3. isi cr katarak meys

45
STATUS PENDERITA 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. H Umur : 77 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku Bangsa : Jawa Alamat : Jl. KP Panaragan, Tulang bawang Barat Pekerjaan : IRT Agama : Islam 2. ANAMNESIS Keluhan utama : Penglihatan kedua mata semakin buram tanpa disertai mata merah sejak 1 tahun yang lalu; Keluhan tambahan : Sering merasa silau jika melihat cahaya lampu atau pada siang hari dan tumbuh seperti daging pada mata kanan sejak 1 bulan yang lalu; Riwayat Penyakit Sekarang : Pasiendatang ke RSAM dengan keluhan penglihatan kedua matanya kabur sejak 1 tahun yang lalu dan semakin memberat secara perlahan. Keluhan antara kedua mata dirasakan sama. Awalnya pasien masih dapat melihat jauh, namun lama kelamaan pasien hanya dapat melihat pada jarak dekat. Riwayat trauma pada mata disangkal. 1

Upload: meiriyan-susanto

Post on 11-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Page 1: 3. ISI CR Katarak Meys

STATUS PENDERITA

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. H

Umur : 77 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Jl. KP Panaragan, Tulang bawang Barat

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

2. ANAMNESIS

Keluhan utama : Penglihatan kedua mata semakin buram tanpa

disertai mata merah sejak 1 tahun yang lalu;

Keluhan tambahan : Sering merasa silau jika melihat cahaya lampu

atau pada siang hari dan tumbuh seperti daging

pada mata kanan sejak 1 bulan yang lalu;

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasiendatang ke RSAM dengan keluhan penglihatan kedua

matanya kabur sejak 1 tahun yang lalu dan semakin memberat secara

perlahan. Keluhan antara kedua mata dirasakan sama. Awalnya pasien

masih dapat melihat jauh, namun lama kelamaan pasien hanya dapat

melihat pada jarak dekat. Riwayat trauma pada mata disangkal.

Pasien mengaku penglihatan kedua matanya seperti melihat asap,

seperti pelangi bila melihat lampu, serta merasa silau pada siang hari.

Pasien juga mengeluhkan mencul seperti daging tumbuh pada mata kanan

dan terasa mengganjal yang disadari pasien sejak 1 bulan yang lalu. Pasien

mengaku baru kali ini berobat atas keluhan penglihatannya yang kabur.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya, Hipertensi dan

Diabetes Mellitus disangkal.

1

Page 2: 3. ISI CR Katarak Meys

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama, riwayat

hipertensi(-), riwayat Diabetes Mellitus (-)

3. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 72 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,8 ° C

Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal

Sistem respirasi : dalam batas normal

Kulit : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

STATUS OFTALMOLOGIS

Oculi Dekstra Oculi Sinistra2/60 Visus 2/60

Tidak Dilakukan Koreksi Tidak DilakukanTidak Dilakukan Skiaskopi Tidak DilakukanTidak Dilakukan Sensus Coloris Tidak Dilakukan

Orthoforia Eksoftalmus (-), Endoftalmus (-)

Bulbus OculiOrthoforia

Eksoftalmus (-), Endoftalmus (-)

Dalam batas normal Supersilia Dalam batas normalNistagmus (-),

Strabismus (-), gerakan otot baik ke segala arah

Parese / Paralise

Nistagmus (-), Strabismus (-), gerakan otot baik ke segala arah

2

Page 3: 3. ISI CR Katarak Meys

Hiperemis (-), Ptosis (-), Ektoprion (-),Endoprion (-),

Edema (-), Spasme (-)

Palpebra Superior

Hiperemis (-), Ptosis (-), Ektoprion (-),Endoprion (-),

Edema (-), Spasme (-)Hiperemis (-), Ptosis (-),

Ektoprion (-),Endoprion (-),

Edema (-), Spasme (-)

Palpebra Inferior

Hiperemis (-), Ptosis (-), Ektoprion (-),Endoprion (-),

Edema (-), Spasme (-)Hiperemis (-), Nodul (-),

Papul (-), Folikel (-)Conjungtiva Palpebra

Hiperemis (-), Nodul (-), Papul (-), Folikel (-)

Hiperemis (-), Nodul (-) Conjungtiva Fornices Hiperemis (-), Nodul (-)Injeksi Konjungtiva (-),

Injeksi Silier (-), Pterigium (+)

Conjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva (-),

Injeksi Silier (+), Pterigium (-)

Anikterik Sclera AnikterikJernih,

Infiltrat (-), Ulkus (-)

KorneaJernih,

Infiltrat (-), Ulkus (-)

