laporan praktikum ekologi ipa

32
SUMMARY EKOLOGI TUMBUHAN DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLOT Di susun oleh : Ahmad Fatkhul Huda dan Wendy D. P. Progdi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi karena terjadi interaksi antarjenis yang tinggi. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu vegetasi, struktur, dan komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan metode plot. Tujuan dari penelitian yang diadakan di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah untuk mengetahui banyaknya tumbuhan dan hewan yang ada dalam plot penelitian. Selain itu juga untuk menganalisa data diperlukan ekologi kuantitatif yaitu Kepadatan ( D ), Kepadatan Relatif ( RD ), Frekuensi ( F ), dan Frekuensi Relatif ( RF ). Dalam meneliti hal tersebut digunakan metode plot. Metode plot merupakan prosedur yang umum digunakan untuk meneliti berbagai tipe organisme, plot biasanya berbentuk persegi atau lingkaran. Hasil penelitian menggunakan metode plot adalah ditemukannya tumbuhan berupa jenis rumput yaitu rumput kaki gajah, bandotan, rumput teki, mutiara, kacang- kacangan dan jarum. Sedangkan hewan yang ditemukan adalah semut hitam besar, semut merah, semut hitam, belalang, jangkrik, kelabang dan rayap. Setelah diadakan penelitian ternyata paling banyak tumbuhan yang muncul pada tiap-tiap plot adalah rumput teki. Dan hewan yang paling banyak dijumpai adalah jenis semut. Kata kunci : keaneragaman, ekologi kuantitatif, metode plot

Upload: akkuh-masih-sendirii

Post on 25-Jul-2015

1.321 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

laporan praktikum ipa

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

SUMMARY

EKOLOGI TUMBUHAN DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PLOT

Di susun oleh :

Ahmad Fatkhul Huda dan Wendy D. P.

Progdi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan suatu komunitas memiliki kompleksitas yang

tinggi karena terjadi interaksi antarjenis yang tinggi. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu

vegetasi, struktur, dan komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan metode plot. Tujuan dari penelitian

yang diadakan di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah untuk mengetahui

banyaknya tumbuhan dan hewan yang ada dalam plot penelitian. Selain itu juga untuk menganalisa

data diperlukan ekologi kuantitatif yaitu Kepadatan ( D ), Kepadatan Relatif ( RD ), Frekuensi ( F ),

dan Frekuensi Relatif ( RF ). Dalam meneliti hal tersebut digunakan metode plot. Metode plot

merupakan prosedur yang umum digunakan untuk meneliti berbagai tipe organisme, plot biasanya

berbentuk persegi atau lingkaran. Hasil penelitian menggunakan metode plot adalah ditemukannya

tumbuhan berupa jenis rumput yaitu rumput kaki gajah, bandotan, rumput teki, mutiara, kacang-

kacangan dan jarum. Sedangkan hewan yang ditemukan adalah semut hitam besar, semut merah,

semut hitam, belalang, jangkrik, kelabang dan rayap. Setelah diadakan penelitian ternyata paling

banyak tumbuhan yang muncul pada tiap-tiap plot adalah rumput teki. Dan hewan yang paling banyak

dijumpai adalah jenis semut.

Kata kunci : keaneragaman, ekologi kuantitatif, metode plot

Page 2: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman merupakan salah satu ciri dari suatu komunitas terutama terkait dengan

jumlah individu tiap jenis dari komunitas tersebut.keanekaragaman jenis menunjukkan suatu

ukuran yang menggambarkan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh

jumlah jenis. Apabila suatu daerah hanya didominasi oleh satu jenis tertentu saja, maka daerah

tersebut dikatakan tidak memiliki keanekaragaman atau memiliki keanekaragaman jenis yang

rendah. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan suatu komunitas memiliki kompleksitas

yang tinggi karena terjadi interaksi antarjenis yang tinggi.

