analisis dengan teknik kromatogaf cair hplc (1)

79
ANALISIS DENGAN TEKNIK HPLC SUNARDI Departeman Kimia FMIPA-UI [email protected] 1

Upload: raharjo1608

Post on 08-Jul-2016

64 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

analisis dengan teknik kromatograf cair

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

1

ANALISIS DENGAN TEKNIK HPLC

SUNARDI Departeman Kimia [email protected]

Page 2: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

2

Kromatografi Kromatografi merupakan metode pemisahan yang

mengandalkan perbedaan perilaku interaksi analit antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen dalam campuran.

Komponen yang berinteraksi sangat kuat ke fase diam memerlukan waktu lama di dalam kolom dan terpisahkan dari komponen yang berinteraksi kuat di fase gerak yang melewati kolom lebih cepat.

Page 3: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

3

Kromatografi Komponen yang keluar dari ujung kolom

dideteksi dan diukur oleh detektor. Instrumen analitis dapat dikombinasikan

antara metode pemisahan dengan analisis on-line.

Contoh: Kromatografi gas dan cair dengan spektrometri

massa (GC-MS dan LC-MS) atau GCMSMS, LCMSMS

Fourier-transform spektroskopi inframerah (GC-FTIR).

Diode-array UV-VIS absorpsi spektroskopi(HPLC-UV- VIS).

Page 4: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

4

KromatografiMekanisme interaksi dalam kromatografi

Mekanisme Fasa diamAdsorpsi padatPartisi cairIon exchange anion atau kation yang

berikatan kovalen pada resinMolekul Size gelAfinitas zat aktif yang melekat pada zat

padat pendukung

Page 5: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

5

HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Kromatografi padat-cair dan cair-cair. Fasa diam (stationer) permukaan aktifnya

dapat berupa padat, cairan, resin penukar ion atau polimer

Proses pemisahan komponen sampel berdasarkan pada interaksi komponen sampel dan fasa diam.

Interaksi dapat berupa absorpsi (fasa diam padat) atau partisi (fasa diam cairan), pertukran ion, molekuler eksklusi atau afinitas.

Page 6: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

6

Perkembangan LCUHPLC : Ultra High Performance Liquid

ChromatographyFHPLC : Fast High Performance Liquid

ChromatographyUPLC : Ultra Performance Liquid

Chromatography

Pilih HPLC atau UHPLC ?

Page 8: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

8

Pemilihan Fasa Gerak (mobil) Fasa gerak mengatur interaksi fasa terlarut dan

fasa diam, maka pemilihan fasa gerak adalah penting.

Fasa mobil yang digunakan harus berkualitas “HPLC” atau minimal Spektrofotometri

Untuk mencegah rusaknya peralatan (pompa, detector atau kolom pakcing dll), tidak boleh digunakan sebagai fasa mobil : asam kuat, basa dan larutan halida.

Page 9: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

9

Pemilihan Fasa Gerak Fasa mobil di saring dengan ukuran

filter 0,2 mm Tujuan penyaringan Pelarut :

Menghilangkan partikulat dan bakteri agar :Membantu kerja pompa agar awetMembantu kerja kolom agar awet tidak tersumbat.

Page 10: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

10

Pemilihan Fasa Gerak Pelarut harus dilakukan “degassing” untuk

mencegah kemungkinan terbentuknya gelembung gas didalam kolom atau aliran ke detektor.

Oksigen pada tekanan tinggi dapat mengakibatkan hal yang serius dalam sistem ini, karena dapat merusak kolom.

Cara melakukan degassing : Diaerasi dengan gas lain yang kelarutannya kecil Divakum Dipanaskan

Page 11: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

11

Pemilihan Fasa Gerak Volatilitas harus dipertimbangkan jika tujuan

utamanya adalah “recovery” sampel.

Viskositas harus rendah (kurang dari 0,5 sentipoise), agar tekanan pompa tidak terlalu tinggi dan tidak mengurangi transfer massa antara fasa pelarut dan fasa diam.

Jika digunakan untuk fasa mobil pada LC / MS atau MSMS harus dipilih larutan buffer yang mudah menguap “volatile”.

Page 12: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

12

Pengendalian Fasa Gerak Isokratik cara penggunaan aliran fasa

mobil yang hanya memerlukan 1 macam komposisi pelarut baik palarut tunggal maupun pelarut campuran selama dilakukan analisis.

