cr hemoroid

38
Case Report (CR) HEMOROID EKSTERNA + GASTRITIS KRONIK + ANEMIA Diajukan Oleh : Sigit Pratama Iusitia N, S. Ked 110.2005.244 Pembimbing : Dr.Pirma Hutauruk, SpB,FinaCs

Upload: raden-adjeng-palupi

Post on 26-Jun-2015

383 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cr hemoroid

Case Report (CR)

HEMOROID EKSTERNA + GASTRITIS KRONIK + ANEMIA

Diajukan Oleh :

Sigit Pratama Iusitia N, S. Ked

110.2005.244

Pembimbing :

Dr.Pirma Hutauruk, SpB,FinaCs

SMF BEDAHRSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

Page 2: Cr hemoroid

OKTOBER 2010

PRESENTASI KASUS

I. Identitas

- Nama : NY. M

- Umur : 50 tahun

- Jenis kelamin : Perempuan

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Petani

- Alamat : Tegineneg, Mandar

- Masuk RSAM : 27 September 2010

II. Anamnesa (Autoanamnese dan Alloanamnese 27 September 10)

- Keluhan utama : Keluar darah saat BAB sejak setengah bulan yang lalu.

- Keluhan tambahan : Terdapat benjolan pada lubang anus, rasa tidak nyaman

dianus, nyeri pada ulu hati, kepala pusing, lemah dan

mudah lelah.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSAM dengan keluhan keluar darah pada saat buag air besar (BAB)

sejak setengah bulan yang lalu. Darah menetes berwarna merah terang tidak

bercampur dengan kotoran. Keluhan disertai dengan adanya benjolan pada lubang

anus yang menutupi sebagian lubang anus. Benjolan dirasakan menetap tidak pernah

hilang. Pasien juga mengaku nyeri pada daerah uluhatinya yang sering hilang timbul,

biasanya timbul pada saat pasien telat makan. Akhir-akhir ini kepalanya pasien sering

pusing, badannya terasa lemah dan lesu.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku BAB berdarah dan adanya benjolan pada anus sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya pasien sering BAB jongkok dan mengedan dengan kuat

1

Page 3: Cr hemoroid

sebab BABnya keras sehingga timbul BAB berdarah, mulanya darah yg keluar sedikit namun lama kelamaan darah yang keluar semakin banyak.

Pasien memiliki riwayat Gastritis sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat DM dan Hipertensi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti pasien.

Pemeriksaan Fisik

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

- Tekanan darah : 120/ 70 mmHg

- Nadi : 100 x/mnt

- Pernapasan : 24 x/mnt

- Suhu : 36,50 C

- Tinggi badan : 150 cm

- Berat badan : 40 kg

- Keadaan gizi : Kurang

Status Generalis

- Kepala

Bentuk : Normochephal, simetris

Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Mata : Palpebra tidak oedema, sklera tidak ikterik,

konjungtiva anemis, pupil isokor, refleks cahaya (+ /

+), penglihatan baik.

Hidung : Bentuk normal, simetris, septum tidak deviasi,

kavum nasi mukosa tidak hiperemis, penciuman

baik, sekret tidak ada

2

Page 4: Cr hemoroid

Telinga : Simetris, liang lapang, serumen (-)

Mulut : Bibir tidak sianosis, basah, tidak pecah –

pecah, lidah kotor, tremor (-), stomatitis (-)

- Leher

Inpeksi : Simetris, trakhea di tengah, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening

Palpasi : Tidak ada pembesaran kalenjar getah bening

dan kelenjar tiroid

- Thoraks

Paru

Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan nafas simetris kiri

kanan

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler normal pada seluruh

lapangan paru, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Pulsasi iktus kordis terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga V midklavikula

kiri

Perkusi : Batas atas sela iga II garis mid sternal

Batas kanan sela iga IV garis parasternal kanan

Batas kiri sela iga V midklavikula kiri

Auskultasi : Bunyi jantung I – II murni (+), murmur (-),gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar simetris

Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, Hepar dan lien tidak teraba.

