laporan praktikum ekologi pertanian "metode kuadran"

23
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerapatan suatu spesies penting diketahui untuk menentukan seberapa banyak spesies tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa saja yang ada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan tindakan- tindakan yang tepat dalam pengelolaan lahan sehingga tidak mengganggu tanaman utama yang ada di lahan tersebut. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kira- kira gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini penguasa sarana pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak. Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh

Upload: jean-nihana-manalu

Post on 24-Dec-2015

151 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Metode Kuadran

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerapatan suatu spesies penting diketahui untuk menentukan seberapa

banyak spesies tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa saja yang

ada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan tindakan- tindakan

yang tepat dalam pengelolaan lahan sehingga tidak mengganggu tanaman utama

yang ada di lahan tersebut.

Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kira-kira gulma yang memiliki

kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini

penguasa sarana pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak.

Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting karena tanaman tertentu

tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang

banyak.

Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh gulma, maka pada

umumnya tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang berakibat pada

penurunan produksi atau bahan kematian tanaman itu sendiri. Kerusakan yang

ditimbulkan gulma akan menentukan apakah gulma tersebut umumnya memiliki

huungan dengan ambang ekonomi pertanian yang dapat berbeda pada setiap tanaman

berdasarkan nilai ekonominya.

Analisis vegetasi ini penting karena melaui analisis inilah variabel-variabel

kerapatan, kerimbunan dan frekuensi yang selanjtnya INP ( Indeks Nilai Penting )

Page 2: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi dapat diketahui.

Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati garis.

Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan

dan dapat merupakan persentasi panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu

tumbuhan terhadap garis yang ditemukan pada setiap garis yang disebar.

Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat

menggambarkan pengaruh dari kondisi – kondisi fakta lingkungan yang mudah

diukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus dimulai dari suatu titik

pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari suatu tumbuhan yang

hidup di suatu lingkungan tertentu yang mungkin dikarakteristikkan gambaran

vegetasi secara umum. Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem.

B. Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk menduga komunitas yang

berbentuk tihang dan pohon, contohnya dalam vegetasi hutan.

Page 3: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak

contoh  (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk

pohon dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar

atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-

20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10

cm disebut saling atau belta ( pancang ) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi

2,5 meter disebut seedling ( anakan/semai ).

Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui

komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.Metode ini mudah dan lebih

cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir

volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena

tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa

titik.  Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk

melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan

waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk

hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu

tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa

akan menolong dalam menentukan struktur komunitas.

Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk

menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh.Kurva spesies area

digunakan memperoleh luasan minimum petak contoh yang dianggap dapat mewakili

Page 4: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.Luasan petak

contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal

tersebut.Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut makin luas kurva

spesies areanya.

Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-

petak pengamatan yang sifatnya permanen atau sementara. Menurut Soerianegara

(1974) petak-petak tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda ataupun

berbentuk jalur atau dengan metode tanpa petak. Pola komunitas dianalisis dengan

metode ordinasi yang menurut Dombois dan E1lenberg (1974) pengambilan sampel

plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor

gradien lingkungan tertentu.

Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode

ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien

ketidaksamaan (Marsono, 1987). Variasi dalam releve merupakan dasar untuk

mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk

model geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa

mendasarkan komposisi spesies beserta kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang

saling berdekatan, sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi

dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan

perubahan faktor lingkungan.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.

Page 5: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat,

baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan

organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta

dinamis (Marsono, 1977).

Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat

mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda

dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi

hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan

keadaan habitatnya.

            Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang,

dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan

titik-titik).Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus

yang searah dengan mata angin (arah kompas).Titik pusat kuadran adalah titik yang

membatasi garis transek setiap jarak 10 m (Polunin, 1990).