Gradien elusi cara penggunaan aliran fasa mobil 2 jenis pelarut atau lebih yang diprogram secara otomatis sehingga komposisinya berubah sesuai Program yang telah dirancang, agar diperoleh pemisahan yang lebih baik

Page 13: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

13

Sistem Pompa

Pompa Reciprocating

Page 14: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Sistem Pompa Pompa jenis ini banyak digunakan Biasanya digunakan dua buah pompa Satu pompa bergerak menghisap sedangkan

pompa yang lain bergerak mendorong pelarut Dengan cara ini fluktuasi tekanan menjadi sangat

kecil

14

Page 15: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

15

Sistem injeksi sampel Sistem dalam HPLC mempunyai tekanan yang

sangat tinggi 300 atm cara menginjeksikan sampel yang paling sesuai yaitu “Sampling Loop”

Page 16: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

16

Sistem injeksi sampel Diagram Valve

Page 17: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

17

Sistem injeksi sampel

Diagram Valve

Page 18: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

18

Sistem injeksi sampel (manual)

Page 19: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

19

Sistem injeksi sampel (automatic)

Page 20: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

20

Sistem injeksi sampel (automatic)

Page 21: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

21

Kolom

Kolom HPLC

Merupakan bagian yang sangat penting dalam HPLC

Page 22: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

22

Penggunaan Kolom Kromatografi fasa normal (normal

phase).Dalam sistem ini digunakan fasa gerak non polar misalnya Heksana atau isopropil- eter, dan fasa diamnya lebih polar misalnya Trietilen-glikol atau air.

Kromatografi fasa terbalik (Reversed phase).Dalam sistem ini digunakan fasa gerak lebih polar misalnya, air, metanol atau asetonitril, sedangkan fasa diamnya non polar misalnya Hidrokarbon (C-18) oktadekana.

Page 23: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Jenis kolom HPLC dan kegunaannya Jenis sampel Mode Tipe Fasa mobil Contoh

1. Kepolaran rendah & larut dalam hidrokarbon

Reverse phase

-C18 Metanol/air,asetoni tril/ air, asetonitril/ THF, THF/metylen klorida

Polinuklear hidrokarbon aromatik, trigliserida lipid, ester, vitamin dalam lemak, steroid, hidroquinon, alkaloid.

2. Kepolaran medium & larut dalam alkaloid

Normal phase

-CN Asetonitril, metilen klorida, heksana, karbontetra klorida

Vitamin larut dalam lemak, steroid, alkohol, aromatik, amina, ester, lipid.

-NH2 Heksana, metilen klorida, asetonitril

Amina aromatik, ester, pestisida klorinasi, asam karboksilat, nukleotida, asam phtalat, polinuklear aromatik.

Reverse phase

-ODS -C8 -CN

-TMS -NH2

Metanol, air, asetonitril

Steroid, bahan alam yang larut dalam alkohol, vitamin, asam aromatik, xanthin, antibiotik, anti oksidant, zat aditif karbohidrat. 23

Page 24: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Jenis kolom HPLC dan kegunaannya

3. Kepolaran tinggi & larut dalam lemak

Reverse phase

-C8-CN

-TMS

Metanol, air, asetonitril, larutan buffer.

Vitamin larut dalam air, amina, alkohol aromatik, analgesik, antibiotik, aditif makanan.

Penukar kation

-SO3 Air, larutan buffer Kation anorganik, karbamat, vitamin, asam amino, nukleotida, glikosida.

Penukar anion

-NR3+

-NH2

Sitrat, buffer phosfat pH 2-7.

Nukleotida, anion anorganik, gula, asam organik.

Pasangan ion

-ODS -C8

Air, metanol, setonitril.

Asam, katekol, amina, sulfonat.

24

Page 25: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Jenis kolom HPLC dan kegunaannya4. Kepolaran

tinggi & larut dalam lemak

Reverse phase

-C8-CN

-TMS

Metanol, air, asetonitril, larutan buffer.

Vitamin larut dalam air, amina, alkohol aromatik, analgesik, antibiotik, aditif makanan.

Penukar kation

-SO3 Air, larutan buffer Kation anorganik, karbamat, vitamin, asam amino, nukleotida, glikosida.

Penukar anion

-NR3+

-NH2

Sitrat, buffer phosfat pH 2-7.

Nukleotida, anion anorganik, gula, asam organik.

Pasangan Ion

-ODS -C8

Air, metanol, setonitril. Asam, katekol, amina, sulfonat.

