92622997-bab-1

Upload: hani-handayani

Post on 14-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    1/46

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangTubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena

    pengaturan hubungan saraf di antara berbagai sistem. Sistem saraf manusia

    merupakan jalinan-jalinan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan

    komplek. Sistem saraf bertujuan untuk mengkoordinasikan, mengatur, dan

    mengendalikan interaksi antara individu dan lingkungan disekitar(Price dan

    Wilson, 2005:1006). Sistem saraf juga merupakan sistem tubuh yang berperan

    penting dalam mengatur aktivitas sebagian besar dari sistem tubuh lainnya,

    misalnya sistem kardovaskuler, respirasi, gastrointestinal dan lain sebagainya,

    oleh karena itu apabila sistem saraf mengalami gangguan, maka akan

    mempengaruhi kinerja sistem lainnya.

    Terjadinya ganggaun sistem saraf erat kaintannya dengan kondisi patologis

    yang terjadi didalam tubuh, secara umum gangguan neurologis dapat disebabkan

    oleh faktor-faktor yang merugikan, seperti terjadinya penurunan aliran darah,

    adanya metabolisme toksik, maupun adanya mikroorganisme yang dapat

    merugikan tubuh, seperti virus, bakteri, dan lain-lain.

    Meduloblastoma merupakan salah satu penyakit yang mengganggu system

    syaraf. Meduloblastoma adalah jenis tumor otak yang terjadi pada bayi dan anak

    kecil. Mewakili 20% dari semua kanker SSP pediatrik, menurut definisi

    meduloblastoma terjadinya di cerebellum yang merupakan bagian belakang otak

    yang mengontrol berjalan,keseimbangan dan koordinasi motorik. Awalnya

    medulloblastoma diklasifikasikan sebagai tumor neuroectodermal primitive

    (Primitive Neuroectodermal Tumor/PNET). Tumor ini merupakan 7-8 % dari

    semua tumor intracranial dan 30 % dari tumor otak pada anak.

    1.2 Tujuan

    1. Mengetahui anatomi dan fisiologi medulla2. Mengetahui pengertian Meduloblastoma3. Mengetahui epidemiologi Meduloblastoma

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    2/46

    2

    4. Mengetahui etiologi Meduloblastoma5. Mengetahui factor risiko Meduloblastoma6. Mengetahui tanda dan gejala Meduloblastoma7. Mengetahui patofisiologi Meduloblastoma8. Mengetahui pemeriksaan fisik Meduloblastoma9. Mengetahui pemeriksaan penunjang Meduloblastoma10.Mengetahui penanganan Meduloblastoma11.Mengetahui pengobatan Meduloblastoma12.Mengetahui komplikasi dan prognosis Meduloblastoma13.Mengetahui pencegahan Meduloblastoma14.Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Meduloblastoma

    1.3 Implikasi Keperawatan1. Perawat sebagai edukator

    Perawat memberikan informasi kepada orang tua dan keluarga mengenai

    penyakit Medulloblastoma dengan bahasa yang mudah dipahami.

    2. Perawat sebagai konselora. Perawat memberikan konseling mengenai prosedur dalam menjalani

    perawatan Medulloblastoma.

    b. Perawat memberikan konseling kepada orang tua mengenai nutrisi yangharus dipenuhi oleh pasien Medulloblastoma.

    c. Perawat membantu klien dalam memecahkan masalah dengan memberikanpilihan-pilihan yang terbaik guna mendapatkan pelayanan dan pengobatan

    untuk klien Medulloblastoma.

    3. Perawat sebagai advokasia. Perawat melindungi hak-hak pasien Medulloblastoma, dalam mendapatkan

    pelayanan dan pengobatan yang sesuai.

    b. Perawat memberikan saran - saran kepada klien jika klien dihadapkan padasuatu permasalahan, dengan membantu menyelesaikannya dan tidak lupa

    menjelaskan tentang baik buruknya dari setiap pilihan.

    4. Perawat sebagai klinisi

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    3/46

    3

    Perawat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak yang

    menderita penyakit Medulloblastoma dan memberikan pelayanan yang tepat

    saat anak dirawat.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    4/46

    4

    BAB 2. TINJAUAN TEORI

    2.1 Anatomi Fisiologi Medulla (Batang Otak)

    Batang otak terdiri dari 3 bagian utama yaitu

    - Mesencephalon,- Pons- Medulla Oblongata

    Gb. 1. Letak medulla (medullo.ing.html)

    2.1.1 Mesencephalon

    Merupakan bagian otak yang pendek dan terkontriksi, yang

    menghubungkan pons dan cerebellum. Fungsi dari mesencephalon adalah sebagai

    jalur penghantar & pusat reflex. Bagian bagian mesencephalon yaitu:

    Korpora quadrigemina kolikulus superior (berkaitan dgn refleks visual) &

    inferior (berkaitan dengan refleks auditori).

    Pedunkulus cerebralis dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus

    ascenden & descenden yang membentuk bagian dasar mesencephalon.

    Mengandung aquaductus Sylvius saluran yg menghubungkan ventrikel 3

    dgn ventrikel 4.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    5/46

    5

    Didalam mesencephalon mengandung nuclei saraf cranial III, IV dan V

    (sebagian). Terdapat juga substansi Nigra, yakni area neuron berpigmen yang

    penting dalam fungsi motorik. Selain itu ada juga nukleus merah, yaitu masa

    neuron merah muda berbentuk oval yang berperan dalam tonus otot & postur.

    2.1.2. Pons

    Pons terdiri dari substansi alba, dan menghubungkan medulla dengan

    berbagai bagian otak melalui pedunkulus cerebralis. Pons merupakan Pusat

    respiratori, mengatur frekuensi & kedalaman pernafasan. Serta terdapat nuklei

    saraf kranial V, VI, VII & VIII.

    2.1.3 Medulla Oblongata

    Memiliki panjang sekitar 34 cm, berawal dari ponsforamen magnum.

    bagian depan medulla adalah pyramid (tonjolan substansi putih, yang merupakan

    lanjutan dari akson pada pedunkulus cerebri). Pada bagian belakang medullo

    oblongata terdapat sebagian lanjutan traktus sensorik.

    Nuklei merupakan pusat pemancar informasi yang dikirim ke pusat otak

    yang lebih tinggi atau ke cerebellum. Pusat medulla adalah nuklei yg berperan

    dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, TD, pernafasan, batuk,

    menelan & muntah. Dalam medulla terdapat nuklei N IX, X, XI & XII.

    2.1.4 Pyramid

    Decussatio pyramid terletak di area superior Medulla Spinalis. Pyramida

    menonjol keluar krn 85% serabut piramida bersilangan ke sisi lain medulla

    spinalis. Traktus pyramidalis/kortikospinalis lateral jalur motorik utama dari

    cerebrum ke Medullo Spinalis. Sisa 15% akson akan memanjang pada traktus

    kortikospinalis, dan bersilangan di MS.

    2.1.5 Formasi Retikulasi

    Merupakan jaring2 serabut saraf & badan sel yg tersebar di keseluruhan

    bagian MO, pons & mesencephalon. Berfungsi u memicu & mptahankan

    kewaspadaan & kesadaran.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    6/46

    6

    2.2 Pengertian

    Hampir 20% kanker pada anak2 dimulai dari susunan saraf pusat SSP

    yang terdiri atas otak,saraf tulang belakang dan sekitar fluida lapisan jaringan

    (meninges).Dalam beberapa tahun terakhir kejadian tumor SSP meningkat.

    Peningkatan ini sebagian terjadi karena kemajuan tindakan medis yang

    mengetahui tumor ini sejak dini. Meduloblastoma adalah jenis tumor otak yang

    terjadi pada bayi dan anak kecil. Itu mewakili 20% dari semua kanker SSP

    pediatrik, menurut definisi meduloblastoma terjadinya di cerebellum yang

    merupakan bagian belakang otak yang mengontrol berjalan, keseimbangan dan

    koordinasi motorik.

    Medulloblastoma rata rata terjadi pada anak-anak kurang dari usia 15

    tahun dan yang paling sering pada usia 5-6 tahun dan 20% terjadi pada bayi

    kurang dari 2 tahun. Penyakit ini kecenderungan terjadi pada anak laki-laki dari

    pada perempuan. Tidak jelas apakah penyakit ini terjadi karena keturunan ataukah

    tidak tetapi meduloblastoma terjadinya karena kelainan kromosom tertentu yang

    terjadi dibeberapa titik selama perkembangan anak. Salah satu penyebabnyaadalah adanya virus tapi teori ini masih dalam penyelidikan.

