1. laporan profil tanah

24
1 http://lvunderground.wordpress.com I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman, dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur- unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl), dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat- obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara), dan sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman.

Upload: agil-juansyah

Post on 24-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CCK

TRANSCRIPT

  • 1

    http://lvunderground.wordpress.com

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat

    tumbuh dan berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman, dan

    menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan

    penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-

    unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl), dan secara

    biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam

    penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi

    tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah

    untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-

    obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

    Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran,

    penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia

    kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan

    asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat

    meningkatkan kesediaan hara), dan sebagai habitat biota tanah, baik yang

    berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan

    kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak

    negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman.

  • 2

    http://lvunderground.wordpress.com

    Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media

    tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur

    dengan sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di

    atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.

    Oleh karena itu dalam definisi ilmiahnya tanah (soil) adalah kumpulan dari

    benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari

    campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media

    untuk tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda dengan faktor-faktor lahan (land)

    karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya seperti

    lereng, hidrologi, iklim dan sebagainya.

    Pengetahuan mengenai keadaan, sifat dan struktur tanah dapat dilakukan

    melalui pengamatan profil tanah. Profil adalah irisan vertikal tanah hingga ke

    lapisan horisonnya. Pengetahuan mengenai keadaan, sifat dan struktur tanah

    sangat penting untuk dimiliki sebagai acuan dalam menentukan pemanfaatan

    tanah tersebut.

    Berdasarkan uraian diatas, maka pengamatan profil tanah perlu di lakukan

    mengingat besarnya manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari serta

    terdapatnya berbagai jenis tanah yang memiliki jenis penggunaan yang berbeda.

  • 3

    http://lvunderground.wordpress.com

    1.2 Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dari pengamatan profil tanah adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik,

    kimia, dan biologi pada jenis tanah tertentu pada tiap lapisan, serta faktor-faktor

    yang mempengaruhinya.

    Kegunaannya adalah sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan analisa

    sampel tanah di laboraturium dan sebagai bahan informasi dalam penggunaan

    suatu lahan.

  • 4

    http://lvunderground.wordpress.com

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Profil Tanah

    Tanah adalah hasil pelapukan batuan yang tercampur dengan sisa sisa bahan

    organik dari organisme yang hidup diatasnya, selain itu di dalam tanah terdapat

    udara dan air. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah

    sehingga tidak meresap ketempat lain. Disamping itu pencampuran bahan mineral

    dengan bahan bahan organik pun terjadi, maka dalam proses pembentukan tanah

    terbentuk pula lapisan tanah (Hardjowigeno, 2007).

    Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah dari lapisan paling atas

    sampai pada batuan induk tanah (regolit). Solum tanah masih mempengaruhi

    empat lapisan tanah teratas, horizon D-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-

    B disebut lapisan tanah bawah. Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon,

    namun bagi tumbuhan, horizon yang berperan di dalamnya, yaitu horizon O-A

    (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30 cm

    (Mulyani dan Kartasapoetra, 1991).

    Sedangkan menurut Anonim 1, 2011 profil tanah merupakan sebuah irisan

    melintang pada tubuh tanah dibuat dengan menggali tanah. Horijon merupakan

    lapisan tanah yang terbentuk karena adanya variasi komposisi, tekstur dan struktur

    tanah. Profil tanah pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 macam horizon, mulai

    dari yang teratas sampai kebagian yang terdalam mulai dari zona o, a, b dan c.

  • 5

    http://lvunderground.wordpress.com

    Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan

    air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut mengambil bagian dalam

    menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi

    menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian. Tinggi

    muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga

    berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi (Hardjowigeno, 2007).

    Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien ini

    umumnya bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik

    tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping faktor

    tanah ini, faktor iklim dan tanaman juga berpengaruh meliputi curah hujan,

    temperatur dan kecepatan angin yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air

    dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan

    kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadium

    pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman

    (Ali, 1995).

