sofwan dahlan, dr spf sh - uupk, adverse event, medical erro.ppt

69

Upload: riuhardana

Post on 12-Dec-2014

132 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bahan seminar

TRANSCRIPT

Page 1: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt
Page 2: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Materinya terlalu teknis.Materinya terlalu teknis. Mestinya hanya esensialianya saja, sedangkan hal-hal Mestinya hanya esensialianya saja, sedangkan hal-hal teknis sebaiknya diatur didalam peraturan pelaksanaan.teknis sebaiknya diatur didalam peraturan pelaksanaan.

UU yang terlalu tehnis akan menjadi rigid dan rentan thd UU yang terlalu tehnis akan menjadi rigid dan rentan thd perubahan tak prinsipielperubahan tak prinsipiel sehingga UU tidak tahan lama. sehingga UU tidak tahan lama.

Definisi “Praktik Kedokteran” menimbulkan pertanyaan.Definisi “Praktik Kedokteran” menimbulkan pertanyaan. Rumusannya tidak menggambarkan amalanRumusannya tidak menggambarkan amalan perobatan dlm perobatan dlm

arti luas sebagaimana arti luas sebagaimana dimaksud dlm UU Kesehatandimaksud dlm UU Kesehatan ((yaitu yaitu boleh menggunakan ilmu kedokteran atau cara lainboleh menggunakan ilmu kedokteran atau cara lain))..

Kurang ada sinkronisasi dengan UU Kesehatan yang masih Kurang ada sinkronisasi dengan UU Kesehatan yang masih berlaku, misalnyaberlaku, misalnya dalam hal terminologi & konsep.dalam hal terminologi & konsep. SIP menurut UU KesehatanSIP menurut UU Kesehatan merupakan izin sarana merupakan izin sarana kesehatankesehatan swastaswasta tak berbadan hukum yg diselenggarakan tak berbadan hukum yg diselenggarakan oleh dokter, tetapi kenapa UUPK masih mensyaratkan SIPoleh dokter, tetapi kenapa UUPK masih mensyaratkan SIP ((disamping STRdisamping STR) ) bagi dokter yang kerja di RS, sehingga bagi dokter yang kerja di RS, sehingga seolah-olah SIP itu merupakan lisensi. seolah-olah SIP itu merupakan lisensi.

SEKILAS SEPUTAR UUPK SEKILAS SEPUTAR UUPK

Page 3: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Pemberian kewenangan Pemberian kewenangan regelingregeling ((membuat peraturanmembuat peraturan)) kepada lembaga independen, seperti Konsil Kedokteran kepada lembaga independen, seperti Konsil Kedokteran Indonesia,Indonesia, akan menimbulkan keadaan dimana produk akan menimbulkan keadaan dimana produk regeling tidak dapat lagi dikontrol oleh UU. regeling tidak dapat lagi dikontrol oleh UU.

Ada hal-hal yang mestinya masuk ranah Ada hal-hal yang mestinya masuk ranah ((subject mattersubject matter) ) hukum privat, tetapi diperlakukan sebagai subject matter hukum privat, tetapi diperlakukan sebagai subject matter dari hukum publik.dari hukum publik.

Hal-hal yang menyangkut kepentingan privat, mestinyaHal-hal yang menyangkut kepentingan privat, mestinya pemerintah pemerintah ((public bureaucratpublic bureaucrat) ) tidak perlu ikut mengatur.tidak perlu ikut mengatur.

Contoh, jika dokter sudah punya LISENSI Contoh, jika dokter sudah punya LISENSI ((STRSTR)) maka maka seharusnya tak perlu minta izin lagi dari Dinas Kesehatanseharusnya tak perlu minta izin lagi dari Dinas Kesehatan ((dalam bentukdalam bentuk SIPSIP) ) jika hanya ingin kerja di RS saja. jika hanya ingin kerja di RS saja.

Kebijakan kriminal yang dirumuskan dalam kebijakan Kebijakan kriminal yang dirumuskan dalam kebijakan

legislatif mengundang pertanyaan & sangat memberatkan. legislatif mengundang pertanyaan & sangat memberatkan. Selain tak disebut kualifikasi pidananya Selain tak disebut kualifikasi pidananya ((kejahatan ataukejahatan atau pelanggaranpelanggaran)), sanksinyapun mengingatkan kita pada era , sanksinyapun mengingatkan kita pada era Mesir kuno dan Babilonia Mesir kuno dan Babilonia ((hukumanhukuman potong tanganpotong tangan))..

Page 4: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

WHAT ISWHAT ISMEDICAL PRACTICEMEDICAL PRACTICE

((PRAKTIK KEDOKTERANPRAKTIK KEDOKTERAN))

Page 5: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PRAKTIK KEDOKTERANPRAKTIK KEDOKTERAN

Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Dokter dan DokterDokter dan Dokter GigiGigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.

((UUPK 2004UUPK 2004))

MEDICAL PRACTICE MEDICAL PRACTICE ((AMERIKAAMERIKA))

Any personAny person .… shall be deemed to be practicing medicine …. .… shall be deemed to be practicing medicine …. who holds himself out as being able who holds himself out as being able to diagnose, treat, operateto diagnose, treat, operate or prescribeor prescribe for any human disease, pain, injury, deformity or for any human disease, pain, injury, deformity or physical condition, or who shall offer or undertake by any physical condition, or who shall offer or undertake by any means or methods, means or methods, to diagnose, treat, operate or prescribeto diagnose, treat, operate or prescribe for for any human disease, pain, injury, deformity or physical any human disease, pain, injury, deformity or physical

condition.condition.

The exclusions usually refer to type of activities, such as The exclusions usually refer to type of activities, such as the administration of home remedies, treatment by prayer orthe administration of home remedies, treatment by prayer or spiritual meansspiritual means ………………………………………………… …………………………………………………

((Morris RC, Moritz AMMorris RC, Moritz AM))

Page 6: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

SYARAT SYARAT MELAKUKAN PENGOBATANMELAKUKAN PENGOBATAN

UU No. 23 Th. 1992 Tentang Kesehatan, Pasal 32UU No. 23 Th. 1992 Tentang Kesehatan, Pasal 32 : :

Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan :Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan : 1. 1. Ilmu kedokteranIlmu kedokteran atau atau

2. 2. Cara lain Cara lain ((diluar ilmu kedokterandiluar ilmu kedokteran)) yang dapat yang dapat dipertanggungjawabkandipertanggungjawabkan..

Pengobatan dengan menggunakan Pengobatan dengan menggunakan ilmu kedokteranilmu kedokteran harus memenuhi syarat, yaitu memiliki :harus memenuhi syarat, yaitu memiliki :

1. 1. Keahlian Keahlian ((KompetensiKompetensi)) dan dan

2. 2. KewenanganKewenangan ((Lisensi, yang pada hakekatnya Lisensi, yang pada hakekatnya merupakan personal privilege sehingga memiliki merupakan personal privilege sehingga memiliki legitimasi melakukan amalan perobatanlegitimasi melakukan amalan perobatan)). .

Mahasiswa kedokteran yang praktek di RS belum memilikiMahasiswa kedokteran yang praktek di RS belum memilikikompetensikompetensi dan dan kewenangankewenangan !!! Oleh sebab itu beberapa !!! Oleh sebab itu beberapanegara memberlakukan lisensi khusus untuk mahasiswa !!!negara memberlakukan lisensi khusus untuk mahasiswa !!!

Page 7: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

KOMPETENSI KOMPETENSI

Maknanya Maknanya :: The condition of being capable. The condition of being capable. The capacity to perform task or role. The capacity to perform task or role.

Aspek kAspek kompetensi ompetensi yg perlu dikuasai yg perlu dikuasai menurut NSWMBmenurut NSWMB ((19971997)):: 1. Clinical judgment.1. Clinical judgment.2. Medical knowledge.2. Medical knowledge.3. Clinical skill.3. Clinical skill.4. Humanistic quality.4. Humanistic quality.5. Communication skill. 5. Communication skill.

Dengan Dengan menguasai aspek kompetensi tsbmenguasai aspek kompetensi tsb diharapkan mampu diharapkan mampu melaksanakan tugas melaksanakan tugas ((tasktask)) & peran & peran ((rolerole) ) sebagai:sebagai: Medical expert.Medical expert. Professional. Professional. Communicator.Communicator. Health advocate. Health advocate. Scholar.Scholar. Collaborator. Collaborator. Manager.Manager.

