chapter iii-vi 5

18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Gambar 3.1. Kerangka Konseptual penelitian Pada penelitian ini kerangka konsep tentang gambaran penderita OMSK pada tahun 2009 di RSUP. H. Adam Malik akan diuraikan berdasarkan variable katagorik. Variabel katagorik mencakup jumlah penderita OMSK, peringkat usia tertinggi, rasio kelamin, telinga paling Jumlah penderita OMSK Gambaran penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Pasien yang datang berobat jalan dan dirawat inap di sub bagian THT di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Tipe OMSK paling sering Peringkat usia tertinggi menderita OMSK Rasio jenis kelamin Komplikasi tersering OMSK Letak perforasi tersering Telinga paling sering terinfeksi Universitas Sumatera Utara

Upload: reza-hariansyah

Post on 19-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter III-VI 5

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual penelitian

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang gambaran penderita

OMSK pada tahun 2009 di RSUP. H. Adam Malik akan diuraikan

berdasarkan variable katagorik. Variabel katagorik mencakup jumlah

penderita OMSK, peringkat usia tertinggi, rasio kelamin, telinga paling

Jumlah penderita OMSK Gambaran

penderita OMSK di

RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009

Pasien yang datang berobat jalan dan dirawat inap di sub

bagian THT di RSUP. H. Adam Malik pada tahun

2009

Tipe OMSK paling sering

Peringkat usia tertinggi menderita OMSK

Rasio jenis kelamin

Komplikasi tersering OMSK

Letak perforasi tersering

Telinga paling sering terinfeksi

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter III-VI 5

sering terinfeksi, letak perforasi tersering, tipe OMSK tersering dan

komplikasi pasien OMSK tertinggi.

3.2 Definisi operasionil

Penderita OMSK adalah pasien yang dinyatakan menderita OMSK

berdasarkan hasil diagnosis dokter dan tercatat dalam rekam medis.

Jumlah pasien OMSK yang berobat sama ada berobat jalan atau rawat

inap di RSUP.H.Adam Malik untuk tahun 2009. Pasien OMSK ini dipilih dari

semua peringkat usia dari anak sampai dewasa yang tercatat dalam rekam

medis di RSUP H. Adam Malik.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Usia adalah lamanya hidup penderita OMSK yang dihitung berdasarkan

tahun sejak pasien lahir, sesuai yang tercatat dalam rekam medis yang

dikategorikan atas :

1. Balita : > 6 tahun

2. Anak : 6-20 tahun

3. Dewasa : > 20 tahun

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Kategori usia

Skala ukur : Ordinal

Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita OMSK sesuai yang

tercatat dalam rekam medis, yang dikategorikan atas:

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter III-VI 5

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Telinga terdiri telinga kanan dan kiri yang terinfeksi dengan OMSK

sesuai yang tercatat dalam rekam medis.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Letak perforasi berdasarkan kepada dua yaitu subtotal dan total sesuai

yang tercatat dalam rekam medis.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Tipe OMSK terdiri dari dua tipe yaitu tipe tubatimpani dan atikoantral

yang tercatat dalam rekam medis.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Komplikasi OMSK adalah penyakit lain yang bisa timbul karena

diakibatkan dari OMSK yang tercatat dalam rekam medis.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase

Skala ukur : Nominal

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter III-VI 5

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai gambaran

penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009. Pendekatan

yang digunakan pada desain penelitian ini adalah retrospective cross

sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan

survei rekam medis sub bagian THT di RSUP. H. Adam Malik.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik di bagian THT. Waktu

penelitian direncanakan pada bulan Agustus sehingga Nopember 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah pada seluruh peringkat usia penderita OMSK

yang rawat inap dan berobat jalan di RSUP. H. Adam Malik untuk tahun

2009. Sampel penelitian adalah semua populasi yang diambil berdasarkan

periode waktu tertentu, yaitu pasien yang di rawat inap dan berobat jalan dari

bulan Januari 2009 sampai bulan Desember 2009 (total sampling)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu rekam medis pasien

OMSK yang dirawat inap dan berobat jalan dimana hal yang diperlukan

dalam mendapatkan gambaran penderita OMSK yang akan dicatat dan

diuraikan berdasarkan kebutuhan peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter III-VI 5

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Dari rekam medis sampel, peneliti akan melakukan survei terhadap

variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya peneliti menghitung nilai

persentase untuk skala nominal dan mengategorikan usia pasien untuk skala

ordinal. Pada proses pemasukan data akan dilakukan pengecekan ganda oleh

tenaga entry data dan analisis karakteristik penyakit dilakukan secara

deskriptif dengan menggunakan SPSS for windows 13.0.

