aleopati praktikum ekologi pertanian

22
PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERKECAMBAHAN JAJANG NURZAMAN 05121407004 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Upload: jajangnurzaman31

Post on 01-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN

PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERKECAMBAHAN

JAJANG NURZAMAN05121407004

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Page 2: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal

balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga

suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan

hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.

Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos

artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan

cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan

tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.

Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan

kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda

tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Anonima 2009 : 1).

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut : pertama, perpindahan energi dan materi

dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya

dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies

pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Dan ketiga,

terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk

ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua

komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu

kesatuan yang teratur.

Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol. Senyawa

alelopati bisa berasal dari eksudasi atau ekskresi dari akar, volatilasi dari daun yang

berupa gas melalui stomata, larut atau leaching dari daun segar melalui air hujan atau

embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi, dan transformassi dari

mikroorganisme tanah. Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang

menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran.

Page 3: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun,

akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.

Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas

beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan

gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas

diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat

perkecambahan

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara

makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia

(Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam

Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa

dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat

menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan

tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan

sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap

perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu

senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Anonimb 2009 : 1

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi

menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman

lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang

dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain

yang sama jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu

tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain

yang berbeda jenisnya.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan untuk mempelajari

pengaruh allelopati dari beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan.

Page 4: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan dalam bersaing mempunyai senjata yang bermacam-macam,

misalnya duri, berbau, yang kurang bisa diterima sekelilingnya, tumbuh cepat,

berakar dan berkarnopi luas dan bertubuh tinggi besar, Maupun adanya sekresi zat

kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya. Dalam uraian ini akan

disinggung tentang sekresi kimiawi yang disebut alelopat dan mengakibatkan

peristiwa yang disebut alelopati.Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh

jelek dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat

merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuhdi sekitarnya. Tumbuhan

lain jenis yang tumbuh sebagai tetangga menjadi kalah. Kekalahan tersebut  karena

menyerap zat kimiawi yang beracun berupa produk sekunder dari tanaman pertama.

Zat kimiawi yang bersifat racun itu dapat berupa gas atau zat cai dan dapat

kelau dari akar, batang maupun daun. Hambatanpertumbuhan akibat adanya alelopat

dalam peristiwa alelopati misalnya pertumbuhan hambatan pada oembelahan sel,

pangambilan mineral,resppirasi, penutupan stomata, sintesis protein, dan lain-

lainnya. Zat-zat tersebut keluar dari bagian atas tanah berupa gas, atau eksudat uang

turun kembali ke tanah dan eksudat dari akar. Jenis yang dikeluarkan pada umumnya

berasal dari golongan fenolat, terpenoid, dan alkaloid. 

            Telah banyak referensi yang mencatat tentang species yang dapat

mengeluarkan alelopati. Species tersebut dalam lingkungan akan dapat menekan

pertumbuhan species lain. Namun pengaruh interaksi gulma/tanaman budidaya akan

adanya alelopati masih belum banyak diteliti. Beberapa penelitian tentang hal itu

dicatat dari beberpa negara seperti Amerika, dan Inggris. Suatu zat terpen di

keluarkan oleh semak yang aromatik dan sejenis substansi fenol dikeluarkan

olehIsorghum halepense yang dapat menghambat kegiatan bakteri fikasasi nitrogen.

 Agropyron repens (rumput perenial) yang melapuk selama 15 hari sangat

efektif dalam penghambatan pertumbuhan  Brassica napus. Penghambatan semacam

ini hampir sama dengan diakaibatkan oleh pelapukan jerami.  Imperata

Page 5: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

cylindricajuga mengeluarkan alelopati berpengaruh pada lingkungannya seperti

halnya penghasil-penghasil alelopati lainnya.

            Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun,

akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.

Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas

beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan

gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas

diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat

perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh

seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida juga

dapat mengeluarkan zat alelopati. (Moenadir,1998:73-88)

            Sejumlah peneliti melaporkan bukti untuk zat kimia mengendalikan distribusi

tumbuhan, asisiasi antar species, dan jalannya suksesi tumbuhan. Muller (1966) telah

meneliti hubungan spatial antara  Salvia leucophyla dan rumput annual. Rumpun

saliva yang hidup pada padang rumbut ternyata dibawah rumpun dan disekeliling

rumpun semak tersebut terjadi zona gundul (1-2 meter)  tak ada tumbuhan rumput

dan herba lain. Bahkan 6-10 m dari kanopi semak tumbuhan lain menjadi kerdil.

