makalah-nutum oke mi
DESCRIPTION
makalah nutrisi tumbuhanTRANSCRIPT
MAKALAH NUTRISI TUMBUHAN
(PROSES PEMBENTUKAN UNSUR HARA DARI BATUAN)
Oleh :
Kelompok VIII :
Sulfiani Talib/1214141003Yulianti Hasan/ 1214141004
Juniarti/1214141007
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan memerlukan
banyak faktor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar bisa tetap lestari di alam.
Salah satu faktor yang paling penting bagi setiap makhluk hidup termasuk tumbuhan
adalah nutrisi. Nutrisi bagi tumbuhan sangat menentukan kualitas dan kelangsungan
hidup tumbuhan.
Tumbuhan mendapatkan nutrisi dari lingkungan tempatnya tumbuh. Nutrisi
yang diserap oleh tumbuhan ialah unsur hara yang ada di dalam tanah. unsur hara
berasal dari batuan dan mineral. Batuan dan mineral dapat berperan cukup potensial
di bidang pertanian, karena di dalam beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-
nutrisi penting yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan menambah
produktivitas lahan maupun hasil pertanian termasuk unsur hara.
Unsur-unsur hara tanaman adalah unsur-unsur kimia tertentu yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang normal. Tidak tersedianya
unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhannya terganggu,
tampaknya gejala-gejala kekurangan (defisiensi) dan menurunnya produksi.
Unsur hara berasal dari hasil pelapukan batuan (semua unsur kecuali N).
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada
dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan
biologi. Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan
menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk
kemudian menjadi tanah. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh
dan membentuk mineral baru. Mineral-mineral yang ikut dalam tanah akan
menjadi unsur hara.
Keberadaan unsur hara yang ada dalam tanah sangat dibutuhkan tanaman.
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.
2
Unsur hara diperoleh tanaman dengan menyerap unsur hara melalui akar
atau daun. Proses penyerapannya ada tiga yaitu melalui aliran massa, difusi dan
intersepsi akar.
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah makalah ini agar dapat
diketahui tentang pengertian unsur hara, proses pembentukan unsur hara dari
batuan, ketersediaan unsur hara dari cadangan tanah dan proses penyerapan unsur
hara bagi tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian unsur hara?
2. Bagaimana proses pembentukan unsur hara dari batuan dan ketersediaanya
dalam tanah ?
3. Bagaimana proses penyerapan unsur hara?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian unsur hara.
2. Mengetahui proses pembentukan unsur hara dari batuan dan
ketersediannya dalam tanah.
3. Mengetahui proses penyerapan unsur hara
3
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Unsur Hara
Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan
tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang
tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan oleh
manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya, sama
dengan manusia memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan
secara seimbang untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang
optimal. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman memiliki
perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang
sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis
unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur
hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K,
Ca, Mg, S) (Lakitan, 2004).
Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat
menyebabkan terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala
kelebihan unsur hara pada tanaman dapat dilihat dari gejala fisik pada bagian-
bagian tanaman seperti gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan
buah selain itu tanaman juga akan menunjukkan gejala seperti daun yag
terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan perubahan
warna pada daun sering disebut sebagai klorosi. Setiap unsure tersebut
memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis
tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsure hara maka akan
terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman
tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsure memiliki fungsi tersendiri
dalam proses metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak
terpenuhi maka semua proses metabolisme tanaman akan terganggu (Lakitan,
2004).
4
B. Proses Pembentukan Unsur Hara Dari Batuan dan Ketersediannya
Dalam Tanah
1. Pengertian Batuan
Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-
mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah
satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik
melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan
mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka
ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu mineral, namun
umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral
adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan
struktur atom tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah
dengan jenis-jenis kombinasinya (Agus, 2007).
