acara 1.docx

22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah hasil pelapukan batuan yang terdiri atas lapisan – lapisan atau horizon. Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, B, dan C. Lapisan tanah ini terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Pada dasarnya tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar atau bahan induk menjadi partikel yang lebih kecil pasir, debu dan liat. Selain itu kandungan tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan- bahan organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara lansung seperti warna, bentuk dan batasan-batasan. Tanah lapisan atas warnanya lebih gelap dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang atau abu – abu. 1

Upload: rafigeraftar

Post on 13-Sep-2015

310 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangTanah adalah hasil pelapukan batuan yang terdiri atas lapisan lapisan atau horizon. Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, B, dan C. Lapisan tanah ini terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Pada dasarnya tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar atau bahan induk menjadi partikel yang lebih kecil pasir, debu dan liat. Selain itu kandungan tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara lansung seperti warna, bentuk dan batasan-batasan. Tanah lapisan atas warnanya lebih gelap dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang atau abu abu.Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut contoh tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut contoh tanah komposit. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu. Ada lagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah yaitu contoh tanah utuh yag digunakan untuk penetapan berat jenis isi, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah. Kedua contoh tanah tidak utuh atau terganggu yang digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analisis kimia tanah. Ketiga adalah contoh tanah dengan agregat utuh yang digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan denga nilai COLE.

B. Tujuan

Menyiapkan contoh tanah kering angin/udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus ( diameter 0,5 mm ), yang digunakan untuk acara penetapan kadar air tanah, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu mintakat ( zone ) yang disebut pedosfer, tersusun atas massa galir ( loose ) berupa pecahan dan lapukan batuan ( rock ) bercampur dengan bahan organik. Berlainan dengan mineral, tumbuhan dan hewan, tanah bukan suatu ujud tedas ( distinct ). Di dalam pedosfer terjadi tumpang tindih ( everlap ) dan salingtindak ( interaction ) antar litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Maka tanah dapat disebut gejala lintas-batas antar berbagai gejala alam permukaan bumi. ( Tejoyuwono, 1998 )Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh. Sebagaimana dikatakan dimuka bahwa pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu :1. Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), agihan ukuran pori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh).1. Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terusik (undisturbed soil aggregate) yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregat dan derajad kemantapan agregat (aggregate stability)1. Contoh tanah terusik (disturbed soil sample), yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus of Rupture:MOR), konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan (specific surface), erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan (rainfall simulator)Untuk penetapan sifat kimia tanah misalnya kandungan hara (N, P, K, dll), kapasitas tukar kation (KPK), kejenuhan basa, dll digunakan pengambilan contoh tanah terusik. ( Kertonegoro, 1998 )Agregat tanah didefinisikan sebagai suatu unit dari struktur tanah yang umumnya terbentuk melalui proses yang alami dibandingkan proses artifisial dan umumnya mempunyai diameter < 100 mm. Agregat tanah terbentu dari hasil pengelompokkan sejumlah butir-butir primer yang tersusun secara hirarki. Susuna hirarki ini sangat penting dalam menjelaskan stabilitas agregat. Bila terjadi dispersi, maka yang terpengaruh adalah susunan hirarki yang paling bawah ( partikel liat ), sehingga seluruh agregat akan hancur. Tetapi bila penghancuran agregat pada susunan hirarki atas, maka hirarki bawah tidak akan terpengaruh. ( Oades, 1984 )

Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakan parameter penting guna menduga produktivitas suatu lahan karena mikroorganisme tanah merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk mengetahui perbedaan sifat biologi tanah yang didekati dengan pengukuran respirasi tanah, populasi total bakteri, dan populasi total jamur pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian di atas, yaitu apakah terjadi perbedaan sifat biologi tanah pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sifat biologi tanah pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. (Saridevi et all., 2013)

III. METODE PRAKTIKUMA. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam acara ini adalah mortir, penumbuk mortir, saringan 2 mm dan 0,5 mm, tambir pengering, kantong plastik, spidol.Bahan yang digunakan yaitu contoh tanah kering. B. Prosedur Kerjaa). Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk secara hati hati, kemudian diayak dengan saringan berturut turut dari diameter 2 mm dan 0,5 mm. b). Contoh tanah yang diperoleh dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi label secukupnya.