3

Page 5: Cr hemoroid

Perkusi : Tympani (+), nyeri ketuk (+) epigastrium, shifting

dullnes (-)

Auskultasi : Bising usus (+), normal

EKSTREMITAS

- Superior : Telapak tangan pucat, Oedem (-/-)

- Inferior : Telapak kaki pucat, Oedem (-/-)

GENITALIA : Perempuan, tidak ada kelainan

PERIANAL

Inspeksi : Tampak benjolan seperti kembang kol menutupi sebagian anus dengan warna kemerahan,

diameter ± 1,5cm

Palpasi : Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), nyeri tekan (-), darah (+)

Rectal taouche : Massa (-), Nyeri (-), darah (+)

RESUME

Pasien seorang perempuan 50 tahun dengan keluhan BAB berdarah (hematoskezia)

sejak setengah bulan yang lalu, terdapat massa diperianal yang menetap terus

menerus, Pasien juga mengaku nyeri pada daerah uluhatinya yang sering hilang

timbul, biasanya timbul pada saat pasien telat makan. Akhir-akhir ini kepalanya

pasien sering pusing, badannya terasa lemah dan lesu.

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

4

Page 6: Cr hemoroid

- Tekanan darah : 120/ 70 mmHg

- Nadi : 100 x/mnt

- Pernapasan : 24 x/mnt

- Suhu : 36,50 C

- Tinggi badan : 150 cm

- Berat badan : 40 kg

- Keadaan gizi : Kurang

Pemeriksaan Fisik

Mata : Konjungtiva anemis

Ekstremitas

- Superior : Telapak tangan pucat

- Inferior : Telapak kaki pucat

Perianal

Inspeksi : Tampak benjolan seperti kembang kol menutupi sebagian anus dengan warna kemerahan,

diameter ± 1,5cm

Palpasi : Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Rectal taouche : Spingter ani tonus baik, Massa (-), Nyeri (-), Darah berwarna merah terang (+)

Abdomen

Inspeksi : Datar simetris

Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium, Hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi : Tympani (+), nyeri ketuk (+) epigastrium, shifting

dullnes (-)

5

Page 7: Cr hemoroid

Auskultasi : Bising usus (+), normal

Pemeriksaan Penunjang

- Laboratorium 30 September 2010

Hemoglobin : 5,7 gr %

LED : 10 mm/jam

Leukosit : 6.900 /ul

Diff count

Basofil : 0%

Eosinofil : 0%

Batang : 0%

Segmen : 77%

Limposit : 19%

Monosit : 4%

Trombosit : 412.000/ul

Masa perdarahan : 3 mnt

Masa pembekuan : 9 mnt

SGOT : 24 U/L

SGPT : 11 U/L

Ureum : 34 U/L

Kreatinin : 0,7 U/L

GDS : 100 mg/dl

Diagnosa Banding

- Hemoroid Eksterna + Gastritis kronis + Anemia

- Tumor Perianal + Gastritis Kronis + Anemia

6

Page 8: Cr hemoroid

Diagnosa Kerja

- Hemoroid Eksterna + Gastritis kronis + Anemia

Pemeriksaan Anjuran

- Pemeriksaan sitologi

Penatalaksanaan

1. Medika Mentosa

Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Transfusi PRC 600 cc

2. Rencana operasi

Hemoroidektomi

Prognosa

Quo ad Vitam : Ad bonam

Quo Ad Funcionam : Ad bonam

Quo Ad Sanationam :Ad bonam

FOLLOW UPTanggal 27/9/2010 28/9/2010 29/9/2010 30/9/2010 1/10/10

Keluhan Keluar darah dari anus,rasa mengganjal dianus, pusing. Nyeri

Keluar darah dari anus,rasa mengganjal dianus, pusing. Nyeri

Keluar darah dari anus,rasa mengganjal dianus, pusing. Nyeri

Keluar darah dari anus,rasa mengganjal dianus, pusing. Nyeri

Keluar darah dari anus,rasa mengganjal dianus, pusing. Nyeri

7

Page 9: Cr hemoroid

epigastrium (+) epigastrium (+) epigastrium (-) epigastrium (-) epigastrium (-)

Vital Sign :