Kedalaman cukup, hipopion(-)

Camera Oculi AnteriorKedalaman cukup,

hipopion(-)Kripta (+),

Sinekia Posterior (-)Warna: Coklat

IrisKripta (+),

Sinekia Posterior (+)Warna: Coklat

Bulat, regular, sentral, 3 mm, Reflek cahaya (+)

PupilBulat, regular,

sentral, 3 mm, Reflek cahaya (+)

Keruh, sentral, shadow test (+)

LensaKeruh, sentral, shadow

test (+)Tidak Diperiksa Fundus Refleks Tidak DiperiksaTidak Diperiksa Corpus Vitreum Tidak Diperiksa

T dig N Tensio Oculi T dig NDalam batas normal Sistem Canalis

LakrimalisDalam batas normal

4. DIAGNOSIS BANDING

Katarak senilis mature ODS + Pterigium II OD

5. PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan Lab. Dara rutin, homesotasis, kimia darah;

Slit Lamp;

Tonometri;

3

Page 4: 3. ISI CR Katarak Meys

6. DIAGNOSIS KERJA

Katarak senilis imature ODS + Pterigium II OD

7. PENATALAKSANAAN/TERAPI

Operatif:

- Konsul Sp.M;

- R/ Operatif ekstraksi katarak: Phacoemulsifikasi + IOL;

8. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

4

Page 5: 3. ISI CR Katarak Meys

PEMBAHASAN

1. Apakah diagnosa yang ditegakkan sudah tepat?

Dari anamnesa didapatkan keluhan penglihatan kedua mata kabur

yang makin bertambah. Penglihatan kabur berjalan lambat namun

progresif. Keluhan timbul tidak bersamaan. Pasien juga mengeluh

penglihatan kedua matanya seperti melihat asap, sering silau, dan seperti

melihat pelangi. Pasien juga mengeluhkan tumbuh selaput pada mata

kanan.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan pada kedua mata,

yaitu: • Mata kanan (OD) : visus 2/60 (bs); konjungtiva didapatkan

pterigium; cornea jernih dengan arcus senilis, lensa keruh dengan shadow

test (+). • Mata kiri (OS) : visus 2/60 (bs); cornea jernih dengan arcus

senilis; lensa keruh dengan shadow test (+).

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan

menunjukkan adanya gangguan visus yang disebabkan oleh kelainan pada

lensa, yaitu kekeruhan pada lensa. Kedua mata mengalami kelainan yang

sama. Dan pada mata kanan maupun kiri, shadow test (+) hal ini

menandakan bahwa kelainan lensa merupakan katarak stadium imature.

Kemudia pada mata kanan ditemukan selaput/ penebalan pada konjungtiva

yang menjalar hingga ke limbus. Maka diagnosa yang ditegakkan adalah

Katarak senilis mature ODS + Pterigium II OD.

2. Apakah penatalaksanaan sudah tepat?

Pada pasien ini penatalaksanaan yang diberikan untuk mengatasi

penyakit kataraknya adalah dengan dilakukan operasi. Tindakan operasi

yang dilakukan adalah Extra Capsuler Cataract Extraction (ECCE), atau

disebut juga Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK) dengan

Phacoemulsifikasi dan penanaman Intra Okuler Lens. Kemudian untuk

Pterigium dilakukan konservatif selama tidak menimbulkan gangguan

berarti pada pasien.

5

Page 6: 3. ISI CR Katarak Meys

3. Bagaimana konseling yang diberikan pada pasien?

Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialaminya

adalah penyakit kekeruhan lensa yang mengenai kedua matanya akibat

proses ketuaan. Oleh karena itu pasien harus memperhatikan gejala –

gejala pada penyakit ini, yaitu penurunan penglihatan, tampak seperti

melihat asap, seperti melihat pelangi dan terkadang sedikit silau. Dan

selaput pada mata kanan pasien perlu diwaspadai apabila terdapat

gangguan pandangan atau sering mengalami iritasi.

6

Page 7: 3. ISI CR Katarak Meys

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Katarak

Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat

disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang

terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.

Katarak terjadi karena faktor usia, namun dapat juga terjadi pada anak-

anak yang lahir dalam kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah

trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya. Katarak senilis adalah semua

kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun.

1,2

Gambar 1. Mata dengan katarak.

B. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan

hampir transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm.

Di belakang iris, lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan

siliar. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada

bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul ini merupakan

membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan epitel lensa. 65%

lensa terdiri atas air, sekitar 35% protein ( kandungan protein tertinggi

diantara jaringan-jaringan tubuh ), dan sedikit mineral. Kandungan kalium

lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.

