analisis efisiensi pajak pada direktorat...

114
ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERIODE 2006-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Din Fadhila NIM: 107082003551 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014 M

Upload: tranhanh

Post on 13-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

ANALISIS EFISIENSI PAJAK

PADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERIODE 2006-2012

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Din Fadhila

NIM: 107082003551

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014 M

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai
Page 3: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai
Page 4: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai
Page 5: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai
Page 6: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Din Fadhila

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1990

3. Alamat : Komplek Buperta No.22 RT001/05 Pondok

Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur 13860

II. PENDIDIKAN

1. SDN KP. Sawah 02 Ciputat Tahun 1995-2001

2. SMPN 13 Jakarta Selatan Tahun 2001-2004

3. SMAN 66 Jakarta Selatan Tahun 2004-2007

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2014

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : (Alm.) Anton Widyanto

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 April 1964

3. Ibu : Emy Rianti

4. Tempat, Tanggal Lahir : Lampung, 9 oktober 1964

5. Alamat : Jln. Al-Muhlisin No.10 RT03/05 Sawangan,

Depok 16519

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

vii

ANALYSIS TAX EFFICIENCY OF DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERIOD 2006-2012

ABSTRAK

This study aims to analyze the tax revenue and employee salary of Direktorat Jenderal

Pajak in period 2006-2012. The aim of this research is to obtain information of rate

efficiency of Direktorat Jenderal Pajak. This research using descriptive analysis method and

ratio efficiency as data measurement. Tax revenue and employee salary period 2006-2012

used in this reasearch as main source data.

The result of this research indicate that the performance of efficiency of Direktorat

Jenderal Pajak is classified as good. The rate efficiency from 2006-2012 has good

classification that gets point under 0,50 percent. Tax revenue that received by Direktorat

Jenderal Pajak each year from 2006 until 2012 show good increase. Employee salary was

also increase each year.

Keyword: Tax revenue, employee salary, rate efficiency

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

viii

ANALISIS EFISIENSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERIODE 2006-2012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan pajak dan belanja pegawai

Direktorat Jenderal Pajak pada periode 2006-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat efisiensi Direktorat Jenderal Pajak. Metode yang digunakan penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif dan menggunakan rasio efisiensi bopo sebagai alat ukurnya. Data

yang digunakan adalah penerimaan pajak dari tahun 2006-2012 dan belanja pegawai dari

tahun 2006-2012 sebagai data utama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi dari Direktorat Jenderal Pajak

tergolong cukup baik. Tingkat efisiensi dari 2006 sampai dengan 2012 menunjukkan angka

dibawah 0,50 yang tergolong sangat baik. Penerimaan pajak dari tahun 2006 hingga tahun

2012 menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Anggaran yang dikeluarkan untuk belanja

pegawai setiap tahunnya juga meningkat.

Kata Kunci : Penerimaan pajak, belanja pegawai, tingkat efisiensi

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Efisiensi

Pajak Pada Direktorat Jenderal Pajak Periode 2006-2012”. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, Sang Tauladan

yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan Allah SWT

yang telah dianugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Almarhum Anton Widyanto, Ayahanda tercinta yang telah memberikan kasih

sayang, semangat, perhatian, doa dan segalanya bagi penulis. Terima kasih Ayah,

maaf jika penulis belum bisa memberikan yang terbaik untuk ayahanda.

2. Emy Rianti, Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, kritik, saran

serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis.

3. Saudara kandung penulis Kak Budi, Mizan serta Arif atas segala waktu, perhatian,

kasih sayang, kritik dan saran yang telah kalian berikan kepada penulis.

4. Keluarga kecil penulis, Ari Sugeng Rizkianto dan Bagaskara yang senantiasa

memberikan segala dukungan, semangat serta kasih sayangnya kepada penulis.

5. Keluarga Depok, Oma dan Om boss atas segala kasih sayang, perhatian dan doa

yang diberikan kepada penulis.

6. Keluarga Jambore, Ayah dan Ibu atas segala dukungan moril dan materiil yang

telah diberikan kepada penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu Dr. Rini SE, Ak., M.si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalan

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

x

penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak Ibu atas segala bimbingan dan konsultasi

yang diberikan selama ini. Semoga kebaikan ibu dibalas oleh Allah SWT. Amiin.

9. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih

atas segala bimbingan dan konsultasi yang Bapak berikan kepada penulis.

11. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

12. Sahabat-sahabat penulis, Puji Saraswati, Ramadhania, Rochmi, Dhien Melati,

Aprina, Dian Safitri, Destia Safitri, Hartati Nurakhmah atas segala semangat dan

pertemanan selama menjalani kuliah di kampus tercinta.

13. Teman-teman Akuntansi 2007, Akuntansi Pajak, dan lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

14. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung berkontribusi dalam

penyelesaian tugas akhir ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, April 2014

(Din Fadhila)

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi

ABSTRAK .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 15

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja .............................................................................................................. 17

1. Pengukuran Kinerja ................................................................................................... 20

2. Tujuan Penilaian Kinerja ........................................................................................... 23

3. Manfaat Penilaian Kinerja ......................................................................................... 24

B. Penerimaan Pajak ........................................................................................................... 28

C. Efisien ................................................................................................................ 34

D. Belanja pegawai ................................................................................................ 39

E. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 52

F. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 55

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 57

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................... 57

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 58

D. Metode Analisis Data ........................................................................................... 58

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................................... 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................................... 62

B. Hasil Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 63

1. Tingkat Penerimaan Pajak 2006-2012 ............................................................ 63

2. Jumlah Pegawai dan Tingkat Pengeluaran Belanja Pegawai .......................... 69

3. Tarif per Pegawai ............................................................................................ 72

4. Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) ........................ 75

Pembahasan dan Interpretasi .................................................................................. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 87

B. Implikasi ................................................................................................................ 89

C. Saran ...................................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Realisasi Penerimaan Pajak 2006-2012 ............................................................. 2

1.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak 2006-2012 ........................................... 6

1.3 Tunjangan Kegiatan Tambahan ......................................................................... 12

2.1 Rasio Efisiensi ................................................................................................... 35

2.2 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................ 52

3.1 Rasio Efisiensi ................................................................................................... 60

4.1 Penerimaan Pajak tahun 2006-2012 ................................................................... 65

4.2 Tingkat Penerimaan Pajak per tahun ................................................................. 67

4.3 Total Pegawai Pajak dan Belanja Pegawai ........................................................ 70

4.4 Tingkat Pengeluaran Belanja Pegawai per tahun ............................................... 71

4.5 Tarif per Pegawai ............................................................................................... 73

4.6 Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ........................................... 75

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xiv

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

1.1 Penerimaan Pajak 2006-2012 ............................................................................ 3

1.2 Belanja Pegawai Pajak 2006-2012 ...................................................................... 14

4.1 Penerimaan Pajak negara 2006-2012 ................................................................. 66

4.2 Tingkat Penerimaan Pajak 2006-2012 ............................................................... 68

4.3 Tingkat tarif pegawai 2006-2012 ...................................................................... 74

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xv

DAFTAR BAGAN

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 55

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi .................................................................. 95

2. Surat Keterangan Perubahan Judul Skripsi ......................................................... 96

3. Surat Izin Penelitian Akademik .......................................................................... 97

4. Surat Persetujuan Lokasi Penelitian DJP ............................................................. 98

Page 17: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu negara berkembang penerimaan pajak merupakan

wacana penting yang perlu diperhatikan setiap tahunnya, termasuk di

Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan perumusan RAPBN dan

pelaksanaan APBN, agar pelaksanaan pembangunan negara berjalan lancar

dan berkesinambungan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

seluruh masyarakat disegala bidang perlu adanya dukungan dana yang

memadai untuk mewujudkannya. Sebagai salah satu sumber penerimaan

kas Negara selain MIGAS yang memiliki kontribusi penting dalam

pembiayaan pembangunan, maka sudah seharusnya penerimaan pajak

harus terus ditingkatkan, menyusul semakin meningkatnya kebutuhan

masyarakat secara umum (Suryadi 2006:2).

Untuk menyelenggarakan pemerintahan umum dan melaksanakan

pembangunan diperlukan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

tersebut semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan

pembangunan itu sendiri. Dalam upaya mengurangi ketergantungan

sumber eksternal, pemerintah Indonesia secara terus-menerus berusaha

meningkatkan sumber pembiayaan pembangunan internal terutama berasal

dari penerimaan migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jendral

Page 18: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

2

Pajak adalah misi fiscal yaitu menghimpun penerimaan pajak berdasarkan

undang-undang perpajakan yang mampu menunjang kemandirian

pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Meskipun penerimaan pajak dari tahun ketahun terus meningkat tetapi

persentase kenaikan tersebut belum mencerminkan kondisi yang

diinginkan (Suryadi, 2006:2).

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak Negara 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber: BPS, Realisasi Penerimaan Negara, www.bps.go.id, 25/03/2013

Jenis-jenis

Penerimaan

Pajak

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

PPh 208.833 238.430 327.498 317.615 357.045 431.977 513.650

PPN & PPn

BM

123.035 154.526 209.647 193.067 230.605

298.441 336.057

PBB 20.858 23.723 25.354 24.270 28.581 29.058 29.687

BPHTB 3.184 5.953 5.573 6.465 8.026 - -

Pajak

Ekspor

1.091 4.237 13.578 565 8.898 25.439 23.206

Pajak

lainnya

2.287 2.737 3.035 3.116 3.969 4.194 5.632

Total

Penerimaan

Pajak

359.288 429.606 584.685 545.098 637.124 789.109 908.232

Page 19: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

3

Grafik 1.1

Penerimaan Pajak Negara Periode 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber: BPS, Realisasi Penerimaan Negara, www.bps.go.id, 25/03/2013

Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor

perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara

menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak saat itulah, Indonesia menganut

sistem self assessment. Penerapan self assessment system akan efektif

apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada

masyarakat telah terbentuk (Damayanti, 2004).

Sejak tahun 1984 telah diberlakukan system self assessment dalam

perpajakkan Indonesia, yang memberikan kepercayaan penuh kepada

wajib pajak (WP) untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan

melaporkan sendiri atas kewajiban pajaknya. Sistem perpajakan ini sangat

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PPh

PPn & PPnBM

PBB

BPHTB

Pajak Ekspor

Pajak lainnya

Total Penerimaan Pajak

Page 20: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

4

memerlukan kejujuran WP dalam menghitung pajak terutang dan harus

dibayar melalui pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Dalam

pelaksanaan undang-undang perpajakan, fungsi pengawasan sekaligus

pembinaan merupakan konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada

wajib pajak tersebut. Selain itu Direktorat Jendral Pajak juga melakukan

upaya penegakan hukum, yang salah satunya diwujudkan dengan

pengenaan sanksi di bidang perpajakan. Sebagai perwujudan bentuk

pengawasan dan pembinaan, kegiatan pemeriksaan pajak dilaksanakan

dari waktu ke waktu dan berkesinambungan (www.pajak.go.id).

Kepatuhan wajib pajak tidak akan secara otomatis meningkat jika

pemerintah tidak mengimbanginya dengan peningkatan mutu pelayanan

perpajakan, penegakan hukum yang tidak diskriminatif, transparansi

penggunaan pajak dan distribusi pemungutan pajak yang adil diwujudkan

dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain, kepatuhan

sukarela akan terbangun jika fungsi-fungsi pemerintah benar-benar

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan prinsip good

governance (Rosdiana dan Tarigan 2005).

Demikian juga dalam bidang aparatur negara, dimana telah

dilahirkannya reformasi birokrasi. Hal tersebut diawali dengan

dikeluarkannya UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang No.8 Tahun 1947 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Namun

demikian, proses reformasi birokrasi sendiri belum berjalan secara

maksimal seperti yang diharapkan. Meskipun perubahan ke arah perbaikan

Page 21: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

5

sudah berjalan, namun masih lambat. Perubahan masih bersifat parsial dan

berjalan sedikit demi sedikit dan belum terintegrasi antara satu sama lain.

Sehingga perbaikan yang telah dilakukan tersebut belum memberikan

dampak yang signifikan bagi perbaikan kondisi birokrasi secara

menyeluruh (www.bappenas.go.id).

Pegawai pajak juga tidak terlepas perannya dalam mencapai misi

fiskal. Tugasnya dalam memberikan penyuluhan dan turun langsung ke

masyarakat menyebabkan pentingnya peran pegawai pajak dalam

meningkatkan kepercayaan masyarakat luas. Namun, pandangan

masyarakat selama ini tentang pegawai pajak yang dinilai kurang

bersahabat juga mempengaruhi kepercayaan dan rasa respect dari wajib

pajak. Hal ini berbanding lurus dengan sikap pegawai pajak. Semakin

tinggi rasa kepercayaan masyarakat terhadap pegawai pajak, maka

semakin banyak pula masyarakat yang patuh dalam administrasi

perpajakannya. Maka sudah seharusnya pegawai pajak meningkatkan

kualitas pelayanannya. Pengaruh yang besar terhadap penerimaan pajak

negara mengharuskan pemerintah mengevaluasi para pegawai pajak,

terutama dalam hal kinerjanya. Untuk itu, dilakukan berbagai upaya agar

kinerja pegawai pajak semakin hari semakin baik (www.pajak.go.id).

Upaya Direktorat Jendral Pajak dengan mengedepankan kualitas

pegawai pajak dalam peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melaksanaan

kewajiban perpajakkannya sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga

diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap penerimaan pajak.

Page 22: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

6

Dengan itu diharapkan target penerimaan pajak dari seluruh potensi pajak

yang ada dapat dicapai semaksimal mungkin, sehingga memberikan

kontribusi positif terhadap penerimaan negara (www.pajak.go.id).

Tabel 1.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Tahun Target Penerimaan

Pajak (APBN)

Realisasi Penerimaan

Pajak

2006 425.050 359.288

2007 492.000 429.606

2008 534.000 584.685

2009 577.000 545.098

2010 743.000 637.124

2011 875.000 789.109

2012 1.011.000 908.232

Sumber : badan pusat statistik, target dan realisasi penerimaan pajak negara,

www.bps.go.id, 25-03-13

Menurut Badan Pemeriksa Keuangan, capaian target penerimaan

pajak setiap tahunnya masih belum sesuai dengan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Hal ini tentunya menjadi catatan penting

bagi Direktorat Jenderal Pajak yang dalam beberapa tahun anggaran belum

mampu memenuhi capaian target penerimaan negara sektor pajak (Hadi

Purnomo, badan pemeriksa keuangan).

Mengingat semakin meningkatnya penerimaan sektor pajak dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditiap-tiap tahunnya,

Page 23: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

7

Dirjen Pajak menyiapkan strategi guna memaksimalkan penerimaan pajak

negara. Pertama, melakukan penyempurnaan sistem administrasi

perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kedua, melakukan

ekstensifikasi WP Orang Pribadi berpendapatan tinggi dan menengah.

Kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan akan lebih fokus kepada orang

pribadi yang memiliki potensi untuk membayar pajak, sehingga kontribusi

dominan penerimaan pajak akan bergeser secara bertahap dari WP Badan

ke WP Pribadi. Ketiga, DJP juga akan melakukan perluasan basis pajak,

termasuk kepada sektor-sektor yang selama ini tidak terlalu banyak digali

potensinya, antara lain sektor perdagangan (usaha kecil dan menengah)

dan sektor properti. Keempat, melakukan optimalisasi pemanfaatan data

dan informasi berkaitan dengan perpajakan dari institusi lain. Hal ini

berkaitan dengan implementasi Pasal 35A UU KUP, karena persoalan

penerimaan pajak yang selama ini dihadapi oleh DJP adalah kurangnya

data yang valid. Kelima, DJP juga akan melakukan penguatan hukum bagi

para penghindar pajak guna memberi rasa keadilan, maka bagi WP yang

tidak menjalani kewajiban perpajakan dengan benar akan dilakukan

penegakan hukum mulai dari pemeriksaan, penyidikan dan penagihan.

Keenam, DJP akan melakukan penyempurnaan peraturan perpajakan

untuk lebih memberikan kepastian hukum dan perlakuan yang adil seta

wajar (www.pajak.go.id).

Terkait reformasi birokrasi sistem perpajakan, dari beberapa ide atau

masukan tentang cara, makna dan langkah reformasi birokrasi, maka

Page 24: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

8

pemerintah berdasar pada beberapa kajian yang telah dilakukan, kemudian

memilih untuk menerapkan prinsip-prinsip pemberian insentif bagi

pegawainya yang dikenal dengan istilah remunerasi (Martini, Topik

Utama).

Remunerasi atau pemberian dana tunjangan khusus bagi pegawai di

lingkungan Kementerian dan Lembaga mulai dilaksanakan pada tahun

2008 dengan pilot project di tiga Lembaga yaitu Kementerian Keuangan

(Kemenkeu), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung

(MA). Pada tahun 2010 remunerasi birokrasi akan dilaksanakan di 12

Kementerian/Lembaga (Martini, Topik Utama).

Ada beberapa alasan birokrasi itu harus direformasi (Budi Setiyono :

2004,hal 129-142) :

1. ketidakpuasan masyarakat luas kepada pemerintah, karena

dianggap pemerintah memiliki organisasi yang terlalu besar selalu

melakukan campur tangan dan cara tindaknya telah usang.

2. adanya globalisasi dan perdagangan bebas yang menuntut

pemerintah untuk dapat memenuhi keinginan dan me;ayani

kebutuhan pasar.

3. munculnya teori-teori ekonomi baru yang menyebabkan kinerja

pemerintah yang menggunakan paradigma lama harus segera

dirubah.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

9

4. adanya perkembangan teknologi yang mensyaratkan pemerintah

harus mampu mengadopsinya.

5. telah muncunya gerakan reformasi sejak tahun 1998 yang sampai

saat ini masih stagnan.

6. telah munculnya era otonomi daerah sejak tahun 1999 yang

menuntut perubahan paradigma, mindset, dan komitmen

pemerintah.

Sementara itu, ide lain tentang reformasi birokrasi (Agus Dwiyanto

2006: hal 37), yaitu :

1. perubahan stuktur birokrasi ; perubahan struktur ini dilakukan

sehingga pelayanan menjadi sederhana dan responsif.

2. perubahan non-struktur (atau kultur) birokrasi ; yaitu melakukan

perubahan budaya dan etika pelayanan.

3. perubahan lingkungan ; maksudnya adalah lingkungan birokrasi

itu sendiri sehingga akan muncul kontrol yang efektif terhadap

perilaku-perilaku birokrasi yang menyimpang.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan

publik yang baik, sejak tahun 2008 pemerintah telah memberikan

remunerasi pada beberapa Kementerian/Lembaga yang telah dan sedang

melakukan reformasi birokrasi. Dilihat dari sistem pemberiannya,

remunerasi dapat dibedakan atas prestasi kerja, lama kerja, senioritas atau

lama dinas, kebutuhan, dan premi atau upah borongan. Di Indonesia,

Page 26: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

10

kebijakan remunerasi diterapkan dengan sistem penggajian yang adil

karena disesuaikan berdasarkan kinerja PNS. Dengan sistem remunerasi

ini gaji pegawai di lingkungan pemerintah bersangkutan naik secara

signifikan (Martini, Topik utama).

Meningkatkan kinerja pegawai pajak yang pada akhirnya

meningkatkan penerimaan pajak negara juga harus diimbangi dengan

kesejahteraan pegawai pajak. Untuk itu pemerintah yang berwenang yaitu

Kementerian Keuangan memberikan remunerasi bagi para pegawai

Kementerian Keuangan termasuk juga pegawai Dirjen pajak pada tahun

2007. Sri Mulyani sewaktu menjadi Menkeu mengeluarkan peraturan yang

tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

164/KMK.03/2007. Salah satu pertimbangan pemberian tunjangan tersebut

adalah dalam rangka meningkatkan produktivitas, gairah, kerja, dan

profesionalisme serta disiplin pegawai yang mengemban tugas untuk

meningkatkan dan mengamankan penerimaan negara. Pemberian TKT

(Tunjangan Kegiatan Tambahan) tersebut tidak menghilangkan tunjangan

lain yang diterima semua pegawai Kemenkeu yaitu TKPKN (Tunjangan

Khusus Pembinaan Keuangan Negara) (www.kemenkeu.go.id).

Berikut Tabel Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Dirjen Pajak

berdasar Keputusan Menteri Keuangan No. 164/KMK.03/2007:

Page 27: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

11

Tabel 1.3

Tunjangan Kegiatan Tambahan

Direktorat Jenderal Pajak

No Jenis Tunjangan Gol/Eselon Besarnya

TKT

1

Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Pelaksana

a Pengatur Muda II/a 2.600.000

b Pengatur MudaTk I II/b 2.800.000

c Pengatur II/c 3.000.000

d Pengatur Tingkat I II/d 3.200.000

e Penata Muda III/a 4.800.000

f Penata Muda Tk I III/b 5.100.000

g Penata III/c 5.400.000

h Penata Tk I III/d 5.700.000

i Pembina IV/a 7.500.000

j Pembina Tk I IV/B 8.000.000

k Pembina Utama Muda IV/c 8.500.000

l Pembina Utama Madya IV/d 9.000.000

m Pembina Utama IV/e 9.500.000

2

Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Pejabat

Struktural

a Direktur Jenderal Ia 20.000.000

b Sekretaris Direktorat jenderal/Direktur/Kepala

Kanwil/Tenaga Pengkaji II a 16.600.000

c Tenaga Pengkaji/Kepala Unit pelaksana Teknis II b 13.200.000

d Kepala Sub Direktorat/Kabag/Kabid/Kepala Kantor

Pelayanan/Kepala Unit Pelaksana Teknis III a 10.800.000

e Kepala Sub bagian/Kepala Seksi/Kepala Kantor

peayanan, Penyuluhan, dan Komunikasi Perpajakan IV a 7.200.000

3

Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Fungsional

a Pemeriksa Pajak Ahli

Pemeriksa Pajak Madya

10.400.000

Pemeriksa Pajak Muda

7.600.000

Pemeriksa Pajak Pertama

6.800.000

b Pemeriksa Pajak Terampil :

Pemeriksa Pajak Penyelia

7.200.000

Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan

6.400.000

Pemeriksa Pajak Pelaksana

4.300.000

Page 28: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

12

c Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Penelaah

Keberatan 5.600.000

d Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) Account

Representative 5.600.000

Sumber: Kemenkeu, Tabel Tunjangan Tambahan Pegawai Dirjen Pajak,

www.depkeu.go.id 23/01/2013

Remunerasi yang diberikan pemerintah semata-mata agar pegawai

Kementerian Keuangan khususnya pegawai Dirjen Pajak maksimal dalam

peningkatan produktivitas dan kinerjanya. Sehingga penerimaan negara

dalam sektor perpajakan sesuai dengan yang diharapkan.

Namun perubahan dalam reformasi demokrasi dengan diadakannya

remunerasi telah membawa konsekuensi dalam struktur pengeluaran

belanja pemerintah, terutama untuk belanja pegawai. Sehingga

mengakibatkan adanya peningkatan pengeluaran belanja pegawai yang di

biayai oleh pemerintah. Grafik 1.2 menunjukkan bahwa setiap tahunnya

belanja pegawai yang dikeluarkan oleh pemerintah mengalami kenaikan.

Page 29: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

13

Grafik 1.2

Belanja Pegawai Pajak 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber: Laporan keuangan DJP, Pengeluaran Belanja Pegawai,

www.pajak.go.id 30/09/13

Penelitian mengenai hal serupa pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti. Penelitian tentang analisis efisiensi anggaran belanja dinas

pendidikan dilakukan oleh Fahrianta dan Carolina (2012) di Kabupaten

Kapuas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat belanja dinas

pendidikan secara keseluruhan menunjukkan tren meningkat, dengan rasio

efisiensi anggaran cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penelitian ini

menggunakan rasio efisiensi bopo untuk mengukur tingkat efisiensi

anggaran dinas pendidikan.

Sedangkan penelitian lainnya yang berjudul efisiensi pengeluaran

pemerintah daerah yang dilakukan oleh Dina Pertiwi (2007) di propinsi

Jawa Tengah menggunakan metode Data Envelopment Analysis dalam

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Belanja DJP

Belanja Pegawai

Page 30: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

14

penelitiannya. Hasil penelitian menunjukkan tingkat efisiensi anggaran

pendidikan dan anggaran kesehatan yang paling baik berada di daerah

Salatiga. Penelitian lainnya yang menggunakan metode perhitungan

dengan menggunakan rasio efisiensi bopo yaitu analisis efisiensi dan

efektivitas penerimaan pendapatan asli daerah yang dilakukan oleh

Julastiana dan Suartana (2012) menunjukkan bahwa tingkat efisiensi

penerimaan pajak dan retribusi daerah Kabupaten Klungkung tergolong

efisien yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 70,97 persen, sedangkan untuk

tingkat efektivitasnya tergolong sangat efektif yaitu rata-rata sebesar

112,36. Perbedaan antara penelitian diatas terletak pada periode penelitian,

letak objek penelitian dan sampel yang digunakan.

Mengacu pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian ”Analisis Efisiensi Pajak pada Direktorat Jenderal

Pajak Periode 2006-2012 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat penerimaan pajak periode 2006-2012?

2. Bagaimana tingkat pengeluaran belanja pegawai pajak periode 2006-

2012?

3. Bagaimana tingkat tarif pegawai pajak periode 2006-2012?

4. Bagaimana tingkat efisiensi pajak periode 2006-2012?

Page 31: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

15

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang:

a. Mengetahui tingkat penerimaan pajak periode 2006-2012

b. Mengetahui tingkat pengeluaran belanja pegawai pajak periode 2006-

2012

c. Mengetahui tingkat tarif pegawai peride 2006-2012

d. Mengetahui tingkat efisiensi pajak periode 2006-2012

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai

teori perpajakan dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Dan mengetahui tingkat efisiensi

Direktorat Jenderal Pajak.

b. Bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil

penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi bagi beberapa

penelitian dengan objek peneliti yang sejenis.

c. Bagi pegawai pajak agar dapat mengetahui apakah kinerja Direktorat

Jenderal Pajak selama ini telah efisien dan sesuai dengan yang

diharapkan. Penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikan bahan

Page 32: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

16

pertimbangan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi Direktorat

Jenderal Pajak. Sehingga akan berdampak pada peningkatan

penerimaan pajak negara.

d. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

bahan pertimbangan dalam membuat kebijaksanaan dalam mengatur

pegawai pajak dan dalam rangka mengevaluasi kinerja Direktorat

Jenderal Pajak agar lebih efisien dalam hal pengeluaran.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

Beberapa ahli mengemukakan pengertian mengenai kinerja adalah sebagai

berikut:

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67).

Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34).

Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa:

Individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa

karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki

percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

Kinerja yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris “performance”, oleh

Bernardin dan Russel dalam Ruky (2001) memberikan definisi:

Page 34: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

18

”Performance is de-fined as the record of outcomes produced on an

specified job function or activity during a specified time period” .

Dalam definisi mereka, jelas menekankan pengertian prestasi sebagai

“hasil” atau “apa yang keluar” (Outcomes) dari sebuah pekerjaan dan

kontribusi mereka pada organisasi.

Pengertian kinerja menurut Mustopadidjaya (1993) bahwa kinerja

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan

misi organisasi.

Kinerja (performance) juga dapat didefinisikan sebagai tingkat

pencapaian hasil atau “degree of accomplishment” atau dengan kata lain,

kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi, Rue & Byars

dalam Harbani Pasolong (2007:175).

Menurut Interplan dalam Harbani Pasolong (2007:175), kinerja adalah

berkaitan dengan operasi, aktivitas, program dan misi organisasi.

Selanjutnya menurut Gibson (1990:40), seseorang ditentukan oleh

kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Dikatakan

bahwa pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan

dan motivasi.

Keban (1995:1), kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan,

sedangkan Timpe dalam Harbani Pasolong (2007:176), kinerja adalah

prestasi kerja, yang ditentukan oleh faktor lingkungan dan perilaku

Page 35: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

19

manajemen. Hasil penelitian Timpe menunjukkan bahwa lingkungan kerja

yang menyenangkan begitu penting untuk mendorong tingkat kinerja

pegawai yang paling efektif dan produktif dalam interaksi sosial organisasi

akan senantiasa terjadi adanya harapan bawahan terhadap atasan dan

sebaliknya.

Pengertian lain juga disampaikan oleh Stephen Robbins (1989:439),

bahwa kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan

oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mangkunegara (2003:67), mengatakan bahwa kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Prawirosentono (1999:2), mengatakan kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam

suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Selain itu menurut Peter Jennergen dalam Steers (1985) pengertian

kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan seberapa jauh

pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi

tercapai.

Penilaian kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan

pengambilan keputusan dan akuntabilitas, sehingga dalam penerapannya

membutuhkan suatu artikulasi yang jelas mengenai misi, tujuan, sasaran,

Page 36: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

20

dan berhubungan dengan hasil program (Whittaker, 1993). Hasil dari

penilaian tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan

memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana dan titik di

mana perusahaan memberikan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan

pengendalian.

Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat

dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menunjukan

seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam konteks penelitian ini, maka

pengertian kinerja merupakan gambaran hasil kerja baik finansial maupun

non finansial yang dicapai pemerintah melalui pegawai pajak dalam upaya

pencapaian tujuan yaitu meningkatkan pendapatan pajak.

1. Pengukuran Kinerja

Berbicara tentang kinerja pegawai, erat kaitannya dengan cara

mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu

ditetapkan standar kinerja atau standard performance.