    2.2 Ciri-Ciri Tanah Muda, Tanah Berkembang, dan Tanah Tua

    Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah

    berubah berturut-turut menjadi tanah muda (immature atau young soil), tanah

    dewasa (mature soil) dan tanah tua (old soil). Menurut Hardjowigeno, 2007,

    perubahan bahan induk tanah dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Tanah muda : Pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa

    proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik

    dan bahan mineral di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah karena

  • 6

    http://lvunderground.wordpress.com

    pengaruh bahan organik tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan

    horizon C. Sifat tanah masih didominasi oleh sifat-sifat bahan induknya.

    Termasuk tanah muda adalah jenis tanah Entisol (Aluvial, Regosol).

    Tanah dewasa biasa juga disebut tanah berkembang: Dengan proses yang

    lebih lanjut maka tanah-tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa yaitu

    dengan proses pembentukan horizon B. Horizon B yang terbentuk adalah horizon

    B yang masih muda (Bw) sebagai hasil dari proses alterasi bahan induk (terbentuk

    struktur tanah, warna lebih merah dari bahan induk) atau ada penambahan bahan-

    bahan tertentu (liat, dan lain-lain) dalam jumlah sedikit dari lapisan atas. Pada

    tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi, karena unsur-

    unsur hara di dalam tanah cukup tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian

    unsur hara belum lanjut. Jenis tanah yang termasuk dalam tingkat ini antara lain

    Inceptisol (Latosol Coklat, dan lain-lain), Andisol, Vertisol, Mollisol, dan

    sebagainya.

    Tanah tua : Dengan meningkatnya umur maka proses pembentukan tanah

    berjalan lebih lanjut, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang nyata pada

    horizon A dan B dan terbentuklah horizon-horizon A, E, EB, BE, Bt, (Bs), (Bo),

    BC dan lain-lain. Di samping itu, pelapukan mineral dan pencucian basa-basa

    makin meningkat sehingga tinggal mineral-mineral yang sukar lapuk di dalam

    tanah dan tanah menjadi kurus dan masam. Jenis-jenis tanah tua tersebut adalah

    tanah Ultisol (Podsohik Merah Kuning) dan Oxisol (Laterit).

  • 7

    http://lvunderground.wordpress.com

    2.3 Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

    Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah,

    antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor

    tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:

    T = f (i, o, b, t, w)

    Keterangan:

    T = tanah

    f = faktor

    i = iklim

    o = organisme

    b = bahan induk

    t = topografi

    w = waktu

    Menurut Anonim 2, 2011 faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan

    diuraikan sebagai berikut:

    1. Iklim

    Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama

    ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.

    a. Suhu/temperatur

    Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk.

    Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga

    pembentukan tanah akan cepat pula.

  • 8

    http://lvunderground.wordpress.com

    b. Curah hujan

    Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian

    tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi

    asam (pH tanah menjadi rendah).

    2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

    Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

    a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan

    kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk

    hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah

    pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.

    b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan

    menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di

    permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan

    jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

    c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di

    daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat

    membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan

    warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam

    karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan

    sisa-sisa rumput.

    d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh

    terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsurunsur

    kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah

  • 9

    http://lvunderground.wordpress.com

    pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah

    pohon jati.

    3. Bahan Induk

    Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen

    (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan

    induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang

    terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat

    kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat

    misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan

    pasirnya tinggi.

    Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas

    tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak

    mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang

    banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian

    lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk

    yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih

    merah.

    4. Topografi/Relief

    Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:

    a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah

    Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih

    tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal

    karena terjadi sedimentasi.

  • 10

    http://lvunderground.wordpress.com

    b. Sistem drainase/pengaliran

    Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan

    tanahnya menjadi asam.

    5. Waktu

    Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat

    pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan

    menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara

    telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk

    seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka

    induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan

    tanah tua. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-

    beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan

    waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 10.000 tahun

    untuk membentuk tanah dewasa.

    Menurut Aditya, proses pembentukan tanah dibagi menjadi empat tahap,

    yaitu :

    1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara

    langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi

    pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan

    hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.

  • 11

    http://lvunderground.wordpress.com

    2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak.

    Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam.

    Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk

    hidup.

    3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar

    tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya.

    Di sini terjadilah pelapukan biologis.

    4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang

    ralatif besar.

