laporan tanah 1

26
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH TEKSTUR TANAH Oleh: MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI 105040201111091 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: fahmiganteng

Post on 18-Jun-2015

2.776 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan tanah 1

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

TEKSTUR TANAH

Oleh:

MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI

105040201111091

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

Page 2: Laporan tanah 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang

telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan

Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. (Sumber: http://dasar2 ilmu

tanah.blogspot.com/search/label/Definisi Tanah).

Tanah juga memiliki tekstur. Yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah proporsi relatif

dari partikel pasir, debu, dan liat (jumlahnya 100%). Proporsi tersebut dikelompokkan dalam

kelas tekstur.

Komponen tanah yang ideal adalah:

Bahan padat (50%)

-bahan mineral (45%)

-bahan organik (5%)

Ruang antar bahan padat (50%)

-air (25%)

-udara (25%)

Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan tumbuh dan berkembang di

atas tanah. Tanah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk

hidup. Apabila tidak ada tanah, lalu dimana kita harus berpijak. Mengingat fungsi tanah itu

sendiri yaitu;

- Sebagai pengendali air

- Sebagai filter bahan termar

- Sebagai siklus unsure hara

- Tanah juga dapat sebagai tempat untuk mempertahankan tanaman dan hewan

Page 3: Laporan tanah 1

- Sebagai penyangga struktur

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui tekstur dari tanah

2. Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah

3. Untuk mengetahui perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan

biologinya

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah

5. Untuk mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya

6. Untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian

1.3 Manfaat

Kita dapat mengetahui tekstur tanah, macam-macam tekstur tanah, perbedaan tekstur utama

(pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan biologinya, mengetahui faktor yang mempengaruhi dan

dipengaruhi tekstur tanah, mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya dan

mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian.

Page 4: Laporan tanah 1

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan

Alat

1. Wadah sebagai tempat tanah komposit

Bahan

1. Tanah Komposit

2. Air

2.2 Alur kerja

Siapkan alat dan bahan

Buatlah gulungan dari tanah+air

Lekatkan tanah dengan jari

telunjuk dan ibu jari

Tambahkan tanah dg air

Pijat-pijat tanah dengan jari

Analisis presentasi debu, liat dan pasir

Berikan nama yang sesuai

Page 5: Laporan tanah 1

2.3 Analisis perlakuan (perbandingan jurnal)

Penetapan tekstur dengan cara pipet

Dasar Penetapan:

Bahan organic dioksidasi dengan H2O2 dan garam-garam yang mudah larut dihilangkan

dari tanah dengan HCL sambil dipanaskan. Bahan yang tersisa adalah mineral yang terdiri atas

pasir, debu, dan liat.

Pasir dapat dipisahkan dengan cara pengayakan basah, sedangkan debu dan liat

dipisahkan dengan cara pengendapan yang di dasarkan pada hokum Stoke.

Peralatan:

- Piala gelas 800 ml

- Penyarik Berkefield

- Ayakan 500 mikron

- Gelas ukur 500 ml

- Pipet 20 ml

- Pinggan almunium

- Dispenser 50 ml

- Gelas ukur 200 ml

- Stop watch

- Oven berkipas

- Pemanas listrik

- Neraca analitik ketelitian 4 desimal

Page 6: Laporan tanah 1

Pereaksi:

- H2O2 30%

- H2O2 10%

- H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air bebas ion

- HCL 2N

Encerkan 170 ml HCL 37% teknis dengan air bebas ion dan diimpitkan hingga 1l.

- Larutan Na4P2O7 4%

Larutkan 40 g Na4P2O7.10 H2O dengan air bebas ion dan diimpitkan 1l.

Cara Kerja:

Timbang 10,00 g contoh tanah ≤ 2 mm, masukkan ke dalam piala gelas 800 ml, ditambah

50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalaman. Keesokan harinya di tambahkan 25 ml H2O2

30% dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml

HCL 2N.