Menurut Mitchel yang dikutip Sedarmayanti dalam bukunya

Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (2001:51),

menyebutkan aspek-aspek yang meliputi kinerja yang dapat dijadikan

ukuran kinerja seseorang, yaitu sebagai berikut :

a. Kualitas Kerja (quality of work)

b. Ketepatan waktu (promptness)

c. Inisiatif (inisiative)

Page 37: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

21

d. Kemampuan (capability)

e. Komunikasi (communication)

Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan indikator dari aspek-

aspek kinerja menurut Sondang P. Siagian (1995:56), sebagai berikut:

a. Kualitas Kerja (Quality of Work) Indikatornya:

1. Cara kerja pelayanan

Dalam penelitian ini dapat diukur melalui sikap pegawai yang

ramah, sopan, prosedur yang mudah dimengerti, sederhana

dan adil.

2. Kesesuaian hasil kerja dengan tujuan organisasi

Dalam penelitian ini dilihat dari seberapa sesuainya antara

rencana kerja dengan tindakan yang dilakukan para pegawai

sehingga tujuan pelayanan benar benar tercapai.

b. Ketepatan Waktu (Promptness) Indikatornya:

1. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

Dalam penelitian ini diukur dari ketepatan waktu pegawai

dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta ketepatan waktu

dalam bekerja.

c. Inisiatif (Initiative) Indikatornya:

1. Pemberian ide/ gagasan

Dalam penelitian ini diukur dengan ide/gagasan yang

diberikan pegawai ke dalam lingkup organisasinya.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

22

2. Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi.

Dalam penelitian ini diukur melalui keputusan yang diambil

oleh pegawai dalam menghadapi permasalahan.

d. Kemampuan(Capability) Indikatornya;

1. Pengetahuan yang dimiliki

Dalam penelitian ini diukur dengan sejauh mana tingkat

pengetahuan pegawai tentang perpajakan dan tentang

pekerjaan yang dijalaninya.

2. Keterampilan yang dimiliki

Dalam penelitian ini diukur dengan melihat pelatihan-

pelatihan yang diikuti oleh pegawai sehingga mampu

menunjang kemampuannya dalam bekerja.

e. Komunikasi (Communication) Indikatornya:

1. Komunikasi intern (ke dalam) organisasi

Dalam penelitian ini diukur dengan sejauh mana komunikasi

antar pegawai dan antara pimpinan dengan pegawai dilihat

dengan seberapa intens koordinasi dilakukan dilingkup

organisasi.

2. Komunikasi ekstern (ke luar) organisasi

Dalam penelitian ini diukur dengan kemampuan pemberian

informasi/keterangan kepada masyarakat seputar pajak.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

23

3. Fasilitator

Dalam hal ini pegawai sebagai unsur yang memfasilitasi

komunikasi antara masyarakat dan pihak kantor pajak apabila

terkait permasalahan tentang pajak.

Menurut Gordon (2002), informasi yang termasuk dalam pengukuran

kinerja antara lain:

a. Efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang

dan jasa.

b. Kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa

diserahkan kepada pelanggan dan sampai sejauh mana pelanggan

terpuaskan).

c. Hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan.

d. Efektivitas tindakan dalam pencapaian tujuan.

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja menurut beberapa ahli:

Menurut Syafarudin Alwi (2001 : 187):

Secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang

bersifat evaluation dan development yang bersifat evaluation harus

menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian

kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem

seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus

menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan-

Page 40: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

24

kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi-pestasi yang

dikembangkan.

Menurut Mardiasmo (2002), tujuan pengukuran kinerja adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.

b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara

berimbang, sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian

strategi.

c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level

menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal

congeruence.

d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan

individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat

penting bagi organisasi. Penilaian kinerja memiliki tujuan pokok yaitu

menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan

perilaku dan kinerja anggota organisasi, yang selanjutnya informasi

tersebut digunakan untuk evaluasi dan pengembangan.

3. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja kontribusi hasil-hasil penilaian

merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan

Page 41: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

25

organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi

adalah :

1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan

latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal

penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan

perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai

6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.

Penilaian kinerja dalam hal ini pada akhirnya tidak terlepas dari

keterkaitannya untuk mencapai tujuan pemerintah dalam bidang pajak

yaitu untuk meningkatkan penerimaan pajak negara. Dengan

melakukan penilaian kinerja akan dapat memperoleh beberapa

manfaat (Mulyadi, 1993), diantaranya:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan, seperti transfer, promosi, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan.

d. Untuk menyediakan umpan balik dari karyawan mengenai

bagaimana atasan manilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Page 42: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

26

Penilaian Kinerja Pada Sektor Publik

Sistem penilaian kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu

strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran

kinerja diperkuat dengan menetapkan reward an punishment system.

Penilaian kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga

maksud. Pertama, penilaian kinerja sektor publik dilakukan untuk

membantu memperbaiki kinerja pemerintah berfokus pada tujuan dan

sasaran program unit kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan

pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk

pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran

kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggung

jawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

Tolak Ukur Kinerja Pajak

Perhitungan yang digunakan untuk mengukur kinerja pajak yang dalam

penelitian ini adalah Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat penerimaan pajak

Untuk menghitung tingkat penerimaan pajak pertahun digunakan rumus

sebagai berikut:

Penerimaan pajak th x – Penerimaan pajak th (x-1)

Page 43: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

27

2. Tingkat belanja pegawai

Untuk menghitung tingkat pengeluaran belanja pegawai digunakan

rumus sebagai berikut:

Pengeluaran Belanja Pegawai th x - Pengeluaran

Belanja Pegawai th (x-1)

3. Rasio efisiensi bopo

Tolak ukur kinerja pajak salah satunya dengan menghitung tingkat

efisiensinya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

rasio efisiensi bopo. Konsep efisiensi (Riswan dan Viani, 2012) adalah

hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli

oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Beban Operasional th x X 100%

Pendapatan Operasional th x

4. Tingkat Tarif Pegawai

Perhitungan yang digunakan peneliti untuk menghitung tarif pegawai

adalah sebagai berikut:

Pengeluaran Belanja Pegawai th x

Jumlah Pegawai th x

Page 44: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

28

B. Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak adalah penghasilan yang diperoleh oleh pemerintah

yang bersumber dari pajak rakyat. Tidak hanya sampai pada definisi

singkat di atas bahwa dana yang diterima di kas negara tersebut akan

dipergunakan untuk pengeluaran pemerintah untuk sebesar-besarnya

kemakmuran yang berasaskan kepada keadilan sosial.

Untuk dapat mencapai tujuan ini, negara harus melakukan

pembangunan di segala bidang. Sebagai sebuah negara yang berdasarkan

hukum material/sosial, Indonesia menganut prinsip pemerintahan yang

menciptakan kemakmuran rakyat. Dalam hal ini, ketersediaan dana yang

cukup untuk melakukan pembangunan merupakan faktor yang amat

penting. Dalam menjamin ketersediaan dana untuk pembangunan ini, salah

satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan

pemungutan pajak.

Andriani dalam Barata dan Ardian (1989) mendefinisikan pajak

sebagai iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Sedangkan pajak menurut Soemitro dalam Suharno (2003) adalah

peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai

Page 45: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

29

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang

menurut sumber utama untuk membiayai public investment.

Apabila ditelaah lebih dalam ternyata di dalam definisi pajak tersebut

terkandung maksud:

1. Iuran yang dapat dipaksakan, pemerintah dapat memaksa wajib pajak

untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan surat paksa dan

sita. Kelalaian dan pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak dapat

dikenakan hukuman (sanksi) berupa hukuman denda, kurungan maupun

penjara.

2. Setiap wajib pajak yang membayar iuran/pajak kepada negara tidak

akan mendapat balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan. Tetapi

imbalan yang secara tidak langsung diperoleh Wajib Pajak berupa

pelayanan pemerintah yang ditujukan kepada seluruh masyarakat

melalui penyelenggaraan sarana irigasi, jalan, sekolah, dan sebagainya.

Dalam rangka penerimaan pajak perlu diketahui teori-teori yang

melatarbelakangi dilakukannya pemungutan pajak, sebagaimana

diungkapkan Rimsky dalam Suharno (2003), yaitu:

1. Teori Asuransi.

Dalam teori ini ditekankan mengenai keadilan dan keabsahan

pemungutan pajak seperti yang berlaku dalam perjanjian asuransi,

di mana perlindungan yang diberikan oleh negara kepada warganya

dalam bentuk keselamatan dan keamanan jiwa serta harta benda

diperlukan suatu pembayaran dalam bentuk pajak.

Page 46: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

30

2. Teori Kepentingan.

Penekanan teori ini adalah mengenai keadilan dan keabsahan

pemungutan pajak berdasarkan besar kecilnya kepentingan

masyarakat dalam suatu negara.

3. Teori Bakti.

Negara mempunyai hak utuk memungut pajak dari warganya

sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal penyediaan

fasilitas umum yang diselenggarakan oleh negara.

4. Teori Daya Pikul.

Keadilan dan keabsahan negara dalam memungut pajak dari

warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-

masing anggota masyarakatnya, dan bukan pada besar kecilnya

kepentingan.

5. Teori Daya Beli.

Keadilan dan keabsahan pemungutan pajak yang dilakukan negara

ini lebih cenderung melihat aspek akibat yang baik terhadap kedua

belah pihak (masyarakat dan negara) sehingga negara dapat

memanfaatkan kekuatan dan kemampuan beli (daya beli)

masyarakat untuk kepentingan negara yang pada akhirnya akan

dikembalikan atau disalurkan kembali kepada masyarakat.

Beberapa faktor yang berperan penting dalam menjamin

optimalisasi penerimaan pajak adalah:

Page 47: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

31

1. Kejelasan dan Kepastian Peraturan Perundang-undangan dalam

Bidang Perpajakan

Secara formal, pajak harus dipungut berdasarkan undang-undang

demi tercapainya keadilan dalam pemungutan pajak “No taxation

without representation” atau “Taxation without representation is

robbery ( Mayhew 1750)”. Namun, keberadaan undang-undang

saja tidaklah cukup. Undang-undang haruslah jelas, sederhana dan

mudah dimengerti, baik oleh fiskus, maupun oleh pembayar pajak.

Timbulnya konflik mengenai interpretasi atau tafsiran mengenai

pemungutan pajak akan berakibat pada terhambatnya pembayaran

pajak itu sendiri.

2. Tingkat Intelektualitas Masyarakat

Sejak tahun 1984, sistem perpajakan di Indonesia menganut prinsip

Self Assessment. Prinsip ini memberikan kepercayaan penuh

kepada pembayar pajak untuk melaksanakan hak dan kewajibannya

dalam bidang perpajakan, seperti yang tertuang dalam Undang-

Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 4 ayat (1) menyatakan: wajib

pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan

dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.. Sementara

di Pasal 12 ayat (1) dinyatakan: setiap wajib pajak wajib membayar

pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya

Page 48: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

32

surat ketetapan pajak. Dalam hal ini, pembayar pajak mengisi

sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) yang dibuat pada setiap akhir

masa pajak atau akhir tahun pajak. Selanjutnya, fiskus melakukan

penelitian dan pemeriksaan mengenai kebenaran pemberitahuan

tersebut. Dengan menerapkan prinsip ini, pembayar pajak harus

memahami peraturan perundangundangan mengenai perpajakan

sehingga dapat melakukan tugas administrasi perpajakan. Untuk

itu, intelektualitas menjadi sangat penting sehingga tercipta

masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajibannya

tanpa ada unsur pemaksaan. Namun, semuanya itu hanya dapat

terjadi bila memang undangundang itu sendiri sederhana, mudah

dimengerti, dan tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

3. Kualitas Fiskus (Petugas Pajak)

Kualitas fiskus sangat menentukan di dalam efektivitas

pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Bila dikaitkan dengan optimalisasi target penerimaan pajak, maka

fiskus haruslah orang yang berkompeten di bidang perpajakan,

memiliki kecakapan teknis, dan bermoral tinggi.

4. Sistem Administrasi Perpajakan yang Tepat

Seberapa besar penerimaan yang diperoleh melalui pemungutan

pajak juga dipengaruhi oleh bagaimana pemungutan pajak itu

dilakukan. Menurut Smith (1901), pemungutan pajak hendaknya

didasarkan atas empat asas, yaitu:

Page 49: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

33

a. Equity/Equality di mana keadilan merupakan pertimbangan

penting dalam membangun sistem perpajakan. Dalam hal ini,

pemungutan pajak hendaknya dilakukan seimbang dengan

kemampuannya. Negara tidak boleh melakukan diskriminasi di

antara sesama pembayar pajak.

b. Certainty, yaitu pajak yang harus dibayar haruslah terang

(certain) dan tidak mengenal kompromis (not arbitrary).

Kepastian hukum harus tercermin mengenai subyek, obyek,

besarnya pajak dan juga ketentuan mengenai pembayaran.

c. Convenience adalah pajak harus dipungut pada saat yang paling

baik bagi pembayar pajak, yaitu saat diterimanya penghasilan.

d. Economy, yaitu pemungutan pajak hendaknya dilakukan

sehemat-hematnya. Biaya pemungutan hendaknya tidak

melebihi pemasukan pajaknya.

Keempat asas di atas sebenarnya sudah tercakup dalam sasaran dari

reformasi perpajakan di Indonesia. Menurut Rosdiana dan Tarigan (2005),

enam sasaran utama yang dilakukan pemerintah pada tahun 1984 dalam

reformasi perpajakan mencakup:

1. Penerimaan negara dari sektor perpajakan menjadi bagian dari negara

yang mandiri dalam rangka pembiayaan pembangunan nasional.

2. Pemerataan dalam pengenaan pajak dan keadilan dalam pembebanan

pajak.

3. Menjamin adanya kepastian.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

34

4. Sederhana.

5. Menutup peluang penghindaran pajak dan/atau penyelundupan pajak

oleh wajib pajak dan penyalahgunaan wewenang oleh petugas pajak.

6. Memberikan dampak yang positif dalam bidang ekonomi.

C. Efisien

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna

pencapaian hasil yang optimum. Kata Efisien menurut kamus besar bahasa

Indonesia :

Efisien yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)

sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya),

mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya

guna, bertepat guna.

Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah

ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan

penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran

yang diterima (Agus Wibisono 2010).

Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, efisiensi adalah

hubungan antara masukan dan keluaran, efisiensi merupakan ukuran

apakah penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh

organisasi perangkat pemerintahan untuk mencapai tujuan organisasi

perangkat pemerintahan dapat mencapai manfaat tertentu.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

35

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal

14 Desember 2001, tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan. Beban

operasi terhadap pendapatan operasi dihitung dengan formula atau rumus

total beban operasional per total pendapatan operasional.

rumus : beban operasional x 100%

pendapatan operasional

Tabel 2.1

Rasio Efisiensi

Rasio Nilai Kategori

< 0,50

0,50 – 0,65

0,65 – 0,85

0,85 – 1,00

> 1,00

5

4

3

2

1

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Rendah

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP

Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain :

1. Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan-

keluaran (input-output).

2. Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan pengorbanan seminimal mungkin atau

dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika

pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran dengan

biaya yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil

yang diinginkan.