  • 12

    http://lvunderground.wordpress.com

    III. KEADAAN UMUM LOKASI

    3.1 Letak Astronomis dan Geografis

    Lokasi tempat penelitian profil tanah, secara geografis memiliki batas-batas

    sebagai berikut :

    Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya

    Sebelah timur berbatasan dengan lahan pertanian

    Sebelah selatan berbatasan dengan lahan pertanian

    Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga

    Berdasarkan letak astronomisnya, lokasi tempat pengamatan profil tanah

    terletak pada koordinat antara 5 1613 sampai 5 3935 Lintang Selatan dan

    12 419 sampai 12 751 Bujur Timur.

    3.2 Iklim

    Keadaan musim di Kabupaten Jeneponto pada umumnya sama dengan keadaan

    musim di Sulawesi Selatan yakni musim hujan (bulan Nopember s/d bulan April)

    dan musim kemarau (bulan Mei s/d bulan Oktober).

    Terdapat 2 tipe iklim di daerah yakni tipe iklim D3 dan Z4 berkisar 5

    sampai 6 bulan untuk kondisi kering dan 1 sampai 3 bulan dengan kondisi basah,

    sedangkan tipe iklim C2 berkisar 5 sampai 6 bulan dengan kondisi basah dan 2

    sampai 3 bulan dengan kondisi lembab di jumpai pada dataran tinggi yang pada

    umumnya berada di wilayah Kecamatan Kelara dan Rumbia.

  • 13

    http://lvunderground.wordpress.com

    3.3 Topografi

    Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan berpenduduk sebanyak

    330.735 jiwa, kondisi tanah (topografi) pada umumnya di Kabupaten Jeneponto

    pada bagian utara terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian 500 s/d 1400 m,

    bagian tengah 100 s/d 500 m dan pada bagian selatan 0 s/d 150 m diatas

    permukaan laut.

    Pada khususnya topografi di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala,

    Kabupaten Jeneponto, memiliki bentuk wilayah bukit dan lembah. Namun pada

    titik tempat penggalian profil tanah memiliki persen kelerengan 0-3% atau dapat

    dikatakan sebagai titik yang mempunyai bentuk lembah datar.

    3.4 Vegetasi

    Vegetasi pada lokasi pengamatan profil tanah berbeda antara tanah kebun dan

    padang rumput. Pada tanah kebun, jumlah vegetasinya relatif banyak, terdiri dari

    pohon mangga, pohon jati, pohon lontar, serta tanaman jagung. Sedangkan pada

    padang rumput, ditumbuhi oleh semak belukar.

    3.5 Jenis Penggunaa Tanah

    Penggunaan lahan di daerah tempat pengamatan profil tanah yaitu digunakan

    sebagai lahan kebun, dimana ditandai dengan adanaya tanaman jagung dan pohon

    jati. Namun, pohon jati yang tumbuh relatif kurang subur, maka dikatakan

    penggunaan lahannya kurang intensif. Fungsi lain dari lahan tempat pengamatan

    profil yaitu sebagai tempat untuk makanan ternak karena lahan tersebut

    sebagiannya adalah padang rumput yang terdiri dari semak belukar.

  • 14

    http://lvunderground.wordpress.com

  • 15

    http://lvunderground.wordpress.com

    IV. BAHAN DAN METODE

    4.1 Tempat dan Waktu

    Pengamatan profil tanah dilaksanakan di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala,

    Kabupaten Jeneponto, pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2011, pukul 11.45

    WITA sampai selesai.

    4.2 Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan profil tanah antara lain ; cangkul,

    meteran, cutter, ring sampel, karet gelang, plastic gula, kantong plastic, karung,

    sekop, papan ukuran 30 x 30 cm, linggis, kertas label, kamera, DIP dan alat tulis

    menulis.

    Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan profil tanah dengan yaitu

    sebidang tanah berukuran 1 x 1,5 meter serta air.

    4.3 Metode Pelaksanaan

    4.3.1 Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh

    a. Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil,

    kemudian meletakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan

    tanah tersebut.

    b. Menekan ring sampel sampai bagiannya masuk ke dalan

    tanah.

