah agama yang berlaku secara komprehensif, sehingga orang mukmin di setiap waktu dan tempat adalah orang-orang dyang ahli/menguasi kepemimpinan, manajemen dan amal. Pendekatan Islam untuk pembangunan berbeda dari semua doktrin deskriptif karena Ini didasarkan pada iman, kesalehan, dan kehormatan manusia dan

keyakinan yang teguh bahwa harta dalah kepunyaan Allah جل جلاله, dan manusia diciptakan dalam orientasi itu.

Bahwa kurikulum Islam juga dilengkapi dengan nilai positif, altruisme, solidaritas, kebaikan dan amal, sesungguhnya ia adalah produk ekonomi tersendiri yang lahir dengan awal era pencerahan, era visi Muhammad yang benar yang membawa tren ekonomi terbaik bagi manusia sebelum yang lain mengenal bandingnnya. dan tren ini secara keseluruhan menyesuaikan makna perilaku manusia dari ketaatan dan ibadah, dan ia juga merupakan penyembuhan yang komprehensif dan efektif untuk semua masalah bangsa yang menghambat pergerakan kemajuan dan pembangunan.

Wakaf adalah salah satu dasar terpenting dari pendekatan Islam yang unik untuk pembangunan. Dengan demikian, menargetkan peradaban Islam untuk menciptakan masyarakat yang menyeimbangkan kepentingan individu dan kepentingan kelompok, dan menilai keseimbangan ini atas dasar persaudaraan, cinta dan kasih sayang yang diekspresikan sekarang dengan solidaritas social. Dan al Quran secara tegas memberikan contohnya: persudaraan dan kasih sayang ini bukan hanya slogan, namun hal itu adalah sistem hukum yang mengatur hubungan antara orang-orang tanpa membedakan di antara mereka

2. Filantropi dan Pengembangan Peradaban Islam dan Kemakmuran dalam Pembiayaan Pendidikan

Tugas pembangunan manusia adalah perintah dari Allah Yang Mahakuasa yang bersifat wajib, tidak ada alasan yang bisa mengalihkan. Sekali lagi, pembangunan adalah tugas semua Muslim semua sesuai dengan kekuatan mereka.

Untuk menegaskan atas kebenaran hal tersebut adalah adanya sistem wakaf dalam masyarakat Islam, melalui hari-hari panjang sejarahnya yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kebangkitan keseluruhan masyarakat dan referensi untuk itu, penulis kitab telah menemukan bahwa harta wakaf sangat beragam volume dan jenisnya, termasuk lahan pertanian dan real estate di berbagai bentuk, dari rumah, toko, hotel, pasar, pabrik, laboratorium, buku, perpustakaan, dan selainnya termasuk pohon buah dan uang, seperti yang ditemukan harta wakaf sangat bervariasi baik dari kelompok maupun individu.

Fasilitas dan institusi ilmiah, kesehatan, budaya, dan ekonomi, seperti masjid, masjid besar, universitas, sekolah, perpustakaan, rumah sakit, jalan, sumur, jembatan, kastil, pemandian, pelajar, orang miskin, nara pidana, tawanan, orang yang menyusui, dan lain sebagainya.

Dan berpijak pada pemikiran di atas, Filantropi Islam memiliki peran penting dalam kemajuan dan kebangkitan masyarakat Islam dalam berbagai aspek kehidupan, dan mungkin argumen yang

Page 6: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Mukhlisin, Mujahidin, Indupurnahayu

Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education | 32

sangat benar tak terbantahkan bahwa wakaf adalah sumber kebangkitan budaya, ekonomi, ilmiah dan moral, yang membuat Islam menjadi pusat perhatian semua hati serta pusat fokus pandangan karena kedermawanannya,kasih sayangnya, dan kemurahan hatinya.

