Download - Aleopati Praktikum Ekologi Pertanian
PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
PENGARUH ALELOPATI TERHADAP PERKECAMBAHAN
JAJANG NURZAMAN05121407004
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.
Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos
artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan
cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan
tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Anonima 2009 : 1).
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut : pertama, perpindahan energi dan materi
dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya
dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies
pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Dan ketiga,
terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk
ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur.
Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol. Senyawa
alelopati bisa berasal dari eksudasi atau ekskresi dari akar, volatilasi dari daun yang
berupa gas melalui stomata, larut atau leaching dari daun segar melalui air hujan atau
embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi, dan transformassi dari
mikroorganisme tanah. Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang
menghasilkannya, namun merugikan bagi tumbuhan sasaran.
Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun,
akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.
Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas
beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan
gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas
diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat
perkecambahan
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia
(Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam
Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa
dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat
menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan
tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan
sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu
senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Anonimb 2009 : 1
Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi
menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman
lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang
dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain
yang sama jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu
tumbuhan yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain
yang berbeda jenisnya.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan untuk mempelajari
pengaruh allelopati dari beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan dalam bersaing mempunyai senjata yang bermacam-macam,
misalnya duri, berbau, yang kurang bisa diterima sekelilingnya, tumbuh cepat,
berakar dan berkarnopi luas dan bertubuh tinggi besar, Maupun adanya sekresi zat
kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya. Dalam uraian ini akan
disinggung tentang sekresi kimiawi yang disebut alelopat dan mengakibatkan
peristiwa yang disebut alelopati.Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh
jelek dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat
merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuhdi sekitarnya. Tumbuhan
lain jenis yang tumbuh sebagai tetangga menjadi kalah. Kekalahan tersebut karena
menyerap zat kimiawi yang beracun berupa produk sekunder dari tanaman pertama.
Zat kimiawi yang bersifat racun itu dapat berupa gas atau zat cai dan dapat
kelau dari akar, batang maupun daun. Hambatanpertumbuhan akibat adanya alelopat
dalam peristiwa alelopati misalnya pertumbuhan hambatan pada oembelahan sel,
pangambilan mineral,resppirasi, penutupan stomata, sintesis protein, dan lain-
lainnya. Zat-zat tersebut keluar dari bagian atas tanah berupa gas, atau eksudat uang
turun kembali ke tanah dan eksudat dari akar. Jenis yang dikeluarkan pada umumnya
berasal dari golongan fenolat, terpenoid, dan alkaloid.
Telah banyak referensi yang mencatat tentang species yang dapat
mengeluarkan alelopati. Species tersebut dalam lingkungan akan dapat menekan
pertumbuhan species lain. Namun pengaruh interaksi gulma/tanaman budidaya akan
adanya alelopati masih belum banyak diteliti. Beberapa penelitian tentang hal itu
dicatat dari beberpa negara seperti Amerika, dan Inggris. Suatu zat terpen di
keluarkan oleh semak yang aromatik dan sejenis substansi fenol dikeluarkan
olehIsorghum halepense yang dapat menghambat kegiatan bakteri fikasasi nitrogen.
Agropyron repens (rumput perenial) yang melapuk selama 15 hari sangat
efektif dalam penghambatan pertumbuhan Brassica napus. Penghambatan semacam
ini hampir sama dengan diakaibatkan oleh pelapukan jerami. Imperata
cylindricajuga mengeluarkan alelopati berpengaruh pada lingkungannya seperti
halnya penghasil-penghasil alelopati lainnya.
Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun,
akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.
Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas
beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan
gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas
diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat
perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh
seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida juga
dapat mengeluarkan zat alelopati. (Moenadir,1998:73-88)
Sejumlah peneliti melaporkan bukti untuk zat kimia mengendalikan distribusi
tumbuhan, asisiasi antar species, dan jalannya suksesi tumbuhan. Muller (1966) telah
meneliti hubungan spatial antara Salvia leucophyla dan rumput annual. Rumpun
saliva yang hidup pada padang rumbut ternyata dibawah rumpun dan disekeliling
rumpun semak tersebut terjadi zona gundul (1-2 meter) tak ada tumbuhan rumput
dan herba lain. Bahkan 6-10 m dari kanopi semak tumbuhan lain menjadi kerdil.