- TD

- Nadi

- RR

- Suhu

120/70mmHg

100 x/menit

24 x/menit

36,50 C

120/80mmHg

88 x/menit

22 x/menit

36,80 C

110/70mmHg

90 x/menit

22 x/menit

370 C

120/70 mmHg

80 x/menit

20 x/menit

36,60 C

120/80 mmHg

76 x/menit

22 x/menit

36,70 C

Pemeriksaan fisik

Status Lokalis Perianal

Benjolan seperti kembang kol, warna kemerahan,diameter ± 1,5cm ,Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Benjolan seperti kembang kol, warna kemerahan,diameter ± 1,5cm ,Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Benjolan seperti kembang kol, warna kemerahan,diameter ± 1,5cm , Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Benjolan seperti kembang kol, warna kemerahan,diameter ± 1,5cm ,Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Benjolan seperti kembang kol, warna kemerahan,diameter ± 1,5cm ,Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Pemeriksaan penunjang

Koncul dr.Spesialis bedah : persiapan operasi dan rencana operasi hemoroidektomi.

Foto rotgen torak:Cor dan Pulmo dalam batas normal.

(-) HB : 5,7 gr %LED : 10 mm/jam

Leukosit : 6.900 /ul

Trombosit :

412.000/ul

SGOT : 24 U/L

SGPT : 11 U/L

Ureum : 34 U/L

Kreatinin :0,7 U/L

GDS : 100 mg/dl

(-)

Penatalaksanaan : Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Infus RL 20gtt/mnt

Amoksisilin 3 x 500mg

Ranitidin 1amp/12 jam

Kalnek 1amp/12 jam

PCT 3 x 500mg

Rencana transfusi PRC 600cc

Diagnosis Hemoroid Eksterna + Gastitis kronik + susp.anemia

Hemoroid Eksterna + Gastitis kronik + susp.anemia

Hemoroid Eksterna + Gastitis kronik + susp.anemia

Hemoroid Eksterna +

Gastitis kronik +

Anemia

Hemoroid Eksterna +

Gastitis kronik +

Anemia

DISKUSI

8

Page 10: Cr hemoroid

Apakah dasar diagnosa pada pasien ini?

Hemoroid Exsterna

1. AnamnesisKeluhan keluar darah pada saat buag air besar (BAB) sejak setengah bulan yang lalu. Darah menetes berwarna merah terang tidak bercampur dengan kotoran. Keluhan disertai dengan adanya benjolan pada lubang anus yang menutupi sebagian lubang anus. Benjolan dirasakan menetap tidak pernah hilang

2. Pemeriksaan Fisik

Perianal

Inspeksi: Tampak benjolan seperti kembang kol menutupi sebagian anus

dengan warna kemerahan, diameter ± 1,5cm

Palpasi : Konsistensi kenyal, berbatas tegas, mobilitas (+), Nyeri tekan (-), Darah (+)

Rectal taouche : Spingter ani tonus baik, Massa (-), Nyeri (-), Darah berwarna merah terang (+)

Gastitis kronik

1. AnamnesisPasien juga mengaku nyeri pada daerah uluhatinya yang sering hilang timbul, biasanya timbul pada saat pasien telat makan.Riwayat penyakit gastritis sejak 2 tahun yang lalu.

2. Pemeriksaan FisikAbdomen

Inspeksi : Datar simetris

Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, Hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi : Tympani (+), nyeri ketuk (+) epigastrium, shifting

dullnes (-)

Auskultasi : Bising usus (+), normal

Anemia

9

Page 11: Cr hemoroid

1. Anamnesis

Pasien mengeluh akhir-akhir ini kepalanya pasien sering pusing, badannya

terasa lemah dan lesu.

2. Pemeriksaan Fisik

Mata : Konjungtiva anemis

Ekstremitas

- Superior : Telapak tangan pucat

- Inferior : Telapak kaki pucat

3.Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin : 5,7 gr %

Apakah ada kaitannya Anemia pada pasien ini terhadap penyakit hemoroid ?

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid. Darah yang keluar

berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Hemoroid dan perdarahan

yang terus menerus pada pasien ini sudah berlangsung selama 1 tahun sehingga

menyebabkan pasien ini kekurangan darah atau anemia. Jadi, anemia yang terjadi

pada pasien ini ada kaitan langsung dari penyakit hemoroid yang dideritanya.

Apakah pengobatan terhadap pasien ini sudah sesuai?