3. Wakaf dan kebijakan reformasi ekonomi kontemporer dan hubungannya dengan pembiayaan Pendidikan

Adalah sebuah kesalahan bagi siapa saja yang berpandangan bahwa sistem wakaf jauh dari tuntutan peradaban modern., dan dari tren ekonomi global, kita sekarang di awal dua puluh satu , dan semua negara di dunia melakukan reformasi ekonomi yang komprehensif, tapi kami – orang Arab- mengakui bahwa kita memiliki sistem secara ekonomi, sosial, moral yang sangat baik. Filantropi Islam selaras dengan perkembangan ini dan beradaptasi dengan mereka dalam harmoni luar biasa yang unik. Berikut ini adalah penjelasan tentang hubungan Filantropi Islam dengan kebijakan reformasi ekonomi kontemporer dan ciri-ciri hubungan adalah sebagai berikut:

Pertama: Kebijakan reformasi membutuhkan budaya dan pengetahuan masyarakat yang baik, terutama mereka yang mampu, dan mereka yang bertanggung jawab. Di Negara sehingga setiap orang memiliki kesadaran alami akan pentingnya wakaf, ekonomi dan sosial dan ini berarti lebih banyak perhatian dan kerja keras untuk menghidupkan kembali pengembangan Filantropi Islam, khususnya dalam bidang Pembiayaan Pendidikan.

Kedua, semua negara di dunia bekerja pada isu undang-undang ekonomi sejalan dengan perkembangan dan perubahan sistem wakaf, mengupayakan sistem legislatif yang menghormati sepenuhnya hukum wakaf, serta keinginan orang-orang yang berdiri dan berusaha untuk mengeluarkan undang-undang yang menggabungkan diaspora hukum yang berbeda, sehingga tetap pada baik sumber daya, dan menyingkirkan hal serta kondisi yang akan menyebabkan mengeringnya wakaf dalam kehidupan kontemporer dan menambahkan upaya-upaya dalam mengaktifkan peran filantropi dalam reformasi ekonomi komprehensif, terutama, di bidang pembiayaan pendidikan.

Ketiga, reformasi ekonomi yang komperehensif menuntut adanya manajemen professional, menyadari kesenjangan reformasi ekonomi dan tuntutannya, serta mengembangkan rencana dan program reformasi jangka pendek, menengah dan jangka panjang. juga wakaf menjamin pengelolaan yang efisien sambil memberikan optimalisasi pemantauan serius dari wakif di satu posisi dan masyarakat di posisi kedua dan dari pemerintah di posisi ketiga dan dengan diadakan kursus pelatihan wakif dengan bagi dewan nadzir wakaf dengan tujuan meningkatkan efisiensinya dan kapasitas pengelolaan administrasi.

Keempat, negara percaya bahwa kebijakan reformasi ekonomi yang komprehensif memerlukan keberadaan dan metode sistem pembiayaan dan investasi pada tingkat efisiensi yang tinggi sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, serta wakaf perlu adanya sistem tersebut dan metode keuangan dan investasi pada tingkat yang sama efisiensi sehingga mencapai dana abadi yang mungkin pemanfaatan maksimal oleh semua melalui pembentukan ‘payung bersama’ untuk pengalaman pengelolaan wakaf di Negara-negara Arab dan Islam untuk saling mengambil manfaat dari pengalaman ini dan mengoordinasikannya.

4. Efektifitas Wakaf Dalam Pembiayaan Pendidikan

Musuh-musuh Islam selama berabad-abad untuk memerangi Islam dan penolakan perannya dalam pelayanan kemanusiaan dan menolak secara aneh orientasi pembangunan secara keseluruhan dari ajaran Islam, dan telah melupakan atau pura-pura lupa bahwa Islam telah dating secra sempurna dan komprehensif mengatur hubungan antara individu dengan Tuhan mereka, di satu sisi dan hubungan mereka satu sama lain dalam urusan kehidupan lainnya di sisi lain, berhubungan dengan Bab ini membahas orientasi ekonomi wakaf dengan meninjau syarat-syarat wakif dari perspektif

Page 7: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Vol. 1, No. 1, 2020, pp. 27-36 | 33

fiqh wakaf, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh,dan pihak mana saja yang boleh mendapatkan wakaf dan juga distribusi harta wakaf dan pertimbangan-pertimbangan ekonomi dalam wakaf serta efeknya bagi pengembangan masyarakat.