Table 4.1 Contoh Tabel SPSS for windows 13.0

No Usia Jenis

Kelamin

Letak perforasi Tipe OMSK Komplikasi

L P Sentral Marginal Atik Tubatimpani Atikoantral

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter III-VI 5

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK

Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit

Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki

visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga

merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang

meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ±10 Ha dan terletak di Jalan Bunga

Lau No.17 Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan,

Provinsi Sumatera Utara.

5.1.2 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Waktu

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP H.Adam Malik Medan

pada tahun 2009 berdasarkan waktu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi Penderita OMSK yang Berobat Jalan berdasarkan Bulan di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2009 No. Bulan F (%) 1 Januari 12 20,3 2 Februari 8 13,6 3 Maret 4 6,8 4 April 7 11,9 5 Mei 7 11,9 6 Juni 6 10,2 7 Juli 2 3,4 8 Agustus 5 8,5 9 September 3 5,1 10 Oktober 1 1,7 11 Nopember 1 1,7 12 Desember 3 5,1 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah penderita otitis media

supuratif kronis (OMSK) yang berobat jalan di RSUP. H.Adam Malik pada

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter III-VI 5

tahun 2009 adalah 59 orang. Pada bulan Januari terdapat 12 penderita OMSK

(20,3%), bulan Februari terdapat 8 penderita OMSK (13,6%), bulan Maret

terdapat 4 penderita OMSK (6,8%), bulan April terdapat 7 penderita OMSK

(11,9%), bulan Mei terdapat 7 penderita OMSK (11,9%), bulan Juni terdapat

6 penderita OMSK (10,2%), bulan Juli terdapat 2 penderita OMSK (3,4%),

bulan Agustus terdapat 5 penderita OMSK (8,5%), bulan September terdapat

3 penderita OMSK (5,1%), bulan Oktober dan bulan Nopember masing-

masing terdapat 1 penderita OMSK (1,7%) dan Desember terdapat 3

penderita OMSK (5,1%).

Jumlah pasien berobat jalan terbanyak pada bulan Januari dengan proporsi

20,3%, sedangkan proporsi pasien berobat jalan terkecil pada bulan

Nopember dan Oktober dengan proporsi masing-masing 1,7%.

5.1.3 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada

tahun 2009 berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 5.2 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2009 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin No Usia

(Tahun) Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan f % f % f %

1 Balita, < 6 tahun

1 1,7 1 1,7 2 3,4

2 Anak, 6-20 tahun

6 10,2 9 15,3 15 25,4

3 Dewasa, > 20 tahun

23 39 19 25,4 42 71.2

Jumlah 30 50,9 29 42,4 59 100 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi usia pasien tertinggi

pada dewasa (> 20 tahun) sebanyak 42 penderita (71,2%) dengan proporsi

laki-laki 23 penderita (39%) dan perempuan 19 penderita (25,4%). Diikuti

dengan proporsi usia anak (6-20 tahun) yaitu 15 penderita (25,4%) dengan

proporsi laki-laki 6 penderita (10,2%) dan proporsi perempuan 9 penderita

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter III-VI 5

(15,3%). Proporsi usia pasien terendah pada balita ( < 6 tahun), yaitu 2

penderita (3.4%) dengan proporsi laki-laki dan perempuan masing-masing 1

penderita (1.7%).

