5. bab i - iii

39
1 BAB I LAPORAN KASUS 1.1 Identitas Pasien Nama : Ny. Nr Umur : 23 Tahun (10 Januari 1991) Alamat : prum buana impian tahap 2 blok wisa L .02 No. HP : 082173578784 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Suku : padang Nama Suami : Tn. JA Umur : 25 Tahun (18-07-1989) Alamat : prum buana impian tahap 2 blok wisa L .02 Pekerjaan : karyawan PT Dynakes Agama : Islam Suku : Padang Tanggal Masuk : 31 Oktober 2014 Pukul 13.30 WIB via UGD No MR : 106520 1.2 Anamnesis (30 oktober 2014 Pukul 12.45)

Upload: jude-beck

Post on 24-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

Page 1: 5. BAB I - III

1

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. Nr

Umur : 23 Tahun (10 Januari 1991)

Alamat : prum buana impian tahap 2 blok wisa L .02

No. HP : 082173578784

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku : padang

Nama Suami : Tn. JA

Umur : 25 Tahun (18-07-1989)

Alamat : prum buana impian tahap 2 blok wisa L .02

Pekerjaan : karyawan PT Dynakes

Agama : Islam

Suku : Padang

Tanggal Masuk : 31 Oktober 2014 Pukul 13.30 WIB via UGD

No MR : 106520

1.2 Anamnesis (30 oktober 2014 Pukul 12.45)

Pasien datang ke UGD RSUD Embung Fatimah 31 Oktober 2014 rujuk dari

klinik klinik BIP dengan keterangan G1P0A0H0 Gravida 42-43 minggu dengan

keluhan .

Keluhan utama:

hamil lewat bulan dan tidak ada kontraksi.

Page 2: 5. BAB I - III

2

Anamnesis Khusus:

Pasien wanita 23 tahun G1P0A0H0 gravid 42-43 minggu datang ke UGD RSUD

Embung Fatimah dengan membawa surat rujukan dari klinik BIP keluhan

tidak ada kontraksi dan hamil lewat bulan dan pasien mengatakan hanya nyeri

pingang hiang timbul saat beraktifitas hanya dirasakan sejak satu hari yang

lalu sebelum masuk rumah sakit, dan pasien mengatakan gerak janin aktif, dan

juga tidak mengeluh ada nya lendir, darah dan keluar air-air dari vagina serta

tidak perna mengeluh nyeri pinggang yang menjalar ke pusar. pada tanggal

20-10-2014 dilakukan USG oleh dr.Sp.OG hasil dari pemeriksaan USG janin

di nyatakan janin baik,letak kepala,berat janin2800 gr karena tidak ada

keluhan pasien disaran kan untuk kontrol bila ada keluhan .

RIWAYAT OBSTETRI:

• Anak I: hamil ini

KETERANGAN TAMBAHAN:

Riwayat penyakit dahulu:

Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), alergi (+) makan udang. TBC (-), Kusta (-),

TORCH (-).

Riwayat penyakit keluarga:

Tidak ada

Riwayat Marital :

Menikah : ♀, 21 th, IRT

♂, 23 th, Buruh

Menikah pada tahun 2013, pernikahan sudah 2 tahun.

Riwayat Menstruasi :

Menarche : 14 tahun

Lama Haid : 6 sampai 7 hari tidak disertai nyeri perut

Page 3: 5. BAB I - III

3

Jumlah haid : 20 cc

Siklus Haid : 28 hari

HPHT : 9 januari 2014

Taksiran Persalinan munurut USG : 22 oktober 2014

Taksiran persalinan menurut rumus naegele : 17 november 2014

Usia Kehamilan : 42 – 43 Minggu

Riwayat KB :

Tidak pernah KB.

Kebiasaan Sehari-hari:

Os jarang berolah raga, alkohol (-), merokok (-), tidak memelihara hewan

berbulu (-)

Riwayat pengobatan :

Hanya minum vitamin dan tablet penambah darah saat hamil saja.

Riwayat Operasi :

Pasien mengatakan belum pernah mengalami operasi.

Riwayat Pekerjaan :

Pasien selama ini bekerja tidak bekerja pasien hanya sebagai ibu rumah

tangga. 

Riwayat Ante Natal Care (ANC):

ANC dilakukan sebanyak 7 kali selama kehamilan di klinik dr.Sp.OG setiap

pemeriksaan diberitahukan bahwa janin dalam keadaan baik,latak baik . Dan

setiap kontrol pasien di beri vitamin dan penambah darah .