Page 8: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

SERTIFIKAT KOMPETENSISERTIFIKAT KOMPETENSI

Lembaga yang berhak menerbitkan Setifikat KompetensiLembaga yang berhak menerbitkan Setifikat Kompetensi : :

KOLEGIUM.KOLEGIUM. ((yaitu badan yang dibentuk oleh organisasi profesiyaitu badan yang dibentuk oleh organisasi profesi

untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yanguntuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebutbertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut))..

Syarat mendapatkan Sertifikat KompetensiSyarat mendapatkan Sertifikat Kompetensi : :

Memiliki Ijasah danMemiliki Ijasah dan Lulus uji kompetensi oleh Kolegium.Lulus uji kompetensi oleh Kolegium.

Jadi tugas KolegiumJadi tugas Kolegium : :

Membuat instrumen uji kompetensi.Membuat instrumen uji kompetensi. Menyelenggarakan ujian kompetensi.Menyelenggarakan ujian kompetensi. Menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi yang lulus.Menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi yang lulus.

Page 9: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

KEWENANGAN KEWENANGAN

Kewenangan melakukan amalan perobatanKewenangan melakukan amalan perobatan : :

Diperoleh setelah seseorang memiliki LISENSI.Diperoleh setelah seseorang memiliki LISENSI.

Sebutan Lisensi menurut UUPKSebutan Lisensi menurut UUPK : :

Surat Tanda Registrasi Surat Tanda Registrasi ((STRSTR)). .

Lembaga yang berhak memberikan LisensiLembaga yang berhak memberikan Lisensi ::

Konsil Kedokteran Indonesia.Konsil Kedokteran Indonesia.

Syarat mendapatkan Surat Tanda RegistrasiSyarat mendapatkan Surat Tanda Registrasi : :

Memiliki Ijasah,Memiliki Ijasah, Memiliki Sertifikat Kompetensi,Memiliki Sertifikat Kompetensi, Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah / janji,Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah / janji, Surat keterangan sehat fisik dan mental danSurat keterangan sehat fisik dan mental dan Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakanSurat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan

ketentuan Etika Profesi.ketentuan Etika Profesi.

Page 10: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PENGERTIAN LISENSIPENGERTIAN LISENSI

1.1. Merupakan “permit from government to do some act”, Merupakan “permit from government to do some act”, diberikan oleh Pemerintah atau Lembaga Independen yg diberikan oleh Pemerintah atau Lembaga Independen yg diberi kewenangan, misal Konsil Kedokteran Indonesiadiberi kewenangan, misal Konsil Kedokteran Indonesia..

Lisensi dokter di negeri jiran disebut “Perakuan Amalan Lisensi dokter di negeri jiran disebut “Perakuan Amalan Perubatan”, yg diberikan oleh Majelis Kesihatan Malaysia.Perubatan”, yg diberikan oleh Majelis Kesihatan Malaysia.

2. Diberikan kepada siapa saja yang memiliki kompetensi2. Diberikan kepada siapa saja yang memiliki kompetensi yg yg diperlukan, sebagaimana disyaratkan oleh UU. diperlukan, sebagaimana disyaratkan oleh UU.

3. Pada hakekatnya merupakan dokumen yang merubah 3. Pada hakekatnya merupakan dokumen yang merubah status hukum status hukum orang biasa yg tak punya privilegeorang biasa yg tak punya privilege menjadi menjadi seseorang yang memiliki privilegeseseorang yang memiliki privilege, yaitu boleh melakukan , yaitu boleh melakukan amalan tertentu amalan tertentu ((yang biasanya dapat membahayakan jika yang biasanya dapat membahayakan jika dilakukan oleh orang yang tak berkompetendilakukan oleh orang yang tak berkompeten))..Jadi lisensi bukan Jadi lisensi bukan surat tugas yang berkonotasi perintah surat tugas yang berkonotasi perintah yang dapat dikenai sanksi jika tidak dilaksanakan.yang dapat dikenai sanksi jika tidak dilaksanakan.

4.4. Untuk setiap orang yang memenuhi kriteria bisa diberikan Untuk setiap orang yang memenuhi kriteria bisa diberikan lisensi yang keberlakuannya untuk seluruh wilayah negara.lisensi yang keberlakuannya untuk seluruh wilayah negara.

Page 11: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MANAKAH YANG MENURUT UUPK

MERUPAKAN LISENSI ?

Page 12: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

DUA PASAL MEMASTIKAN STR = LISENSIDUA PASAL MEMASTIKAN STR = LISENSI

1. Psl 29 ayat 1. Psl 29 ayat ((33) ) UUPK Tentang Syarat Memperoleh STR :UUPK Tentang Syarat Memperoleh STR :a. a. Memiliki ijazahMemiliki ijazah..b. Pernyataan telah mengucapkan sumpah atau b. Pernyataan telah mengucapkan sumpah atau

janji.janji.c. Sehat fisik dan mental.c. Sehat fisik dan mental.d. d. Memiliki sertifikat kompetensiMemiliki sertifikat kompetensi..e. Pernyataan mematuhi & melaksanakan etika e. Pernyataan mematuhi & melaksanakan etika

profesi.profesi.

2.2. Psl 35 UUPK Tentang Kewenangan Psl 35 UUPK Tentang Kewenangan ((privilegeprivilege) ) setelah setelah memperoleh STR :memperoleh STR : Mewancarai pasienMewancarai pasien.. Memeriksa fisik dan mental pasienMemeriksa fisik dan mental pasien.. Menentukan pemeriksaan penunjangMenentukan pemeriksaan penunjang.. Menegakkan diagnosisMenegakkan diagnosis.. Menentukan penatalaksanaan & pengobatan pasienMenentukan penatalaksanaan & pengobatan pasien.. Melakukan tindakan kedokteran & kedokteran gigiMelakukan tindakan kedokteran & kedokteran gigi.. Menulis resep dan alat kedokteran DLLMenulis resep dan alat kedokteran DLL..Melihat ciri-ciri STR maka tidak diragukan lagi bahwa STR adalah LISENSI !!Melihat ciri-ciri STR maka tidak diragukan lagi bahwa STR adalah LISENSI !!

Page 13: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

KEGUNAAN LISENSI DOKTERKEGUNAAN LISENSI DOKTER

Setelah mendapat lisensi Setelah mendapat lisensi ((STRSTR)) maka dokter memiliki maka dokter memiliki privilegeprivilege sehingga berwenangsehingga berwenang m melakukan amalan perobatan:elakukan amalan perobatan:

A. A. Di Sarana KesehatanDi Sarana Kesehatan::

1. Milik Pemerintah 1. Milik Pemerintah ((Puskesmas, RS milik pemerintah, Puskesmas, RS milik pemerintah, RS militer, RS Polri dsbnyaRS militer, RS Polri dsbnya)) sebagai employee, mitra sebagai employee, mitra atau volunteer.atau volunteer.

2. Milik Swasta / Masyarakat:2. Milik Swasta / Masyarakat: a. Berbadan hukum a. Berbadan hukum ((RS Yayasan atau PTRS Yayasan atau PT) ) sebagai sebagai

employee, mitra atau volunteer.employee, mitra atau volunteer.

b. Tak berbadan hukum milik dokter pribadi b. Tak berbadan hukum milik dokter pribadi ((Praktik Praktik

Dokter Umum, Praktik Dokter Spesialis, Praktik Dokter Umum, Praktik Dokter Spesialis, Praktik Dokter Gigi dan Praktik Gigi SpesialisDokter Gigi dan Praktik Gigi Spesialis))..

B. B. Diluar Sarana KesehatanDiluar Sarana Kesehatan:: Mengobati keluarga, tetangga, teman, bakti sosial, dll. Mengobati keluarga, tetangga, teman, bakti sosial, dll.

Page 14: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

KONSEP KONSEP SURAT IZIN PRAKTIK SURAT IZIN PRAKTIK

((SIPSIP) )

Page 15: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

KONSEP SIPKONSEP SIP Suatu kesalahan dalam hal konsep jika UUPK masih sajaSuatu kesalahan dalam hal konsep jika UUPK masih sajamensyaratkan SIP mensyaratkan SIP ((disamping STRdisamping STR) ) bagi dokter yang ingin bagi dokter yang ingin melakukan pelayanan kesehatan di RS atau Puskesmas saja.melakukan pelayanan kesehatan di RS atau Puskesmas saja.

ALASANNYA :ALASANNYA :

1.1. SIP merupakan SIP merupakan Surat Izin Sarana Kesehatan Swasta Surat Izin Sarana Kesehatan Swasta tak berbadan hukum yg diselenggarakan doktertak berbadan hukum yg diselenggarakan dokter. . ((UU KesUU Kes))

2.2. Pada hakekatnya merupakan dokumen yg merubah status Pada hakekatnya merupakan dokumen yg merubah status hukum hukum Rumah BiasaRumah Biasa menjadi menjadi Sarana KesehatanSarana Kesehatan..