Page 52: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

36

3. Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai

dengan memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja antar instansi

pemerintah daerah dengan memanfaatkan potensi dan

keanekaragaman suatu daerah.

Faktor penentu efisiensi adalah :

1. Faktor teknologi pelaksanaan pekerjaan.

2. Faktor struktur organisasi yaitu susunan yang stabil dari jabatan-

jabatan baik itu struktural maupun fungsional.

3. Faktor sumber daya manusia seperti tenaga kerja, kemampuan

kerja, maupun sumber daya fisik seperti peralatan kerja, tempat

bekerja serta dana keuangan.

4. Faktor dukungan kepada aparatur dan pelaksanaanya baik

pimpinan maupun masyarakat.

5. Faktor pimpinan dalam arti kemampuan untuk mengkombinasikan

keempat faktor tersebut kedalam suatu usaha yang berdaya guna

dan berhasil guna untuk mencapai sasaran yang dimaksud.

Efisiensi Anggaran

Efisiensi merupakan salah satu prinsip penganggaran yang diterapkan

dalam konsep value for money. Menurut HEFCE (The Higher

Education Funding Council for England) dari The University of

Cambridge 2010, menyebutkan bahwa Value for Money (VIM) adalah

istilah yang digunakan untuk menilai apakah suatu organisasi telah

memperoleh manfaat maksimal dari penggunaan keterbatasan sumber

Page 53: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

37

daya yang tersedia atau belum. Dalam rangka menilai dan menukur

penerapan VIM suatu organisasi masih merupakan suatu tantangan

tersendiri, apalagi bila unsur kualitas dan keberlanjutan yang ada

masih bersifat subyektif, tidak terukur, intangible dan disalahartikan

(missunderstood). Karena itu, diperlukan adanya pertimbangan-

pertimbangan dalam menilai keberhasilan penerapan VIM disuatu

organisasi. Penilaian VIM tidak hanya berkaitan dengan pengurangan

biaya, melainkan juga berkairan dengan kualitas (cost-benefit),

penggunaan sumber daya, pencapaian tujuan, dan ketepatan waktu.

Menurut Harvey dan Green (1993), Value for money adalah salah

satu bagian dari kualitas, yaitu lebih melihat kualitas dalam hal

pencapaian hasil (outcome). Misalnya bila hasil (outcome) yang sama

dapat dicapai dengan biaya lebih rendah, atau hasil (outcome) yang

lebih baik dapat dicapai dengan biaya yang sama, maka suatu

organisasi telah menerapkan VIM dengan baik.

Value for Money dalam proses penganggaran meliputi ekonomis,

efisiensi dan efektifitas. Ekonomis berarti pemilihan dan penggunaan

sumberdaya dalam jumlah dan kualitas tertentu dengan biaya yang

rendah merupakan ukuran penggunaan dana publik sesuai dengan

kebutuhan sesungguhnya. Efisiensi berkaitan dengan penggunaan

sumber dana yang terbatas (biaya yang rendah) untuk menghasilkan

output yang maksimal. Dapat dikatakan juga bahwa efisiensi adalah

ukuran penggunaan dana publik (public money) yang dapat

Page 54: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

38

menghasilkan output maksimal (berdayaguna). Sedangkan, Efektifitas

berkaitan dengan penggunaan biaya yang rendah dapat mencapai

target atau tujuan kepentingan publik atau dengan kata lain, efektifitas

adalah ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur

dapat mencapai tujuan kepentingan publik. Berdasarkan perspektif

pengeluaran publik, maka penerapan VIM harus menggunakan

pendekatan “spending less (ekonomis)” “spending well (efisiensi)”

dan “spending wisely (efektifitas)”. Secara detail konsep value for

money dapat dilihat pada Gambar dibawah

Manfaat konsep VIM dalam manajemen keuangan negara antara

lain adalah :

b. efektifitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan tepat sasaran.

c. meningkatkan mutu pelayanan publik.

d. biaya pelayanan yang murah karena hilangnya inefisiensi dan

penghematan dalam penggunaan resources.

e. alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik,

dan

f. meningkatkan public cost awareness sebagai pelaksanaan

pertanggungjawaban publik.

Menurut NHS Institute (www.improvementnetwork.gov.uk), Value for

Money dapat dicapai melalui beberapa pendekatan dengan cara:

Page 55: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

39

a. mengurangi biaya untuk mencapai output yang sama (misalnya

biaya tenaga kerja, biaya operasional rutin, pengadaan barang dan

publik yang lebih transparan);

b. mengurangi input untuk mencapai output yang sama (misalnya

orang, aset, energi, dll);

c. mendapatkan output maksimal dengan kualitas baik melalui

penggunaan input yang sama (produktivitas)

d. mendapatkan output secara lebih proporsional atau peningkatan

kualitas sebagai imbalan untuk peningkatan sumber daya.

Berdasarkan manfaat dan cara untuk mencapai Value for Money di

atas, menunjukkan bahwa Value for Money dalam rangka pelaksanaan

efisiensi tidak mengenal istilah “pemotongan anggaran”. Untuk itu,

penelitian ini menggunakan pendekatan dengan maksud untuk

mengidentifikasi upaya mendapatkan hasil (output) yang maksimal

dengan menggunakan input seoptimal mungkin (misalnya orang, aset,

energi,dll) dan upaya pengurangan biaya dalam mencapai output

(misalnya biaya pengadaan barang, biaya tenaga kerja).

D. Belanja Pegawai

Pegawai atau Aparatur adalah perangkat kelengkapan negara,

terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian,

yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan

sehari-hari (www.depkeu.go.id).

Page 56: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

40

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

171/PMK.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS), belanja aparatur

pemerintah pusat tidak secara implisit dan eksplisit disebutkan atau pun

dijelaskan (www.depkeu.go.id).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,

Belanja Pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun

barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di

dalam maupun diluar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan

modal. Termasuk dalam kelompok belanja pegawai ini adalah

pengeluaran-pengeluaran untuk gaji dan tunjangan-tunjangan, uang

makan, lembur, honorarium dan vakasi (www.depkeu.go.id).

Gaji dan tunjangan adalah pengeluaran untuk kompensasi yang harus

dibayarkan kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok dan berbagai

tunjangan yang diterima berkaitan dengan jenis dan sifat pekerjaan yang

dilakukan (tunjangan istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan/yang

dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan kompensasi kerja,

tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan beras, tunjangan pajak

penghasilan, tunjangan irian jaya/papua, tunjangan pengabdian wilayah

Page 57: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

41

terpencil, dan tunjangan umum) baik dalam bentuk uang maupun barang

(www.depkeu.go.id).

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian disebutkan pada Pasal 7 bahwa setiap pegawai negeri berhak

memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung

jawabnya. Selanjutnya dalam penjelasannya ditegaskan bahwa pada

dasarnya setiap pegawai negeri beserta keluarganya harus dapat hidup

layak dari gajinya sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan

perhatian untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

Dalam menentukan besarnya gaji memperhatikan kemampuan

keuangan negara, selain daripada itu harus pula memperhatikan keadaan

tempat dimana pegawai negeri itu dipekerjakan.

Ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tersebut

diatas merupakan suatu landasan penggajian Pegawai Negeri Sipil menuju

terwujudnya tingkat kehidupan yang layak bagi kehidupan Pegawai Negeri

Sipil beserta keluarganya.

Gaji pegawai dan tunjangan yang melekat pada gaji adalah

penghasilan yang diterima oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang

berwenang dengan surat keputusan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pembayaran gaji pegawai tersebut diberikan kepada pegawai setiap awal

bulan sebelum yang bersangkutan melaksanakan tugasnya.

1) Gaji Pokok

Page 58: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

42

Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji

seseorang pegawai negeri sipil. Hal ini disebabkan sebagian komponen

perhitungan gaji seperti tunjangan isteri, tunjangan anak, dan tunjangan

perbaikan penghasilan dihitung atas dasar persentase tertentu atau

terkait dengan gaji pokok. Besarnya gaji pokok seseorang pegawai

negeri sipil tergantung atas golongan ruang penggajian yang ditetapkan

untuk pangkat yang dimilikinya. Karena itu pangkat berfungsi pula

sebagai dasar penggajian.

Besaran gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan

besaran yang tercantum dalam surat keputusan pengangkatan, surat

keputusan kenaikan pangkat, surat pemberitahuan kenaikan gaji

berkala, atau surat penetapan lainnya. Besaran gaji pokok terakhir

diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2009 untuk PNS,

Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2007 untuk Hakim Peradilan

Umum Peradilan Tata Usahaan Negara dan Peradilan Agama.

Kepada seseorang yang diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) diberikan gaji pokok sebesar 80% (delapan puluh persen)

dari gaji pokok yang ditentukan untuk golongan/ruang gaji menurut

pangkat yang didudukinya.

2) Tunjangan-tunjangan

Tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji terdiri atas tunjangan

istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan struktural/fungsional,

tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan

Page 59: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

43

kompensasi kerja, tunjangan beras, tunjangan khusus PPh, tunjangan

irian jaya/papua, tunjangan pengabdian wilayah terpencil, tunjangan

umum dan tunjangan perbaikan penghasilan.

a) Tunjangan Istri/Suami

Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan

yang diberikan kepada pegawai negeri yang beristeri/suami.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan isteri/suami

adalah :

(1) diberikan untuk 1 (satu) istri/suami pegawai negeri yang sah;

(2) besarnya tunjangan isteri/suami adalah 10 % dari gaji pokok;

(3) tunjangan isteri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya

setelah terjadi perceraian atau meninggal dunia;

(4) untuk memperoleh tunjangan isteri/suami harus dibuktikan

dengan surat nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama atau

Kantor Catatan Sipil.

b) Tunjangan Anak

Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang

diberikan kepada pegawai negeri yang mempunyai anak (anak

kandung, anak tiri dan anak angkat) dengan ketentuan :

(1) belum melampaui batas usia 21 tahun;

(2) tidak atau belum pernah menikah;

(3) tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan

(4) nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.

Page 60: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

44

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan anak adalah:

(1) diberikan maksimal untuk 2 (dua) orang anak;

(2) dalam hal pegawai negeri pada tanggal 1 Maret 1994 telah

memperoleh tunjangan anak untuk lebih dari 2 (dua) orang anak,

kepadanya tetap diberikan tunjangan anak untuk jumlah menurut

keadaan pada tanggal tersebut. Apabila setelah tanggal tersebut

jumlah anak yang memperoleh tunjangan anak berkurang karena

menjadi dewasa, kawin atau meninggal, pengurangan tersebut

tidak dapat digantikan, kecuali jumlah anak menjadi kurang dari

dua;

(3) besarnya tunjangan anak adalah 2 % per anak dari gaji pokok;

(4) tunjangan anak diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak

memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal

dunia;

(5) Pegawai wajib melaporkan bahwa anak yang masuk dalam

tanggungan pegawai tersebut telah tidak memenuhi ketentuan

pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;

(6) batas usia anak seperti tersebut diatas dapat diperpanjang dari

usia 21 tahun sampai usia 25 tahun, apabila anak tersebut masih

bersekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 61: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

45

(a)dapat menunjukan surat pernyataaan dari kepala

sekolah/kursus/ perguruan tinggi bahwa anak tersebut masih

sekolah/kursus/kuliah;

(b) masa pelajaran pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut

sekurang-kurangnya satu tahun;

(c) tidak menerima beasiswa.

Untuk memperoleh tunjangan anak harus dibuktikan dengan:

(a) Surat Keterangan Kelahiran Anak dari pejabat yang berwenang

pada Kantor Catatan Sipil/lurah/camat setempat;

(b) Surat Keputusan Pengadilan yang memutuskan/mensahkan

perceraian dimana anak menjadi tanggungan penuh janda/duda

untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda yang bercerai;

(c) Surat Keterangan dari lurah/camat bahwa anak-anak tersebut

adalah perlu tanggungan si janda/duda untuk tunjangan anak tiri

bagi janda/duda yang suami/isterinya meninggal dunia

(d) Surat Keputusan Pengadilan Negeri tentang pengangkatan anak

(hukum adopsi) untuk tunjangan anak bagi anak angkat (apabila

pegawai mengangkat anak lebih dari 1 anak angkat, maka

pembayaran tunjangan anak untuk anak angkat maksimal 1 anak)

Untuk tunjangan anak tiri/anak angkat dibayarkan mulai bulan

diterimanya surat kelahiran oleh satuan kerja/pejabat administrasi

belanja pegawai (pembayaran tunjangan anak tiri/anak angkat tidak

berlaku surut) dengan syarat :

Page 62: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

46

(a) ayah yang sebenarnya dari anak tersebut telah meninggal dunia

yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari pamong praja

(serendah-rendahnya camat),

(b) ayah yang sebenarnya dari anak tersebut bukan pegawai negeri

dan tunjangan anak untuk anak-anak itu diberikan kepada

ayahnya yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari

kantor tempat ayahnya bekerja.

(c) anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan ayahnya yang

dibuktikan dengan surat keputusan dari pengadilan negeri bahwa

anak tersebut telah diserahkan sepenuhnya kepada ibu dari anak

tersebut dan disahkan oleh pamong praja (serendah-rendahnya

camat).

c) Tunjangan Jabatan Struktural

Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang

diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan struktural

sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat

keputusan dari pejabat yang berwenang, dengan ketentuan :

(1) besaran tunjangan jabatan struktural dibedakan menurut tingkat

eselon jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah, yang terakhir

diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 tentang

Tunjangan Jabatan Struktural;

(2) tunjangan jabatan struktural sekaligus menentukan perpanjangan

batas usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (eselon I

Page 63: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

47

dan II sampai dengan usia 60 tahun, khusus jabatan eselon I

tertentu dapat diperpanjang sampai usia 62 tahun);

(3) tunjangan jabatan struktural dibayarkan pada bulan berikutnya

setelah tanggal pelantikan. Apabila pelantikan dilaksanakan

pada tanggal 1 bulan berkenaan atau tanggal berikutnya apabila

tanggal 1 bertepatan pada hari libur maka tunjangan jabatan

struktural dibayarkan pada bulan berkenaan;

(4) pembayaran tunjangan jabatan struktural dihentikan terhitung

mulai bulan berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan:

(a) tidak lagi menduduki jabatan struktural;

(b) diberhentikan sementara;

(c) dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980;

(d) sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti

diluar tanggungan negara karena persalinan);

(e) dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

(f) dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan;

Contoh :

Seorang Pegawai Departemen Keuangan Drs. Unang Baskara

NIP.06002134 ditugaskan untuk mengikuti pendidikan

program Magister selama 2 (dua) tahun terhitung mulai

Page 64: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

48

tanggal 1 September 2007. Dalam hal demikian, maka mulai

Bulan Oktober 2007 pembayaran tunjangan jabatan struktural

diberhentikan.

(g) sedang menjalani cuti besar.