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis suatu vegetasi, struktur, dan komposisi vegetasi

dapat dilakukan dengan metode plot. Metode plot merupakan prosedur yang umum digunakan

untuk sampling berbagai jenis organisme. Plot biasanya berbentuk persegi atau lingkaran. Dalam

metode plot, terdapat dua cara yang dapat dilakukan yaitu metode petak tunggal dan metode petak

ganda. Pada metode petak ganda, pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan banyak

petak contoh yang diletakkan tersebar atau sistematis. Hal tersebut bertujuan meminimalisir bias.

Kemudian dapat dilakukan identifikasi terhadap semua jenis dan menghitung banyaknya individu

dalam tiap plot. Setelah diperoleh data jumlah individu tiap jenis dan tiap plot lalu dilakukan

penghitungan atau analisis kuantitatif terhadap data yang diperoleh.

Metode plot mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon

dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui

komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan

plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya

berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk

melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang

sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi

kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membent Para

pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat

menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-

faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai

sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya

dari suatu ekosistem.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah :

a. Berapa ∑ hewan dan ∑ tumbuhan yang ditemukan di area petak plot seluas 3 x 1 m2 ?

Page 3: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

b. Bagaimana analisis data dalam menghitung Di, RDi, F, dan RF di area petak plot seluas 3 x 1

m2 ?

c. Ditemukan spesies tumbuhan dan hewan apa sajakah dalam area petak plot seluas seluas 3 x 1

m2 ?

C. Tujuan

a. Menghitung jumlah tumbuhan dan hewan yang ada pada petak plot.

b. Menghitung dan menganalisis K, Kr, F dan Fr pada petak plot.

c. Menemukan spesies tumbuhan dan hewan di petak plot.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis : bermanfaat sebagai dasar dalam mengajar nanti dan menambah pengetahuan

tentang IPA

b. Bagi pembaca : sebagai referensi dalam ilmu yang relevan dan untuk bahan belajar.

Page 4: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Haryadi (1979), mengungkapkan bahwa sintesis untuk mengetahui bentuk dari suatu

komunitas yang akakn dianalisa dan dicari harganya dapat menggunakan suatu cara yaitu kerapatan

dimana jumlah suatu jenis yang ada dari seluruh kuadran dibandingkan dengan jumlah seluruh

individu kuadran kemudian dikalikan 100%.

Khazali (2009), menyaytakan bahwa metode kuadran adalah metode analisa vvegetasi yang

menggunakan daerah persegi sebagai sampel uniknya. Kerapatan ditentukan oleh jumlah individu

suatu populasi jenis tumbuhan didalam area kuadran. Frekuensi ditentukan oleh kerapatan jenis

tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area cuplikan dibandingkan dengan seluruh cuplikan yang

dibuat (dalam bentuk %).

Ali (2008), menyatakan bahwa beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta

efisien juka digunakan untuk penelitian yaitu metode kuadran, metode garis, metode tanpa plot.

Metode kuadran berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya

bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan terlebih dahulu lias minimumnya.

Kurniawan (2010), menyatakan bahwa dalam mendeskripsikan suatu vegetasi haruslah

dimulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan tumbuh-tumbuhan

yang hidup bersama. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode analisa dan juga

sintesis sehingga akan membantu mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan kemajuan bidang-

bidang pengetahuan lain.

Untuk menghitung komposisi makhluk hidup di suatu tempat diperlukan sebuah satuan

pengukuran seperti :

a. Soegianto ( 1994 ), menyatakan bahwa kepadatan merupakan jumlah individu per unit

area tau per unit volume. Kepadatan mutlak merupakan kepadatan yang mendiami bagian

tertentu

b. Andrica ( 2011 ), Frekuensi adalah nilai yang menyatakan derajat penyebaran jenis di

dalam komunitasnya. Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas petak

sampel, penyebaran tumbuhan dan ukuran jenis tumbuhan.