    Medulloblastoma adalah tumor yang tumbuh cepat di bagian otak

    kecil letaknya lebih rendah di belakang otak. Juga disebut "fosa, posterior "daerah

    ini merupakan bagian yang mengontrol keseimbangan, postur, dan fungsi

    motor kompleks seperti berbicara dan keseimbangan. Tumor terletak di otak

    kecil yang disebut sebagai "Infratentorial" tumor. Itu berarti tumor terletak di

    bawah "tentorium". Pada anak-anak, medulloblastoma muncul paling sering di

    dekat vermis, jembatan seperti cacing sempit yang menghubungkan sisi otak

    kecil. Pada orang dewasa tumor ini cenderung terjadi dalam tubuh otak kecil,

    terutama di bagian pinggir(www.abta.org).

    http://www.abta.org/http://www.abta.org/http://www.abta.org/http://www.abta.org/
  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    7/46

    7

    Gb.2. letak utmor (abta.org)

    Medulloblastoma adalah tumor ganas CNS yang paling umum terjadi pada

    anak-anak. Medulloblastoma muncul pada ventrikel ke IV, di antara batang otak

    dan cerebellum di daerah yang disebut fossa posterior. Gejala mungkin timbul

    karena tekanan langsung oleh tumor pada area otak ini, atau dikarenakan

    penyumbatan cairan cerebrospinal pada saluran ventrikel ke III atau ke IV dan

    akibatnya adalah hidrosefalus. Gejala yang umum (termasuk sakit kepala dan

    muntah) dikarenakan hidrocefalus dan keadaan tidak tenang yang progresif.

    Diagnose biasanya ditegakkan setelah 1-3 bulan setelah terjadinya gejala, karena

    medulloblastoma merupakan tumor dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    8/46

    8

    Gb.3. ventrikel IV dan cerebellum (Ekserebral.html)

    Secara histology, medulloblastoma memiliki banyak karakteristik dalam

    tampilannya dan tersusun atas sel-sel primitive. Medulloblastoma adalah tumor

    embrional (tumor yang muncul dari sel-sel embrional atau immatur pada masa

    awal perkembangannya) yang paling umum terjadi. Tumor embrional lain yang

    secara histology termasuk tumor yang mirip dengan medulloblastoma, seperti

    supratentorial primitive neuroectodermal tumor, central neuroblastoma, dan

    ependymoblastoma.

    Jenis-jenis medulloblastoma meliputi:

    a. Medulloblastoma Klasik (Classic Medulloblastoma)Jaringan medulloblastoma klasik tampak seperti biji yang dikemas dengan

    rapat, sel-sel yang kecil dan bulat dengan inti besar dan berwarna (disebut

    nuklei). Sementara bentuk klasik ini ditemukan pada sebagian besar baik pada

    pediatric atau kasus dewasa,

    b. Demoplastic Nodular medulloblastomaMengandung sekelompok sel-sel tumor pada jaringan dan kista kecil.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    9/46

    9

    c. Large-cell atau Medulloblastoma anaplasticDengan sel-sel tumor yang besar dan berbentuk bulat.

    d. Medulloblastoma with Neuroblastic atau Neuronal differentiationDimana sel-sel tumor terlihat mirip dengan sel saraf yang abnormal.

    e. Medulloblastoma with Glial differentiationMemiliki sel-sel yang terlihat mirip dengan sel glial otak.

    f. Medullomyoblastoma dan Melanotic medulloblastomaKedua jenis ini jarang terjadi dan biasanya hanya ditemukan pada anak-anak.

    Histologi susunan jaringan tersebut digunakan untuk mengelompokan

    dan memberi nama tumor medulloblastoma, dan mungkin suatu saat akan menjadi

    berguna dalam pemilihan terapi yang tepat. Untuk sekarang ini, diperkirakan

    subtype dari medulloblastoma tidak mempengaruhi cara pengobatannya.

    Secara mikroskopis, medulloblastoma merupakan jenis tumor yang cepat

    membesar, biasanya mengilfitrasi cerebellum. Berasal dari dasar ventrikel IV, dan

    jarang menyebar sampai ke rongga subarachnoid dan diluar system saraf pusat.

    Sedangkan secara makroskopis, medulloblastoma terdiri dari sel-sel bulat yang

    tidak berdiferensiasi, lamanya hidup sejak timbulnya gejala pertama sampai

    meninggal kurang lebih 9 bulan.

    2.3 Epidemiologi

    Insidensi medulloblastoma adalah 1.5-2 kasus per 100.000 penduduk

    dengan 350 kasus baru di Amerika Serikat setiap tahun. Tetapi, angka insidensi

    tumor otak di Indonesia masih belum banyak ditemukan dalam literature.

    Meskipun mayoritas terjadi sebagai kasus yang belum jelas penyebabnya,

    tapi kondisi herediter telah dikaitkan dengan medulloblastoma, termasuk Gorlin

    Syndrome (sindrom karsinoma sel nevoid basal), Blue rubber-bleb nevus

    syndrome, Turcot syndrome (misal: glioma, poliposis sindrom) dan Rubinstein-

    Taybi syndrome.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    10/46

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    11/46

    11

    2.5 Faktor Resiko

    Sebuah faktor resiko adalah segala sesuatu yang meningkatan kesempatan tumor

    untuk berkembang pada tubuh manusia. Meskipun factor resiko dapat

    mempengaruhi perkembangan tumor, tetapi tidak selalu dapat secara langsung

    dapat menyebabkan tumor. Dalam beberapa kasus anak-anak dengan sindrom

    karsinoma sel basal nevoid (NBCCS), suatu penyakit keturunan yang juga dikenal

    sebagai sindrom Gorlin, memiliki peningkatan resiko terhadap medulloblastoma.

    Sedangkan orang dewasa dengan NBCCS lebih memungkinkan untuk

    mengembangkan berbagai jenis tumor.

    2.6 Tanda dan Gejala

    Seperti pada tumor otak pada umumnya, medulloblastoma juga dapat

    menunjukan gejala-gejala utama yang serupa, yang disebut Trias Klasik yakni

    meliputi :

    - Nyeri kepala nyeri bersifat terus menerus, tumpul dan kadang-kadangterasa hebat sekali. Biasanya pagi hari dan diperberat saat aktivitas yangdapat meningkatkan TIK, misalnya: batuk, membungkuk, dan mengejan.

    - Papil oedema/ papiledema satasis vena menimbulkan pembengkakanpapilla saraf optikus.

    - Muntah akibat rangsangan pada medulla oblongata.Tanda-tanda yang paling umum adalah mual hingga muntah, sakit kepala

    pagi hari saat bangun tidur, Terjadinya muntah yang terus menerus disebabkan

    tingginya tekanan intrakranial akibat dari tersumbatnya jalur penting untuk aliran

    serebospinal.

    Gejala serebelar meliputi: ataksia (karena tumor melibatkan vermis

    serebelar); ketidakseimbangan dan kurang koordinasi; dismetria ipsilateral (pada

    anak yang lebih tua); lhetargy (lemas); kekakuan leher (ditimbulkan karena iritasi

    meningeal; komplikasi dari herniasi tonsil dibawah foramen magnum); saat

    memiringkan kepala didapatkan hasil kelumpuhan nervus toklear (CN IV) yang

    dikarenakan kompresi tumor langsung; permaslahan pada motorik (misalnya

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    12/46

    12

    menulis); perubahan visual misalnya penglihatan ganda (diplopia); terkadang jika

    berjalan goyang maka anak-anak dengan medulloblastoma menjadi perhatian oleh

    orang tua dan gurunya.

    Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik

    dari otak), diantaranya:

    1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan,

    tanda-tanda papil edema.

    2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia

    3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.

    4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.

    5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan

    konstipasi.

    6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.

    7. Perubahan dalam seksual

    8. Lobus oksipital : Menimbulkan bangkitan kejang yang didahului dengan

    gangguan penglihatan, Gangguan penglihatan pada permulaan bersifat

    quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia.

    9. Tumor di cerebelum : Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK

    akan cepat erjadi disertai dengan papil udem, Nyeri kepala khas didaerah

    oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal.

    10. Tumor fosa posterior : Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan

    muntah disertai dengan nystagmus, biasanya merupakan gejala awal dari

    medulloblastoma.

    Desiminasi leptomeningeal : menunjukan gejala yang jarang dan

    berhubungan denga penyebaran tumor pada CSS; pasien dapat mengeluhkan rasa

    kelemahan yang parah yang dikarenakan kompresi tumor pada akar saraf atau

    saraf tulang belakang (misal: radiculopathy).