3. Hubungan antara 3. Hubungan antara RSRS dan dan Dokter yang bekerja di RS tsbDokter yang bekerja di RS tsb merupakan subject matter dari hukum privat shg yang merupakan subject matter dari hukum privat shg yang berhak memberi ijin ya …… Direktur RS tersebut, bukan berhak memberi ijin ya …… Direktur RS tersebut, bukan otoritas kesehatanotoritas kesehatan dalam bentuk SIP.dalam bentuk SIP.

4. Konsep UUPK tidak sejalan dengan UU Kesehatan yang 4. Konsep UUPK tidak sejalan dengan UU Kesehatan yang hanya mensyaratkan hanya mensyaratkan KEAHLIANKEAHLIAN dan dan KEWENANGANKEWENANGAN, , yang sebetulnya telah terpenuhi dengan adanya yang sebetulnya telah terpenuhi dengan adanya STRSTR..

Page 16: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

UU KESEHATANUU KESEHATAN PASAL 56PASAL 56

Sarana Kesehatan meliputi : Sarana Kesehatan meliputi : 1. Balai pengobatan.1. Balai pengobatan.2. Puskesmas.2. Puskesmas.3. Rumah sakit umum & rumah sakit khusus.3. Rumah sakit umum & rumah sakit khusus.4. 4. Praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik dokter Praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik dokter

spesialis dan praktik dokter gigi spesialis. spesialis dan praktik dokter gigi spesialis.5. Praktik bidan.5. Praktik bidan.6. Toko obat, apotik, PBF, pabrik obat dan bahan 6. Toko obat, apotik, PBF, pabrik obat dan bahan

obat.obat.7. Laboratorium dan lain-lain.7. Laboratorium dan lain-lain.

PASAL 59PASAL 59

((11) ) Semua Semua penyelenggaraan sarana kesehatanpenyelenggaraan sarana kesehatan harus memiliki harus memiliki izinizin..Jadi, Surat Izin Praktik harus diartikan sebagai Surat Izin Jadi, Surat Izin Praktik harus diartikan sebagai Surat Izin

Sarana Kesehatan milik dokter, bukan lisensi !!!Sarana Kesehatan milik dokter, bukan lisensi !!!

Page 17: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Non licenced Non licenced doctor (belumdoctor (belumpunya STR)punya STR)

Licenced doctorLicenced doctor (punya STR)(punya STR)

Belum berwenangBelum berwenangmelakukanmelakukanamalan perobatanamalan perobatan

Disebut MedicalDisebut MedicalDoctor (MD)Doctor (MD)

Sudah berwenangSudah berwenangmelakukan melakukan amalan perobatanamalan perobatan

Disebut GeneralDisebut GeneralPractitioner (GP)Practitioner (GP)

RS I

RS II

RS III

diluardiluarsarana sarana kesehatan kesehatan

STR

Licensing

SIRS

SIRS

SIRS

NB : SIRS = surat izin RS.NB : SIRS = surat izin RS.

SIP = surat izin praktik swasta perorangan.SIP = surat izin praktik swasta perorangan.

SIP

saranasaranakesehatan kesehatan milik doktermilik dokter

Jadi dokter diatas menggunakan STR nya untuk kerja di 4 sarana kesehatan !!!Jadi dokter diatas menggunakan STR nya untuk kerja di 4 sarana kesehatan !!!

Page 18: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

IMPLIKASI UUPK TERHADAP DOKTERIMPLIKASI UUPK TERHADAP DOKTER

1. Harus memiliki sertifikat KOMPETENSI dari kolegium.1. Harus memiliki sertifikat KOMPETENSI dari kolegium.

2. Harus memiliki KEWENANGAN 2. Harus memiliki KEWENANGAN ((LISENSILISENSI) ) dari Konsil.dari Konsil.

3. Harus selalu MENJAGA kompetensinya dengan terus 3. Harus selalu MENJAGA kompetensinya dengan terus menerus mengikuti pendidikan menerus mengikuti pendidikan

berkelajutan. berkelajutan.

Untuk masalah ini perlukah ada sanksi pidana?Untuk masalah ini perlukah ada sanksi pidana?

4. Harus memperbarui LISENSI yang habis masa berlakunya.4. Harus memperbarui LISENSI yang habis masa berlakunya.

5. Harus punya SIP jika ingin praktik swasta perorangan. 5. Harus punya SIP jika ingin praktik swasta perorangan. Untuk kerja di RS masihkah diperlukan SIP disamping STR?Untuk kerja di RS masihkah diperlukan SIP disamping STR?

6. Dalam menjalankan praktik harus selalu:6. Dalam menjalankan praktik harus selalu:

a. Memenuhi Standar Pelayanan yang berlaku.a. Memenuhi Standar Pelayanan yang berlaku. b. Menjalankan prosedur Informed Consent yang benar.b. Menjalankan prosedur Informed Consent yang benar. c. Melaksanakan manajemen Rekam Medis dengan baik.c. Melaksanakan manajemen Rekam Medis dengan baik. d. Menjaga Rahasia Kedokteran.d. Menjaga Rahasia Kedokteran. e. Menghormati semua Hak Pasien.e. Menghormati semua Hak Pasien.

Page 19: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

IMPLIKASI UUPK IMPLIKASI UUPK TERHADAP RUMAH SAKIT TERHADAP RUMAH SAKIT

1.1. Hanya boleh mempekerjakan dokter berlisensi Hanya boleh mempekerjakan dokter berlisensi ((STRSTR)). . Konsil perlu membatasi jumlah penggunaan STR untuk Konsil perlu membatasi jumlah penggunaan STR untuk bekerja di berapa Sarana Kesehatan !!! bekerja di berapa Sarana Kesehatan !!! Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai variabel.Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai variabel.

2.2. Memberikan Clinical Privilege sesuai kompetensi.Memberikan Clinical Privilege sesuai kompetensi.

3. Memfasilitasi agar dokter selalu melaksanakan layanan 3. Memfasilitasi agar dokter selalu melaksanakan layanan kesehatan sesuai standar pelayanan. kesehatan sesuai standar pelayanan.

4. Melaksanakan : 4. Melaksanakan : a. Manajemen Informed Consent yang benar.a. Manajemen Informed Consent yang benar.b. Manajemen Rekam Medik yang baik dan rapi.b. Manajemen Rekam Medik yang baik dan rapi.c. Manajemen Rahasia Kedokteran yang tertib.c. Manajemen Rahasia Kedokteran yang tertib.d. Manajemen Kendali Mutu d. Manajemen Kendali Mutu ((Audit Medik dsbnyaAudit Medik dsbnya))..

5. Memfasilitasi terlaksananya semua Hak Pasien.5. Memfasilitasi terlaksananya semua Hak Pasien.

6. Melakukan Tindakan Korektif thd dokter yang melanggar.6. Melakukan Tindakan Korektif thd dokter yang melanggar.

Page 20: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

IMPLIKASI UUPK THD MAHASISWAIMPLIKASI UUPK THD MAHASISWA

Mahasiswa BELUM memiliki:Mahasiswa BELUM memiliki:

1. 1. KompetensiKompetensi dan dan

2. 2. Kewenangan Kewenangan ((LisensiLisensi))..

Oleh sebab itu mereka, menurut UUPK & UU Kes, belum Oleh sebab itu mereka, menurut UUPK & UU Kes, belum memiliki privilege melakukan amalan perobatan dimanapun.memiliki privilege melakukan amalan perobatan dimanapun.

IMPLIKASI UUPK THD RESIDEN IMPLIKASI UUPK THD RESIDEN

Residen BELUM memiliki:Residen BELUM memiliki:

1. 1. Kompetensi SpesialistisKompetensi Spesialistis dan dan

2. 2. Kewenangan SpesialistisKewenangan Spesialistis..

Oleh sebab itu residen belum memiliki privilege melakukan Oleh sebab itu residen belum memiliki privilege melakukan amalan amalan perobatan spesialistisperobatan spesialistis terhadap pasien dimanapun. terhadap pasien dimanapun.

Tetapi residen yang sudah punya lisensi dokter umum sudah Tetapi residen yang sudah punya lisensi dokter umum sudah berhak melakukan amalan berhak melakukan amalan perobatan umumperobatan umum dimanapun. dimanapun.

Page 21: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PROBLEM HUKUM MAHASISWA TERGANTUNG BENTUK KETERLIBATANNYA

1.1. SECARA PASIFSECARA PASIF : :

Hanya melihat proses anamnesa, pemeriksaanHanya melihat proses anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, proses terapi maupun fisik, pemeriksaan penunjang, proses terapi maupun operasi yang dilakukan pembimbing?operasi yang dilakukan pembimbing?