STATUS PRESENT

Status Generalis:

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital : T: 110/80 mmHg N: 90x/menit

Page 4: 5. BAB I - III

4

R: 18x menit S : 36,4 oC

Berat badan :62 kg

Tinggi badan :151 cm

Pemeriksaan Fisik:

Kepala : Konjungtiva : tidak anemis

Sklera : tidak ikterik

Leher : KGB : tidak teraba membesar

JVP : tidak meningkat

Kelenjar thyroid : tidak teraba membesar

Thoraks : Jantung : BJ S1-S2 murni reguler

Paru-paru : Sonor, VBS ki=ka, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Cembung, lembut, DM (-) , pekak samping (-), pekak pindah (-)

Hepar : sulit dinilai

Lien : sulit dinilai

Ekstremitas : Edema : -/- di kaki kanan & kiri

Varises : -/-

Akral : hangat

Page 5: 5. BAB I - III

5

STATUS OBSTETRI

Pemeriksaan Luar

Inspeksi :

Perut cembung,stria gravidarum (+), hiperpigmentasi linea alba ,

Pemeriksaan Leopold

• Leopold I : Teraba bokong di fundus, TFU:33 cm,bagian

fundus teraba bokong,lunak dan tidak melintang

• Leopold II : Punggung janin (kanan) & ekstremitas (kiri)

• Leopold III : Teraba bagian bulat keras dan belum masuk PAP

• Leopold IV : konvergen

• DJJ : 140 x/menit, reguler

• His : negatif

• TBJ : 3255 gr (menurut rumus lohnson)

Pemeriksaan Dalam

Inspeksi: labia mayora, labia minora, vulva , vesika urinaria tampak

tenang. tampak lendir dan darah, tidak terdapat tanda-tanda radang, tidak

tampak bengkak, dan tidak terdapat abses dan masa. Varises (-)

pembesaran kelenjar bartolini (-)

Vagina Touche: portio tebal dan lunak, pembukaan (-), latak portio di

tengah, ketuban (-), teraba kepala hodge 1, air ketuban (-), sarung tangan

lendir darah (-)

1.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG ( 30 Oktober 2014 )

a. Hematologi b. Urin lengkap Darah Lengkap

Hemoglobin : 13,4 gr/dL Leukosit :10.200/Ul Hematokrit : 44 % Eritrosit : 5.2 Juta/Ul Trombosit : 188 ribu/Ul

Warna : kuningKejernihan : jernihBJ : 1,000Ph : 7,0Leukosit : (-)Nitrit : (-)

Page 6: 5. BAB I - III

6

Hitung Jenis Leukosit:- Basofil : 0 %- Eosinofil : 0 %- Netrofil Batang : 0 %- Netrofil Segment : 69 %- Limfosit : 24 %- Monosit : 7 %

Masa Pendarahan (BT) :2 Menit Masa Pembekuan (CT):9 Menit Gol. Darah : O Rh (+) Glukosa sewaktu : 85 gr/dl

Protein : (-) Glukosa : (-)Keton : (-)Urobilinogen: (-) Bilirubin : (-)Eritrosit : (-) Sedimen :- Leukosit : 1-2/LPB- Eritrosit : 0-1/LPB- Epitel : 0-1/LPK- Bakteri : (-)- Silinder : (-)- Lain-lain: (-)

c. Imunoserologi

HbsAg :(-) negative

Anti HIV : VCT

1.4 RESUME

Pasien wanita 23 tahun G1P0A0H0 gravid 42-43 minggu datang ke UGD

RSUD Embung Fatimah dengan membawa surat rujukan dari klinik BIP

keluhan tidak ada kontraksi dan hamil lewat bulan dan pasien mengatakan

hanya nyeri pingang hiang timbul saat beraktifitas hanya dirasakan sejak

satu hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, dan pasien mengatakan

gerak janin aktif, dan juga tidak mengeluh ada nya lendir, darah dan keluar

air-air dari vagina serta tidak perna mengeluh nyeri pinggang yang

menjalar ke pusar. pada tanggal 20-10-2014 dilakukan USG oleh

dr.Sp.OG hasil dari pemeriksaan USG janin di nyatakan janin baik,letak

kepala,berat janin2800 gr. Status present dalam batas normal. Status

obstetrikus pada pemeriksaan luar: Leopold I : Teraba bokong di fundus,

TFU:33 cm, Leopold II : Punggung janin (kanan) & ekstremitas (kiri),

Leopold III : Teraba kepala, Leopold IV : konvergen , DJJ: 140 x/menit,

reguler, His (-). Pada pemeriksaan dalam : Inspeksi: labia mayora, labia

Page 7: 5. BAB I - III

7

minora, vulva , vesika urinaria tampak tenang. tampak lendir dan darah,

tidak terdapat tanda-tanda radang, tidak tampak bengkak, dan tidak

terdapat abses dan masa. Varises (-) pembesaran kelenjar bartolini (-).

Vagina Touche: portio tebal dan lunak, pembukaan (-), latak portio di

tengah, ketuban (-), teraba kepala hodge 1, air ketuban (-), sarung tangan

lendir darah (-)

1.5 USUL PEMERIKSAAN

-

1.6 DIAGNOSIS

G1P0A0H0 Gravida 42-43 minggu janin hidup tunggal intrauterine presentasi

kepala + Serotinus.