7

Page 8: 3. ISI CR Katarak Meys

1. Kapsul

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan

tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa.

Kapsul ini mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa

pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul berada di bagian

anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian paling tipis berada

di bagian tengah kutub posterior.

2. Serat Zonula

Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat

zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian

anterior dan posterior dari kapsul lensa.

3. Epitel Lensa

Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel.

Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-

sel lainnya, seperti sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel

tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan

energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator

lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.

4. Nukleus dan korteks

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan

menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa.

Serat-serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa.

C. Fisiologi Lensa

Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk

mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous

humour sebagai penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan

produknya. Namun hanya sisi anterior lensa saja yang terkena aqueous

humour. Oleh karena itu, sel-sel yang berada ditengah lensa membangun

jalur komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan membangun low

resistance gap junction antar sel.

8

Page 9: 3. ISI CR Katarak Meys

1. Keseimbangan Elektrolit dan Air di dalam lensa

Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak

berubah seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa

berada di ruang ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah

20μM dan pottasium sekitar 120μM. Konsentrasi sodium dan

pottasium di luar lensa lebih tinggi.

Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa

sangat tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas

pompa sodium, Na+, K+ -ATPase. Inhibisi Natrium Kalium ATPase

dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan

meningkatnya air di dalam lensa. Keseimbangan Kalsium juga sangat

penting bagi lensa. Konsentrasi Kalsium yang normal di dalam sel

adalah 30 μM, sedangkan diluar lensa 2 μM. Perbedaan konsentrasi

Kalsium ini diatur sepenuhnya oleh Kalsium ATPase. Hilangnya

keseimbangan Kalsium ini dapat menyebabkan depresi metabolisme

glukosa, pembentukan protein high molecular weight, dan aktivasi

protease destruktif.

Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk

kebutuhan nutrisi lensa. Asam amino aktif masuk ke dalam lensa

melalui pompa sodium yang berada di sel epitel. Glukosa memasuki

lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transpor

aktif.

2. Akomodasi lensa

Mekanisme yang dilakukan oleh mata untuk mengubah fokus dari

benda jauh ke benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi

akibat perubahan lensa oleh badan siliar terhadap serat-serat zonula.

Setelah umur 30 tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara

klinis mengurangi daya akomodasi.

Saat m. cilliaris berkontraksi, serat zonular relaksasi

mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung, ketebalan axial lensa

meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat m cilliaris relaksasi, serat

zonular menegang, lensa lebih pipih, dan kekuatan dioptri menurun.

9

Page 10: 3. ISI CR Katarak Meys

Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang

Nervus Occulomotorius. Obat-obat parasimpatomimetik ( pilocarpin )

memicu akomodasi, sedangkan obat-obat parasimpatolitik ( atropin )

memblok akomodasi. Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot

ciliar disebut cyclopegik.

D. Etiologi Dan Patofisiologi

Lensa sebagian besar terbuat dari air dan protein. Protein tertentu dalam

lensa bertanggung jawab untuk menjaga kejernihannya. Selama bertahun-

tahun, struktur protein lensa yang berubah, akhirnya menyebabkan

kekeruhan bertahap lensa. Jarang, katarak dapat hadir pada saat lahir atau

pada anak usia dini sebagai akibat dari cacat keturunan enzim, dan trauma

parah pada mata, operasi mata, atau peradangan intraokular juga dapat

menyebabkan katarak terjadi lebih awal dalam kehidupan. Faktor lain

yang dapat menyebabkan perkembangan katarak pada usia lebih dini

meliputi paparan berlebihan cahaya ultraviolet, diabetes, merokok, atau

penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid oral, topikal, atau

inhalasi. Obat lain yang lebih lemah kaitannya dengan katarak termasuk

penggunaan jangka panjang statin dan fenotiazin.3

Etiologi katarak kongenital yang paling umum termasuk infeksi

intrauterin, gangguan metabolisme, dan sindrom genetik ditransmisikan.