Terapi Manfaat terapi

Infus RL 20gtt/mnt Membantu memenuhi kebutuhan cairan dan

elektrolit tubuh

PCT 3 x 500mg Pada pasien ini tidak ada demam dan riwayat demam

sebelumnya, seharusnya pemberian PCT tidak

diperlukan

Ranitidin 1amp/12 jam Raniitidin merupakan kelompok antihistamin H2,

Pemberian ranitidin bertujuan untuk menurunkan

produksi aslam lambung sehingga diharapkan dapat

10

Page 12: Cr hemoroid

mengurangi faktor yang dapat mengiritasi lambung

yang menyebabkan nyeri pada uluhati.

Kalnek 1amp/12 jam Mengandung asam traneksamat yang berfungsi

untuk menghentikan perdarahan

Amoksisilin 3 x 500mg Meskipun pada gejala klinis dan pemeriksaan lab

tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, anti biotik

ini di gunakan sebagai profilaksis terhadap

kemungkinan timbulnya infeksi.

Transfusi PRC 600 cc HB pasien ini 5,7 gr %, transfusi PRC

bertujuan untuk menangulangi anemia

pada pasien ini.

Rencana Hemoroidektomi Hemoroid pada pasien ini sudah menetap dan

menimbulkan komplikasi anemia sehingga

diperlukan tindakan invasif untuk terapi hemoroid

pada pasien ini.

HEMOROID

11

Page 13: Cr hemoroid

I. PENDAHULUAN

Definisi :

Hemoroid adalah merupakan suatu pelebaran vena yang abnormal ( pelebaran

vena di dalam pleksus hemoroidalis ).

Wasir – begitu awam menyebutnya – memang menjadi momok bagi segelintir

orang yang menderitanya. Benjolan didalam anus yang mau tak mau ’dibawa’ setiap

hari sangat membuat rasa tidak nyaman. Duduk, salah. Berdiri, juga salah. Apalagi

kalau hendak buang hajat, meringis kesakitan.

Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises – penyakit yang

biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid

terdapat pada anus. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih

vena hemoroidalis di daerah anorektal. Tapi itu definisi yang sudah lama alias usang!

Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, kata dr Toar JM Lalisang

SpB-KBD dalam Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (KPPIK) 2005,

tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh

darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (kanalis anus).

Secara keseluruhan berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi

menurun. Puncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan sebanyak

117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) menjadi 37 per

100.000 orang.

Hemoroid tidak pandang bulu. Baik laki-laki maupun perempuan punya risiko

yang sama. Di sisi lain, risiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia.

Usia puncak adalah 45-65 tahun.

Diet rendah serat di percaya sebagai pokok penyebab konstipasi, sedangkan

konstipasi menyebabkan ketegangan pengeluaran dari tinja.

II. ANATOMI DAN FISIOLOGIS ANOREKTUM

12

Page 14: Cr hemoroid

Kanalis analis berasal dari proktoderm uang merupakan invaginasi ektoderm,

sedangkan rektum berasal dari ektoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini

maka perdarahan, persarafan, serta pengaliran limfenya berbeda juga, demikian pula

epitel yang menutupinya. Rektum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan

kanalis analis oleh anoderm yang merupakan lanjutan dari epitel berlapis gepeng kulit

luar. Tidak ada yang di sebut mukosa usus. Daerah batas rektum dan kanalis analis

ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan kulit dari luar disekitarnya

kaya akan persyarafan sensoris somatik dan peka terhadap nyeri. Darah vena di atas

garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang berasal dari anus di

alirkan ke sistem kava melalui cabang arteri iliaka. Distribusi ini manjadi penting

dalam upaya memahami cara penyebaran keganasan dan infeksi serta terbentuknya

hemoroid. Sistem limfe dari rektum mengalirkan isinya melalui pembuluh limf

paraaorta melalui kelenjar limf iliaka interna, sedangkan limf yang berasal dari

kanalis analis mengalir kearah kelenjar inguinal.

Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung arteri mesenterika

inferior. Arteti ini membagi diri menjadi dua cabang utama kiri dan kanan. Cabang

yang kanan bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini mungkin dapat

menjelaskan letak hemoroid dalam yang khas yaitu dua buah di setiap seperempat

sebalah kanan dan sebuah di seperempat di sebalah kiri. Arteri hemoroidalis medialis

merupakan percabangan anterior arteri iliaka interna sedangkan arteri hemoroidalis

inferior adalah cabang dari arteri pudenda interna.