(5) tunjangan jabatan struktural bagi pegawai negeri yang diangkat

dan dilantik dalam jabatan struktural di luar satuan unit

penggajiannya, maka yang berkewajiban mengajukan

permintaan tunjangan jabatan struktural adalah satuan kerja unit

penggajian instansi dimana PNS tersebut menduduki jabatan

struktural.Contoh :

Seorang PNS BKN bernama Muchdir, SH NIP.260001588

dipekerjakan pada Departemen Dalam Negeri diangkat dan

dilantik dalam jabatan kepala Biro Kepegawaian (eselon IIa).

Dalam hal demikian, gaji Sdr. Muchtar, SH dibayarkan oleh

BKN, sedangkan tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan

oleh Departemen Dalam Negeri.

d) Tunjangan Jabatan Fungsional

Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang

diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional

sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat

keputusan dari pejabat yang berwenang menurut peraturan

perundang-undangan, dengan ketentuan :

Page 65: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

49

(1) besaran tunjangan jabatan fungsional dibedakan berdasarkan

Peraturan Presiden;

(2) bagi PNS yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat

merangkap jabatan fungsional dan struktural, hanya diberikan

satu tunjangan jabatan yang menguntungkan baginya;

(3) tunjangan jabatan fungsional sekaligus menentukan perpanjangan

batas usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (dapat

diperpanjang sampai dengan usia 58 tahun, 60 tahun, dan 65

tahun);

(4) tunjangan jabatan fungsional dibayarkan pada bulan berikutnya

setelah tanggal melaksanakan tugas. Apabila tanggal

melaksanakan tugas terhitung mulai tanggal 1 bulan berkenaan

atau tanggal berikutnya apabila tanggal 1 bertepatan pada hari

libur maka tunjangan jabatan fungsional dibayarkan pada bulan

berkenaan;

(5) tunjangan jabatan fungsional tidak dapat berlaku surut dari

tanggal penetapan keputusan pengangkatan dalam jabatan

fungsional;

(6) pembayaran tunjangan jabatan fungsional dihentikan terhitung

mulai bulan berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan:

(a) tidak lagi menduduki jabatan fungsional

(b) diberhentikan sementara

Page 66: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

50

(c) dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980

(d) sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara (kecuali cuti

di luar tanggungan negara karena persalinan anak ke-3)

(e) dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

(f) dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan

(dihentikan terhitung mulai bulan ketujuh).

Contoh : Seorang pejabat fungsional untuk mengikuti tugas

belajar mulai tanggal1 Nopember 2008 s.d 30 April 2010.

Pejabat fungsional tersebut dinyatakan bekerja kembali

terhitung mulai tanggal 10 Juli 2010. Dalam hal ini :

tunjangan jabatan fungsional untuk bulan Nopember 2008

s.d April 2009 tetap dibayarkan;

tunjangan jabatan fungsional diberhentikan terhitung

mulai bulan Mei 2009 sampai Juli 2010;

tunjangan jabatan fungsional dibayarkan kembali mulai

bulan Agustus 2010 dan seterusnya, apabila keputusan

pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional dan

SPMT kembali telah diterima oleh KPPN

Khusus untuk tunjangan jabatan fungsional dosen biasa yang

mengikuti tugas belajar dalam negeri pada perguruan tinggi yang

Page 67: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

51

ditetapkan dalam Keputusan Presiden, tunjangan jabatan

fungsionalnya terhitung mulai bulan ketujuh diganti dengan

tunjangan tugas belajar yang besarnya sama dengan tunjangan

dosen.

(g) sedang menjalani cuti besar.

(7) tunjangan jabatan fungsional dibuktikan dengan surat pernyataan

melaksakan tugas;

(8) untuk kepastian pembayaran tunjangan jabatan fungsional, setiap

awal tahun anggaran pejabat yang berwenang diharuskan membuat

surat pernyataan masih menduduki jabatan;

(9) tunjangan jabatan fungsional bagi pegawai negeri yang

diperbantukan, dibayarkan oleh instansi tempat pegawai negeri

yang bersangkutan bekerja;

(10) tunjangan jabatan fungsional bagi pegawai negeri yang

dipekerjakan tetap dibayarkan oleh instansi induknya.

E. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 2.2 di bawah ini:

Page 68: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

52

Tabel 2.2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti/Judul

Penelitian/Tahun

Metodologi Penelitan Hasil Penelitian

1. Riswan Yudhi

Fahrianta dan

Viani Carolina

(Analisis Efisiensi

Anggaran Belanja

Dinas Pendidikan

Kabupaten

Kapuas, 2012)

Penelitian ini

menggunakan analisis

deskriptif, dimana

untuk mengukur tingkat

efisiensi dengan

membandingkan antara

realisasi belanja dengan

anggaran belanjadinas

pendidikan Kabupaten

Kapuas, dimana

semakin kecil rasio

berarti semakin efisien.

Dilihat dari rasio efisiensi

anggaran belanja, trennya

cenderung menurun dari

tahun ke tahun periode

2008-2012. Dari sudut

efisiensi secara keseluruhan

dapat disimpulkan bahwa

Dinas Pendidikan

Kabupaten Kapuas telah

efisien dalam menggunakan

dan mengelola anggaran

belanja.

2. Yaneka Julastiana

dan I Wayan

Suartana (Analisis

Efisiensi dan

Efiktivitas

Penerimaan

Pendapatan Asli

Daerah

Kabupaten

Klungkung, 2012)

Penelitian ini

menggunakan analisis

kuantitatif dengan cara

menghitung efisiensi

dan efektivitas

pengelolaan pajak dan

retribusi daerah

terhadap penerimaan

PAD Kabupaten

Klungkung. Untuk

menghitung

efisiensinya

menggunakan rasio

efisiensi bopo. Dan

untuk efektivitasnya

menggunakan rasio

efektivitas.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

tingkat efisiensi penerimaan

pajak dan retribusi daerah

Kabupaten Klungkung

tergolong efisien yaitu rata-

rata sebesar 70,97 persen.

Tingkat efektivitas

penerimaan pajak dan

retribusi daerah tergolong

sangat efektif yaitu rata-rata

sebesar 112,36 persen.

3. Ihwan Susila

(Analisis Efisiensi

Lembaga

Keuangan Mikro,

2007)

Pengukuran kinerja

BKD (Badan Kredit

Desa) dalam penelitian

ini menggunakan Data

Envelopment Analysis

(DEA). DEA adalah

Berdasarkan hasil

penelititan dapat

disimpulkan bahwa dari

169 BKD di Kabupaten

Sukoharjo yang tersebar ke

dalam 167 desa, tingkat

Page 69: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

53

teknik linear

programming untuk

mengukur bagaimana

sebuah decision making

unit (DMU, dalam

penelitian ini BUMD)

beroperasi secara relatif

dibandingkan dengan

BUMD lain dalam

sampel yang digunakan

(Yudistira, 2003).

kinerja 73 Unit BKD

(43,20%) sudah efisien dan

96 Unit BKD lainnya

(56,80%) belum efisien.

Sedangkan berdasarkan

kinerja keuangan BKD,

diperoleh 21 BKD

(12,43%) yang sudah

efisien dan sisanya 148

Unit BKD (87,57%)

lainnya tidak efisien.

4. Dian Merini

(Analisis Efisiensi

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor Publik di

Kawasan Asia

Tenggara:

Aplikasi Data

Envelopment

Analysis, 2013)

Menggunakan metode

DEA, penelitian ini

menganalisis teknik

efisiensi pengeluaran

pemerintah sektor

publik yang terdiri dari

sektor kesehatan,

pendidikan dan

infrastruktur di kawasan

Asia Tenggara.

Hasil analisis DEA pada

penelitian ini menunjukkan

tingkat efisiensi

pengeluaran sektor publik

yang bervariasi di kawasan

Asia Tenggara, dimana

Singapura menjadi negara

dengan tingkat efisiensi

paling tinggi di ketiga

sektor dan di urutan

terbawah ialah Malaysia.

5. Yanitra Ega

Pamula (Efisiensi

Sektor Publik

Pendekatan Data

Envelopment

Analysis

Indonesia 2001-

2008, 2012)

Penelitian ini

menganalisis kinerja

dan efisiensi produksi

relatir sektor publik

antar propinsi dengan

menggunakan

pendekatan Data

Envelopment Analysis

(DEA).

Hasil yang diperoleh

dengan teknik analisis

Kinerja Sektor Publik

menunjukkan bahwa rata-

rata kinerja sektor publik

pada tahun 2008

mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2001.

Sedangkan rata-rata

efisiensi sektor publik

tahun 2008 justru

mengalami peningkatan

dibanding tahun 2001.

6. Dimas Rizal

Hakimudin

(Analisis Efisiensi

Belanja

Kesehatan

Pemerintah

Daerah Di

Propinsi Jawa

Tengah Tahun

Penelitian ini

menganalisis tingkat

efisiensi sektor publik

terutama belanja sektor

kesehatan pemerintah

daerah dengan

menggunakan konsep

efisiensi teknis yang

didasarkan pada teori

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara

umum sebagian besar

daerah Kabupaten di

Propinsi Jawa Tengah

masih belum efisien dalam

teknis biaya kesehatan, hal

ini mengindikasikan masih

terjadinya pemborosan

Page 70: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

54

2005-2007, 2010) produksi, pengukuran

nilai efisiensi diperoleh

dengan menggunakan

metode analisis Data

Envelopment Analysis

(DEA), dimana dengan

metode DEA nilai

efisiensi yang diperoleh

berupa efisiensi teknis

secara relatif.

dalam penggunaan belanja

kesehatan yang cukup

besar.

7. Lela Dina Pertiwi

(Efisiensi

Pengeluaran

Pemerintah

Daerah Di

Propinsi Jawa

Tengah, 2002)

Penelitian ini mengukur

tingkat efisiensi

pemerintah daerah Jawa

Tengah dalam sektor

pendidikan dan

kesehatan dengan

menggunakan Data

Envelopment Analysis.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pemda

Salatiga meraih tingkat

efisiensi tertinggi dalam

sektor pendidikan dan juga

sektor kesehatan dengan

perolehan nilai masing-

masing sebesar 100%

Sumber: Data diolah dari berbagai sumber

Page 71: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

55

F. Kerangka Pemikiran

Bagan 2.1

Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman berikutnya

”Analisis Efisiensi Pajak Pada Direktorat Jenderal Pajak

Peiode 2006-2012

Belanja Pegawai

Direktorat Jenderal Pajak

Penerimaan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak

Efisiensi Pajak

Rasio Efisiensi BOPO

Metode Analisis

Analisis Deskriptif

Page 72: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

56

Bagan 2.1 (lanjutan)

Metode Analisis

Analisis Deskriptif

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Page 73: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data diantaranya, data pegawai pajak,

data penerimaan pajak dan data belanja pegawai pajak periode 2006-

2012. Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini

termasuk ke dalam kelompok data runtut waktu (time series) dengan

periode penelitian dari tahun 2006-2012. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa optimalisasi dan efisiensi pajak apakah terjadi

peningkatan atau penurunan efisiensi pajak pada Direktorat Jenderal

Pajak.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara purposive

(judgement) sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non

probabilistik yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan

tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002:120). Kriteria dalam

penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya ialah:

1. Seluruh pegawai pajak yang terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak

selama periode 2006-2012.

2. Seluruh data penerimaan pajak non migas.

Page 74: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

58

3. Data pengeluaran belanja pegawai berupa gaji pokok dan

tunjangan.

C. Metode Pengumpulan data

Penelitian menggunakan data sekunder sebagai data utama. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dari pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan

Bambang 2002:147).

Selain itu peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan

memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang

diteliti melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal, skripsi maupun

situs dari internet. Ini dikarenakan kepustakaan merupakan bahan

utama dalam penelitian sekunder (Indrianto dan Bambang, 2002:150).

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data

pegawai pajak dari tahun 2006-2012, penerimaan pajak dari tahun

2006-2012, dan belanja pegawai pajak termasuk di dalamnya gaji dan

tunjangan pegawai.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif untuk memperoleh gambaran atas efisiensi kinerja Direktorat

Page 75: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

59

Jenderal Pajak periode 2006-2012. Berdasarkan metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, untuk

menganalisis data yang telah terkumpul, data diolah dengan

menghitung data-data yang berbentuk kuantitatif (angka-angka) dan

dinyatakan dengan kualitatif untuk menginterpretasikan hasil data

perhitungan tersebut serta menyertai dan melengkapi gambaran yang

diperoleh dari analisis data kualitatif dan pada akhirnya akan menarik

kesimpulan dari pengolahan data tersebut (Yulia Anggara Sari 2010).

Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel penerimaan pajak periode 2006-2012

2. Menghitung tingkat penerimaan pajak periode 2006-2012 dengan

rumus:

Penerimaan pajak th x – Penerimaan pajak th (x-1)

3. Membuat tabel belanja pegawai pajak yaitu jumlah pengeluaran

untuk gaji dan berbagai tunjangan yang diterima pegawai pajak

periode 2006-2012

4. Membuat tabel jumlah pegawai Dirjen Pajak periode 2006-2012

5. Menghitung tarif pegawai pajak dengan rumus:

Jumlah pegawai

x 100 %

Jumlah pengeluaran belanja pegawai

6. Menghitung tingkat efisiensi pajak dengan dengan menggunakan

rasio efisiensi bopo dengan rumus:

Page 76: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

60

Beban operasional

x 100 %

Pendapatan operasional

Dengan kategori efisiensi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rasio Efisiensi

Rasio Nilai Kategori

< 0,50

0,50 – 0,65

0,65 – 0,85

0,85 – 1,00

> 1,00

5

4

3

2

1

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Rendah

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk menghitung efisiensi penelitian ini menggunakan 3 variabel

yaitu penerimaan pajak, belanja pegawai dan tarif pegawai. Variabel

operasional yang digunakan diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Penerimaan pajak

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerimaan

pajak. Variabel ini diukur dengan menjumlahkan seluruh

penerimaan pajak non migas.

Penerimaan pajak = Pph + Ppn & PpnBM + PBB + BPHTB +

Pajak ekspor + Pajak lainnya

Page 77: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

61

b. Belanja pegawai

Perhitungan belanja pegawai didapat dengan menjumlahkan

gaji dan tunjangan pegawai pajak.

Belanja pegawai pajak = Gaji + tunjangan pegawai pajak

2. Variabel dependen

a. Efisiensi

Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian

relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang

diterima (Agus Wibisono 2010). Variabel dependen efisiensi

merupakan variabel terikat yang dapat diukur dengan

membandingakan beban belanja pegawai pajak dengan

penerimaan pajak, sebagai berikut:

Efisiensi = Beban Operasional th x X 100%

Pendapatan Operasional th x

Page 78: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

62

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ialah departemen direktorat jenderal

yang berada di bawah naungan Kementrian Keuangan Indonesia, bertugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi di bidang

perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ) terdiri dari beberapa unit

kerja, yaitu kantor wilayah DJP, kantor pelayanan pajak ( DPP ) dan

kantor pelayanan, penyuluhan dan konsultasi perpajakan ( KP2KP ).