2.2. SECARA AKTIFSECARA AKTIF : :

a. Melakukan pengobatan bersama pembimbing?a. Melakukan pengobatan bersama pembimbing?

b. Melaksanakan execution atas decision b. Melaksanakan execution atas decision ((planningplanning) ) yang dibuatyang dibuat oleh pembimbing?oleh pembimbing?

c. Membuat decision atau planning dan sekaligus c. Membuat decision atau planning dan sekaligus melakukan executionmelakukan execution))??

Jika keterlibatannya secara aktif maka masalah hukumnyaJika keterlibatannya secara aktif maka masalah hukumnyamenjadi lebih komplek dan perlu disikapi secara hati-hati.menjadi lebih komplek dan perlu disikapi secara hati-hati.

Page 22: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MAHASISWA RESIDEN

KEMAMPUAN BELUM ADA UMUM SUDAH ADA SAMA SEKALI SPESIALISTIS BELUM

KEWENANGAN BELUM ADA UMUM SUDAH ADA SAMASEKALI (BG YG BERLISENSI U)

SPESIALISTIS BELUM TANGGUNGJAWAB PEMBIMBING MANDIRI (UNTUK TINDAKAN UMUM) PEMBIMBING (UNTUK TIND. SPESIALISTIS)

TANGGUNGGUGAT RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT

Page 23: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MEMPEKERJAKAN RESIDEN DANMEMPEKERJAKAN RESIDEN DANMAHASISWA PERLU MEMPERHATIKANMAHASISWA PERLU MEMPERHATIKAN

1. Kepentingan pasien harus dinomersatukan, bukan 1. Kepentingan pasien harus dinomersatukan, bukan kepentingan pendidikan.kepentingan pendidikan.2. Prinsip kehati-hatian 2. Prinsip kehati-hatian ((strong precautionary principlestrong precautionary principle)) harus benar-benar dilaksanakan demi keselamatan pasien.harus benar-benar dilaksanakan demi keselamatan pasien.3. Hak-hak pasien harus dihormati.3. Hak-hak pasien harus dihormati.

4. Jenis tindakan medik yang boleh dilakukan 4. Jenis tindakan medik yang boleh dilakukan ((clinicalclinical privilegesprivileges)) mahasiswa dan residen harus disusun. mahasiswa dan residen harus disusun.5. Kualifikasi pembimbing harus dirumuskan.5. Kualifikasi pembimbing harus dirumuskan.

6. Harus ada “6. Harus ada “close supervisionclose supervision” guna mencegah terjadinya ” guna mencegah terjadinya kesalahan serta untuk mengatasi risiko kesalahan serta untuk mengatasi risiko ((adverse event adverse event atau adverse reactionatau adverse reaction)) yang secara tak terduga muncul. yang secara tak terduga muncul.7. Pembimbing harus benar-benar menjadi captain of the ship.7. Pembimbing harus benar-benar menjadi captain of the ship.

8. Tidak secara sembrono meninggalkan anak didik serta 8. Tidak secara sembrono meninggalkan anak didik serta memberi delegasi tugas-tugas berbahaya.memberi delegasi tugas-tugas berbahaya.

Page 24: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PERAN PERAN KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT

1. Mengatur hak klinik 1. Mengatur hak klinik ((clinical privilegesclinical privileges)) dokter. dokter.

2. Memperluas, mempersempit atau bahkan mencabut 2. Memperluas, mempersempit atau bahkan mencabut hak klinik dokter di RS. hak klinik dokter di RS.

3. Menetapkan spesifikasi PEMBIMBING.3. Menetapkan spesifikasi PEMBIMBING.

4. Merumuskan tugas dan tanggungjawab pembimbing.4. Merumuskan tugas dan tanggungjawab pembimbing.

5. Merumuskan clinical privileges5. Merumuskan clinical privileges mahasiswa & residen mahasiswa & residen ((tindakan medik yang boleh dikerjakan anak didiktindakan medik yang boleh dikerjakan anak didik))..

6. Menetapkan syarat dan tatalaksana kepaniteraan6. Menetapkan syarat dan tatalaksana kepaniteraan klinik di RS.klinik di RS.

Page 25: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG

PERLU DIWASPADAI

Page 26: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PERUBAHAN PERUBAHAN MASYARAKAT MASYARAKAT

1. Semakin materialistis & hedonistis.1. Semakin materialistis & hedonistis.

2. Semakin memahami haknya, namun celakanya, tidak 2. Semakin memahami haknya, namun celakanya, tidak diimbangi oleh peningkatan pemahaman mereka tentangdiimbangi oleh peningkatan pemahaman mereka tentang logika medik dan logika hukum.logika medik dan logika hukum.3. Semakin litigious 3. Semakin litigious ((gemar menuntut dokter dan RSgemar menuntut dokter dan RS))..

4. Semakin melihat dokter bukan sebagai partnership dalam4. Semakin melihat dokter bukan sebagai partnership dalam mengatasi masalah kesehatannya.mengatasi masalah kesehatannya.

5. Semakin menerima konsep HAM sebagai acuan bagi5. Semakin menerima konsep HAM sebagai acuan bagi penentuan kebijakan sosial dan hukum.penentuan kebijakan sosial dan hukum.

6. Semakin tinggi penghargaannya terhadap prinsip-prinsip 6. Semakin tinggi penghargaannya terhadap prinsip-prinsip konsumerisme, antara lain konsumerisme, antara lain ““he who pays the piper callshe who pays the piper calls the tunethe tune””..

Page 27: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PERUBAHAN PERUBAHAN DUNIA KEDOKTERAN DUNIA KEDOKTERAN

1. Ditandai oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga 1. Ditandai oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga memunculkan memunculkan medical paradoxesmedical paradoxes dan dan technical technical compulsioncompulsion (“(“if we can do, let do itif we can do, let do it”)”)..

2. Terjadi pergeseran nilai didalam dunia kedokteran dan 2. Terjadi pergeseran nilai didalam dunia kedokteran dan munculnya munculnya ““the slippery slope argumentthe slippery slope argument”” guna dijadikan guna dijadikan alasan pembenar bagi tindakan medis yang alasan pembenar bagi tindakan medis yang ethicallyethically questionablequestionable.. 3. Sifat paternalistik dalam hubungan terapetis mulai 3. Sifat paternalistik dalam hubungan terapetis mulai mengalami degradasi.mengalami degradasi.

4. Adanya intervensi konsep-konsep hukum kedalam praktek 4. Adanya intervensi konsep-konsep hukum kedalam praktek kedokteran.kedokteran.

5. Intervensi konsep HAM semakin kuat.5. Intervensi konsep HAM semakin kuat.

6. Prinsip-prinsip konsumerisme mulai mengganggu otonomi 6. Prinsip-prinsip konsumerisme mulai mengganggu otonomi profesi.profesi.

Page 28: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PERUBAHAN PASIENPERUBAHAN PASIEN

Patients more educated.Patients more educated.

Easy access to information through internet.Easy access to information through internet.

Lifestyle change.Lifestyle change.

Looking for value.Looking for value.

Demands and expectations different.Demands and expectations different.

((Timothy Low, 2004Timothy Low, 2004))

Page 29: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ICEBERG PHENOMENONICEBERG PHENOMENON

1.1. Seorang bayi mati terpanggang di meja operasi.Seorang bayi mati terpanggang di meja operasi.

2.2. Sebuah RS di Jakarta digugat 50 M oleh seorang Sebuah RS di Jakarta digugat 50 M oleh seorang Lawyer karena diduga memberikan obat melebihi Lawyer karena diduga memberikan obat melebihi dosis sehingga isterinya mengalami gagal ginjal.dosis sehingga isterinya mengalami gagal ginjal.

3. Sebuah rumah sakit di Jakarta digugat oleh bekas3. Sebuah rumah sakit di Jakarta digugat oleh bekas pasiennya membayar ganti rugi 1 Milyard serta pasiennya membayar ganti rugi 1 Milyard serta membiayai pengobatan di Singapore karena bayimembiayai pengobatan di Singapore karena bayi yg dilahirkan lewat Cesar mengalami patah tulang.yg dilahirkan lewat Cesar mengalami patah tulang.

4. Seorang dokter RS dilaporkan ke Polisi karena 4. Seorang dokter RS dilaporkan ke Polisi karena anak yg ditolong kelahirannya 3 tahun sebelumnya anak yg ditolong kelahirannya 3 tahun sebelumnya dengan vakum, menderita kelumpuhan otot leher.dengan vakum, menderita kelumpuhan otot leher.

