94494164-makalah-oke
DESCRIPTION
testTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Limnologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan
struktur dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam, dan rawa-rawa;
baik yang berupa air tawar maupun air payau. Selain itu, dikenal aseanologi yang
mempelajari tentang ekosistem laut. Limnologi dan Oseanologi merupakan cabang dari
ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem perairan yang terdapat di permukaan bumi.
Perairan darat yang ada di Indonesia lebih kurang dari 3% dari total keseluruhan
wilayah. Perairan darat ialah semua badan air didaratan seperti sungai, danau, situ, rawa,
estuari, gua karst, reservoir, saluran air, genangan. Komponen biotik ialah semua biota
akuatik baik makro maupun mikro, yaitu bakteri, plankton, bentos, nekton, serta tumbuhan
air lainnya. Komponen abiotik terdiri dari: habitat badan air termasuk sedimen; komposisi
fisika dan kimia air; dan proses transfer interaksi dengan lingkungan sekelilingnya yaitu
kondisi geologi, hidrologi, iklim, dan perubahan antropogen yang masuk ke dalam badan air.
Proses transfer interaksi mencakup daur energi, materi, hidrologi, dan daur nutrien.
Seperti habitat yang lain, habitat air tawar mempunyai faktor pembatas sebagai akibat
tingkah laku sifat-sifat air tersebut. Tingkah laku sifat-sifat air pada suatu habitat air tawar di
suatu daerah dengan daerah yang lain tidak sama. Biasanya mempunyai suatu ciri yang
khusus baik ditinjau dari parameter fisika, kimia maupun biologinya. Parameter fisika
meliputi debit air, suhu, kecerahan, kedalaman, dan kuat arus. Parameter kimia meliputi
proses-proses kimiawi yaitu, kandungan oksigen terlarut, kandungan CO2 bebas, alkalinitas,
pH dan kesadahan. Sedangkan untuk parameter biologinya yaitu produktivitas perairan yang
sangat dipengaruhi oleh metabolisme, fotosintesis dan pelepasan zat-zat hara (Ghufran dan
Andi, 2005).
Hal yang paling pokok dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu satuan kehidupan yang
terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup( komponen hayati) dengan berbagai komponen
nirhayati yang berinteraksi membentuk suatu sistem. Ciri suatu ekosistem adalah adanya
pemindahan energi dan aliran materi yang berlangsung di antara berbagi komponen yang
terdapat di dalam sistem tersebut. Demikian halnya dengan limnologi yang juga dapt di
pandang sebagai ekosistem air di darat. Di dalamnya terjadi interaksi yang rumit antara faktor
hayati dengan faktor nirhayati.
II. ISI
a. Pengertian Limnologi
Istilah limnologi pertama kali digunakan oleh Forel (1901) di dalam bukunya yang
berjudul Handbuch der Seekunde, Allgemeine Limnologie. Buku tersebut membahas tentang
ekosistem danau. Sebenarnya limnologi telah diperkenalkan lebih dulu oleh Zacharias (1891)
yang mendirikan laboratorium penelitian di bidang limnologi, Thienemaa kemudian
mengembangkannya dan memberi nama institusi tersebut Institut Max-Planck. Sejak saat itu
limnologi berkembang cukup pesat. Pada dekade 90-an limnologi menjadi sebuah ilmu yang
menyedot perhatian dunia, terutama disebabkan karena besarnya kebutuhan air bersih untuk
kepentingan domestik, tetapi ketersediaan air bersih di alam semakin menipis akibat berbagai
aktifitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Anonim, 2011).
Limnologi (dari bahasa Inggris: limnology, dari bahasa Yunani: lymne, “danau”, dan
logos, “pengetahuan”) jadi Limnologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal tentang
perairan tawar. Limnologi mencakup pengetahuan tentang faktor-faktor abiotik (air dan
tanah), biotik (semua organisme yang hidup di dalamnya), serta interaksi yang terjadi di
dalamnya. Yang dimaksud perairan tawar dalam hal ini adalah suatu badan air yang ada di
daratan, sungai atau bahkan estuari. Secara alami air tawar merupakan persenyawaan yang
bersifat sebagai pelarut universal, dan di dalamnya selalu terdapat unsur-unsur terlarut serta
senyawa lainnya. Dalam bidang perikanan, limnologi dipelajari sebagai dasar bagi budidaya
perairan (akuakultural) darat (Cahyono, 2000).
Para ahli mencoba menyederhanakan pengertian limnologi ini dengan “ilmu yang
mempelajari proses interaksi faktor fisika, kimia dan biologi dalam sistem perairan darat
(inland waters), dimulai dari garis pantai ke arah darat”, yang dimaksud adalah perairan
tergenang dan mengalir yang berada di daratan. Ilmu limnologi selain mendeskripsikan sifat
morfologis, tipe habitat, keaneka-ragaman hayati, dan proses-proses dasar yang terjadi di
dalamnya.