    Kadang-kadang medulloblastoma bisa menyebar ke SSP atau saluran

    spinal dimana akan menimbulkan gejala : Kehilangan kekuatan pada ekstrimitas

    bawah, Backpain, Gangguan defekasi dan miksi, Kesulitan dalam berjalan. Tanda-

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    13/46

    13

    tanda yang muncul pada pasien dengan medulloblastoma diantaranya:

    papilloedema, disfungsi cerebral, kelumpuhan saraf cranial (ke VII dan ke VIII).

    2.7 Patofisiologi

    Gejala cenderung timbul perlahan, bertahap memburuk dalam beberapa

    minggu atau beberapa tahun, tergantung derajat keganasan (bandingkan dengan

    onset akut yang terjadi pada cerebrovascular accident diikuti perbaikan

    bertahap bila pasien bertahan hidup). Kadang-kadang tumor menampilkan gejala

    akut akibat perdarahan atau terbentuknya hidrosefalus.

    Medduloblastoma merupakan salah satu jenis tumor agresif pada fossa

    posterior intrinsic (berdasarkan lokasi), dan juga termasuk tumor infratentorial.

    Berikut ini sedikit gambaran perbedaan antara jenis tumor supratentorial dan

    infratentorial:

    Tumor supratentorial Tumor infratentorial

    /------- Efek massa -------/ obstruksi| | jalur CSS|---> Tanda dan gejala Herniasi tentorial |

    | |! |

    Herniasi tonsiller Epilepsi || |/-----> Gangguan fungsi

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    14/46

    14

    Berdasarkan teori stadium Chang yang sering dipakai acuan. Sistem ini di

    pakai sekitar tahun 1960 an sebelum meluasnya sistem scan radiologi. Jadi

    melihat dengan sistem manual melihat ukuran tumor dari operasi dari situ bisa

    dibedakan beberapa kategori :

    1. T1 : tumor dengan diameter 3 cm, lebih menyerang pada 1 struktur yang

    berdekatan atau sebagian isi ventrikel IV.

    3. T3a : tumor dengan diameter >3cm, dan dengan penyebara. Tumor

    menyerang 2 struktur yang berdekatan atau semua bagian ventrikel IV

    dengan penyebaran ke saluran Sylvius, foramen magendie atau

    foramen Luschka. Hidrocepalus internal.

    4. T3b : tumor dengan diameter >3cm, dengan penyebaran ke kebatang otak.

    Tumor timbul dari permukaas Ventrikel IV atau batang otak dan

    memenuhi ventrikel IV.

    5. T4 : tumor dengan diameter > 3cm dan menyebar melalui silvius dan

    foramen magnum. Tumor lebih menyebar melalui saluran sylvius

    untuk menyerang ventrikel III atau otak tengah (midbrain). Atau

    tumor memanjang menuju bagian bawah cervical cord.

    Metastase potensial: medulloblastoma memiliki kecenderungan paling

    tinggi untuk penyebaran ekstraneural dari semua CNS neoplasma pada pediatric;

    tulang adalah bagian yang paling umum untuk metastase tumor (80%); sumsum

    tulang, nodus limfa, liver dan paru-paru juga merupakan organ yang umum untuk

    metastase tumor.

    Selain T kode M (metastase) juga dipakai sebagai simbol metastase :

    1. M0 : tidak ada metastase, tidak ada tanda gangguan subarachnoid atau

    metastasis hematogen.

    2. M1 : sel tumor mikroskopis ditemukan di cairan cereblospinal.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    15/46

    15

    3. M2 : sel tumor diluar situs utama tapi masih di otak, kumpulan nodul

    seperti biji-biji yang kasar terlihat di serebelum dan ruang

    subarachnoid serebral atau ventrikel lateral.

    4. M3 : sel tumor menjalar ke tulang punggung, dan terlihat kumpulan nodul

    berbentuk seperti biji di ruang subarachnoid spinal.

    5. M4 : menjalar di luar SSP hingga tulang belakang. (ekstraneural

    metastasis).

    2.8 Pemeriksaan Fisik

    Pada pasien medulloblastoma, dari hasil pemeriksaan fisik bisa didapatkan data

    sebagai berikut:

    a. Fisiognomi- Peningkatan lingkar kepala (gejala yang sering muncul pada bayi)- Bayi tersebut memiliki fontanelles anterior penuh dengan sutura

    cranial yang lebar.b. Pemeriksaan funduskopi

    - Kesulitan visual, biasanya disebabkan papilledema, tetapi juga dapatberasal dari kelumpuhan saraf karnial.

    - Beberapa studi telah menemukan papilledema pada 90% pasien.c. Pemeriksaan extraocular

    - Sebagai konsekuensi dari hidrosefalus saraf cranial VI dapatdikompresi pada ligamentum petroclival, sehingga menghasilkan

    diplopia dan paresis pandangan lateral.

    - Kelumpuhan CN IV dapat dideteksi pada pemeriksaan ekstraocularyang teliti dan harus diprhatikan saat pasien dalam kondisi head tilt.

    - Pasien dengan disfungsi saraf cranial ke IV memiliki kesulitan terbesarketika mata diputar medial dan akomodasi (misalnya saat turun

    tangga).

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    16/46

    16

    d. Pemeriksaan otot mata dapat mendeteksi mistakmus nystagmus meskipuntidak spesifik dan dapat berhubungan dengan lesi dari fermis cerebral.

    e. Tanda-tanda Cerebellar- Medulloblastoma paling sering terletak pada garis tengah, oleh karena

    itu dysmetria unilateral kurang umum terjadi dibandingkan ataksia

    trunkal. Gejala selanjtunya lebih mudah diamati pada gaya berjalan.

    - Seperti yang dinyatakan sebelumnya, medulloblastoma demoplasticlebih umum terjadi pada orang dewasa dan biasanya muncul di belahan

    cerebelllar.

    - Tanda disfungsi cerebellar ipsilateral pada tangan dan kaki lebih seringterjadi pasa subtype ini (medulloblastoma demoplastic).

    f. Tortikollis: kepala dalam posisi head tilt dapat menjadi manifestasikelumpuhan foramen Magnum ataupun kelumpuhan saraf cranial ke IV.

    2.9 Pemeriksaan Penunjang

    Beberapa tes dapat menentukan perawatan yang efektif untuk enyakit

    medulloblastoma. Untuk sebagian besar jenis tumor biopsy adalah satu-satunya

    cara untuk membuat diagnosis definitive. Jika biopsi tidak memungkinkan, dokter

    mungkin menyarankan tes lainnya yang membantu membuat diagnosis. Tes

    imaging kemungkinan digunakan untuk mengetahui penyebaran tumor. Untuk

    memilih tes diagnostik, dokter anak dapat mempertimbangkan faktor-faktor

    berikut : usia dan kondisi medis, jenis tumor yang dicurigai, keparahan gejala,

    serta hasil tes sebelumnya. Selain pemeriksaan fisik tes berikut ini dapat

    digunakan untuk mendiagnosis medulloblastoma.

    1. BiopsiBiopsi adalah pengankatan sejumlah ksil jaringan untuk diteliti dibawah

    mikroskop.biopsi da[at membuat diagnosis yang pasti.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    17/46

    17

    Gambar 4. Sel tumor yang di Biopsi (abta.org)

    2. MRIMRI dapat dilakukan baik dengan kontras laser (dye) maupun tidak,

    dan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi adanya tumor di otak.

    Kontras dye diberikan pada intravena untuk meningkatkan tampilan

    gambar. Dengan konsentrasi di jaringan yang abnormal, dye membuat

    tumor terlihat lebih terang dari pada area sekitarnya.

    Jika sebuah tumor yang diduga medulloblastoma telah

    teridentifikasi, MRI pada tulang belakang bisa dilakukan untuk melihat

    adanya tumaor di area tersebut. PET (Positron Emission Tomography) dan

    MRS (Magnetic Resonance Spectroscopy) mungkin berguna jika apa yang

    dilihat pada scan mengalami pertumbuhan, tumor hidup sebagai akibat

    dari efek radiasi atau jaringan yang tidak tumbuh.

    Hasil MRI pada anak dengan Medulloblastoma :

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    18/46

    18

    Gb.5. temuan tumor medulloblastoma (abta.org)

    Pada temuan hasil pemeriksaan dengan MRI, didapatkan hasil

    pandangan multiplanar tanpa artefak tulang yang signifikan dalam fossa

    posterior. Meskipun demikian, dengan tekana intracranial yang meningkat

    pada anak-anak, pemeriksaan MRI perlu dipertimbangkan dengan hati-

    hati. Anak yang lebih muda, biasanya memerlukan sedasi untuk

    pemeriksaan ini. Tanpa pemantauan yang cermat, kandungan CO2 di otak

    dapat meningkat, sehingga dapat menyebabkan hipertensi intracranial

    yang lebih parah.

