92622997-bab-1
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
1/46
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangTubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena
pengaturan hubungan saraf di antara berbagai sistem. Sistem saraf manusia
merupakan jalinan-jalinan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan
komplek. Sistem saraf bertujuan untuk mengkoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara individu dan lingkungan disekitar(Price dan
Wilson, 2005:1006). Sistem saraf juga merupakan sistem tubuh yang berperan
penting dalam mengatur aktivitas sebagian besar dari sistem tubuh lainnya,
misalnya sistem kardovaskuler, respirasi, gastrointestinal dan lain sebagainya,
oleh karena itu apabila sistem saraf mengalami gangguan, maka akan
mempengaruhi kinerja sistem lainnya.
Terjadinya ganggaun sistem saraf erat kaintannya dengan kondisi patologis
yang terjadi didalam tubuh, secara umum gangguan neurologis dapat disebabkan
oleh faktor-faktor yang merugikan, seperti terjadinya penurunan aliran darah,
adanya metabolisme toksik, maupun adanya mikroorganisme yang dapat
merugikan tubuh, seperti virus, bakteri, dan lain-lain.
Meduloblastoma merupakan salah satu penyakit yang mengganggu system
syaraf. Meduloblastoma adalah jenis tumor otak yang terjadi pada bayi dan anak
kecil. Mewakili 20% dari semua kanker SSP pediatrik, menurut definisi
meduloblastoma terjadinya di cerebellum yang merupakan bagian belakang otak
yang mengontrol berjalan,keseimbangan dan koordinasi motorik. Awalnya
medulloblastoma diklasifikasikan sebagai tumor neuroectodermal primitive
(Primitive Neuroectodermal Tumor/PNET). Tumor ini merupakan 7-8 % dari
semua tumor intracranial dan 30 % dari tumor otak pada anak.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi medulla2. Mengetahui pengertian Meduloblastoma3. Mengetahui epidemiologi Meduloblastoma
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
2/46
2
4. Mengetahui etiologi Meduloblastoma5. Mengetahui factor risiko Meduloblastoma6. Mengetahui tanda dan gejala Meduloblastoma7. Mengetahui patofisiologi Meduloblastoma8. Mengetahui pemeriksaan fisik Meduloblastoma9. Mengetahui pemeriksaan penunjang Meduloblastoma10.Mengetahui penanganan Meduloblastoma11.Mengetahui pengobatan Meduloblastoma12.Mengetahui komplikasi dan prognosis Meduloblastoma13.Mengetahui pencegahan Meduloblastoma14.Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Meduloblastoma
1.3 Implikasi Keperawatan1. Perawat sebagai edukator
Perawat memberikan informasi kepada orang tua dan keluarga mengenai
penyakit Medulloblastoma dengan bahasa yang mudah dipahami.
2. Perawat sebagai konselora. Perawat memberikan konseling mengenai prosedur dalam menjalani
perawatan Medulloblastoma.
b. Perawat memberikan konseling kepada orang tua mengenai nutrisi yangharus dipenuhi oleh pasien Medulloblastoma.
c. Perawat membantu klien dalam memecahkan masalah dengan memberikanpilihan-pilihan yang terbaik guna mendapatkan pelayanan dan pengobatan
untuk klien Medulloblastoma.
3. Perawat sebagai advokasia. Perawat melindungi hak-hak pasien Medulloblastoma, dalam mendapatkan
pelayanan dan pengobatan yang sesuai.
b. Perawat memberikan saran - saran kepada klien jika klien dihadapkan padasuatu permasalahan, dengan membantu menyelesaikannya dan tidak lupa
menjelaskan tentang baik buruknya dari setiap pilihan.
4. Perawat sebagai klinisi
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
3/46
3
Perawat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak yang
menderita penyakit Medulloblastoma dan memberikan pelayanan yang tepat
saat anak dirawat.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
4/46
4
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Fisiologi Medulla (Batang Otak)
Batang otak terdiri dari 3 bagian utama yaitu
- Mesencephalon,- Pons- Medulla Oblongata
Gb. 1. Letak medulla (medullo.ing.html)
2.1.1 Mesencephalon
Merupakan bagian otak yang pendek dan terkontriksi, yang
menghubungkan pons dan cerebellum. Fungsi dari mesencephalon adalah sebagai
jalur penghantar & pusat reflex. Bagian bagian mesencephalon yaitu:
Korpora quadrigemina kolikulus superior (berkaitan dgn refleks visual) &
inferior (berkaitan dengan refleks auditori).
Pedunkulus cerebralis dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus
ascenden & descenden yang membentuk bagian dasar mesencephalon.
Mengandung aquaductus Sylvius saluran yg menghubungkan ventrikel 3
dgn ventrikel 4.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
5/46
5
Didalam mesencephalon mengandung nuclei saraf cranial III, IV dan V
(sebagian). Terdapat juga substansi Nigra, yakni area neuron berpigmen yang
penting dalam fungsi motorik. Selain itu ada juga nukleus merah, yaitu masa
neuron merah muda berbentuk oval yang berperan dalam tonus otot & postur.
2.1.2. Pons
Pons terdiri dari substansi alba, dan menghubungkan medulla dengan
berbagai bagian otak melalui pedunkulus cerebralis. Pons merupakan Pusat
respiratori, mengatur frekuensi & kedalaman pernafasan. Serta terdapat nuklei
saraf kranial V, VI, VII & VIII.
2.1.3 Medulla Oblongata
Memiliki panjang sekitar 34 cm, berawal dari ponsforamen magnum.
bagian depan medulla adalah pyramid (tonjolan substansi putih, yang merupakan
lanjutan dari akson pada pedunkulus cerebri). Pada bagian belakang medullo
oblongata terdapat sebagian lanjutan traktus sensorik.
Nuklei merupakan pusat pemancar informasi yang dikirim ke pusat otak
yang lebih tinggi atau ke cerebellum. Pusat medulla adalah nuklei yg berperan
dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, TD, pernafasan, batuk,
menelan & muntah. Dalam medulla terdapat nuklei N IX, X, XI & XII.
2.1.4 Pyramid
Decussatio pyramid terletak di area superior Medulla Spinalis. Pyramida
menonjol keluar krn 85% serabut piramida bersilangan ke sisi lain medulla
spinalis. Traktus pyramidalis/kortikospinalis lateral jalur motorik utama dari
cerebrum ke Medullo Spinalis. Sisa 15% akson akan memanjang pada traktus
kortikospinalis, dan bersilangan di MS.
2.1.5 Formasi Retikulasi
Merupakan jaring2 serabut saraf & badan sel yg tersebar di keseluruhan
bagian MO, pons & mesencephalon. Berfungsi u memicu & mptahankan
kewaspadaan & kesadaran.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
6/46
6
2.2 Pengertian
Hampir 20% kanker pada anak2 dimulai dari susunan saraf pusat SSP
yang terdiri atas otak,saraf tulang belakang dan sekitar fluida lapisan jaringan
(meninges).Dalam beberapa tahun terakhir kejadian tumor SSP meningkat.
Peningkatan ini sebagian terjadi karena kemajuan tindakan medis yang
mengetahui tumor ini sejak dini. Meduloblastoma adalah jenis tumor otak yang
terjadi pada bayi dan anak kecil. Itu mewakili 20% dari semua kanker SSP
pediatrik, menurut definisi meduloblastoma terjadinya di cerebellum yang
merupakan bagian belakang otak yang mengontrol berjalan, keseimbangan dan
koordinasi motorik.
Medulloblastoma rata rata terjadi pada anak-anak kurang dari usia 15
tahun dan yang paling sering pada usia 5-6 tahun dan 20% terjadi pada bayi
kurang dari 2 tahun. Penyakit ini kecenderungan terjadi pada anak laki-laki dari
pada perempuan. Tidak jelas apakah penyakit ini terjadi karena keturunan ataukah
tidak tetapi meduloblastoma terjadinya karena kelainan kromosom tertentu yang
terjadi dibeberapa titik selama perkembangan anak. Salah satu penyebabnyaadalah adanya virus tapi teori ini masih dalam penyelidikan.