Bentuk kerdil ini tidak disebabkan karena kompetisis untuk air, karena kar semak
tidak menyusup jauh ke daerah rumput. Faktor tanah nampak tidak bertanggung
jawab untuk asosiasi nehgatif, karena faktor khemis dan fisis tanah tidak berubah
pada zona gundul tersebut.
Muller menemukan bahwa salvia mengeluarkan minyak volatile dari daun
dan kandungan cinoile dan canphor bersifat toksik terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan annual disekeliling. (Syamsurizal,1993:89)
Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman
pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat
alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.
Tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat
organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga
tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang
berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Alang-alang (Imperata cyndrica)
dan teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati
lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati baik organ yang berada di atas tanah
maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati
(Anonim,2008).
Proses pembentukan senyawa alelopati merupakan proses interaksi antar
spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain (Muller,
2008).
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa
kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ
yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-
senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat
meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim
berikutnya.
Alelopathi merupakan suatu peristiwa di mana suatu individu tumbuhan
menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang
tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Senyawa kimia yang bersifat alelopathi
bisa berasal dari bagian tumbuhan di atas tanah seperti daun, batang, cabang,
rizhoma, bunga, buah, dan biji, ataupun bagian tumbuhan di bawah tanah seperti
akar/eksudat akar.
Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama
tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga
menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.
Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan
penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain melalui
serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau batang
oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan
eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang
mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui daun, misalnya Adenostena
fasciculatum, Eucalyptus globules, Camelina alyssum, Erenophylla mitchellii, yang
mengeluarkan zat allelopathy melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam,
dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat Allelopathy melalui pembusukan
nisalnya Helianthus, Aster, dan Agropyron repens (Indrianto 2006 : 16).
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia
(Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam
Rohman dan I wayan Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa
dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat
menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan
tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan
sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu
senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman
dan I wayan Sumberartha (2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut
dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah,
dan biji). Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya,
namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan
yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu,
sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil
alelokimia. Senyawa-senyawa kimia dari dalam tubuh tumbuhan yang bersifat
allelopathy misalnya phenolic, terpenes, alkaloids, nitrils, glycosides, difenol, asam
benzoate, asam lemak, koumarin, fanin, slfida, glucocida, parin dan nucleocida.
Allelopati merupakan efek yang merusak dari pelepasan senyawa-senyawa
kimia organik oleh satu jenis tertentu tanaman pada saat perkecambahan,
pertumbuhan atau metabolisme terhadap jenis tanaman lain yang berbeda. Secara
umum alelopati selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang ditimbulkan gulma
yang tumbuh bersama-sama dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang
ditimbulkan akibat penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman, dengan
beberapa jenis rotasi tanaman, dan pada regenarasi hutan.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Allelopati ini dilaksanakan di Laboraturium Teknologi
Benih Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan
selesai
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai Pengaruh Allelopati
Terhadap Perkecambahan ini adalah : 1) Blender; 2) Corong penyaring; 3) Gunting;
4) Mangkuk penggerus; 5) Kertas merang; 6) Pisau; 7) Pot.
Bahan yang digunakan pada praktikum mengenai Allelopati ini adalah : 1)
Biji kacang Hijau; 2) Biji Jagung; 3) Daun alang-alang; 4) Daun akasia; 5) Daun
Kirinyuh.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan untuk melakukan praktikum mengenai
Pengaruh Allelopati ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat ekstrak menggunakan daun alang-alang, daun gamal, daun akasia, dan
daun kirinyuh, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Haluskan bagian daun dari tumbuhan-tumbuhan tersebut dengan mangkuk
penggerus atau dipotong-potong.
b. Buat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan
perbandingan air sebagai berikut, air 1 liter : 7 helai daun; 1 liter air : 14
helai daun; 1 liter air : 21 helai daun. Dan biarkan selama 24 jam.
c. Setelah 24 jam, saring ekstrak menggunakan alat penyaring.
2. Pilih biji kacang hijau dan biji jagung yang baik.
3. Sediakan pot sebagai tempat untuk meletakkan kacang hijau dan jagung, lapisi
dengan kertas merang.
4. Letakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan biji jagung kedalam pot yang
sudah dilapisi dengan kertas merang.
5. Siram 5 mL ekstrak Allelopati tumbuhan kedalam pot yang sudah berisi biji
kacang hijau dan biji jagung tersebut.