Didihkan di atas pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan setelah agak

dingin diencerkan dengan air bebas ion menjadi 700ml, dicuci dengan air bebas ion

menggunakan penyaring Berkefield atau dienap-tuangkan sampai bebas asam, kemudian

ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%.

Pemisahan pasir:

Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan menggunakan ayakkan 50

mikron sambil di cuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500ml untuk

pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan

aluminium yang telah diketahhui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot.

Keringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 1050 C, didinginkan dalam eksikator dan

ditimbang (berat pasir=A g).

Pemisahan debu dan liat:

Page 7: Laporan tanah 1

Filtrat dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera

dipipet sebanyaj 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrate dikeringkan pada suhu 1050C

(biasanya 1 malam), di dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu+liat+peptisator = B

g)

Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit

pada suhu kamar. Suspense liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke dalaman 5,2 cm dari permukaan

cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspense liat dikeringkan pada suhu 1050

C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat+peptisator = C g).

Perhitungan:

Fraksi pasir : A g

Fraksi debu : 25 (B-C) g

Fraksi liat : 25 (C-0.0095) g

Jumlah fraksi : A+25 (B-0.0095) g

Pasir (%) : A/ {A+25 (B-0.0095)} x 100

Debu (%) : {25 (B-C)}/ {A+25(B- 0,0095)} x 100

Liat (%) : {25 (C-0,0095)}/ {A+25(B-0,0095)} x 100

Sumber:Sulaeman.2005.Jurnal Tanah.Bogor: Balai Penelitian Tanah

Metode Penelitian:

Pemilihan pendahuluan dilakukan dengan menentukan lokasi profil pewakil tanah pada

lokasi. Penelitian utama dilakukan dengan jalan mendiskripsikan profil tanah, kemudian

mengambil cuplikan tiap lapisan tanah yang diperlukan untuk analisis laboratorium.

Berbagai analisis yang dilakukan yaitu; sifat fisik dan kimia tanah antara lain; tekstur

tanah (liat, debu, pasir), berat jenis, berat volume, porositat, C-organik, bahan organic, N-total,

nisbah C/N, kapasitas pertukaran kation, pH (H2O), pH (NaF), retensi fosfat, Fe-ditionit dan Si-

total, Fe-total, al-total.

Page 8: Laporan tanah 1

Perbandingan sifat fisik dan kimia tanah dapat digunakan indeks kemiripan. Mula-mula

semua harga pada horizon diubah menjadi nilai nisbi. Harga sebenarnya yang terbesar diberi

nilai (100) dan nilai yang terkecil diberi nilai (1), nilai yang terletak antara nilai terbesar dan

terkecil dihitung dengan cara (interpolasi). Dengan rumus:

I= (2W/A+B) x 100 %

Keterangan:

I= Indeks kemiripan

W= jumlah nilai nista terkecil diantara dua parameter dari horizon yang dibandingkan.

Adan B= jumlai nilai niisbi dari dua parameter dari horizon yang dibandingkan.

Jika indeks kemiripan (I) mempunyai nilai > 80 , berarti kedua horizon yang

dibandingkan adalah mirip.Bila nilai (I) terletak diantara 50 dan 79 kemiripan kedua horizon

yang dibandingkan diragukan. Sedangkan bila nilai kemiripan (I) < 50, berarti kedua horizon

yang dibandingkan tidak mirip.

Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108

Page 9: Laporan tanah 1

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis tekstur

Setelah melakukan penelitian dengan metode kualitatif yaitu metode feeling didapatkan

bahwa tanah komposit tersebut agak halus ketika di sentuh dengan jari tangan, ketika di tetesi air

dapat menggumpaul. Tanah tersebut dapat dibuat gulungan. Namun ketika dibuat cincin

melingkar, dapat dilakukan tapi pecah. Cincin melingkar yang dihasilkan tidak sempurna.

Dapat disimpulakan bahwa tanah tersebut mengandung komposisi liat: 45%, debu: 40%,

dan pasir: 15%.Sehingga nama dari tanah tersebut adalah Silty Clay.

