spf yang berperan dalam sistem imun.ppt
TRANSCRIPT
SPF YANG BERPERAN DALAM SISTEM IMUN
Disusun oleh :
Kelompok III
Mareska Isnur G1H012004
Fitri Annisha G1H012012
Tiastika Mauliza G1H012016
Kartika Cahyaningrum G1H012021
Umi Faza R G1H012026
Puji Fauziah F G1H012031
Endah Utami Tri K G1H012039
Anindita Nur Asilatin G1H012045
Titis Pratiwi L G1H012050
Isma Fadillah G1H012054
POKOK BAHASAN
1. Definisi Sistem Imun
2. Klasifikasi Sistem Imun
3. Mekanisme Respon Imun Bawaan
4. Mekanisme Respon Imun Didapat
5. Antigen - Antibodi
6. Implementasi SPF Sebagai Imunodulator
1. DEFINISI SISTEM IMUN Imunitas : Reaksi tubuh trhdp masuknya substansi
asing.
Respons Imun : Kumpulan respon trhdp substansi asing yg terkoordinasi.
Sistem Imun: Sel & molekul yg bertanggung jawab dlm imunitas.
SPESIFIKNONSPESIFIK
FISIK LARUT SELULER HUMORAL SELULER
• KULIT• SELAPUT LENDIR• SILIA• BATUK• BERSIN
• BIOKIMIA : LISOZIM, SEBASEOUS, ASAM LAMBUNG, LAKTOFERIN, ASAM NEURAMINIK• HUMORAL : KOMPLEMEN, INTERFERON, CRP
• FAGOSIT : MN, PMN• SEL NK• SEL MAST• BASOFIL
SEL B : • IgG• IgA• IgM• IgD• IgE
SEL T :• Th1• Th2• Ts/Tr/Th3• Tdth• CTL/Tc
SISTEM IMUN
First line of defence Second line of defence
2. Klasifikasi Sistem Imun
DEFINISI
System imun non-spesifik adalah system imun yang sudah ada dalam individu sehat dan dapat menyingkirkan mikroba yang masuk ke tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu dan telah ada sejak lahir (Baratawidjaja, 2013).
KLASIFIKASI SISTEM IMUN NON SPESIFIK
System imun nonspesifik terdiri atas :
1.System imun humoral (contohnya komplemen, protein fase akut,dan sitokin)
2.System imun selular yaitu sel fagositik (neutrofil, eosinofil, sel natural killer, sel mast, dan makrofag) (Baratawidjaja, 2013).
Pada system imun terdapat organ limfatik yaitu organ limfoid primer dan sekunder. Organ limfoid primer adalah sumsum tulang belakang dan timus. Organ limfoid primer berperan dalam menghasilkan dan maturasi system imun spesifik dan nonspesifik (Mescher, 2011).
Respon imun nonspesifik pada umumnya merupakan imunitas bawaan (innate immunity), artinya bahwa respon terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh dapat terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar pada zat tersebut (Kresno, 2001). Respon imun nonspesifik dapat mendeteksi adanya zat asing dan melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, tetapi tidak mampu mengenali dan mengingat zat asing tersebut. Komponen - komponen utama respon imun nonspesifik adalah pertahanan fisik dan kimiawi. Pertahanan ini meliputi epitel dan zat - zat antimikroba yang dihasilkan dipermukaannya, berbagai jenis protein dalam darah termasuk komplemen - komplemen sistem komplemenmediator inflamasi lainnya dan berbagai sitokin, sel - sel fagosit yaitu sel – sel polimorfonuklear, makrofag dan sel natural killer (NK) (Kresno, 2001).
PROSES PERTAHANAN TUBUH
Proses pertahanan tubuh dibagi menjadi 2 tahap : 1.Proses pertahanan tubuh tahap pertama2.Proses pertahanan tubuh tahap ke dua
PROSES PERTAHANAN TUBUH TAHAP PERTAMA
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh
alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya
patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena
lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan
mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap
senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi
antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang
masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru.
Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara
dari partikel-partikel berbahaya.
Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air
mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut
lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-
hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen
lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila
patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama,
maka pertahanan kedua akan aktif.
PROSES PERTAHANAN TUBUH TAHAP KEDUA
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika
ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel,
maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal
kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah.
Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah
akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena
sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing
tersebut.
Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang
dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit
bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan
pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh
dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa
racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna
bagian tubuh mikroba.
Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-
pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage),
hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial),
jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen.
Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini
akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim
penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit,
protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen.
Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan
adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses
pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan
oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat
produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati
seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera
berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
4. MEKANISME RESPON IMUN SPESIFIK / DIDAPAT
Kemampuan mengenal benda asing/antigen spesifik menghancurkan antigen yang sudah dikenal sebelumnya.
Cara sistem ini didapat : Aktif Pasif
Respon imun spesifik terdiri dari :1. Sistem humoral
- Diperankan oleh limfosit B
- Prosesnya :
Rangsangan antigen sel B proliferasi & diferensiasi sel plasma membentuk antibodi
- Pertahanan terhadap bakteri ekstraseluler dan menetralisir toksin
2. Sistem seluler
- Diperankan oleh limfosit T : Th, Ts, Tdh, Tc
- Sebagai pertahanan terhadap bakteri intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.
Antibody dependent cellular immune respons Sel null Sel K
SEL T
Dibentuk di sumsum tulang dan pematangan di timus. Mempunyai penanda permukaan yang membedakannya dengan
sel B. Jika mempunyai penanda CD (cluster differentiation) sel T
dalam berbagai fase pertumbuhan. Jika mempunyai penanda fungsional concanavalin A &
phytohemaglutinin. Fungsi :
membantu sel B dalam memproduksi antibodi. mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus. mengaktifkan makrofag dalam fagositosis. mengontrol ambang & kualitas sistem imun.
Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed hypersensitivity), dan Tc (cytotoxic)
SEL B
Dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang (bone marrow).
Proses pematangan sel asal pre B sel B imatur sel B matur proliferasi & diferensiasi sel plasma antibodi /Ig (imunoglobulin)
Rangsangan antigen ke-1 terbentuk IgM
Selanjutnya akan terjadi switching Ig A, Ig E, Ig D, Ig G
Setiap substansi/mikroorganisme yang dikenali oleh sistem imun sebagai sesuatu asing (non self).
Biasanya, sel-sel sistem imun memiliki toleransi.
Sel-sel imun saling mengenali dan tidak menyerang sesama sel imun/jaringan sendiri.
DEFINISI ANTIGEN Antigen : substansi yang dapat mengikat antibodi
spesifik. Tdk semua Ag menghasilkan respon imunogenik. Tetapi semua imunogen adalah Ag (Immunobiology,
Janeway and Travers, 1994).
KOMPONEN SISTEM IMUN TUBUH
Sistem kekebalan humoral (IgM, IgG, IgA, IgE, IgD) Imunoglobulin M :
- Berperan pada reaksi kekebalan awal mis. Infeksi tahap awal.
- Tidak dapat melalui plasenta Imunoglobulin G:
- Berperan pada reaksi kekebalan sekunder (lanjutan) Imunoglobulin A :
- Pada permukaan selaput lendir mis.saluran cerna (IgA sekretorik) atau saluran napas
Imunoglobulin E :- Menempel pada sel mast (berperan pada reaksi peradangan/ alergi ), bekerja sama dengan sel eosinofil menghancurkan parasit.
Imunoglobulin D :- Kadarnya sangat kecil, fungsi belum jelas.
Sistem kekebalan selular (Cell Mediated Immunity/ CMI ): Diperankan oleh sel T dan monosit/makrofag. Kontak antar sel melalui sitokin. Berperan pada infeksi kronik terutama infeksi kuman dalam sel
mis. Tbc, virus serta jamur. Sistem komplemen. Memperkuat pertahanan tubuh spesifik dan non spesifik. Diaktifkan melalui jalur klasik dan jalur alternatif.
ANTIBODI Antibodi (imunoglobulin) merupakan
kelas molekul yang dihasilkan oleh sel plasma (proliferasi dari limfosit B) dan dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang oleh antigen asing
Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai polipeptida dasar : 2 rantai berat (heavy chain/H) dan 2 rantai ringan (light chain/L), serta 2 regio : variabel (V) dan constant (C)
Ada 5 imunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
BENTUK-BENTUK ANTIBODI
Klas Tempat Fungsi
IgG Bentuk antibodi utama di sirkulasi
Mengikat patogen, mengaktifkan komplemen, meningkatkan fagositosis
IgM Di sirkulasi, antibodi terbesar
Aktifkan komplemen, menggumpalkan sel
IgA Di dalam keringat, air mata, air liur, lendir, ASI dan sekresi gastrointestinal
Mencegah patogen menyerang sel epitel traktus digestivus dan respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan jumlahnya paling rendah
Menandai kematuran sel B
Ig E Membran berikatan dengan reseptor basofil dan sel mast dalam jaringan
Bertanggung jawab dalam respon alergi dan melindungi dari serangan parasit cacing
MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX (MHC)
MHC protein. Terletak di permukaan membran plasma
kebanyakan sel-sel tubuh. Merupakan self antigen. Unik untuk setiap sel-sel tubuh manusia. sel TH mengenalnya sebagai antigen yang asing,
non self (penting untuk langkah pertama dalam respon imun).