25

Page 26: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

26

Detektor Indek Refraksi

Page 27: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

27

Detektor Detektor UV-Vis

Page 28: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

28

Kromatogram 2D Conditions:

Cartridge column 20x2.1mm HAISIL HL C18

200µL/min 15% acetonitrile/

10mM phosphate buffer (pH 2.2)Detector: 210nm

Contoh : Analisis minuman ringan

Page 29: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Detektor

29

Page 30: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

Kromatogram 3D

30Contoh : Kromatogram 3D

Page 31: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

31

Kromatogram 3D

Page 32: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

32

MS ATAU MSMS

Page 33: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

33

Total Ion Chromatogram (TIC)

Page 34: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

34

Kromatogram Massa Q1

Page 35: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

35

Kromatogram Massa Q1 dan Q3

Page 36: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

36

Pemecahan Massa Terpilih

Page 37: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

37

Kromatogram Massa Q3

Page 38: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

38

Analisis Sampel Sampel sering merupakan campuran dari banyak

komponen dalam matriks yang kompleks.

Sampel mengandung banyak senyawa yang tidak diketahui, metode analisis yang digunakan harus dapat memisahkan satu sama lain sehingga setiap komponen individual dapat diidentifikasi.

Campuran dapat dipisahkan dengan mengguna kan perbedaan sifat fisik atau sifat kimia dari komponen individu.

Page 39: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

39

Analisis Sampel Beberapa sifat senyawa yang dapat digunakan

untuk pemisahan adalah kelarutan, titik didih, tekanan uap, adsorbsi, ukuran partikel dan lain-lain

Sifat komponen dalam campuran adalah tetap jika kondisinya konstan, sehingga campuran dapat dipisahkan dan diidentifikasi.

Pemisahan dan identifikasi adalah cara khas dalam teknik analisis kromatografi dan elektroforesis

Page 40: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

40

Prosedur analisisDalam analisis dengan teknik kromatografi agar didapatkan hasil yang optimal perlu dilakukan dalam beberapa tahapan.

Tahap 1 – Ekstraksi Tahap 2 – Clean Up (Pembersihan) Tahap 3 – Analisis

Page 41: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

41

Tahap1 : Ekstraksi Setelah sampel diukur berat atau volumenya lalu

dilakukan ekstraksi.

Ekstraksi sampel berfungsi untuk pemekatan atau merubah dari satu fasa (padat) ke fasa yang lain (cair)

Memisahkan analit dengan matrik pengotornya agar beban kolom lebih ringan dan gangguan matrik menjadi berkurang.

Karena sampel lebih “bersih”, analisis menjadi lebih cepat, teliti dan akurat.

Page 42: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

42

Macam Ekstraksi Jenis ekstraksi yang dapat dilakukan

pada sampel:

Ekstraksi Cair-cair (Liquid-Liquid Extraction)

SoxhletEkstraksi Fasa Padat/Solid Phase

Extraction (SPE)Ekstraksi Fluida Superkritis

Page 43: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

43

Ekstraksi Cair-Cair Ekstraksi cair-cair menggunakan dua pelarut yang

tidak saling melarutkan, untuk memisahkan analit dari satu pelarut ke pelarut yang lain.

Menurut teori partisi, distribusi dari zat terlarut antara dua fase adalah kondisi kesetimbangan.

Dilaboratorium, biasanya ekstraksi senyawa organik dari fase air masuk ke fasa organik.

Page 44: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

44

Ekstraksi Cair-Cair Jika sampel berbentuk padatan biasanya perlu

dilarutkan dulu atau dihaluskan.

Analisis Organik seringkali jauh lebih rumit.

Sampel dapat berada dalam matriks yang sangat rumit sehingga memerlukan prosedur ekstraksi berhati-hati untuk mendapatkan analit dalam bentuk yang dapat dianalisis.

Page 45: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

45Ekstraksi dengan corong pisah

Ekstraksi Cair-Cair

Page 46: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

46

Ekstraksi Cair-Cair

Page 47: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

47

Ekstraksi Cair-Cair

Page 48: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

48

Ekstraksi Soxhlet Dalam metode ini, sampel ditempatkan dalam

kantong kertas saring. Kantong ditempatkan di ruang ekstraksi (2),

yang ditempatkan di atas tabung yang berisi pelarut (1) dan di bawah kondensor (3).

Labu ini dipanaskan, pelarut menguap dan bergerak naik ke kondensor.