Sepertiga dari katarak pediatrik sporadis, mereka tidak berhubungan

dengan penyakit sistemik atau mata. Namun, mereka mungkin mutasi

spontan dan dapat menyebabkan pembentukan katarak pada keturunannya

pasien. Sebanyak 23% dari katarak kongenital adalah familial. Cara

transmisi yang paling sering adalah autosomal dominan dengan penetrasi

10

Page 11: 3. ISI CR Katarak Meys

yang lengkap. Jenis katarak mungkin muncul sebagai katarak total, katarak

polar, katarak lamelar, atau opasitas nuklear. Semua anggota keluarga

dekat harus diperiksa. Infeksi penyebab katarak termasuk rubella (yang

paling umum), rubeola, cacar air, cytomegalovirus, herpes simplex, herpes

zoster, poliomyelitis, influenza, virus EpsteinBarr, sifilis, dan

toksoplasmosis.4

Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui

secara pasti. Patofisiologi di balik terjadinya katarak senilis amat

kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Namun ada beberapa

kemungkinan di antaranya terkait usia lensa mata yang membuat berat dan

ketebalannya bertambah, sementara kekuatannya menurun. Kerusakan

lensa pada katarak senilis juga dikaitkan dengan kerusakan oksidatif yang

progresif. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan produk oksidasi

seperti oxidized glutathione dan penurunan antioksidan (vitamin) dan

enzim superoksidase. Teori stres oksidatif pada katarak disebut

kataraktogenesis.5

Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral

terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya

adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus

mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar

opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus.

Opasitas pada kapsul poterior merupakan bentuk katarak yang paling

bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang

memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan

kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.

Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai

influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang

tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa

suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.

11

Page 12: 3. ISI CR Katarak Meys

Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada

pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.3

E. Klasifikasi Katarak

Katarak secara umum diklasifikasikan berdasarkan: Morfologi, Maturitas,

dan Age of Onset.1

1. Morfologi

a. Katarak Nuklear

Pada katarak nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan

menjadikan nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak.

Katarak ini lokasinya pada bagian tengah lensa atau nukleus.

Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras ( sklerosis ),

berubah menjadi kuning sampai coklat. Progresivitasnya

lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak

terjadi. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan

dekat ( pandangan baca ), bahkan pandangan baca dapat

menjadi lebih baik ( miopisasi ).

b. Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari

korteks lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk

lensa. Katarak menyerang pada lapisan yang mengelilingi

nukleus atau korteks. Biasanya mulai timbul usia 40-60 tahun

dan progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepat daripada katarak

nuklear.

c. Katarak subcapsularis

Kekeruhan mulai dari kecil, daerah opak hanya dibawah

capsul, dan biasanya ada di belakang lensa. Pasien merasa

sangat terganggu saat membaca di cahaya yang terang dan

biasanya melihat halo pada malam hari. Dibagi menjadi katarak

subcapsularis posterior dan Subcapsularis anterior. Pada

Subcapsularis posterior biasanya terdapat pada pasien DM,

Myotonic Dystrophy, dan steroid. Sedangkan pada

12

Page 13: 3. ISI CR Katarak Meys

subcapsularis anterior biasanya terdapat pada Glaukoma sudut

tertutup akut ( Glaukomfleckens ), toksisitas amiodaron,

miotic, dan Wilson disease.

d. Katarak Capsularis

Dibagi menjadi 2 jenis:

Anterior Capsular

- Congenital : Kelainannya di membran pupil yang tidak

dapat lepas pada waktu lahir.

- Acquired : Pseudoexfloation syndromes, Chlorpromazine,

yang disertai dengan sinekia posterior

Posterior Capsular

Congenital : Persisten hyaloid membran. Seperti ada hubungan

kapsul posterior dengan retina yang seharusnya menghilang

sejak lahir.

e. Katarak Lammelar

f. Katarak Sutural

2. Maturitas

a. Katarak Insipiens : Kekeruhan dimulai dari tepi equator menuju

korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai

terlihat di dalam korteks. Pada katarak subcapsular posterior,

kekeruhan mulai terlihat di anterior subcapsular posterior, celah

terbentuk antara serat lensa dan korteks yang berisi jaringan

degeneratif pada katarak insipiens. Bentuk ini kadang-kadang

menetap untuk waktu yang lama.

b. Katarak Intumesen: Katarak yang terjadi akibat lensa yang

menarik air sehingga menjadi cembung. Masuknya air ke

dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan

besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi

dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan

lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak

intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat

13

Page 14: 3. ISI CR Katarak Meys

danmengakibatkan mipopia lentikular. Pada keadaan ini dapat

terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan

daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai

peregangan jarak lamel serat lensa.

c. Katarak Immatur : Kekeruhan hanya mengenai sebagian lensa.

Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif

d. Katarak matur : Kekeruhannya telah mengenai seluruh lensa.

Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang

menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak

dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,sehingga lensa

kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan

seluruhlensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi

lensa.

e. Katarak hipermatur : Protein-protein di bagian korteks lensa

telah mencair . Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh,

meninggalkan lensa yang mengkerut dengan kapsul yang

keriput. Katarak jenis ini sebenarnya berbahaya karena dapat

menyebabkan inflamasi sehingga menyebabkan uveitis.

f. Katarak Morgagni : Katarak hipermatur yang nukleus lensanya

mengambang dengan bebas di dalam kantung kapsulnya.