3.2 Macam-macam tekstur tanah

1.Pasir (Sandy) : pasir >85 %, debu<15%, liat<10%

2.Pasir berlempung (Loam sandy) : pasir 70%-90%, debu <30%, liat <15%

3. Lempung berpasir (Sandy Loam) : pasir 40%-87,5%, debu <50%, liat<20%

4. Lempung (Loam) : pasir 22,5%-52,5%, debu 30%-50%, liat 10%-30%

5. Lempung liat berdebu (Sandy Silt Loam) : pasir <20%, debu 40%- 70%, liat 27,5%-40%

6. Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam) : pasir 45%-80%, debu<30%, liat 20%-37,5%

7. Lempung berliat (Clay Loam) : pasir 20%-45%, debu 15%- 52,5%, liat 27,5%-40%

8. Lempung berdebu (Silt Loam) : pasir <47,5%, debu 50%-87,5%, liat <27,5%

9. Debu (Silt) : pasir <20%, debu >80%, liat <12,5%

Page 10: Laporan tanah 1

10.Liat berpasir (Sandy Clay) : pasir 45%-62,55, debu <20%, liat 37,5%- 57,5%

11.Liat berdebu (Silty Clay) : pasir <20%, debu 40%-60%, liat 40%-60%

12.Liat (Clay) : pasir <45%, debu< 40%, liat >40%

3.3 Perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari kemampuan fisik, kimia, dan

biologinya

Sifat fisik pisahan tanah:

Perpisahan kasar. Batu, kerikil dan pasir, karena ukurannya, berfungsi sebagai zarah

terpisah. Yang kedua berdiameter lebih dari 2mm dan berbentuk bulat, bersudut (angular), atau

pipih. Pasir dapat berbentuk bulat atau tidak menentu bergangtung dari asahan selama diangkut.

Tidak terdapat pada tanah komposit tersebut. Presentasi pasir sangat sedikit.

Liat dan debu, zarah liat biasanya berbentuk seperti mika dan bila basah sangat plastis.

Bila liat dibasahi dengan air ia mengembang dan menjadi lengket. Bila liat dikeringkan ia

menciut dan banyak menyerap energi. Bila kembali dibasahi, terjadi pengembangan dan pada

saat bersamaan menghasilkan panas. Ini dinamakan panas pembasahan (heat of wetting). Daya

jerap liat terhadap air, gas dan garam sangat tinggi. Makin kecil ukuran zara makin luas

permukaan efektifnya, demikian pula daya jerap mengembang, plastisitasnya, kohesi dan panas

pertukaran menaik dengan cepat. Berbeda dengan liat, zara berukuran debu cenderung

mempunyai ukuran berbeda dan jarang mempunyai permukaan yang halus dan rata. Sebenarnya

mereka itu merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Pisahan debu mempunyai

sedikit sifat plastisitas, kohesi, dan jerapan. Sebenarnya debu tidak banyak berperan. Tanpa pasir

dan/atau debu, liat atau bahan organic secara fisik tidak berarti bagi tanah.

Adanya debu dan liat dalam tanah menyebabkan terciptanya suatu tekstur halus yang

dapat menyebabkan pergerakan air dan udara menjadi lambat. Tanah semacam itu sangat plastis,

menjadi sangat lekat bila basah dank eras membongkah bila kering. Pemuaian dan penciutan

biasanya nyata. Daya menahan air tanah berliat dan berdebu adalah besar.

Page 11: Laporan tanah 1

Dalam tanah komposit tersebut (yang kami teliti) banyak mengandung liat dan debu. Antara

keduanya (liat dan debu) cenderung sama dan sulit dibedakan. Namun presentasi nya lebih

banyak liat dibandingkan dengan debu. Dapat disimpulakn secara fisik tanah komposit tersebut

mudah untuk diolah dan akan banyak vegetasi dan organism yang hidup dalam tanah tersebut.