Uap diubah menjadi cairan yang menetes ke ruang ekstraksi yang berisi sampel.

Ruang ekstraksi dirancang sedemikian rupa sehingga ketika pelarut sekitar sampel melebihi tingkat tertentu akan melimpah dan mengalir kembali ke dalam labu didih.

Proses ekstraksi dapat berlangsung beberapa jam.

Page 49: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

49

Ekstraksi Soxhlet

Page 50: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

50

Ekstraksi fluida Superkritis Teknik ini relatif baru sebagai metode

ekstraksi

Ekstraksi fluida superkritis (SFE) telah diterapkan untuk persiapan sampel pada skala analitis.

Teknik ini mirip ekstraksi Soxhlet kecuali bahwa pelarut yang digunakan adalah cairan superkritis. (material pada suhu dan tekanan kritis).

Keuntungan utama menggunakan SFE adalah tidak digunakan pelarut organik, sehingga mengurangi masalah limbah di laboratorium.

Page 51: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

51

Ekstraksi fluida Superkritis

Diagram fasa sistem tiga komponen

Page 52: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

52

Ekstraksi fluida Superkritis Critical properties of various solvents (Reid et al, 1987)

Solvent Molecular weight g/mol

Critical temperature K

Critical pressure MPa (atm)

Critical density g/cm3

Carbon dioxide (CO2) 44.01 304.1 7.38 (72.8) 0.469

Water (H2O) 18.02 647.3 22.12 (218.3) 0.348

Methane (CH4) 16.04 190.4 4.60 (45.4) 0.162

Ethane (C2H6) 30.07 305.3 4.87 (48.1) 0.203

Propane (C3H8) 44.09 369.8 4.25 (41.9) 0.217

Ethylene (C2H4) 28.05 282.4 5.04 (49.7) 0.215

Propylene (C3H6) 42.08 364.9 4.60 (45.4) 0.232

Methanol (CH3OH) 32.04 512.6 8.09 (79.8) 0.272

Ethanol (C2H5OH) 46.07 513.9 6.14 (60.6) 0.276

Acetone (C3H6O) 58.08 508.1 4.70 (46.4) 0.278

Page 53: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

53

Ekstraksi fluida Superkritis Ekstraksi ini memanfaatkan sifat khas dari CO2

dimana gas ini bersifat nonpolar dan mudah mencair dengan memberikan tekanan.

Sifat nonpolar gas CO2 menyebabkan mudah melarutkan banyak senyawa organik yang pada umumnya bersifat nonpolar.

Daya larut CO2 dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan memvariasikan tekanan dan temperatur.

Kepolaran CO2 dapat ditingkatkan dengan menambahkan sedikit pelarut lain (modifier) seperti metanol, isopropanol, asetonitril, air atau benzena.

Page 54: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

54

Ekstraksi fluida SuperkritisKeutungan cara ekstraksi fluida super kritis :

Ekstraksi hanya memerlukan waktu yang sangat singkat antara 30 menit sampai 2 jam.Dapat menghasilkan persen ekstraksi yang mendekati 100 % sehingga seluruh zat dapat terekstrak seluruhnya dari matriknya.

Cara (teknik) analisis lebih sederhana dan biaya relatif murah karena harga CO2 yang murni jauh lebih murah dibandingkan pelarut-pelarut yang lain.

Sangat cocok untuk megekstraksi zat yang tidak tahan panas.

Tidak membahayakan lingkungan karena CO2 tidak beracun.

Page 55: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

55

Ekstraksi fluida SuperkritisZat yang diekstraksi Waktu ekstraksi

Soxhlet Fluida Super KritisPoli Hidrokarbon aromatik/ PAH

24 jam 15 menit

Lilin (Wax) 16 jam 45 menitLemak 7 jam 10 menitAlkana 48 jam 15 menitdioksin 20 jam 2 jam

Page 56: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

56

Ekstraksi fluida Superkritis

Prinsip Instrumentasi Ekstraksi SFE

Page 57: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

57

Tahap 2 : Clean Up Ekstraksi Fasa Padat/SPE Ekstraksi fasa padat/Solid phase extractions (SPE)

adalah metode ekstraksi yang menggunakan fase padat dan fase cair untuk mengisolasi satu, atau satu jenis analit dari larutannya.

Hal ini biasanya digunakan untuk “membersihkan” sampel sebelum menggunakan metode analisis kromatografi atau lainnya.