Vena hemoroidalis superior berasal dari plekus hemoroidalis internus dan berjalan

kearah cranial kedalam vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui vena lenalis

ke vena porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan rongga perut menentukan

tekanan didalamnya. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah kedalam vena

pudenda interna dan kedalam vena iliaka interna dan sistem kava.

Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.

III.ETIOLOGI

13

Page 15: Cr hemoroid

Darah yang berasal dari pleksus hemoroidalis akan dialirkan ke vena mesenterika

inferior, kemudian ke vena porta masuk ke hepar.

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik

dari vena hemoroidalis. Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis dibagi menjadi :

1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organic.

a. Hepar pada sirosis hepatis

Fibrosis jaringan akan meningkatkn resistnsi aliran vena ke heepar

sehingga terjadi hipertensi portal, maka akan terbentuk kolateral antara

lain ke esofagus dan pleksus hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misal akibat trombosis.

c. Tumor intra abdomen, terutama di daerah pelvis yang menekan vena

sehingga aliran terganggu, misal tumor ovarium, tumor rektum, dsb.

2. Idiopatik, tidak jelas asalnya kelaina organik, hanya ada faktor-faktor yang

mempengaruhi timbulnya hemoroid, antara lain :

a. Keturunan / herediter

Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah

dan bukan hemoroidnya.

b. Anatomi

Vena di daerah anorektal dan pleksus hemoroidalis kurang mendapat

sokongan otot dan fasia di sekitarnya sehingga darah mudah kembali,

menyebabkan tekanan di pleksus hemoroidalis.

c. Pekerjaan

Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk lama atau harus

mengangkat barang berat, gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya

hemoroid, misalnya polosi lalu lintas, ahli bedah, dll.

d. Umur

Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh juga otot

spingter menjadi tipis dan atonis.

e. Endokrin

Misal pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus.

14

Page 16: Cr hemoroid

f. Mekanis

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi

dalam romgga perut, misal pada orang yang sering mengedan, hipertropi

prostat, asites, obesitas, kehamilan, dll.

g. Radang

Adalah faktor penting yang menyebabkan vitalitas jaringan di daerah itu

berkurang.

IV. KLASIFIKASI

Menurut asalnya hemoroid dibedakan menjadi :

a. Hemoroid Eksternum

Letaknya distal dari linea pectinea dan diliputi oleh kulit biasa, yang merupakan

benjolan karena dilatasi vena hemoroidalis inferior.

Ada tiga bentuk yang sering dijumpai :

1. Bentuk hemoroid biasa tapi letaknya distal linea pectinea.

2. Bentuk trombosis atau benjolan hemoroid yang terjepit, bentuk ini sering

sangat nyeri dan gatal oleh karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor nyeri.

3. Bentuk skin tags, berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari

jaringan penyambung dan pembuluh darah.

b. Hemoroid Internus

Letaknya proksimal dari linea pectinea dan diliputi oleh lapisan epitel dari

mukosa, yang merupakan benjolan vena hemoroidalis superior dan media.

Hemoroid internum ini merupakan bantalan muskuler di dalam jaringan subkutan

pada rektum d\sebelah dalam. Pada pemeriksaan rektal toucher paling banyak di

temukan hemoroid pada jam 3, 7 dan 11 yang oleh Miles di sebut three primary

haemorrhoidal areas.

Secara klinik Hemoroid internus di bagi atas 4 derajat, yaitu

Derajat I

15

Page 17: Cr hemoroid

Varises satu atau lebih vena hemoroidalis interna dengan gejala perdarahan

merah segar tanpa disertai dengan nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium

awal ini tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan anoskopi terlihat

hemoroid yang membesar menonjol kedalam lumen. Sebagai petunjuk ialah

adanya diare atau konstipasi untuk beberapa lama. Perdarahan merupakan

gejala yang pertama kali timbul, yang membuat seseorang sadar bahwa ia

menderita hemoroid.

Derajat II

Perdarahan atau taanpa perdarahn, tetapi seseuadah defkasi terjadi prolaps

hemoroid yang dapat masuk sendiri atau secara spontan. Ini di anggap sebagai

derajat selanjutnya dari hemoroid yang hanya berdarah tanpa ada keluhan.

Lama-kelamaan akan berkembang manjadi derajat III.