Uman ( 2012 ), menyatakan bahwa metode plot berpetak adalah prosedur yang umum

digunakan untuk sampling berbagai tipe organisme. Benuk plot biasanya persegi tatau dalam bentuk

lingkaran. Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luas kurva spesies tumbuhan dan hewan

menetap ataupun yang bergerak lambat, contohnya hewan tanah dan hewan yang bersarang di lubang.

Penerapan metode plot berpetak untuk sampling dibagi menjadi 2 cara yaitu :

Page 5: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

a. Metode petak tunggal yaitu metode yang hanya menggunakan satu petak sampling yang

mewakili suatu area.

b. Metode petak ganda yaitu menggunakan petak sampling tersebar merata dan sistematis.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh luky Nitria Sindi mahasiswa FKIP biologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan “ Metode Transek “ yang meneliti vegetasi dengan menggunakan

metode transek ( jalur ) line-intercept atau line transek. Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa

transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa

bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studialtituide dan mengetahui perubahan komunitas yang

ada. Transek adalah jalur sempit meintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki. Metode Transek

bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan sertauntuk

mengetahui hubungan vegeterasi yang ada disuatu lahan secara cepat.

a. Line Transect (transek garis) dalam metode ini garis – garis merupakan petak

contoh (plot). Tanaman yang berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan beberapa kali

terdapat/ dijumpai

b. Belt transek (transek sabuk) Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya

sama dan sangat panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat – sifat vegetasinya untuk

menunjukan bagan yang sebenarnya.Lebar jalur untuk hutan antara 1 – 10 m.

Transek 1 m dugunakan jika semak dan tunas dibawah diikukan, tetapi bila hanya pohon –

pohonnya yang dewasa yang dipetakan,transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan

penelitian. Setiap segmentdipelajari vegetasinya( Shukla et al . 1985 ). Dan hasilnya adalah di

temukannya 7 spesies tumbuhan yaitu Cyperus rotundus, Imperatan cyliandrica, Aleocharis dulcis,

Anoxanopus compressus, Dactylactenium aegypatium, Paspalum commersonil, Cynodan dactylon.

Page 6: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan waktu praktikum

Hari : Kamis

Tanggal : 7 Juni 2012

Waktu : 07.00-09.00 WIB

Tempat : daerah sekitar danau kampus II UMS.

B. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat

Tabel 1.1

No. Nama Alat Jumlah Kegunaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Gunting

Tali rapiah

Bambu

Buku

Bolpoint

Camera

Meteran

1

1

4

1

1

1

1

Memotong tali

Mengaitkan bambu

Plot petak

Mencatat hasil

Alat tulis

Dokumentasi foto

Pengukuran

2. Bahan

Tabel 1.2

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Tumbuhan dan hewan Objek penelitian

3. Langkah Praktikum

Dalam praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan.

b. Buat pola plot persegi dengan bambu ukuran 1 m x 1 m.

Page 7: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

c. Tentukan area yang akan dijadikan objek penelitian.

d. Buat area lapangan dalam bentuk persegi seluas 5 m2 dan tandai pojok sudutnya dengan

menggunakan kayu.

e. Lemparkan plot persegi ke dalam area lapangan seluas 5 m2 dari luar.

f. Analisis dan identifikasi tumbuhan dan hewan yang terdapat pada plot persegi/kuardan.

g. Catat hasilnya dibuku.

h. Ulangi percobaan hingga mendapat data 3 x plot.

C. Rancangan Percobaan Praktikum

1. Mempersiapkan plot persegi yang akan dilempar.

1 m

1 m

a. Pilih bambu yang akan dipotong.

b. Potong bambu kecil-kecil sepanjang 1 m lebih sebanyak 4.

c. Rangkai bambu menjadi persegi 1 m x 1 m dan tali ujung-ujungnya menggunakan tali

rafiah.