14

Page 15: 3. ISI CR Katarak Meys

3. Age of Onset

a. Katarak Congenital: Beberapa bayi ada juga yang lahir dengan

katarak, tetapi orang tua kurang memperhatikan dan baru

terlihat ketika usianya sudah 3 bulan. Semakin lambat dioperasi

prognosis semakin buruk. Jika dapat melihat biasanya

ambliopia dan tidak maksimum. Katarak kongenital sebaiknya

dioperasi sebelum usia 2 bulan.

b. Katarak Infantil merupakan kelanjutan dari katarak kongenital

di mana usia penderita di bawah 1 tahun.

c. Katarak Juvenile terjadi pada usia di bawah 9 tahun dan

biasanya kelanjutan dari katarak kongenital

d. Katarak Presenile terjadi pada usia lebih dari 9 tahun

e. Katarak senile terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.

Kebanyakan katarak yang kita jumpai adalah jenis ini akibat

proses degeneratif.

15

Page 16: 3. ISI CR Katarak Meys

F. Manifestasi Klinis 1,5

Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat

kemunduran secara progresif dan gangguan dari penglihatan.

Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak

ketika pasien datang.

1. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan

pasien dengan katarak senilis.

2. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan

sensitivitas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada

siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.

3. Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan

dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat.

Sebagai akibatnya, pasien presbiop melaporkan peningkatan

penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca,

keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan

miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal

posterior atau anterior.

4. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang

terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area

refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan

gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau

ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia

monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau

lensa kontak

5. englihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan lensa mata tampak

berwarna keputihan

6. Ukuran kacamata sering berubah

16

Page 17: 3. ISI CR Katarak Meys

G. Diagnosis

Diagnosa katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi

adanya penyakit-penyakit yang menyertai, contohnya: Diabetes Mellitus,

Hipertensi, dan cardiac anomalies. Penyakit seperti Diabetes Mellitus

dapat menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi

secara dini dan bisa dikontrol sebelum operasi. Pada pasien katarak

sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui kemampuan

melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat

membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur

intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan

prognosis penglihatannya. Pemeriksaan yang sangat penting yaitu test

pembelokan sinar yang dapat mendeteksi pupil Marcus Gunn dan defek

pupil aferen relatif yang mengindikasikan lesi saraf optik.

Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi

opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva,

kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan

hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah

pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga

dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya

trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur.

Kemudian lakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium

pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan oftalmoskopi direk dan

indirek dalam evaluasi dari integritas bagian belakang harus dinilai.

Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan.

1,5

H. Penatalaksanaan

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika

gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan.

Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-

obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.

17

Page 18: 3. ISI CR Katarak Meys

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi

lensa. Lebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah

berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini

phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang

digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi.

Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa

yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract

ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang

tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu

ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.1,5

1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE ) / Ekstraksi Katarak

Intra Kapsuler ( EKIK )

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa

bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan

cryophake dan depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior

yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan

lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak

sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama

populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien

berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen

hialoidea kapsular. Operasi ini lebih susah untuk sembuh karena luka

insisi yang sangat lebar sekitar 160-1800, IOL harus diletakkan di

camera oculi anterior atau dijahit di posterior, dan resiko terjadi

komplikasi atau penyulit lebih besar. Penyulit yang dapat terjadi pada

pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis,

kebocoran vitreus, dan perdarahan.

2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE ) / Ekstraksi Katarak

Ekstra Kapsuler ( EKEK )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan

pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa

anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui

robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien

18

Page 19: 3. ISI CR Katarak Meys

dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior,

perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan

dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya

prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan

kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular

edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat

melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit

yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak

sekunder.

Meskipun phakoemulsifikasi telah menjadi metode ekstraksi

ekstrakapsular yang disukai untuk sebagian besar operasi katarak di

Amerika Serikat sejak tahun 1990-an, EKEK konvensional atau

standar dianggap kurang berisiko untuk pasien dengan katarak yang

sangat keras atau jaringan epitel kornea yang lemah. Getaran

ultrasound yang digunakan dalam phakoemulsifikasi cenderung

menimbulkan stress kornea.