Bentuk kerdil ini tidak disebabkan karena kompetisis untuk air, karena kar semak

tidak menyusup jauh ke daerah rumput. Faktor tanah nampak tidak bertanggung

jawab untuk asosiasi nehgatif, karena faktor  khemis dan fisis tanah tidak berubah

pada zona gundul tersebut.

            Muller menemukan bahwa salvia mengeluarkan minyak volatile dari daun

dan kandungan cinoile dan canphor bersifat toksik terhadap perkecambahan dan

pertumbuhan annual disekeliling. (Syamsurizal,1993:89)

Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman

pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat

alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.

Tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat

organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga

tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang

berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Alang-alang (Imperata cyndrica)

Page 6: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

dan teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati

lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati baik organ  yang berada di atas tanah

maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati

(Anonim,2008).

Proses pembentukan senyawa alelopati merupakan proses interaksi antar

spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism untuk

mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain (Muller,

2008).

Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa

kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ

yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya  dan dengan mudah senyawa-

senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat

meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim

berikutnya.

Alelopathi merupakan suatu peristiwa di mana suatu individu tumbuhan

menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang

tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Senyawa kimia yang bersifat alelopathi

bisa berasal dari bagian tumbuhan di atas tanah seperti daun, batang, cabang,

rizhoma, bunga, buah, dan biji, ataupun bagian tumbuhan di bawah tanah seperti

akar/eksudat akar.

Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama

tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga

menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan

penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain melalui

serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau batang

oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan

eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang

mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui daun, misalnya Adenostena

fasciculatum, Eucalyptus globules, Camelina alyssum, Erenophylla mitchellii, yang

mengeluarkan zat allelopathy melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam,

Page 7: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat Allelopathy melalui pembusukan

nisalnya Helianthus, Aster, dan Agropyron repens (Indrianto 2006 : 16).

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara

makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia

(Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam

Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa

dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat

menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan

tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan

sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap

perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu

senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman

dan I wayan Sumberartha (2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut

dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah,

dan biji). Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya,

namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan

yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu,

sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil

alelokimia. Senyawa-senyawa kimia dari dalam tubuh tumbuhan yang bersifat

allelopathy misalnya phenolic, terpenes, alkaloids, nitrils, glycosides, difenol, asam

benzoate, asam lemak, koumarin, fanin, slfida, glucocida, parin dan nucleocida.

Allelopati merupakan efek yang merusak dari pelepasan senyawa-senyawa

kimia organik oleh satu jenis tertentu tanaman pada saat perkecambahan,

pertumbuhan atau metabolisme terhadap jenis tanaman lain yang berbeda. Secara

umum alelopati selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang ditimbulkan gulma

yang tumbuh bersama-sama dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang

ditimbulkan akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman, dengan

beberapa jenis rotasi tanaman, dan pada regenarasi hutan.

Page 8: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum tentang Allelopati ini dilaksanakan di Laboraturium Teknologi

Benih Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Praktikum ini

dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan

selesai

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai Pengaruh Allelopati

Terhadap Perkecambahan ini adalah : 1) Blender; 2) Corong penyaring; 3) Gunting;

4) Mangkuk penggerus; 5) Kertas merang; 6) Pisau; 7) Pot.

Bahan yang digunakan pada praktikum mengenai Allelopati ini adalah : 1)

Biji kacang Hijau; 2) Biji Jagung; 3) Daun alang-alang; 4) Daun akasia; 5) Daun

Kirinyuh.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan untuk melakukan praktikum mengenai

Pengaruh Allelopati ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat ekstrak menggunakan daun alang-alang, daun gamal, daun akasia, dan

daun kirinyuh, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:

a. Haluskan bagian daun dari tumbuhan-tumbuhan tersebut dengan mangkuk

penggerus atau dipotong-potong.

b. Buat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan

perbandingan air sebagai berikut, air 1 liter : 7 helai daun; 1 liter air : 14

helai daun; 1 liter air : 21 helai daun. Dan biarkan selama 24 jam.

c. Setelah 24 jam, saring ekstrak menggunakan alat penyaring.

Page 9: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

2. Pilih biji kacang hijau dan biji jagung yang baik.

3. Sediakan pot sebagai tempat untuk meletakkan kacang hijau dan jagung, lapisi

dengan kertas merang.

4. Letakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan biji jagung kedalam pot yang

sudah dilapisi dengan kertas merang.

5. Siram 5 mL ekstrak Allelopati tumbuhan kedalam pot yang sudah berisi biji

kacang hijau dan biji jagung tersebut.

6. Amati perkembangan biji kacang hijau dan biji jagung tersebut setiap hari

selama 7 hari dan amati juga pertumbuhan kecambahnya.