Page 8: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

2. Menentukan area sampel berukuran 5 m2.

a. Pilih area yang datar dan banyak rumputnya.

b. Area seluas 5 m2 tidak lebih.

3. Pelemparan plot ke area sampel.

Contohsampel yangakan diteliti

Page 9: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

4. Pengamatan sampel

a. Amatilah tumbuhan dan hewan yang ada di plot

b. Hitung berapa banyak jenis spesiesnya dan jumlahnya masing-masing

Berikut adalah tabel pengamatan

Tabel 2.1

No. Nama Plotjumlah rata-rata

tumbuhan I II III

1

Rumput

kaki

gajah

2 Bandotan

3 Mutiara

4Rumput

Teki

5Kacang-

kacangan

6Rumput

Jarum

Hewan

1

Semut

hitam

besar

2Semut

merah

3Belalang

kecil

4Semut

hitam

5 Jangkrik

6 Rayap

7Kelabang

kecil

Page 10: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Perhitungan Data Analisis Tumbuhan

Tabel 2.2

NoNama jenis

tumbuhan

Kepadatan

( D )

Kepadatan

relatif

( RD )

Frekuensi

( F )

Frekuensi

relatif

( RF )

1Rumput

kaki gajah

2 Bandotan

3 Mutiara

4 Rumput teki

5Kacang-

kacangan

6Rumput

Jarum

Perhitungan Data Analisis Hewan

Tabel 2.3

No.Nama

Kepadatan

( D)

Kepadatan

relatif

( RD )

Frekuensi

( F )

Frekuensi

Relatif

(F R )Jenis

hewan

1

semut

hitam

besar

2

semut

merah

3

belalang

kecil

4

semut

hitam

besar

5 jangkrik

6 rayap

7

kelabang

kecil

Page 11: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

D. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam praktikum adalah :

1. Analisa kualitatif adalah aktivitas intensif yang memerlukan penelitian mendalam, kecerdikan,

kreatifitas, konseptual dan pekerjaan yang kuat.

2. Analisa kuantitatif adalah aktivitas dalam pengolahan data dalam hal jumlah melalui

perhitungan dan pengukuran.

Page 12: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Dari langkah-langkah praktikum ekologi, setelah dilaksanakan diperoleh data sebagai

berikut:

1. Tabel 3.1

No. Nama Plotjumlah rata-rata

tumbuhan I II III

1

Rumput

kaki

gajah

15 15 17 47 15,66667

2 Bandotan 21 62 7 90 30

3 Mutiara 14 5 0 19 6,333333

4Rumput

Teki223 134 163 520 173,3333

5Kacang-

kacangan5 28 32 65 21,66667

6Rumput

Jarum0 34 0 34 11,33333

Hewan

1

Semut

hitam

besar

3 5 2 10 3,333333

2Semut

merah21 13 9 43 14,33333

3Belalang

kecil1 0 3 4 1,333333

4Semut

hitam7 18 11 36 12

5 Jangkrik 0 0 1 1 0,333333

6 Rayap 0 0 27 27 9

7Kelabang

kecil0 0 1 1 0,333333

Page 13: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

2. Diskripsi kualitatif Tumbuhan dan Hewan

a. Tumbuhan yang ada di plot adalah :

Rumput Kaki Gajah

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : elephantapus

Spesies : Elephantapus scata

Diskripsi :

Banyak sekali dijumpai di sekitar taman kampus, tumbuh liar batang dan tangkainya

kaku dan kuat. Merambat panjang dan rapat. Bunganya majemuk berbentuk lingkar.