Sebuah ekstraksi katarak ekstrakapsular konvensional

membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk dilakukan. Setelah

daerah sekitar mata telah dibersihkan dengan antiseptik, kain steril

digunakan untuk menutupi sebagian wajah pasien. Pasien diberikan

baik anestesi lokal untuk membuat mati rasa jaringan di sekitar mata

atau anestesi topikal untuk membuat mati rasa mata itu sendiri. Eyelid

holder digunakan untuk membuat mata tetap terbuka selama prosedur.

Jika pasien sangat gelisah, dokter mungkin dapat menggunakan obat

penenang secara intravena.

Setelah anestesi telah diberlakukan, ahli bedah membuat sayatan di

kornea pada titik di mana sklera dan kornea bertemu. Meskipun

panjang khas sayatan EKEK standar adalah 10-12 mm pada 1970-an,

perkembangan IOLs akrilik yang dapat dilipat telah memungkinkan

ahli bedah banyak untuk bekerja dengan sayatan yang hanya 5-6 mm.

Variasi ini kadang-kadang disebut sebagai EKEK sayatan kecil (small-

insision / SICS). Setelah sayatan dibuat, ahli bedah membuat robekan

19

Page 20: 3. ISI CR Katarak Meys

sirkular di depan kapsul lensa, teknik ini dikenal sebagai

capsulorrhexis. Ahli bedah kemudian dengan hati-hati membuka

kapsul lensa dan membuang nukleus lensa dengan memberikan

tekanan dengan instrumen khusus. Setelah nucleus dikeluarkan, ahli

bedah menggunakan suction untuk menghisap sisa korteks lensa. Suatu

bahan viskoelastik khusus disuntikkan ke dalam kapsul lensa kosong

untuk membantu mempertahankan bentuk sementara ahli bedah

memasukkan IOL. Setelah lensa intraokular telah ditempatkan dalam

posisi yang benar, substansi viskoelastik akan dibuang dan sayatan

ditutup dengan dua atau tiga jahitan6.

Gambar 2. Prosedur ECCE. Insisi yang dibuat lebih lebar daripada

SICS.

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan

memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang

sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan

digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO

akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah

lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan

tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan

pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan

cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat

20

Page 21: 3. ISI CR Katarak Meys

pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis.

Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan

incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa

intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra

okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

Dalam phakoemulsifikasi, ahli bedah menggunakan probe ultra-

sound dimasukkan melalui sayatan untuk memecah nukleus lensa

menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Teknik baru

menawarkan keuntungan insisi yang lebih kecil dari standar EKEK,

jahitan sedikit atau tidak ada untuk menutup sayatan, dan waktu

pemulihan lebih pendek untuk pasien. Kelemahan adalah kebutuhan

untuk peralatan khusus dan kurva belajar yang curam untuk ahli bedah.

Satu studi menemukan bahwa ahli bedah yang diperlukan untuk

melakukan sekitar 150 katarak ekstraksi menggunakan

phakoemulsifikasi sebelum tingkat komplikasi mereka jatuh ke tingkat

dasar7.

Teknik ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan EKEK

konvensional, terutama karena diperlukan insisi lebih kecil. Hal ini

diyakini dapat mengurangi surgically induced astigmatism dan

memungkinkan refraksi stabil dan rehabilitasi visi dan kegiatan sehari-

hari. Selain itu, operasi phakoemulsifikasi menunjukkan inflamasi dan

kerusakan sawar darah-aqueus humor yang lebih rendah daripada yang

diamati dengan operasi EKEK 7.

21

Page 22: 3. ISI CR Katarak Meys

Gambar 3. Prosedur phacoemulsification.

4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang

merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih

menguntungkan karena lebih cepat sembuh, jahitan lebih sedikit atau

tidak ada, kauterisasi minimal sampai tidak ada daripada ECCE, dan

lebih murah, tidak butuh latihan lama dibanding phaco. Operasi ini

22

Page 23: 3. ISI CR Katarak Meys

menggunakan teknik insisi supero oblik (arah jam 9-12)pada

perbatasan sklera-konjungtiva selebar 5-6 mm, lalu membuat

terowongan (tunnel) untuk capsulorhexis, pengeluaran korteks lensa,

sampai pemasukkan IOL yang dapat dilipat. 8,9

Gambar 4. Lokasi insisi pada SICS.

Gambar 5. Lokasi insisi dan pembuatan terowongan (tunnel).

Gambar 6. Langkah-langkah SICS.

23

Page 24: 3. ISI CR Katarak Meys

Gambar 7. Terowongan (tunnel) pada SICS.

Gambar 8. Lokasi insisi yang meminimalisir komplikasi operasi

katarak yaitu astigmatisma.