5. Dokter B 5. Dokter B ((ahli THTahli THT)) dibacok pasiennya karena dibacok pasiennya karena kecewa atas hasil 2 kali operasi yang dilakukannya.kecewa atas hasil 2 kali operasi yang dilakukannya.

Page 30: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

APA APA TUJUAN KEDOKTERAN TUJUAN KEDOKTERAN

DILIHAT DARI SUDUT PANDANGDILIHAT DARI SUDUT PANDANGFILOSOFIS ?FILOSOFIS ?

MEMBUAT BAHAGIA?MEMBUAT BAHAGIA?

MEMERPANJANGMEMERPANJANG HIDUP?HIDUP?

MEMELIHARA DANMEMELIHARA DANMEMPERBAIKI KESEHATAN?MEMPERBAIKI KESEHATAN?

Page 31: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

THE NATURE of MEDICINE’STHE NATURE of MEDICINE’S GENUINE BUSINESSGENUINE BUSINESS

MEMBUAT BAHAGIA ?MEMBUAT BAHAGIA ?

Pandangan ini menyamakan sehat dengan bahagia.Pandangan ini menyamakan sehat dengan bahagia. Keberatannya, banyak orang tetap bahagia meskipunKeberatannya, banyak orang tetap bahagia meskipun berpenyakit sepanjang hayatnya.berpenyakit sepanjang hayatnya.

MEMPERPANJANG HIDUP ?MEMPERPANJANG HIDUP ?

Keberatannya, apa artinya hidup diperpanjang lebih Keberatannya, apa artinya hidup diperpanjang lebih lama jika hanya bisa terbaring di ICU dg biaya mahal.lama jika hanya bisa terbaring di ICU dg biaya mahal.

MEMELIHARA & MEMPERBAIKI KESEHATAN ?MEMELIHARA & MEMPERBAIKI KESEHATAN ? Pandangan filosofis ini yang lebih banyak diterima.Pandangan filosofis ini yang lebih banyak diterima. Tobin, 2000

Page 32: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

TANGGUNGJAWAB DOKTER TANGGUNGJAWAB DOKTER DILIHAT DARI ASPEK MORALDILIHAT DARI ASPEK MORAL

CURINGCURING : : - - Melakukan upaya penyembuhan Melakukan upaya penyembuhan..

- - Upaya curing tersebut seharusnya dihentikan manakala Upaya curing tersebut seharusnya dihentikan manakala sudah bersifat mubazir sudah bersifat mubazir ((futilefutile)) karena justru tidak etis karena justru tidak etis apabila upaya tersebut diteruskan. apabila upaya tersebut diteruskan.

CARINGCARING : : -- Melakukan perawatan Melakukan perawatan ((bukan upaya penyembuhanbukan upaya penyembuhan))..

-- Upaya tersebut harus diberikan terus sampai pasien Upaya tersebut harus diberikan terus sampai pasien

meninggal dunia meninggal dunia ((hospice carehospice care).).

Page 33: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

WHAT ISWHAT IS

ADVERSE EVENTADVERSE EVENT ??

Page 34: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ADVERSE EVENT:ADVERSE EVENT:

Kejadian yang berlawanan dengan harapan Kejadian yang berlawanan dengan harapan pasien dan bersifat injury yang lebih disebabkan pasien dan bersifat injury yang lebih disebabkan oleh intervensi medik daripada oleh penyakitnya oleh intervensi medik daripada oleh penyakitnya sendiri.sendiri.

PREVENTABLE ADVERSE EVENT:PREVENTABLE ADVERSE EVENT: Adverse event yang disebabkan oleh error, yangAdverse event yang disebabkan oleh error, yang sebetulnya dapat dicegah.sebetulnya dapat dicegah.

NEGLIGENT ADVERSE EVENT:NEGLIGENT ADVERSE EVENT:

Preventable adverse event yang dapat dikaitkanPreventable adverse event yang dapat dikaitkan dengan pelanggaran hukum dengan pelanggaran hukum ((negligencenegligence))..

((Institute of MedicineInstitute of Medicine))

Page 35: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ERRORERROR

The failure of a planed action to be completedThe failure of a planed action to be completedas intended as intended ((i.e., error of executioni.e., error of execution)) or or the use of a wrong plan to achieve an aim the use of a wrong plan to achieve an aim ((i.e., error i.e., error of planningof planning).). ((Institute of MedicineInstitute of Medicine))

MEDICAL ERRORMEDICAL ERROR

Kesalahan dlm menetapkan kebijakan medisKesalahan dlm menetapkan kebijakan medis((wrong planning / decisionwrong planning / decision)) atau kesalahan dalam atau kesalahan dalam menindaklanjuti kebijakan medis yang ditetapkanmenindaklanjuti kebijakan medis yang ditetapkan((wrong executionwrong execution))..

Page 36: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

SEBERAPA SERING

ADVERSE EVENT

TERJADI DI RUMAH SAKIT

DI AMERIKA

?

Page 37: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Study di Amerika menunjukkan per tahun:Study di Amerika menunjukkan per tahun:

43.458 orang mati karena KecelakaanLalu Lintas.43.458 orang mati karena KecelakaanLalu Lintas.

42.397 orang mati karena Cancer payudara.42.397 orang mati karena Cancer payudara.

16.516 orang mati karena AIDS.16.516 orang mati karena AIDS.

44.000 - 98.000 orang mati karena medical error 44.000 - 98.000 orang mati karena medical error ((preventable errorpreventable error).).

((Institute of MedicineInstitute of Medicine))

2700 orang mati dalam tragedi WTC2700 orang mati dalam tragedi WTC

Page 38: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

APAKAH SETIAP ADVERSE EVENT APAKAH SETIAP ADVERSE EVENT BERARTIBERARTI

MALPRAKTEKMALPRAKTEK??

Page 39: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Adverse EventAdverse Event

Adverse Event Adverse Event karena Error karena Error

Adverse Event Adverse Event karena Error yangkarena Error yangdapat dikatagorikandapat dikatagorikanNegligenceNegligence

Jumlah pasienJumlah pasienRawat Inap Rawat Inap

2,9 – 3,7 %2,9 – 3,7 %

2,03 – 2,59 %2,03 – 2,59 %

0,56 – 0,71 %0,56 – 0,71 %

Page 40: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MANIFESTASI MANIFESTASI ADVERSE EVENTADVERSE EVENT

3,7 % mengalami perpanjangan hospitalisasi, 3,7 % mengalami perpanjangan hospitalisasi, kelainan ketika keluar rumah sakit ataukelainan ketika keluar rumah sakit atau kedua-duanya.kedua-duanya.

2,6 % mengalami kelainan permanen 2,6 % mengalami kelainan permanen ((permanently permanently disabling injuriesdisabling injuries))..

13, 6 % menyebabkan kematian.13, 6 % menyebabkan kematian.

19 % mengalami komplikasi obat.19 % mengalami komplikasi obat.

14 % mengalami infeksi luka.14 % mengalami infeksi luka.

(Institute of Medicine)(Institute of Medicine)

Page 41: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PREVENTABLE PREVENTABLE ADVERSE EVENT ADVERSE EVENT ((KARENA ERRORKARENA ERROR))

44 % 44 % -------------- -------------- technical error. technical error.

17 % 17 % -------------- -------------- diagnostic error. diagnostic error.

12 % 12 % -------------- -------------- failure to prevent injury. failure to prevent injury.

10 % 10 % ---------------------------- error in the use of a drug. error in the use of a drug.

(Leape et al, 2001)(Leape et al, 2001)

Page 42: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

TYPE of ERRORSTYPE of ERRORS

DIAGNOSTIC ERROR:DIAGNOSTIC ERROR:

Kesalahan atau keterlambatan membuat diagnosis.Kesalahan atau keterlambatan membuat diagnosis.

Tidak menggunakan tes yang diindikasikan.Tidak menggunakan tes yang diindikasikan. Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman.Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman. Tidak bertindak terhadap hasil atau monitoring tes.Tidak bertindak terhadap hasil atau monitoring tes.

TREATMENT ERROR:TREATMENT ERROR:

Kesalahan dalam proses kerja, prosedur atau tes.Kesalahan dalam proses kerja, prosedur atau tes.

Kesalahan memberikan terapi.Kesalahan memberikan terapi. Kesalahan dosis atau cara memberikan obat.Kesalahan dosis atau cara memberikan obat. Keterlambatan (yang dapat dicegah) utk memberikan Keterlambatan (yang dapat dicegah) utk memberikan terapi atau merespon hasil abnormal suatu tes.terapi atau merespon hasil abnormal suatu tes. Melakukan perawatan yang tak benar atau takMelakukan perawatan yang tak benar atau tak diindikasikan.diindikasikan.