IV. PEMBAHASAN1. Jenis jenis tanah yang digunakan dalam praktikum

EntisolEntisol merupakan tanah yang cenderung menjadi tanah asal yang baru. Mereka dicirikan oleh kenampakkurang mudaan dan tanpa horison genetik alamiah, atau juga mereka hanya mempunyai horison horison permulaan. Pengertian Entisol adalah tanah tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horison, kecuali mungkin lapisan bajak. Tanah yang berkembang pada alluvium dari tanah asal yang baru dan mempunyai perkembangan profil yang sangat lemah adalah Fluvent. Pada beberapa dari mereka, perubahan warna horison A ke C sukar dilihat. Mereka cenderung bertekstur kasar di dekat arus air dan bertekstur halus di dekat tepi- tepi luar dari dataran banjir.Entisol yang berkembang dari bukit pasir mempunyai nilai budidaya pertanian terbatas. Mereka mempunyai kandungan bahan organik yang rendah dan umumnya responsif terhadap pemupukan nitrogen. Beberapa dari mereka bereaksi netral atau berkapur pada permukaannya. Beberapa Entisol mempunyai horison A yang bersandar langsung pada batuan induk yang keras. Dua faktor sangat penting yang memberi sumbangan terhadap perkembangan mereka adalah kerasnya batuan dan curamnya lereng. Celah celah di bawah batuan dapat memungkinkan akar akar lebih banyak masuk ke horison A. Dimana horison A tebalnya 20 50 sentimeter.

InceptisolInceptisol berasal dari kata latin inceptum, yang berarti permulaan. Perkembangan horison genetik, baru dimulai dalam inceptisol, tetapi mereka dianggap lebih tua dari Entisol. Keistimewaannya, Inceptisol mempunyai epipedon orchric, horison subpermukaan cambic dan eluviasi kurang. Mereka kurang cukup menggambarkan petunjuk yang dapat ditempatkan pada setiap delapan ordo tanah yang tetap.Inceptisol terjadi pada semua daerah iklim, dimana mereka mengalami banyak pencucian dalam sebagian besar tahun. Beberapa tanah Inceptisol merupakan tanah abu vulkanik Andepts. Mereka menunjukkan satu stadia pada perkembangan akhir Ultisol dan Oxisol di daerah tropik basah. Mereka mempunyai liat yang tak berbentuk dan selalu sangat asam. Beberapa digunakan secara intensif untuk memproduksi tebu, kopi, dan tanaman tanaman lain. Tanah ini tersebar luas di seluruh dunia dan beberapa pembentuk pertanian dan padang rumput yang baik. Inceptisol basah ( Aquept ) yang berada di lembah sungai besar di Asia merupakan tanah yang sangat ekstensif digunakan untuk memproduksi padi sawah.

UltisolKata Ultisol berasal dari bahasa latin ultimus yang berarti terakhir atau pada kasus kasus Ultisol, tanah yang mengalami pelapukan terbanyak dan hal tersebut memperlihatkan pengaruh pencucian paling akhir. Ultisol mempunyai horison argilik, dengan kejenuhan basa rendah dapat menjadi lebih rendah dari 35 persen pada horison tanah yang lebih rendah. Tanah ini berada di bagian dunia yang lebih hangat dimana rata rata temperatur tanah tahunannya 8 C atau lebih dan mereka mempunyai satu periode setiap tahunnya dimana curah hujan diperkirakan berlebihan dari evapotranspirasi. Morfologi dalam garis besar dan pembagian horisonnya sama dengan Alfisol. Ultisol dapat menjadi Alfisol sebelum tanah tersebut cukup terlapuk untuk menjadi Ultisol.Beberapa sifat Ultisol yaitu kandungan liat memperlihatkan perkembangan horison argillik. Kandungan bahan organik pada semua horison agak rendah, kecuali A yang sangat tipis. Kapasitas tukar kation relatif rendah memperlihatkan bahan organik yang rendah dan keberadaan liat dengan KTK rendah. Jumlah basa dapat tukar dan persentase kejenuhan basa sangat rendah kecuali untuk horison A yang sangat tipis.