Derajat III

Hemoroid menonjol saat mengedan dan harus di sorong kembali sesudah

defkasi. Dalam hal ini perdarahan tidak menjadi kriteria, mungkin saja varises

keluar dan harus mendorong kembali tanpa adanya perdarahan.

Derajat IV

Hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dpat di dorong masuk. Hal ini

menimbulkan keadaan sakit seehingga penderita pasti akan datang berobat.

Biasanya pada derajat IV ini terdapat trombus yang di ikuti infeksi.

V. GAMBARAN KLINIS

Pleksus hemoroidalis yang melebar ini terletak di bawah mukosa rektum, tepat di

atas lapisan muskularis sphinter ani eksternus. Tanpa adanya trombus atau infeksi,

pada saat di lakukan colok dubur tidak akan terba apa-apa karena rectum yang

menutup menyebabkan varises kempes ( tidak terisi darah ). Bila aada trombus atau

infeksi, terba suatu pelebaran dari trombus, atau m ukosa yang menebal.

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma

oleh feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur

16

Page 18: Cr hemoroid

dengan feces, dapat hanya berupa garis pada feces atau kertas pembersih sampai pada

perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.

Biasanya penderita datang berobat karena perdarahan atau buang air besar

berdarah atau terjadi prolaps hemoroid di sertai gejala tambahan anal discharge,

pruritus ani, dermatitis di sekitar anus atau proktitis. Nyeri hanya timbul apabila

terdapat trombosis yang luas dan radang pruritus ani di sebabkan oleh karena

kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus.

Gambar

Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akkhirnya dapat menonjol

keluar menyebabkan prolaps. Awalnya ini terjadi bersamaan defekasi dan dapat

kembali secara spontan, pada tahap selanjutnya pasien dapat memasukkan kembali

benjolan tersebut setelah defekasi. Pada akhirnya hemoroid dapat berkembang dan

menonjol secara permanen dan tidak dapat dimasukkan kembali.

Anamnesis harus di kaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang

membutuhkan tekanan intraabdominal yang tinggi ( mengejan ), juga sering pasien

harus duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang merupakan

gejala radang.

17

Page 19: Cr hemoroid

Hemoroid yang berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps permanen,

terlihat dengan keluarnya mukus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam.

VI. PEMERIKSAAN

Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi telah terjadi

trombosis.

Colok dubur

Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna lunak dan tidak dapat diraba

dengan jari, kecuali bila sangat besar sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup

tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Kalau sering prolaps selaput lendir akan

menebal. Bila ada koreng maka akan sakit sekali dalam perabaan. Trombosis dan

fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang lebar. Colok dubur diperlukan

untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

Anuskopi

Penilaian dengan anuskopi untuk melihat internus yang tidak menonjol keluar,

penderita dalam posisi litotomi. Anuskop dan penyumbatnya dimasukan dan

diputar sedalam mungkin untuk mengamati keempat kuadran, penyumbat

diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat ebagai

struktur vaskuler yang menonjolkedalam lumen, dan akan meninjol pada ujung

anuskop, bila belum tanpa benjolan maka anuskop ditarik sedikit keluar, bila

perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar-

besarnya. Pada anuskop dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang

atau perdarahan. Banyaknya benjolan, tingkatnya, letaknya dan dasarnya. Dan

keadaan lain dalam anus harus diperhatikan misalnya polip, fisura ani, atau tumor

ganas.

Proktosigmoidoskopi

Perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan tidak diakibatkan proses

radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.

VII. DIAGNOSA BANDING

18

Page 20: Cr hemoroid

Perdarahan rektum yang merupakan manifestasi utama hemoroid interna juga

terjadi pada karsinoma kolorektum, penyakit divertikel, polip, kolitis ulseratif, dan

kelainan lain pada kolon dan rektum. Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan,

foto barium kolon dan kolonoskopi perlu dipilihh secara selektif, bergantung pada

keluhan dan gejala penderita.

VIII. KOMPLIKASI

Komplikasi penyakit ini adalh perdarahan hebat, abses, fistula dan inkarserata.

Untuk hemoroid eksterna, pengobatannya selalu operatif. Tergantung keaadaan, dapat

dilakukan eksisi aatau insisi trombus serta pengeluaran trombus.

Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani karena eksisi yang berlebihan.