Page 43: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PREVENTIVE ERROR:PREVENTIVE ERROR:

Tidak menyediakan prophylactic treatment.Tidak menyediakan prophylactic treatment.

Tidak cukup melakukan monitoring atau follow-up Tidak cukup melakukan monitoring atau follow-up

terhadap terapi / tindakan yang telah diberikan.terhadap terapi / tindakan yang telah diberikan.

OTHERS :OTHERS :

Kegagalan komunikasi.Kegagalan komunikasi.

Kegagalan peralatan (equipment failure).Kegagalan peralatan (equipment failure). Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.

Leape et al, Quality Review Bulletin, 1993

Page 44: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ADVERSE DRUG EVENTADVERSE DRUG EVENTIN HOSPITALIN HOSPITAL

ADVERSE DRUG EVENT:ADVERSE DRUG EVENT:

Kejadian bersifat merusak Kejadian bersifat merusak ((injuryinjury)) yang disebabkan yang disebabkan oleh intervensi medik yang berkaitan dengan obat.oleh intervensi medik yang berkaitan dengan obat.

Tidak semua Adverse Drug Events disebabkan error.Tidak semua Adverse Drug Events disebabkan error.

Dikenal 2 macam error, yaitu error of commission Dikenal 2 macam error, yaitu error of commission ((memberikan obat yang salahmemberikan obat yang salah) ) dan error of omissiondan error of omission ((tidak memberikan obat yang mestinya diberikantidak memberikan obat yang mestinya diberikan)).. Menurunkan error rate secara signifikan Menurunkan error rate secara signifikan memerlukan multiple interventions.memerlukan multiple interventions. (Lesar, Briceland and Stein, 1997)(Lesar, Briceland and Stein, 1997)

Page 45: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PROSES MEDICATIONPROSES MEDICATION

A. PRESCRIBING (PERESEPAN) :A. PRESCRIBING (PERESEPAN) :

- Menilai kebutuhan dan menseleksi obat yang tepat.- Menilai kebutuhan dan menseleksi obat yang tepat. - Memperhatikan aspek individu dari therapeutic regimen.- Memperhatikan aspek individu dari therapeutic regimen. - Memperhitungkan agar tercapai respon positif.- Memperhitungkan agar tercapai respon positif.

B. DISPENSING (PENYEDIAAN) :B. DISPENSING (PENYEDIAAN) : - Mereview resep atau permintaan.- Mereview resep atau permintaan. - Memproses resep atau permintaan.- Memproses resep atau permintaan. - Meramu dan menyiapkan obat.- Meramu dan menyiapkan obat. - Menyediakan obat dalam cara dan waktu yang tepat.- Menyediakan obat dalam cara dan waktu yang tepat.

C. ADMINISTERING (PEMBERIAN KPD PASIEN) :C. ADMINISTERING (PEMBERIAN KPD PASIEN) : - Memberikan obat yang benar kepada pasien yg benar.- Memberikan obat yang benar kepada pasien yg benar. - Memberikan obat manakala dibutuhkan / diindikasikan.- Memberikan obat manakala dibutuhkan / diindikasikan. - Menjelaskan kepada pasien tentang obat yg diberikan.- Menjelaskan kepada pasien tentang obat yg diberikan. - Mengikutsertakan pasien dalam pemberian obat.- Mengikutsertakan pasien dalam pemberian obat.

Page 46: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

D. MONITORING (AMATAN SETELAH PEMBERIAN) :D. MONITORING (AMATAN SETELAH PEMBERIAN) :

- Memonitor dan mendokumentasikan respon pasien.- Memonitor dan mendokumentasikan respon pasien.

- Mengidentifikasi dan melaporkan adanya adverse drug - Mengidentifikasi dan melaporkan adanya adverse drug

events.events.

- Mengevaluasi kembali pemilihan obat, regimen, - Mengevaluasi kembali pemilihan obat, regimen,

frekuensi dan durasinya.frekuensi dan durasinya.

E. SYSTEM AND MANAGEMENT CONTROL :E. SYSTEM AND MANAGEMENT CONTROL :

- Berkolaborasi dan berkomunikasi diantara para- Berkolaborasi dan berkomunikasi diantara para pemberi pemberi layanan.layanan.

- Mereview dan memenej kelengkapan dari therapeutic - Mereview dan memenej kelengkapan dari therapeutic

drug regimen. drug regimen. (Nadzam, Deborah M; JCAH, 1991)

Page 47: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

BENTUK MEDICATION ERRORSBENTUK MEDICATION ERRORS

PrescribingPrescribing TranscribingTranscribing DispensingDispensing AdministrationAdministrationa. Kontraindikasia. Kontraindikasi

b. Duplikasib. Duplikasi

c. Tidak terbacac. Tidak terbaca

d. Instruksi tidak d. Instruksi tidak jelasjelas

e. Instruksi kelirue. Instruksi keliru

f. Instruksi tidak f. Instruksi tidak lengkaplengkap

g. Perhitungan g. Perhitungan dosis kelirudosis keliru

a. Salah a. Salah mengmengkopikopi

b. Dibaca kelirub. Dibaca keliru

c. Ada instruksi yang c. Ada instruksi yang terlewatkanterlewatkan

d. Instruksi tidak d. Instruksi tidak dikerjakandikerjakan

e. Instruksi verbal e. Instruksi verbal diterjemahkan diterjemahkan salahsalah

a. Incompatiblea. Incompatibleb. Extra doseb. Extra dosec. Gagal mencek instruksi c. Gagal mencek instruksi d. Sediaan obat burukd. Sediaan obat buruke. Instruksi penggunaan e. Instruksi penggunaan

obat tak jelasobat tak jelasf. Salah hitung dosisf. Salah hitung dosisg. Salah memberi labelg. Salah memberi labelh. Salah menuliskan h. Salah menuliskan

instruksiinstruksii. Dosis kelirui. Dosis keliruj. Pemberian obat di luar j. Pemberian obat di luar

instruksiinstruksik. Instruksi verbal k. Instruksi verbal

dijalankan keliru.dijalankan keliru.

a.a. Administration Administration errorerror

b. Kontraindikasib. Kontraindikasic. Obat tertinggalc. Obat tertinggal

di samping beddi samping bedd. Extra dosed. Extra dosee. Kegagalan e. Kegagalan

mencek instruksimencek instruksif. Tidak mencek f. Tidak mencek

identitasidentitasg. Dosis kelirug. Dosis keliruh. Salah menulis h. Salah menulis

instruksi instruksi i. Patient off i. Patient off j. Pemberian obat j. Pemberian obat

di luar instruksidi luar instruksik. Instruksi verbal k. Instruksi verbal

dijalankan kelirudijalankan keliru

American Hospital Association

Page 48: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

STUDY OF PRESCRIBING ERROR

13,9 % mengakibatkan turunnya fungsi ginjal dan hati.13,9 % mengakibatkan turunnya fungsi ginjal dan hati.

12,1 % pemberian kelas obat yg sama pada pasien allergi.12,1 % pemberian kelas obat yg sama pada pasien allergi.

11,4 % salah nama obat, dosis, atau singkatan.11,4 % salah nama obat, dosis, atau singkatan.

11,1 % salah hitung dosis (utamanya pada anak-anak).11,1 % salah hitung dosis (utamanya pada anak-anak).

10,8 % pertimbangan-pertimbangan yang tak lazim.10,8 % pertimbangan-pertimbangan yang tak lazim.

30 % berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi30 % berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi pengetahuan tentang penggunaan obat. pengetahuan tentang penggunaan obat. 29,2 % berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi 29,2 % berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi pengetahuan tentang faktor-faktor pasien yang pengetahuan tentang faktor-faktor pasien yang mempengaruhi.mempengaruhi.17,5 % penggunaan kalkulasi, desimal, unit dan rate17,5 % penggunaan kalkulasi, desimal, unit dan rate expression factors.expression factors.13,4 % salah nama obat, dosis atau singkatan.13,4 % salah nama obat, dosis atau singkatan.

Page 49: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

WHAT IS WHAT IS

MEDICAL MALPRACTICEMEDICAL MALPRACTICE

?

Page 50: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MALPRAKTEK (1)MALPRAKTEK (1)

Merupakan istilah yang:Merupakan istilah yang:

Sifatnya umum.Sifatnya umum.