Profil arsitektur ini dijadikan dasar untuk memperoleh gembara komposisi,

struktur vertical dan horizontal suatu vegetasi, sehingga memberikan informasi

mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya.Dari profil asiktektur ini juga

dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan peranan di dalam

ekosistem sustu komunitas vegetasi. Halle et.al (1987) mengolongkan pohon-pohon

yang terdapat didalam suatu komonitas hutan alam tropika berdasarkan kepada

kenampakan arsitektur, ukuran pohon dan keadaan biologi pohon, menjadi 3

golongan pohon yaitu :

Page 6: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

a.         Pohon pada masa datang ( les arbres du future, trees of future ), yaitu

pohon-pohon yang mempunyai kemampuan untuk berkembang lebih

lanjut atau pada massa datang. Pohon tersebut pada masa ini

merupakan pohon yang dominan dan , diharapkan pada masa datang

kan mengantikan pohon-pohon yang pada saat ini dominan.

b.        Pohon masa kini ( les arbres du persent, trees of persent ), pohon-

pohon yang sedang berkembang penuh dan merupakan pohon yang

dominan yang paling menentukan profil arsitektur komnitas saat ini.

c.         Pohon pada masa ( les arbres du past , trees of past ) yaitu pohon-

pohon yang sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan

selanjutnya akan mati. Biasanya pohon- pohon ini merupakan pohon

tua yang tidak produktif.

Berdasarkan ukuran pohon maka pengolongan pohon-pohon tersebut :

a.         Pohon masa mendatang : Ht Hn ; Ht lebih kecil dari tinngi pohon

normal maksimum, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht.

b.        Pohon pada masa kini : Ht Hn ; Ht mendekati sama dengan tinggi

pohon normal, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ ht.

c.         Pohon pada masa lampau : Ht Hn ; Ht sudah tidak dapat meningkat

lagi, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht. Pada golongan ini pohon   sudah

mengalami kerusakan, tidak produktif, dan tua.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh – tumbuhan, biasanya terdiri dari

beberapa jenis yang hidup bersama – sama pada suatu tempat ( Marsono, 1987 ).

Cara ini terdiri dari suatu seri titik – titik yang telah ditemukan di lapangan

Page 7: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

dengan letak biasanya tersebar secara random atau merupakan garis lurus ( berupa

deretan titik – titik ). Umumnya dilakukan dengan susunan titik berdasarkan garis

lurus yang searah dengan mata angin ( arah kompas ). Ada dua fase dalam kajian

vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa,yang masing-masing

menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang

dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau

sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana

(dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik dan variasi secara alami itu

(Webb,1954).

Deskripsi vegetasi juga memerlukan bagian yang integral dengan kegiatan

survey smber daya alam, misalnya sehubungan dengan investarisasi kayu untuk

balok dihutan,dan menelaah kapasitas tamping suatu lahan untuk sutu tujuan ternak

atau penggembalaan.pakar, tanah, dan sedikit banyak pakar geologi dan pakar iklim

tertarik dengan vegetasi sebagai ekspresi dari factor –factor yang mereka pelajari.

Kehutanan memerlukan penelaahan tentang komposisi spesies tumbuhan sebagai

penunjuk (indicator) potensi dari tapak sebagai bahan bantu dalam menentukan jenis

kayu yang ditanam. Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari

suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari tubuh –

tumbuhan yang hidup bersama dialam suatu tempat tertentu yang mungkin

dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya, maupun oleh kombinasi dari

struktur dan fungsi sifat – sifatnya yang mengkarekterisasi gambaran vegetasi secara

umum atau fisiognomi.

Page 8: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Metode Kuadran dilaksanakan di lahan Arboretum Fakultas

Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya, Ogan Ilir (OI) pada hari Selasa 2 April

2013 pukul 15.00 WIB sampai selesai.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan pada praktikum Metode Kuarat yaitu : 1. Tali Rapiah

2. Meteran, 3. Parang, 4. Pena dan kertas.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum metode kuadran ini adalah :

1. Langkah awal dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman peta

vegetasi dan areal yang akan dianalisis, kita menetukan pengamatan di

lapangan dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang diamati.

2. Langkah selanjutnya menetukan satu titik (misalnya titik A) terletak pada

transek tersebut. Pada titik A tersebut membuat garis lurus yang tegak

lurus terhadap treansek.

3. Selanjutnya untuk arah pergerakan (kompas) disesuaikan dengan arah transek.

Page 9: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

Hasil dari perpotongan garis dengan transek tersebut didapatkan empat

kuadran yaitu kuadran 1, 2, 3, dan 4.

4. Pada tiap kuadran melakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tihang

dengan titik pengamatan (titik A) diameter pohon pada setinggi dada atau 50 cm

di atas akar papan (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama

dengan 20 cm disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka

disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 cm sampai berdiameter 10 cm

disebut pancang/saling, dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 cm disebut

seedling (anakan/semai).

