smartcity.bandung.go.id · web viewoperator berperan dibidang operasional dan bertugas...
TRANSCRIPT
E-WIAN
GOVERNANSI DIGITAL
Oleh :
FRANCISCUS CARRACYOLA 2015120043
ILYA HEIDI KUSUMA 2016310001
EGIDIUS AQUARIUS 2016310011
ARIFIN 2016310086
BILLY REYNOLD 2016310135
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandung adalah salah satu tempat tujuan wisata yang paling populer dan paling
banyak diminati oleh seluruh lapisan masyarakat baik wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara. Namun ironisnya, pendapatan daerah dari sektor pariwisata
dinilai kurang maksimal. Menurut data tahun 2018 sektor pariwisata di kota Bandung
hanya menyumbang sekitar 33 persen dari keseluruhan pendapatan asli daerah kota
Bandung1. Untuk kabupaten Bandung Barat jumlah kunjungann wisata sekitar 3.803.892
kunjungan dan sektor pariwisata menyumbang sekitar 50% atau sebesar Rp.
260.500.000 dari total pendapatan daerah kabupaten Bandung Barat. Rendahnya
pendapatan daerah dari sektor pariwisata dipengaruhi oleh masih kurangnya insfratruktur
pariwisata di daerah Bandung raya2. Disamping itu juga, belum adanya aplikasi atau
sistem yang memadai dari pemerintahan daerah untuk memantau atau mengawasi objek
wisata seBandung raya sehingga celah ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum nakal untuk
memanipulasi laporan kunjungan wisata sehingga, mengurangi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) seBandung raya. Kurangnya promosi dari pemerintah seBandung raya sendiri juga
mempengaruhi pendapatan sektor wisata seBandung raya, dan masih banyaknya para
wisatawan yang tidak mengetahui tempat atau lokasi mana saja yang bisa dikunjungi
secara mandiri.
Masalah diatas jika terus dibiarkan akan mempengaruhi pendapatan asli daerah di
bandung. Padahal secara potensi wisata pendapatan asli daerah bisa lebih besar asalkan
sektor pariwisata di bandung raya dikelola dengan baik dan profesional dan masih
banyaknya tempat tempat yang bisa dikunjungi secara luas.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana inovasi pemerintah seBandung Raya meningkatkan pendapatan daerah
dari sektor pariwisata?
1 https://kumparan.com/bandungkiwari/pendapatan-sektor-pariwisata-kota-bandung-kurang-maksimal-1rwyfa4Y3V52 Ibid
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk:
1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah dari sektor pariwisata se-Bandung
Raya melalui inovasi
2. Untuk menciptakan transparansi anggaran pendapatan dari sektor pariwisata
se-Bandung Raya
3. Mempermudah pelaku wisata untuk memperkenalkan destinasi wisata se-
Bandung Raya
4. Mempermudah wisatawan mendapatkan informasi yang jelas mengenai
destinasi wisata di Bandung Raya.
1.3 Kerangka teori
Pemanfaatan teknologi dan informasi di zaman sekarang sudah tidak bisa
dipisahkan lagi dan menjadi lifestyle dalam kehidupan masyarakat. penggunaan teknologi
informasi pada era masa kini juga bisa diadopsi dalam pelayanan publik. Tujuan dari
penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah untuk
mempermudah masayarakat memperoleh pelayanan serta menciptakan transparansi dalam
proses pelayanan itu sendiri.
Menurut world bank Penerapan teknologi atau yang lebih dikenal dalam
pemerintahan atau yang dikenal dengan e-govenment adalah Suatu upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu
penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan E Goverment
Terdapat 3 tujuan utama diterapkannya E Goverment, yaitu :
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari layanan ke masyarakat berbasis
teknologi informasi
Untuk mendukung terjadinya proses pemerintahan yang bersih dan transparan, hal
ini terkait dengan disediakannya layanan yang memungkinkan masyarakat
mengakses informasi dan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Membantuk memperbaiki terhadap organisasi pemerintahan (birokrasi), perbaikan
manajemen waktu untuk kedisiplinan serta produktifitas pegawai, serta
manajemen keuangan pada pemerintahan yang terintegrasi.