Tidak selalu berkonotasi hukum Tidak selalu berkonotasi hukum ((bisa juga etikbisa juga etik)).. Hanya digunakan di bidang profesi.Hanya digunakan di bidang profesi. Berasal dari kata “mal” Berasal dari kata “mal” ((yang berarti salahyang berarti salah) ) dan dan kata “praktek”kata “praktek” ( (yang berarti pelaksanaan atau yang berarti pelaksanaan atau

tindakantindakan))..

Makna harfiyah = pelaksanaan atau tindakan yang salah.Makna harfiyah = pelaksanaan atau tindakan yang salah.

Makna terminologik = tindakan yang salah dalam rangkaMakna terminologik = tindakan yang salah dalam rangka melaksanakan suatu profesi.melaksanakan suatu profesi.

Oleh sebab itu sering disebut PROFESSIONAL Oleh sebab itu sering disebut PROFESSIONAL

MISCONDUCT.MISCONDUCT.

Page 51: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MALPRAKTEK (2)MALPRAKTEK (2)

Di negara Common Law, malpraktek masuk wilayah Di negara Common Law, malpraktek masuk wilayah hukum tort hukum tort ((civil wrong made against a person or civil wrong made against a person or propertiesproperties)) yang yang bersifat negligence bersifat negligence ((alpaalpa)) shg dokter shg dokter tidak dipidana, melainkan hanya membayar ganti rugi.tidak dipidana, melainkan hanya membayar ganti rugi. Pidana diterapkan hanya jika ada unsur intensional.Pidana diterapkan hanya jika ada unsur intensional.

Kecenderungan internasional akhir-akhir ini, baik di Kecenderungan internasional akhir-akhir ini, baik di Amerika maupun di Inggris mulai ada upaya-upaya untuk Amerika maupun di Inggris mulai ada upaya-upaya untuk mencoba mempidanakan dokter yg melakukan malpraktekmencoba mempidanakan dokter yg melakukan malpraktek yg bersifat negligence yg bersifat negligence ((utamanya yg mengakibatkan matiutamanya yg mengakibatkan mati)) meskipun kasusnya masih sangat sedikit meskipun kasusnya masih sangat sedikit ((sekitar 15 kasussekitar 15 kasus))..

Di Selandia Baru, undang-undangnya memungkinkanDi Selandia Baru, undang-undangnya memungkinkan untuk memperkarakan dokter dalam kasus pidana.untuk memperkarakan dokter dalam kasus pidana.

Di Indonesia, celakanya, ada pasal keranjang sampah Di Indonesia, celakanya, ada pasal keranjang sampah ((yakni Pasal 359 KUHPyakni Pasal 359 KUHP)) yang sering digunakan penegak yang sering digunakan penegak hukum untuk menjerat dokter kedalam kasus pidana.hukum untuk menjerat dokter kedalam kasus pidana.

Page 52: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ADVERSE EVENT

STANDAR LAYANANTERPENUHI

STANDAR LAYANAN TIDAK TERPENUHI

RISIKOMEDIK

UNFORESEENRISK

FORESEENRISK

MALPRAKTEK

DilakukanANTISIPASI

TanpaANTISIPASI

DIRECT CAUSATION

DIRECT CAUSATION

DAMAGES

DAMAGES

BUKAN MAL - PRAKTEK

Page 53: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Silahkan dokter ditangkap jika Silahkan dokter ditangkap jika benar-benar telah melakukan benar-benar telah melakukan tindakan medis yang memenuhi tindakan medis yang memenuhi rumusan delik pidana, yaitu:rumusan delik pidana, yaitu:a. actus reus (adanya perbuatan a. actus reus (adanya perbuatan tercela).tercela).b. mens rea (adanya sikap batinb. mens rea (adanya sikap batin yang salah). yang salah). Silahkan dokter digugat Silahkan dokter digugat membayar ganti rugi apabila membayar ganti rugi apabila pasien mengalami kerugian krn pasien mengalami kerugian krn karena dokter ingkarjanji atau karena dokter ingkarjanji atau melakukan tindakan melawan melakukan tindakan melawan hukum yang dibuktikan dengan hukum yang dibuktikan dengan adanya adanya Res Ipsa LoqoiturRes Ipsa Loqoitur atau atau adanya adanya empat unsur Dempat unsur D (Duty, (Duty, Dereliction of duty, Damage, Dereliction of duty, Damage, Direct causation between Direct causation between damage and dereliction).damage and dereliction).

Page 54: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

SEBELUM TERBUKTI

MASALAH YANG MUNCUL

DALAM

HUBUNGAN DOKTER - PASIEN

LEBIH TEPAT DISEBUT

KONFLIK ATAU SENGKETA

Page 55: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PROSES PROSES TERJADINYA SENGKETATERJADINYA SENGKETA

1.1. PRA KONFLIK :PRA KONFLIK :

Adanya keadaan yang mendasari rasa tak puas Adanya keadaan yang mendasari rasa tak puas ((predisposing factorpredisposing factor)). .

Adverse event dapat dijadikan predisposing factor. Adverse event dapat dijadikan predisposing factor.

2.2. KONFLIK :KONFLIK :

Keadaan dimana para pihak menyadari adanya Keadaan dimana para pihak menyadari adanya perasaan tidak puas.perasaan tidak puas.

3.3. SENGKETA :SENGKETA :

Keadaan dimana konflik dinyatakan dimuka umum Keadaan dimana konflik dinyatakan dimuka umum atau dilibatkannya pihak atau dilibatkannya pihak

ketiga.ketiga.

Page 56: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

ALTERNATIF PENYELESAIAN ALTERNATIF PENYELESAIAN

1. 1. Lumping itLumping it: membiarkannya dan menganggap tidak : membiarkannya dan menganggap tidak perlu diperpanjang.perlu diperpanjang.

2. 2. AvoidanceAvoidance: memilih untuk tak mau lagi berhubungan : memilih untuk tak mau lagi berhubungan dengan pihak yang pernah merugikan.dengan pihak yang pernah merugikan.

3.3. CoercionCoercion: salah satu pihak memaksakan pemecahan kpd : salah satu pihak memaksakan pemecahan kpd pihak lain pihak lain ((misalnya menggunakan debt collectormisalnya menggunakan debt collector))..

4. 4. NegotiationNegotiation: berunding, dimana kedua belah merupakan : berunding, dimana kedua belah merupakan pengambil keputusan.pengambil keputusan.

5.5. MediationMediation: menggunakan pihak ketiga untuk membantu : menggunakan pihak ketiga untuk membantu menemukan kompromi.menemukan kompromi.

6.6. ArbitrationArbitration: kedua pihak sepakat meminta pihak ketiga : kedua pihak sepakat meminta pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa dan menerima keputusan.untuk menyelesaikan sengketa dan menerima keputusan.

7. 7. AdjudicationAdjudication: ada pihak ketiga yang berwenang untuk : ada pihak ketiga yang berwenang untuk mencampuri masalah melalui vonis dan eksekusi.mencampuri masalah melalui vonis dan eksekusi.

Page 57: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PENYELESAIAN KONFLIK LEWAT JALUR HUKUM

LOGIKA PASIEN

LOGIKA DOKTER

LOGIKA HUKUM

LOGIKA HUKUM bisa bergeser (berpihak) pada logikapasien atau pada logika dokter atau tidak pada keduanya

Page 58: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

1.1. Hubungan terapetik merupakan hubungan kontraktualHubungan terapetik merupakan hubungan kontraktualsehingga asas-asas dalam berkontrak juga berlaku.sehingga asas-asas dalam berkontrak juga berlaku.

2. Bentuk perikatannya inspanning2. Bentuk perikatannya inspanning--verbintenis sehingga verbintenis sehingga dokter hanya diwajibkan memberikan upaya yang benar.dokter hanya diwajibkan memberikan upaya yang benar.

3.3. Adverse event yang terjadi tidak secara otomatis Adverse event yang terjadi tidak secara otomatis membuktikan adanya MALPRAKTEK.membuktikan adanya MALPRAKTEK.

4.4. Kesalahan diagnosis tidak selalu berarti MALPRAKTEK.Kesalahan diagnosis tidak selalu berarti MALPRAKTEK.

5.5. Dokter dapat dituntut pidana hanya apabila tindakannya Dokter dapat dituntut pidana hanya apabila tindakannya

memenuhi rumusan pidana memenuhi rumusan pidana ((mens rea & actus reusmens rea & actus reus))..

6. Dokter boleh digugat jika terjadi kerugian karena ingkar 6. Dokter boleh digugat jika terjadi kerugian karena ingkar janji atau karena tindakan melawan hukum janji atau karena tindakan melawan hukum ((ada buktiada bukti Duty, Dereliction of duty, Damage dan Direct causationDuty, Dereliction of duty, Damage dan Direct causation atau ada atau ada the thing speaks for itself = res ipsa loquitorthe thing speaks for itself = res ipsa loquitor))..