    - Tumor terlihat pada gambaran pre-gadolinium T1-weighted. Dari hasilMRI, biasanya terlihat perluasan ventrikel ke IV dari asalnya di vermis

    cerebellum, seperti digambarkan :

    Gb.6.emedicine.com (Med Scape reference)

    Batang otak dikompresi dan bergeser ke ventral.

    http://refimgshow%282%29/http://refimgshow%282%29/
  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    19/46

    19

    - T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 8 tahun dengan gejalamual muntah, mengungkapkan tumor meningkat pada ventrikel ke IV.

    Gb.7.emedicine.com (Med Scape reference)

    - T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 4 tahun yangmenunjukan gaya berjalan ataksia dan pubertas yang terlalu cepat. MRI

    memperlihatkan lokasi tumor heterogen yang meningkat pada ventrikel

    IV, yang ditandai dengan hidrosefalus.

    Gb.8.emedicine.com (Med Scape reference)

    - Coronal MRI menegaskan adanya tumor dalam ventrikel IV padaseorang anak laki-laki 4 tahun dengan gaya berjalan ataksia dan pubertas

    yang terlalu cepat (precocious puberty).

    http://refimgshow%284%29/http://refimgshow%283%29/http://refimgshow%284%29/http://refimgshow%283%29/
  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    20/46

    20

    Gb.8.emedicine.com (Med Scape reference)

    - Pada orang dewasa pola yang lebih heterogen biasanya sering terlihat.Gambaran Proton density dan T2-weighted menampilkan massa

    hyperintense dengan luas di sekitar edema.

    - Jika tumor meluas ke atas otak dan ventrikel III, ditandai hidrosefalusdengan trensependymal reabsorbsi CSF mungkin terjadi.

    - Kadang daerah pendarahan atau kista dapat dibedakan. Karenaklasifikasi sangat jarang dilakukan, setiap area harus diperhatikan

    dengan cermat , dan amati jjuga laju aliran darah (vaskularisasi).

    - MRI bisa membantu membedakan medulloblastoma dan ependymoma.Ependyoma lebih meluas ke dalam lateral ventrikel ke IV atau lebih

    jauh ke dalam sudut cerebellopontine.

    - MRI juga dapat membantu membedakan antara medulloblastoma danglioma batang otak exophytic. Glioma batang otak exophytic memiliki

    keterkaitan yang lebih luas pada dasar ventrikel IV.

    - Pada orang dewasa, dapat memiliki variasi medulloblastomademoplastic. Bentuk tumor ini terletak lateral pada hemisfer dengan

    batas yang tidak jelas dan daerah kistik atau nekrotik kecil.

    - Disamping mengidentifikasi lesi primer, MRI bermanfaat dalammendeteksi lessi metastasis. Untuk memastikan metastase, MRI pada

    tulang belakang perlu dilakukan, ketika medulloblastoma telah

    terdiagnosa.

    - Pencitraan tulang belakang paling baik dilakukan sebelum operasiuntuk menghindari gambaran pasca operasi, yang dapat ditafsirkan

    http://refimgshow%285%29/
  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    21/46

    21

    menjadi metastase tumor. Metastase dapat terjadi pada system basalis.

    Baik lessi berulang dan metastase menunjukan peningkatan yang

    jarang terjadi.

    3. CT-scanSemua tumor ditunjukan dengan perbandingan zat abu-abu pada

    kontras tinggi CT. Berikut ini merupakan contoh hasil CT-scan pada

    pasien dengan medulloblastoma.

    A B

    C DGb.9.-Hemispheric medulloblastoma with cyst in a 35-year-old man.

    A, Contrast-enhanced CT scan shows a poorly defined, hyperdense mass in left

    cerebellar hemisphere, a small cyst inside tumor, and edema in adjacent

    parenchyma.

    B, Axial Ti-weighted MR image shows a hypointense mass in left cerebellar

    hemisphere.

    C, Axial T2-weighted MR image shows tumor is isointense compared with normal

    gray matter. Hyperintense cyst (arrow)and prominent vessel (arrowhead)are

    seen inside tumor. Hyperintense edema, well differentiated from tumor and

    adjacent normal brain, is present

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    22/46

    22

    D, Coronal T2-weighted MR image shows tumor abuts left side of tentorium. Partial

    obliteration of tentoriums low-intensity signal was due to volume averaging. At

    surgery, no invasion of tentonum was found.

    4. Myelography- Di waktu lampau., myelografi adalah standar tes diagnostic untuk

    metastase medulloblastoma pada tulang belakang.

    - Sekarang ini, ketika MRI merupakan kontraindikasi, myelografi akandigunakan disertai dengan CT-scan.

    5. Pencitraan Rangka (Skeletal Imaging)- Metastase pada tulang harus diperhatikan pada setiap anak dengan

    medulloblastoma dan nyeri tulang.

    - Sebuah survey rangka (tulang) membantu menjelaskan lesi sklerotik.6. Tes Cairan Serebrospinal

    Pungsi lumbal adalah metode yang paling umum untuk mendapatkan

    CSS, namun hal ini dapat memicu herniasi tonsil cerebellum (coning) pada

    pasien dengan piningkatan tekanan intracranial. Meskipun lebih aman,

    pungsi lumbal yang dilakukan tidak lama setelah operasi bisamendapatkan hasil yang menyesatkan, cairan dapat mengandung sel-sel

    yang secara kllinis tidak signifikan yang telah terganggu selama operasi,

    hal ini dapat dilakukan 2 minggu setelah operasi.

    7. Genetika TumorSampai saat ini penggunaan studi sitogenetika telah menjadi

    kontroversi. Beberapa laporan telah menemukan korelasi antara

    kandungan DNA aneuploid dan prognosis yang lebih baik. Sedangkan

    DNA sel medulloblastoma paling banyak adalah diploid, dan menandakan

    hasil yang lebih buruk. Kajian yang lebih mutakhir, gagal untuk

    menghubungkan antara ploidi dan hasilnya.

    Kelainan genetic yang paling umum ditemukan pada

    medulloblastoma adalah 17 qi, yakni sebuah isokromosom pada lengan

    kromosom 17. Ditemukan pada 1/3 sampai 2/3 medulloblastoma, dan

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    23/46

    23

    merupakan hal yang umum pada tumor-tumor yang lainnya., termasuk

    leukemia.

    Hal yang menyertai isokromosom 17qi adalah hilangnya materi

    genetic pada lengan pendek kromosom 17, dimana p53 (gen penekan

    tumor) berada.

    2.10 Penanganan1. Operasi/ Pembedahan

    Selain untuk konfirmasi histology, tujuan utama operasi adalah

    pengangkatan tumor sebanyak mungkin. Pasien dengan reseksi total yang

    kemungkinan memiliki interval yang lebih panjang dari kekambuhan dari pada

    pasien yang memiliki sisa tumor pada akhir operasi. Operasi juga memiliki

    manfaat tambahan untuk memulihkan saluran/ jalur CSS di otak. Mayoritas

    hidrosefalus pada pasien akan teratasi setelah menjalani operasi.

    Pertimbangan bedah/ operasi dapat diberikan kepada pasien yang

    menunjukan gejala neurological signifikan (terutama baik dengan perubahan

    status mental atau bukti pencitraan adanya hidrosefalus misalnya edema

    transpendymal) dan mereka memerlukan pemantauan selama perawatan di rumah

    sakit. Sedangkan pasiena dengan tanda-tanda neurologis maupun hidrosefalus

    yang sedikit, hasil pemeriksaan sebelum pembedahan dapat difasilitasi dengan

    rawat jalan.

    Tempurung kepala (kranium) awalnya dapat menampung peningkatan

    kecil CSS dengan sedikit perubahan pada tekanan intrakarnial. Akan tetapi,

    karena tengkorak merupakan wadah penampung yang kaku dengan sejumlah

    volume tertentu, kenaikan yang lebih lanjut dalam intraventrikular dapat

    menyebabkan peningkatan dramatis tekanan intracranial. Penurunan status mental

    merupakan indikasi bahwa volume ventrikel mendekati batas ambang tersebut,

    pembesaran ventrikel melampaui batas ambang dan disertai dengan konsekuensi

    yang berpotensi pada kerusakan yang lebih parah.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    24/46

    24

    Penilaian neurologis oleh staf perawat sangatlah penting untuk dilakukan.

    Penurunan yang lebih parah dalam status mental merupakan indikasi untuk

    melakukan prosedur pembedahan untuk membuat drainase ventrikular eksterna

    serta pemberian manitol.

    - pada saat operasi, tingkat penyebaran tumor di subarachnoid dapat dinilai.