1.7 KONSULTASI

Dr.Sp.OG

1.8 RENCAN TINDAKAN

induksi

observasi persalinan pervaginam

observasi TTV,DJJ, tanda persaliana .

1.9 RENCANA PENGELOLAAN

Umum:

IVFD RL drip Pitogin 5 unit mulai dari 10 tetes/menit.

Observasi DJJ, TNRS

1.10INFORMED CONSENT

Telah disetujui pasien dan keluarga pasein

Page 8: 5. BAB I - III

8

1.11 PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Qou ad santionam ; dubia ad bonam

Page 9: 5. BAB I - III

9

1.9 Riwayat Singkat Perawatan di Rawat Inap:

31 oktober 2014Pukul 14.20

Induksi di mulai

Jam 13.30 S : lendir (+) O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/80 mmHg, N : 90 x/i, R:19 x/i, T :36,1 OC, DJJ :154 x/m. HIS (-),VT pembukan (-)P : Naikan drip induksi 15 ggt/30 menit. Observasi Jam 14.00 S : lendir (+) sedikit O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/80 mmHg, N : 86 x/i, R:19 x/i, T :36,3 OC, DJJ :149 x/m. HIS (-),VT (-)P : Naikan drip induksi 20 ggt/30 menit. Observasi Jam 14.30S : keluhan (-)O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/i, R:20 x/i, T :36,3 OC, DJJ :149 x/m. HIS (-),VT (-)P : naikan drip induksi 25 ggt/30 menit. ObservasiJam 15.00 S : keluhan (-) O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/70 mmHg, N : 91 x/i, R:20 x/i, T :36,1 OC, DJJ :146 x/m. HIS (-),VT (-)P : naikan drip induksi 30 ggt/30 menit. Observasi Jam 15.30 S : keluhan (-) O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/80 mmHg, N : 90 x/i, R:20 x/i, T :36,1 OC, DJJ :147 x/m. HIS (-),VT (-)P : naikan drip induksi 35 ggt/30 menit. Observasi

Jam 16.00

S : keluhan (-)

Page 10: 5. BAB I - III

10

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/80

mmHg, N : 89 x/i, R:21 x/i, T :36,4 OC, DJJ :145 x/m. HIS

(-),VT (-)

P : naikan drip induksi 4 0 ggt/30 menit.

Observasi

Jam 16.30

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/70

mmHg, N : 90 x/i, R:20 x/i, T :36,1 OC, DJJ :135 x/m. HIS

(-),VT (-)

P : naikan drip induksi 45 ggt/30 menit.

Observasi

Jam 17.00

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 120/80

mmHg, N : 90 x/i, R:19 x/i, T :36,4 OC, DJJ :149 x/m. HIS

(-),V(-)

P : naikan drip induksi 50 ggt/30 menit.

Observasi

Jam 17.30

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/80

mmHg, N : 89 x/i, R:20 x/i, T :36,3 OC, DJJ :155 x/m. HIS

(-),VT (-)

P : naikan drip induksi 55 ggt/30 menit.

Observasi

Jam 18.00

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/80

mmHg, N : 90 x/i, R:20 x/i, T :36,3 OC, DJJ :155 x/m. HIS

(-),VT pembukaan (-)

Page 11: 5. BAB I - III

11

P : naikan drip induksi 60 ggt/30 menit.

Observasi

Jam 18.30

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/70

mmHg, N : 87 x/i, R:19 x/i, T :36,3 OC, DJJ :140 x/m. HIS

(-),VT pembukaan (-)

P : observasi, beritahu keadaan ibu dan janin

lapor dr.Sp. OG

Jam 19.00

S : keluhan (-)

O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CM,TD : 110/80

mmHg, N : 90 x/i, R:19 x/i, T :36,3 OC, DJJ :148 x/m. HIS

(+) jarang.

VT : pembukaan (+) satu jari sempit,portio lunak,presentasi

kepala, hodge I-II

P : lapor dr.Sp.OG advice

induksi stop

IVFD D 5% 20 gtt

gastrul ½ tablet fornik posterior

rencan oprasi SC besok 01-11-2014

bila tidak ada kemajuan persalinan

informconsent

observasi

01 november 2014

Pukul 07.00Ruang

ObservasiSebelum Operasi

S : keluhan (-) O : Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: CMTD : 160/90 mmHg, N :82 x/m, R:20 x/m, T :36 OC, DJJ :153 x/m Kepala: Mata: conjunctiva anemis: (-), sclera ikterik: (-), palpebral edem (-)Hidung: dalam batas normal

Page 12: 5. BAB I - III

12

Mulut: dalam batas normal Leher: dalam batas normal.Thorak:Paru: dalam batas normal Jantung: dalam batas normalAbdomen: lihat status obstetri Ekstremitas: dalam batas normalSTATUS OBSTETRI

Pemeriksaan Luar

Inspeksi :

Perut cembung, striae gravidarum (+), hiperpigmentasi

linea alba.

Pemeriksaan Leopold 

Leopold I : Teraba bokong di fundus, TFU:33 cm.