Karena mengingat penyusunnya yang paling besar adalah tanah liat.

Susunan kimia:

Pasir dan debu pada umumnya adalah kuarsa, secara kimia keduanya tidak aktif. Juga

mineral primer yang mengandung unsure hara tidak banyak berarti ditinjau dari segi penyediaan

unsure hara secara langsung bagi tanaman. Kekecualian terhadap hal diatas ialah mineral primer

berukuran debu mengandung kalium, seperti mika. Mineral ini telah diketahui melepaskan

kalium pada kecepatan yang cukup bagi keperluan tanaman.

Liat berdebu (Silty Clay) yang telah kami teliti tersebut sama dengan liat yang halus

karena penyusun terbanyak kedua yaitu debu, bukan pasir, mengandung susunan kimia sebagai

berikut:

SiO2 : 30,2

Fe 2O3: 17,10

Al2O3 : 22,80

TiO3 : 0,88

CaO : 0,08

MgO : 1,77

Liat berdebu memperlihatkan bahwa tanah tersebut mudah diolah dan mengandung cukuup

unsure hara yang dibutuhkan tanaman.

Sumber: Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil

Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187-193.

Page 12: Laporan tanah 1

Secara Biologi:

Tanah komposit dapat dilihat dari vegetasi yang ada dimana tanah itu diambil. Sehingga

tanah komposit yang kami teliti merupakan tanah yang baik dan subur serta mudah diolah

mengingat tanah tersebut diambil dimana disekitarnya banyak terdapat vegetasi-vegetasi. Hal

tersebut menandakan bahwa tanah tersebut baik untuk dijadikan tempat tumbuh tanaman dan

organism lain.

3.4 Gambar segitiga tekstur

Page 13: Laporan tanah 1

3.5 Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur

Faktor-faktor yang mempengaruhi tektur tanah adalah:

1. Iklim

Iklim dapat mempengaruhi tekstur tanah mengingat tanah terbentuk juga karena iklim.

Diantara komponen iklim yang paling berperan dalam curah hujan dan temperature. Proses fisik

dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk tanah, dengan mekanisme identik

proses pelapukan bebatuan telah diuraikan.

2. Organisme

Organism merupakan yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan

perkembangan tekstur tanah. Karena merupakan sumber utama biomass atau bahan organic

tanah.

3. Bahan induk

Jenis bahan induk tanah dapat menentukan sifat fisik maupun kimiawi tanah yang

terbentuk secara endodinamomorf. Tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah

yang terbentuk secara ektodinamomorf.

4. Waktu

`Semakin banyak atau lama waktu yang diperlukan tanah maka akan menentukan jenis

dan sifat-sifat tanah serta tekstur tanah.

5. Topografi

Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan

kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil

tanah adalah melalui empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan:

1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah

2. Kedalaman air tanah

Page 14: Laporan tanah 1

3. Besarnya erosi yang dapat terjadi

Faktor-faktor yang dipengaruhi adalah:

1. Konsistensi

Merupakan suatu ketahanan dari tanah terhadap perubahan bentuk dan tekanan gaya-gaya dari

luar yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan corak. Gaya fisik (kohesi dan

adhesi) yang bekerja dalam tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya.

Dimana konsistensi tersebut dibagi menjadi 3 kadar air tanah antara lain:

Konsistensi basah

Konsistensi pada kadar air sekitar kapasitas lapangan (field capacity).

Konsistensi lembab

Konsistensi dengan kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara.

Konsistensi kering

Konsistensi dengan kadar air pada konsistensi kering udara

(Hardjowigeno, 2007)

2. Kadar air

Tinggi rendahnya kadar dipengaruhi oleh jenis dari fraksi-fraksi yang ada dalam tekstur tanah,

misalnya: tanah liat kadar airnya tinggi dan mampu menahan air, sedangkan pasir kadar airnya

rendah dan kurang mampu menahan air.