Melihat dari fakta bahwa wakaf merupakan sistem ekonomi yang unik di dunia dan merupakan kebanggaan bagi umat Islam di berbagai belahan bumi,maka dari itu harus dipertimbangkan kembali untuk sektor amal dan diperbaiki setelah menderita krisis tidak terkira untuk semua negara Arab dan Muslim.

Sebelum meninjau kebijakan ekonomi wakaf, penulis telah menyoroti beberapa tantangan paling penting yang dihadapi wakaf pada abad ke-21, yang berdampak negatif pada wakaf, tetapi dari dampak- dampak ini akan lahir generasi baru pemuda yang mampu melakukan filantropi Islam tanpa batas

Filosofi wakaf ekonomi yang telah disebut perlu mentransfer Wakaf Islam dari buku-buku fiqih dan hukum dan kerangka penelitian teoritis menjadi kenyataan konkret praktis yang akan mengangkat bangsa dan memimpin bangsa kita ke arah wajah dunia baru ini, dunia tidak bertindak hanya dalam ilmu, regulasi dan manajemen yang efektif, dunia yang penuh dengan tantangan berturut-turut tidak pernah merasa kasihan kepada orang bodoh dan tidak mau menunggu orang malas. Kita semua percaya bahwa negara hanya akan bangkit melalui pengembaliannya kepada ajaran-ajaran pokok dan memiliki keterbukaan kepada zaman dengan keterbukaan moderat antara keyakinan pokok yang harus tetap dan variable pengubah budaya yang berubah hari demi hari dan atas dasar ini, bab ini disusun sebagai berikut: Pertama, menyoroti tantangan yang paling penting yang dihadapi reformasi kebijakan reformasi wakaf abad kedua puluh. Kedua, Segi pengefektifan wakaf di bidang pembiayaan pendidikan. Ketiga, Sumbangan finansial dan manusia. Keempat, Sektor Endowment dan Kerangka Hukum untuk Kebijakan Reformasi dan dampak ekonomi mereka pada pembiayaan pendidikan.

Sesungguhnya kebijakan reformasi wakaf di dunia Muslim melalui orientasi sebelumnya ditujukan Total untuk mencapai pembangunan berkelanjutan manusia, bangsa Arab dan Islam, pengembangan, yang berarti proses pembangunan dan perubahan sebanyak mungkin untuk semakin lebih baik dan lebih baik lagi, dan gigih meningkatkan keterampilan manusia, material, dan moral, untuk mencapai tujuan pembuat Syari’at dengan penugasan manusia menjadi khalifh di bumi dengan memperhatikan perintah awal, dan melalui kerjasama regional dan integrasi internasionalis,jauh dari segala jenis ketergantungan. Dan Wakaf Islam adalah sisi terang dari perkembangan ini dan orientasi ekonomi, tren yang berasal dari nilai-nilai Islam dan arah pembangunan dan kemanusiaan berdasarkan kepada rasa saling empati, saling menyayangi, saling mencintai antara manusia semuanya.

5. Tantangan yang Dihadapi Kebijakan dan Tren Reformasi Wakaf dan Orientasinnya Dalam Pendidikan Abad Dua Puluh Satu:

Sistem Ekonomi Kontemporer Bekerja untuk Meningkatkan Produksi dan Meningkatkan Kepemilikan Tujuan untuk Pencapaian Pertumbuhan.