    Ketika tekrena tumor, ruang disekitar subarakhnoidmenjadi buram, dengan

    penampakan granular yang sering disebut sugar coating. Kondisi ini terkait

    dengan awal penyebaran pada subarachnoid dan di sepanjang neuraxis dan

    kambuhan (recurrence) awal.

    - pada 1/3 kasus, tumor melekat pada dasar ventrikel IV dan menghalangi

    reseksi total.

    - jika operasi memerlukan manipulasi yang signifikan atau invasi dari batang

    otak, pasien harus tetap di intubasi selama semalam setelah operasi dan dengan

    hati-hati melakukan pemeriksaan fungsi saraf cranial bagian bawah. Tetapi jika

    ahli bedah yakin bahwa ketrlibatan dasar ventrikel IV adalah minimal,maka

    pasien dapat di ekstubasi di ruang operasi.

    - penurunan mental merupakan indikasi untuk ventriculostomy dan membuka

    saluran drainase. Drainase terus-menerus akan memungkinkan darah dan sel-

    sel sisa postoperasi menjadi bersih, klem bisa dicoba lagi setelah 5 hari.

    - jika pengulangan drainase gagal untuk meredakan gejala, maka sebuah shunt

    ventriculoperitoneal harus dipasang untuk pengontrolan jangka panjang

    hidrosefalus, akan tetapi hal ini diperlukan hanya pada 15% pasien. Alternative

    lain untuk pemasangan shunt adalah dengan ventriculostomy pada ventrikel III.

    Hal ini akan dapat membangun kembali saluran CSS tanpa adanya potensi

    penyebaran tumor ke peritoneal.

    - MRI pada 48 jam setelah pembedahan dilakukan untuk melihat adanya sisa

    tumor, jika ahli bedah yakin bahwa sisa tumor dapat diangkat maka

    kemungkinan pasien akan menjalani operasi tambahan untuk pengangkatan

    sisa tumor tersebut. Pasien dirawat di ICU selama satu malam setelah operasi

    - lakukan konsultasi pada ahli bedah saraf dan ahli radiasi onkologi.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    25/46

    25

    Pasien Post Op- Pencitraan diperlukan untuk memonitor adanya penyakit sisa,

    keberhasilan perawatan medis serta terjadinya pengulangan atau

    metastase. MRI harus diulang setiap 3 bulan pada tahun pertama,

    setiap 4 bulan pada tahun ke dua, dan setiap 6 bulan pada tahun-tahun

    berikutnya.

    - Kemoterapi dan terapi radiasi dapat memperburuk edema danmemerlukan dosis rendah kortikosteroid untuk jangka waktu singkat.

    - Obat anti epilepsy biasanya tidak diperlukan jika tumor terletak difossa posterior.

    - Penyebaran penyekit ke kompartmen supratentorial dapatmenyebabkan kejang dan membutuhkan obat anti kejang.

    - Kemoterapi biasanya diberikan dengan rawat inap.

    2. Terapi Radiasi (penyinaran)Terapi radiasi pada medulloblastoma ditujukan untuk menghancurkan

    sel-sel di sepanjang neuroaxis. Keadaan kambuh local telah dikaitkan dengan

    dosis radiasi yang rendah pada sisi yang utama.pasien yang menerima kurang dari

    5000 centigray (cGy) memiliki tingkat kekambuhan 2 kali lebih banyak dari pada

    pasien yang menerima paling sedikit 5000 cGy.

    Efek radioterapi tergantung dosis total, biasanya hingga 6.000 rad, dan

    durasi pengobatan. Harus terdapat keseimbangan terhadap risiko pada struktur

    normal sekitar. Umumnya, makin cepat sel membelah, makin besar

    sensitivitasnya.

    Rieken et al menemukan bahwa radiasi pada craniospinal yang menyertai

    medulloblastoma menghasilkan peningkatan kelangsungan hidup 77% setelah 60

    bulan pada anak-anak dan orang dewasa. Memulai pengobatan dalam waktu 28

    hari, reseksi tumor maakroskopik yang komplit, dan histology demoplastik

    dihubungkan dengan hasil yang lebih baik.

    Selain itu, uji klinis telah mendokumentasikan bahwa terapi radiasi hanya

    pada cranium menghasilkan metastase pada spinal (bahkan tanpa adanya sitologi

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    26/46

    26

    positif atau bukti radiografi penyebaran tersebut). Terapi standar yang paling

    sering untuk penyakit stadium rendah adalah 36 cGy untuk otak maupun tulang

    belakang dengan dorongan 18-20 cGy ke sisi tumor primer. Beberapa institusi

    menggunakan regimen yang berbeda termasuk dosis yang lebih tinggi pada

    beberapa bagian. Terapi lain yang direkomendasikan adalah terapi sinar proton.

    Radiasi memiliki dampak kerusakan pada pertumbuhan system saraf.

    Komplikasi dari terapi radiasi dapat mencakup skor intelegence quotient (IQ)

    yang rendah, postur tubuh yang kecil, disfungsi endokrin, kelainan perilaku/

    perilaku yang abnormal, dan neoplasma sekunder (dialami oleh mereka yang

    beruntung dan dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama).

    Komplikasi Radioterapi: Setelah tindakan, perburukan pasien bisa

    terjadi karena beberapa hal:

    - selama tindakan: peningkatan edema, reversible;- setelah beberapa minggu/bulan: demielinasi;- enam bulan-10 tahun: radionekrosis, irreversible (biasanya satu hingga

    dua tahun).

    Studi oleh Gupta et al melaporkan tingkat kelangsungan hidup yang baik

    untuk anak yang memiliki resiko standar yang diobati dengan terapi

    hyperfractionated (2 kali fraksi setiap hari) dengan total dosis tumor 68 Gy untuk

    6-7 minggu. Cara ini mungkin menjadi alasan tidak dilakukannya kemoterapi..

    Massa nekrosis yang berwarna putih, yang dapat membesar dan

    menghasilkan efek gangguan masa dan vaskularisasi, hal ini merupakan

    komplikasi lain pada radiasi jangka panjang yang ditakuti. Penuruna IQ dan

    fungsi neurobehavioral dihubungkan langsung dengan usia dimana prosedur

    radiasi diberikan. Bagain=manapun juga, radioterapi tetap menjadi terapi yang

    paling efektif dan sangat membantu untuk medulloblastoma, dan digunakan

    untuk anak-anak meskipun ada konsekuensinya.

    3. KemoterapiKemoterapi telah dikembangkan untuk mengatasi penyakit yang

    kambuh-kambuhan, dan umum digunakan untuk melawan medulloblastoma. Akan

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    27/46

    27

    tetapi, meskipun sekarang ini kemoterapi telah umum digunakan, keuntungan

    yang jelas masih belum dapat ditunjukan. Untuk mengurangi dosis radiasi atau

    menunda penyinaran sampai bias ditoleransi dengan lebih baik, manfaat

    kemoterapi berfokus pada anak-anak muda. Daiantara beberapa regimen yang

    sering digunakan, salah satu obat yang paling agresif adalah 8 obat dalam 1

    hari, dengan menggunakan vincristine, carmustine, procarbazine, hydroxyurea,

    cisplatin, cytarabine, prednisone, and cyclophosphamide.

    Kelompok Perkumpulan Kanker Anak baru-baru ini melaporkan hasil

    yang baik dalam penggunaan protocol vincristine, lomustine, and prednisone

    (VCP). Pediatric Oncology Group memperlihatkan hasil kemampuan bertahan

    hidup yang hampir sama ketika penggunaan protocol vincristine,

    cyclophosphamide, etoposide, and cisplatin , pada kelompok umur yang sama dan

    kemoterapi tersebut diikuti dengan radiasi. Sejauh ini, manfaat terbesar dari

    penggunaan kemoterapi dapat terlihat pada pasien dengan penyakit yang lebih

    modern/ kompleks.

    Studi baru-baru ini, sedang melihat kepekaan tumor terhadap radiasi

    dengan diiringi penggunaan kemoterapi. Dan juga, pengggunaan kemoterapi

    sebelum operasi untuk mengatasi pasien yang dalam kondisi ekstrim telah

    dilakukan.

    Seperti radiasi, kemoterapi juga mengandung efek racun yang

    merugikan. Efeksampingnya termasuk toksisitas pada ginjal, ototoxicity,

    hepatotoxicity, fibrosis paru, dan gangguan pencernaan. Sebagian besar efek

    tersebut bersifat sementara dan berkurang dengan penarikan obat. Akan tetapi,

    ketika methotrenate digunakan dengan kombinasi radiasi, dapat terjadi nekrosis

    leukoencephalophaty yang irreversible.