Rumput Bandotan

Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Bangsa : Eupatorieae

Genus : Ageratum

Spesies : A. Conyzoides

Nama ilmiah : Ageratum conyzoides

Diskripsi

Berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah, batang

gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga

majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun-daun bertangkai, 0,5–5 cm,

terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun

bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak

seperti jantung, membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi

Page 14: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan kelenjar di sisi

bawah. Bunga-bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang

selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul dalam malai rata terminal. Bongkol 6–8 mm

panjangnya, berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai yang berambut, dengan 2–3

lingkaran daun pembalut yang lonjong seperti sudip yang meruncing. Mahkota dengan tabung

sempit, putih atau ungu

Rumput mutiara

Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Ordo : Gentianales

Famili : Rubiaceae

Upafamili : Rubioideae

Bangsa : Spermacoceae

Genus : Hedyotis L.

Nama ilmiah : Hedyotis corymbosa (L.) Lamk

Diskripsi

Rumput mutiara berpenampakan tegak atau condong,sering bercabang mulal dari

pangkal batangnya dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput ini bersegi empat, gundul atau

dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan berwarna hijau kecoklatan

sampai hijau keabu-abuan. Daunnya relatif kecil dengan panjang daun 2 - 5 cm, ujung

runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung dan pangkal daunnya runcing, berwarna hijau

pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya dengan tangkai daun sangat pendek dan

memiliki rambut pendek pada ujungnya. Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang

dengan garis tengah rata-rata 1 mm dengan akar cabang berbentuk benang.

Rumput teki

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Page 15: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus L.

Diskripsi

Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun tempat lain dengan

ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-

bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang

sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu

berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada

pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan

diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai,

terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.

Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat

atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya

mengumpul berupa rumpun.

Rumput jarum

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Andropogon

Spesies : Andropogon aciculatus

Diskripsi

Rumput dengan bunga seperti jarum, panjang antara 10 – 20 cm bahkan lebih. Bunga

berwarna hijau lama kelamaan akan berubah menjadi ungu, biasanya dijumpai di tempat-

tempat terbuka yang lapang.

Page 16: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

b. Hewan yang ada di plot adalah :

Semut hitam besar

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Artropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Hymenoptera

Upaordo : Apokrita

Superfamili : Vespoidea

Famili : Formicidae

Diskripsi

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma

(perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki

antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut

membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah

perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat

dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal

segmen ini bisa terwujud).

Belalang kecil

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Upaordo : Caelifera

Diskripsi

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.

Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga

memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya

dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen

(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya

umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,

walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina

umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Page 17: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Kelabang

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Upafilum : Myriapoda

Kelas : Chilopoda

Diskripsi

Organisme yang kelabang cukup umum dan Anda dapat menemukan mereka di

daerah yang diarsir seperti bagian bawah daun-daun mati dan batu, gua, hutan dan bahkan

bagian dalam rumah. Mereka biasanya ditemukan di banyak daerah iklim dari dunia seperti

padang pasir, pegunungan, hutan dan hutan. Mereka adalah arthropoda soliter (bila disatukan,

Anda melawan dengan kematian salah satu dari dua) dan malam. Pada siang hari mereka pergi

untuk mencari perlindungan di lahan basah dan gelap, tetapi jika cuaca terlalu basah atau

terlalu kering, mereka mencari tempat lain, datang untuk berlindung di dalam rumah. Spesies

yang hidup di zona beriklim dunia biasanya lebih kecil (hingga 10 cm ) dari mereka menghuni

daerah khatulistiwa yang lembab, yang dapat melebihi 30 cm.

Rayap

Klasifikasi

Domain : Eukariota

Kerajaan : Animalia

Upakerajaan : Metazoa

Filum : Artropoda

Kelas : Serangga

Ordo : Isoptera

Diskripsi

Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama

penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka

rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat

dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut

putih" (white ant) karena kemiripan perilakunya.

Page 18: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Jangkrik

Domain : Eukariota

Kerajaan : Animalia

Upakerajaan : Metazoa

Filum : Artropoda

Kelas : Serangga

Ordo : Isoptera

Diskripsi

Hewan yang sudah dewasa umumnya berwarna hitam, sedangkan nypha berwarna

kuning pucat dengan garis - garis coklat. Antena panjang dan kaku seperti rambut. Hewan

dewasa akan kehilangan sayap setelah menetap di lingkungan sawah. Hampir semua hewan ni

bertindak sebagai predator. Telur penggerek batang padi, penggulung daun.