Leopold II : Punggung janin (kanan) & ekstremitas (kiri).

Leopold III : Teraba bagian bulat dan keras masuk PAP

Leopold IV : divergen

DJJ : 137 x/menit

His : positif jarang

TBJ : 3255 gram

Pemeriksaan Dalam Inspeksi: labia mayora, labia minora, vulva , vesika urinaria tampak tenang. Tidak tampak lendir dan darah, tidak terdapat tanda-tanda radang, tidak tampak bengkak, dan tidak terdapat abses dan masa. Varises (-) pembesaran kelenjar bartolini (-)Vagina Touche: portio tebal dan lunak, pembukaan 1-2 cm, latak portio di tengah, ketuban (+), teraba kepala hodge I-II, sarung tangan lendir darah (-)A/ G1P0A0H0 janin hidup tunggal intrauterine presentasi kepala + serotinus+ gagal induksiP/ Obervasi DJJ, TNRS dan rencana SC jam 10.00 wib

Page 13: 5. BAB I - III

13

Pasang DC (+)IVFD RL 20 tetes/menit Inj. Ceftriaxone 2 gr/ivInj.dexametason 2 ampPukul 09.45 wib Pasien di antar keruang oprasi emergency untuk di lakukan oprasi SCPukul 10.55 wib Pasien dilakukan anastesi spinal blok Pukul 11.05 wib Oprasi SC di mulai Pukul 11.15 wib Janin lahir dengan jenis kelamin laki-laki,barat badan 3730 gr, panjang badan 52 cm, lahir hidup, lingkar kepala 36 cm, A/S 9/10 Pukul 11.40 wib Oprasi SC selesai

01 november 2014

Ruang NifasSesudah Operasi

Pkl. 13.30 Pindah Keruang Nifas S: kaki terasa kebas (+), Nyeri bekas operasi diperut (+), lemas (+), pusing (+), flatus (-), sesak (-), mual (-), muntah (-) BAB (-) sejak selesai operasi, BAK (+) via kateter, Mobilisasi (-).O: Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: Composmentis TD : 110/70 mmHg, N :78 x/i, R:21 x/i, T :36,1 OCKepala: Mata: conjunctiva anemis: (+/+), sclera ikterik:(-),palpebral edem (-)Hidung: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal Leher: dalam batas normal.Thorak:Paru: dalam batas normal Jantung: dalam batas normal Abdomen: Inspeksi : datar , beksa operasi masih di verban (+),strie gravidarum (+)Auskultasi : BU (-)Palpasi : supel (+), pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri tekan (+) di tempat oprasi.

Page 14: 5. BAB I - III

14

Perkusi : timpani di seluruh lapang perut Ekstremitas: dalam batas normalStatus obstetric Uterus: tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras Genitalia: vulva dalam batas normal, perdarahan pervaginam (+) cair bercampur gumpal warna hitam kecoklatan ± 10 cc , bau (-) A/ P1A0H1 post SC atas indikasi serotinus+ gagal induksi P :IVFD D5%: RL (2:1) 20 tpm Inj Ceftriaxone 1gr 2x1 (iv)Inj Gentamicin 1 amp 3x1 (iv)Inj tramadol 1 amp 2x1 (iv)Pronages supp 2 tabletObservasi vital sing dan tanda perdarahan

02 november 2014

Ruang Nifas

S: nyeri bekas jahitan (+), flatus (+), BAB (-) 2 hari, BAK (+) via kateter, lemas (-), mobilisasi (+) miring kanan kiri dan duduk , keluar darah dari kemaluan (+) sedikit, mual (-), muntah (-), pusing (-), asi (+)O: keadaan umum: baik, kesadaran: Composmentis TD : 110/70 mmHg, N :82 x/i, R:20 x/i, T :36,4 OCKepala: Mata: conjunctiva anemis: (-/-), sclera ikterik: (-), palpebral edem (-)Hidung: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal Leher: dalam batas normal.Thorak:Paru: dalam batas normal Jantung: dalam batas normal Abdomen: Inspeksi : datar , beksa operasi masih di verban (+),strie gravidarum (+)Auskultasi : BU (+) baik Palpasi : supel (+)pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri tekan (+) di tempat oprasi.