  • 16

    http://lvunderground.wordpress.com

    c. Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama,

    kemudian menekan lagi sampai bagian bawah masuk ke dalam

    tanah.

    d. Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan sekop

    dan linggis.

    e. Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama

    dengan hati-hati, kemudian memotong kelebihan tanah yang

    ada pada permukaan ring sampel

    f. Menutup ring sampel dengan plastic, lalu ikat dengan karet

    gelang dan memberi label pada masing-masing ring sampel.

    4.3.2 Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

    a. Mengambil tanah dengan sekop sesuai dengan lapisan yang

    akan diambil dan dimulai dari lapisan yang paling bawah.

    b. Memasukkannya ke dalam plastik gula yang telah diberi label.

    c. Menyimpannya pada tempat/ruangan yang lembab kira-kira

    sekitar (kelembaban relative 90%) dan suhu kira-kira 18oC.

  • 17

    http://lvunderground.wordpress.com

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Profil I (Profil Dalam)

    Lapisan I II III IV

    Kedalaman

    Lapisan 0 22 22 76 76 120 120 132

    Batasan

    Lapisan Nyata Baur Baur Baur

    Topografi

    Batas Lapisan Berombak Lurus Berombak Berombak

    Warna

    (Munsell) - - - -

    Tekstur Liat berpasir Debu Liat Liat

    Struktur Kasar Kasar Kasar Kasar

    Konsistensi Gembur Gembur Gembur Gembur

    Karatan Fe, Mn

    (Reduksi)

    Fe, Mn

    (Reduksi)

    Fe, Mn

    (Reduksi)

    Fe, Mn

    (Reduksi)

    Sumber : Data Primer, 2011.

    Tabel 2. Hasil Pengamatan pada Profil II (Profil Dangkal)

    Lapisan I

    Kedalaman Lapisan 0 15,8 cm

    Batasan Lapisan -

    Topografi Batas Lapisan -

    Warna (Munsell) -

    Tekstur Liat berpasir

    Struktur Sedang

    Konsistensi Lembab

    Karatan -

    Sumber : Data Primer, 2011.

  • 18

    http://lvunderground.wordpress.com

    Tabel 3. Hasil Pengamatan pada Profil III (Profil Sedang)

    Lapisan I II

    Kedalaman Lapisan 0 70 cm 70 100 cm

    Batasan Lapisan Berangsur Berangsur

    Topografi Batas Lapisan Berombak Berombak

    Warna (Munsell) - -

    Tekstur Liat berpasir Liat berpasir

    Struktur Sedang Kasar

    Konsistensi Lembab Lembab

    Karatan Mn Al

    Sumber : Data Primer, 2011

    5.2 Pembahasan

    5.2.1 Profil I

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil I, bahwa setiap lapisan

    memilki kedalaman dan batas lapisan yang berbeda. Pada lapisan pertama

    kedalamannya 0- 20 cm, lapisan kedua kedalamannya sekitar 20-33 cm, lapisan

    ketiga kedalamannya 33-42, lapisan keempat kedalamannya sekitar 42-80 cm.

    Dilihat dari batas tiap lapisan tanah menunjukkan bahwa pada lapisan pertama

    perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas dan nyata , pada

    lapisan kedua batas lapisan tanahnya berbaur, pada batas lapisan tanahnya

    berbaur, sedangkan pada lapisan ketiga hampir sama pada lapisan pertama yaitu

    batas lapisannya nyata.

    Dilihat dari tekstur tiap-tiap lapisan memiliki tekstur yang berbeda-beda

    pada tiap lapisan, pada lapisan pertama tekstur tanahnya liat berpasir (lempung),

    hal ini dapat dilihat pada saat tanah dipegang, hal yang dirasakan adalah tanah itu

    terasa kasar dan lengket. Tekstur tanah pada lapisan kedua yaitu liat, ini dapat kita