IX. PENCEGAHAN

Menghindari faktor-faktor yang mendukung terjadinya penyulit ini, seperti

mengurangi mengedan dengan cara mengkonsumsi makanan berserat tinggi ( sayur-

sayuran dan buah-buahan ), sehingga feces tidak keras. Akan tetapi jika hal ini tidak

berhasil bisa dibantu dengan pencahar.

X. PENANGANAN

Sekali melebarnya pembuluh vena rektum dan hemoroid telah terbentuk maka

akan sulit untuk dihilangkan secara komplit dan cenderung untuk kambuh, dengan

lebih sedikit ketegangan pada tempat terbentuk pertama, dengan kebiasaan yang baik

dan terapi medik sederhana biasanya dapat mengontrol hemoroid dengan baik, dan

bedah hanya disarankan pada kasus yang parah.

Terapi yang dapat dilakukan :

19

Page 21: Cr hemoroid

1. Non Operatif

Dilakukan untuk hemoroid derajat I dan II

Menangani hemoroid tak melulu perlu tindakan invasif. Dengan obat juga bisa.

Namun, pemilihan jenis terapi (obat atau invasif) sangat bergantung dari keluhan

penderita serta derajat hemoroidnya. Tidak ada indikasi mutlak dalam terapi invasif

dan diusahakan menjadi pilihan terakhir.

Salah satu obat hemoroid adalah diosmin dan hesperidin yang dimikronisasi.

Layaknya noradrenalin, obat ini mengakibatkan kontraksi vena, menurunkan

ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin

(PGE2, PGF2). Kehadiran obat ini tentu memberi angin segar bagi penderita

hemoroid yang takut atau enggan dioperasi. Sebuah studi acak bahkan membuktikan

obat ini sama efektif dengan rubber band ligation. Malah dengan efek samping lebih

kecil.

Bila obat sudah tak mempan atau terjadi perdarahan dan prolaps, tindakan invasif

menjadi pilihan terakhir. Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi.

Fiksasi dilakukan pada derajat I dan II. Dan selebihnya eksisi.

 

Fiksasi

Meliputi skleroterapi, rubber band ligation, cryosurgery, infrared

thermocoagulation, photocoagulation, dan Doppler ultrasound guided haemorrhoid

artery ligation.

Skleroterapi. Dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Metode ini

menggunakan zat sklerosan yang disuntikan para vasal. Setelah itu, sklerosan

merangsang pembentukan jaringan parut sehingga  sehingga menghambat aliran

darah ke vena-vena hemoroidalis. Akibatnya, perdarahan berhenti. Sklerosan yang

dipakai adalah 5% phenol in almond oil dan 1% polidocanol. Metode ini mudah

dilaksanakan, aman dan memberikan hasil baik.

Rubber band ligation. Kerja dari metode ini adalah akan mengabliterasi lokal

vena hemoroidalis sampai terjadi ulserasi (7-10 hari) yang diikuti terjadinya jaringan

parut (3-4 minggu). Prosedur ini dilakukan pada hemoroid derajat 1-3.

20

Page 22: Cr hemoroid

Infrared thermocoagulation. Prinsipnya adalah mendenaturasi protein melalui

efek panas dari infrared, yang selanjutnya mengakibatkan jaringan terkoagulasi.

Untuk mencegah efek samping dari infrared berupa kerusakan jaringan sekitar yang

sehat, maka jangka waktu paparan dan kedalamannya perlu diukur akurat. Metode ini

diperuntukkan pada derajat 1-2.

Laser haemorrhoidectomy. Metode ini mirip dengan infrared. Hanya saja

mempunyai kelebihan dalam kemampuan memotong. Namun, biayanya mahal.

Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Metode ini menjadi

pilihan utama saat terjadi perdarahan karena dapat mengetahui secara tepat lokasi

arteri hemoroidalis yang hendak dijahit.

Cryotherapy. Metode ini kurang direkomendasikan karena seringkali kurang

akurat dalam menentukan area freezing.

 

Eksisi

Terdapat beberapa teknik yaitu St. Marks Milligan – Morgan technique,

submucosal haemorrhoidectomy (Parks method), dan yang terbaru adalah circular

stapler anopexy (teknik Longo).