Page 15: 5. BAB I - III

15

Perkusi : timpani di seluruh lapang perut Ekstremitas: dalam batas normalStatus obstetric Uterus: tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras Genitalia: vulva dalam batas normal, perdarahan pervaginam (+) sedikit cair, bau (-) A/ P1A0H1 post SC atas indikasi serotinus+ gagal induksi P :IVFD D5%: RL (2:1) 20 tpm Inj Ceftriaxone 1gr 2x1 (iv)Inj Gentamicin 1 amp 3x1 (iv)Inj tramadol 1 amp 2x1 (iv)Up DC

03 november 2014

S: Keluhan nyeri bekas jahitan (+)saat aktifitas, mobilisasi (+) berjalan,flatus (+), BAB (+),BAK(+), Asi (+) O: keadaan umum: baik, kesadaran: CM TD : 100/70 mmHg, N :78 x/i, R:20 x/i, T :36,3 OCKepala: Mata: dalam batas normal Hidung: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal Leher: dalam batas normal.Thorak:Paru: dalam batas normal Jantung: dalam batas norma Abdomen: Inspeksi : datar , beksa operasi masih di verban(+),strie gravidarum (+)Auskultasi : BU (+) baik Palpasi : supel (+)pembesaran hepar (-), lien (-), nyeri tekan (+) di tempat oprasi berkurang .Perkusi : timpani di seluruh lapang perut Ekstremitas: dalam batas normalStatus obstetric Uterus: tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras Genitalia: vulva dalam batas normal, perdarahan

Page 16: 5. BAB I - III

16

pervaginam (+) sedikit , bau (-)Ganti verban : luka jahitan baik, luka jahitan tampak kering, pus (-), darah(-)A/ P1A0H1 post SC atas indikasi serotinus+ gagal induksi P : obat oral Ciprofloxacim tablet 2x1Metronidazole tablet 3x1 SF 1 x1 tabAsam Mefenamad 3 x 1 tabPasien boleh pulang

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosa paseien ini sudah tepat ?

2. Bagai mana cara mendiagnosa pada kasus ini ?

3. Apakah etiologi pada pasien ini ?

4. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan pada kasus ini ?

5. Apakah penatalaksaan pada kasus ini sudah tepat ?

Page 17: 5. BAB I - III

17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apakah diagnosa paseien ini sudah tepat ?

Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus, adalah : kehamilan

yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari

pertama haid hari terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28

hari.

Page 18: 5. BAB I - III

18

pada pasien ini berdasarkan anamnesis adalah :hamil lewat bulan, HPHT : 09-01-

2014 di hitung dengan rumus maegele hasil nya gravida 42 minggu1 hari

mendukung diagnosa serotinus pada pasien ini sudah tepat menurut teori .

2.2 Bagai mana cara mendiagnosa pada kasus ini ?

Untuk menegakkan diagnosis Serotinus, perlu dilakukan anamnesis dan

pemeriksaan yang teliti, dapat dilakukan saat antenatal maupun postnatal.

Anamnesis dan pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam menegakkan diagnosis

serotinus antara lain:

1. Riwayat haid

2. Denyut jantung janin

3. Gerakan janin

4. Pemeriksaan ultrasonografi

5. Pemeriksaan radiologi

6. Pemeriksaan sitologi

Menurut pernoll, digunakan beberapa parameter, dianggap serotinus jika 3

dari 4 kriteria hasil pemeriksaan ditemukan, yaitu:

1. Telah lewat 36 minggu sejak tess kehamilan urin dinyatakan positif

2. Telah lewat 32 minggu sejak denyut jantung janin pertama kali terdengar

dengan menggunakan fetalphone Doppler.

3. Telah lewat 24 minggu sejak ibu merasakan aktivitas/gerakan janin

(quickening)

4. Telah lewat 22 minggu sejak denyut jantung janin pertama kali terdengar

dengan menggunakan stetoskop Laennec.

Page 19: 5. BAB I - III

19

Parameter yang dapat membantu penentuan umur kehamilan adalah

tanggal saat pertama kali tes kehamilan positif (+_ UK 6 minggu) persepsi ibu

akan adanya gerakan janin (quickening) pada UK 16-18 minggu, waktu saat detk

jantung janin pertama kali terdengar (10-12 minggu dengan fetal phone/Doppler

dan 19-20 minggu dengan fetoskop).

Pada pasien ini di peroleh keterangan : HPHT : 09-01-2014 PemeriksaanUSG

hasil (janin baik,detak jantung janin ada,)gerak janin aktif selama kehamilan,Pada

pasien ini untuk menentukan serotinusa tidak dapat mengukan teori menurut

pernoll karena pada saat anamnesa informasi yang didapat tidak akurat dan data

yang mendukung tidak didapat.

2.3 Apakah etiologi pada pasien ini ?

Secara umum teori-teori menyatakan serotinus terjadi karena adanya

gangguan terhadap timbulnya persalinan. Menjelang persalinan terjadi penurunan

hormon progesteron, peningkatan oksitosin serta peningkatan reseptor oksitosin,

tetapi yang paling menentukan adalah terjadinya produksi prostaglandin yang

menyebabkan his adekuat.

Secara garis besar penyebab terjadinya serotinus dari beberapa teori

tersebut di atas dapat dirangkum:

1. HPHT tidak jelas terutama pada ibu-ibu yang tidak melakukan

pemeriksaan antenatal yang teratur dan berpendidikan rendah.

2. Ovulasi yang tidak teratur dan adanya variasi waktu ovulasi oleh karena

sebab apapun.