5. Bila terdapat dua jenis pohon, yang dilakukan pengukuran adalah jarak pohon

terdekat dengan titik A.

6. Penentuan jarak antara titik-titik pengamatan selanjutnya dinilai dari awal

pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke (B), sejauh lebih besar dari dua kali

(> 2 kali) jarak rata-rata antara pohon yang adad

di daerah vegetasi yang akan dianalisis. Begitu juga dengan titik pengamatan

berikutnya (C, D dst.) jaraknya adalah lebih besar 2 kali (> 2 D) jarak rata-rata

pohon (D).

7. Selanjutnya pada setiap titik pengamatan membuat empat kuadran yang berpusat

di titik pengamatan tersebut. Pada setiap kuadran melakukan pengukuran

terhadap satu pohon dan satu tihang yang jaraknya paling dekat ke titik

pengamatan.

Page 10: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Titik A

Kuadran Jumlah

Pohon Tihang Semak Anakan

I 2 3 4 7

II 3 2 6 11

III 1 1 2 -

IV - 2 8 15

 

Titik B

Kuadran Jumlah

Pohon Tihang Semak Anakan

I - 3 4 7

II - 2 6 11

III - 1 2 -

IV 1 2 8 15

Page 11: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

B. Pembahasan

Pada praktikum analisis vegetasi dengan melakukan metode kuadran dimana

pada metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari pengamat ke

pohon.Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi

kompleks lainnya yang sangat cocok praktikum kali ini yang bertempat di lahan

Arboretum. Praktikum ini dilaksanakan tanggal 2 April 2013 pada pukul 15.00 WIB

dengan kondisi cuaca cerah. Praktikum ini bertujuan supaya mahasiswa dapat

memahami dan mempraktikan metode kuartaer ini dengan baik di lapangan.

Dalam satu kuadran hanya didaftarkan satu jenis dari vegetasi pohon

(termasuk didalamnya kategori semak, tiang dan pohon), yang jaraknya paling dekat

dengan titik pusat kuadran. Metode kuadran ini merupakan metode plot less method,

yang berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas

tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila

dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi

pohon, maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis

pohon yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran

tersebut.Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang,

dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan

Page 12: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

titik-titik).Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus

yang searah dengan mata angin (arah kompas).

Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak

antara titik pusat dengan pohon. Dari ketiga plot tersebut dapat diketahui ada spesies

dominan seperti Tihang dan semak-semak karena jenis spesies tersebut terdapat

hampir di setiap plot. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya

memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat

menerima bentuk kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi

lingkungan yang berbeda. Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam struktur tanpa

menunjuk pada nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam floristik lokasi

yang belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan

dengan mudah dengan spesies yang dominan.Ketinggian tumbuhan digunakan

sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan.Walaupun, berbagai bentuk

kehidupan dapat memberikan pemikiran khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam

komunitas. Dalam metode Garis menyinggung digunakan sebuah tali yang

memanjang dengan ukuran 15 m dibentangkan dan di ikatkan pada sebuah patok

dengan tinggi dari permukaan tanah adalah 20 cm. Tujuannya adalah untuk

menghitung jumlah daun yang menyinggung pada tali yang di bentangkan tersebut.

Page 13: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diproleh dari praktikum metode kuadran ini adalah:

1. Metode kuadran merupakan metode plot less method yang berarti metode ini tidak

menggunakan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadran tertentu.

2. Sistem analisis dalam methode ini adalah analisis kerapatan, kerimbunan dan

frekuensi.

3. Banyaknya jenis dan jumlah individu yang dapat ditemukan di daerah tertentu dari

suatu populasi yang membentuk suatu komunitas dan menjadi ekosistem pada

pengamatan analisis vegetasi.

4. Pada metode kuadran spesies tumbuhan yang mendominasi adalah spesies anakan.

5. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang

tetap.

B. Saran

Page 14: Laporan Praktikum Ekologi Pertanian "Metode kuadran"

Dalam pelaksanaan praktikum ini yang perlu diperhatikan dalam

pengambilan sampel adalah ketepatan sampel yang berada paling dekat dengan titik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi Umum. Jambi: Universitas Jambi press.

Hadisubroto,tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: DepDikBud.

Irawan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip – Prinsip Ekologi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.

Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University .

Swanarmo, H, dkk. 1996. Pengantar Ilmu Lingkungan. Malang: Universitas

Muhammadyah.