Medulloblastoma adalah tumor yang tumbuh cepat di bagian otak
kecil letaknya lebih rendah di belakang otak. Juga disebut "fosa, posterior "daerah
ini merupakan bagian yang mengontrol keseimbangan, postur, dan fungsi
motor kompleks seperti berbicara dan keseimbangan. Tumor terletak di otak
kecil yang disebut sebagai "Infratentorial" tumor. Itu berarti tumor terletak di
bawah "tentorium". Pada anak-anak, medulloblastoma muncul paling sering di
dekat vermis, jembatan seperti cacing sempit yang menghubungkan sisi otak
kecil. Pada orang dewasa tumor ini cenderung terjadi dalam tubuh otak kecil,
terutama di bagian pinggir(www.abta.org).
http://www.abta.org/http://www.abta.org/http://www.abta.org/http://www.abta.org/ -
7/27/2019 92622997-Bab-1
7/46
7
Gb.2. letak utmor (abta.org)
Medulloblastoma adalah tumor ganas CNS yang paling umum terjadi pada
anak-anak. Medulloblastoma muncul pada ventrikel ke IV, di antara batang otak
dan cerebellum di daerah yang disebut fossa posterior. Gejala mungkin timbul
karena tekanan langsung oleh tumor pada area otak ini, atau dikarenakan
penyumbatan cairan cerebrospinal pada saluran ventrikel ke III atau ke IV dan
akibatnya adalah hidrosefalus. Gejala yang umum (termasuk sakit kepala dan
muntah) dikarenakan hidrocefalus dan keadaan tidak tenang yang progresif.
Diagnose biasanya ditegakkan setelah 1-3 bulan setelah terjadinya gejala, karena
medulloblastoma merupakan tumor dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
8/46
8
Gb.3. ventrikel IV dan cerebellum (Ekserebral.html)
Secara histology, medulloblastoma memiliki banyak karakteristik dalam
tampilannya dan tersusun atas sel-sel primitive. Medulloblastoma adalah tumor
embrional (tumor yang muncul dari sel-sel embrional atau immatur pada masa
awal perkembangannya) yang paling umum terjadi. Tumor embrional lain yang
secara histology termasuk tumor yang mirip dengan medulloblastoma, seperti
supratentorial primitive neuroectodermal tumor, central neuroblastoma, dan
ependymoblastoma.
Jenis-jenis medulloblastoma meliputi:
a. Medulloblastoma Klasik (Classic Medulloblastoma)Jaringan medulloblastoma klasik tampak seperti biji yang dikemas dengan
rapat, sel-sel yang kecil dan bulat dengan inti besar dan berwarna (disebut
nuklei). Sementara bentuk klasik ini ditemukan pada sebagian besar baik pada
pediatric atau kasus dewasa,
b. Demoplastic Nodular medulloblastomaMengandung sekelompok sel-sel tumor pada jaringan dan kista kecil.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
9/46
9
c. Large-cell atau Medulloblastoma anaplasticDengan sel-sel tumor yang besar dan berbentuk bulat.
d. Medulloblastoma with Neuroblastic atau Neuronal differentiationDimana sel-sel tumor terlihat mirip dengan sel saraf yang abnormal.
e. Medulloblastoma with Glial differentiationMemiliki sel-sel yang terlihat mirip dengan sel glial otak.
f. Medullomyoblastoma dan Melanotic medulloblastomaKedua jenis ini jarang terjadi dan biasanya hanya ditemukan pada anak-anak.
Histologi susunan jaringan tersebut digunakan untuk mengelompokan
dan memberi nama tumor medulloblastoma, dan mungkin suatu saat akan menjadi
berguna dalam pemilihan terapi yang tepat. Untuk sekarang ini, diperkirakan
subtype dari medulloblastoma tidak mempengaruhi cara pengobatannya.
Secara mikroskopis, medulloblastoma merupakan jenis tumor yang cepat
membesar, biasanya mengilfitrasi cerebellum. Berasal dari dasar ventrikel IV, dan
jarang menyebar sampai ke rongga subarachnoid dan diluar system saraf pusat.
Sedangkan secara makroskopis, medulloblastoma terdiri dari sel-sel bulat yang
tidak berdiferensiasi, lamanya hidup sejak timbulnya gejala pertama sampai
meninggal kurang lebih 9 bulan.
2.3 Epidemiologi
Insidensi medulloblastoma adalah 1.5-2 kasus per 100.000 penduduk
dengan 350 kasus baru di Amerika Serikat setiap tahun. Tetapi, angka insidensi
tumor otak di Indonesia masih belum banyak ditemukan dalam literature.
Meskipun mayoritas terjadi sebagai kasus yang belum jelas penyebabnya,
tapi kondisi herediter telah dikaitkan dengan medulloblastoma, termasuk Gorlin
Syndrome (sindrom karsinoma sel nevoid basal), Blue rubber-bleb nevus
syndrome, Turcot syndrome (misal: glioma, poliposis sindrom) dan Rubinstein-
Taybi syndrome.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
10/46
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
11/46
11
2.5 Faktor Resiko
Sebuah faktor resiko adalah segala sesuatu yang meningkatan kesempatan tumor
untuk berkembang pada tubuh manusia. Meskipun factor resiko dapat
mempengaruhi perkembangan tumor, tetapi tidak selalu dapat secara langsung
dapat menyebabkan tumor. Dalam beberapa kasus anak-anak dengan sindrom
karsinoma sel basal nevoid (NBCCS), suatu penyakit keturunan yang juga dikenal
sebagai sindrom Gorlin, memiliki peningkatan resiko terhadap medulloblastoma.
Sedangkan orang dewasa dengan NBCCS lebih memungkinkan untuk
mengembangkan berbagai jenis tumor.
2.6 Tanda dan Gejala
Seperti pada tumor otak pada umumnya, medulloblastoma juga dapat
menunjukan gejala-gejala utama yang serupa, yang disebut Trias Klasik yakni
meliputi :
- Nyeri kepala nyeri bersifat terus menerus, tumpul dan kadang-kadangterasa hebat sekali. Biasanya pagi hari dan diperberat saat aktivitas yangdapat meningkatkan TIK, misalnya: batuk, membungkuk, dan mengejan.
- Papil oedema/ papiledema satasis vena menimbulkan pembengkakanpapilla saraf optikus.
- Muntah akibat rangsangan pada medulla oblongata.Tanda-tanda yang paling umum adalah mual hingga muntah, sakit kepala
pagi hari saat bangun tidur, Terjadinya muntah yang terus menerus disebabkan
tingginya tekanan intrakranial akibat dari tersumbatnya jalur penting untuk aliran
serebospinal.
Gejala serebelar meliputi: ataksia (karena tumor melibatkan vermis
serebelar); ketidakseimbangan dan kurang koordinasi; dismetria ipsilateral (pada
anak yang lebih tua); lhetargy (lemas); kekakuan leher (ditimbulkan karena iritasi
meningeal; komplikasi dari herniasi tonsil dibawah foramen magnum); saat
memiringkan kepala didapatkan hasil kelumpuhan nervus toklear (CN IV) yang
dikarenakan kompresi tumor langsung; permaslahan pada motorik (misalnya
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
12/46
12
menulis); perubahan visual misalnya penglihatan ganda (diplopia); terkadang jika
berjalan goyang maka anak-anak dengan medulloblastoma menjadi perhatian oleh
orang tua dan gurunya.
Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik
dari otak), diantaranya:
1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan,
tanda-tanda papil edema.
2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia
3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan
konstipasi.
6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
7. Perubahan dalam seksual
8. Lobus oksipital : Menimbulkan bangkitan kejang yang didahului dengan
gangguan penglihatan, Gangguan penglihatan pada permulaan bersifat
quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia.
9. Tumor di cerebelum : Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK
akan cepat erjadi disertai dengan papil udem, Nyeri kepala khas didaerah
oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal.
10. Tumor fosa posterior : Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan
muntah disertai dengan nystagmus, biasanya merupakan gejala awal dari
medulloblastoma.
Desiminasi leptomeningeal : menunjukan gejala yang jarang dan
berhubungan denga penyebaran tumor pada CSS; pasien dapat mengeluhkan rasa
kelemahan yang parah yang dikarenakan kompresi tumor pada akar saraf atau
saraf tulang belakang (misal: radiculopathy).
Kadang-kadang medulloblastoma bisa menyebar ke SSP atau saluran
spinal dimana akan menimbulkan gejala : Kehilangan kekuatan pada ekstrimitas
bawah, Backpain, Gangguan defekasi dan miksi, Kesulitan dalam berjalan. Tanda-
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
13/46
13
tanda yang muncul pada pasien dengan medulloblastoma diantaranya:
papilloedema, disfungsi cerebral, kelumpuhan saraf cranial (ke VII dan ke VIII).