Ada tiga model penyampaian E-Government, antara lain :
a. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke
masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat dan
pemerintah.
b.Government-to-Business(G2B)
Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai
informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan
pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk membantu
pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan manajemen data
elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G adalah Sistem e-
procurement.
c.Government-to-Government(G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar
departemen atau lembaga pemerintahan melalui basisdata terintegrasi.
Terdapat 3 elemen utama yang saling berkaitan didalam e-goverment, yaitu :
Masyarakat
Masyarakat dengan penerapan e-goverment dapat dengan mudah memperoleh
akses informasi yang bermanfaat terkait dengan potensi wilayah, kependudukan
serta pengembangan.
Operator
Operator berperan dibidang operasional dan bertugas mengoperasikan sistem
informasi yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan di e-
goverment agar masyarakat dapat dilayani dengan baik
Pengambil keputusan (pemerintah)
Pengambil keputusan (pemerintah), sistem yang baik harus mamapu menyajikan
data kedalam berbagai bentuk, sehingga dapat meningkatkan dan memudahkan
kinerja para pengambil keputusan, contohnya penerapan metode kecerdasan
buatan serta metode pengambilan keputusan didalam pertimbangan pengabilan
keputusan.
Mengacu pada permasalahan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata
sebandung raya yang belum maksimal, perlu adanya intervensi pemerintah untuk
menerapkan inovasi baru berupa pengunaan teknologi berbasis aplikasi untuk
menciptakan good governance dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam
bidang pariwisata di bandung raya. Dengan adanya inovasi baru ini diharapkan
bisa meningkatkan pendapatan asli daerah, menciptakan transparansi dalam
pengelolaan keungan daerah di bidang pariwisata, serta peningkata pelayanan dan
memudahkan masyarakat untuk mengakses tempat pariwisata di kota bandung.
1.5 Metode Penelitian
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi atau pengukuran.
Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dari perilaku orang-orang yang diamati, pendekatan
kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,
dan atau perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau
organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
utuh, komprehensif, dan holistik. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus tertentu, penelitian untuk
memberikan gejala-gejala fakta-fakta secara sistematis dan akurat. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial
dari prespektif partisipan. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau
menerangkan uji hipotesis.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk mengetahui dan mempelajari
lebih dalam pengaplikasian peningkatan PAD Bandung dalam sector pariwisata melalui
elektronik kolaborasi yang dilakukan oleh civitas akademika Universitas Katolik
Parahyangan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dari website dan juga
penelitian terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Masalah
Bentuk inovasi pemerintah melalui penerapan E-government dalam rangka
peningkatan pendapatan asli daerah dan peningkatan transparansi adalah E-wian ( Elektronik
Wisata Integratif Bandung ) adalah sebuah inovasi yang dibuat untuk menjelaskan dengan
detail dan sangat jelas mengenai destinasi dan harga tiket masuk pariwisata di Bandung.
Selain itu, aplikasi E-wian ini bisa digunakan sebagai tiket masuk tempat wisata di Bandung
Raya. Locus E-wian tidak hanya mencakup Kota Bandung tetapi juga seluruh Kabupaten
(Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat). E-wian berupa aplikasi yang tersedia
di media elektronik masyarakat dan juga dalam bentuk nyata yaitu sebuah kartu.