Teknik circular stapler anopexy atau dikenal dengan procedure for prolapse and

haemorrhoids (PPH) baru dikembangkan sekitar tahun 1993. Teknik ini bekerja

dengan mendorong jaringan hemoroid yang merosot ke arah atas dan dijahitkan ke

selaput lendir dinding anus. Kemudian sebuah gelang dari bahan titanium diselipkan

di jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi

jaringan hemoroid tersebut.

PPH memiliki beberapa keuntungan dibandingkan operasi konvensional

diantaranya nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan

cepat karena hanya menghabiskan 12-45 menit, dan pasien dapat pulih lebih cepat

paska operasi. Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus

masih dapat terjadi.

21

Page 23: Cr hemoroid

Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan anus,

prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan gangguan koagulasi

(pembekuan darah).

Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan

sekunder, selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia.

Hemoroid bukan penyakit yang tak mungkin dicegah. Diet tinggi serat seperti

banyak sayur dan buah akan membuat feses lembek sehingga tidak perlu mengedan

saat buang hajat.

Di Negeri Paman Sam, angka kejadian hemoroid berkisar 4%. Celakanya, 80%

diantaranya adalah pekerja kantoran! Indonesia sendiri belum mempunyai data pasti.

Namun, bukan tidak mungkin sebagian besar para pekerja kantoran di negara kita

juga mempunyai benjolan ini di anusnya.

2. operatif

Hemoroidektomi

Operasi ini merupakan terapi bedah untuk penderita yang mengalami keluhan

menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah ini juga

dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang

tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita

hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat

ditolong ssegera dengan hemoroidektomi.

Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalh eksisi yang hanya

dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin

dilakukan pada anoderm dan kulit yamg normal dengan tidak mengganggu

sphingter anus.

Tindak Bedah Lain

Dilatasi anus yang dilakukan dalam anestesi dimasukan untuk memutuskan

jaringan ikat yang diduga menyebabkan obstruksi jalan keluar anus atau spasme

yang merupakan faktor penting dalam pembentukan hemoroid. Metode dilatasi

22

Page 24: Cr hemoroid

menurut Lord ini kadang disertai dengan penyulit inkontinensia sehingga tidak

dianjurkan.

Hemoroid eksterna yang mengalami trombosis

Keadaan ini bukan hemoroid dalam arti sebenarnya tetapi merupakan

trombosis vena hemoroidalis eksterna yang terletak subkutan di daerah kanalis

analis.

Trombosis dapat terjadi karena tekanan tinggi di vena tersebut misalnya

ketika mengangkat barang berat, batuk bersin, mengedan atau partus. Vena

lebar yang menonjol tersebut dapat terjepit sehingga kemudian terjadi

trombosis. Keadaan ini di tandai dengan adanya benjolan dibawah kulit

kanalis analis yang nyeri sekali, tegang, berwarna kebiru-biruan, berukuran

dari beberapa milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya.

Benjolan ini dapat unilobuler, dan dapat pula mltilokuler atau beberapa

benjolan.

Pada awal timbulnya trombosis ini sangat nyeri, kemudian nyeri berkurang

dalam waktu dua sampai tiga hari bersamaan dengan edema akut. Ruptur

spontan dapat terjadi diikuti dengan perdarahan, resolusi spontanpun dapat

terjadi tanpa terapi setelah dua sampai empat hari.

Therapy :

Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk menggunakan larutan hangat,

salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada

waktu berjalan, dan sedasi. Istirahat ditempat tidur dapat membantu mempercepat

berkurangnya pembengkakan.

Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik dengan cara

segera melakukan trombus atau melakukan eksisi lengkap secara hemoroidektomi

dengan anestesi lokal.

23

Page 25: Cr hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

1. R. Syamsuhidajat & Win de Jong : Anorektum dalam Buku Ajar Ilmu Bedah,

Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1997, 910-915.

2. Jusi D & Dahlan M, Hemoroid SubBab Bedah Vaskuler Dalam Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Ilmu Bedah FKUI / RSCM, Jakarta,

1995, 226-271.

3. Dardjat M.T & Achijkat A.K, Hemoroid SubBab Bedah Digestif, Dalam

Kumpulan Kuliah Bedah Khusus, Aksara Medisina, Jakarta, 1997, 5-10.

4. Kapita selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jilid 2, Jakarta, 2000,

321-323.

5. Www. Google. Com

6. Www. Yahoo. Com

24