2.7 Patofisiologi
Gejala cenderung timbul perlahan, bertahap memburuk dalam beberapa
minggu atau beberapa tahun, tergantung derajat keganasan (bandingkan dengan
onset akut yang terjadi pada cerebrovascular accident diikuti perbaikan
bertahap bila pasien bertahan hidup). Kadang-kadang tumor menampilkan gejala
akut akibat perdarahan atau terbentuknya hidrosefalus.
Medduloblastoma merupakan salah satu jenis tumor agresif pada fossa
posterior intrinsic (berdasarkan lokasi), dan juga termasuk tumor infratentorial.
Berikut ini sedikit gambaran perbedaan antara jenis tumor supratentorial dan
infratentorial:
Tumor supratentorial Tumor infratentorial
/------- Efek massa -------/ obstruksi| | jalur CSS|---> Tanda dan gejala Herniasi tentorial |
| |! |
Herniasi tonsiller Epilepsi || |/-----> Gangguan fungsi
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
14/46
14
Berdasarkan teori stadium Chang yang sering dipakai acuan. Sistem ini di
pakai sekitar tahun 1960 an sebelum meluasnya sistem scan radiologi. Jadi
melihat dengan sistem manual melihat ukuran tumor dari operasi dari situ bisa
dibedakan beberapa kategori :
1. T1 : tumor dengan diameter 3 cm, lebih menyerang pada 1 struktur yang
berdekatan atau sebagian isi ventrikel IV.
3. T3a : tumor dengan diameter >3cm, dan dengan penyebara. Tumor
menyerang 2 struktur yang berdekatan atau semua bagian ventrikel IV
dengan penyebaran ke saluran Sylvius, foramen magendie atau
foramen Luschka. Hidrocepalus internal.
4. T3b : tumor dengan diameter >3cm, dengan penyebaran ke kebatang otak.
Tumor timbul dari permukaas Ventrikel IV atau batang otak dan
memenuhi ventrikel IV.
5. T4 : tumor dengan diameter > 3cm dan menyebar melalui silvius dan
foramen magnum. Tumor lebih menyebar melalui saluran sylvius
untuk menyerang ventrikel III atau otak tengah (midbrain). Atau
tumor memanjang menuju bagian bawah cervical cord.
Metastase potensial: medulloblastoma memiliki kecenderungan paling
tinggi untuk penyebaran ekstraneural dari semua CNS neoplasma pada pediatric;
tulang adalah bagian yang paling umum untuk metastase tumor (80%); sumsum
tulang, nodus limfa, liver dan paru-paru juga merupakan organ yang umum untuk
metastase tumor.
Selain T kode M (metastase) juga dipakai sebagai simbol metastase :
1. M0 : tidak ada metastase, tidak ada tanda gangguan subarachnoid atau
metastasis hematogen.
2. M1 : sel tumor mikroskopis ditemukan di cairan cereblospinal.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
15/46
15
3. M2 : sel tumor diluar situs utama tapi masih di otak, kumpulan nodul
seperti biji-biji yang kasar terlihat di serebelum dan ruang
subarachnoid serebral atau ventrikel lateral.
4. M3 : sel tumor menjalar ke tulang punggung, dan terlihat kumpulan nodul
berbentuk seperti biji di ruang subarachnoid spinal.
5. M4 : menjalar di luar SSP hingga tulang belakang. (ekstraneural
metastasis).
2.8 Pemeriksaan Fisik
Pada pasien medulloblastoma, dari hasil pemeriksaan fisik bisa didapatkan data
sebagai berikut:
a. Fisiognomi- Peningkatan lingkar kepala (gejala yang sering muncul pada bayi)- Bayi tersebut memiliki fontanelles anterior penuh dengan sutura
cranial yang lebar.b. Pemeriksaan funduskopi
- Kesulitan visual, biasanya disebabkan papilledema, tetapi juga dapatberasal dari kelumpuhan saraf karnial.
- Beberapa studi telah menemukan papilledema pada 90% pasien.c. Pemeriksaan extraocular
- Sebagai konsekuensi dari hidrosefalus saraf cranial VI dapatdikompresi pada ligamentum petroclival, sehingga menghasilkan
diplopia dan paresis pandangan lateral.
- Kelumpuhan CN IV dapat dideteksi pada pemeriksaan ekstraocularyang teliti dan harus diprhatikan saat pasien dalam kondisi head tilt.
- Pasien dengan disfungsi saraf cranial ke IV memiliki kesulitan terbesarketika mata diputar medial dan akomodasi (misalnya saat turun
tangga).
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
16/46
16
d. Pemeriksaan otot mata dapat mendeteksi mistakmus nystagmus meskipuntidak spesifik dan dapat berhubungan dengan lesi dari fermis cerebral.
e. Tanda-tanda Cerebellar- Medulloblastoma paling sering terletak pada garis tengah, oleh karena
itu dysmetria unilateral kurang umum terjadi dibandingkan ataksia
trunkal. Gejala selanjtunya lebih mudah diamati pada gaya berjalan.
- Seperti yang dinyatakan sebelumnya, medulloblastoma demoplasticlebih umum terjadi pada orang dewasa dan biasanya muncul di belahan
cerebelllar.
- Tanda disfungsi cerebellar ipsilateral pada tangan dan kaki lebih seringterjadi pasa subtype ini (medulloblastoma demoplastic).
f. Tortikollis: kepala dalam posisi head tilt dapat menjadi manifestasikelumpuhan foramen Magnum ataupun kelumpuhan saraf cranial ke IV.
2.9 Pemeriksaan Penunjang
Beberapa tes dapat menentukan perawatan yang efektif untuk enyakit
medulloblastoma. Untuk sebagian besar jenis tumor biopsy adalah satu-satunya
cara untuk membuat diagnosis definitive. Jika biopsi tidak memungkinkan, dokter
mungkin menyarankan tes lainnya yang membantu membuat diagnosis. Tes
imaging kemungkinan digunakan untuk mengetahui penyebaran tumor. Untuk
memilih tes diagnostik, dokter anak dapat mempertimbangkan faktor-faktor
berikut : usia dan kondisi medis, jenis tumor yang dicurigai, keparahan gejala,
serta hasil tes sebelumnya. Selain pemeriksaan fisik tes berikut ini dapat
digunakan untuk mendiagnosis medulloblastoma.
1. BiopsiBiopsi adalah pengankatan sejumlah ksil jaringan untuk diteliti dibawah
mikroskop.biopsi da[at membuat diagnosis yang pasti.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
17/46
17
Gambar 4. Sel tumor yang di Biopsi (abta.org)
2. MRIMRI dapat dilakukan baik dengan kontras laser (dye) maupun tidak,
dan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi adanya tumor di otak.
Kontras dye diberikan pada intravena untuk meningkatkan tampilan
gambar. Dengan konsentrasi di jaringan yang abnormal, dye membuat
tumor terlihat lebih terang dari pada area sekitarnya.
Jika sebuah tumor yang diduga medulloblastoma telah
teridentifikasi, MRI pada tulang belakang bisa dilakukan untuk melihat
adanya tumaor di area tersebut. PET (Positron Emission Tomography) dan
MRS (Magnetic Resonance Spectroscopy) mungkin berguna jika apa yang
dilihat pada scan mengalami pertumbuhan, tumor hidup sebagai akibat
dari efek radiasi atau jaringan yang tidak tumbuh.
Hasil MRI pada anak dengan Medulloblastoma :
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
18/46
18
Gb.5. temuan tumor medulloblastoma (abta.org)
Pada temuan hasil pemeriksaan dengan MRI, didapatkan hasil
pandangan multiplanar tanpa artefak tulang yang signifikan dalam fossa
posterior. Meskipun demikian, dengan tekana intracranial yang meningkat
pada anak-anak, pemeriksaan MRI perlu dipertimbangkan dengan hati-
hati. Anak yang lebih muda, biasanya memerlukan sedasi untuk
pemeriksaan ini. Tanpa pemantauan yang cermat, kandungan CO2 di otak
dapat meningkat, sehingga dapat menyebabkan hipertensi intracranial
yang lebih parah.