Banyak tantangan yang dihadapi rezim ekonomi Arab telah menjadi penggabungan kurikulum pendidikan ke dalam informasi tentang Tren ini menghadapi tantangan yang paling penting (Jauhar & Jum’ah, 2011)

Tantangan ketegangan antara apa yang global dan apa yang lokal: individu Arab, dunia Muslim, dunia Muslim Tantangan Ketegangan antara Tradisi dan Modernitas: Tantangan ini adalah bagian dari masalah yang sama sebelumnya dan tantangannya adalah bagaimana menanggapi perubahan tanpa menyamarkan perubahan. Membangun otonomi dalam kebebasan dan perkembangan orang lain, dan bagaimana kemajuan dapat ditangkap secara Ilmiah? .

Page 8: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Mukhlisin, Mujahidin, Indupurnahayu

Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education | 34

a. Tantangan globalisasi: Tantangan ini mengharuskan semua negara di dunia untuk merumuskan kembali kehidupan mereka sesuai dengan abad baru, dalam kerangka harmonisasi yang menjaga identitas mereka dan mendukung orientasi mereka menuju modernisasi.

b. Tantangan teknologi: Era modern menghadapi gelombang kuat perkembangan teknologi dalam hal membentuk jaringan ilmiah dan teknologi yang menghubungkan pusat-pusat penelitian dan lembaga-lembaga besar di dunia.

c. Tantangan terorisme: Tantangan ini, yang telah menjadi terbatas pada Islam dan Muslim, terutama setelah peristiwa kesebelas dari kebutuhan untuk membangun kembali orientasi Islam 2001 akan menjadi tantangan yang tepat untuk dihadapi.

d. Tantangan perbedaan antara negara-negara di dunia, meningkatkan kesenjangan dalam kemiskinan global, dan penyebaran kelaparan, penyakit, dan epidemi.

e. Tantangan perlunya memahami dunia dan orang lain dan kebutuhan individu untuk menyatukan berbagai hal dan memahami individu itu sendiri, akarnya dan lingkungannya.

f. Tantangan globalisasi kegiatan ekonomi sebagai control. Pasar, membuka perbatasan untuk barang dan produk, dan melemahkan ekonomi negara-negara berkembang.

g. Tantangan peningkatan populasi yang mengerikan di banyak negara Arab dan Islam kita.

h. Tantangan keanekaragaman budaya, etnis dan agama menuntut adanya kebijakan pembangunan yang terus mengatasi tantangan ini.

Tantangan-tantangan ini dihadapi bangsa Arab dan Islam memiliki dampak negatif pada Wakaf Islam dan orientasi ekonomi dalam kebijakan wakaf harus menghadapi tantangan ini dengan hati-hati dan fakta bahwa tantangan ini bertanggung jawab untuk erosi peran Wakaf Islam selama beberapa dekade panjang, Wakaf Islam dalam tantangan sebelumnya tuntutan termasuk:

a. Meninggalkan beban lokal absolut dan membuka diri terhadap dunia sebagai penerima dan pembela dirinya sendiri dan untuk diadopsi.

b. Untuk percaya pada tradisi, ketegasan dan aturan yang tegas, dan untuk percaya pada fleksibilitas pembangunan.

c. Untuk bereaksi terhadap tantangan globalisasi menjauh dari stereotip dan inersia yang berlebihan.

d. Untuk menggunakan teknologi modern dalam mendukung trennya, memperkaya studinya dan membuka bagi dunia keterbukaan yang efektif dan membuahkan hasil.

e. Untuk meyakinkan dunia bahwa endowmen bukanlah terorisme, bukan dukungannya untuk terorisme;

f. Wakaf Islam percaya bahwa kebaikan tidak hanya untuk umat Islam tetapi untuk seluruh dunia dalam kerangka harmoni dan toleransi. Keyakinan bahwa isolasi dari dunia tidak akan bermanfaat, tetapi keterbukaan dan interaksi dengan budaya dan interaksi positif dengan budaya, sangat penting

g. Untuk berpartisipasi dalam perawatan masalah-masalah dunia seperti kelebihan populasi dan untuk menghilangkan ketidaksetaraan dalam bentuk apa pun, baik karena agama, adat atau gender. Berpijak dari pikiran di atas, dunia ateis dan abad kedua puluh adalah dunia tantangan,

