analisis jurnal

2
Lumpur lapindo telah mengakibatkan hilangnya ruang publik yang berdampak pada terganggunya ranah publik. Kasus Lapindo sebagai sebuah bencana sosial yang artinya kerusakan yang terjadi bukanlah semata kerusakan fisik akibat luapan lumpur tapi pada gangguan -gangguan dalam sistem sosial masyarakat,maupun bagi kesehatan warga sekitar. Secara sederhana, tenggelamnya lahan -lahan produktif (bangunan, pekarangan dan sawah) telah mematikan produktivitas dari lahan -lahan tersebut. Dalam hal dampak terhadap kesehatan masyarakat, antara lain diakibatkan oleh gas yang muncul pada saat semburan lumpur dan material lumpur yang meluber menggenangi lahan sawah, kebun serta pemukiman penduduk. Gas yang dihasilkan tersebut dikhawatirkan menurunkan kualitas udara di sekitarnya, jika terhirup oleh manusia akan mengganggu sistem pernapasan. Menurut WALHI Jawa Timur (2006), sehari setelah terjadi blow out pertama, ikan yang ada di saluran irigasi banyak yang terapung mati. Tanaman yang ada di sekitar lumpur mengering dan mati. Sumber air (sumur dan sungai) di tiga desa (Siring, Renokenongo, Jatirejo) tak dapat lagi dikonsumsi karena telah tercemar. Warnanya berubah kekuning- kuningan (seperti mengandung minyak mentah). Setelah dilakukan pengukuran di lapangan oleh tim dari Bapedal Jatim menemukan bahwa banyak parameter kimia di air sumur penduduk yang melebihi persyaratan kualitas air. Salah satunya adalah kadar besi (Fe) yang jika dikonsumsi secara terus-menerus akan menimbulkan gangguan kesehatan. Air tidak jernih misalnya tercemar bahan organik, air akan menjadi media yang baik bagi kuman penyakit. Pada air tercemar bahan kimia organik akan menyebabkan gangguan fisiologis secara menahun bahkan bersifat toksik (Sanropie, 1984). Lumpur panas di Sidoarjo bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan iritasi kulit. Lumpur tersebut juga mengandung bahan karsinogenik yang bila menumpuk di tubuh bisa menyebabkan penyakit serius seperti kanker. Selain itu, jika masuk ke tubuh anak secara berlebihan bisa mengurangi kecerdasan (Hamid, 2006). Gangguan kesehatan yang sering dirasakan masyarakat antara lain mual, muntah, sakit kepala,

Upload: aswari-paldi

Post on 09-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

UUG

TRANSCRIPT

Lumpur lapindo telah mengakibatkan hilangnya ruang publik yang berdampak pada terganggunya ranah publik. Kasus Lapindo sebagai sebuah bencana sosial yang artinya kerusakan yang terjadi bukanlah semata kerusakan fisik akibat luapan lumpur tapi pada gangguan -gangguan dalam sistem sosial masyarakat,maupun bagi kesehatan warga sekitar. Secara sederhana, tenggelamnya lahan -lahan produktif (bangunan, pekarangan dan sawah) telah mematikan produktivitas dari lahan -lahan tersebut. Dalam hal dampak terhadap kesehatan masyarakat, antara lain diakibatkan oleh gas yang muncul pada saat semburan lumpur dan material lumpur yang meluber menggenangi lahan sawah, kebun serta pemukiman penduduk. Gas yang dihasilkan tersebut dikhawatirkan menurunkan kualitas udara di sekitarnya, jika terhirup oleh manusia akan mengganggu sistem pernapasan.Menurut WALHI Jawa Timur (2006), sehari setelah terjadi blow out pertama, ikan yang ada di saluran irigasi banyak yang terapung mati. Tanaman yang ada di sekitar lumpur mengering dan mati. Sumber air (sumur dan sungai) di tiga desa (Siring, Renokenongo, Jatirejo) tak dapat lagi dikonsumsi karena telah tercemar. Warnanya berubah kekuning-kuningan (seperti mengandung minyak mentah). Setelah dilakukan pengukuran di lapangan oleh tim dari Bapedal Jatim menemukan bahwa banyak parameter kimia di air sumur penduduk yang melebihi persyaratan kualitas air. Salah satunya adalah kadar besi (Fe) yang jika dikonsumsi secara terus-menerus akan menimbulkan gangguan kesehatan. Air tidak jernih misalnya tercemar bahan organik, air akan menjadi media yang baik bagi kuman penyakit. Pada air tercemar bahan kimia organik akan menyebabkan gangguan fisiologis secara menahun bahkan bersifat toksik (Sanropie, 1984).Lumpur panas di Sidoarjo bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan iritasi kulit. Lumpur tersebut juga mengandung bahan karsinogenik yang bila menumpuk di tubuh bisa menyebabkan penyakit serius seperti kanker. Selain itu, jika masuk ke tubuh anak secara berlebihan bisa mengurangi kecerdasan (Hamid, 2006). Gangguan kesehatan yang sering dirasakan masyarakat antara lain mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, diare, dan gatal-gatal. Sedangkan jumlah kasus untuk sejumlah penyakit di Puskesmas juga meningkat, antara lain diare, disentri, penyakit kulit baik karena infeksi maupun karena alergi, penyakit saluran pernapasan, dan gangguan sistem pencernaan.Dari hasil penelitian mengindikasikan bahwa telah terpapar besi (Fe) secara ingesti, hal ini dapat dilihat dari angka keluhan gangguan pencernaan dan gejala-gejala klinis yang timbul sesuai dengan gejala terpapar besi (Fe), antara lain: badan terasa mudah lelah, mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Namun untuk saat ini gejala yang terdeteksi masih sangat lemah, dan tidak dapat dilakukan uji klinis karena dampak paparan besi (Fe) secara ingesti bersifat kronis dan menahun, sehingga dampaknya baru akan terlihat jelas pada tahun- tahun berikutnya.Bencana sperti lumpur lapindo merupakan bencana yang disebabkan oleh mausia sediri dengan cara merusak alam demi mendapatkan sesuatu keuntungan, akibatnya tidak selamanya alam bisa di rusak, di exploitasi dengan tidak adanya pemugaran untuk alam itu sendiri. Maka dampak yang ditimbulkan adalah bencana yang merugikan bagi manusia itu sendiri. Kerugian yang ditimbulkan banyak bukan hanya fisik tetapi juga ekonomi, psikologis, sosial dan banyak. Setelah semua terjadi apa yang bisa dilakukan, tidak ada kecuali menghindar dari bencana itu.