- Tumor terlihat pada gambaran pre-gadolinium T1-weighted. Dari hasilMRI, biasanya terlihat perluasan ventrikel ke IV dari asalnya di vermis
cerebellum, seperti digambarkan :
Gb.6.emedicine.com (Med Scape reference)
Batang otak dikompresi dan bergeser ke ventral.
http://refimgshow%282%29/http://refimgshow%282%29/ -
7/27/2019 92622997-Bab-1
19/46
19
- T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 8 tahun dengan gejalamual muntah, mengungkapkan tumor meningkat pada ventrikel ke IV.
Gb.7.emedicine.com (Med Scape reference)
- T1-weighted sagittal MRI pada anak laki-laki 4 tahun yangmenunjukan gaya berjalan ataksia dan pubertas yang terlalu cepat. MRI
memperlihatkan lokasi tumor heterogen yang meningkat pada ventrikel
IV, yang ditandai dengan hidrosefalus.
Gb.8.emedicine.com (Med Scape reference)
- Coronal MRI menegaskan adanya tumor dalam ventrikel IV padaseorang anak laki-laki 4 tahun dengan gaya berjalan ataksia dan pubertas
yang terlalu cepat (precocious puberty).
http://refimgshow%284%29/http://refimgshow%283%29/http://refimgshow%284%29/http://refimgshow%283%29/ -
7/27/2019 92622997-Bab-1
20/46
20
Gb.8.emedicine.com (Med Scape reference)
- Pada orang dewasa pola yang lebih heterogen biasanya sering terlihat.Gambaran Proton density dan T2-weighted menampilkan massa
hyperintense dengan luas di sekitar edema.
- Jika tumor meluas ke atas otak dan ventrikel III, ditandai hidrosefalusdengan trensependymal reabsorbsi CSF mungkin terjadi.
- Kadang daerah pendarahan atau kista dapat dibedakan. Karenaklasifikasi sangat jarang dilakukan, setiap area harus diperhatikan
dengan cermat , dan amati jjuga laju aliran darah (vaskularisasi).
- MRI bisa membantu membedakan medulloblastoma dan ependymoma.Ependyoma lebih meluas ke dalam lateral ventrikel ke IV atau lebih
jauh ke dalam sudut cerebellopontine.
- MRI juga dapat membantu membedakan antara medulloblastoma danglioma batang otak exophytic. Glioma batang otak exophytic memiliki
keterkaitan yang lebih luas pada dasar ventrikel IV.
- Pada orang dewasa, dapat memiliki variasi medulloblastomademoplastic. Bentuk tumor ini terletak lateral pada hemisfer dengan
batas yang tidak jelas dan daerah kistik atau nekrotik kecil.
- Disamping mengidentifikasi lesi primer, MRI bermanfaat dalammendeteksi lessi metastasis. Untuk memastikan metastase, MRI pada
tulang belakang perlu dilakukan, ketika medulloblastoma telah
terdiagnosa.
- Pencitraan tulang belakang paling baik dilakukan sebelum operasiuntuk menghindari gambaran pasca operasi, yang dapat ditafsirkan
http://refimgshow%285%29/ -
7/27/2019 92622997-Bab-1
21/46
21
menjadi metastase tumor. Metastase dapat terjadi pada system basalis.
Baik lessi berulang dan metastase menunjukan peningkatan yang
jarang terjadi.
3. CT-scanSemua tumor ditunjukan dengan perbandingan zat abu-abu pada
kontras tinggi CT. Berikut ini merupakan contoh hasil CT-scan pada
pasien dengan medulloblastoma.
A B
C DGb.9.-Hemispheric medulloblastoma with cyst in a 35-year-old man.
A, Contrast-enhanced CT scan shows a poorly defined, hyperdense mass in left
cerebellar hemisphere, a small cyst inside tumor, and edema in adjacent
parenchyma.
B, Axial Ti-weighted MR image shows a hypointense mass in left cerebellar
hemisphere.
C, Axial T2-weighted MR image shows tumor is isointense compared with normal
gray matter. Hyperintense cyst (arrow)and prominent vessel (arrowhead)are
seen inside tumor. Hyperintense edema, well differentiated from tumor and
adjacent normal brain, is present
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
22/46
22
D, Coronal T2-weighted MR image shows tumor abuts left side of tentorium. Partial
obliteration of tentoriums low-intensity signal was due to volume averaging. At
surgery, no invasion of tentonum was found.
4. Myelography- Di waktu lampau., myelografi adalah standar tes diagnostic untuk
metastase medulloblastoma pada tulang belakang.
- Sekarang ini, ketika MRI merupakan kontraindikasi, myelografi akandigunakan disertai dengan CT-scan.
5. Pencitraan Rangka (Skeletal Imaging)- Metastase pada tulang harus diperhatikan pada setiap anak dengan
medulloblastoma dan nyeri tulang.
- Sebuah survey rangka (tulang) membantu menjelaskan lesi sklerotik.6. Tes Cairan Serebrospinal
Pungsi lumbal adalah metode yang paling umum untuk mendapatkan
CSS, namun hal ini dapat memicu herniasi tonsil cerebellum (coning) pada
pasien dengan piningkatan tekanan intracranial. Meskipun lebih aman,
pungsi lumbal yang dilakukan tidak lama setelah operasi bisamendapatkan hasil yang menyesatkan, cairan dapat mengandung sel-sel
yang secara kllinis tidak signifikan yang telah terganggu selama operasi,
hal ini dapat dilakukan 2 minggu setelah operasi.
7. Genetika TumorSampai saat ini penggunaan studi sitogenetika telah menjadi
kontroversi. Beberapa laporan telah menemukan korelasi antara
kandungan DNA aneuploid dan prognosis yang lebih baik. Sedangkan
DNA sel medulloblastoma paling banyak adalah diploid, dan menandakan
hasil yang lebih buruk. Kajian yang lebih mutakhir, gagal untuk
menghubungkan antara ploidi dan hasilnya.
Kelainan genetic yang paling umum ditemukan pada
medulloblastoma adalah 17 qi, yakni sebuah isokromosom pada lengan
kromosom 17. Ditemukan pada 1/3 sampai 2/3 medulloblastoma, dan
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
23/46
23
merupakan hal yang umum pada tumor-tumor yang lainnya., termasuk
leukemia.
Hal yang menyertai isokromosom 17qi adalah hilangnya materi
genetic pada lengan pendek kromosom 17, dimana p53 (gen penekan
tumor) berada.
2.10 Penanganan1. Operasi/ Pembedahan
Selain untuk konfirmasi histology, tujuan utama operasi adalah
pengangkatan tumor sebanyak mungkin. Pasien dengan reseksi total yang
kemungkinan memiliki interval yang lebih panjang dari kekambuhan dari pada
pasien yang memiliki sisa tumor pada akhir operasi. Operasi juga memiliki
manfaat tambahan untuk memulihkan saluran/ jalur CSS di otak. Mayoritas
hidrosefalus pada pasien akan teratasi setelah menjalani operasi.
Pertimbangan bedah/ operasi dapat diberikan kepada pasien yang
menunjukan gejala neurological signifikan (terutama baik dengan perubahan
status mental atau bukti pencitraan adanya hidrosefalus misalnya edema
transpendymal) dan mereka memerlukan pemantauan selama perawatan di rumah
sakit. Sedangkan pasiena dengan tanda-tanda neurologis maupun hidrosefalus
yang sedikit, hasil pemeriksaan sebelum pembedahan dapat difasilitasi dengan
rawat jalan.
Tempurung kepala (kranium) awalnya dapat menampung peningkatan
kecil CSS dengan sedikit perubahan pada tekanan intrakarnial. Akan tetapi,
karena tengkorak merupakan wadah penampung yang kaku dengan sejumlah
volume tertentu, kenaikan yang lebih lanjut dalam intraventrikular dapat
menyebabkan peningkatan dramatis tekanan intracranial. Penurunan status mental
merupakan indikasi bahwa volume ventrikel mendekati batas ambang tersebut,
pembesaran ventrikel melampaui batas ambang dan disertai dengan konsekuensi
yang berpotensi pada kerusakan yang lebih parah.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
24/46
24
Penilaian neurologis oleh staf perawat sangatlah penting untuk dilakukan.
Penurunan yang lebih parah dalam status mental merupakan indikasi untuk
melakukan prosedur pembedahan untuk membuat drainase ventrikular eksterna
serta pemberian manitol.