B. PEMBAHASAN

Dalam praktikum menghitung populasi hewan dan tumbuhan yang dilakukan di taman

Kampus 2, Universitas Muhammmadiyah Surakarta menggunakan metode plot. Hal ini

dimaksudkan untuk menghitung komposisi tumbuhan dan hewan di suatu area sebagai sampling.

1. Analisis Kuantitatif Data Tumbuhan

Tabel 4.1 Data jumlah tumbuhan

Nama Tumbuhan Jumlah

Rumput Kaki Gajah

Rumput Bandotan

Rumput Mutiara

Rumput Teki

Rumput Kacang-

kacangan

Rumput Jarum

47

90

19

520

65

34

Total 947

Page 19: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Gambar 4.2 Grafik Populasi Tumbuhan

Dalam analisis vegetasi di lapangan dilakukan perhitungan sebagai berikut :

a. Kepadatan (Di)

Di = jumlah total individu

Luas habitat sampling

1. Rumput kaki gajah =15+15+17 = 15,67

3

2. Bandotan =21+62+7 = 30

3

3. Mutiara =14+5+0 = 6,33

3

4. Rumput Teki =223+134+163 = 173,33

3

5. Kacang-kacangan =5+28+32 = 21,67

3

6. Rumput Jarum =0+34+0 = 11,33

3

0100200300400500600

Jumlah Tumbuhan

Jumlah

Page 20: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

iD = 15,67 + 30 + 6,33 + 173,33 + 21,67 + 11,33 = 258,33

Gambar 4.3 Grafik Kepadatan

b. Kepadatan relative (RDi)

RDi = jumlah total individu

Jumlah total semua spesies

1. Rumput kaki gajah =15+15+17 = 0,06

775

2. Bandotan = 21+62+7 = 0,12

775

3. Mutiara =14+5+0 = 0,02

775

4. Rumput Teki =223+134+163 = 0,67

775

5. Kacang-kacangan =5+28+32 = 0,08

775

020406080

100120140160180200

Kepadatan ( D )

Kepadatan ( D )

Page 21: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

6. Rumput Jarum =0+34+0 = 0,04

775

iD = 0,06 + 0,12+ 0,02 + 0,67 + 0,08 + 0,04 = 0,99

Gambar 4.4 Grafik Kepadatan Relatif

c. Frekuensi

Frekuensi = jumlah sampel dimana spesies terdapat

Jumlah total sampel yang didapat

1. Rumput kaki gajah = 15 + 15 + 17 = 0,054 + 0,054 + 0,078 = 0,186

278 278 219

2. Bandotan = 21 + 62 + 7 = 0,075 + 0,22 + 0,032 = 0,33

278 278 219

3. Mutiara =14 + 5 + 0 = 0,050 + 0,018 + 0 = 0,068

278 278 219

4. Rumput Teki =223 + 134 + 163 = 0,80 + 0,48 + 0,074 = 2,02

278 278 219

00,10,20,30,40,50,60,70,8

Kepadatan Relatif ( RD )

Kepadatan relatif ( RD)

Page 22: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

5. Kacang-kacangan =5 + 28 + 32 = 0,02 + 0,1 + 0,15 = 0,27

278 278 219

6. Rumput Jarum = 0 + 34 + 0 = 0+ 0,12 + 0 = 0,12

278 278 219

iF = 0,186 + 0,33 + 0,068 + 2,02 + 0,27 + 0,12 = 2,99

Gambar 4.5 Grafik Frekuensi

d. Frekuensi relative (RF)