VertisolVertisol merupakan tanah mineral yang mempunyai ketebalan lebih dari 50 sentimeter. Semua horison mempunyai liat sebesar 30 persen atau lebih dan mempunyai pecahan selebar paling sedikit 1 sentimeter untuk kedalaman sampai 50 sentimeter. Kondisi yang menyebabkan berkembangnya vertisol seperti bahan induk tinggi, satu musim dengan satu musin hujan dan musim kering.Vertisol adalah salah satu tanah yang terbelah lebar pada musim kering, setelah retakan terbentuk pada musim kring, bahan permukaan tanah masuk ke dalam retakan.tanah kembali basah pada musim hujan akibat air yang cepat masuk ke dalam retakan, dan hal in ditahan dalam tanah oleh lapisan yang berada di bawahnya yang tidak permeabel. Siklus berulang dari pengembangan dan pengerutan menyebabkan suatu pembalikan tanah secara bertahap, disebut Vertisol.

AndisolTanah Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini umumnya ditemukan didaerah dataran tinggi (>400 m di atas permukaan laut). Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya.Andisol cenderung menjadi tanah yang cukup produktif, terutama setelah diberi masukan amelioran (seperti pupuk anorganik). Andisol seringkali dimanfaatkan orang untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan (seperti di daerah Lembang Kabupaten Bandung). Andisol diperkirakan meliputi sekitar 1% dari luas permukaan daratan dunia di luar daratan es.Andisol adalah salah satu jenis tanah yang relatif subur namun mempunyai tingkat jerapan P yang tinggi karena dirajai oleh mineral amorf seperti alofan, imogolit, ferihidrit dan oksida-oksida hidrat Al dan Fe dengan permukaan spesifik yang luas. Oleh karena itu pengelolaan Andisol perlu diarahkan untuk menurunkan kemampuan jerapan dan meningkatkan ketersediaan P antara lain dengan menggunakan asam humat dan asam silikat. Asam humat sebagai hasil dekomposisi bahan organik yang cukup tinggi dalam tanah Andisol diketahui dapat berfungsi melindungi seskuioksida dan atau memblokir loka pertukaran, sehingga mengurangi jerapan. Silikat merupakan salah satu anion yang dapat melepaskan P dari kompleks jerapan dengan afinitas yang sangat besar, dapat mendesak anion-anion seperti; fosfat, sulfat dan halida yang telah terjerap pada jerapan.

2. Pengambilan contoh tanah yang baikTanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan. Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat volume (BV), berat jenis partikel ( PD = particle density), tekstur tanah, permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser tanah. Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda. Teknik pengambilan contoh tanah :1. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah. 2. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau. 3. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah. 4. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah. 5. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah6. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat. 7. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung. 8. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.

Menurut Hardjowigeno (1987), untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : 1. Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas.2. Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan. 3. Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan agregrat.

3. Nilai COLE pada agregat tanahTanah dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada jenis tanah yang mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change ). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb). Berat isi tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan karena berkaitan erat dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air (pF), ruang pori total (RPT), coefficient of linier extensibility (COLE), dan kadar air tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.

V. KESIMPULANA. KesimpulanPengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun kimia tanah. Pengambilan conto tanah dapat dilakukan dengan mengambil contoh tana utuh, contoh tanah tidak utuh atau terganggu dan contoh tanah dengan agregat utuh. Tanah yang digunakan dalam praktikum seperti tanah entisol, inceptisol, ultisol, vertisol dan andisol yang masing-masing tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda.

B. SaranDalam kegiatan praktikum penyiapan contoh tanah diharapkan mendengarkan denga seksama apa yang dijelaskan oleh asisten, sehingga lebih mudah dalam pemahaman nantinya. Dan diharapkan praktikan juga telah mempersiapkan materi dan paham terlebih dahulu sehingga lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKADjunaedi, S. 2008. Teknik Penetapan Berat Isi Tanah di Laboratorium Fisika Tanah Balai Penelitian Tanah. Buletin Teknik Pertanian. Vol 13 No 2 : 12-15

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu tanah. Mediatama Sarana Perkasa. Jakarta

Kertonegoro, B.D. dkk. 1998. Panduan Analisis Fisika Tanah. Laboratorium Fisika Tanah Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Oades, J.M. 1984. Soil Organic Malter And Struckture Stability : Mechanisms And Implications For Management. Plant And Soil, Vol 76 : 319-333

Saridevi, dkk. 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol 2 No. 4

Sukmawati. 2011. Jerapan P pada Andisol yang Berkembang dari Tuff Vulkan Beberapa Gunung Api di Jawa Tengah dengan Pemberian Asam Humat dan Asam Silikat. Media Litbang Sulteng IV. No 1 : 30-36

14