Pada awalnya DJP adalah perpaduan dari beberapa unit organisasi,

yaitu Jawatan Pajak, Jawatan Lelang, Jawatan Akuntan Pajak dan Jawatan

Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter ).

Setiap unit kerja memiliki tugas dan tanggung jawab masing- masing.

Jawatan Pajak bertugas melaksanakan pajak berdasarkan Undang

Undang dan memeriksa kas pemerintah. Jawatan Lelang bertanggung

jawab terhadap pelelangan barang hasil sitaan untuk pelunasan piutang

pajak negara. Jawatan Akuntan Pajak bertugas membantu jawatan pajak

dalam hal pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib

Pajak Badan, sedangkan Jawatan Pajak Hasil Bumi bertugas melakukan

pungutan hasil bumi dan pajak atas tanah.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

63

Fungsi Direktorat Jenderal Pajak antara lain:

Menyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang

perpajakan.

Melaksanaan kebijakan di bidang perpajakan.

Merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di

bidang perpajakan.

Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan.

Melaksanaan administrasi direktorat jenderal.

Populasi yang digunakan dalam objek penelitian ini adalah seluruh

karyawan pajak yang terdaftar dalam kantor Direktorat Jenderal Pajak.

Sedangkan data sekunder berupa data penerimaan pajak dan belanja

pegawai Direktorat Jenderal Pajak periode 2006-2012. Data penelitian

diperoleh dari annual report tahun 2006 hingga 2012 dan juga diperoleh

melalui website www.google.com, www.bps.go.id dan juga situs resmi

DJP yaitu www.pajak.go.id.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang kinerja pajak dari

tahun 2006 sampai dengan 2012. Penilaian kinerja yang akan diuraikan

meliputi: tingkat penerimaan pajak, tingkat belanja pegawai, tarif pegawai,

dan rasio efisiensi.

1. Tingkat Penerimaan Pajak

Untuk Penerimaan Pajak dari tahun 2006 sampai dengan 2012

mengalami fluktuasi dimana dari tahun 2006 sampai 2008 mengalami

Page 80: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

64

kenaikan, sedangkan pada tahun 2009 penerimaan pajak mengalami

penurunan sebesar Rp.39.587 triliun. Kemudian pada tahun 2010

sampai 2012 kembali mengalami kenaikan dengan masing-masing

total penerimaan sebesar Rp.637.124, Rp.789.109 triliun dan

Rp.908.232 triliun. Dari data yang ada dapat diketahui bahwa jenis

penerimaan pajak yang secara konstan menyumbang pendapatan pajak

paling besar berasal dari penerimaan PPh, lalu disusul oleh PPn dan

PPnBM. Kemudian PBB, pajak ekspor dan pajak lainnya dengan

angka yang tidak terlalu signifikan dan terakhir adalah BPHTB yang

menyumbang pendapatan pajak hanya sampai pada tahun 2010

kemudian pada tahun 2011 penerimaannya dialihkan ke pajak daerah.

Penurunan penerimaan di tahun 2009 disebabkan oleh banyak

faktor. Faktor pertama ialah menurunnya penerimaan pajak di tahun

2009 di sektor PPn&PPnBM dan sektor pajak ekspor masing masing

sebesar Rp. 16.580 triliun dan Rp. 13.013 triliun. Sedangkan faktor

lainnya adalah bergantinya Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution

(2006-2009) digantikan oleh Mochammad Tjiptardjo (2009-2011).

Masa transisi ini memengaruhi kondisi internal Direktorat Jenderal

Pajak, terutama dalam hal kebijakan-kebijakan perpajakan. Sehingga

sedikit berdampak pada menurunnya penerimaan pajak di tahun

tersebut.

Page 81: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

65

Tabel 4.1

Penerimaan Pajak tahun 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber:BPS, Realisasi Penerimaan Negara, www.bps.go.id 25/03/2013

Namun jika dilihat secara keseluruhan, tren penerimaan pajak dari

tahun 2006-2012 mengalami tren kenaikan. Tren penerimaan pajak

yang terus meningkat ini terkait usaha Dirjen pajak yang memang

sedang berupaya meningkatkan penerimaan pajak. Peningkatan

penerimaan pajak dari berbagai sektor dapat diupayakan dengan

meningkatkan tarif pajaknya. Untuk mengoptimalkan penerimaan

pajak Dirjen pajak dapat menaikkan tarif pajak dimana sektor tersebut

memiliki potensi yang cukup baik.

Jenis

Penerimaan

Pajak

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

PPh 208.833 238.430 327.498 317.615 357.045 431.977 513.650

PPN & PPn

BM

123.035 154.526 209.647 193.067 230.605

298.441 336.057

PBB 20.858 23.723 25.354 24.270 28.581 29.058 29.687

BPHTB 3.184 5.953 5.573 6.465 8.026 - -

Pajak

Ekspor

1.091 4.237 13.578 565 8.898 25.439 23.206

Pajak

lainnya

2.287 2.737 3.035 3.116 3.969 4.194 5.632

Total

Penerimaan

Pajak

359.288 429.606 584.685 545.098 637.124 789.109 908.232

Page 82: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

66

Grafik 4.1

Penerimaan Pajak Periode 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber : BPS, Realisasi Penerimaan Pajak Negara, www.bps.go.id

25/03/2013

Meningkatnya target penerimaan yang dibebankan pemerintah

kepada Dirjen pajak setiap tahunnya akibat dari penambahan jumlah

wajib pajak baik wajib pajak perseorangan maupun wajib pajak badan

di tiap-tiap tahunnya. Dan untuk mengetahui tingkat penerimaan

pajak per tahunnya dapat dilihat di tabel bawah.

Rumus : penerimaan pajak (tahun x) – penerimaan pajak (tahun x-1)

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PPh

PPn & PPnBM

PBB

BPHTB

Pajak Ekspor

Pajak lainnya

Total Penerimaan Pajak

Page 83: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

67

Tabel 4.2

Tingkat Penerimaan Pajak Per Tahun

Tahun Penerimaan pajak th x-

penerimaan pajak th x-1

Tingkat

penerimaan pajak

2006 359.288.000.000.000 -

2007 429.606.000.000.000-

359.288.000.000.000

70.318.000.000.000

2008 584.685.000.000.000-

429.606.000.000.000

155.079.000.000.000

2009 545.098.000.000.000-

584.685.000.000.000

-39.587.000.000.000

2010 637.124.000.000.000-

545.098.000.000.000

92.026.000.000.000

2011 789.109.000.000.000-

637.124.000.000.000

151.985.000.000.000

2012 908.232.000.000.000-

789.109.000.000.000

119.123.000.000.000

Sumber : Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Pajak 2006-2012

(data diolah)

Data diatas menunjukkan pada tingkat penerimaan dari tahun 2006

ke tahun 2007 naik sebesar Rp.70.318.000.000.000. Lalu pada tahun

2007 ke tahun 2008, penerimaan pajak DJP mengalami kenaikan

sebesar Rp.155.079.000.000.000. Kemudian tahun selanjutnya dari

tahun 2008 ke tahun 2009 terjadi penurunan penerimaan yaitu sebesar

Rp.39.587.000.000.000. Ditahun 2010 penerimaan mengalami

kenaikan positif dari tahun sebelumnya yaitu sebesar

Rp.92.026.000.000.000. Tingkat penerimaan kembali mengalami

kenaikan didua tahun terakhir penelitian yaitu 2011 dan 2012 masing-

Page 84: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

68

masing sebesar Rp.151.985.000.000.000 dan

Rp.119.123.000.000.000.

Grafik 4.2

Tingkat Penerimaan Pajak 2006-2012

(dalam triliun rupiah)

Sumber : Data Sekunder Diolah

Hal ini menunjukkan walaupun sempat mengalami penurunan

tingkat penerimaan di tahun 2009, tetapi kinerja penerimaan pajak

secara keseluruhan dapat dikatakan mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Faktor yang memicu penurunan tingkat penerimaan pajak

sangat beragam. Mulai dari kondisi ekonomi nasional yang sedang

lesu, kurangnya pegawai pajak yang mengakibatkan tidak efektifnya

produktifitas Dirjen Pajak, pergantian kepemimpinan direktorat

-50.000

0

50.000

100.000

150.000

200.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tingkat Penerimaan

Tingkat Penerimaan

Page 85: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

69

sampai masalah ekonomi global yang secara tidak langsung

memberikan efek domino terhadap perekonomian nasional.

2. Jumlah Pegawai dan Tingkat Pengeluaran Belanja Pegawai

Berdasarkan annual report Direktorat Jenderal Pajak dari tahun

2006 sampai dengan akhir 2012 tercatat jumlah total pegawai DJP

sebanyak 31.316 orang. Jumlah tersebut memang tidak meningkat

secara signifikan jika dilihat secara akumulatif. Selama periode

tersebut yaitu tahun 2006 sampai tahun 2012 banyak lulusan yang

telah direkrut menjadi pegawai baru Dirjen Pajak dan tak sedikit juga

pegawai-pegawai lama di Dirjen Pajak yang telah memasuki masa

akhir jabatannya.

Dirjen Pajak menyatakan keinginannya untuk menambah pegawai

dan aparatur pajak baru. Namun agaknya niat itu masih terhalang oleh

Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kemenpan) dan

Reformasi Birokrasi. Menurut Dirjen Pajak, produktivitas sumber

daya manusia Dirjen Pajak terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga

jika ingin menaikkan penerimaan pajak harus diimbangi juga dengan

jumlah pegawai dan aparaturnya. Walaupun itu berarti menambah

anggaran untuk pos pengeluaran belanja pegawai secara keseluruhan.

Page 86: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

70

Tabel 4.3

Total Pegawai Pajak dan Belanja Pegawai

Tahun 2006-2012

Sumber : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak 2006-2012 30/03/13

Untuk mengisi kebutuhan SDM setiap tahunnya Direktorat

Jenderal Pajak merekrut sekitar 1000-2000 orang untuk dijadikan

pegawai baru. Terdiri dari lulusan Strata 1 (S1), program diploma III

(DIII), diploma II (DII), diploma I (DI), dan Sekolah Menengah Atas

(SMA). Menurut catatan DJP dalam beberapa tahun terakhir DJP

mencatat jumlah pegawai pajak mengalami tren penurunan. Sementara

itu kondisi penerimaan pajak justru berbanding terbalik dengan

pegawai pajak yang makin sedikit. Jika dilihat jumlah pegawai pajak

yang terus turun, dikarenakan pegawai pajak yang keluar atau pensiun

lebih banyak dari yang masuk. Padahal penambahan pegawai baru

sangat dibutuhkan untuk menunjang penerimaan pajak yang terus

meningkat.

Tahun Jumlah Pegawai Jumlah Belanja Pegawai

2006 31.110 997.170.000.000

2007 31.229 1.063.500.000.000

2008 31.312 1.185.671.000.000

2009 31.824 1.320.143.000.000

2010 32.741 1.455.814.000.000

2011 31.736 1.486.986.000.000

2012 31.316 1.510.210.000.000

Page 87: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

71

Untuk mengetahui tingkat pengeluaran belanja pegawai digunakan

rumus sebagai berikut:

Rumus : belanja pegawai (tahun x) – belanja pegawai (tahun x-1)

Tabel 4.4

Tingkat Pengeluaran Belanja Pegawai Per Tahun

Tahun Belanja Pegawai th x- Belanja

Pegawai th x-1

Tingkat Belanja

Pegawai

2006 997.170.000.000 -

2007 1.063.500.000.000-

997.170.000.000

66.330.000.000

2008 1.185.671.000.000-

1.063.500.000.000

122.171.000.000

2009 1.320.143.000.000-

1.185.671.000.000

134.472.000.000

2010 1.455.814.000.000-

1.320.143.000.000

135.671.000.000

2011 1.486.986.000.000-

1.455.814.000.000

31.172.000.000

2012 1.510.210.000.000-

1.486.986.000.000

23.224.000.000

Sumber : Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Pajak 2006-2012

(data diolah)

Pengeluaran belanja pegawai tahun 2006 adalah sebesar Rp.

997.170.000.000,- . Sedangkan pada tahun 2007 besar pengeluaran

belanja pegawai sebesar Rp. 1.063.500.000.000 atau meningkat

sebesar Rp. 66.330.000.000. Untuk tahun 2008 pengeluaran belanja

pegawai yang terjadi adalah sebesar Rp. 1.185.671.000.000 atau

Page 88: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

72

meningkat sebesar Rp. 122.171.000.000. Ditahun ini peningkatan

jumlah belanja pegawai cukup signifikan mengingat tahun 2008 telah

diberlakukan kebijakan remunerasi bagi pegawai di bawah naungan

Kemenkeu, termasuk di dalamnya pegawai DJP. Sedangkan di tahun

2009, pengeluaran belanja pegawai adalah sebesar Rp.

1.320.143.000.000. Untuk tahun 2010 dan 2011 pengeluaran belanja

pegawai masing-masing sebesar Rp. 1.455.814.000.000 dan Rp.

1.486.986.000.000. Pengeluaran belanja pegawai di tahun terakhir

yaitu tahun 2012 adalah sebesar Rp.1.510.210.000.000.

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa pengeluaran

belanja pegawai pajak yang terealisasi per tahunnya cenderung

meningkat secara fluktuatif. Kenaikan tingkat belanja pegawai setelah

adanya remunerasi ditahun 2008 sebesar Rp.122.171.000.000 terlihat

cukup signifikan namun untuk tahun-tahun selanjutnya rata-rata

tingkat kenaikan pengeluaran belanja pegawai mengalami kenaikan

yang konstan.

3. Tarif Per Pegawai

Tarif per pegawai menjelaskan gambaran mengenai gaji dan

tunjangan yang diterima pegawai selama kurun waktu tertentu.

Rumus : Jumlah belanja pegawai

Jumlah pegawai

Page 89: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

73

Tabel 4.5

Tarif Per Pegawai

Tahun Jumlah belanja pegawai/

jumlah pegawai

Tarif pegawai per

tahun

2006 997.170.000.000/31.110 32.053.037,6

2007 1.063.500.000.000/31.229 34.054.884,9

2008 1.185.671.000.000/31.312 37.866.345,2

2009 1.320.143.000.000/31.824 41.482.623,2

2010 1.455.814.000.000/32.741 44.464.555,1

2011 1.486.986.000.000/31.736 46.854.865,1

2012 1.510.210.000.000/31.316 48.224.869,1

Sumber : Data Sekunder diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa sepanjang tahun penelitian dari

tahun 2006 sampai dengan 2012 tarif pegawai per tahunnya

mengalami tren peningkatan. Di tahun 2008 yaitu tahun dimana para

pegawai Kemenkeu termasuk pegawai Direktorat Jenderal Pajak

menerima remunerasi tidak terlihat kenaikan signifikan dibandingkan

tahun-tahun lainnya.

Kenaikan tarif pegawai Direktorat Jenderal Pajak pertahunnya

berkisar antara Rp.2.000.000-4.000.000. Kenaikan tarif tertinggi

selama tahun penelitian yaitu pada tahun 2009. Kenaikan tarif

terendah yaitu berkisar Rp.2.000.000 ada di tahun 2011 dan 2012.