5.1.4 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Telinga

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP.H. Adam Malik pada

tahun 2009 berdasarkan telinga dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Telinga No Telinga f % 1 Kanan 21 35,6 2 Kiri 22 37,3 3 Kanan dan kiri 16 27,1 Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat telinga tersering mengalami OMSK

adalah telinga kiri dengan frekuensi 22 penderita OMSK (37,3%) diikuti

dengan telinga kanan dengan frekuensi 21 penderita OMSK (35,6%) dan

yang paling rendah adalah duplex atau kedua-dua telinga kanan dan kiri

dengan frekuensi 16 penderita OMSK (27,1%).

5.1.5 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada tahun

2009 berdasarkan letak perforasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.4 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Letak Perforasi No Letak Perforasi f Letak Perforasi (%) 1 Subtotal 21 35,6 2 Total 38 64,4 Jumlah 59 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat letak perforasi tertinggi pada penderita

OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah perforasi total

dengan frekuensi 38 penderita OMSK ( 64,4%) sedangkan perforasi subtotal

dengan frekuensi 21 penderita OMSK ( 35,6%).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter III-VI 5

5.1.6 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Tipe OMSK

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H.Adam Malik pada

tahun 2009 berdasarkan tipe OMSK dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 Berdasarkan Tipe OMSK No. Tipe OMSK F Tipe OMSK (%) 1 Tubatimpani 21 35,6 2 Atikoantral 38 64,4 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat tipe OMSK tertinggi pada penderita

OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah tipe atikoantral

dengan frekuensi 38 penderita OMSK (64,4%) sedangkan tipe tubatimpani

dengan frekuensi 21 penderita OMSK (35,6% ).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter III-VI 5

5.1.7 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi

Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada

tahun 2009 berdasarkan komplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Komplikasi No Komplikasi ( n=59 ) Jumlah F % 1 Mastoiditis 10 16,9 2 Mastoiditis kronis 15 25,4 3 Kolesteatoma 7 11,9 4 Parase nervus facialis 1 1,7 5 Fistula aurikuler 3 5,1 6 Abses subperiotel 1 1,7 7 Abses aurikuler 4 6,8 8 Granulasi 1 1,7 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi pasien

OMSK tertinggi adalah mastoiditis kronis sebanyak 15 penderita (25,4%),

diikuti mastoiditis 10 penderita (16,9%), kolesteatoma 7 penderita (11,9%),

abses aurikuler 4 penderita (6,8%), fistula aurikuler 3 penderita (5,1%), dan

proporsi komplikasi pasien OMSK terendah adalah parase nervus facialis,

abses subperiotel dan granulasi dengan persentase 1 penderita (1,7%).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter III-VI 5

5.2 Pembahasan

5.2.1 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Waktu

Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut :

Gambar 5.1 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Bulan di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009

Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa frekuensi pasien OMSK

yang berobat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009 tertinggi pada

bulan Januari yaitu 12 pasien, sedangkan frekuensi terendah pada bulan

Oktober dan Nopember dengan masing-masing berjumlah 1 pasien.

12

8

4

7 76

2

5

3

1 1

3

0

2

4

6

8

10

12

14

BULAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter III-VI 5

5.2.2 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Distribusi proporsi Pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar

5.2 berikut :

Gambar 5.2 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis

Kelamin di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009

Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi usia pasien tertinggi

pada usia dewasa ( > 20 tahun ), yaitu 71,2% dengan proporsi laki-laki 39%

dan perempuan 32,2%. Proporsi usia pasien terendah pada usia balita ( < 6

tahun ), yaitu 3,4% dengan proporsi laki-laki dan perempuan masing-masing

1,7%.