- pada saat operasi, tingkat penyebaran tumor di subarachnoid dapat dinilai.
Ketika tekrena tumor, ruang disekitar subarakhnoidmenjadi buram, dengan
penampakan granular yang sering disebut sugar coating. Kondisi ini terkait
dengan awal penyebaran pada subarachnoid dan di sepanjang neuraxis dan
kambuhan (recurrence) awal.
- pada 1/3 kasus, tumor melekat pada dasar ventrikel IV dan menghalangi
reseksi total.
- jika operasi memerlukan manipulasi yang signifikan atau invasi dari batang
otak, pasien harus tetap di intubasi selama semalam setelah operasi dan dengan
hati-hati melakukan pemeriksaan fungsi saraf cranial bagian bawah. Tetapi jika
ahli bedah yakin bahwa ketrlibatan dasar ventrikel IV adalah minimal,maka
pasien dapat di ekstubasi di ruang operasi.
- penurunan mental merupakan indikasi untuk ventriculostomy dan membuka
saluran drainase. Drainase terus-menerus akan memungkinkan darah dan sel-
sel sisa postoperasi menjadi bersih, klem bisa dicoba lagi setelah 5 hari.
- jika pengulangan drainase gagal untuk meredakan gejala, maka sebuah shunt
ventriculoperitoneal harus dipasang untuk pengontrolan jangka panjang
hidrosefalus, akan tetapi hal ini diperlukan hanya pada 15% pasien. Alternative
lain untuk pemasangan shunt adalah dengan ventriculostomy pada ventrikel III.
Hal ini akan dapat membangun kembali saluran CSS tanpa adanya potensi
penyebaran tumor ke peritoneal.
- MRI pada 48 jam setelah pembedahan dilakukan untuk melihat adanya sisa
tumor, jika ahli bedah yakin bahwa sisa tumor dapat diangkat maka
kemungkinan pasien akan menjalani operasi tambahan untuk pengangkatan
sisa tumor tersebut. Pasien dirawat di ICU selama satu malam setelah operasi
- lakukan konsultasi pada ahli bedah saraf dan ahli radiasi onkologi.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
25/46
25
Pasien Post Op- Pencitraan diperlukan untuk memonitor adanya penyakit sisa,
keberhasilan perawatan medis serta terjadinya pengulangan atau
metastase. MRI harus diulang setiap 3 bulan pada tahun pertama,
setiap 4 bulan pada tahun ke dua, dan setiap 6 bulan pada tahun-tahun
berikutnya.
- Kemoterapi dan terapi radiasi dapat memperburuk edema danmemerlukan dosis rendah kortikosteroid untuk jangka waktu singkat.
- Obat anti epilepsy biasanya tidak diperlukan jika tumor terletak difossa posterior.
- Penyebaran penyekit ke kompartmen supratentorial dapatmenyebabkan kejang dan membutuhkan obat anti kejang.
- Kemoterapi biasanya diberikan dengan rawat inap.
2. Terapi Radiasi (penyinaran)Terapi radiasi pada medulloblastoma ditujukan untuk menghancurkan
sel-sel di sepanjang neuroaxis. Keadaan kambuh local telah dikaitkan dengan
dosis radiasi yang rendah pada sisi yang utama.pasien yang menerima kurang dari
5000 centigray (cGy) memiliki tingkat kekambuhan 2 kali lebih banyak dari pada
pasien yang menerima paling sedikit 5000 cGy.
Efek radioterapi tergantung dosis total, biasanya hingga 6.000 rad, dan
durasi pengobatan. Harus terdapat keseimbangan terhadap risiko pada struktur
normal sekitar. Umumnya, makin cepat sel membelah, makin besar
sensitivitasnya.
Rieken et al menemukan bahwa radiasi pada craniospinal yang menyertai
medulloblastoma menghasilkan peningkatan kelangsungan hidup 77% setelah 60
bulan pada anak-anak dan orang dewasa. Memulai pengobatan dalam waktu 28
hari, reseksi tumor maakroskopik yang komplit, dan histology demoplastik
dihubungkan dengan hasil yang lebih baik.
Selain itu, uji klinis telah mendokumentasikan bahwa terapi radiasi hanya
pada cranium menghasilkan metastase pada spinal (bahkan tanpa adanya sitologi
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
26/46
26
positif atau bukti radiografi penyebaran tersebut). Terapi standar yang paling
sering untuk penyakit stadium rendah adalah 36 cGy untuk otak maupun tulang
belakang dengan dorongan 18-20 cGy ke sisi tumor primer. Beberapa institusi
menggunakan regimen yang berbeda termasuk dosis yang lebih tinggi pada
beberapa bagian. Terapi lain yang direkomendasikan adalah terapi sinar proton.
Radiasi memiliki dampak kerusakan pada pertumbuhan system saraf.
Komplikasi dari terapi radiasi dapat mencakup skor intelegence quotient (IQ)
yang rendah, postur tubuh yang kecil, disfungsi endokrin, kelainan perilaku/
perilaku yang abnormal, dan neoplasma sekunder (dialami oleh mereka yang
beruntung dan dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama).
Komplikasi Radioterapi: Setelah tindakan, perburukan pasien bisa
terjadi karena beberapa hal:
- selama tindakan: peningkatan edema, reversible;- setelah beberapa minggu/bulan: demielinasi;- enam bulan-10 tahun: radionekrosis, irreversible (biasanya satu hingga
dua tahun).
Studi oleh Gupta et al melaporkan tingkat kelangsungan hidup yang baik
untuk anak yang memiliki resiko standar yang diobati dengan terapi
hyperfractionated (2 kali fraksi setiap hari) dengan total dosis tumor 68 Gy untuk
6-7 minggu. Cara ini mungkin menjadi alasan tidak dilakukannya kemoterapi..
Massa nekrosis yang berwarna putih, yang dapat membesar dan
menghasilkan efek gangguan masa dan vaskularisasi, hal ini merupakan
komplikasi lain pada radiasi jangka panjang yang ditakuti. Penuruna IQ dan
fungsi neurobehavioral dihubungkan langsung dengan usia dimana prosedur
radiasi diberikan. Bagain=manapun juga, radioterapi tetap menjadi terapi yang
paling efektif dan sangat membantu untuk medulloblastoma, dan digunakan
untuk anak-anak meskipun ada konsekuensinya.
3. KemoterapiKemoterapi telah dikembangkan untuk mengatasi penyakit yang
kambuh-kambuhan, dan umum digunakan untuk melawan medulloblastoma. Akan
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
27/46
27
tetapi, meskipun sekarang ini kemoterapi telah umum digunakan, keuntungan
yang jelas masih belum dapat ditunjukan. Untuk mengurangi dosis radiasi atau
menunda penyinaran sampai bias ditoleransi dengan lebih baik, manfaat
kemoterapi berfokus pada anak-anak muda. Daiantara beberapa regimen yang
sering digunakan, salah satu obat yang paling agresif adalah 8 obat dalam 1
hari, dengan menggunakan vincristine, carmustine, procarbazine, hydroxyurea,
cisplatin, cytarabine, prednisone, and cyclophosphamide.
Kelompok Perkumpulan Kanker Anak baru-baru ini melaporkan hasil
yang baik dalam penggunaan protocol vincristine, lomustine, and prednisone
(VCP). Pediatric Oncology Group memperlihatkan hasil kemampuan bertahan
hidup yang hampir sama ketika penggunaan protocol vincristine,
cyclophosphamide, etoposide, and cisplatin , pada kelompok umur yang sama dan
kemoterapi tersebut diikuti dengan radiasi. Sejauh ini, manfaat terbesar dari
penggunaan kemoterapi dapat terlihat pada pasien dengan penyakit yang lebih
modern/ kompleks.
Studi baru-baru ini, sedang melihat kepekaan tumor terhadap radiasi
dengan diiringi penggunaan kemoterapi. Dan juga, pengggunaan kemoterapi
sebelum operasi untuk mengatasi pasien yang dalam kondisi ekstrim telah
dilakukan.
Seperti radiasi, kemoterapi juga mengandung efek racun yang
merugikan. Efeksampingnya termasuk toksisitas pada ginjal, ototoxicity,
hepatotoxicity, fibrosis paru, dan gangguan pencernaan. Sebagian besar efek
tersebut bersifat sementara dan berkurang dengan penarikan obat. Akan tetapi,
ketika methotrenate digunakan dengan kombinasi radiasi, dapat terjadi nekrosis
leukoencephalophaty yang irreversible.