LOGIKA HUKUM LOGIKA HUKUM DALAM HUBUNGAN TERAPETIKDALAM HUBUNGAN TERAPETIK

Page 59: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

MENGAPA MENGAPA

DOKTER ATAU RUMAH SAKIT DOKTER ATAU RUMAH SAKIT HANYA DIWAJIBKAN HANYA DIWAJIBKAN

UNTUKUNTUK

MEMBERIKAN UPAYA MEDIK YANGMEMBERIKAN UPAYA MEDIK YANGMUTUNYA SESUAI STANDAR,MUTUNYA SESUAI STANDAR,

BUKAN BUKAN MEMBERIKAN KESEMBUHANMEMBERIKAN KESEMBUHAN

??

Page 60: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

k o n d i s i - s a k i t

resultante positif (akan sembuh)

resultante negatif (akan mati)

tindakan medis yang benar

daya tahan kualitas obat

respon individual terhadap obat

stadiumpenyakit

virulensi kepatuhan pasien

Medicine is a science of uncertainty, an art of probabilities.

tindakan medis yang salah

BUKAN TANGGUNGJAWAB DOKTER / RS

TANGGUNGJAWABDOKTER / RS

Page 61: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

TO ERR IS HUMANTO ERR IS HUMAN

HOW TO BUILD HOW TO BUILD A SAFER HEALTH SYSTEM A SAFER HEALTH SYSTEM

Page 62: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

Jika kita terbang dengan domestic flight, kecelakaan pasti Jika kita terbang dengan domestic flight, kecelakaan pasti terjadi setelah terbang terus menerus selama 400 tahun tanpa terjadi setelah terbang terus menerus selama 400 tahun tanpa berhenti. Jadi lebih aman naik pesawat daripada masuk RS. berhenti. Jadi lebih aman naik pesawat daripada masuk RS.

Page 63: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

UNDERSTANDING SAFETYUNDERSTANDING SAFETY

PERROW ‘ s NORMAL ACCIDENT THEORYPERROW ‘ s NORMAL ACCIDENT THEORY : :

Dalam sistem tertentu kecelakaan tak bisa dihindari.Dalam sistem tertentu kecelakaan tak bisa dihindari.

Dalam industri yg komplek & berteknologi tinggi makaDalam industri yg komplek & berteknologi tinggi maka kecelakaan merupakan hal yang normal.kecelakaan merupakan hal yang normal.

HIGH RELIABILITY THEORYHIGH RELIABILITY THEORY : :

Kecelakaan dapat dicegah dengan desain organisasi Kecelakaan dapat dicegah dengan desain organisasi dan manajemen yang baik.dan manajemen yang baik.

THE NATIONAL PATIENT SAFETY FOUNDATIONTHE NATIONAL PATIENT SAFETY FOUNDATION : :

Mendefinisikan patient safety sbg upaya menghindari Mendefinisikan patient safety sbg upaya menghindari

dan mencegah adverse outcome yang disebabkan olehdan mencegah adverse outcome yang disebabkan oleh proses layanan serta meningkatkan outcome. proses layanan serta meningkatkan outcome. Keselamatan (keamanan) pasien tidak hanya tertumpuKeselamatan (keamanan) pasien tidak hanya tertumpu pada person, peralatan atau departemen, tetapi jugapada person, peralatan atau departemen, tetapi juga pada interaksi komponen dan sistem. pada interaksi komponen dan sistem.

Page 64: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PRINSIP-PRINSIP MERANCANG SISTEM YANG AMAN (SAFETY SYSTEM IN HEALTH CARE ORGANIZATIONS)

1.1. Provide Leadership.Provide Leadership.

2.2. Respect Human Limits in Process Design.Respect Human Limits in Process Design.

3.3. Promote Effective Team Functioning.Promote Effective Team Functioning.

4.4. Anticipate the Unexpected.Anticipate the Unexpected.

5.5. Creating a Learning Environment.Creating a Learning Environment.

Page 65: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PROVIDE LEADERSHIP :

- Perlu pemimpin yg mampu menjadikan patient safetyPerlu pemimpin yg mampu menjadikan patient safety sebagai prioritas tujuan organisasi (rumah sakit).sebagai prioritas tujuan organisasi (rumah sakit).- Mampu menjadikan patient safety sbg tanggungjawab Mampu menjadikan patient safety sbg tanggungjawab

setiap orang yang terlibat dalam organisasi.setiap orang yang terlibat dalam organisasi.- Mampu merumuskan tugas-tugas dan ekspektasi yangMampu merumuskan tugas-tugas dan ekspektasi yang

jelas menyangkut patient safety.jelas menyangkut patient safety.- Mampu menyediakan human and financial resources Mampu menyediakan human and financial resources

guna menganalisis error dan mendisain ulang sistem.guna menganalisis error dan mendisain ulang sistem.- Mampu mengembangkan mekanisme yang efektif Mampu mengembangkan mekanisme yang efektif

untuk mengidentifikasi dan mengatasi para profesionaluntuk mengidentifikasi dan mengatasi para profesional

yang bekerja secara sembrono.yang bekerja secara sembrono.

(Institute of Medicine)

Page 66: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

RESPECT HUMAN LIMIT IN PROCESS DESIGN (HORMATI KETERBATASAN MANUSIA) :

- Rancang disain kerja yang aman (meliputi bebanRancang disain kerja yang aman (meliputi beban kerja, jam kerja, ratio pasien-perawat dsbnya). kerja, jam kerja, ratio pasien-perawat dsbnya). - Jangan mengandalkan memori (misalnya buat protap,Jangan mengandalkan memori (misalnya buat protap, checklist dsbnya).checklist dsbnya).- Gunakan cara-cara pemaksaan agar fungsi-fungsi Gunakan cara-cara pemaksaan agar fungsi-fungsi dilaksanakan dengan baik.dilaksanakan dengan baik.- Ingat bahwa manusia tidak dapat selalu berada dalamIngat bahwa manusia tidak dapat selalu berada dalam keadaan waspada dalam jangka waktu yang lama.keadaan waspada dalam jangka waktu yang lama.

- Sederhanakan proses kunci.- Sederhanakan proses kunci.

- Standardisasi proses-proses kerja (work processes). - Standardisasi proses-proses kerja (work processes).

(Institute of Medicine)

Page 67: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

PROMOTE EFFECTIVE TEAM FUNCTIONING

- Latih terus menerus orang-orang yang diharapkan Latih terus menerus orang-orang yang diharapkan dapat bekerja dalam tim.dapat bekerja dalam tim.

- Ikutsertakan pasien dalam mendisain patient safety Ikutsertakan pasien dalam mendisain patient safety dan proses pelayanan.dan proses pelayanan.ANTICIPATE THE UNEXPECTED- Gunakan pendekatan proaktif untuk memeriksa proses Gunakan pendekatan proaktif untuk memeriksa proses pelayanan dan mendisain ulang sebelum kecelakaanpelayanan dan mendisain ulang sebelum kecelakaan terjadi (misalnya menggunakan double-checking atauterjadi (misalnya menggunakan double-checking atau tiger tiger team). team). - Improve access to accurate, timely information (rekamImprove access to accurate, timely information (rekam medis & laporan lab selalu berada disamping pasien).medis & laporan lab selalu berada disamping pasien).- Buat rancangan agar supaya error dapat terlihat.Buat rancangan agar supaya error dapat terlihat.

Page 68: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt

CREATE A LEARNING ENVIRONMENT :

- Gunakan latihan-latihan simulasi bila mungkin.- Gunakan latihan-latihan simulasi bila mungkin.- Dorong agar orang mau melaporkan adanya error Dorong agar orang mau melaporkan adanya error

dan kondisi-kondisi bahaya.dan kondisi-kondisi bahaya.

- Jangan menghukum orang yang mau melaporkan - Jangan menghukum orang yang mau melaporkan

error.error.- Kembangkan kultur kerja agar komunikasi dapat Kembangkan kultur kerja agar komunikasi dapat

terjadi secara bebas diantara berbagai tingkat otoritas. terjadi secara bebas diantara berbagai tingkat otoritas.

- Implementasikan mekanisme feed back dan gunqkan - Implementasikan mekanisme feed back dan gunqkan

error sebagai sarana pembelajaran. error sebagai sarana pembelajaran.

((Institute of MedicineInstitute of Medicine))

Page 69: Sofwan Dahlan, Dr SpF SH - UUPK, Adverse Event, Medical Erro.ppt