3. Kehamilan ekstrauterin.

Page 20: 5. BAB I - III

20

4. Riwayat KLB sebelumnya, sebesar 15% beresiko untuk mengalami

KLB.

5. Penurunan kadar estrogen janin, dapat disebabkan karena:

- Kurangnya produksi 16-a-hidroksidehidroeplandrosteron-sulfat

(prekursor estrogen) janin, yang sering ditemukan pada anensefalus.

- Hipoplasia adrenal atau insufisiensi hipofisis janin yang dapat

mengakibatkan penurunan produksi prekursor estriol sintesis.

- Defisiensi sulfatase plasenta, yang merupakan x-linked inherited disease

yang bersifat resesif, sehingga pemecahan sulfat dari dehidroandrosteron

sulfat tidak terjadi.

6. Gangguan pada penurunan progesteron dan peningkatan oksitosin serta

peningkatan reseptor oksitosin. Sedangkan untuk menimbulkan kontraksi

uterus yang kuat, yang paling berperan adalah prostaglandin.

7. Nwotsu et al menemukan bahwa kurangnya air ketuban, insufisiensi

plasenta dan rendahnya kadar kortisol dalam darah janin akan

menimbulkan kerentanan terhadap tekanan dari miometrium sehingga

tidak timbul kontraksi.

8. Kurangnya estrogen tidak cukup untuk merangsang produksi dan

penyimpanan glikofosfolipid pada membran janin yang merupakan

penyedia asam arakidonat pada pembentukan konversi prostaglandin.

9. Karena adanya peran saraf pada proses timbulnya persalinan, diduga

gangguan yang menyebabkan tidak adanya tekanan pada pleksus

Frankenhauser oleh bagian tubuh janin, oleh sebab apapun, dapat

mengakibatkan terjadinya kehamilan lebih bulan.

Pada pasien ini dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penujang

tidak dapat mendukung penyebab pasti terjadi nya serotinus perlu evaluasi untuk

menetukan penyebab sesuai dengan teori .

Page 21: 5. BAB I - III

21

2.4 Pemeriksaan apa saja yang diperlukan pada kasus ini ?

Pemeriksaan ultrasonografi dapat digunakan sebagai gold standar dalam

membantu menentukan UK. Ketepatan pemeriksaan ultrasonografi berubah

seiring dengan lamanya umur kehamilan saat diperiksa. Pada trimester I,

parameter yang paling sering dipakai adalah panjang puncak kepala-bokong

(CRL=Crown-Rump Lenght), sedangkan pada trimester kedua digunakan

diameter biparetal (BPD-Biparetal Diameter), lingkar kepala (HC=Head

Circumference) dan panjang femur (FL=Femur Lenght).

Berdasarkan pengukuran CRL, 90% dengan interval kepercayaaan ± 3

hari. BPD sampai UK 20 minggu memeiliki ketepatan 90% interval kepercayaan

± 8 hari, tetapi antara UK 18-24 minggu ketepatan 90% dengan interval

kepercayaan ± 12 hari. Pengukuran BPD dan FL pada trimester ketiga masing-

masing ketepatannya ± 21 hari dan ± 16 hari. Panjang femur pada umumnya

dipakai sebagai pedoman pada UK 14 minggu, dan bila digunakan sebelum UK

20 minggu ketepatannya ± 7 hari. Waktu yang paling baik untuk konfirmasi UK

dengan ultrasonografi adalah antara 16-20 minggu. Bila perkiraan UK dengan

perhitungan berdasarkan HPHT berbeda lebih dari 10-12 hari dibandingkan

pemeriksaan ultrasonografi tersebut.

Pemeriksaan laboratorium

a. Kadar lesitin/spingomielin dalam cairan amnion kadar lesitin/spingomielin

sama maka usia kehamilan sekitar 22-28 minggu, lesitin 1,2 kali kadar

spingomielin 28-32 minggu, pada kehamilan postrem rasionya 2:1 pada

pemeriksaan halim postrem tidak dapat ditentukan rasio kadar lesitin dan

spingomielin.

b. Aktivitas tromboplastin amnion (ATCA) cairan amnion mempercepat

waktu pembekuan darah yang meningkat dengan dengan bertambahnya

usia kehamilan 41-42 minggu ATCA antara 45-65 detik, pada umur

kehamilan >42 minggu ATCA kurang dari 45 detik antara 42-46 detik,

menunjukan kehamilan postrem.

Page 22: 5. BAB I - III

22

c. Sitologi cairan amnion dengan pengecetan hile blue sulphat dapat dilihat

lemak, bila lemak melebihi 10% usia kehamilan 36 minggu dan apabila

50% lebih usia kehamilan>39 minggu.

Pada pasien ini dilakukan USG tanggal 20-10-2014 hasil janin baik dan bukti

gambaran USG,informasi hanya diperoleh dari anamnesis, pemriksaan

laboratorium (darah lengkap,waktu perdarahan,golongan darah, anti HIV,Hbsag,

Gds,urinalisa. Jadi pada pasien ini perlu pemeriksaan USG ulang dan pemeriksaan

tambahan lain .