2.11 Pengobatan
Medulloblastoma diatasi terutama dengan prosedur bedah, dan diikuti
dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Beberapa obat dapat bermanfaat dalam
pengobatan medulloblastoma. Tidak terkecuali Glucocorticoids, yang dapat
membantu dalam menurunkan edema vasogenik. Manitol berguna untuk keadaan
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
28/46
28
akut ketika pasien dalam kondisi hemiating. Kemoterapi digunakan untuk terapi
adjuvant pada beberapa pasien. Pengawasan terhadap kandungan senyawa toxic
yang dapat mempengaruhi beberapa sistem organ masih diteliti dalam bidang
onkologi.
1. Terapi SteroidSteroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,
namun tidak berefek langsung terhadap tumor.Dosis pembebanan
dekasametason 12 mg. iv, diikuti 4 mg. q.i.d. sering mengurangi perburukan
klinis yang progresif dalam beberapa jam. Setelah beberapa hari
pengobatan, dosis dikurangi bertahap untuk menekan risiko efek samping
yang tak diharapkan.
2. GlukokortikosteroidMengurang edema vasogenik adalah peran dari glukokortikosteroid pada
tumor otak ganas. Mereka bisa menjadi sangat efektif untuk medulloblastoma
dan bahkan dapat meringankan hidrosefalus dengan cara pembukaan kembali
jalur CSF pada fossa posterior. Meskipun banyak macam glukokortikosteroid
dapat digunakan, Dexametason adalah yang paling sering digunakan. Dosis
yang setara dengan berbagai glukokortikoid adalah 0,75 mg untuk
deksametason, 4 mg untuk metilprednisolon dan triamcinolone, 5 mg untuk
prednisolon dan prednison, mg 20 untuk hidrokortison, dan 25 mg untuk
kortison.
a. Dexamethasone (Decadron, Dexasone)Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati edema vasogenik
sekunder pada medulloblastoma. Dianjurkan untuk mengurangi edema
setelah kraniotomi.
b. Methylprednisolone (solu-medrol, depo-medrol)c. Prednisolone (AK-Pred, Delta-Cortef, Articulose-50, Econopred)d. Prednisone (Sterapred)e. Hydrocortisone (solu-cortef, westcort)f. Cortisone (cortone acetate)
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
29/46
29
Jenis-jenis obat di atas bekerja dengan cara mengurangi inflamasi dengan
menekan migrasi/ aktifitas leukosit polimorfonuklear dan menurunkan
permeabilitas kapiler.
3. DiuretikObat jenis ini digunakan dalam keadaan akut untuk mencegah kenaikan
tekanan intracranial yang lebih parah. Manitol (Osmitrol) dapat mengurangi
takanan ruang subarachnoid dengan menciptakan gradient osmotic antar CSS
dalam ruang subarachnoid dan plasma. Akan tetapi, obat diuretic tidak dapat
digunakan dalam jangka panjang.
2.12 Komplikasi dan Prognosis
2.11.1 Komplikasi
1. Hidrosefalus, merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada
medulloblastoma, karena kompresi dari jalur cairan serebrospinal.
Hidrosefalus dapat menybabkan masalah penglihatan sekunder.2. Disfungsi Cerebellar, merupakan komplikasi kedua yang paling umum
terjadi. Tumor infiltrasi otak kecil biasanya digaris tengah, menyebabkan
kesulitan dengan ambulasi dan trunkal ataksia. Disfungsi cerebellar dapat
menyebabkan masalah oada koordinasi dan cara berjalan (gait).
3. Kelumpuhan saraf cranial dari batang otak dapat menyebabkan kesulitan
dalam penglihatan, kemampuan bicara, dan menelan.
4. Dengan penyebaran subarachnoid ke sumsum tulang belakang, komplikasi
yang tidak menguntungkan adalah radiculopaty dan kelemahan.
5. Penyebaran Leptomeningeal, salah satu komplikasi yang paling ditakuti
yakni deseminasi CSF. Terapi medis dan terapi bedah harus diarahkan un
tuk mengendalikan penyebran pada saraf tengkorak dan saraf tulang
belakang beserta struktur terkait. Hal ini menandakan penyebaran penyakit
ke stratifikasi resiko tinggi.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
30/46
30
6. Komplikasi dapat timbul dikarenakan efek penanganan medulloblastoma.
Sebagian besar komplikasi bersifat sementara. Komplikasi yang paling
umum terjadi setelah pembedahan/ operasi adalah memburuknya ataksia dan
nistagmus yang bersifat sementara. Salah satu komplikasi yang paling
umum adalah cerebellar mutism. Sisi anatomis yang diduga terkena
adalah cerebellar nuclei. Gejalanya meliputi apatis, bicara minimal sampai
dengan tidak ada, amosi yang labil, dan penolakan untuk melakukan
gerakan. Hemipharesis dapat menyertai mutism. Saraf cranial yang lebih
rendah dapat baik-baik saja, tetapi menunjukan sindrom yang disertai
kesulitan menelan. Hal itu bisa terlihat jelas beberapa jam setelah operasi
dan berlangsung untuk beberapa minggu, tetapi bisa sembuh sepenuhnya.
Komplikasi lain termasuksindrom prinaud yang bersifat sementara dan
pneumocephalus. Sebuah komplikasi yang umum pada pembedahan di fossa
posterior adalah meningitis aseptic. Hal ini bisa dipersingkat dengan
penggunaan kortikosteroid jangka pendek.
7. Komplikasi dari terapi radiasi diantaranya penurunan IQ, tubuh yang kecil
(gangguan pertumbuhan), disfungsi endokrin, kelainan perilaku, neoplasma
sekunder, dan nekrosis pada substansi putih (white matter).
8. Kemoterapi juga memiliki efek yang merugikan pada beberapa system
organ, diantaranya: tokisitas pada ginjal, ototoxicity, hepetotoxicity, fibrosis
pulmonal, dan gangguan pada pencernaan. Methotrexate, ketika digunakan
dengan kombinasi radiasi, bisa menyebabkan nekrosis leukoencephalopathy
yang permanen.
2.11.2 Prognosis
Respon pasien terhadap pengobatan dipengaruhi oleh usia pasien saat
terdiagnosa, ukuran dan luas tumor yang bisa diambil dengan aman, dan level
metastase penyakit (M stage).
Secara keseluruhan, Tumor Otak Tengah tercatat di Amerika Serikat
sekitar 65%-70% orang dewasa (usia 20 keatas) dengan medullobalstoma masih
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
31/46
31
hidup sampai 5tahun setelah diagnosa. Dalam presentase tersebut tidak
menunjukkan perbedaan antara pasien dengan kelompok resiko rebdah atau
tinggi, perbedaan karakteristik pasien, ataupun perbedaan antara respon pasien
terhadap obat.
Dengan terapi modern, rata-rata 70%-80% anak dengan resiko
medulloblastoma dapat memilki harapan hidup dan bebas penyakit pada 5 tahun
setelah diagnosa. Bahkan pada anak dengan resiko tinggi, terapi yang efektif
masih memungkinkan dan hasilnya 60% - 65% pasien dapat mengontrol
penyakitnya dalam jangka waktu yang lama.
Medulloblastoma adalah tumor yang sangat agresif. Bahkan setelah
menunjukan respon yang baik untuk operasi dan radiasi, kekambuhan biasa
terjadi, kekambuhan paling sering terjadi dalam waktu 2 tahun setelah
penanganan. Lokasi yang paling umum untuk terjadi kekambuhan adalah pada
tumor primer di fossa posterior. Dengan penggunaan kemoterapi adjuvant,
kejadian kekambuhan pada kanal tulang belakang dan daerah supratentorial
tampaknya menurun.
Metastase sistemik, karena tidak adanya shunt (saluran) CSS juga masalah
yang terjadi pada 10-20 % pasien. Tulang adalah sisi metastase sistemik yang
paling umum, didikuti oleh daerah nodus limfe. Usia yang lebih besar pada saat
diagnose telah dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik, kemungkinan besar
karena orang dewasa lebih sering mengalami medulloblastoma demoplastic yang
kurang agresif. Mengapa perempuan memiliki kemungkinan kekambuhan yang
lebih kecil masih belum dapat dipahami.
2.12 Pencegahan
Untuk saat ini masih belum ada pencegahan yang dapat dilakukan, baik
untuk mencegah penyakitnya maupun mencegah kekambuhan/ pengulangannya.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
32/46
32
BAB 3. PATHWAYS
Etiologi pertumbuhan sel tumor
Otak abnormal
Tumor otak pada fossa posterior operasi, radiasi, kemoterapi
G. Perfusi Cerebral Massa dalam otak bertambah Ansietas
Penekanan jaringan otak terhadap ventrikel IV
Obstruksi Aliran CSS
Penimbunan CSS dalam Ventrikel
Vol. CSS >>>
Nyeri TIK
Muntah, Nausea
Risk Kekurangan Nutrisi
kompresi batang otak
+ medulla oblongata
Obstruksi system serebral Gangguan pola nafas
Obstruksi drainage vena retina kompresi pada akar saraf/ saraf spinal
Papil Edema kelemahan pada ekstrimitas bawah
Kompresi saraf optikus kesulitan berjalan
Gangguan penglihatan Gangguan mobilitas fisik
Perubahan persepsi visual
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
33/46
33
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajiana. Data Subyektif Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
- Identitas keluarga / penanggungjawab klien dikaji seperti biasa, meliputinama, jenis kelamin, usia, alamat, suku bangsa, dll.
- Jenis kelamin : insidensi medulloblastoma lebih banyak terjadi pada jeniskelamin laki-laki dari pada wanita
- Usia : medulloblastoma lebih sering terjadi pada anak-anak kurang dari15 tahun, dan rata-rata 5-6 tahun.
- Dx Medis : medulloblastoma Riwayat keluarga
- Genogram- Kaji adanya anggota keluarga yang pernah mengalami tumor baik itu di
otak maupun bagiaan tubuh lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk
sementara diduga etiologi dari medulloblastoma adalah factor genetic.
Status kesehatan- Riwayat kesehatan sekarang :
Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)Pasien dengan medulloblastoma biasanya datang dengan keluhan
yang mengarah pada gejala peningkatan TIK, yakni: pusing yang
diperparah dengan aktivitas yang meningkatkan TIK (missal:
batuk, mengejan, dll). Pusing biasanya paling parah dirasakan pada
pagi hari saat bangun tidur.
Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat iniPasien masuk rumah sakit dikarenakan sering mengalami nyeri
kepala yang hebat, disertai muntah maupun papiledema. Dimana
gejala-gejala tersebut merupakan gejala umum dari tumor otak
yang biasa disebut trias klasik.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
34/46
34
Pada awalnya orang tua/ keluarga pasien menganggap gejala nyeri
kepala dan muntah adalah hal yang biasa terjadi pada anak-anak,
atau dianggap sebagai gejala masuk angin (kembung). Sehingga
pasien hanya diberikan obat analgesic maupun antasida. Ketika
gejala pada anak tidak berkurang dan semakin menunjukan
keparahan, barulah orang tua membawa ke pelayanan kesehatan.
- Riwayat kesehatan lalu : Penyakit yang pernah dialami
Anak dengan sindrom karsinoma sel basal nevoid (NBCCS) atau
sindrom Gorlin (suatu jenis penyakit keturunan) akan memiliki
risiko lebih tinggi terhadap medulloblastoma.
Pernah dirawatPasien yang sudah pernah dirawat akan menunjukan respon koping
yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan di RS jika
dibandingkan dengan anak yang pertama kali dirawat di RS. Hal ini
dikarenakan mereka sudah memiliki pengalaman rawat inap
sebelumnya, yang akan mengurangi ansietas/ kecemasan yang
dirasakan.
AlergiPengkajian tentang riwayat alergi sangat diperlukan, kerena
berkaitan dengan terapi (khususnya terapi medis dan pemberian
diet) pada pasien selama dirawat di rumah sakit.
- Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada anggota keluarga lain yang pernah mengalami
medulloblastoma atau tumor otak yang lainnya, karena
medulloblastoma disuga merupakan penyakit genetic.
Pengkajian 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :1. Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk,
serta ukur respirasi rate.Apabila terjadi gangguan pada pernapasan, maka
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
35/46
35
berate telah terjadi kompresi pada area medulla oblongata yang merupakan
pusat respirasi.
2. MakanDikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS,
apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
Pasien dengan peningkatan TIK akibat penekanan tumor maupun karena
produksi CSS yang berlebih akan menyebankan muntah dan rasa mual.
Muntah juga dapat terjadi karena penekanan pada area medullo oblongata.
3. MinumDikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada
perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).
4. Eliminasi (BAB / BAK)Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Biasanya gangguan BAB/
BAK muncul apabila medulloblastoma telah menyebar ke SSP atau
saluran spinal..
5. Gerak dan aktifitasDikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan
aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah
didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.
Pada pasien dengan medulloblastoma akan mengalami ataksia (karena
tumor mengenai vermis serebellar), gangguan keseimbangan dan
koordinasi, letargi (lemas), dll. Yang akan mengganggu pola gerak dan
aktifitas pasien.
6. Rasa NyamanDikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,
misalnya pasien merasa nyeri kepala (dikaji dengan PQRST : faktor
penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri).
Pasien akan merasakan nyeri kepala yang hebat karena TIK yang
meningkat, karena kompresi pada otak, khususnya kompresi pada fossa
posterior.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
36/46
36
7. Kebersihan DiriDikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS. Gejala-gejala yang timbul
pada pasien (seperti nyeri kepala, lemah, gangguan penglihatan, dll) akan
dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan
perawatan diri (selfcare deficit), sehingga pasien memerlukan bantuan dari
perawat maupun keluarga untuk melakukan perawatan kebersihan diri.
8. Rasa AmanDikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat
ditemani keluarganya selama di RS. Hal ini lebih berpengaruh pada
kondisi psikis anak, terutama anak-anak yang biasa ditemani oleh orang
tuanya.
9. Sosial dan komunikasiDikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan
lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).
Kadang medulloblastoma dapat menyebabkan aphasia (perubahan bicara)
karena tumor menyebar ke SSP dan mengakibatkan gangguan bahkan
kelumpuhan pada CN IX / CN X. Hal tersebut akan mengganggu pasien
dalam berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya.
10.PengetahuanDikaji tingkat pengetahuan pasien maupun keluarga tentang penyakit yang
diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit maupun prosedur pengobatan/
terapi akan dapat menyebabkan kekhawatiran atau ansietas.
11.RekreasiDikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
Jika pasien biasa melakukan rekreasi sebelum masuk rumah sakit, maka
kemungkinan pasien akan cepat mengalami kejenuhan selama pmenjalani
perawatan di rumah sakit karena hilangnya waktu untuk rekreasi. Sehingga
perawat maupun keluarga perlu menciptakan suasana lingkungan yang
nyaman dan dapat menghilangkan kebosanan/ kejenuhan pasien.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
37/46
37
12.SpiritualDikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien
menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun
sebaliknya. Pada pasien anak-anak atau bayi, kondisi spiritual tidak terlalu
memiliki pengaruh yang besar.
Pengkajian lainnya:1. Perubahan dalam individu atau pertimbangan perubahan mental
dapat terjadi karena pengaruh tumor pada serebral, atau perubahan mental
bias terjadi akibat efek dari terapi, misalnya terapi radiasi dapat
menyebabkan penurunan IQ.
2. Adanya ketidakmampuan sensasi ( parathesia atau anasthesia)
berhubungan dengan adanya kelumpuhan pada CN, khususnya
medulloblastoma mengganggu CN ke IIIXII.
3. Masalah penglihatan (hilangnya ketajaman atau diplopia) akibat
kompresi pada lobus oksipitalis, ataupun karena gejala papilodema.
4. Mengeluh bau yang tidak biasanya sering tumor bermetastase pada
otak lobus temporalis.
5. Perlu dikaji adanya perubahan anatomi maupun fisiologis pada diri
pasien akibat dari komplikasi/ efek terapi. Misalnya:
- pada efek postoperasi dapat menimbulkan komplikasi cerebellar
multism, meliputi gejala aphatis, emosi labil, bicara minimal sampai
tidak ada, dll.
- pada terapi radiasi dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan
IQ, neoplasma sekunder, disfungsi endokrin, nekrosis pada white
matter, dll
- pada kemoterapi dapat menyebabkan pasien sering mengalami
toksisitas pada ginjal, hati, gangguan pencernaan, dll.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
38/46
38
b. Data Obyektif1. Kekuatan pergerakan
Biasanya pasien mengalami kelemahan serta gangguan pada
ekstrimitas bawah akibat penyebaran tumor ke spinal cord.