Page 10: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini yaitu :

Nama

Allelopati

Jagung Kacang Hijau

Hidup mati hidup mati

Alang-alang - -

Kirinyuh - -

Akasia - -

Gamal - -

Page 11: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

B. Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dosis ekstrak tanaman

allelopati yang diberikan terhadap ketiga biji yang dijadikan sebagai objek percobaan

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari biji pada saat

perkecambahan ini. Kebanyakan biji yang diberikan dosis ekstrak tanaman allelopati

yang tinggi sebagiannya mati. Namun sebaliknya pada biji yang diberi perlakukan

dengan dosis ekstrak allelopati yang tidak terlalu tinggi persen perkecambahannya

tergolong besar. Hal ini menandakan bahwa ekstrak dari tanaman allelopati ini

sangat mempengaruhi perkecambahan dari biji percobaan. Biji-biji yang dijadikan

sebagai objek percobaan terlihat rusak karena diberi perlakuan dengan ekstrak

tanaman allelopati. 

Dalam prinsipnya Allelopati merupakan pengaruh yang bersifat merusak,

menghambat, merugikan dan dalam keadaan kondisi tertentu dapat juga

menguntungkan. Dimana pengaruh ini terjadi pada perkecambahan, pertumbuhan

maupun pada saat metabolisme tanaman. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya

senyawa kimia yang di lepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman yang lainnya.

Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis

yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap

faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan

senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri.

Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa

yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena

timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme

organisme.

Dalam percobaan allelopati ini, adapun jenis tanaman yang dijadikan ekstrak

yang diketahui mengandung zat allelopati yaitu ekstrak rumput teki . Bagian-bagian

tanaman yang digunakan adalah bagian akar dan daun. senyawa beracun yang dapat

mempengaruhi perumbuhan tanaman. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa

tumbuhan yang dibenamkan kedalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan

tanaman. Kartawinata dalam teori nya menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi

Page 12: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

ekstraks organ tubuh alang-alang, maka semakin besar pengaruh negatifnya terhadap

pertumbuhan kecambah suatu tanaman. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat

menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme

sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap

jenis alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu tergantung pada organ

pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya . Mekanisme pengaruh alelokimia

(khususnya yang menghambat) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme

(khususnya tumbuhan) sasaran melalui serangkaian proses yang cukup kompleks,

proses tersebut diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur,

modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan

berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian

mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya

mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta

aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian

bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya

menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran.

Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya,

namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan

yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu,

sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil

alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air

dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu

yang toleran terhadap senyawa ini.

Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi

antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu

organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan

organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.

Page 13: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini yaitu :

1. Perkembangan tumbuhan yang di beri allelopati tergantung pada konsentrasi

ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang

dievaluasi serta saat aplikasi.

2. Semua jaringan dalam tubuh tumbuhan mempunyai potensi untuk

menegeluarkan senyawa allelopathi senyawa Allelopathi menghambat

pertumbuhan kecambah.

3. Allelopathi merupakan mekanisme pertahanan diri dari tumbuhan pesaing.

4. Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau dan biji

jagung

5. Alelopati dapat menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar,

pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya

permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim.

6. Allelopati berpengaruh nyata terhadap perkecambahan jagung (Zea mays) dan

kacang hijau (Phaseolus radiatus).

7. Ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) berpengaruh terhadap perkecambahan

kacang hijau (Phaseolus radiatus).

8. Ekstrak akasia berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang hijau

(Phaseolus radiatus).

B. Saran

Saran kepada pembaca agar dapat mengetahui akibat dari senyawa allelopathi

terhadap perkecambahan dan agar lebih memahami mengenai praktikum ini.

Page 14: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Anonim b. 2009. Allelopathy. Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diaksestanggal 06 Mei 2013 jam 19:58 WIB.

Moenandir,jody.1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawalipers:Jakarta.

Syamsurizal.1993.Ekologi Tumbuhan.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan :Sumatera Barat

Wiryowidgdo,sumali.2000.Kimia dan Farmakologi Bahan Alam edisipertama.Universitas Indonesia : Jakarta

Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry.Lecture Note 5. ICRAF. (http://www.icraf.cgiar.org/sea). Diakses tanggal 06Mei 2013 jam 22:45 WIB.

Setyowati dan Yuniarti (1999). Efikasi allelopati teki formulasi cairan terhadapgulma. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesi(http://[email protected]). Diakses tanggal 06 Mei 2013 jam22.15 WIB.

Page 15: Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian

LAMPIRAN