chapter iii-vi 5
TRANSCRIPT
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep
dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual penelitian
Pada penelitian ini kerangka konsep tentang gambaran penderita
OMSK pada tahun 2009 di RSUP. H. Adam Malik akan diuraikan
berdasarkan variable katagorik. Variabel katagorik mencakup jumlah
penderita OMSK, peringkat usia tertinggi, rasio kelamin, telinga paling
Jumlah penderita OMSK Gambaran
penderita OMSK di
RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009
Pasien yang datang berobat jalan dan dirawat inap di sub
bagian THT di RSUP. H. Adam Malik pada tahun
2009
Tipe OMSK paling sering
Peringkat usia tertinggi menderita OMSK
Rasio jenis kelamin
Komplikasi tersering OMSK
Letak perforasi tersering
Telinga paling sering terinfeksi
Universitas Sumatera Utara
sering terinfeksi, letak perforasi tersering, tipe OMSK tersering dan
komplikasi pasien OMSK tertinggi.
3.2 Definisi operasionil
Penderita OMSK adalah pasien yang dinyatakan menderita OMSK
berdasarkan hasil diagnosis dokter dan tercatat dalam rekam medis.
Jumlah pasien OMSK yang berobat sama ada berobat jalan atau rawat
inap di RSUP.H.Adam Malik untuk tahun 2009. Pasien OMSK ini dipilih dari
semua peringkat usia dari anak sampai dewasa yang tercatat dalam rekam
medis di RSUP H. Adam Malik.
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Usia adalah lamanya hidup penderita OMSK yang dihitung berdasarkan
tahun sejak pasien lahir, sesuai yang tercatat dalam rekam medis yang
dikategorikan atas :
1. Balita : > 6 tahun
2. Anak : 6-20 tahun
3. Dewasa : > 20 tahun
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Kategori usia
Skala ukur : Ordinal
Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita OMSK sesuai yang
tercatat dalam rekam medis, yang dikategorikan atas:
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Universitas Sumatera Utara
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Telinga terdiri telinga kanan dan kiri yang terinfeksi dengan OMSK
sesuai yang tercatat dalam rekam medis.
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Letak perforasi berdasarkan kepada dua yaitu subtotal dan total sesuai
yang tercatat dalam rekam medis.
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Tipe OMSK terdiri dari dua tipe yaitu tipe tubatimpani dan atikoantral
yang tercatat dalam rekam medis.
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Komplikasi OMSK adalah penyakit lain yang bisa timbul karena
diakibatkan dari OMSK yang tercatat dalam rekam medis.
Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional
Alat ukur : Rekam medis
Hasil ukur : Persentase
Skala ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai gambaran
penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009. Pendekatan
yang digunakan pada desain penelitian ini adalah retrospective cross
sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan
survei rekam medis sub bagian THT di RSUP. H. Adam Malik.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik di bagian THT. Waktu
penelitian direncanakan pada bulan Agustus sehingga Nopember 2010.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah pada seluruh peringkat usia penderita OMSK
yang rawat inap dan berobat jalan di RSUP. H. Adam Malik untuk tahun
2009. Sampel penelitian adalah semua populasi yang diambil berdasarkan
periode waktu tertentu, yaitu pasien yang di rawat inap dan berobat jalan dari
bulan Januari 2009 sampai bulan Desember 2009 (total sampling)
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu rekam medis pasien
OMSK yang dirawat inap dan berobat jalan dimana hal yang diperlukan
dalam mendapatkan gambaran penderita OMSK yang akan dicatat dan
diuraikan berdasarkan kebutuhan peneliti.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Dari rekam medis sampel, peneliti akan melakukan survei terhadap
variabel yang telah ditentukan. Selanjutnya peneliti menghitung nilai
persentase untuk skala nominal dan mengategorikan usia pasien untuk skala
ordinal. Pada proses pemasukan data akan dilakukan pengecekan ganda oleh
tenaga entry data dan analisis karakteristik penyakit dilakukan secara
deskriptif dengan menggunakan SPSS for windows 13.0.