ANTIGEN PRESENTING CELLS (APC)
Proses dan antigen hadir untuk mengaktifkan sel T .
Mengeluarkan zat yang merangsang division / proliferasi sel T dan sel B .
Makrofag, sel dendritik, sel B.
TYPES OF T CELLSBased on function, there are 3 different types : sel T helper = TH- memulai respon imun. sel T sitotoksik=Tc - membunuh sel-sel tubuh
abnormal, seperti sel yang terinfeksi virus dan sel kanker.
Sel T supressor = Ts - menekan aktivitas sel T lainnya, dan membantu mengakhiri reaksi imun.
ACTIVATION AND DIVISION OF T CELLS
Dua sinyal yang diperlukan: - pengenalan processed antigen presented oleh APC - Konstimulasi oleh sitokin IL-2
ACTION OF CYTOTOXIC T CELLS
Setelah menyampaikan 'lethal hit’', sel Tc dapat menyerang sel target lain dengan cara menampilkan antigen yang sama.
ANTIBODY-MEDIATED IMMUNITY
Mengacu pada penghancuran antigen oleh antibodi, yang diproduksi oleh sel plasma.
Ketika sel tubuh
terpapar benda asing, maka tubuh segera membentuk pertahanan melalui mekanisme non spesifik maupun spesifik.
Yang termasuk pertahanan tubuh spesifik adalah sel limfosit (sel T[Th, Ts, Tc] & sel B) dan antibodi yang diproduksinya.
Yang Non spesifik: netrofil, eosinofil, basofil (NEB), monosit /makrofag
Mekanismenya kerjasistem imun:
ketika benda asing (virus, dll) menyerang organisme diambil oleh makrofag melalui endositosis,dan sebagian diantaranya dihancurkan dalam retikulum endoplasmik (1).
virus yang terlanjur masuk akan membentuk fragmen2 yang kemudian dipaparkan pada permukaan sel makrofag (2). Pada permukaan sel tsb dipresentasikan melalui suatu kelompok protein membran yang disebut protein MHC (Major Histocompatibility Complexs).
Protein MHC merupakan bagian DNA yang menyandikan protein yang diekspresikan oleh semua sel hewan bertulang belakang (= merupakan protein membran yang terglikosilasi).
Pada manusia, protein MHC dikenal sebagai antigen HLA (Human Leucocyte-associated antigens) yang sangat bervariasi. Polimorfismenya sangat besar, sehingga tidak mungkin 2 individu membawa protein MHC sama, kecuali mereka kembar 1 telur. Protein MHC dibedakan 2 kelompok, yaitu (a)MHC kelas I (MHC I) yang memberi tanda permukaan hampir semua sel tubuh yang memiliki inti. Protein MHC I ini merupakan dasar terjadinya penolakan jaringan ketika terjadi transplantasi antar individu, shg dahulu dinamakan antigen transplantasi. Tipe protein ini hanya terdapat 1 rantai-, yang didalamnya terdapat protein yang lebih kecil yaitu 2- mikroglobulin. (b) MHC kelas II (MHC II) mirip dengan MHC I, tetapi protein ini terdiri atas 2 rantai yang terentang melalui membran, yaitu 1 rantai- dan 1 rantai-. MHC II khusus berada pada sel-sel imun, sehingga dapat dibedakan dari sel tubuh lainnya.
Kompleks Protein MHC tersusun atas protein MHC dan fragmen virus yang dapat mengenali sel T (dengan bantuan reseptor spesifik dan berikatan pada selT).
Tetapi hanya ada beberapa sel T yang memiliki reseptor yang cocok dengan kompleks tersebut (3).
Ikatan antara sel T dan kompleks mengakibatkan teraktivasinya sel T sehingga sel T akan mengalami perbanyakan (diferensiasi) (4).