Frekuensi relative (RF) = Frekuensi spesies i

Jumlah frekuensi i

1. Rumput kaki gajah = 0,186 = 0,06

2,99

2. Bandotan = 0,33 = 0,11

2,99

3. Mutiara =0,068 = 0,02

2,99

0

0,5

1

1,5

2

2,5

Frekuensi ( F )

Frekuensi ( F )

Page 23: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

4. Rumput Teki =2,02 = 0,67

2,99

5. Kacang-kacangan =0,27 = 0,09

2,99

6. Rumput Jarum = 0,12 = 0,04

2,99

RF = 0,06 + 0,11 + 0,02 + 0,67 + 0,09+ 0,04 = 0,99

Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Relatif

Setelah dianalisis dengan mencari kepadatan, kepadatan relative, frekuensi, frekuensi

relative, maka diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.7

No

Nama

jenis

tumbuhan

Jumlah Kepadatan

( D )

Kepadatan

relatif Frekuensi

( F )

Frekuensi

relatif

( RD ) ( RF )

1

Rumput

kaki

gajah 47 15,67 0,06 0,186 0,06

2 Bandotan 90 30 0,12 0,33 0,11

00,10,20,30,40,50,60,70,8

Frekuensi relatif ( RF )

Frekuensi relatif ( RF )

Page 24: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

3 Mutiara 19 6,33 0,02 0,068 0,02

4

Rumput

teki 520 173,33 0,67 2,02 0,67

5

Kacang-

kacangan 65 21,67 0,08 0,27 0,09

6

Rumput

Jarum 34 11,33 0,04 0,12 0,04

Analisis Data Kuantitatif Hewan

Tabel 5.1

Nama

Hewan Jumlah

semut

hitam

besar 10

semut

merah 43

belalang

kecil 4

semut

hitam

besar 36

jangkrik 1

rayap 27

kelabang

kecil

1

Page 25: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Gambar 5.2 Grafik Populasi Hewan

Dalam analisis di lapangan dilakukan perhitungan seperti berikut :

a. Kepadatan (Di)

Di = jumlah total individu

Luas habitat sampling

1. Semut Hitam Besar =3+5+2 = 3,33

3

2. Semut Merah =21+13+9= 14,33

3

3. Belalang kecil =1+0+3 = 1,33

3

4. Semut Hitam =7+18+11 = 12

3

5. Jangkrik =0+0+1 = 0.33

3

6. Rayap =0+0+27 = 9

3

05

101520253035404550

Jumlah Hewan

Jumlah

Page 26: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

7. Kelabang kecil = 0+1+1 = 0.66

3

Gambar 5.3 Grafik Kepadatan Hewan

b. Kepadatan Relatif (RDi)

RDi = jumlah total individu

Jumlah total spesies

1. Semut Hitam Besar =3+5+2 = 0,081

123

2. Semut Merah =21+13+9= 0,34

123

3. Belalang kecil =1+0+3 = 0,032

123

4. Semut Hitam =7+18+11 = 0,295

123

5. Jangkrik =0+0+1 = 0.08

123

02468

10121416

Kepadatan

Kepadatan

Page 27: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

6. Rayap =0+0+27 = 0,221

123

7. Kelabang kecil = 0+0+1 = 0.08

123

Gambar 5.4 Grafik Kepadatan Relatif

a. Frekuensi

F = jumlah sampel dimana spesies terdapat

Jumlah total sampel yang didapat

1. Semut Hitam Besar = 3 + 5 +2 = 0,269

32 36 54

2. Semut Merah =21 + 13 +9 = 0,394

32 36 54

3. Belalang kecil =1 + 0 + 3 = 0,086

32 36 54

4. Semut Hitam =7 + 18 + 15 = 0,922

32 36 54

00,05

0,10,15

0,20,25

0,30,35

0,4

Kepadatan Relatif

kepadatan relatif

Page 28: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

5. Jangkrik = 0 + 0 + 1 = 0,018

32 36 54

6. Rayap = 0 + 0 + 27 = 0,5

32 36 54

7. Kelabang kecil = 0 + 0 + 1 = 0,018

32 36 54

Gambar 5.5 Grafik Frekuensi

b. Frekuensi Relatif

FR = frekuensi spesies i

Jumlah frekuensi i

1. Semut Hitam Besar = 0,269 = 0,089

3,01

2. Semut Merah = 01,18 = 0,394

3,01

00,20,40,60,8

11,21,4

Frekuensi ( F )