Table 4.1 Contoh Tabel SPSS for windows 13.0
No Usia Jenis
Kelamin
Letak perforasi Tipe OMSK Komplikasi
L P Sentral Marginal Atik Tubatimpani Atikoantral
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK
Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit
Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki
visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga
merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang
meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau.
Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ±10 Ha dan terletak di Jalan Bunga
Lau No.17 Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan,
Provinsi Sumatera Utara.
5.1.2 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Waktu
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP H.Adam Malik Medan
pada tahun 2009 berdasarkan waktu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.1 Distribusi Penderita OMSK yang Berobat Jalan berdasarkan Bulan di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2009 No. Bulan F (%) 1 Januari 12 20,3 2 Februari 8 13,6 3 Maret 4 6,8 4 April 7 11,9 5 Mei 7 11,9 6 Juni 6 10,2 7 Juli 2 3,4 8 Agustus 5 8,5 9 September 3 5,1 10 Oktober 1 1,7 11 Nopember 1 1,7 12 Desember 3 5,1 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah penderita otitis media
supuratif kronis (OMSK) yang berobat jalan di RSUP. H.Adam Malik pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 adalah 59 orang. Pada bulan Januari terdapat 12 penderita OMSK
(20,3%), bulan Februari terdapat 8 penderita OMSK (13,6%), bulan Maret
terdapat 4 penderita OMSK (6,8%), bulan April terdapat 7 penderita OMSK
(11,9%), bulan Mei terdapat 7 penderita OMSK (11,9%), bulan Juni terdapat
6 penderita OMSK (10,2%), bulan Juli terdapat 2 penderita OMSK (3,4%),
bulan Agustus terdapat 5 penderita OMSK (8,5%), bulan September terdapat
3 penderita OMSK (5,1%), bulan Oktober dan bulan Nopember masing-
masing terdapat 1 penderita OMSK (1,7%) dan Desember terdapat 3
penderita OMSK (5,1%).
Jumlah pasien berobat jalan terbanyak pada bulan Januari dengan proporsi
20,3%, sedangkan proporsi pasien berobat jalan terkecil pada bulan
Nopember dan Oktober dengan proporsi masing-masing 1,7%.
5.1.3 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada
tahun 2009 berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 5.2 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2009 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin No Usia
(Tahun) Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan f % f % f %
1 Balita, < 6 tahun
1 1,7 1 1,7 2 3,4
2 Anak, 6-20 tahun
6 10,2 9 15,3 15 25,4
3 Dewasa, > 20 tahun
23 39 19 25,4 42 71.2
Jumlah 30 50,9 29 42,4 59 100 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi usia pasien tertinggi
pada dewasa (> 20 tahun) sebanyak 42 penderita (71,2%) dengan proporsi
laki-laki 23 penderita (39%) dan perempuan 19 penderita (25,4%). Diikuti
dengan proporsi usia anak (6-20 tahun) yaitu 15 penderita (25,4%) dengan
proporsi laki-laki 6 penderita (10,2%) dan proporsi perempuan 9 penderita
Universitas Sumatera Utara
(15,3%). Proporsi usia pasien terendah pada balita ( < 6 tahun), yaitu 2
penderita (3.4%) dengan proporsi laki-laki dan perempuan masing-masing 1
penderita (1.7%).
5.1.4 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Telinga
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP.H. Adam Malik pada
tahun 2009 berdasarkan telinga dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.3 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Telinga No Telinga f % 1 Kanan 21 35,6 2 Kiri 22 37,3 3 Kanan dan kiri 16 27,1 Jumlah 59 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat telinga tersering mengalami OMSK
adalah telinga kiri dengan frekuensi 22 penderita OMSK (37,3%) diikuti
dengan telinga kanan dengan frekuensi 21 penderita OMSK (35,6%) dan
yang paling rendah adalah duplex atau kedua-dua telinga kanan dan kiri
dengan frekuensi 16 penderita OMSK (27,1%).
