5. bab i

3
BAB I PENDAHULUAN Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tanda–tanda retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan vegetatif seperti insomnia dan anoreksia (Kaplan Sadock, 2003). Faktor yang diduga menjadi penyebab depresi secara garis besar dibedakan menjadi faktor biologis dan faktor psikososial. Faktor biologi, meliputi genetik/ keturunan dan proses penuaan, abnormalitas tidur, kerusakan syaraf atau penurunan neurotransmiter, norefeneprin, serotonin, dan dopamin; hiperaktifitas aksis sistem limbik- hipotalamus-adrenal (Kaplan & Sadock, 2003). Faktor psikososial meliputi peristiwa kehidupan yang dapat menyebabkan harga diri rendah dan tidak dapat dihadapi dengan efektif, kehilangan seseorang atau dukungan, tekanan sosial; dan konflik dari diri sendiri yang tidak terselesaikan, perasaan bersalah, evaluasi diri yang negatif, serta penggunaan obat – obatan terlarang dan pendekatan/ persepsi terhadap kematian Kedua faktor tersebut berinteraksi satu sama lain (Faisal,2007). 1

Upload: fatimah-shellya-shahab

Post on 15-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lala

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tandatanda retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan vegetatif seperti insomnia dan anoreksia (Kaplan Sadock, 2003).Faktor yangdiduga menjadi penyebab depresi secara garis besar dibedakan menjadi faktor biologis dan faktor psikososial. Faktor biologi, meliputi genetik/ keturunan dan proses penuaan, abnormalitas tidur, kerusakan syaraf atau penurunan neurotransmiter, norefeneprin, serotonin, dan dopamin; hiperaktifitas aksis sistem limbik-hipotalamus-adrenal (Kaplan & Sadock, 2003). Faktor psikososial meliputi peristiwa kehidupan yang dapat menyebabkan harga diri rendah dan tidak dapat dihadapi dengan efektif, kehilangan seseorang atau dukungan, tekanan sosial; dan konflik dari diri sendiri yang tidak terselesaikan, perasaan bersalah, evaluasi diri yang negatif, serta penggunaan obat obatan terlarang dan pendekatan/ persepsi terhadap kematianKedua faktor tersebut berinteraksi satu sama lain (Faisal,2007).Zat yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri atau masyarakat sekelilingnya seperti heroin, amfetamin, shabu-shabu, alkohol, nikotin, kafein, kodein, ekstasi, dan sebagainyaPenyalahgunaan zat dapat mempengaruhi keadaan mental (sebagai contoh, mood) maupun aktivitas yang dapat diobservasi dari luar (yaitu, perilaku). Penyalahgunaan zat juga dapat menyebabkan gejala neuropsikiatrik yang tidak dapat dibedakan dari gangguan psikiatrik umum tanpa penyebab yang diketahui (sebagai contoh, skizofrenia dan gangguan mood). Gejala depresif pada seseorang yang tidak pernah menggunakan zat yang mempengaruhi otak tidak dapat dibedakan dari gejala depresif pada seseorang yang telah menggunakan zat yang mempengaruhi otak (Kaplan)Pengobatan depresi terdiri dari pengobatan psikofarmaka dan psikoterapi. Obat-obatan yang digunakan antara lain Tricyclic Antidepressants, Monoamine Oxidase Inhibitors, Selective Serotonine Reuptake Inhibitors and Related Drugs Sedangkan psikoterapi yang diterapkan antara lain terapi kognitif, kerapi perilaku, dan terapi interpersonal.Akibat banyaknya dampak buruk yang disebabkan oleh gangguan depresi maka dibuat suatu pencegahan dalam menangani gangguan depresi pada individu-individu sebelu mereka mengalami gangguan depresi tersebut. Beberapa penelitian menerapkan terapi kognitif perilaku dan terapi interpersonal yang dimana dapat mencegah onset awal dari terjadinya gangguan depresi pada individu-individu yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk mengalami gangguan depresi (Amir. 2005)

2