  • 19

    http://lvunderground.wordpress.com

    lihat pada saat tanag dipegang akan terasa lengket. Tekstur tanah pada lapisan

    ketiga dan keempat yaitu liat berdebu, ini dapat kita rasakan ketika tanahnya

    dipegang akan tersa lengket dan licin. Sedangkan Struktur lapisan pertama dan

    kedua adalah sedang, pada lapisan ketiga dan keempat struktur tanahnya halus,

    hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa jika tanah dominan butiran

    besar, maka strukturnya kasar, sebaliknya jika dominan butiran kecil maka

    strukturnya halus. Sedangkan konsistensi lapisan 1, 2, 3 dan 4 itu sama, yaitu

    berkonsistensi plastis atau gembur, dilahat pada saat tanah pada lapisan tersebut

    dibengkokkan tidak patah, sedangkan pada lapisan

    Karatan-karatan yang dikandung tiap lapisan berbeda, yaitu pada lapisan 1

    tidak mengandung karatan dan pada lapisan ke 2 mengandung Mn, pada lapisan

    ke 3 mengandung karatan Mn, dan pada lapisan ke 4 tidak mengandung karatan

    Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah memiliki kandungan

    Al. Fe, Mg, Ca dan Mn.

    5.2.2 Profil II

    Pada profil II, berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa pada profil

    ini hanya memiliki satu lapisan dengan kedalaman 0 - 15,8 cm. Pada kedalaman

    tersebut telah ditemukan bahan induk sehingga pada profil ini hanya memiliki satu

    lapisan saja.

    Topografi pada lapisan ini tampak tidak jelas. Hal ini dikarenakan pada

    profil II hanya memiliki satu lapisan saja. Adapun tekstur yang dimiliki pada

    profil ini yaitu liat berpasir. Hal ini dikarenakan tanah tersebut apabila dipegang

    terasa lengket di tangan dan kasar.

  • 20

    http://lvunderground.wordpress.com

    Adapun struktur tanah yang dimiliki yaitu sedang, hal ini disebabkan tanah

    tersebut memiliki tekstur liat berpasir. Sedangkan untuk konsistensi, tanah

    tersebut berkonsistensi lembab, karena kondisi tanah pada saat diletakkan di atas

    telapak tangan kemudian digerakkan dan dibengkokan maka akan patah secara

    perlahan. Namun tanah pada profil dangakal ini tidak memiliki karatan.

    5.2.3 Profil III

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil III, bahwa setiap lapisan

    memiliki kedalaman dan batas lapisan yang berbeda. Pada lapisan pertama

    kedalamannya 0- 70 cm, ada lapisan kedua kedalamannya sekitar 70-100 cm.

    Dilihat dari batas tiap lapisan tanah menunjukkan bahwa pada lapisan pertama

    perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas namun berangsur,

    sedangkan pada lapisan kedua, hampir sama pada lapisan pertama yaitu batas

    lapisannya berangsur.

    Dilihat dari tekstur tiap-tiap lapisan memiliki tekstur yang hampir sama

    yaitu liat berpasir (lempung), hal ini dapat dilihat pada saat tanah dipegang, hal

    yang dirasakan adalah tanah itu terasa kasar dan lengket. Struktur lapisan pertama

    adalah sedang, terbukti pada saat tanah disimpan diatas telapak tangan kemudian

    digerakkan terlihat bahwa seimbang dengan tanah yang struktur atau ukurannya

    kecil. Sedangkan pada lapisan kedua strukturnya kasar hali ini dapat dilihat ketika

    tanah diletakkan di atas telapak tangan kemudian di gerakkan kemudian

    dibengkokkan makaa tanah akan patah, hal ini sesuai dengan pendapat Foth

    (1994) bahwa jika tanah dominan butiran besar, maka strukturnya kasar,

    sebaliknya jika dominan butiran kecil maka strukturnya halus. Sedangkan

  • 21

    http://lvunderground.wordpress.com

    konsistensi lapisan I dan II itu sama. Pada lapisan pertama berkonsistensi plastis

    atau lembab, dilahat pada saat tanah pada lapisan tersebut dibengkokkan tidak

    patah, sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga berkonsistensi agak plastis, hal ini

    juga dapat dilihat ketika tanah tersebut dilengkungkan/dibengkokkan, tanah

    tersebut patah.

    Karatan-karatan yang dikandung tiap lapisan berbeda, yaitu pada lapisan I

    mengandung karatan Mn dan pada lapisan ke II mengandung Al Hal ini sesuai

    dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah alfisol memiliki kandungan Al. Fe,

    Mg, Ca dan Mn.