5.1.5 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada tahun
2009 berdasarkan letak perforasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Letak Perforasi No Letak Perforasi f Letak Perforasi (%) 1 Subtotal 21 35,6 2 Total 38 64,4 Jumlah 59 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat letak perforasi tertinggi pada penderita
OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah perforasi total
dengan frekuensi 38 penderita OMSK ( 64,4%) sedangkan perforasi subtotal
dengan frekuensi 21 penderita OMSK ( 35,6%).
Universitas Sumatera Utara
5.1.6 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Tipe OMSK
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H.Adam Malik pada
tahun 2009 berdasarkan tipe OMSK dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.5 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP.H.Adam Malik pada Tahun 2009 Berdasarkan Tipe OMSK No. Tipe OMSK F Tipe OMSK (%) 1 Tubatimpani 21 35,6 2 Atikoantral 38 64,4 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat tipe OMSK tertinggi pada penderita
OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 adalah tipe atikoantral
dengan frekuensi 38 penderita OMSK (64,4%) sedangkan tipe tubatimpani
dengan frekuensi 21 penderita OMSK (35,6% ).
Universitas Sumatera Utara
5.1.7 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi
Distribusi gambaran penderita OMSK di RSUP. H. Adam Malik pada
tahun 2009 berdasarkan komplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.6 Distribusi Gambaran Penderita OMSK di RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2009 berdasarkan Komplikasi No Komplikasi ( n=59 ) Jumlah F % 1 Mastoiditis 10 16,9 2 Mastoiditis kronis 15 25,4 3 Kolesteatoma 7 11,9 4 Parase nervus facialis 1 1,7 5 Fistula aurikuler 3 5,1 6 Abses subperiotel 1 1,7 7 Abses aurikuler 4 6,8 8 Granulasi 1 1,7 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi pasien
OMSK tertinggi adalah mastoiditis kronis sebanyak 15 penderita (25,4%),
diikuti mastoiditis 10 penderita (16,9%), kolesteatoma 7 penderita (11,9%),
abses aurikuler 4 penderita (6,8%), fistula aurikuler 3 penderita (5,1%), dan
proporsi komplikasi pasien OMSK terendah adalah parase nervus facialis,
abses subperiotel dan granulasi dengan persentase 1 penderita (1,7%).
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan
5.2.1 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Waktu
Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut :
Gambar 5.1 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Bulan di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa frekuensi pasien OMSK
yang berobat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009 tertinggi pada
bulan Januari yaitu 12 pasien, sedangkan frekuensi terendah pada bulan
Oktober dan Nopember dengan masing-masing berjumlah 1 pasien.
12
8
4
7 76
2
5
3
1 1
3
0
2
4
6
8
10
12
14
BULAN
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi Pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar
5.2 berikut :
Gambar 5.2 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009
Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi usia pasien tertinggi
pada usia dewasa ( > 20 tahun ), yaitu 71,2% dengan proporsi laki-laki 39%
dan perempuan 32,2%. Proporsi usia pasien terendah pada usia balita ( < 6
tahun ), yaitu 3,4% dengan proporsi laki-laki dan perempuan masing-masing
1,7%.
Proporsi balita dan anak yang lebih rendah adalah karena otitis media
supuratif kronis adalah komplikasi dari otitis media akut yang terjadi karena
pengobatan yang tidak adekuat atau terlambat, tahap virulensi kuman yang
0
5
10
15
20
25
30
35
40
balita anak dewasa
1,7
10,2
39
1,7
15,3
32,2
laki-laki
perempuanProp
orsi
(%)
Kelompok usia
(6 - 20 thn) ( > 20 thn)
Universitas Sumatera Utara
tinggi, daya tahan tubuh yang rendah serta hygiene yang buruk. Selain itu,
adanya prevalensi OMSK lebih dari 1% pada anak-anak di suatu komunitas
menunjukkan adanya suatu lonjakan penyakit (Djaafar ZA, 2007). Dalam
perjalanan penyakit ini dapat berasal dari OMA stadium perforasi yang
berlanjut dengan sekret tetap keluar dalam bentuk encer, bening dan
mukopurulen (Nursiah, 2003)
Sex ratio pasien OMSK adalah 30:29 ~ 1:1. Bersesuaian dengan faktor
predisposisi OMSK dimana faktor jantina tidak mempengaruhi tetapi yang
mempengaruhi adalah faktor lingkungan,genetik, otitis media sebelumnya,
ISPA, autoimun dan alergi (Helmi, 2001).