Contoh dari batuan mineral adalah sebagai berikut :
1. Fluoroapatite
Gambar 1. Fluoropatite
(Sumber : google, 2012)
Fluorapatite, seringkali dengan ejaan alternatif fluoroapatite,
adalah sebuah mineral dengan rumus Ca5 (PO4) 3F (kalsium
halophosphate). Fluorapatite adalah kristal keras padat. Walaupun sampel
dapat memiliki berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak
berwarna), mineral yang murni adalah tidak berwarna ( Agus, 2007).
2. Hydroxilapatite
Gambar 2. Hydroxylapatite
(Sumber : google,2012)
5
Hydroxylapatite, juga disebut hidroksiapatit, adalah bentuk alami
mineral kalsium apatit dengan rumus kimia Ca5 (PO4) 3 (OH), tetapi
biasanya ditulis Ca10 (PO4) 6 (OH) 2 untuk menunjukkan bahwa sel satuan
kristal terdiri dari dua entitas . Hydroxylapatite adalah bagian dari kelompok
hidroksil apatit kompleks. OH-ion yang dapat digantikan oleh fluorida,
klorida atau karbonat, menghasilkan fluorapatite atau chlorapatite (Agus,
2007).
3. Microcline
Gambar 3. Microcline (Sumber : google,2012)
Microcline (KAlSi3O8) merupakan mineral penting pembentuk
batuan beku tectosilicate. Mineral ini merupakan mineral alkali yang kaya
akan potasium feldspar. Microcline biasanya mengandung sejumlah kecil
natrium (Agus, 2007).
2. Proses Pembentukan Tanah dari Pelapukan Batuan
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.
Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Pelapukan adalah peristiwa
penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara
biologis. Menurut Ardyansah (2012), ada tiga macam pelapukan yaitu :
a. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu
antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut. Angin yang
senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi sedikit.
Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi. Erosi
6
batuan menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang bertiup
sangat kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah batuan
bergesekan dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan.
Perubahan suhu secara drastis juga dapat mengakibatkan pelapukan
batuan. Saat suhu tinggi atau panas, batu akan mengembang. Saat suhu
rendah atau dingin, batu akan menyusut kembali. Batu juga dapat mengalami
pelapukan karena air. Air hujan dan air terjun yang mengenai batuan secara
terus-menerus dapat mengakibatkan batuan retak dan pecah-pecah. Batu
karang yang berdiri kukuh di tepi laut juga dapat mengalami pelapukan.
Gelombang laut yang menghantam batu karang secara terus-menerus
mengakibatkan batuan tersebut terkikis sedikit demi sedikit(abrasi).
Gambar 4. Proses pelapukan (Sumber : Geography essential)
b. Pelapukan Biologi
Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang
menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel di
permukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada
batuan tempat akarnya melekat. Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah
besar dan banyak. Akhirnya, batuan tersebut akan hancur.
7
c. Pelapukan kimia
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan
dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi
dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi
larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan
unsur setempat membentuk kristal mineral baru.
Menurut Adriansyah (2012), Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari
iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami
pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid)
atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata
dapat mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat diukur.
Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan meningkat dua kali
dengan meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral basa pada umumnya akan
lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan lebih
cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada
batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan
bahan semennya.
3. Lapisan Tanah dan Jenis Tanah
a. Lapisan Tanah
Unsur hara dalam tanah ada dalam bentuk senyawa mineral, senyawa
organik, unsur yang terjerap, dan unsur dalam larutan tanah. Senyawa mineral
terdapat dalam struktur kristal mineral atau dalam bentuk amorf. Kekuatan
ikatan tergantung pada struktur mineral dan mobilisasi unsur tersebut
tergantung pada stabilitas mineral terhadap pelapukan (Soemarno, 2011).
Tanah merupakan salah satu lapisan bumi yang terdapat pada
permukaan bumi yang terdiri dari massa padat, air, dan udara. Tanah
merupakan hasil pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur akibat
proses alam. Struktur tanah yang terbentuk secara berlapis dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti : iklim, struktur permukaan bumi, tumbuhan, dan
makhluk hidup yang berada diatasnya (Biamenta, 2014).
8
Gambar 5 . lapisan tanah
(http://www.gunungkidul.org/2012/05/struktur-bumi-dan-
penjelasannya.html)
Lapisan tanah atas adalah lapisan yang berasal dari batu-batuan dan
sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan. Lapisan ini
merupakan bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuhan. Lapisan tengah
berasal dari batuan yang pada proses pelapukannya mengalami pengikisan
oleh air sehingga bahan lapisan itu mengendap. Karena kandungan airnya
banyak maka tanah pada lapisan tengah ini sangat liat sehingga lebih dikenal
sebagai tanah liat yang berwarna merah atau putih. Lapisan bawah adalah
lapisan yang terdiri dari bongkahan-bongkahan batu dan bebatuan yang telah
mengalami pelapukan di sela-selanya. Lapisan batuan induk tersusun dari
bebatuan padat dan berada dalam lapisan terdalam bumi (Biamenta, 2014).
Keadaan tanah yang baik untuk tumbuhan apabila mempunyai
perbandingan komponen mineral 45%, bahan organik (mikroorganisme, akar,
dan humus) 5%, air 25% dan udara 25%.
9
Gambar 6. Lapisan tanah sekitar pemukiman (Sumber : Google, 2015)
b. Jenis- jenis tanah
Menurut Ardyansah (2012), jenis- jenis tanah adalah sebagai berikut :
1) Tanah Humus
Merupakan tanah yang paling subur dengan ciri-ciri yaitu berasal
dari pelapukan sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk, berwarna
kehitaman, dan memiliki kemampuan menyerap air sangat tinggi.
2) Tanah Berpasir
Merupakan jenis tanah yang mudah dilalui air dan sedikit bahan
organic dan pada umumnya tidak terlalu subur karena memiliki butiran-
butiran pasir yang sangat banyak.
3) Tanah Liat
Merupakan tanah yang sangat padat, lengket, butirannya halus dan
sukar menyerap air sehingga tanaman sukar tumbuh.
4) Tanah Kapur
Merupakan tanah ini yang mengandung bebatuan. Tanah jenis ini
sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang
berbedabeda pula. Dalam pertanian, tanah kapur yang sifat basanya tinggi
dapat dimanfaatkan untuk menetralkan kadar keasaman tanah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman
Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan
kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan. Nilai
pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah
tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain, ditemukan pula ion OH-,
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ (Hardjowigeno,
1993). Kelarutan oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung
tergantung pada konsentrasi hidroksil (OH-) dan menurun kalah pH meningkat.
Kation hidrogen (H+) bersaing secara langsung dengan kation-kation asam
Lewis lainnya membentuk tapak kompleksi, dan oleh karenanya kelarutan
10
kation kompleks seperti Cu dan Zn akan meningkat dengan menurunnya pH.
Konsentrasi kation hidrogen menentukan besarnya KTK tergantung-muatan
(dependent charge) dan dengan demikian akan mempengaruhi aktivitas semua
kation tukar.
Meningkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya
aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah.
Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam
sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia
pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperti nitrogen,
fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fosfor pada pH lebih
besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun
menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fosfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal
ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe,
dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh
logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.
Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan
Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan
tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus
dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0.
Kapasitas Tukar Kation salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat
dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah
adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity
(CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation
exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil
pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me
kation per 100 g tanah.Kation ialah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg++, K+
dan sebagainya. Di dalam tanah, kation-kation tersebut terlarut dalam air tanah
atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation (dalam miliekivalen)
yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat tanah (biasanya per 100 gram)
dinamakan Kapasitas Tukar Kation. Tanah dengan KTK tinggi mampu
11
menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK
rendah (Hardjowigeno, 1993).
Menurut Hardjowigeno (1993), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara yaitu:
a. Jumlah hara yang ada di dalam tanah.
b. Bentuk hara tersebut berada dan,
c. Kemampuan sistem vegetasi tanah untuk mensuplai hara selama periode
akhir dari tanaman.