  • 22

    http://lvunderground.wordpress.com

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan

    sebagai berikut :

    a. Pada profil I terdapat lapisan sebanyak 4. Lapisan I memiliki kedalaman

    laipsan 0 22 cm, batasan lapisan tampak nyata, memiliki topografi yang

    berombak, bertekstur liat berpasir, memiliki struktur yang kasar, kategori

    konsistensi gembur, serta memiliki karatan berupa Fe dan Mn. Lapisan II

    memiliki kedalaman lapisan 22 76 cm, batasan lapisan berbaur dengan

    lapisan lain, memiliki topografi yang lurus, memiliki tekstur kategori

    debu, berstruktur, berstruktur kasar, konsistensi kategori gembur, serta

    memiliki karatan berupa Fe dan Mn. Lapisan III memiliki kedalaman

    lapisan 76 120 cm, batasan lapisan berbaur, topografi lapisan ini

    berombak, bertekstur liat dan berstruktur kasar, kategori konsistensi

    lapisan ini gembur, dan karatan lapisan ini masih berupa Fe dan Mn.

    Lapisan IV memiliki kedalaman 120 132 cm, batasan lapisan ini berbaur

    dengan lapisan lainnya, memiliki topografi berombak, bertekstur liat dan

    berstruktur kasar, berkosistensi gembur, dan masih sama dengan lapisan

    sebelumnya yaitu memiliki karatan berupa Fe dan Mn.

  • 23

    http://lvunderground.wordpress.com

    b. Pada profil II hanya terdapat 1 lapisan. Lapisan ini memiliki kedalaman

    sebesar 0 15,8 cm, tidak memiliki batas lapisan serta karatan, topografi

    tampak tidak jelas, bertekstur liat berpasir dan berstruktur sedang, serta

    memiliki kategori konsistensi lembab.

    c. Pada profil III terdapat lapisan sebanyak 2. Lapisan I memiliki kedalaman

    sebesar 0 70 cm, memiliki batasan lapisan berangsur, topografi batas

    lapisan berombak, bertekstur liat berpasir dan berstruktur sedang, memiliki

    konsistensi kategori lembab, karatan lapisan ini berupa Mn. Lapisan II

    memiliki kedalaman 70 100 cm, batasan lapisan berangsur, topografi

    batas lapisan berombak, bertekstur liat berpasir dan berstruktur kasar,

    konsistensi kategori lembab, serta memiliki karatan berupa Al.

    6.2 Saran

    Melihat sampel profil tanah yang diambil di Desa Basoli, Kecamatan Bangkala,

    Kabupaten Jeneponto terlihat bahwa di sekitar titik pengambilan profil tanah

    terdapat vegetasi yang pertumbuhannya kurang subur. Agar penggunaan tanah

    tersebut intensif maka sebaiknya dilakukan pengadaan pengairan (irigasi)

    mengingat di daerah Jeneponto mengandalkan pengairan dari tadah hujan. Selain

    itu, juga dapat dilakukan penyuluhan di sekitar wilayah tersebut tentang jenis

    tanaman apa yang sesuai dengan jenis tanah disana agar tidak terjadi kesenjangan

    penanaman.

  • 24

    http://lvunderground.wordpress.com

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, H.K. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    Anonim 1, 2011. Proses Pembentukan Tanah. http://www.contohmakalah.com/

    dalam www.google.com. Diakses pada 28 Maret 2011. Pukul 18.30

    WITA. Makassar.

    Anonim 2, 2011. Faktor Pembentuk Tanah. http://elank37.wordpress.com/ dalam

    www.google.com. Diakses pada 28 Maret 2011. Pukul 18.45 WITA.

    Makassar.

    Foth, D. Hendry, 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada

    University.

    Hardjowigeno, H. Sarwono., 2007. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta :

    Akademika Pressindo.

    Mulyani, M.W. dan Kartasapoetra, A.G., 1991, Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta :

    PT. Bhineka Cipta.

    Pandu, Aditya, 2010. Proses Pembentukan, Faktor, dan Jenis Tanah.

    http://aditya-pandhu.blogspot.com/ dalam www.google.com. Diakses

    pada 28 Maret. Pukul 21.00 WITA. Makassar.