Page 9: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Vol. 1, No. 1, 2020, pp. 27-36 | 35

dunia diatur oleh lembaga dan organisasi internasional, dan menulis umat manusia untuk bertahan hidup dan kemajuan dan kemakmuran harus tatanan dunia baru pada aturan yang solid menghormati demokrasi dan hak asasi manusia).

6. Bidang Efektitas Wakaf di bidang Pendidikan

Pembicaraan tentang perspektif wakaf terkait apa yang diizinkan untuk diwakafkan dan apa yang mungkin diwakafkan terjadi perbedaan pandangan ulama: Pertama, boleh mewakafkan pa-apa yang boleh menjualnya dan mengambil manfaatnya dengan tetap utuh benda aslinya, sperti real estate, binatang, senjata,, furniture dan yang semisalnya. Ini adalah pendapat malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah. Kedua, adalah bahwa tidak diperbolehkan untuk mewakafkan apa yang sedang ditransfer dan dialihkan dari apa yang sedang ditransaksikan. seperti: Kapak, senjata, dirham dan dinar, atau barang bergerak yang dijual ke real estate. Ini adalah pandangan Hanafiyah.

B. Filantropi Islam Sebagai Pedoman Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan

Allah جل جلاله adalah pemilik hakiki semua kekayaan materi dan immateri. Bagi manusia yang memiliki kekayaan tersebut maka pada hakikatnya hanyalah titipan yang hendaknya dimanfaatkan untuk kesejahteraan serta kebahagiaan hidupnya dan hidup orang lain.

Jika suplai pendapatan dan penggunaan keuangan lembaga pendidikan Islam diibartkan air maka lembaga pendidikan Islam adalah krannya. Jika kran air semakin sering dibuka maka akan semakin lancar air mengalir karena tidak ada endapan-endapan kotoran dan sumbatan-sumbatan yang menutupinya. Demikian juga jika lembaga pendidikan Islam semakin giat dalam melaksanakan berbagai program Filantropi Islam maka akan semakin lancar proses pendapatan dan penggunaan keuangannya.

Hendaknya tanah yang dimiliki lembaga pendidikan Islam diwakafkan kepada umat Islam dengan diikrarwakafkan dan juga memiliki piagam wakaf dan sertifikat wakaf. Ikrar wakaf ini sangat penting sehingga menutup kemungkinan diperebutkan dan atau digugatnya status tanah tersebut oleh pihak ahli waris dan atau pihak lainnya. Untuk mengawasi agar tanah wakaf dipergunakan sesuai peruntukan yang semestinya maka harus dibentuk Dewan Nazir. Disamping wakaf tanah sangat perlu juga dioptimalkan potensi pendayagunaan wakaf lainnya yang akan menompang keberlangsungan lembaga (dakwah, pendidikan, bisnis, dan sebagainya) seperti wakaf sumur bor, wakaf karpet masjid, wakaf al Qur’an hingga wakaf uang tunai.

Untuk kaderisasi guru dan atau pengurus Lembaga Pendidikan Islam sangat diperlukan pemberian beasiswa kepada para anak guru dan atau pengurus lembaga tersebut. Dengan demikian maka keberlangsungan lembaga dapat dipertahankan dan sekaligus memastikan bahwa generasi mendatang siap meneruskan estafet perjuangan pendahulunya. Perlu juga dibuka peluang dari selain anak-anak guru dan atau pengurus lembaga tersebut menjadi kader penerus perjuangan dengan diberikan beasiswa bersyarat seperti dengan kewajiban menghafal al Qur’an atau pencapaian prestasi akademis atau non akademis tertentu.