Kejadian ini dibantu oleh bbg protein bermarker mirip hormon, yaitu interleukin (IL). IL ini disekresikan oleh sel-sel imun yang diaktivasi, misal IL-1 disekresikan oleh makrofag (5).
Di sisi lain, Sel T juga menstimulir diferensiasinya sendiri secara klonal dan juga proliferasi sel helper (Th) melalui sekresi IL-2 (6).
Sel T yang teraktivasi dan mengalami diferensiasi mengambil alih berbagai fungsi tergantung tipe selnya (Tc, Th, Ts).
Misal Sel Tc (cytotoxic) (hijau) mampu mengenali perubahan sel-sel tubuh yang diserang virus, kemudian membawa 1 fragmen virus tersebut kepada reseptor MHC nya, serta mengikat sel-sel tersebut (7). Selanjutnya sel-Tc mensekresikan suatu protein yang dapat melubangi membran sel tubuh yang tersensititasi dan membunuhnya (8). Oleh karenanya banyak sel pembawa fragmen virus yang asing bagi tubuh, dapat dieliminasi oleh sel-Tc.
Sementara itu sel-Th (biru) terikat pada sel-B yang mempresentasikan fragmen virus yang terikat pada MHC di permukaannya (9), yang selanjutnya akan mengakibatkan proliferasi sel-B. Melalui stimulasi interleukin (10), sel-B dimatangkan menjadi sel plasma (11) yang mensintesis dan mensekresikan antibodi (12).
HOW AN ANTIBODY WORKS
Ketika Ab bertemu dengan Ag, maka Ab akan mengikat Ag kmd bertindak sebagai “trash tag”, yg menandai adanya kehancuran oleh “sel Killer”:
Antibodi mengikat antigen
Reseptor untuk Ab area konstan antibodi pada sel NK mengenali antibodi yg terikat didalamnya
Setelah mengikat, sel NK diperintahkan untuk membunuh sel target
Sel target mati melalui apoptosis dan / atau kerusakan membran
SUMMARY OF CELL FUNCTIONS IN IMMUNE RESPONSESCell Functions
APC Memproses & mempresentasikan antigen kepada sel T
T helper Melepaskan IL-2 plus protein lain yang menarik fagosit dan meningkatkan kemampuan fagositosis makrofag. IL-2 memacu perkembangan sel-sel B menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi
T cytotoxic Melepaskan perforin dan limfotoksin, yang menyebabkan sitolisis sel target dan kerusakan DNA sel target. Mengeluarkan gamma-interferon, yang mengaktifkan makrofag
Memory T Cell Bertahan di jaringan limfatik danmengenali antigen yg menyerang, bahkan hingga bertahun-tahun setelah invasif pertama
B cell Berdiferensiasi menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Memproses dan mempresentasikan antigen kepada sel T helper
Plasma cell Derivat sel B yang memproduksi dan mengeluarkan antibodi
Memory B cell Selalu siap membentuk respon sekunder yang lebih cepat dan kuat thd antigen yang sama yg akan masuk ke dalam tubuh di masa depan
Aloe vera mengandung senyawa aktif acemannan dan glucomannan Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif acemannan berperan sebagai imunomodulator ,bertanggungjawab meningkatkan produksi sel limfosit-T dan menopang sistem kekebalan tubuh.dan senayawa glucomannan berperan dalam menurunkan kadar kolesterol darah.
Ekstrak cincau hitam (Mesona palustris BL) mengandung senyawa bioaktif komponen fenol, tannin, dan steroid. Dalam hubungannya dengan system imun, senyawa polifenol telah terbukti bersifat sebagai imunomodulator yaitu secara efektif dapat menghambat mitogen – menstimulasi proliferasi peripheral blood mononuclear cells (PBMC), produksi Ig , IL-2 dan interferon gama (IFN-γ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan ekstrak air cincau hitam (Mesona palustrisBL) sebagai imunomodulator yaitu terhadap ekspresi interferon gamma (IFN-γ) dan komponen immunosurveillance yaitu sel NK, sel T sitotoksik (CD 8+) dan makrofag.
Buah mengkudu mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang sangat berguna bagi kesehatan, selain kandungan nutrisinya yang juga beragam seperti vitamin A, C, niasin, thiamin dan riboflavin, serta mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium (Tabel 5 dan 6). Hirazumi et al. (1996) melaporkan bahwa jus buah mengkudu berfungsi sebagai imunomodulator yang mempunyai efek antikanker.