Prosedur umum: memasukan larutan ke fase SPE, mencuci komponen dari yang tidak diinginkan, kemudian membilas dengan pelarut analit yang diinginkan dan ditampung ke dalam tabung koleksi.

Page 58: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

58

Ekstraksi Fasa Padat/SPE Ekstraksi Fasa Padat menggunakan jenis fasa

diam yang sama seperti yang digunakan dalam kromatografi kolom cair.

Fasa diam ditempatkan didalam kolom gelas atau kolom plastik di atas wol atau kaca berpori.

Ujung kolom mungkin berlobang atau memiliki kran (stopcock) untuk mengontrol aliran pelarut melalui kolom.

SPE komersial kapasitas kartridnya 1-10 mL dan dibuang setelah digunakan..

Page 59: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

59

Ekstraksi Fasa Padat/SPE

Tahapan prosedur SPE

Page 60: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

60

Ekstraksi Fasa Padat/SPE

Cartridge SPE

Page 61: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

61

Ekstraksi Fasa Padat/SPE

Cartridge SPE komersial sekali pakai

Page 62: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

62

Ekstraksi Fasa Padat/SPE Gambar di bawah menunjukkan cartridge yg

dipasang pada vacuum manifold, untuk meningkatkan laju alir pelarut yang melalui cartridge.

Sebuah tabung koleksi ditempatkan di bawah kartrid SPE (di dalam vacuum manifold untuk contoh pada gambar) untuk mengumpulkan cairan yang keluar dari ujung cartridge.

Page 63: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

63

Ekstraksi Fasa Padat/SPE

Vacuum manifold SPE

Page 64: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

64

Analisis Kualitatif Tingkat kompleksitas sampel ditunjukkan

dengan jumlah puncak yang muncul.

Informasi kualitatif tentang komposisi sampel diperoleh dengan membandingkan posisi puncak dengan senyawa standar (dengan membandingkan waktu retensi)

Jika digunakan detektor MS atau MSMS, analisis kualitatif dapat diperoleh dari : Waktu retensi, Q1 dan Q2 Dirujuk dari data spektrum senyawa yang tersimpan

di Komputer.

Page 65: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

65

Analisis Kualitatif

Page 66: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

66

Analisis Kualitatif

Page 67: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

67

Analisis Kualitatif

Page 68: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

68

Analisis Kualitatif

Page 69: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

69

Analisis Kuantitatif Penilaian kuantitatif, konsentrasi relatif dari

komponen diperoleh dari perbandingan luas puncak terhadap senyawa standar yang kadarnya diketahui.

Ada 4 metode penentuan kuantitatif Normalisasi luas puncak Eksternal standar Internal standar Standar addisi

Page 70: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

70

Page 71: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

71

Normalisasi luas puncak Suntikkan campuran dengan jumlah yang

sama dari semua komponen

Luas masing-masing puncak diukur tepatReplikasi (5 +) suntikanPerlu presisi yang baikSalah satu komponen dipilih sebagai acuan

Luas puncak yang satu dinormalisasikan terhadap luas puncak yang lainDidapatkan faktor Respon detektor (DRF)

Page 72: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

72

NORMALISASI LUAS PUNCAK

Page 73: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

73

External Standard Injeksikan standar sebelum dan / atau setelah

menganalisis sampel

Standar akan berada pada kromatogram yang berbeda

Tergantung pada kemampuan bereproduksi injeksi yang baik

Kadar sampel dihitung dengan membanding kan luas puncak sampel dengan puncak senyawa standar.

Page 74: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

74

External Standard

Page 75: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

75

Internal Standard Menghilangkan kesalahan yang disebabkan

penyuntikan yang tidak akurat

Sebuah senyawa standar sebagai acuan disertakan dalam setiap sampel dengan konsentrasi yang diketahui secara akurat

Kadar sampel dihitung dengan membanding kan luas puncak sampel dengan puncak senyawa standar.

Page 76: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

76

Standar Addisi Sampel dianalisis

Senyawa standar yang diketahui kadarnya ditambahkan ke dalam sampel, dilakukan analisis ulang

Kadar sampel dihitung dengan membanding kan luas puncak sampel dengan puncak senyawa standar.

Dapat digunakan untuk verifikasi linearitas

Page 77: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

77

Standar Addisi

Page 78: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

78

Standar Addisi

Page 79: Analisis Dengan Teknik Kromatogaf Cair HPLC (1)

79

TERIMAKASIH