3. Organisme

Bahan organic banyak terdapat pada tekstur tanah, karena di dalam tanah terdapat banyak

mikroorganisme yang membuat dan mengolah bahan-bahan tersebut.

(Hardjowigeno, 2007)

Page 15: Laporan tanah 1

4. Perakaran

Akar berperan sebagai jangkar dari tanamn agar dapat berdiri tegak. Misalnya tekstur tanah yang

berpasir mudah ditembus oleh perakaran tanaman, sedangkan testur tanah liat sulit untuk

ditembus oleh perakaran tanaman.

(Rafi’i,1990)

5. Pengolahan

Tekstur tanah yang muda atau yang baik untuk pengolahan tanah khususnya di bidang pertanian

yaitu jika tanah disuatu wilayah tertentu mempunyai kandungan pasir dan liat yang seimbang.

(Rafi’i, 1990)

3.6 Hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya

Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman yaitu dari fraksi-fraksi

atau partikel-partikel yang dikandung didalamnya,apabila tekstur mencerminkan ukuran partikel

dari fraksi-fraksi tanah ,maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-

partikel primer tanah hingga partikel sekunder. Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh

tekstur terhadap kondisi drinase aerasi tanah.

Apabila struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik(kimiawi dan biologi)yang

bekerja dari dalam tanah maka konsistensi merupakan ketahan tanah terhadap gaya-gaya dari

luar,yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik(kohesi

dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan air. Sedangkan porositas

adalah proporsi ruang pori total (r uang kosong) yang terdapat dalam satuan volum tanah yang

dapat di tempati air dan udara,sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi

tanah.dan tempratur tanah merupakan salah satu factor tumbuh tumbuhan yang penting

sebagaimana halnya air ,udara dan unsur hara,warna tanah juga merupakan sifat fisik,meskipun

Page 16: Laporan tanah 1

tidak berperan penting namun tanah secara tidak langsung berpengaruh lewat dmpaknya

terhadap terhadap temperature dan kelembaban tanah.

Itulah hubungan tekstur tanah dengan sifat fisik lainnya,yaitu berkaitan erat seperti

kapasitas menahan air, kapasitas tukar kation, porositas, kecepatan infiltrasi serta pergerakan air

dan udara dalam tanah.

Dengan demikian tekstur tanah akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap

kecepatan pertumbuhan akar.

Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun

kesesuaian lahan

3.7 Kajian mengenai pengaruh tekstur dalam usaha pertanian

Tekstur tanah dapat mempengaruhi Lingkungan tanah itu sendiri. Pengaruh tekstur pada

lingkungan tanah adalah:

-Pergerakan dan retensi air

- Pergerakan udara tanah

- Serapan hara dan bahan pencemar (pollutans)

- Mudah tidaknya tanah tersebut diolah

3.8 Data hasil praktikum

Tanah Komposit

Presentase(%) Nama tanah

Liat Pasir Debu

45 40 15 Silty Clay

Page 17: Laporan tanah 1
Page 18: Laporan tanah 1

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah terdiri dari komposisi pasir, debu,

dan liat. Ketiga komposisi tersebut sangat penting dalam pembentukan tekstur tanah.

Dari hasil praktikum dapat diketahui factor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah :

Iklim, organism, waktu, bahan induk, topografi. Sedangkan factor yang dipengaruhi adalah:

Konsistensi, kadar air, organism, perakaran, dan pengolahan.

Dapat kita ketahui juga bahwa tanah komposit yang kami teliti merupakan jenis tanah Silty

Clay. Tanah tersebut mengandung 45% liat, 40% debu, dan 15%pasir.

4.2 Saran

Praktikum mengenai tekstur, struktur, dan konsistensi tanah ini sanagt bermanfaat bagi

mahasiswa. Untuk lebih mendukung apabila praktikum dilaksanakan langsung di lapang

sehingga praktikum bisa langsung mengaplikasikannya di kehidupan nyata.

Page 19: Laporan tanah 1

DAFTAR PUSTAKA

Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil

Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187-

193.

Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108