2.5 Apakah penatalaksaan pada kasus ini sudah tepat ?

Terdapat dua pendapat dalam pengelolaan serotinus yaitu:

1. Pengelolaan ekspektatif/konservatif/pasif

2. Pengelolaan aktif

Pertimbangan dalam pengelolaan pasif adalah dengan mengingat beberapa hal:

a) Usia gestasi tidak selalu diketahui dengan benar, sehingga janin mungkin

kurang matur.

b) Sulit untuk mengidentifikasi dengan jelas apakah janin akan meninggal

atau akan mengalami morbiditas serius jika tetap dipertahankan.

c) Mayoritas janin lahir dalam keadaan baik.

d) Induksi persalinan tidak selalu berhasil.

e) Bedah Caesar meningkatkan resiko morbiditas ibu, bukan hanya pada

kehamilan ini, tapi juga kehamilan berikutnya.

Tapi mengingat resiko untuk terjadinya kegawatan pada janin cukup besar,

dimana resiko kematian janin dapat terjadi setiap saat antepartum, intrapartum

maupun pasca persalinan, maka dianjurkan pengelolaan secara aktif dengan

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

1. Terjadinya oligohidramnion tidak dapat diramalkan, bahkan dapat terjadi

dalam 24 jam setelah dilakukan pemeriksaan, dimana ditemukan indeks

cairan amnion cukup.

Page 23: 5. BAB I - III

23

2. Induksi persalinan tidak meningkatkan angka bedah Caesar.

3. Resiko morbiditas dan mortalitas yang dihadapi janin cukup besar, dengan

makin lamanya kehamilan berlangsung.

1. Pengelolaan ekspektatif

Kehamilan dibiarkan berlangsung sampai 42 minggu dan seterusnya

sampai terjadi persalinan spontan sepanjang hasil uji kesejahteraan janin masih

baik. Induksi dilakukan bila terjadi: skor Bishop >5 (matang) atau terdapat

indikasi obstetri untuk mengakhiri kehamilan antara lain bila tes tanpa tekanan

hasilnya abnormal.

Sejak UK 42 minggu dilakukan uji kesejahteraan janin. Uji kesejahteraan

janin dapat menggunakan metode tes tekanan darah oksitosin CST (contraction

stress test) atau tes tanpa tekanan NST (non stress test), profil biofisik, rasio

estrogen-kretinin ibu.

Untuk negara berkembang, Thongsong (1999) mengusulkan pemeriksaan

profil biofisik secara cepat (rapid biophysic profile) yang terdiri atas pemeriksaan

gerakan janin yang terprovokasi suara (sound-provoked foetal movement) dan

pengukuran indeks air ketuban (amnion fluid index=AFI), keduanya dilakukan

dengan menggunakan ultrasonografi.

Rapid biophysic profile memiliki kelebihan: sederhana, murah, interpretasi

hasil lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih pendek, dan apabila dibandingkan

dengan profile biofisik yang lengkap (NST dan AFI) serta 3 komponen gerakan

spontan janin yaitu gerak nafas, gerak janin dan tonus janin) maupun profil

biofisik yang telah dimodifikasi (hanya NST dan AFI) memiliki ketepatan yang

hampir sama.

2. Pengelolaan aktif

Page 24: 5. BAB I - III

24

Pengelolaan aktif adalah upaya untuk menimbulkan persalinan pada setiap

kehamilan sebelum terjadi kehamilan lewat bulan atau pada UK 42 minggu.

Sehingga didapatkan perbedaan mengenai kapan dilakukan induksi persalinan:

pada UK 41 minggu atau 42 minggu. Beberapa penulis menganjurkan suatu

tindakan aktif dengan melakukan induksi persalinan pada UK 41 minggu untuk

menghindari kemungkinan akibat buruk dari KLB. Pada umur kehamilan 41

minggu bila serviks belum matang, maka dialkukan uji kesejahteraan janin dan

dilakukan pematangan serviks terlebih dahulu.

Vorherr mengusulkan pengelolaan yang individualistik, tidak terpaku pada

ketentuan baku pengelolaan aktif dengan melakukan induksi secara rutin atau

pengelolaan ekspektatif. Pemilihan cara pengelolaan tergantung keadaan klinis,

riwayat obstetri, kematangan serviks dan kesejahteraan janin.

Untuk menentukan pengelolaan perlu dengan jelas diketahui umur kehamilan,

berdasarkan itu pengelolaan KLB dapat ditentukan dengan:

Umur kehamilan diketahui dengan jelas

Jika umur kehamilan dapat diketahui dengan jelas, maka pengelolaan KLB dapat

dilakukan secara pasif. Pengelolaan secara pasif dimana penderita dirawat untuk

kemudian dilakukan pemeriksaan elektronik dan ultrasonografi, untuk melihat

kesejahteraan janin, dengan uji tanpa tekanan (NST). Menurut Benedetti dan

Easterling selama uji menunjukkan hasil normal, dianggap janin terganggu

minimal dan tidak dianjurkan dilahirkan. Dengan mengadakan pemantauan

kesejahteraan janin secara serial, maka selama masih dalam keadaan baik,

persalinan dapat ditunggu hingga timbul spontan. Sedangkan secara aktif dengan

melakukan induksi persalinan. Dan jika dalam pemantauan terjadi kegawatan

janin maka dapat diakhiri sesuai dengan indikasi obstetri yang ditemukan.