    2.11 Pengobatan

    Medulloblastoma diatasi terutama dengan prosedur bedah, dan diikuti

    dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Beberapa obat dapat bermanfaat dalam

    pengobatan medulloblastoma. Tidak terkecuali Glucocorticoids, yang dapat

    membantu dalam menurunkan edema vasogenik. Manitol berguna untuk keadaan

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    28/46

    28

    akut ketika pasien dalam kondisi hemiating. Kemoterapi digunakan untuk terapi

    adjuvant pada beberapa pasien. Pengawasan terhadap kandungan senyawa toxic

    yang dapat mempengaruhi beberapa sistem organ masih diteliti dalam bidang

    onkologi.

    1. Terapi SteroidSteroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,

    namun tidak berefek langsung terhadap tumor.Dosis pembebanan

    dekasametason 12 mg. iv, diikuti 4 mg. q.i.d. sering mengurangi perburukan

    klinis yang progresif dalam beberapa jam. Setelah beberapa hari

    pengobatan, dosis dikurangi bertahap untuk menekan risiko efek samping

    yang tak diharapkan.

    2. GlukokortikosteroidMengurang edema vasogenik adalah peran dari glukokortikosteroid pada

    tumor otak ganas. Mereka bisa menjadi sangat efektif untuk medulloblastoma

    dan bahkan dapat meringankan hidrosefalus dengan cara pembukaan kembali

    jalur CSF pada fossa posterior. Meskipun banyak macam glukokortikosteroid

    dapat digunakan, Dexametason adalah yang paling sering digunakan. Dosis

    yang setara dengan berbagai glukokortikoid adalah 0,75 mg untuk

    deksametason, 4 mg untuk metilprednisolon dan triamcinolone, 5 mg untuk

    prednisolon dan prednison, mg 20 untuk hidrokortison, dan 25 mg untuk

    kortison.

    a. Dexamethasone (Decadron, Dexasone)Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati edema vasogenik

    sekunder pada medulloblastoma. Dianjurkan untuk mengurangi edema

    setelah kraniotomi.

    b. Methylprednisolone (solu-medrol, depo-medrol)c. Prednisolone (AK-Pred, Delta-Cortef, Articulose-50, Econopred)d. Prednisone (Sterapred)e. Hydrocortisone (solu-cortef, westcort)f. Cortisone (cortone acetate)

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    29/46

    29

    Jenis-jenis obat di atas bekerja dengan cara mengurangi inflamasi dengan

    menekan migrasi/ aktifitas leukosit polimorfonuklear dan menurunkan

    permeabilitas kapiler.

    3. DiuretikObat jenis ini digunakan dalam keadaan akut untuk mencegah kenaikan

    tekanan intracranial yang lebih parah. Manitol (Osmitrol) dapat mengurangi

    takanan ruang subarachnoid dengan menciptakan gradient osmotic antar CSS

    dalam ruang subarachnoid dan plasma. Akan tetapi, obat diuretic tidak dapat

    digunakan dalam jangka panjang.

    2.12 Komplikasi dan Prognosis

    2.11.1 Komplikasi

    1. Hidrosefalus, merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada

    medulloblastoma, karena kompresi dari jalur cairan serebrospinal.

    Hidrosefalus dapat menybabkan masalah penglihatan sekunder.2. Disfungsi Cerebellar, merupakan komplikasi kedua yang paling umum

    terjadi. Tumor infiltrasi otak kecil biasanya digaris tengah, menyebabkan

    kesulitan dengan ambulasi dan trunkal ataksia. Disfungsi cerebellar dapat

    menyebabkan masalah oada koordinasi dan cara berjalan (gait).

    3. Kelumpuhan saraf cranial dari batang otak dapat menyebabkan kesulitan

    dalam penglihatan, kemampuan bicara, dan menelan.

    4. Dengan penyebaran subarachnoid ke sumsum tulang belakang, komplikasi

    yang tidak menguntungkan adalah radiculopaty dan kelemahan.

    5. Penyebaran Leptomeningeal, salah satu komplikasi yang paling ditakuti

    yakni deseminasi CSF. Terapi medis dan terapi bedah harus diarahkan un

    tuk mengendalikan penyebran pada saraf tengkorak dan saraf tulang

    belakang beserta struktur terkait. Hal ini menandakan penyebaran penyakit

    ke stratifikasi resiko tinggi.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    30/46

    30

    6. Komplikasi dapat timbul dikarenakan efek penanganan medulloblastoma.

    Sebagian besar komplikasi bersifat sementara. Komplikasi yang paling

    umum terjadi setelah pembedahan/ operasi adalah memburuknya ataksia dan

    nistagmus yang bersifat sementara. Salah satu komplikasi yang paling

    umum adalah cerebellar mutism. Sisi anatomis yang diduga terkena

    adalah cerebellar nuclei. Gejalanya meliputi apatis, bicara minimal sampai

    dengan tidak ada, amosi yang labil, dan penolakan untuk melakukan

    gerakan. Hemipharesis dapat menyertai mutism. Saraf cranial yang lebih

    rendah dapat baik-baik saja, tetapi menunjukan sindrom yang disertai

    kesulitan menelan. Hal itu bisa terlihat jelas beberapa jam setelah operasi

    dan berlangsung untuk beberapa minggu, tetapi bisa sembuh sepenuhnya.

    Komplikasi lain termasuksindrom prinaud yang bersifat sementara dan

    pneumocephalus. Sebuah komplikasi yang umum pada pembedahan di fossa

    posterior adalah meningitis aseptic. Hal ini bisa dipersingkat dengan

    penggunaan kortikosteroid jangka pendek.

    7. Komplikasi dari terapi radiasi diantaranya penurunan IQ, tubuh yang kecil

    (gangguan pertumbuhan), disfungsi endokrin, kelainan perilaku, neoplasma

    sekunder, dan nekrosis pada substansi putih (white matter).

    8. Kemoterapi juga memiliki efek yang merugikan pada beberapa system

    organ, diantaranya: tokisitas pada ginjal, ototoxicity, hepetotoxicity, fibrosis

    pulmonal, dan gangguan pada pencernaan. Methotrexate, ketika digunakan

    dengan kombinasi radiasi, bisa menyebabkan nekrosis leukoencephalopathy

    yang permanen.

    2.11.2 Prognosis

    Respon pasien terhadap pengobatan dipengaruhi oleh usia pasien saat

    terdiagnosa, ukuran dan luas tumor yang bisa diambil dengan aman, dan level

    metastase penyakit (M stage).

    Secara keseluruhan, Tumor Otak Tengah tercatat di Amerika Serikat

    sekitar 65%-70% orang dewasa (usia 20 keatas) dengan medullobalstoma masih

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    31/46

    31

    hidup sampai 5tahun setelah diagnosa. Dalam presentase tersebut tidak

    menunjukkan perbedaan antara pasien dengan kelompok resiko rebdah atau

    tinggi, perbedaan karakteristik pasien, ataupun perbedaan antara respon pasien

    terhadap obat.

    Dengan terapi modern, rata-rata 70%-80% anak dengan resiko

    medulloblastoma dapat memilki harapan hidup dan bebas penyakit pada 5 tahun

    setelah diagnosa. Bahkan pada anak dengan resiko tinggi, terapi yang efektif

    masih memungkinkan dan hasilnya 60% - 65% pasien dapat mengontrol

    penyakitnya dalam jangka waktu yang lama.

    Medulloblastoma adalah tumor yang sangat agresif. Bahkan setelah

    menunjukan respon yang baik untuk operasi dan radiasi, kekambuhan biasa

    terjadi, kekambuhan paling sering terjadi dalam waktu 2 tahun setelah

    penanganan. Lokasi yang paling umum untuk terjadi kekambuhan adalah pada

    tumor primer di fossa posterior. Dengan penggunaan kemoterapi adjuvant,

    kejadian kekambuhan pada kanal tulang belakang dan daerah supratentorial

    tampaknya menurun.

    Metastase sistemik, karena tidak adanya shunt (saluran) CSS juga masalah

    yang terjadi pada 10-20 % pasien. Tulang adalah sisi metastase sistemik yang

    paling umum, didikuti oleh daerah nodus limfe. Usia yang lebih besar pada saat

    diagnose telah dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik, kemungkinan besar

    karena orang dewasa lebih sering mengalami medulloblastoma demoplastic yang

    kurang agresif. Mengapa perempuan memiliki kemungkinan kekambuhan yang

    lebih kecil masih belum dapat dipahami.