Berdasarkan definisi tersebut, maka objek kajian limnologi mencakup areal garapan
yang meliputi biota (flora dan fauna) yang hidup di dalam badan air dan sedimennya, kualitas
air serta tipe perairan atau bentuk cekungan morfologi perairan dan hidrodinamikanya (yang
sangat mempengaruhi komunitas biota dan kualitas air). Lebih jauh lagi, karena perairan
darat itu sangat terkait dengan daerah/kawasan yang berfungsi sebagai pensuplai airnya
(Daerah Aliran Sungai:DAS), maka pengaruh aktivitas antropogenik di DAS masing-masing
perairan darat itu pun termasuk dalam kajian cabang ilmu yang disebut limnologi. Di dalam
ruang lingkup limnologi tentu saja banyak faktor yang memberikan pengaruh terhadap
perairan. Salah satunya mikroorganisme seperti bakteri yang bertanggung jawab untuk
mendekomposisi limbah organik. Bila bahan organik seperti tanaman mati, daun, kliping
rumput, pupuk, kotoran, atau bahkan sampah makanan hadir dalam pasokan air, bakteri akan
memulai proses pemecahan limbah ini. Ketika ini terjadi, banyak yang tersedia oksigen
terlarut dikonsumsi oleh bakteri aerobik, organisme air lainnya mengambil oksigen yang
mereka butuhkan untuk hidup.
Aktivitas pembuangan limbah rumah tangga dan industri ke dalam badan sungai
menyebabkan kualitas air sungai jatuh pada kondisi tidak layak sebagai sumber air bersih
untuk kepentingan rumah tangga. Pemanfaatan danau sebagai daerah objek wisata dengan
membangun fasilitas pendukung disekitarnya menyebabkan danau cepat mengalami
pendangkalan dan menurunkan kualitas air di dalamnya. Berkembangnya pemukiman
penduduk, pesatnya pembangunan perkotaan, dan penebangan hutan menyebabkan
berkurangnya daerah resapan air sehingga air hujan akan mengalir menjadi air permukaan
menuju ke laut atau menguap. Masih banyak lagi perilaku yang menyebabkan ketersediaan
air bersih semakin menipis.
Sumberdaya air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan akan mengalami
tekanan yang sangat tinggi, sehingga kerusakan sumberdaya air tidak dapat dihindari.
Sebaran penduduk Indonesia, yang terkonsentrasi di pulau Jawa dan daerah perkotaan
menimbulkan masalah tentang ketersediaan air bersih di pulau jawa dan kota-kota besar.
Pengelolaan perairan darat yang tidak bersifat komprehensif akan menyebabkan berbagai
bencana keairan, seperti bencana banjir dan kekeringan, kematian massal ikan, pencemaran,
serta memicu konflik sosial dalam masyarakat.
DAS di Indonesia yang kritis semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.
Erosi yang berlebihan mengakibatkan terjadinya sedimentasi dan pendangkalan di waduk-
waduk antara lain yang ada di aliran sungai Citarum, dan danau-danau di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi. Bencana banjir dan kekeringan semakin sering melanda daerah-
daerah rawan banjir dan kekeringan, bahkan sekarang terjadi di daerah yang sebelumnya
jarang terkena banjir. Hal ini menimbulkan kerugian materi yang tidak sedkit. Kondisi ini
diperparah oleh perubahan iklim global dimana rata-rata tahunan curah hujan di beberapa
wilayah Indonesia mengalami penurunan dan dilain tempat mengalami peningkatan, dan
waktu musim hujan/kemarau mengalami pergeseran. Telah terjadi peningkatan defisit air
akibat meningkatnya evaporasi. Dikhawatirkan keadaan akan lebih parah untuk wilayah-
wilayah yang rata-rata curah hujannya menurun. Hal ini semakin meningkatkan bencana
kekeringan diwilayah tersebut. Oleh sebab itu apabila dalam pengelolaan dan pemanfaatan
perairan darat tidak disertai kearifan dan landasan ilmiah yang kuat dan usaha peningkatan
partisipasi masyarakat, maka prospek perairan darat ke depan akan semakin memprihatinkan.
b. Ruang Lingkup Limnologi
Menelaah komponen air sebagai lingkungan hidup, habitat dan komponen abiotik lain
serta komponen biotik yang ditemukan diperairan itu, mencakup juga proses-proses dan
hubungan fungsional yang mengaitkan komponen-komponen akuatik tersebut. Proses-proses
dimaksud adalah proses daur ulang energi/materi dan unsur hara serta evolusi ekosistem
perairan.