Page 90: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

74

Grafik 4.3

Tingkat Tarif Pegawai

2006-2012

Sumber : data sekunder diolah

Jika dilihat secara keseluruhan tarif pegawai meningkat setiap

tahunnya disebabkan oleh banyak tunjangan-tunjangan yang diterima

pegawai pajak dibandingkan dengan pegawai negeri sipil lainnya. Tak

dipungkiri penghasilan yang diterima pegawai Dirjen Pajak jauh

melampaui rata-rata gaji yang diterima PNS Kementerian lain. Bahkan

di lingkungan Kemenkeu sendiri pendapatan yang diterima para

pegawai DJP masih lebih besar dibanding Direktorat lain.

Semua itu tidak terlepas dari adanya tunjangan tambahan yang

disebut TKT (Tunjangan Kegiatan Tambahan) di Direktorat Jenderal

Pajak. Salah satu pertimbangan pemberian tunjangan tambahan tersebut

adalah dalam rangka meningkatkan produktivitas, gairah kerja dan

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tarif pegawai

Tarif pegawai

Page 91: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

75

profesionalisme serta disiplin pegawai yang mengemban tugas untuk

meningkatkan dan mengamankan penerimaan negara.

4. Rasio Efisiensi Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi

(BoPo)

Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi dalam penggunaan sumber dana

untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan publik maupun

swasta.

Rumus = biaya operasi

pendapatan operasi x 100%

Tabel 4.6

Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi

Tahun Biaya Operasi /

Pendapatan Operasi

Rasio Biaya Operasi

Terhadap

Pendapatan Operasi

Nilai Kategori

2006 997.170.000.000/

359.288.000.000.000

0,0027% 0,27 5 (Sangat

baik)

2007 1.063.500.000.000/

429.606.000.000.000

0,0024% 0,24 5 (Sangat

baik)

2008 1.185.671.000.000/

584.685.000.000.000

0,0020% 0,20 5 (Sangat

baik)

2009 1.320.143.000.000/

545.098.000.000.000

0,0024% 0,24 5 (Sangat

baik)

2010 1.455.814.000.000/

637.124.000.000.000

0,0022% 0,22 5 (Sangat

baik)

Page 92: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

76

2011 1.486.986.000.000/

789.109.000.000.000

0,0018% 0,18 5 (Sangat

baik)

2012 1.510.210.000.000/

908.232.000.000.000

0,0016% 0,16 5 (Sangat

Baik)

Rata-

rata

0,21 5 (Sangat

baik)

Sumber : Data Sekunder diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa rasio biaya

operasional terhadap pendapatan operasional Direktorat Jenderal

Pajak menunjukkan kinerja dengan kriteria efisiensi yang sangat baik

dengan angka tertinggi yaitu angka 5. Dari tahun 2006 hingga tahun

2012 menunjukkan bahwa rasio beban operasional dan pendapatan

operasional mengalami tren yang konstan.

Stabilnya tingkat efisiensi pajak selama tahun 2006-2012 adalah

akibat dari sisi penerimaan pajak mengalami kenaikan namun jumlah

pegawai pajak justru cenderung konstan. Hal ini mengakibatkan

optimalnya efisiensi pajak karena penerimaan pajak lebih besar

dibandingkan dengan beban operasionalnya.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengutarakan keinginan

menambah pegawai 5.000 per tahun didukung sejumlah alasan.

Dikarenakan periode 2006-2012, realisasi penerimaan pajak naik dua

kali lipat. Begitu juga dengan penambahan wajib pajak, dari 15 juta

pada tahun 2009 menjadi 24,8 juta pada 2012. Sedangkan pegawai

Page 93: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

77

DJP pada 2006 berjumlah 30.196 dan menjadi 31.408 pada 2012. Atau

turun jika dibandingkan pada 2011 sebanyak 31.733 pegawai.

Alasan lain, karena setiap tahun target yang dibebankan pada DJP

terus meningkat namun anggaran yang disediakan bagi DJP periode

2009-2012 menurun. Pada 2009, anggaran DJP Rp5,3 triliun turun

menjadi Rp4,9 triliun dalam APBN-P 2013 ini. Sementara, target

penerimaan pajak terus dinaikkan.

Apabila dibandingkan dengan target penerimaan pajak, maka cost

collection ratio Indonesia rendah yaitu 0,49 persen atau secara

sederhana dapat dikatakan setiap 100 rupiah uang pajak yang

dihimpun, hanya membutuhkan biaya 0,49 rupiah. Bandingkan

dengan Jepang yang tax cost collection ratio-nya 1,4 persen atau

setiap 100 yen pajak yang dikumpulkan dibutuhkan biaya 1,4 yen.

Juga, kriteria yang ditetapakan standar Internasional yaitu tax

collection ratio. Sehingga, berdasarkan rujukan rasio tersebut, masih

dimungkinkan untuk menambah biaya DJP hingga dua kali lipat dari

sekarang atau kalau dikonversi ke jumlah pegawai masih

dimungkinkan untuk menambah pegawai DJP.

Keinginan juga dilandasi perbandingan antara jumlah pegawai dan

jumlah penduduk. Di Indonesia, setiap satu pegawai pajak harus

melayani sekitar 7.500 penduduk. Di Negara Australia, setiap satu

Page 94: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

78

pegawai pajaknya hanya melayani 1.000 penduduk. Di Jerman, setiap

satu pegawai pajak hanya melayani sekitar 700 penduduk. Tentunya,

tambahan pegawai masih memungkinkan dan harus segera

dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan perpajakan.

Pembahasan dan Interpretasi

1) Kinerja Penerimaan Pajak

Berdasarkan hasil analisis untuk realisasi penerimaan pajak dari

tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dan tingkat penerimaan pajak

dari tahun 2006 sampai tahun 2012 bahwa penerimaan pajak

mengalami tren kenaikan. Terlihat pada tahun 2006 sampai 2008

realisasi penerimaan pajak hampir mencapai target yang ditetapkan

pemerintah dalam APBN, sedangkan untuk tahun 2009 realisasi

penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang melesat jauh

dari target. Pada tahun 2010, 2011 dan 2012 realisasi penerimaan

kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan walaupun masih

dibawah target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN.

Dengan diberlakukannya UU No 28 tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah (UUPDRB), BPHTB mulai tahun 2011

dialihkan ke pajak penerimaan daerah. Dengan kata lain mengurangi

pendapatan pajak yang masuk ke Negara, namun nampaknya hal

tersebut tidak terlalu mempengaruhi penerimaan pajak ditahun 2011

secara keseluruhan. Dikarenakan pajak lain seperti Pph, PPn &

Page 95: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

79

PPnBM dan pajak ekspor mampu menutupi dan menyeimbangkan

kekurangan dari pajak lainnya di tahun tersebut.

Berdasarkan catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

penerimaan pajak yang dikelola oleh DJP sangat mendominasi

penerimaan negara. Namun, jika dilihat dari penerimaan pajak selama

periode tahun-tahun terakhir, realisasi penerimaan pajak tidak

mencapai target hanya berkisar 93% - 97% dari target APBN.

Berdasarkan pemeriksaan BPK, hal tersebut disebabkan karena

pemerintah belum mengimplementasikan pasal 35A UU No 28 Tahun

2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan (KUP). Jika

DJP mengimplementasikan secara efektif maka diharapkan dapat

mewujudkan pusat data pajak mengoptimalkan peningkatan

penerimaan pajak. Capaian target penerimaan pajak yang tidak sesuai

dengan APBN tentunya menjadi catatan penting bagi Direktorat

Jenderal Pajak. Beberapa tahun anggaran, DJP tak mampu memenuhi

capaian target penerimaan negara sektor pajak.

Mengingat semakin meningkatnya target penerimaan sektor pajak

dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN), yakni

mencapai kisaran Rp.1.000 triliun, DJP harus menyiapkan beberapa

strategi guna memaksimalkan penerimaan pajak tahun depan.

Setidaknya ada enam strategi yang sudah siap dijalankan oleh DJP

agar target penerimaan pajak tahun selanjutnya dapat tercapai.

Page 96: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

80

Pertama, melakukan penyempurnaan sistem administrasi

perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, langkah awal

yang harus dilakukan ialah menyempurnakan pelaporan Surat

Pemberitahuan (SPT) dengan menggunakan internet atau dikenal

dengan e-filling.

Kedua, melakukan ekstensifikasi WP Orang Pribadi

berpendapatan tinggi dan menengah. Kegiatan ekstensifikasi yang

dilakukan akan lebih fokus kepada orang pribadi yang memiliki

potensi untuk membayar pajak, sehingga kontribusi dominan

penerimaan pajak bergeser secara bertahap dari WP Badan ke WP

Pribadi.

Ketiga, DJP harus melakukan perluasan basis pajak termasuk

sektor-sektor yang selama ini tidak terlalu banyak digali potensinya.

Sektor-sektor yang dimaksud diantaranya sektor perdagangan (Usaha

Kecil dan Menengah) yang memiliki tempat usaha di pusat-pusat

perbelanjaan dan sektor properti.

Keempat, melakukan optimalisasi pemanfaatan data dan

informasi berkaitan dengan perpajakan dari institusi lain.

Kelima, DJP juga akan melakukan penguatan hukum bagi para

penghindar pajak. Guna memberi rasa keadilan, maka bagi WP yang

tidak menjalani kewajiban perpajakan dengan benar akan dilakukan

penegakan hukum mulai dari pemeriksaan, penyidikan dan penagihan.

Page 97: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

81

Keenam, DJP akan melakukan penyempurnaan peraturan

perpajakan untuk lebih memberikan kepastian hukum dan perlakuan

yang adil serta wajar. Dengan adanya program kerja tersebut, kinerja

DJP ke depan akan semakin terarah, fokus dan berorientasi hasil.

Diharapkan, target penerimaan pajak tahun selanjutnya akan tercapai.

Dilihat dari tingkat penerimaan pajak secara keseluruhan

penerimaan pajak mengalami kenaikan yang sebagian besar hampir

mencapai target yang telah ditetapkan dalam APBN. Hal ini didukung

oleh penelitian ditahun 2005 sampai dengan 2011 yang dilakukan oleh

Julastiana dan Suartana yang menunjukkan tingkat efisiensi

penerimaan pajak dan retribusi daerah Kabupaten Klungkung

tergolong efisien yaitu rata-rata sebesar 70,97 persen. dan Tingkat

efektivitas penerimaan pajak dan retribusi daerah tergolong sangat

efektif yaitu rata-rata sebesar 112,36 persen.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa realisasi

penerimaan pajak DJP dari tahun 2006-2012 hampir mencapai target

penerimaan pajak dalam APBN. Walaupun dalam periode tersebut,

Indonesia dibayang-bayangi oleh krisis ekonomi global yang belum

pulih akibat kebijakan tapering off oleh Bank Sentral AS, namun hal

itu nampaknya tidak memengaruhi kinerja Direktorat Jenderal Pajak

dalam menjalankan tugasnya.

Page 98: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

82

2) Jumlah Pegawai

Tahun 2006 jumlah pegawai DJP hanya berjumlah 30.565 orang

yang tersebar diseluruh wilayah kerja DJP di Indonesia. Namun

ditahun 2011 pegawai DJP sudah bertambah sebanyak 2406 orang

menjadi 32.971 pegawai. Namun hal ini dirasa masih kurang

dibandingkan dengan penerimaan yang terus meningkat setiap

tahunnya.

Direktorat Jenderal Pajak agaknya harus menambah pegawainya.

Alasannya karena pada periode 2006-2012 realisasi penerimaan pajak

dan target yang dibebankan kepada DJP terus meningkat. Dengan

adanya tren kenaikan penerimaan yang signifikan maka harus

diimbangi dengan fasilitas yang memadai serta aparat pajak yang

berkompeten.

Alasan lain, karena setiap tahunnya penambahan jumlah Wajib

Pajak yang terdaftar di DJP terus bertambah. Dengan perbandingan

yang sekarang maka dapat dikatakan setiap satu pegawai pajak harus

melayani sekitar ribuan penduduk dengan asumsi penduduk Indonesia

berjumlah 2 juta penduduk. Hal ini tentunya akan menimbulkan

kurangnya pelayanan

Namun demikian DJP tetap selektif dalam menerima calon pegawai

pajak dicerminkan dengan penerimaan pegawai pajak yang hanya

Page 99: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

83

diperuntukkan bagi lulusan-lulusan terbaik. Sehingga bagi para calon

pegawainya harus tetap bersaing secara ketat.

3) Tingkat Belanja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis, pengeluaran belanja pegawai dari tahun

2006 sampai dengan 2012 mengalami tren yang cenderung meningkat.

Hal ini dibarengi dengan penambahan jumlah pegawai tiap tahunnya.

Namun pertambahan atau tingkat belanja pegawai per tahun tidak

selalu sama atau mengalami fluktuasi. Dimulai dari peningkatan di

tahun 2007 senilai Rp.66.330.000.000, sedangkan peningkatan untuk

tahun 2008 dan 2009 masing-masing hanya sebesar Rp.36.171.000.000

dan Rp.15.472.000.000. Sedangkan untuk tahun 2010 dan 2011 sudah

mengalami kestabilan yaitu sebesar Rp.111.671.000.000 dan

Rp.127.172.000.000.

Hal ini dikarenakan setiap tahunnya jumlah tunjangan yang

dikeluarkan untuk pegawai pajak pasti berubah-ubah sehingga

mempengaruhi pos belanja pegawai. Dan adanya pengurangan jumlah

pegawai seperti pegawai yang meninggal dunia dan telah memasuki

masa pensiun. Sehingga berpengaruh terhadap jumlah pegawai secara

keseluruhan.

4) Tarif pegawai

Page 100: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

84

Berdasarkan hasil penelitian dari tahun 2006 sampai dengan tahun

2012, tarif pegawai mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dengan

membagi jumlah belanja pegawai dengan jumlah pegawai pertahun

didapat bahwa tahun 2006 gaji beserta tunjangan yang diterima

pegawai pajak per orang adalah sebesar Rp. 32.053.037. Hingga tahun

2012 gaji beserta tunjangan yang diterima pegawai pajak per orangnya

mencapai Rp.48.224.869. Perlahan namun pasti, tarif pegawai di

Direktorat Jenderal Pajak menunjukkan kenaikan. Angka ini memang

dirasa cukup besar dibandingkan dengan Kementerian lainnya. Namun

nilai ini dirasa sepadan dengan beratnya tugas diemban oleh

Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi penopang penerimaan negara

dengan persentase penerimaan paling besar dalam APBN. Direktorat

ini bertugas untuk mengumpulkan penerimaan negara yang jumlahnya

miliaran bahkan triliunan. Jika para pegawai pajak tidak bekerja

dengan benar tentu penerimaan pajak tidak akan terpenuhi bahkan

jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN. Dengan

didukung gaji dan tunjangan yang nilainya terbilang cukup besar

diharapkan juga dapat mencegah adanya praktek kolusi korupsi dan

nepotisme.