    2.12 Pencegahan

    Untuk saat ini masih belum ada pencegahan yang dapat dilakukan, baik

    untuk mencegah penyakitnya maupun mencegah kekambuhan/ pengulangannya.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    32/46

    32

    BAB 3. PATHWAYS

    Etiologi pertumbuhan sel tumor

    Otak abnormal

    Tumor otak pada fossa posterior operasi, radiasi, kemoterapi

    G. Perfusi Cerebral Massa dalam otak bertambah Ansietas

    Penekanan jaringan otak terhadap ventrikel IV

    Obstruksi Aliran CSS

    Penimbunan CSS dalam Ventrikel

    Vol. CSS >>>

    Nyeri TIK

    Muntah, Nausea

    Risk Kekurangan Nutrisi

    kompresi batang otak

    + medulla oblongata

    Obstruksi system serebral Gangguan pola nafas

    Obstruksi drainage vena retina kompresi pada akar saraf/ saraf spinal

    Papil Edema kelemahan pada ekstrimitas bawah

    Kompresi saraf optikus kesulitan berjalan

    Gangguan penglihatan Gangguan mobilitas fisik

    Perubahan persepsi visual

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    33/46

    33

    BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

    4.1 Pengkajiana. Data Subyektif Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

    - Identitas keluarga / penanggungjawab klien dikaji seperti biasa, meliputinama, jenis kelamin, usia, alamat, suku bangsa, dll.

    - Jenis kelamin : insidensi medulloblastoma lebih banyak terjadi pada jeniskelamin laki-laki dari pada wanita

    - Usia : medulloblastoma lebih sering terjadi pada anak-anak kurang dari15 tahun, dan rata-rata 5-6 tahun.

    - Dx Medis : medulloblastoma Riwayat keluarga

    - Genogram- Kaji adanya anggota keluarga yang pernah mengalami tumor baik itu di

    otak maupun bagiaan tubuh lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk

    sementara diduga etiologi dari medulloblastoma adalah factor genetic.

    Status kesehatan- Riwayat kesehatan sekarang :

    Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)Pasien dengan medulloblastoma biasanya datang dengan keluhan

    yang mengarah pada gejala peningkatan TIK, yakni: pusing yang

    diperparah dengan aktivitas yang meningkatkan TIK (missal:

    batuk, mengejan, dll). Pusing biasanya paling parah dirasakan pada

    pagi hari saat bangun tidur.

    Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat iniPasien masuk rumah sakit dikarenakan sering mengalami nyeri

    kepala yang hebat, disertai muntah maupun papiledema. Dimana

    gejala-gejala tersebut merupakan gejala umum dari tumor otak

    yang biasa disebut trias klasik.

    Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    34/46

    34

    Pada awalnya orang tua/ keluarga pasien menganggap gejala nyeri

    kepala dan muntah adalah hal yang biasa terjadi pada anak-anak,

    atau dianggap sebagai gejala masuk angin (kembung). Sehingga

    pasien hanya diberikan obat analgesic maupun antasida. Ketika

    gejala pada anak tidak berkurang dan semakin menunjukan

    keparahan, barulah orang tua membawa ke pelayanan kesehatan.

    - Riwayat kesehatan lalu : Penyakit yang pernah dialami

    Anak dengan sindrom karsinoma sel basal nevoid (NBCCS) atau

    sindrom Gorlin (suatu jenis penyakit keturunan) akan memiliki

    risiko lebih tinggi terhadap medulloblastoma.

    Pernah dirawatPasien yang sudah pernah dirawat akan menunjukan respon koping

    yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan di RS jika

    dibandingkan dengan anak yang pertama kali dirawat di RS. Hal ini

    dikarenakan mereka sudah memiliki pengalaman rawat inap

    sebelumnya, yang akan mengurangi ansietas/ kecemasan yang

    dirasakan.

    AlergiPengkajian tentang riwayat alergi sangat diperlukan, kerena

    berkaitan dengan terapi (khususnya terapi medis dan pemberian

    diet) pada pasien selama dirawat di rumah sakit.

    - Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada anggota keluarga lain yang pernah mengalami

    medulloblastoma atau tumor otak yang lainnya, karena

    medulloblastoma disuga merupakan penyakit genetic.

    Pengkajian 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :1. Bernafas

    Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk,

    serta ukur respirasi rate.Apabila terjadi gangguan pada pernapasan, maka

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    35/46

    35

    berate telah terjadi kompresi pada area medulla oblongata yang merupakan

    pusat respirasi.

    2. MakanDikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS,

    apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.

    Pasien dengan peningkatan TIK akibat penekanan tumor maupun karena

    produksi CSS yang berlebih akan menyebankan muntah dan rasa mual.

    Muntah juga dapat terjadi karena penekanan pada area medullo oblongata.

    3. MinumDikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada

    perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).

    4. Eliminasi (BAB / BAK)Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Biasanya gangguan BAB/

    BAK muncul apabila medulloblastoma telah menyebar ke SSP atau

    saluran spinal..

    5. Gerak dan aktifitasDikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan

    aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah

    didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.

    Pada pasien dengan medulloblastoma akan mengalami ataksia (karena

    tumor mengenai vermis serebellar), gangguan keseimbangan dan

    koordinasi, letargi (lemas), dll. Yang akan mengganggu pola gerak dan

    aktifitas pasien.

    6. Rasa NyamanDikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,

    misalnya pasien merasa nyeri kepala (dikaji dengan PQRST : faktor

    penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri).

    Pasien akan merasakan nyeri kepala yang hebat karena TIK yang

    meningkat, karena kompresi pada otak, khususnya kompresi pada fossa

    posterior.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    36/46

    36

    7. Kebersihan DiriDikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS. Gejala-gejala yang timbul

    pada pasien (seperti nyeri kepala, lemah, gangguan penglihatan, dll) akan

    dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan

    perawatan diri (selfcare deficit), sehingga pasien memerlukan bantuan dari

    perawat maupun keluarga untuk melakukan perawatan kebersihan diri.

    8. Rasa AmanDikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan

    yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat

    ditemani keluarganya selama di RS. Hal ini lebih berpengaruh pada

    kondisi psikis anak, terutama anak-anak yang biasa ditemani oleh orang

    tuanya.

    9. Sosial dan komunikasiDikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan

    lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).

    Kadang medulloblastoma dapat menyebabkan aphasia (perubahan bicara)

    karena tumor menyebar ke SSP dan mengakibatkan gangguan bahkan

    kelumpuhan pada CN IX / CN X. Hal tersebut akan mengganggu pasien

    dalam berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya.

    10.PengetahuanDikaji tingkat pengetahuan pasien maupun keluarga tentang penyakit yang

    diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.

    Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit maupun prosedur pengobatan/

    terapi akan dapat menyebabkan kekhawatiran atau ansietas.

    11.RekreasiDikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.

    Jika pasien biasa melakukan rekreasi sebelum masuk rumah sakit, maka

    kemungkinan pasien akan cepat mengalami kejenuhan selama pmenjalani

    perawatan di rumah sakit karena hilangnya waktu untuk rekreasi. Sehingga

    perawat maupun keluarga perlu menciptakan suasana lingkungan yang

    nyaman dan dapat menghilangkan kebosanan/ kejenuhan pasien.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    37/46

    37

    12.SpiritualDikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien

    menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun

    sebaliknya. Pada pasien anak-anak atau bayi, kondisi spiritual tidak terlalu

    memiliki pengaruh yang besar.

    Pengkajian lainnya:1. Perubahan dalam individu atau pertimbangan perubahan mental

    dapat terjadi karena pengaruh tumor pada serebral, atau perubahan mental

    bias terjadi akibat efek dari terapi, misalnya terapi radiasi dapat

    menyebabkan penurunan IQ.

    2. Adanya ketidakmampuan sensasi ( parathesia atau anasthesia)

    berhubungan dengan adanya kelumpuhan pada CN, khususnya

    medulloblastoma mengganggu CN ke IIIXII.

    3. Masalah penglihatan (hilangnya ketajaman atau diplopia) akibat

    kompresi pada lobus oksipitalis, ataupun karena gejala papilodema.

    4. Mengeluh bau yang tidak biasanya sering tumor bermetastase pada

    otak lobus temporalis.

    5. Perlu dikaji adanya perubahan anatomi maupun fisiologis pada diri

    pasien akibat dari komplikasi/ efek terapi. Misalnya:

    - pada efek postoperasi dapat menimbulkan komplikasi cerebellar

    multism, meliputi gejala aphatis, emosi labil, bicara minimal sampai

    tidak ada, dll.

    - pada terapi radiasi dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan

    IQ, neoplasma sekunder, disfungsi endokrin, nekrosis pada white

    matter, dll

    - pada kemoterapi dapat menyebabkan pasien sering mengalami

    toksisitas pada ginjal, hati, gangguan pencernaan, dll.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    38/46

    38

    b. Data Obyektif1. Kekuatan pergerakan

    Biasanya pasien mengalami kelemahan serta gangguan pada

    ekstrimitas bawah akibat penyebaran tumor ke spinal cord.