Frekuensi ( F )

Page 29: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

3. Belalang kecil = 0,086 = 0,028

3,01

4. Semut Hitam = 0,922 = 0,307

3,01

5. Jangkrik = 0,018 = 0,006

3,01

6. Rayap = 0,5 = 0,16

3,01

7. Kelabang kecil = 0,018 = 0,006

3,01

Gambar 5.6 Grafik Frekuensi Relatif

.

00,05

0,10,15

0,20,25

0,30,35

0,40,45

Frekuensi Relatif (F R )

Frekuensi Relatif (F R )

Page 30: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

Setelah dianalisis dengan mencari kepadatan, kepadatan relative, frekuensi, frekuensi

relative, maka diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 5.7

No.

Nama

Hewan

Jumlah Kepadatan

Kepadatan

relatifFrekuensi

( F )

Frekuensi

Relatif

( D) ( RD ) (F R )

1

semut

hitam

besar 10 3,333333 0,081967 0,269676 0,089892

2

semut

merah 43 14,33333 0,352459 1,184028 0,394676

3

belalang

kecil 4 1,333333 0,032787 0,086806 0,028935

4

semut

hitam

besar 36 12 0,295082 0,922454 0,307485

5 jangkrik 1 0,333333 0,008197 0,018519 0,006173

6 Rayap 27 9 0,221311 0,5 0,166667

7

kelabang

kecil 1 0,333333 0,008197 0,018519 0,006173

Page 31: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari praktikum dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :

1. Terdapat dua cara penerapan metode plot, yaitu dengan metode petak tunggal dan petak

ganda, namun pada praktikum ini digunakan metode petak ganda secara acak.

2. Di area sekitar danau kampus II UMS terdapat 6 jenis rumput dan 7 jenis hewan dalam

praktikum ini, sehingga dapat dikatakan bahwa area ini memiliki keanekaragaman yang

rendah,

3. Dalam menggunakan metode plot terdapat beberapa hal yang harus diketahui yaitu

kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi, frekuensi relative, luas penutupan, dan luas

penutupan relative

B. SARAN

Dalam melaksanakan praktikum ekologi ini terdapat beberapa hal yang menjadi

evaluasi, antara lain:

1. Pengetahuan tentang tujuan, langkah, dan latar belakang dari praktikum ekologi yang

masih minim dari praktikan.

2. Tidak semua jenis rumput yang dijumpai diketahui identitasnya oleh praktikan.

3. Kedisiplinan praktikan yang perlu diperhatikan.

Dari evaluasi diatas maka kami menyarakan bahwa dalam setiap melakukan

praktikum, maka praktikan harus memahami teori atau pengetahuan dasar tentang hal

yang akan dipraktekkan.

Page 32: Laporan Praktikum Ekologi Ipa

DAFTAR PUSTAKA

Ali, iqbal.2008. “Anveg Metode Kuadrat” (online ), ( http://www.kafeilmu.com, diakses pada hari

senin, 25 Juni 2012 pukul 11.13)

Khazali, wahyu, dkk. 2009.” Metode Kuadrat dan Metode Garis” ( online ), (http://biologi-

yunniebio.blogspot.com/../metode-kuadrat-dan-metode-garis.html , (diakses pada hari minggu, 24

Juni 2012 pukul 16.40)

Nitria, luky. 2010. “ Praktikum Ekologi Tumbuhan “ . Penelitian. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta