makalah-nutum oke mi

27
MAKALAH NUTRISI TUMBUHAN (PROSES PEMBENTUKAN UNSUR HARA DARI BATUAN) Oleh : Kelompok VIII : Sulfiani Talib/1214141003 Yulianti Hasan/ 1214141004 Juniarti/1214141007 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 1

Upload: sulfiani-thalib-uphy

Post on 16-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah nutrisi tumbuhan

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH-nutum Oke Mi

MAKALAH NUTRISI TUMBUHAN

(PROSES PEMBENTUKAN UNSUR HARA DARI BATUAN)

Oleh :

Kelompok VIII :

Sulfiani Talib/1214141003Yulianti Hasan/ 1214141004

Juniarti/1214141007

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015

BAB I

1

Page 2: MAKALAH-nutum Oke Mi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan memerlukan

banyak faktor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar bisa tetap lestari di alam.

Salah satu faktor yang paling penting bagi setiap makhluk hidup termasuk tumbuhan

adalah nutrisi. Nutrisi bagi tumbuhan sangat menentukan kualitas dan kelangsungan

hidup tumbuhan.

Tumbuhan mendapatkan nutrisi dari lingkungan tempatnya tumbuh. Nutrisi

yang diserap oleh tumbuhan ialah unsur hara yang ada di dalam tanah. unsur hara

berasal dari batuan dan mineral. Batuan dan mineral dapat berperan cukup potensial

di bidang pertanian, karena di dalam beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-

nutrisi penting yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan menambah

produktivitas lahan maupun hasil pertanian termasuk unsur hara.

Unsur-unsur hara tanaman adalah unsur-unsur kimia tertentu yang

dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang normal. Tidak tersedianya

unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhannya terganggu,

tampaknya gejala-gejala kekurangan (defisiensi) dan menurunnya produksi.

Unsur hara berasal dari hasil pelapukan batuan (semua unsur kecuali N).

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada

dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan

biologi. Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan

menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk

kemudian menjadi tanah. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh

dan membentuk mineral baru. Mineral-mineral yang ikut dalam tanah akan

menjadi unsur hara.

Keberadaan unsur hara yang ada dalam tanah sangat dibutuhkan tanaman.

Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan tanah mensuplai  hara  dan faktor-faktor  yang mempengaruhi

kemampuan  tanaman  untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.

2

Page 3: MAKALAH-nutum Oke Mi

Unsur hara diperoleh tanaman dengan menyerap unsur hara melalui akar

atau daun. Proses penyerapannya ada tiga yaitu melalui aliran massa, difusi dan

intersepsi akar.

Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah makalah ini agar dapat

diketahui tentang pengertian unsur hara, proses pembentukan unsur hara dari

batuan, ketersediaan unsur hara dari cadangan tanah dan proses penyerapan unsur

hara bagi tanaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian unsur hara?

2. Bagaimana proses pembentukan unsur hara dari batuan dan ketersediaanya

dalam tanah ?

3. Bagaimana proses penyerapan unsur hara?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian unsur hara.

2. Mengetahui proses pembentukan unsur hara dari batuan dan

ketersediannya dalam tanah.

3. Mengetahui proses penyerapan unsur hara

3

Page 4: MAKALAH-nutum Oke Mi

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Hara

Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman

dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan

tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang

tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan oleh

manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya, sama

dengan manusia memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan

secara seimbang untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang

optimal. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman memiliki

perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang

sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis

unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur

hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K,

Ca, Mg, S) (Lakitan, 2004).

Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat

menyebabkan terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala

kelebihan unsur hara pada tanaman dapat dilihat dari gejala fisik pada bagian-

bagian tanaman seperti gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan

buah selain itu tanaman juga akan menunjukkan gejala seperti daun yag

terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan perubahan

warna pada daun sering disebut sebagai klorosi. Setiap unsure tersebut

memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis

tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsure hara maka akan

terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman

tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsure memiliki fungsi tersendiri

dalam proses metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak

terpenuhi maka semua proses metabolisme tanaman akan terganggu (Lakitan,

2004).

4

Page 5: MAKALAH-nutum Oke Mi

B. Proses Pembentukan Unsur Hara Dari Batuan dan Ketersediannya

Dalam Tanah

1. Pengertian Batuan

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-

mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah

satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik

melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan

mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka

ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu mineral, namun

umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral

adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan

struktur atom tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah

dengan jenis-jenis kombinasinya (Agus, 2007).

Contoh dari batuan mineral adalah sebagai berikut :

1. Fluoroapatite

Gambar 1. Fluoropatite

(Sumber : google, 2012)

Fluorapatite, seringkali dengan ejaan alternatif fluoroapatite,

adalah sebuah mineral dengan rumus Ca5 (PO4) 3F (kalsium

halophosphate). Fluorapatite adalah kristal keras padat. Walaupun sampel

dapat memiliki berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak

berwarna), mineral yang murni adalah tidak berwarna ( Agus, 2007).

2. Hydroxilapatite

Gambar 2. Hydroxylapatite

(Sumber : google,2012)

5

Page 6: MAKALAH-nutum Oke Mi

Hydroxylapatite, juga disebut hidroksiapatit, adalah bentuk alami

mineral kalsium apatit dengan rumus kimia Ca5 (PO4) 3 (OH), tetapi

biasanya ditulis Ca10 (PO4) 6 (OH) 2 untuk menunjukkan bahwa sel satuan

kristal terdiri dari dua entitas . Hydroxylapatite adalah bagian dari kelompok

hidroksil apatit kompleks. OH-ion yang dapat digantikan oleh fluorida,

klorida atau karbonat, menghasilkan fluorapatite atau chlorapatite (Agus,

2007).

3. Microcline

Gambar 3. Microcline (Sumber : google,2012)

Microcline (KAlSi3O8) merupakan mineral penting pembentuk

batuan beku tectosilicate. Mineral ini merupakan mineral alkali yang kaya

akan potasium feldspar. Microcline biasanya mengandung sejumlah kecil

natrium (Agus, 2007).

2. Proses Pembentukan Tanah dari Pelapukan Batuan

Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah.

Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Pelapukan adalah peristiwa

penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara

biologis. Menurut Ardyansah (2012), ada tiga macam pelapukan yaitu :

a. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor alam. Faktor alam itu

antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang laut. Angin yang

senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi sedikit.

Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi. Erosi

6

Page 7: MAKALAH-nutum Oke Mi

batuan menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang bertiup

sangat kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah batuan

bergesekan dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan. 

Perubahan suhu secara drastis juga dapat mengakibatkan pelapukan

batuan. Saat suhu tinggi atau panas, batu akan mengembang. Saat suhu

rendah atau dingin, batu akan menyusut kembali. Batu juga dapat mengalami

pelapukan karena air. Air hujan dan air terjun yang mengenai batuan secara

terus-menerus dapat mengakibatkan batuan retak dan pecah-pecah. Batu

karang yang berdiri kukuh di tepi laut juga dapat mengalami pelapukan.

Gelombang laut yang menghantam batu karang secara terus-menerus

mengakibatkan batuan tersebut terkikis sedikit demi sedikit(abrasi).  

Gambar 4. Proses pelapukan (Sumber : Geography essential)

b. Pelapukan Biologi

Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan atau lumut yang

menempel di permukaan batuan. Tumbuhan merambat dan lumut menempel di

permukaan batuan. Tumbuhan merambat akan menimbulkan lubang-lubang pada

batuan tempat akarnya melekat. Lubang-lubang ini lama-kelamaan bertambah

besar dan banyak. Akhirnya, batuan tersebut akan hancur.

7

Page 8: MAKALAH-nutum Oke Mi

c. Pelapukan kimia

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan

dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi

dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi

larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan

unsur setempat membentuk kristal mineral baru.

Menurut Adriansyah (2012), Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari

iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami

pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid)

atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata

dapat mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat diukur.

Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan meningkat dua kali

dengan meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral basa pada umumnya akan

lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan lebih

cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada

batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan

bahan semennya.

3. Lapisan Tanah dan Jenis Tanah

a. Lapisan Tanah

Unsur hara dalam tanah ada dalam bentuk senyawa mineral, senyawa

organik, unsur yang terjerap, dan unsur dalam larutan tanah. Senyawa mineral

terdapat dalam struktur kristal mineral atau dalam bentuk amorf. Kekuatan

ikatan tergantung pada struktur mineral dan mobilisasi unsur tersebut

tergantung pada stabilitas mineral terhadap pelapukan (Soemarno, 2011).

Tanah merupakan salah satu lapisan bumi yang terdapat pada

permukaan bumi yang terdiri dari massa padat, air, dan udara. Tanah

merupakan hasil pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur akibat

proses alam. Struktur tanah yang terbentuk secara berlapis dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti : iklim, struktur permukaan bumi, tumbuhan, dan

makhluk hidup yang berada diatasnya (Biamenta, 2014). 

8

Page 9: MAKALAH-nutum Oke Mi

Gambar 5 . lapisan tanah

(http://www.gunungkidul.org/2012/05/struktur-bumi-dan-

penjelasannya.html)

Lapisan tanah atas adalah lapisan yang berasal dari batu-batuan dan

sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan. Lapisan ini

merupakan bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuhan. Lapisan tengah

berasal dari batuan yang pada proses pelapukannya mengalami pengikisan

oleh air sehingga bahan lapisan itu mengendap. Karena kandungan airnya

banyak maka tanah pada lapisan tengah ini sangat liat sehingga lebih dikenal

sebagai tanah liat yang berwarna merah atau putih. Lapisan bawah  adalah

lapisan yang terdiri dari bongkahan-bongkahan batu dan bebatuan yang telah

mengalami pelapukan di sela-selanya. Lapisan batuan induk tersusun dari

bebatuan padat dan berada dalam lapisan terdalam bumi (Biamenta, 2014).

Keadaan tanah yang baik untuk tumbuhan apabila mempunyai

perbandingan komponen mineral 45%, bahan organik (mikroorganisme, akar,

dan humus) 5%, air 25% dan udara 25%.

9

Page 10: MAKALAH-nutum Oke Mi

Gambar 6. Lapisan tanah sekitar pemukiman (Sumber : Google, 2015)

b. Jenis- jenis tanah

Menurut Ardyansah (2012), jenis- jenis tanah adalah sebagai berikut :

1) Tanah Humus

Merupakan tanah yang paling subur dengan ciri-ciri yaitu berasal

dari pelapukan sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk, berwarna

kehitaman, dan memiliki kemampuan menyerap air sangat tinggi.

2) Tanah Berpasir

Merupakan jenis tanah yang mudah dilalui air dan sedikit bahan

organic dan pada umumnya tidak terlalu subur karena memiliki butiran-

butiran pasir yang sangat banyak.

3) Tanah Liat

Merupakan tanah yang sangat padat, lengket, butirannya halus dan

sukar menyerap air sehingga tanaman sukar tumbuh.

4) Tanah Kapur

Merupakan tanah ini yang mengandung bebatuan. Tanah jenis ini

sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Jenis

tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang

berbedabeda pula. Dalam pertanian, tanah kapur yang sifat basanya tinggi

dapat dimanfaatkan untuk   menetralkan kadar keasaman tanah.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman

Kondisi  pH tanah merupakan faktor penting  yang menentukan

kelarutan unsur  yang  cenderung berkesetimbangan dengan  fase padatan. Nilai

pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah.

Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah

tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain, ditemukan pula ion OH-,

yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ (Hardjowigeno,

1993). Kelarutan oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung

tergantung pada konsentrasi hidroksil (OH-) dan menurun  kalah pH meningkat.

Kation hidrogen (H+) bersaing secara langsung dengan kation-kation asam

Lewis lainnya membentuk  tapak kompleksi, dan oleh karenanya kelarutan

10

Page 11: MAKALAH-nutum Oke Mi

kation kompleks seperti Cu  dan Zn akan meningkat dengan menurunnya pH.

Konsentrasi kation hidrogen  menentukan besarnya KTK tergantung-muatan

(dependent charge) dan  dengan demikian akan mempengaruhi aktivitas semua

kation tukar.

Meningkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya

aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah.

Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam

sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia

pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperti nitrogen,

fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fosfor pada pH lebih

besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun

menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fosfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal

ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe,

dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh

logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.

Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan

Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan

tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus

dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0.

Kapasitas Tukar Kation salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat

dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah

adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity

(CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation

exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil

pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me

kation per 100 g tanah.Kation ialah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg++, K+

dan sebagainya. Di dalam tanah, kation-kation tersebut terlarut dalam air tanah

atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation (dalam miliekivalen)

yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat tanah (biasanya per 100 gram)

dinamakan Kapasitas Tukar Kation. Tanah dengan KTK tinggi mampu

11

Page 12: MAKALAH-nutum Oke Mi

menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK

rendah (Hardjowigeno, 1993).

Menurut Hardjowigeno (1993), ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi ketersediaan unsur hara yaitu:

a. Jumlah hara yang ada di dalam tanah.

b. Bentuk hara tersebut berada dan,

c. Kemampuan sistem vegetasi tanah untuk mensuplai hara selama periode

akhir dari tanaman.

Ketersediaan unsur hara tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan

unsur hara dalam tanah. Unsur hara makro dan unsur hara mikro harus berada

dalam keadaan seimbang. Sisa tanaman juga akan menambah ketersediaan

unsur hara bagi tanaman. Keberadaan bahan organik di dalam tanah akan

menunjang aktivitas mikroorganisme tanah, sehingga tanah akan menjadi subur

dan unsur hara yang di perlukan oleh tanaman akan menjadi tersedia. Dengan

demikian, maka tanaman akan dapat tumbuh dengan baik.

Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara

dalam larutan tanah adalah potensial redoks (Eh). Faktor ini berhubungan

dengan keadaan aerasi  tanah  yang selanjutnya sangat tergantung pada  laju

respirasi  jasad renik dan laju difusi oksigen. Ia mempengaruhi kelarutan unsur

hara mineral yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi (valensi).

Unsur-unsur ini adalah  C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu. Kandungan air yang

mendekati atau melebihi kondisi ke-jenuhan merupakan sebab utama dari

buruknya aerasi karena  kecepatan  difusi oksigen melalui pori yang terisi air

jauh lebih lambat  daripada pori yang berisi udara (Hardjowigeno, 1993).

12

Page 13: MAKALAH-nutum Oke Mi

Gambar 7 . Siklus nutrisi (unsur hara) tanah Sumber :

(www.pikeconservation.org)

Menurut Biamenta (2014), Kebutuhan tanaman akan unsur hara

berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Jika unsur hara dalam tanah

tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan

tanaman akan mengalami kematian.

C. Proses penyerapan unsur hara bagi tanaman

Menurut Sabihan (1982), tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar

atau daun. Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk

CO2 yang diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil

dari air oleh akar tanaman. Sementara itu, unsur-unsur hara lainnya diserap

tanaman melalui daun. Unsur-unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat

tersedia di sekitar akar melalui tiga proses yaitu:

1. Aliran massa

Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju

permukaan akar tanaman bersama-sama gerakan massa air. Gerakan massa

air di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung secara

terus menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi.

Aliran massa merupakan proses penyediaan hara yang terpenting bagi

unsur-unsur N, Ca, S, dan Mo.

2. Difusi

Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga

terjadi karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi

unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih rendah dibandingkan

dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara

pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi

ini terjadi karena sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar

tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara pada ketiga posisi tersebut

menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara berkonsentrasi

tinggi ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara

13

Page 14: MAKALAH-nutum Oke Mi

yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut

dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. Perbedaan

konsenterasi tersebut terdiri dari aktif dan pasif. Beberapa unsur hara yang

tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium

(77,7%).

3. Intersepsi akar

Akar tanaman aktif tumbuh memanjang, sehingga mencapai

larutan tanah. Memanjangnya akar tanaman berarti memperpendek jarak

antara permukaan akar dan unsur hara dalam larutan tanah tersebut.

Intersepsi akar merupakan proses penyediaan hara yang penting untuk

unsur Ca. Unsur- unsur hara yang telah tersedia di sekitar perakaran

tersebut selanjutnya diserap oleh akar tanaman melalui proses serapan

aktif yang selektif dan memerlukan energi metabolik.

Unsur hara yang telah berada di sekitar permukaan akar tersebut dapat

diserap tanaman melalui dua proses, yaitu:

1. Proses Aktif

Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat

berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut

dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses

pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik

dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara

proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan

menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif.

Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar

yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan

bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.

2. Proses Selektif

Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: dinding sel,

membran sel, dan protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang

tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah. Sedangkan

14

Page 15: MAKALAH-nutum Oke Mi

bagian dalam terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini

dikelilingi oleh membran. Membran ini berkemampuan untuk melakukan

seleksi unsur hara yang akan melaluinya. Proses penyerapan unsur hara

yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada membran disebut

sebagai proses selektif. Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara

yang terjadi pada membran diperkirakan berlangsung melalui suatu

carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan ion (unsur)

terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa masuk ke dalam

protoplasma dengan menembus membran sel.

Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:

1. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+,

Mg2+, dan NH4

+) maka dari akar akan dikeluarkan kation H+ dalam

jumlah yang setara.

2. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-,

H2PO4-, SO4

-) maka dari akar akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah

yang setara.

Kelembaban dan temperatur, berpengaruh terhadap proses penyerapan

hara oleh tanaman. Lebih 90 % penyerapan hara dilakukan secara aliran

massa, yang sangat dipengaruhi oleh proses evapotranspirasi. Disisi lain

proses evapotranspirasi ditentukan oleh kelembaban dan temperatur.

Beberapa unsur tertentu juga lebih mudah diserap tanaman bila memenuhi

temperatur tertentu. Aktivitas mikroorganisme pembantu penyediaan hara

menghendaki kondisi kelembaban dan temperatur tertentu untuk dapat hidup

dan beraktivitas.

15

Page 16: MAKALAH-nutum Oke Mi

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diperoleh Kesimpulan

sebagai berikut :

1. Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman

dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung

pertumbuhan tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan

unsur hara baik yang tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan

atau diberikan oleh manusia untuk hidup

2. Proses pembentukan unsur hara yang ada dalam tanah yaitu pada

awalnya berasal dari pelapukan batuan dan senyawa organik yang hancur

akibat proses alam. Ketersediaan unsur hara dari cadangan tanah

dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan tanah antara lain pH tanah,

jumlah hara dan kemampuan vegetasi tanah untuk menyuplai unsur hara.

3. Proses penyerapan unsur hara melalui tiga proses yaitu aliran massa,

difusi dan intersepsi akar.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih jauh

dari kesempurnaan maka dari itu kritik sangat kami harapakan demi

perbaikan dari makalah.

16

Page 17: MAKALAH-nutum Oke Mi

LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN HASIL DISKUSI

1. Apakah proses penyerapan unsur hara terjadi secara bersamaan atau satu

persatu ?

Jawaban : Proses penyerapan unsur hara terjadi secara bersamaan karena

ketiga proses tersebut saling berkaitan yaitu dengan cara aliran massa maka

gerakan unsur hara dalam tanah menuju permukaan akar tanaman bersama

gerakan massa air. Kemudian difusi dengan adanya perbedaan konsentrasi

hara pada permukaan akar dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah. Dan

intersepsi akar, akar tanaman aktif tumbuh memanjang untuk mencapai

larutan tanah.

2. Apa yang menyebabkan lapisan tanah semakin ke bawah ke semakin kasar?

Jawaban : Lapisan tanah semakin ke bawah semakin kasar karena dipengaruhi

dari proses pembentukannya (pelapukan). Secara umum, lapisan tanah terdiri

dari lapisan atas, tengah, bawah dan batuan induk. Pada lapisan atas terdiri

dari sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pelapukan. Pada

lapisan tengah berupa bahan organic dan organisme hidup, lapisan bawah

berupa bongkahan batu yang baru mengalami pelapukan di bagian sela-

selanya dan lapisan batuan induk tersusun dari batuan padat dan berada dalam

lapisan terdalam bumi.

3. Mengapa umur dari tanaman semusim lebih pendek jika dibandingkan dengan

tanaman yang memiliki pohon yang keras seperti mangga?

Jawaban : Umur tanaman semusim lebih pendek dibandingkan pohon karena

dipengaruhi dari kemampuan dari tanaman semusim dalam proses

penyerapaan unsur hara. Pada tanaman semusim, akarnya tidak mampu

memanjang untuk menjangkau air yang letaknya jauh sehingga jika

ketersediaan unsur hara sudah tidak ada maka tanaman tersebut akan mati,

berbeda dengan pohon misalnya pohon manga yang memiliki akar tunggang

yang mampu menembus lapisan tanah dan aktif tumbuh memanjang untuk

mencapai larutan tanah.

17

Page 18: MAKALAH-nutum Oke Mi

DAFTAR PUSTAKA

Agus, C.2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian.Fakultas Kehutanan UGM:Yogyakarta.

Ardiansyah .2012. Pelapukan Biologi , Pelapukan Fisika dan Pelapukan Kimiawi. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2146786-pelapukan-biologi-pelapukan-fisika-dan/. Diakses pada tanggal 15 April 2015.

Biamenta ,Egyfaldi. 2014. Tanah dan Unsur Hara. /2014/02/tanah-dan-unsur-hara.html.

Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT Raja Grafindo Perkasa.

Sabihan,S, dkk. 1982. Bahan Kuliah Pupuk dan Pemupukan. Bogor:Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas Ilmu Pertanian, IPB.

Soemarno. 2011. Hubungan Tanah – Hara – Tanaman. Bandung: Jur Tanah Fp Ub.

18