    2. BerjalanPasien dapat mengalami gangguan cara berjalan (gait), dan kurang

    koordinasi akibat disfungssi serebellar

    3. Tingkat kewaspadaan dan kesadaranPenurunan kesadaran dapat terjadi ketika pasien mengalami hipoksia

    jaringan akibat desakan oleh CSS yang berlebih sehingga mengganggu

    perfusi jaringan

    4. Pupil : ukuran, kesamaan, dan reaksiDapat terjadi gangguan pada lobus oksipital serpa gangguan pada

    nervus cranial (khususnya CN III) yang berpengaruh pada penglihatan

    pasien

    5. Tanda-tanda vitalTanda vital yang menunjukan prubahan nyata adalah pola nafas,

    karena terganggunya medulla oblongata yang merupakan daerah pada

    otak yang pengatur pernafasan

    6. Pemeriksaan funduscopy untuk mengetahui papilaedema

    9. Ketidaknormalan berbicara

    Merupakan akibat kelumpuhan saraf cranial pada area batang otak.

    10. Ketidaknormalan saraf-saraf cranial

    Dapat ditemukan dengan melakukan pengkajian 12 sistem saraf

    cranial.

    15.Gejala-gejala peningkatan tekanan intracranialMeliputi nyeri kepala yang hebat (memburuk dengan pergerakan yang

    menyebabkan peningkatan TIK), mual, muntah, dll.

    Pemeriksaan fisik Keadaan umum: Tingkat kesadaran, CCS Tanda-tanda vital: khususnya pola nafas

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    39/46

    39

    Keadaan fisik: kelemahan, koordinasio Kepala dan leher: kekuatan otot kepala dan lehero Dada: retraksi dada yang menunjukan gejala kesulitan pernafasano Abdomen: distensi abdomen, bising usus, dll (akibat gangguan

    keseimbangan nutrisi)

    o Ekstremitas: kelemahan sampai kelumpuhan pada ekstrimitaso Pemeriksaan neurologist

    Pemeriksaan Penunjang Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada

    sistem ventrikel dan cisterna.

    CTSCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai

    struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur;

    dan posisi selatursika.

    Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahankepekaan neuron.

    Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandunganintra serebral.

    Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormaldari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak

    yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.

    4.2 Diagnosa Keperawatan

    1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK.2. Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan kerusakan sirkulasi oleh

    penekanan tumor.

    3. Gangguan pola nafas berhubungan dengan kompresi langsung pada batangoyak dan medulla oblongata.

    4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,prosedur terapi serta pembedahan.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    40/46

    40

    5. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan untake nutrisi tidakadekuat.

    6. Perubahan persepsi visual berhubungan dengan tekanan pada lobusoksipital

    7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kompresi pada akar sarafdan saraf spinal.

    4.3 Intervensi Keperawatana. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK.Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak

    terarah/hatihati, insomnia, perubahan pola tidur.

    Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan

    perilaku untuk mengurangi kekambuhan.

    Intervensi & Rasional :

    1. Kaji keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yangmemperburuk dan meredakan.

    R: Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan olehpasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan

    merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang

    cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

    2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah,menangis/meringis, perubahan tanda vital.

    R: Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.

    3. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeritimbul.

    R: Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi

    beratnya serangan.

    4. Berikan kompres dingin pada kepala.R: Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    41/46

    41

    b. Dx 2: Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan kerusakan sirkulasi olehpenekanan tumor.

    Data penunjang: perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan

    respon sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital.

    Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adanya tanda

    tanda peningkatan Tekanan Intra Kranial.

    Intervensi & Rasional:

    1. Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.

    R: Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial

    peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan

    perkembangan kerusakan SSP.

    2. Pantau tanda vital tiap 4 jam.

    R: Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang

    stabil. Kehilangan autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi

    serebral lokal dan menyeluruh.

    3. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.

    R: Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan

    menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.

    4. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan

    membran mukosa.

    R: Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi

    dengan perfusi jaringan.

    5. Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran fesesyang dipaksakan/mengejan.

    R: Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen

    yang dapat meningkatkan TIK.

    6. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkahlaku yang tidak sesuai lainnya.

    R: Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau

    menandakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan

    keluhannya secara verbal.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    42/46

    42

    c. Dx 3: Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,prosedur terapi serta pembedahan.

    Data penunjang: Klien dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan

    mengikuti instruksi, perilaku yang tidak tepat.

    Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan

    pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat.

    Intervensi & Rasional :

    1. Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.

    R: Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke

    arah proses penyembuhan.

    2. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.

    R: Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah

    berulangnya serangan.

    3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.

    R: Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat

    menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.

    4. Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya.

    R: Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak

    mengenali bentuk terapi yang lain.

    4.4 ImplementasiImplementasi tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana/

    intervensi yang telah dibuat. Perawat dapat melaksanakan tindakan mandiri

    maupun kolaborasi.

    4.5 EvaluasiEvaluasi dilaksanakan sesuai dengan format SOAP, dimana:

    S : Respon verbal/ subyektif pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

    O : Data obyektif yang ditunjukan pasien setelah dilakukan tindakan

    keperawatan.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    43/46

    43

    A : Analisis masalah pasien terkait dengan hasil yang didapatkan setelah

    dilakukannya tindakan keperawatan.

    P : Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan, dihentikan, atau dimodifikasi.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    44/46

    44

    BAB 5. PENUTUP

    4.4 KesimpulanMedulloblastoma adalah tumor yang tumbuh cepat di bagian otak

    kecil letaknya lebih rendah di belakang otak. Juga disebut "fosa, posterior ",

    daerah ini merupakan bagian yang mengontrol keseimbangan, postur, dan fungsi

    motor kompleks seperti berbicara dan keseimbangan. Tumor terletak di otak

    kecil yang disebut sebagai "Infratentorial" tumor.

    Medulloblastoma rata-rata terjadi pada anak-anak kurang dari usia 15

    tahun dan yang paling sering pada usia 5-6 tahun dan 20% terjadi pada bayi

    kurang dari 2 tahun. Penyakit ini kecenderungan terjadi pada anak laki-laki

    daripada perempuan. Tidak jelas apakah penyakit ini terjadi karena keturunan atau

    tidak tetapi medulloblastoma terjadinya karena kelainan kromosom tertentu yang

    terjadi dibeberapa titik selama perkembangan anak.

    Pasien dengan Medulloblastoma, memiliki peningkatan kesempatan untukbertahan hidup yang signifikan berkat peningkatan terhadap pelayanan

    pengobatan.

    5.2 Saran

    Perawat hendaknya dapat memberikan bentuk pelayanan yang maksimal

    terhadap penderita medulloblastoma. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki

    penderita medulloblastoma, diharapkan tidak menjadi suatu hal yang dapat

    menurunkan derajat kesehatan atau kesembuhan dari pasien tersebut. Selain itu

    perawat juga harus meningkatkan kompetensinya agar dapat menentukan tindakan

    asuhan keperawatan secara efektif.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    45/46

    45

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku :

    M. Sacharin, Rosa.1996.Prinsip Perawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

    Nelson. 2006.Ilmu Keperawatan Anak, Vol.3. Jakarta: EGC.

    Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit

    Volume 1 Edisi 6. EGC: Jakarta.Rendle, Short, John. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Jilid 2, Ed. 6. Jakarta: Binar

    Putra Aksara.

    Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal

    Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Volume 3.Terjemahan oleh Andry

    Hartono. 2002. Jakarta: EGC.

    American brain Tumor Assocoation. 2006:Focusing on Tumor Medulloblastoma.

    Jurnal :

    C. C. S. Poon, S.M. Lim, W.S Huang. 19775. Congenital Medulloblastoma.

    Singapore Medical Journal, Vol. 16, No. 3, September 1975.

    Kevin Lay, Mandy Tam, Sharon Karackattu: Deferential Gene Expression in

    Metastatic Medulloblastoma.

    Louis Pobereskin, Cecil Treip. 1986. Adult Medulloblastoma. Journal of

    Nurology, Neurosurgery, and Psychiatry.

    Pierre M.Bourgounin, Donatella Tampieri, dkk. 1992. CT and MRI Imaging

    Findings in Adults with Cerebellar Medulloblastoma: Comparison with

    Findings in Children. AJR, September 1992.

  • 7/27/2019 92622997-Bab-1

    46/46

    46

    Roger J.Packer (2010) :Medulloblastoma, Written for the Childhood Brain Tumor

    Foundation, Germantown, Maryland 20876.

    Link:

    http: // childrenhospital.org/ childrens-hospital-boston/ medulloblastoma.

    http: // emedicine.htm/medulloblastoma.

    http: //support.cancer.net/ medulloblastoma-childhood.

    http: // abta.org/ medulloblastoma