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka

penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan

penglihatannya dengan cara sebagai berikut:1,5

1. Kacamata afakia yang tebal lensanya

2. Lensa kontak

24

Page 25: 3. ISI CR Katarak Meys

3. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di

dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata

asli yang telah diangkat.

EKEK hampir selalu operasi elektif. Setelah operasi telah

dijadwalkan, pasien akan perlu memiliki pemeriksaan khusus yang

dikenal sebagai keratometry jika IOL yang akan ditanamkan.

Pengujian, yang tidak menimbulkan rasa sakit, dilakukan untuk

menentukan kekuatan IOL yang dibutuhkan. Dokter spesialis mata

mengukur panjang bola mata pasien dengan USG dan kelengkungan

kornea dengan alat yang disebut Keratometer. Pengukuran yang

diperoleh dari keratometer dimasukkan ke dalam computer untuk

menghitung kekuatan lensa IOL

IOL adalah pengganti lensa mata pasien, bukan untuk lensa

korektif. Jika pasien mengenakan kacamata atau lensa kontak sebelum

katarak berkembang, ia akan terus membutuhkannya setelah IOL

ditanam. Koreksi lensa harus dilakukan setelah operasi, karena

mungkin membutuhkan penyesuaian.

Gambar 9. Lensa Intra Okuler / Intra Ocular Lens (IOL)

25

Page 26: 3. ISI CR Katarak Meys

Pasien dapat menggunakan mata mereka setelah operasi. Pasien

dapat pergi bekerja keesokan harinya, meskipun mata yang dioperasi

akan memakan waktu antara tiga minggu sampai tiga bulan untuk

sembuh sepenuhnya. Pada periode ini, mereka harus memeriksa tajam

penglihatan untuk melihat apakah kekuatan lensa mereka harus

diubah. Pasien dapat melakukan kegiatan normal mereka dalam satu

atau dua hari operasi, dengan pengecualian mengangkat barang berat

atau membungkuk dengan ekstrim. Kebanyakan dokter mata

menyarankan pasien memakai kacamata mereka selama hari dan tape

perisai mata pada mata yang dioperasi pada malam hari. Mereka harus

memakai kacamata hitam pada hari-hari cerah dan hindari menggosok

mata yang dioperasi. Selain itu, dokter mata akan memberikan obat

tetes mata selama satu sampai dua minggu untuk mencegah infeksi,

mengatasi rasa sakit, dan mengurangi pembengkakan. Hal ini penting

bagi pasien untuk menggunakan tetes mata persis seperti yang

diarahkan.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik

jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa

minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan

peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode

phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka

pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski

tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa

intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi

sedang dalam tahap pengembangan.

Perawatan pasca bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca

operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada

hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan

menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar

satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya

26

Page 27: 3. ISI CR Katarak Meys

dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika

nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan

matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian.

Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi,

tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa

intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8

minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

1. Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan

yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa

sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah hilangnya

kerja bius yang digunakan saat pembedahan.

2. Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih

dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan

terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna.

3. Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini

berguna untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan

bedah.

4. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah

infeksi pasca bedah.

Hal yang boleh dilakukan antara lain :

1. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan

2. Melakukan pekerjaan yang tidak berat

3. Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan

mengangkat kaki keatas.

Yang tidak boleh dilakukan antara lain :

1. Jangan menggosok mata

2. Jangan menggendong yang berat

3. Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya

4. Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar

5. Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

27

Page 28: 3. ISI CR Katarak Meys

I. Komplikasi

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi

karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik

1. Fakolitik

Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan

keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama

bagian kapsul lensa. Dengan keluarnya substansi lensa maka pada

kamera okuli anterior akan bertumpuk pula serbukan fagosit atau

makrofag yang berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut.

Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul

glaukoma.

2. Fakotopik

Berdasarkan posisi lensa Oleh karena proses intumesensi, iris,

terdorong ke depan sudut kamera okuli anterior menjadi sempit

sehingga aliran humor aqueaous tidak lancar sedangkan produksi

berjalan terus, akibatnya tekanan intraokuler akan meningkat dan

timbul glaukoma.

3. Fakotoksik

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi

mata sendiri (auto toksik). Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga

timbul uveitis, yang kemudian akan menjadi glaukoma

Selain komplikasi akibat penyakit itu sendiri, terdapat juga komplikasi

akibat pembedahan atau operasi. Komplikasi yang mungkin terjadi dengan

operasi katarak meliputi:10

1. Infeksi pada mata (endophthalmitis).

2. Pembengkakan dan cairan di tengah lapisan saraf (edema makula

cystoid).