6. Amati perkembangan biji kacang hijau dan biji jagung tersebut setiap hari
selama 7 hari dan amati juga pertumbuhan kecambahnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini yaitu :
Nama
Allelopati
Jagung Kacang Hijau
Hidup mati hidup mati
Alang-alang - -
Kirinyuh - -
Akasia - -
Gamal - -
B. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dosis ekstrak tanaman
allelopati yang diberikan terhadap ketiga biji yang dijadikan sebagai objek percobaan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari biji pada saat
perkecambahan ini. Kebanyakan biji yang diberikan dosis ekstrak tanaman allelopati
yang tinggi sebagiannya mati. Namun sebaliknya pada biji yang diberi perlakukan
dengan dosis ekstrak allelopati yang tidak terlalu tinggi persen perkecambahannya
tergolong besar. Hal ini menandakan bahwa ekstrak dari tanaman allelopati ini
sangat mempengaruhi perkecambahan dari biji percobaan. Biji-biji yang dijadikan
sebagai objek percobaan terlihat rusak karena diberi perlakuan dengan ekstrak
tanaman allelopati.
Dalam prinsipnya Allelopati merupakan pengaruh yang bersifat merusak,
menghambat, merugikan dan dalam keadaan kondisi tertentu dapat juga
menguntungkan. Dimana pengaruh ini terjadi pada perkecambahan, pertumbuhan
maupun pada saat metabolisme tanaman. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya
senyawa kimia yang di lepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman yang lainnya.
Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis
yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap
faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan
senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri.
Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa
yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena
timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme
organisme.
Dalam percobaan allelopati ini, adapun jenis tanaman yang dijadikan ekstrak
yang diketahui mengandung zat allelopati yaitu ekstrak rumput teki . Bagian-bagian
tanaman yang digunakan adalah bagian akar dan daun. senyawa beracun yang dapat
mempengaruhi perumbuhan tanaman. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa
tumbuhan yang dibenamkan kedalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Kartawinata dalam teori nya menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstraks organ tubuh alang-alang, maka semakin besar pengaruh negatifnya terhadap
pertumbuhan kecambah suatu tanaman. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme
sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap
jenis alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu tergantung pada organ
pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya . Mekanisme pengaruh alelokimia
(khususnya yang menghambat) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme
(khususnya tumbuhan) sasaran melalui serangkaian proses yang cukup kompleks,
proses tersebut diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur,
modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan
berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian
mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya
mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta
aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian
bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran.
Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya,
namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan
yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu,
sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil
alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air
dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu
yang toleran terhadap senyawa ini.
Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi
antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu
organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan
organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini yaitu :
1. Perkembangan tumbuhan yang di beri allelopati tergantung pada konsentrasi
ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang
dievaluasi serta saat aplikasi.
2. Semua jaringan dalam tubuh tumbuhan mempunyai potensi untuk
menegeluarkan senyawa allelopathi senyawa Allelopathi menghambat
pertumbuhan kecambah.
3. Allelopathi merupakan mekanisme pertahanan diri dari tumbuhan pesaing.
4. Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau dan biji
jagung
5. Alelopati dapat menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar,
pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya
permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim.
6. Allelopati berpengaruh nyata terhadap perkecambahan jagung (Zea mays) dan
kacang hijau (Phaseolus radiatus).
7. Ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) berpengaruh terhadap perkecambahan
kacang hijau (Phaseolus radiatus).
8. Ekstrak akasia berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang hijau
(Phaseolus radiatus).
B. Saran
Saran kepada pembaca agar dapat mengetahui akibat dari senyawa allelopathi
terhadap perkecambahan dan agar lebih memahami mengenai praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim b. 2009. Allelopathy. Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diaksestanggal 06 Mei 2013 jam 19:58 WIB.
Moenandir,jody.1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawalipers:Jakarta.
Syamsurizal.1993.Ekologi Tumbuhan.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan :Sumatera Barat
Wiryowidgdo,sumali.2000.Kimia dan Farmakologi Bahan Alam edisipertama.Universitas Indonesia : Jakarta
Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry.Lecture Note 5. ICRAF. (http://www.icraf.cgiar.org/sea). Diakses tanggal 06Mei 2013 jam 22:45 WIB.
Setyowati dan Yuniarti (1999). Efikasi allelopati teki formulasi cairan terhadapgulma. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesi(http://[email protected]). Diakses tanggal 06 Mei 2013 jam22.15 WIB.
LAMPIRAN