Untuk optimalisasi perjuangan sekaligus apresiasi bagi para guru dan atau pengurus Lembaga Pendidikan Islam hendaknya diberikan fasilitas penunjang kesuksesan dalam pelaksanaan tugas: tempat tinggal, alat komunikasi dan alat bantu kerja lainnya semisal laptop atau komputer serta bantuan biaya pendidikan tingkat lanjut (perkuliahan S1, S2, S3) secara gratis. Juga program bantuan untuk menikah. Jika belum bisa secara gratis sepenuhnya maka bisa dengan sistem pinjaman lunak dengan bagi hasil sesuai kesepakatan tanpa agunan, bahkan jika memungkinkan tanpa bagi hasil sama-sekali.

Page 10: Filantropi Islam sebagai Strategi Manajemen Keuangan

Mukhlisin, Mujahidin, Indupurnahayu

Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education | 36

Conclusion

Filantropi Islam dengan berbagai variannya yang terdiri dari zakat, infaq, sedekah, hibah dan wakaf merupakan program kepedulian dan kedermawanan dalam ajaran Islam yang bertujuan memakmurkan dan mensejahterakan kehidupan umat Islam pada khususnya dan warga masyarakat pada umumnya. Hal ini mencerminkan karakter sekaligus fungsi ajaran Islam itu sendiri yakni menebar kasih-sayang bagi seluruh alam (Rahmatan Lil ‘Alamin). Keberlangsungan Pendidikan Islam harus diupayakan dengan usaha-usaha real dan terukur sehingga akan tercapai kemajuan yang diharapkan. Optimalisasi pendayagunaan Filantropi Islam bisa direalisasikan dalam beberpa program, antara lain: wakaf, pemberian beasiswa pendidikan dengan berbagai jenisnya dan pengadaan fasilitas pendidikan secara gratis ataupun dengan sitem qardhul hasan/pinjaman lunak tanpa agunan dan bagi hasil. Jika program ini dilaksanakan maka manfaatnya justru akan diraskan oleh lembaga pendidikan itu sendiri seperti garansi keamanan wakaf dari gangguan pihak-pihak lain, berjalannya sistem kaderisasi dan suasana kerja yang kondusif karena sarat dengan apresiasi serta motivasi.

References

Futaqi, S., & Machali, I. (n.d.). Pembiayaan Pendidikan Berbasis Filantropi Islam: Strategi Rumah Pintar BAZNAS Piyungan Yogyakarta | MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 3(2). https://doi.org/10.14421/manageria.2018.32-02

Jauhar, A. S., & Jum’ah, M. H. (2011). Tamwiilu at Ta’liimi wal Waqfi Fii al Mujtama’at al Islamiyah. al Maktabah al Mishriyah.

Makhrus, M. (2014). Aktivisme Pemberdayaan Masyarakat dan Institusionalisasi Filantropi Islam di Indonesia. Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 23–44.

Nata, A. (2005). Pendidikan Islam Di Era Global (Pendidikan Multikultural, Pendidikan Multi Iman, Pendidikan Agama, Moral dan Etika). UIN Jakarta Press.

Uyun, Q. (2015). Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai Konfigurasi Filantropi Islam. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2(2), 218–234.

Widianto, A. A. (2018). AKTIVISME, FILANTROPI SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI YOGYAKARTA: Studi terhadap Dinamika Aktivisme Yayasan Sahabat Ibu dalam Pemberdayaan Perempuan di Yogyakarta. Jurnal Sosiologi Reflektif, 12(2), 193–212.

zainurrosyid, a. (2016). Filantropi Islam Berbasis Harta Wakaf Masjid (Studi atas Model Pengelolaan Wakaf Masjid Agung Bersejarah di Jawa) | Jurnal Bimas Islam. 9(3). http://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/index.php/jbi/article/view/156