3. Pembengkakan penutup bening dari mata (kornea edema).

4. Pendarahan di depan mata (hyphema).

5. Meledaknya (pecahnya) kapsul dan kehilangan cairan (vitreous gel) di

mata.

6. Lepasnya lapisan saraf di belakang mata (ablasio retina).

28

Page 29: 3. ISI CR Katarak Meys

Komplikasi yang mungkin terjadi beberapa waktu setelah operasi

meliputi:10

1. Masalah dengan silau.

2. Dislokasi lensa intraokuler.

3. Mengaburnya bagian dari penutup lensa (kapsul) yang tersisa setelah

operasi, sering disebut aftercataract (kekeruhan kapsul posterior). Ini

biasanya bukan masalah besar dan bisa diobati dengan operasi laser,

jika diperlukan. Jenis IOL dapat mempengaruhi seberapa besar

kemungkinan kekeruhan setelah operasi.

4. Ablasi retina.

5. Glaukoma.

6. Astigmatisme atau strabismus.

7. Kendurnya kelopak mata atas (ptosis).

J. Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat

sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan

pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis

umumnya baik.

K. Pencegahan

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak

senilis ialah oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan

terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit

metabolik, mencegah paparan langsung terhadap sinar ultraviolet dengan

menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya. Pemberian intake

antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat. Katarak

kongenital dicegah dengan skrining penyakit infeksi pra dan saat

kehamilan.

29

Page 30: 3. ISI CR Katarak Meys

KESIMPULAN

Katarak senilis adalah semua kekeruhan pada lensa yang terdapat pada

usia lanjut yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebab terjadinya katarak senilis adalah

karena proses degeneratif. Selain itu katarak senilis juga dapat disebabkan oleh

beberapa faktor seperti adanya penyakit metabolik, trauma, serta paparan sinar

ultraviolet.

Katarak senilis secara klinis dibedakan menjadi 4 stadium yaitu stadium insipien,

intumesen, imatur, matur, hipermatur, dan morgagni. Gejala umum gangguan

katarak meliputi penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut yang menghalangi,

silau, dapat terjadi penglihatan ganda pada 1 mata, memerlukan pencahayaan

yang baik untuk dapat membaca, lensa mata berubah menjadi buram.

Pengobatan pada katarak adalah operasi. Untuk menentukan kapan katarak

dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Apabila dibiarkan,

katarak akan menimbulkan gangguan penglihatan dan komplikasi seperti

glaukoma, uveitis, dan kerusakan retina.

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak

senilis disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap

hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah

paparan langsung terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap

dan sebagainya, pemberian intake antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara

teori bermanfaat.

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat

sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan

pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

30

Page 31: 3. ISI CR Katarak Meys

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Katarak. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta. 2009. hal. 200-12.

2. Wevill M. Epidemiology, pathophysiology, causes, morphology, and visual effects of cataract. Dalam: Yanoff M, Duker J S. Ophtalmology. Edisi 2. China: Mosby Elsevier. 2009.

3. James B, Chew C, Bron A. Lecture notes oftalmologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.

4. Bashour M, Roy H. Congenital Cataract. Terakhir diperbaharui: 7 Agustus 2012. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210837-clinical#showall, tanggal 15 April 2013.

5. Ocampo VVD, Roy H. Senile Cataract. Terakhir diperbaharui: 22 Januari 2013. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview , tanggal 15 April 2013.

6. Extra Capsular Cataract Extraction. Diakses dari http://www.surgeryencyclopedia.com/Ce-Fi/Extracapsular-Cataract-Extraction.html, tanggal 15 April 2013.

7. Quinlan M, Wormstone IM, Duncan G, Davies PD. Laboratory science Phacoemulsification versus extracapsular cataract extraction: a comparative study of cell survival and growth on the human capsular bag in vitro Original Article. British Journal of Ophthalmology 1997;81:907–910

8. Gogate PM. Small incision cataract surgery: Complications and mini-review. Indian J Ophthalmol. 2009 Jan-Feb; 57(1): 45–49. http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pmc/articles/PMC2661529/

9. Sharma RL, Panwar P. Minimal Duration Cataract Surgery – Small Incision Cataract Surgery. Diakses dari http://www.djo.org.in/printerfriendly.aspx?id=159, tanggal 15 April 2013.

10. Husney A, Karp CL. Cataract Surgery. Terakhir diperbaharui: 24 Agustus 2011. Diakses dari http://www.webmd.com/eye-health/cataracts/extracapsular-surgery-for-cataracts, tanggal 15 April 2013.

31