5) Rasio Efisiensi Bopo

Perhitungan efisiensi dilakukan dengan menggunakan rasio biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi tingkat

Page 101: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

85

rasio BOPO maka semakin rendah tingkat efisiensinya. Sebaliknya,

jika semakin rendah tingkat rasio BOPO maka semakin tinggi efisiensi

kinerja yang ditunjukkan.

Hal ini dikemukakan juga dari penelitian yang dilakukan oleh

Fahrianta dan Carolina (2012), dimana tingkat efisiensi anggaran

belanja pendidikan Kabupaten Kapuas menunjukkan hasil dibawah

50%. Ini menunjukkan tingkat efisiensi yang baik.

Berdasarkan hasil analisis efisiensi kinerja dari tahun 2006 sampai

dengan 2012 mempunyai nilai paling tinggi setiap tahunnya yaitu

angka 5 dengan kategori sangat baik. Mulai dari tahun 2006, efisiensi

kinerja pajak memiliki rasio dibawah 0,50% yaitu sebesar 0,29% yang

berarti rasio yang paling tinggi sepanjang tahun analisis. Tahun 2012

dengan nilai 5 kategori sangat baik memiliki rasio biaya operasi

terhadap pendapatan operasi yang paling rendah yaitu 0,15%.

Jika dianalisis, penerimaan pajak selalu jauh lebih besar dengan

nilai yang terus naik dibandingkan dengan belanja pegawai yang

dikeluarkan. Dari awal tahun penelitian hingga tahun akhir penelitian

didapat bahwa jumlah pegawai Dirjen pajak hanya berkisar antara

30.000 orang sampai 32.000 orang. Untuk jangka waktu 7 tahun tentu

kenaikan jumlah pegawai sangat minimal sehingga untuk pos

pengeluaran belanja pegawai pun terbilang rendah. Untuk penerimaan

pajak, pajak yang menyumbang pendapatan terbesar yaitu Pajak

penghasilan yang memang secara konstan memiliki nilai tinggi setiap

Page 102: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

86

tahunnya. Walaupun ditahun 2011 pajak Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB) dialihkan kepajak daerah, namun

penerimaan operasional pajak ditahun ini masih lebih besar dari tahun-

tahun sebelumnya.

Page 103: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan

mengenai kinerja pajak dari berbagai pengukuran yaitu tingkat penerimaan

pajak, tingkat efisiensi dan tingkat belanja pegawai dapat disimpulkan

bahwa :

1. Tingkat penerimaan pajak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012

tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan yang terendah terjadi pada tahun

2009. Walaupun dalam kenyataannya realisasi penerimaan pajak

Dirjen Pajak belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah dalam

APBN atau hanya kisaran 93%-97% namun capaian kinerja

penerimaan pajak Dirjen Pajak cukup memuaskan. Faktor utama dari

kenaikan penerimaan pajak ialah semakin bertambahnya jumlah Wajib

Pajak Badan maupun Wajib Pajak Pribadi. Faktor lainnya yaitu

suksesnya sosialisasi yang dilakukan aparat pajak tantang masyarakat

sadar pajak dan taat pajak.

2. Tingkat belanja pegawai pajak dari tahun 2006 sampai dengan tahun

2012 nilai terbesar yang dicapai yaitu pada tahun 2012. Dibandingkan

dengan penerimaan pajak, belanja yang dikeluarkan DJP masih dalam

batas efisien. Belanja pegawai bukan satu-satunya anggaran

Page 104: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

88

pengeluaran DJP. Belanja pegawai hanya sepertiga dari total anggaran

pengeluaran DJP. Seperti dua sisi mata uang, pendapatan dan belanja

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga

kenaikan belanja pegawai Ditjen Pajak merupakan hal yang wajar

melihat penerimaan pajak yang dihimpun oleh Dirjen Pajak nilainya

sangat tinggi.

3. Jumlah pegawai pajak setiap tahunnya dari tahun 2006 sampai tahun

2012 dapat dikatakan tidak bertambah secara signifikan. Tren pegawai

pajak dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 cenderung rata

bahkan menurun. Tahun dengan jumlah pegawai terbanyak dicapai

pada tahun 2011. Sedangkan jumlah pegawai terkecil yaitu pada tahun

2006. Dibandingkan dengan jumlah pegawai yang masuk, jumlah

pegawai yang pensiun atau pun keluar lebih banyak. Tren jumlah

pegawai pajak yang cenderung sama tiap tahunnya sangat tidak

sebanding dengan jumlah penerimaan pajak yang terus meningkat.

4. Tarif pegawai dari tahun 2006 sampai tahun 2012 secara keseluruhan

mengalami peningkatan. Kenaikan tarif pegawai pajak setiap tahunnya

berkisar antara 2-4 juta. Namun kenaikan tarif pegawai dinilai sepadan

dengan kinerja Ditjen Pajak. Hal ini terbukti dengan naiknya

penerimaan pajak negara setiap tahunnya. Kenaikan tarif pegawai

setiap tahun diharapkan memicu semangat kerja para pegawai pajak

agar lebih baik. Dan menghindari adanya tindakan-tindakan yang tidak

diharapkan seperti tindakan penyelewengan dan praktik-praktik KKN.

Page 105: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

89

5. Tingkat efisiensi DJP tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 memiliki

rasio di bawah 0,50% dengan kategori sangat baik. Ini menunjukkan

perbandingan beban operasi pajak masih jauh lebih kecil terhadap

pendapatan operasinya. Hal ini dikarenakan penerimaan pajak selama

periode 2006-2012 terus meningkat secara drastis namun tidak

diimbangi dengan jumlah pegawai pajak. Dalam hal ini, tingkat

efisiensi DJP masuk dalam kategori sangat baik.

B. Implikasi

Dari penelitian ini diketahui bahwa pengeluaran belanja pegawai

dirasa masih kurang dibandingkan dengan penerimaan pajak yang diterima

pemerintah. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah pegawai dan aparat

pajak yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak, sehingga berpengaruh

terhadap kinerja pegawai pajak. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak

dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai dan juga sumber daya

manusia yang berkompeten. Sehingga dengan adanya sumber daya

manusia yang memadai dan berkompeten diharapkan mampu

meningkatkan penerimaan pajak negara ke depannya. Maka dengan ini

peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi

berbagai pihak yang diantaranya, yaitu: pemerintah, direktorat jenderal

pajak, pegawai pajak, akademisi, peneliti serta pembaca lainnya.

1. Implikasi bagi pemerintah dan Direktorat Jenderal Pajak untuk

penerimaan pajak yang terjadi penurunan, sebaiknya penerimaan lebih

Page 106: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

90

difokuskan kepada pendapatan pajak yang memiliki potensi yang

cukup besar dan diunggulkan, agar penurunan tingkat penerimaan bisa

ditutupi dengan penerimaan pajak dari sektor yang diunggulkan.

2. Untuk pengeluaran belanja pegawai lebih ditingkatkan lagi setiap

tahunnya. Untuk memotivasi para pegawainya, DJP harus

memberikan imbalan yang sesuai dengan kompetensi dan kinerja. Jika

pendapatan pegawai rendah tentu tidak sesuai dengan penerimaan

pajak yang setiap tahunnya meningkat pesat. Namun untuk

mengimbangi belanja pegawai yang tinggi harus tetap dilakukan

pengawasan terhadap kinerja pegawai di DJP.

3. Untuk Pemerintah dan Kementerian terkait agar menambah jumlah

pegawai di Direktorat Jenderal Pajak. Karena untuk mencapai

penerimaan pajak yang optimal, harus diimbangi dengan adanya

sumber daya manusia yang memadai secara kuantitas maupun

kualitas.

C. Saran

Penelitian serupa dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dikarenakan penelitian ini memiliki

keterbatasan. Untuk penelitian selanjutnya ada beberapa masukan

mengenai hal-hal diantaranya:

1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan data

dengan sumber yang beragam dan lebih variatif . Dan menggunakan

Page 107: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

91

dua jenis sumber data yaitu data primer berupa wawancara dan data

sekunder. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan lebih akurat lagi.

2. Pengukuran kinerja pegawai pajak dengan metode kualitatif. Peneliti

selanjutnya diharapkan menggunakan metode penelitian lain selain

yang terdapat dalam penelitian ini, sehingga ada perbedaan dan

perbandingan dalam hal pengukuran.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metodologi

pengolahan data. Dan menambah beberapa variabel terkait.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan data yang lebih update

lagi, agar sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada tahun

dilakukannya penelitian.

Page 108: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

92

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syarifudin. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan. Kompetitif”.

BPFE, Yogyakarta. 2001

Analisis Efisiensi Belanja Aparatur dalam Struktur Anggaran (APBN/APBD), Direktorat

Aparatur Negara BAPPENAS.

Anwar, Prabu Mangkunegara. “Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”.

Bandung: Refika Aditama. 2003

Arikunto, S. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta. 2002

AR, Mustopadidjaya. “Manajemen Proses Kebijakan Pubik Formulasi, Implementasi dan

Evaluasi Kinerja”. Jakarta: LAW. 1993

Barata, Atep Adya dan Zul Afdi Ardian. “Perpajakan Jilid I”. Bandung: Armico. 1989

Davis, Gordon B. “Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I”. pengantar, Alih

bahasa Andreas S. A. dan Drs. Bob Widyahartono, Jakarta: PT. Pustaka Binatama

Pressindo, Jakarta. 2002

Devano, Sony. “Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu”. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. 2006

Dina Pertiwi, Lela. “Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Daerah Di Propinsi Jawa Tengah”,

Fakultas Ekonomi UII, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 123-139, Yogyakarta. 2002

Dwiyanto, Agus. “Mewujudkan Good Governance Melayani Publik”. Gadjah Mada

University. Yogyakarta. 2006

Ega Pamula, Yanitra. “Efisiensi Sektor Publik Pendekatan Data Envelopment Analysis

Indonesia 2001-2008”, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,

Semarang. 2012

Fitriandi, Primandita. “Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap”. Jakarta:

Salemba Empat. 2005

Gibson, James. “Organisasi dan Manajemen”. Erlangga. Jakarta. 1990

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Jakarta. 2007

Harvey, L dan Green, D. “Defining Qualty”. Assesment and Evaluation in higher Education,

18 (1), 9-34. 1994

Haula Rosdiana dan Rasin Tarigan. “Perpajakan:Teori dan Aplikasi”. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada. 2005

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk Akuntansi dan

Manajemen”. Yogyakarta: BPFE. 2002

Page 109: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

93

Julastiana, Yaneka dan Suartana, I Wayan. “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klungkung”, Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana, Bali. 2011

Keban, Yeremias T. “Indikator Kinerja Pemda, Pendekatan Manajemen dan Kebijakan”.

Yogyakarta: Fisip UGM. 1995

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 164/KMK.03/2007.

Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 13 tahun 2006.

Lubis, Irwansyah. “Hukum Pajak Indonesia Suatu Pengantar”, YP2SM, Jakarta, 2006.

Malayu S.P. Hasibuan. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. PT Bumi Aksara. Jakarta.

2001

Mardiasmo. “Perpajakan”. Yogyakarta: Andi. 2003

Mardiasmo. “Akuntansi Sektor Publik”. Andi, Yogyakarta. 2002

Martini, Rina. “Remunerasi dan Rasa Keadilan Masyarakat”. Yogyakarta: Topik Utama.

2006

Merini, Dian. “Analisis Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Sektor Publik Di Kawasan Asia

Tenggara:Aplikasi Data Envelopment Analysis”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang. 2013

Mulyadi. “Akuntansi Biaya”. edisi ke-5. Yogyakarta. 1993.

Mink, Oscar G. “Developing High Performance People: the art of coaching”. USA: Addison

Wesley Publishing Company. 1993

Pasolong, Harbani. “Teori Administrasi Publik”. Bandung: CV Alfabeta. 2007.

Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga.

Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2007 Tentang Tunjangan Jabatan Struktural.

Prawiro Sentono, Suyudi. “Kebijakan Kinerja Karyawan:kiat membangun organisasi

kompetitif menjelang perdaganngan bebas dunia”. BPFE. Yogyakarta.

Resmi, Siti. “Perpajakan Teori dan Kasus”, Salemba Empat, Jakarta. 2009

Rimsky K Judiseno. “Pajak dan Strategi Bisnis”. Gramedia Pustaka Utama. 2002

Rizal Hakimudin, Dimas. “Analisis Efisiensi Belanja Kesehatan Pemerintah Daerah Di

Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2007”, Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro, Semarang. 2010

Robbins, Stephen P dan Marry Coulter. “Management”. New Jersey. Prentice Hall

International, Inc. 1989

Page 110: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

94

Safri, Nurmantu, “Pengantar Perpajakan”. Jakarta: Granit hal 106. 2005

Sedarmayanti. “Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomo

Atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerja)”, Bandung: CV.Mandar

Maju. 2000

Setiyono, Agus. ”Birokrasi dalam Perspektif Politik dan Administratif”. Semarang. Puskodak

Undip. 2004

Siagian, Sondang P. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan dan Perilaku

Administrasi”, Jakarta: Bumi Aksara. 1994.

Siagian, Sondang P. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori dan Praktek

Kepemimpinan”, Jakarta: Bumi Aksara. 1996

Steers, M Richard. “Efektivitas Organisasi Perusahaan”. Jakarta: Erlangga. 1985

Sugiyono. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: CV Alfabeta. 2007

Sumitro, Rochmat. “Asas dan Dasar Perpajakan” . Bandung. PT Rafika Aditama. 1998

Suryadi. ”Model Hubungan Kausal Kausal,Pelayanan,Kepatuhan Wajib Pajak dan

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di Wilayah Jawa

Timur”, Jurnal Keuangan Publik, Vol.6, No.2. 2003

Suryadi. ”Model Hubungan Kausal Kausal,Pelayanan,Kepatuhan Wajib Pajak dan

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di Wilayah Jawa

Timur”, Jurnal Keuangan Publik, Vol.4, No.1, April. 105-121. 2006

Susila, Ihwan. “Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro”, Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol, 8, No. 2, Desember.

223-242. 2007

Theresia Woro, Damayanti. “Pelaksanaan Self Assessment System Menurut Persepsi Wajib

Pajak (studi kasus pada wajib pajak Badan Salatiga)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Vol.X No.1, Maret, PP. 109-128. 2004

Undang-Undang No.8 tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Whittaker, James. “The Government Performance Result act Educational”. Services

Institute. 1993

Wibisono, Agus. “Analisis SWOT”. www.aguswibisono.com. 2010

Yudhi Fahrianta, Riswan dan Carolina, Viani. 2012. “Analisis Efisiensi Anggaran Belanja

Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 13,

No. 1, April 2012.

www.bps.go.id

www.pajak.go.id

Page 111: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

95

Page 112: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

96

Page 113: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

97

Page 114: ANALISIS EFISIENSI PAJAK PADA DIREKTORAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28990/1/DIN... · Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi ... 4.3 Total Pegawai

98