5. bab i ok - hernia

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi. Hernia dapat terjadi akibat kelaian kongenital maupun didapat. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah dan hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. 1 Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada umumnya hernia abdomen dewasa, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma, inguinal, umbilical, femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat jeluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika tidur atau didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh 1

Upload: dey-shie

Post on 30-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hernia simptom

TRANSCRIPT

Page 1: 5. BAB I OK - HERNIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya

sering menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi. Hernia

dapat terjadi akibat kelaian kongenital maupun didapat. Dari hasil penelitian pada

populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah dan hernia

terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.1

Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga

melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Pada umumnya hernia abdomen dewasa, isi perut menonjol melalui defek atau

bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Berdasarkan

terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan hernia dapatan

atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma,

inguinal, umbilical, femoral.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia

dapat jeluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika

tidur atau didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali

ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan

oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut

hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia

disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh cincin hernia

sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.

Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia

inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,

sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.

Hernia eksternal merupakan protrusi abnormal organ intra-abdominal

melewati defek fascia pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi adalah

inguinal, femoral, umbilical, dan paraumbilikal. Hernia inguinalis merupakan

1

Page 2: 5. BAB I OK - HERNIA

2

protrusi viscus (organ) dari kavum peritoneal ke dalam canalis inguinalis. Semua

hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding

abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang

atau berkelanjutan.

Defenisi yang dianut adalah : Hernia ialah penonjolan dari suatu struktur /

bentuk, viscus atau organ dari tempat yang seharusnya1 ; protrusi atau penonjolan

isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga

bersangkutan2. Hernia dapat terjadi diantara dua rongga yang saling berdekatan

seperti abdomen dan toraks atau ke dalam bagian dari suatu rongga – yang

demikian disebut hernia internal. Hernia yang paling sering adalah yang eksternal

dari dinding abdomen di inguinal, femoral, dan umbilicus3. Pada hernia abdomen,

isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-

aponeurotik dinding perut2, yang normalnya tidak dapat dilewati4.

Hernia inguinalis lateralis merupakan hernia yang paling sering ditemukan

yaitu sekitar 50%, sedangkan hernia ingunal medialis 25% dan hernia femoralis

sekitar 15%.1 Diperkirakan 15% populasi dewasa menderita hernia inguinal 5-8%

pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45% pada usia 75 tahaun. Hernia

inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibandingkan perempuan2.

Angka kemungkinan terjadinya hernia strangulate adalah 2,8% setelah 3 bulan

munculnya hernia dan 4,5% setelah 2 tahun3.

Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilicus, linea alba, garis

semilunaris dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang

sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari

Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari Petit, dan foramen obturator serta skiatika

dari pelvis4.

Penelitian penyakit Hernia ini dilakukan untuk mengetahui gambaran

penyebaran di berbagai daerah di Indonesia, pada khususnya di Rumah Sakit

TK.III TNI AU Lanud Supadio Pontianak. Penelitian ini ingin melihat angka

kejadian Hernia di Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud Supadio Pontianak,

distribusinya berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ingin mengetahui apakah ada

Page 3: 5. BAB I OK - HERNIA

3

hubungannya pekerjaan dengan angka kejadian Hernia di Rumah Sakit TK.III

TNI AU Lanud Supadio Pontianak RSUD dr. Soedarso Pontianak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa prevalensi penyakit Hernia di Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud

Supadio Pontianak periode 1Januari – 31Desember 2011?

2. Jenis Hernia Apa tersering di Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud Supadio

Pontianak periode 1Januari – 31Desember 2011?

3. Bagaimana hubungan antara pekerjaan dan jenis kelamin dengan tingkat

kejadian penyakit Hernia di Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud Supadio

Pontianak periode 1Januari – 31Desember 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi angka kejadian terbanyak Hernia, dan mengetahui

hubungan pekerjaan dan jenis kelamin dengan Hernia di Rumah Sakit

TK.III TNI AU Lanud Supadio Pontianak.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi Hernia di Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud

Supadio Pontianak periode 1Januari – 31Desember 2011.

2. Mengetahui derajat tersering dari Hernia di Rumah Sakit TK.III TNI

AU Lanud Supadio Pontianak periode 1Januari – 31Desember 2011.

3. Mengetahui hubungan jenis pekerjaan dengan terjadinya Hernia di

Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud Supadio Pontianak periode

1Januari – 31Desember 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk peneliti

1. Menambah dan memperluas ilmu pengetahuan serta pengalaman

dalam melaksanakan suatu penelitian.

Page 4: 5. BAB I OK - HERNIA

4

2. Menambah dan memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang

khususnya bedah.

1.4.2 Untuk institusi pendidikan

1. Sebagai masukan informasi bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan dan menambah wawasan dalam pengadaan penelitian

selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk

melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penyakit

hernia.

1.4.3 Untuk masyarakat

Mendapat informasi dan pengetahuan mengenai prevalensi hernia di

Rumah Sakit TK.III TNI AU Lanud Supadio Pontianak. Dengan

melakukan edukasi mengenai pentingnya mengetahui gejala hernia

dengan begitu diharapkan dapat mencegah terjadinya tingkat keprahan

hernia dan mengurangi prevalensi kejadian hernia.

Page 5: 5. BAB I OK - HERNIA

5

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25.

2. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta, EGC, Hal: 523-537

3. Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2nd edition, Elsevier Saunders, page 431-445.

4. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta, 1995. Hal : 228, 243.

5. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta, Hal : 509 – 517.