2. BerjalanPasien dapat mengalami gangguan cara berjalan (gait), dan kurang
koordinasi akibat disfungssi serebellar
3. Tingkat kewaspadaan dan kesadaranPenurunan kesadaran dapat terjadi ketika pasien mengalami hipoksia
jaringan akibat desakan oleh CSS yang berlebih sehingga mengganggu
perfusi jaringan
4. Pupil : ukuran, kesamaan, dan reaksiDapat terjadi gangguan pada lobus oksipital serpa gangguan pada
nervus cranial (khususnya CN III) yang berpengaruh pada penglihatan
pasien
5. Tanda-tanda vitalTanda vital yang menunjukan prubahan nyata adalah pola nafas,
karena terganggunya medulla oblongata yang merupakan daerah pada
otak yang pengatur pernafasan
6. Pemeriksaan funduscopy untuk mengetahui papilaedema
9. Ketidaknormalan berbicara
Merupakan akibat kelumpuhan saraf cranial pada area batang otak.
10. Ketidaknormalan saraf-saraf cranial
Dapat ditemukan dengan melakukan pengkajian 12 sistem saraf
cranial.
15.Gejala-gejala peningkatan tekanan intracranialMeliputi nyeri kepala yang hebat (memburuk dengan pergerakan yang
menyebabkan peningkatan TIK), mual, muntah, dll.
Pemeriksaan fisik Keadaan umum: Tingkat kesadaran, CCS Tanda-tanda vital: khususnya pola nafas
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
39/46
39
Keadaan fisik: kelemahan, koordinasio Kepala dan leher: kekuatan otot kepala dan lehero Dada: retraksi dada yang menunjukan gejala kesulitan pernafasano Abdomen: distensi abdomen, bising usus, dll (akibat gangguan
keseimbangan nutrisi)
o Ekstremitas: kelemahan sampai kelumpuhan pada ekstrimitaso Pemeriksaan neurologist
Pemeriksaan Penunjang Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada
sistem ventrikel dan cisterna.
CTSCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai
struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur;
dan posisi selatursika.
Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahankepekaan neuron.
Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandunganintra serebral.
Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormaldari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak
yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
4.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK.2. Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan kerusakan sirkulasi oleh
penekanan tumor.
3. Gangguan pola nafas berhubungan dengan kompresi langsung pada batangoyak dan medulla oblongata.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,prosedur terapi serta pembedahan.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
40/46
40
5. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan untake nutrisi tidakadekuat.
6. Perubahan persepsi visual berhubungan dengan tekanan pada lobusoksipital
7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kompresi pada akar sarafdan saraf spinal.
4.3 Intervensi Keperawatana. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK.Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak
terarah/hatihati, insomnia, perubahan pola tidur.
Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan
perilaku untuk mengurangi kekambuhan.
Intervensi & Rasional :
1. Kaji keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yangmemperburuk dan meredakan.
R: Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan olehpasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan
merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang
cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah,menangis/meringis, perubahan tanda vital.
R: Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.
3. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeritimbul.
R: Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi
beratnya serangan.
4. Berikan kompres dingin pada kepala.R: Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
41/46
41
b. Dx 2: Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan kerusakan sirkulasi olehpenekanan tumor.
Data penunjang: perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan
respon sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital.
Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adanya tanda
tanda peningkatan Tekanan Intra Kranial.
Intervensi & Rasional:
1. Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.
R: Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial
peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan
perkembangan kerusakan SSP.
2. Pantau tanda vital tiap 4 jam.
R: Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang
stabil. Kehilangan autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi
serebral lokal dan menyeluruh.
3. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.
R: Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan
menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.
4. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan
membran mukosa.
R: Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi
dengan perfusi jaringan.
5. Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran fesesyang dipaksakan/mengejan.
R: Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen
yang dapat meningkatkan TIK.
6. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkahlaku yang tidak sesuai lainnya.
R: Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau
menandakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan
keluhannya secara verbal.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
42/46
42
c. Dx 3: Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,prosedur terapi serta pembedahan.
Data penunjang: Klien dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan
mengikuti instruksi, perilaku yang tidak tepat.
Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan
pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat.
Intervensi & Rasional :
1. Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.
R: Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke
arah proses penyembuhan.
2. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.
R: Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah
berulangnya serangan.
3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.
R: Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat
menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.
4. Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya.
R: Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak
mengenali bentuk terapi yang lain.
4.4 ImplementasiImplementasi tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana/
intervensi yang telah dibuat. Perawat dapat melaksanakan tindakan mandiri
maupun kolaborasi.
4.5 EvaluasiEvaluasi dilaksanakan sesuai dengan format SOAP, dimana:
S : Respon verbal/ subyektif pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
O : Data obyektif yang ditunjukan pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
43/46
43
A : Analisis masalah pasien terkait dengan hasil yang didapatkan setelah
dilakukannya tindakan keperawatan.
P : Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan, dihentikan, atau dimodifikasi.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
44/46
44
BAB 5. PENUTUP
4.4 KesimpulanMedulloblastoma adalah tumor yang tumbuh cepat di bagian otak
kecil letaknya lebih rendah di belakang otak. Juga disebut "fosa, posterior ",
daerah ini merupakan bagian yang mengontrol keseimbangan, postur, dan fungsi
motor kompleks seperti berbicara dan keseimbangan. Tumor terletak di otak
kecil yang disebut sebagai "Infratentorial" tumor.
Medulloblastoma rata-rata terjadi pada anak-anak kurang dari usia 15
tahun dan yang paling sering pada usia 5-6 tahun dan 20% terjadi pada bayi
kurang dari 2 tahun. Penyakit ini kecenderungan terjadi pada anak laki-laki
daripada perempuan. Tidak jelas apakah penyakit ini terjadi karena keturunan atau
tidak tetapi medulloblastoma terjadinya karena kelainan kromosom tertentu yang
terjadi dibeberapa titik selama perkembangan anak.
Pasien dengan Medulloblastoma, memiliki peningkatan kesempatan untukbertahan hidup yang signifikan berkat peningkatan terhadap pelayanan
pengobatan.
5.2 Saran
Perawat hendaknya dapat memberikan bentuk pelayanan yang maksimal
terhadap penderita medulloblastoma. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki
penderita medulloblastoma, diharapkan tidak menjadi suatu hal yang dapat
menurunkan derajat kesehatan atau kesembuhan dari pasien tersebut. Selain itu
perawat juga harus meningkatkan kompetensinya agar dapat menentukan tindakan
asuhan keperawatan secara efektif.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
45/46
45
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
M. Sacharin, Rosa.1996.Prinsip Perawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Nelson. 2006.Ilmu Keperawatan Anak, Vol.3. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit
Volume 1 Edisi 6. EGC: Jakarta.Rendle, Short, John. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Jilid 2, Ed. 6. Jakarta: Binar
Putra Aksara.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Volume 3.Terjemahan oleh Andry
Hartono. 2002. Jakarta: EGC.
American brain Tumor Assocoation. 2006:Focusing on Tumor Medulloblastoma.
Jurnal :
C. C. S. Poon, S.M. Lim, W.S Huang. 19775. Congenital Medulloblastoma.
Singapore Medical Journal, Vol. 16, No. 3, September 1975.
Kevin Lay, Mandy Tam, Sharon Karackattu: Deferential Gene Expression in
Metastatic Medulloblastoma.
Louis Pobereskin, Cecil Treip. 1986. Adult Medulloblastoma. Journal of
Nurology, Neurosurgery, and Psychiatry.
Pierre M.Bourgounin, Donatella Tampieri, dkk. 1992. CT and MRI Imaging
Findings in Adults with Cerebellar Medulloblastoma: Comparison with
Findings in Children. AJR, September 1992.
-
7/27/2019 92622997-Bab-1
46/46
46
Roger J.Packer (2010) :Medulloblastoma, Written for the Childhood Brain Tumor
Foundation, Germantown, Maryland 20876.
Link:
http: // childrenhospital.org/ childrens-hospital-boston/ medulloblastoma.
http: // emedicine.htm/medulloblastoma.
http: //support.cancer.net/ medulloblastoma-childhood.
http: // abta.org/ medulloblastoma