Aplikasi E-wian sangat mudah didapatkan : melalui media elektronik seperti handphone, tablet dll. Sedangkan bagi masyarakat digital divide tidak perlu khawatir, karena aplikasi ini juga menyediakan kartu sejenis e-money dan e-toll yang bisa didapatkan di supermarket terdekat ( seperti Indomart dan Alfamart ) dan di tempat wisata itu sendiri. Persamaan keduanya yaitu terdapat barcode di dalamnya yang berfungsi untuk masuk ke dalam tempat wisata. Khusus untuk smpartphone atau tablet, aplikasi ini menyediakan juga tiket obnline yang bias dibeli langsung lewat aplikasi tersebut dengan melakukan pembayaran ( top-up saldo ) lewat ATM atau supermarket seperti ( indomart dan alfaamart ) dan langsung mendapatkan kode barcode untuk di scan nantinya saat masuk ke tempat tempat wisata. Alat-alat yang berbentuk fisik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program ini adalah mesin scan barcode saja, tapi mesin ini harus terhubung langsung dengan aplikasi E-wian tersebut. Aplikasi ini membagikan penjelasan tempat-tempat pariwisata Bandung dan dimasukkan kedalam beberapa kategori; seperti wisata kuliner, wisata komersial (belanja baju, sepatu, tas, asesoris), wisata alam dan wisata buatan dengan detail mulai dari nama tempat mana saja yang tersedia hingga harga detail yang diberikan dalam satu destinasi wisata mulai dari harga tiket dan harga lain secara detail sehingga para wisata tidak dipersulit lagi dengan yang namanya manipulasi harga juga denga percaloan yang kerap kali mengambil alih bagian untuk tempat wisata. Dengan adanya aplikasi ini tentu akan mempermudah pemerintah untuk mendapatkan data wisatawan yang datang ke tempat wisata dan meningkatkan PAD kabupaten dan kota Bandung. Selain itu juga mempermudah wisatawan yang ingin berkunjung ke Bandung ( kota dan kabupaten ) dalam metode pembayaran maupun pembookingan.
Aplikasi E-wian ini mempermudah pihak pengelola tempat wisata dan juga pemerintah. Dari pihak pengelola tempat wisata, aplikasi ini dapat mempermudah karena dapat menghindari percaloan yang tentu merugikan pihak pengelola tempat wisata, dengan adanya aplikasi ini tentu pembayaran yang di lakukan oleh wisatawan langsung diterima oleh pihak pengelola tempat wisata tidak seperti system pembelian tiket yang dapat berpotensi untuk dijadikan percaloan. Sehingga pemerintah bisa langsung mengetahui pada saat itu juga ada berapa wisatawan yang datang di suatu destinasi wisata tersebut. Disisi lain juga bisa
menciptakan transparansi dari tiap tiap tempat wisata melalui pajak yang dikeluarkan oleh tempat wisata tersebut agar tidak adanya manipulasi data dalam pelaporan jumlah kunjungan dan hasil pendapatan dari tempat wisata yang di didapat oleh tempat tempat wisata.
Integrasi dari aplikasi E-WIAN ini adalah sebuah pembaruan pelayanan di publik dalam bentuk digital yang meng-ikutsertakan pihak swasta dalam pelaksanaannya. Di aplikasi ini pihak-pihak swasta seperti perusahaan ( traveloka, pegi-pegi, zomato dan sebagainya ) tetap ikut dalam pelaksanaan aplikasi E-WIAN ini. Cara kerjanya adalah pihak swasta tetap berfungsi sebagai semestinya, misalkan traveloka. Ketika ingin datang ke tempat wisata A misalkan wisatawan membooking tiket melalui traveloka, wisatawan tinggal menunjukkan barcode tiket yang di dapat dari traveloka tersebut dan melakukan scan barcode kepada penjaga tiket di tempat wisata tersebut. Dari aplikasi E-WIAN ini dalam 1 kartu, 1 smartphone atau tablet, 1 tiket dari traveloka ( pihak swasta ) bisa digunakan untuk lebih dari satu orang. Jadi wisatawan yang datang ke tempat wisata dengan jumlah yang lebih dari satu orang, hanya membutuhkan 1 barcode saja, yang bisa di dapat dari kartu, smartphone atau dari pihak swasta tersebut. Sehingga tetap mempermudah wisatawan yang ingin datang.