5.2.3 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Telinga
Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan telinga dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut :
Gambar 5.3 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Telinga di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa dari dari 59 pasien yang
dilakukan pemeriksaan telinga telah ditemukan telinga paling sering
terjadinya OMSK adalah telinga kiri dengan proporsi 37,3% diikuti dengan
telinga kanan 35,6% dan yang paling rendah pada kedua-kua telinga yaitu
kanan dan kiri dengan proporsi 27,1%.
Terlihat beda antara infeksi pada telinga kiri dengan kanan adalah
sebanyak 1 orang sahaja yang menunjukkan secara langsung bahwa infeksi
35,6
37,3
27,1
Kanan
Kiri
Kanan dan kiri
Universitas Sumatera Utara
lebih mudah terjadi pada salah satu telinga samada telinga kanan maupun
telinga kiri dibandingkan dengan kedua-dua telinga. Hasil penelitian
Dr.Prakash dkk. (2009) menunjukkan OMSK unilateral dijumpai sebanyak
72% dibandingkan bilateral.
Telinga tengah steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring.
Secara fisiologis terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke
dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachia, enzim, dan antibodi.
Otitis media terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu. Sumbatan tuba
eustachia merupakan faktor penyebab utama dari otitis media dikarenakan
fungsinya yang terganggu sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah
dan terjadinya peradangan (Galih, 2010).
5.2.4 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi
Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan telinga dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut :
Gambar 5.4 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Letak Perforasi di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa dari 59 pasien yang dilakukan
pemeriksaan telinga akan ditemukan perforasi pada membran timpani. Letak
perforasi yang paling sering terjadi adalah perforasi total dengan proporsi
64,4% sementara letak perforasi subtotal sebanyak 35,6%. Perforasi total
menunjukkan bahwa pasien ini menderita tipe OMSK atikoantral. Ini
berhubungan dengan mayoritas pasien yang datang berobat ke RSUP
35,6
64,4
Subtotal
Total
Universitas Sumatera Utara
H.Adam Malik adalah dewasa (>20 tahun) yang kurang mengambil berat
berkenaan dengan masalah kesehatannya sehingga lambat ke rumah sakit
untuk mendapatkan pengobatan. Dalam hasil penelitian yang dilakukan
Dr.Prakash dkk. (2009) ke atas anak-anak sekitar usia 5-15 tahun ditemukan
letak perforasi subtotal lebih tinggi yaitu 76% dibandingkan dengan total
yaitu 24%. Maka, berlaku perbedaan hasil disini disebabkan penelitian ini
hanya dilakukan pada anak yang berusia 5-15 tahun sahaja.
5.2.5 Distribusi Proporsi Pasien OMSK berdasarkan Tipe OMSK
Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan tipe dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut :
Gambar 5.5 Diagram Pie Pasien OMSK berdasarkan Tipe di RSUP
H.AdamMalik pada tahun 2009 Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa dari 59 pasien yang
dilakukan pemeriksaan telinga akan ditemukan perforasi pada membran
timpani. Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe /
jenis OMSK (Soepardi, 2007). Proporsi pasien dengan tipe OMSK tertinggi
adalah 64,4% yaitu tipe atikoantral sementara tipe tubatimpani adalah 35,6%.
Hal ini disebabkan pasien dengan derajat penyakit ringan biasanya masih
tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga membuat pasien tidak datang
untuk mencari pengobatan.