Proporsi balita dan anak yang lebih rendah adalah karena otitis media

supuratif kronis adalah komplikasi dari otitis media akut yang terjadi karena

pengobatan yang tidak adekuat atau terlambat, tahap virulensi kuman yang

0

5

10

15

20

25

30

35

40

balita anak dewasa

1,7

10,2

39

1,7

15,3

32,2

laki-laki

perempuanProp

orsi

(%)

Kelompok usia

(6 - 20 thn) ( > 20 thn)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter III-VI 5

tinggi, daya tahan tubuh yang rendah serta hygiene yang buruk. Selain itu,

adanya prevalensi OMSK lebih dari 1% pada anak-anak di suatu komunitas

menunjukkan adanya suatu lonjakan penyakit (Djaafar ZA, 2007). Dalam

perjalanan penyakit ini dapat berasal dari OMA stadium perforasi yang

berlanjut dengan sekret tetap keluar dalam bentuk encer, bening dan

mukopurulen (Nursiah, 2003)

Sex ratio pasien OMSK adalah 30:29 ~ 1:1. Bersesuaian dengan faktor

predisposisi OMSK dimana faktor jantina tidak mempengaruhi tetapi yang

mempengaruhi adalah faktor lingkungan,genetik, otitis media sebelumnya,

ISPA, autoimun dan alergi (Helmi, 2001).

5.2.3 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Telinga

Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan telinga dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut :

Gambar 5.3 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Telinga di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa dari dari 59 pasien yang

dilakukan pemeriksaan telinga telah ditemukan telinga paling sering

terjadinya OMSK adalah telinga kiri dengan proporsi 37,3% diikuti dengan

telinga kanan 35,6% dan yang paling rendah pada kedua-kua telinga yaitu

kanan dan kiri dengan proporsi 27,1%.

Terlihat beda antara infeksi pada telinga kiri dengan kanan adalah

sebanyak 1 orang sahaja yang menunjukkan secara langsung bahwa infeksi

35,6

37,3

27,1

Kanan

Kiri

Kanan dan kiri

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter III-VI 5

lebih mudah terjadi pada salah satu telinga samada telinga kanan maupun

telinga kiri dibandingkan dengan kedua-dua telinga. Hasil penelitian

Dr.Prakash dkk. (2009) menunjukkan OMSK unilateral dijumpai sebanyak

72% dibandingkan bilateral.

Telinga tengah steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring.

Secara fisiologis terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke

dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachia, enzim, dan antibodi.

Otitis media terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan tuba

eustachia merupakan faktor penyebab utama dari otitis media dikarenakan

fungsinya yang terganggu sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah

dan terjadinya peradangan (Galih, 2010).

5.2.4 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi

Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan telinga dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut :

Gambar 5.4 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa dari 59 pasien yang dilakukan

pemeriksaan telinga akan ditemukan perforasi pada membran timpani. Letak

perforasi yang paling sering terjadi adalah perforasi total dengan proporsi

64,4% sementara letak perforasi subtotal sebanyak 35,6%. Perforasi total

menunjukkan bahwa pasien ini menderita tipe OMSK atikoantral. Ini

berhubungan dengan mayoritas pasien yang datang berobat ke RSUP

35,6

64,4

Subtotal

Total

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter III-VI 5

H.Adam Malik adalah dewasa (>20 tahun) yang kurang mengambil berat

berkenaan dengan masalah kesehatannya sehingga lambat ke rumah sakit

untuk mendapatkan pengobatan. Dalam hasil penelitian yang dilakukan

Dr.Prakash dkk. (2009) ke atas anak-anak sekitar usia 5-15 tahun ditemukan

letak perforasi subtotal lebih tinggi yaitu 76% dibandingkan dengan total

yaitu 24%. Maka, berlaku perbedaan hasil disini disebabkan penelitian ini

hanya dilakukan pada anak yang berusia 5-15 tahun sahaja.

5.2.5 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Tipe OMSK

Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan tipe dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut :

Gambar 5.5 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Tipe di RSUP

H.AdamMalik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa dari 59 pasien yang

dilakukan pemeriksaan telinga akan ditemukan perforasi pada membran

timpani. Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe /

jenis OMSK (Soepardi, 2007). Proporsi pasien dengan tipe OMSK tertinggi

adalah 64,4% yaitu tipe atikoantral sementara tipe tubatimpani adalah 35,6%.

Hal ini disebabkan pasien dengan derajat penyakit ringan biasanya masih

tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga membuat pasien tidak datang

untuk mencari pengobatan.