Ketersediaan unsur hara tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
unsur hara dalam tanah. Unsur hara makro dan unsur hara mikro harus berada
dalam keadaan seimbang. Sisa tanaman juga akan menambah ketersediaan
unsur hara bagi tanaman. Keberadaan bahan organik di dalam tanah akan
menunjang aktivitas mikroorganisme tanah, sehingga tanah akan menjadi subur
dan unsur hara yang di perlukan oleh tanaman akan menjadi tersedia. Dengan
demikian, maka tanaman akan dapat tumbuh dengan baik.
Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara
dalam larutan tanah adalah potensial redoks (Eh). Faktor ini berhubungan
dengan keadaan aerasi tanah yang selanjutnya sangat tergantung pada laju
respirasi jasad renik dan laju difusi oksigen. Ia mempengaruhi kelarutan unsur
hara mineral yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi (valensi).
Unsur-unsur ini adalah C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu. Kandungan air yang
mendekati atau melebihi kondisi ke-jenuhan merupakan sebab utama dari
buruknya aerasi karena kecepatan difusi oksigen melalui pori yang terisi air
jauh lebih lambat daripada pori yang berisi udara (Hardjowigeno, 1993).
12
Gambar 7 . Siklus nutrisi (unsur hara) tanah Sumber :
(www.pikeconservation.org)
Menurut Biamenta (2014), Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Jika unsur hara dalam tanah
tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan
tanaman akan mengalami kematian.
C. Proses penyerapan unsur hara bagi tanaman
Menurut Sabihan (1982), tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar
atau daun. Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk
CO2 yang diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil
dari air oleh akar tanaman. Sementara itu, unsur-unsur hara lainnya diserap
tanaman melalui daun. Unsur-unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat
tersedia di sekitar akar melalui tiga proses yaitu:
1. Aliran massa
Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju
permukaan akar tanaman bersama-sama gerakan massa air. Gerakan massa
air di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung secara
terus menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi.
Aliran massa merupakan proses penyediaan hara yang terpenting bagi
unsur-unsur N, Ca, S, dan Mo.
2. Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga
terjadi karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi
unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara
pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi
ini terjadi karena sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar
tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara pada ketiga posisi tersebut
menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara berkonsentrasi
tinggi ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara
13
yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut
dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. Perbedaan
konsenterasi tersebut terdiri dari aktif dan pasif. Beberapa unsur hara yang
tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium
(77,7%).
3. Intersepsi akar
Akar tanaman aktif tumbuh memanjang, sehingga mencapai
larutan tanah. Memanjangnya akar tanaman berarti memperpendek jarak
antara permukaan akar dan unsur hara dalam larutan tanah tersebut.
Intersepsi akar merupakan proses penyediaan hara yang penting untuk
unsur Ca. Unsur- unsur hara yang telah tersedia di sekitar perakaran
tersebut selanjutnya diserap oleh akar tanaman melalui proses serapan
aktif yang selektif dan memerlukan energi metabolik.
Unsur hara yang telah berada di sekitar permukaan akar tersebut dapat
diserap tanaman melalui dua proses, yaitu:
1. Proses Aktif
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat
berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut
dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses
pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik
dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara
proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan
menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif.
Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar
yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan
bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.
2. Proses Selektif
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: dinding sel,
membran sel, dan protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang
tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah. Sedangkan
14
bagian dalam terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini
dikelilingi oleh membran. Membran ini berkemampuan untuk melakukan
seleksi unsur hara yang akan melaluinya. Proses penyerapan unsur hara
yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada membran disebut
sebagai proses selektif. Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara
yang terjadi pada membran diperkirakan berlangsung melalui suatu
carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan ion (unsur)
terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa masuk ke dalam
protoplasma dengan menembus membran sel.
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:
1. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+,
Mg2+, dan NH4
+) maka dari akar akan dikeluarkan kation H+ dalam
jumlah yang setara.
2. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-,
H2PO4-, SO4
-) maka dari akar akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah
yang setara.
Kelembaban dan temperatur, berpengaruh terhadap proses penyerapan
hara oleh tanaman. Lebih 90 % penyerapan hara dilakukan secara aliran
massa, yang sangat dipengaruhi oleh proses evapotranspirasi. Disisi lain
proses evapotranspirasi ditentukan oleh kelembaban dan temperatur.
Beberapa unsur tertentu juga lebih mudah diserap tanaman bila memenuhi
temperatur tertentu. Aktivitas mikroorganisme pembantu penyediaan hara
menghendaki kondisi kelembaban dan temperatur tertentu untuk dapat hidup
dan beraktivitas.
15
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diperoleh Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung
pertumbuhan tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan
unsur hara baik yang tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan
atau diberikan oleh manusia untuk hidup
2. Proses pembentukan unsur hara yang ada dalam tanah yaitu pada
awalnya berasal dari pelapukan batuan dan senyawa organik yang hancur
akibat proses alam. Ketersediaan unsur hara dari cadangan tanah
dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan tanah antara lain pH tanah,
jumlah hara dan kemampuan vegetasi tanah untuk menyuplai unsur hara.
3. Proses penyerapan unsur hara melalui tiga proses yaitu aliran massa,
difusi dan intersepsi akar.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu kritik sangat kami harapakan demi
perbaikan dari makalah.
16
LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN HASIL DISKUSI
1. Apakah proses penyerapan unsur hara terjadi secara bersamaan atau satu
persatu ?
Jawaban : Proses penyerapan unsur hara terjadi secara bersamaan karena
ketiga proses tersebut saling berkaitan yaitu dengan cara aliran massa maka
gerakan unsur hara dalam tanah menuju permukaan akar tanaman bersama
gerakan massa air. Kemudian difusi dengan adanya perbedaan konsentrasi
hara pada permukaan akar dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah. Dan
intersepsi akar, akar tanaman aktif tumbuh memanjang untuk mencapai
larutan tanah.
2. Apa yang menyebabkan lapisan tanah semakin ke bawah ke semakin kasar?
Jawaban : Lapisan tanah semakin ke bawah semakin kasar karena dipengaruhi
dari proses pembentukannya (pelapukan). Secara umum, lapisan tanah terdiri
dari lapisan atas, tengah, bawah dan batuan induk. Pada lapisan atas terdiri
dari sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan. Pada
lapisan tengah berupa bahan organic dan organisme hidup, lapisan bawah
berupa bongkahan batu yang baru mengalami pelapukan di bagian sela-
selanya dan lapisan batuan induk tersusun dari batuan padat dan berada dalam
lapisan terdalam bumi.
3. Mengapa umur dari tanaman semusim lebih pendek jika dibandingkan dengan
tanaman yang memiliki pohon yang keras seperti mangga?
Jawaban : Umur tanaman semusim lebih pendek dibandingkan pohon karena
dipengaruhi dari kemampuan dari tanaman semusim dalam proses
penyerapaan unsur hara. Pada tanaman semusim, akarnya tidak mampu
memanjang untuk menjangkau air yang letaknya jauh sehingga jika
ketersediaan unsur hara sudah tidak ada maka tanaman tersebut akan mati,
berbeda dengan pohon misalnya pohon manga yang memiliki akar tunggang
yang mampu menembus lapisan tanah dan aktif tumbuh memanjang untuk
mencapai larutan tanah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agus, C.2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian.Fakultas Kehutanan UGM:Yogyakarta.
Ardiansyah .2012. Pelapukan Biologi , Pelapukan Fisika dan Pelapukan Kimiawi. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2146786-pelapukan-biologi-pelapukan-fisika-dan/. Diakses pada tanggal 15 April 2015.
Biamenta ,Egyfaldi. 2014. Tanah dan Unsur Hara. /2014/02/tanah-dan-unsur-hara.html.
Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT Raja Grafindo Perkasa.
Sabihan,S, dkk. 1982. Bahan Kuliah Pupuk dan Pemupukan. Bogor:Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas Ilmu Pertanian, IPB.
Soemarno. 2011. Hubungan Tanah – Hara – Tanaman. Bandung: Jur Tanah Fp Ub.
18