35,6
64,4
Tubatimpani
Atikoantral
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Distribusi Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi
Distribusi proporsi pasien OMSK yang berobat jalan di RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan komplikasi dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut :
Gambar 5.6 Diagram Batang Pasien OMSK berdasarkan Komplikasi di
RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009
Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi pasien
OMSK terbanyak adalah mastoiditis kronis 25,4%, diikuti mastoiditis 16,9%,
kolesteatoma 11,9%, abses aurikuler 6,8%, fistula aurikuler 5,1% dan parase
nervus facialis, abses subperiotel dan granulasi dengan masing-masing
berproporsi 1,7%.
Penelitian dari Pan African Medical Journal, 2010 menyatakan komplikasi
yang tertinggi adalah mastoid abses di 5 penderita (6,8%), abses subperiosteal
1 penderita (1,4%), meningitis 1 penderita (1,4%) dan parase nervus facialis 1
penderita (1.4%).
0 10 20 30
mastoiditis
mastoiditis kronis
granulasi
abses aurikuler
abses subperiotel
fistula aurikuler
kolesteatoma
parase nervus facialis
16,9
25,4
1,7
6,8
1,7
5,1
11,9
1,7
Proporsi (%)
Kom
plik
asiO
MSK
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil dari analisis dan perbahasan terhadap data dan beberapa penelitian
dari penelitian lain, dapat dibuat beberapa kesimpulan terhadap gambaran
penderita otitis media supuratif kronis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009.
1. Penderita OMSK yang datang berobat jalan ke RSUP.H.Adam Malik pada
tahun 2009 adalah sebanyak 59 orang daripada seluruh penderita yang
datang ke rumah sakit dengan penurunanan kunjungan dari Januari
sehingga Desember sebesar 4 kali.
2. Peringkat usia yang tertinggi adalah usia dewasa ( > 20 tahun ) sebanyak
42 orang (71,2%) dengan laki-laki 23 penderita (39%) dan perempuan 19
penderita (32,2%) dan rasio jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan
adalah 1:1
3. Telinga paling sering terinfeksi adalah telinga kiri sebanyak 22 orang
(37,3%) tetapi beda antara kiri dan kanan hanyalah 1 orang sahaja yang
menunjukkan salah satu telinga lebih mudah terinfeksi dibandingkan
dengan kedua-dua telinga
4. Perforasi total merupakan perforasi yang paling sering ditemukan pada
penderita OMSK di RSUP H. Adam Malik sebanyak 38 penderita (64,4%)
dibandingkan dengan perforasi subtotal yaitu 21 penderita (35,6%).
5. Tipe OMSK yang paling kerap ditemukan adalah tipe atikoantral sebanyak
38 penderita (64,4%) dibandingkan dengan tipe tubatimpani sebanyak 21
penderita (35,6%)
6. Komplikasi pasien OMSK yang tertinggi adalah mastoiditis kronis
sebanyak 15 penderita (25,4%) diikuti dengan mastoiditis 10 penderita
(16,9%) dan yang paling terendah adalah parase nervus facialis, abses
subperiotel dan granulasi dengan masing-masing sebanyak 1 penderita
(1,7%).
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
a. Bagi masyarakat
Masyarakat seharusnya sentiasa mengunjungi puskesmas yang terdekat untuk
mendapatkan informasi terbaru tentang upaya dalam memelihara kesehatan.
Oleh itu, perlu diberikan edukasi kepada masyarakat supaya masyarakat
merasa ada tanggungjawab untuk memelihara kesehatan masing-masing.
Malah masyarakat harus membuang perasaan takut untuk menjaga kesehatan
agar kualiti hidup mereka lebih terjamin.
b. Bagi peneliti
Bagi peneliti dimasa yang akan datang dapat dilakukan dibeberapa lokasi dan
dilakukan penelitian lebih dalam mengenai gambaran penderita otitis media
supuratif kronis.
c. Bagi lokasi penelitian
RSUP H.Adam Malik diharap agar dapat memberikan pengobatan adekuat
kepada pasien OMA agar tidak berlanjut menjadi OMSK. Deteksi awal
terhadap penderita OMSK dapat mengurangkan risiko terjadinya komplikasi
justeru memperbaik tahap kesehatan pasien.
Universitas Sumatera Utara