2.2 teknis kerja
Pihak terkait Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini tentunya akan melibatkan berbagai pihak maka, dalam hal ini yang harus berperan adalah: :a. Pihak pemerintah Kota Bandung dalam hal ini Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan dan dinas pendapatan daerah sebandung raya Dalam hal ini berperan sebagai pihak yang akan memantau jumlah transaksi dan jumlah kunjungan ke tiap tempat wisata
b. Pengelola Tempat Pariwisata, dalam hal ini berperan sebagai penyedia dan mengembangkan obyek wisata tersebut
c. Wisatawan, dalam hal ini berperan sebagai pengguna layanan pariwisata Cara kerja aplikasi
E- WIAN ini menggunakan system barcode dengan menggunakan mesin scan barcode khusus yang juga dibuat dan terhubung hanya dengan aplikasi E-wian ini.Barcode yang telah dimiliki oleh konsumen / wisatawan bisa langsung di scan dengan menggunakan alat tersebut. Data transaksi bisa langsung masuk kedalam server aplikasi pengelola dan server aplikasi yang dimiliki pemerintah secara khusus.
Sistem pengaplikasian nya yaitu konsumen atau pemerintah sebagai Input,system aplikasinya sebagai proses,dan pemerintah sebagai output nya,karena data yang didapatkan dari aplikasi langsung masuk ke dalam server khusus yang di miliki pemerintah dan hanya pemerintah itu sendiri yang bias mengaksesnya menggunakan aplikasi E-WIAN yang memiliki server khusus untuk pemerintah. Untuk server khusus pengelola wisata, maka manajer tempat wisata tersebut harus menginput data karyawannya kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar server pengelola bisa digunakan pengelola tempat wisata.
Cara kerja mesin scan barcode ini sangat mudah. Wisatawan hanya perlu menempelkan kartu atau smarthphone yang sudah ada barcode khusus ke mesin
scan barcode tersebut. Jadi tidak perlu repot lagi memasukkan harga karena pemindai dapat pangsung terhubung ke server pengelola dan pusat ( pemerintah ) untuk mendeteksi nilai transaksi dan jumlah wisatawan yang datang ke tempat wisata. Notifikasi status pembayaran dapat langsung diterima secara realtime.
Gambaran cara kerja aplikasi E-WIAN
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diatas, pendapatan kota Bandung dari sektor pariwisata masih rendah. Dengan adanya aplikasi E-WIAN ini tentunya diharapkan buntuk meningkatkan penndapatan asli daerah (PAD) Bandung sebab akan mempermudah akses wisatawan yang ingin berwisata ke bandung, dengan adanya aplikasi ini juga dapat meningkatkan transparansi di dalam sektor pariwisata sehingga pemerintah dapat menentukan persentase pajak yang tepat terhadap berbagai pihak yang mengelola tempat pariwisata di kota Bandung. Oleh karena itu dapat disipulkan bahwa aplikasi ini merupakan terobosan yang pemerintah butuhkan untuk meningkatkan kualitas sektor pariwisata di kota Bandung dan dengan meningkatnya kualitas sektor pariwisata di kota Bandung tentu akan menarik semakin banyak wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara yang berwisata ke kota Bandung, hal ini akan berdampak baik terhadap pendapatan asli daerah (PAD) kota Bandung. Dengan adanya aplikasi E-WIAN sendiri mampu mengadakan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dansektor swasta dalam hal ini adalah pelaku pariwisata.
Daftar Pustaka
https://dtc.co.id/blog/penelitian-dan-pengembangan-sistem-e-government-terintegrasi
https://pemkomedan.go.id/file/Buku%20Kumpulan%20LKTI%202014.pdf
khitam, muhamad chusnul. J u r n a l E K B I S / V o l . V I / N o . 1 / e d i s i M a r e t 2 0 1 2 http://journal.unisla.ac.id/pdf/12612012/01.%20KERJASAMA%20ANTARA%20PEMERINTA %20DAERAH%20SWASTA%20DAN%20MASYARAKAT%20-%20fix.pdf
https://kumparan.com/bandungkiwari/pendapatan-sektor-pariwisata-kota-bandung-kurang-maksimal-1rwyfa4Y3V5