1. Objek
Limnologi merupakan cabang ekologi yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari
perairan daratan. Sebagai cabang ekologi maka objek yang dipelajari dalam limnologi adalah
kesatuan kehidupan yang ada di ekosistem tersebut
2. Persoalan
Setiap kehidupan baik sebagai individu maupun pada tingkatan organisasi yang lebih tinggi
selalu ada interaksi antar sesamanya dan dengan lingkungannya. Limnologi membahas
dinamika kehidupan di dalam ekosistem perairan darat, bagaimana memanfaatkan potensi
perairan darat secara berkelanjutan artinya mengambil manfaat tetapi ekosistem tersebut tetap
berada pada potensi lestari atau manusia sebagai makhluk paling mulia, dengan akal dan
kepandaiannya mampu memanfaatkan teknologi dengan tetap menjaga keseimbangan.
c. Kedudukan limnologi
Sebagai bagian dari ekologi, secara skematis kedudukan limnologi dpat digambarkan sebagai
berikut:
Limnologi merupakan ilmu anak cabang dari Hidrologi (ilmu yang mempelajari
tentang air) yang setara dengan oseanologi, bedanya disini oseanologi mempelajari tentang
perairan laut. Dan termasuk sinekologi yang termasuk cabang dari ekologi, maksudnya
adalah limnologi mempelajari satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk
hidup( komponen hayati) dengan berbagai komponen nirhayati yang berinteraksi membentuk
suatu sistem. Ciri suatu ekosistem adalah adanya pemindahan energi dan aliran materi yang
berlangsung di antara berbagi komponen yang terdapat di dalam sistem tersebut.
III. PENUTUP
Limnologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan tawar.
Limnologi mencakup pengetahuan tentang faktor-faktor abiotik (air dan tanah), biotik (semua
organisme yang hidup di dalamnya), serta interaksi yang terjadi di dalamnya.
Di Indonesia perkembangan limnologi secara tidak langsung juga cukup pesat
meskipun belum terorganisasi secara baik. Sampai saat ini belum ada lembaga yang khusus
mengelola sumber daya air daratan. Perusahaan air minum, masih pada tahap eksploitasi,
Otorita waduk juga masih belum optimal dalam pengelolaan. Kementrian Lingkungan Hidup
juga masih berkutat pada persoalan-persoalan teknis. Manajemen sumber daya perairan darat
yang sustainable memang bukan persoalan mudah dan harus terintegrasi. Melihat persoalan
yang begitu rumit maka sebenarnya kesadaran masing-masing individu untuk bersikap arif
dan bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia sangat dibutuhkan.
Pendekatan sosial, budaya, agama, dan akademis serta pendekatan hukum formal yang
terintegrasi mungkin menjadi jalan keluarnya.
Sumberdaya air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan akan mengalami
tekanan yang sangat tinggi, sehingga kerusakan sumberdaya air tidak dapat dihindari.
Sebaran penduduk Indonesia, yang terkonsentrasi di pulau Jawa dan daerah perkotaan
menimbulkan masalah tentang ketersediaan air bersih di pulau jawa dan kota-kota besar.
Pengelolaan perairan darat yang tidak bersifat komprehensif akan menyebabkan berbagai
bencana keairan, seperti bencana banjir dan kekeringan, kematian massal ikan, pencemaran,
serta memicu konflik sosial dalam masyarakat.
DAS (Daerah Aliran Sungai) di Indonesia yang kritis semakin meningkat jumlahnya
dari tahun ke tahun. Erosi yang berlebihan mengakibatkan terjadinya sedimentasi dan
pendangkalan di waduk-waduk antara lain yang ada di aliran sungai Citarum, dan danau-
danau di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Telah terjadi peningkatan defisit air akibat
meningkatnya evaporasi. Dikhawatirkan keadaan akan lebih parah untuk wilayah-wilayah
yang rata-rata curah hujannya menurun. Hal ini semakin meningkatkan bencana kekeringan
diwilayah tersebut. Oleh sebab itu apabila dalam pengelolaan dan pemanfaatan perairan darat
tidak disertai kearifan dan landasan ilmiah yang kuat dan usaha peningkatan partisipasi
masyarakat, maka prospek perairan darat ke depan akan semakin memprihatinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://destyginting.wordpress.com/2010/12/11/limnologi/ diakses pada
tanggal 29 September 2011.
Anonim.2011.http://www.limnologi.lipi.go.id/limnologi/p2limnologi/index.php?
option=com_content&view=section&id=12&Itemid=69&lang=in diakses pada
tanggal 29 September 2011.
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan di Air Tawar. Kanisius: Yogyakarta, 13-17 hlm
Ghufran M dan Baso Andi. 2005. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan,
Rineka Cipta, Jakarta, 36-55 hlm.
MAKALAH LIMNOLOGI
BAB 1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP LIMNOLOGI
Oleh:
KELOMPOK 9
Eva Agustina Perwitasari (M0409019)
Aken Puti Wanguyun (M0409003)
Wahyu Kriswiranto (M0409065)
Siti Rohmahwati (M0409055)
Revolusi PS (M0409052)
Yuningsih (M0409070)
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011