35,6

64,4

Tubatimpani

Atikoantral

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter III-VI 5

5.2.6 Distribusi Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi

Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan komplikasi dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut :

Gambar 5.6 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi di

RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009

Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi pasien

OMSK terbanyak adalah mastoiditis kronis 25,4%, diikuti mastoiditis 16,9%,

kolesteatoma 11,9%, abses aurikuler 6,8%, fistula aurikuler 5,1% dan parase

nervus facialis, abses subperiotel dan granulasi dengan masing-masing

berproporsi 1,7%.

Penelitian dari Pan African Medical Journal, 2010 menyatakan komplikasi

yang tertinggi adalah mastoid abses di 5 penderita (6,8%), abses subperiosteal

1 penderita (1,4%), meningitis 1 penderita (1,4%) dan parase nervus facialis 1

penderita (1.4%).

0 10 20 30

mastoiditis

mastoiditis kronis

granulasi

abses aurikuler

abses subperiotel

fistula aurikuler

kolesteatoma

parase nervus facialis

16,9

25,4

1,7

6,8

1,7

5,1

11,9

1,7

Proporsi (%)

Kom

plik

asiO

MSK

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter III-VI 5

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari analisis dan perbahasan terhadap data dan beberapa penelitian

dari penelitian lain, dapat dibuat beberapa kesimpulan terhadap gambaran

penderita otitis media supuratif kronis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.

1. Penderita OMSK yang datang berobat jalan ke RSUP.H.Adam Malik pada

tahun 2009 adalah sebanyak 59 orang daripada seluruh penderita yang

datang ke rumah sakit dengan penurunanan kunjungan dari Januari

sehingga Desember sebesar 4 kali.

2. Peringkat usia yang tertinggi adalah usia dewasa ( > 20 tahun ) sebanyak

42 orang (71,2%) dengan laki-laki 23 penderita (39%) dan perempuan 19

penderita (32,2%) dan rasio jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan

adalah 1:1

3. Telinga paling sering terinfeksi adalah telinga kiri sebanyak 22 orang

(37,3%) tetapi beda antara kiri dan kanan hanyalah 1 orang sahaja yang

menunjukkan salah satu telinga lebih mudah terinfeksi dibandingkan

dengan kedua-dua telinga

4. Perforasi total merupakan perforasi yang paling sering ditemukan pada

penderita OMSK di RSUP H. Adam Malik sebanyak 38 penderita (64,4%)

dibandingkan dengan perforasi subtotal yaitu 21 penderita (35,6%).

5. Tipe OMSK yang paling kerap ditemukan adalah tipe atikoantral sebanyak

38 penderita (64,4%) dibandingkan dengan tipe tubatimpani sebanyak 21

penderita (35,6%)

6. Komplikasi pasien OMSK yang tertinggi adalah mastoiditis kronis

sebanyak 15 penderita (25,4%) diikuti dengan mastoiditis 10 penderita

(16,9%) dan yang paling terendah adalah parase nervus facialis, abses

subperiotel dan granulasi dengan masing-masing sebanyak 1 penderita

(1,7%).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter III-VI 5

6.2 Saran

a. Bagi masyarakat

Masyarakat seharusnya sentiasa mengunjungi puskesmas yang terdekat untuk

mendapatkan informasi terbaru tentang upaya dalam memelihara kesehatan.

Oleh itu, perlu diberikan edukasi kepada masyarakat supaya masyarakat

merasa ada tanggungjawab untuk memelihara kesehatan masing-masing.

Malah masyarakat harus membuang perasaan takut untuk menjaga kesehatan

agar kualiti hidup mereka lebih terjamin.

b. Bagi peneliti

Bagi peneliti dimasa yang akan datang dapat dilakukan dibeberapa lokasi dan

dilakukan penelitian lebih dalam mengenai gambaran penderita otitis media

supuratif kronis.

c. Bagi lokasi penelitian

RSUP H.Adam Malik diharap agar dapat memberikan pengobatan adekuat

kepada pasien OMA agar tidak berlanjut menjadi OMSK. Deteksi awal

terhadap penderita OMSK dapat mengurangkan risiko terjadinya komplikasi

justeru memperbaik tahap kesehatan pasien.

Universitas Sumatera Utara