Umur kehamilan tidak jelas

Jika umur kehamilan tidak diketahui dengan jelas, dianjurkan untuk melakukan

pengelolaan KLB secara pasif/konservatif. Selama kehamilan dilakukan

Page 25: 5. BAB I - III

25

pemeriksaan kesejahteraan janin secara serial. Intervensi baru dilakukan jika

ditemukan gangguan pada janin berupa kurangnya cairan amnion

(oligohidramnion) dan atau gerak janin yang berkurang. Bentuk intervensi yang

dilakukan tergantung indikasi obstetri pada saat itu. Selama tidak terjadi gangguan

pada janin, maka persalinan dapat ditunggu untuk terjadi secara spontan.

Induksi Persalinan

Induksi persalinan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik operatif/tindakan

maupun dengan menggunakan obat-obatan/medisinal. Untuk menentukan cara

induksi persalinan yang dipilih beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, perlu

dipertimbangkan yaitu: paritas, kondisi serviks, keadaan kulit ketuban dan adanya

parut uterus.

Induksi persalinan secara operatif/tindakan, yaitu:

1. Melepas kulit ketuban dari bagian bawah rahim

2. Amniotomi

3. Rangsangan pada puting susu

4. Stimulasi listrik

5. Pemberian bahan-bahan ke dalam rahim/rektum dan hubungan seksual

Induksi persalinan secara medisinal, yaitu:

a. Tetes oksitosin

b. Pemakaian prostaglandin

c. Cairan hipertonik intrauterin/extra-amniotic normal saline.

Induksi persalinan umumnya dilakukan dengan bermacam-macam

indikasi, dapat karena indikasi dari ibu maupun dari janin.

Indikasi ibu:

Page 26: 5. BAB I - III

26

1. Kehamilan dengan hipertensi

2. Kehamilan dengan diabetes melitus

3. Perdarahan antepartum tanpa kontaindikasi persalinan pervaginam

Indikasi janin:

1. Kehamilan lewat bulan

2. Ketuban pecah dini

3. Kematian janin dalam rahim

4. Pertumbuhan janin terhambat

5. Isoimunisasi-Rhesus

6. Kelainan kongenital mayor

Kontraindikasi

Pada keadaan ini induksi persalinan tidak dapat dilakukan, atau jika

terpaksa dilakukan diperlukan pengamatan yang sangat berhati-hati:

a. Malposisi dan malpresentasi janin

b. Insufisiensi plasenta

c. Disproporsi sefalopelvik Cacat rahim

d. Gemeli

e. Distensi perut berlebihan

f. Plasenta previa.

Komplikasi induksi persalinan

Page 27: 5. BAB I - III

27

Komplikasi dapat ditemukan selama pelaksanaan induksi persalinan

meupun setelah bayi lahir. Pada penggunaan infus oksitosin dianjurkan untuk

meneruskan pemberian hingga 4 jam setelah bayi lahir. Komplikasi yang dapat

ditemukan adalah:

a. Hiponatremia

b. Atonia uteri

c. Hiperstimulasi

d. Fetal distress

e. Prolaps tali pusat

f. Solusio plasenta

g. Ruptura uteri

h. Hiperbilirubinemi

i. Perdarahan postpartum

j. Kelelahan ibu dan krisis emosional

k. Infeksi intrauterin

Pengelolaan pasein ini belum tepat meurut teori dimana pengelolaan tidak dimalai dengan scoring bisop tetapi untuk pengelolaan lain sudah sesuai dimana dimulai secara ekspektatif dan konservatif hingga pengelolaan tidak tercapai dan dilakukan pengelolaan sacara aktif dengan cara induksi drip oxitocin salama 7 jam dan target tidak tercapai laku di putuskan untuk melakukan pematangan servik kemudian dilakana oprasi caesar .

BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan serotinus adalah kehamilan 42 minggu lengkap (294 hari) atau

lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir atau 40 minggu (280 hari) dari hari

terjadinya ovulasi. Istilah 42 minggu lengkap berarti harus melewati 41 minggu 7

hari. Kehamilan antara 41 minggu 1 hari dan 41 minggu 6 hari tidak dikatakan 42

minggu lengkap.

Page 28: 5. BAB I - III

28

Pada pasien ini sesuai gambaran serotinus hasil anamnesa dan pemeriksaan di

dapat HPHT : 09-01-2014 di hitung dengan rumus naegele hasil nya gravida 42

minggu 1 hari .