laporan fisik tanah

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan bagian permukaan bumi, yang digunakan untuk berbagai hal. Tempat berdirinya bangunan, hingga kematian, semua itu dilakukan di tanah. Dalam dunia pertanian sendiri, tanah digunakan sebagai media tumbuh tanaman, penyedia unsur hara tanaman, penyedia air dan lai-lain. Untuk mempelajari tentang tanah harus dimulai satu persatu dari yang sederhana hingga yang kompleks. Dalam mengenal suatu tanah, kita perlu melihat tekstur, struktur dan konsistensi tanah. Ketiga hal tersebut merupakan awal yang sangat penting bagi ilmu tanah, maka dari itu, perlu adanya praktikum yang telah dilaksanakan mengenai tekstur, struktur dan konsistensi tanah. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum tentang tekstur, struktur, konsistensi tanah adalah membandingkan tekstur,struktur dan konsistensi tanah pada penggunaan lahan yang berbeda. 1.3. Manfaat 1

Upload: ilham-nugroho

Post on 25-Jul-2015

871 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN FISIK TANAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan bagian permukaan bumi, yang digunakan

untuk berbagai hal. Tempat berdirinya bangunan, hingga

kematian, semua itu dilakukan di tanah. Dalam dunia pertanian

sendiri, tanah digunakan sebagai media tumbuh tanaman,

penyedia unsur hara tanaman, penyedia air dan lai-lain. Untuk

mempelajari tentang tanah harus dimulai satu persatu dari yang

sederhana hingga yang kompleks.

Dalam mengenal suatu tanah, kita perlu melihat tekstur,

struktur dan konsistensi tanah. Ketiga hal tersebut merupakan

awal yang sangat penting bagi ilmu tanah, maka dari itu, perlu

adanya praktikum yang telah dilaksanakan mengenai tekstur,

struktur dan konsistensi tanah.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum tentang tekstur, struktur,

konsistensi tanah adalah membandingkan tekstur,struktur dan

konsistensi tanah pada penggunaan lahan yang berbeda.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat diadakannya praktikum ini adalah untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar

ilmu tanah dan cara menentukan tekstur, struktur, dan konsistensi

tanah dengan cara yang sederhana dan mudah untuk

dipraktekkan.

1

Page 2: LAPORAN FISIK TANAH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

a. Tekstur tanah

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah atas dasar

perbandingan banyaknya butir – butir pasir, debu, dan liat.

(Hardjowigeno, 1987)

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari berbagai

golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah

terutama perbandingan antara fraksi-fraksi liat, lempung, dan

pasir (Subagyo, 1979)

Tekstur tanah ialah keadaan tingkat kehalusan tanah yang

terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan

fraksi pasir debu dan liat yang terkandung pada tanah, dari

ketiga fraksi tanah tersebut, partikel pasir mempunyai ukuran

diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran

<0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). ( As

Syakur,2007)

b. Struktur tanah

Struktur merupakan gumpalan kecil dari butir – butir tanah.

Gumpalan struktur ini terjadi karena butir – butir pasir, debu,

dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti

bahan organik, oksida – oksida besi dan lain – lain.

(Hardjowigeno,

1987)

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang

menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah

yang bergabung satu dengan yang lainnya membentuk

agregat. (Handayanto dan Sunarminto,

2

Page 3: LAPORAN FISIK TANAH

2002)

Struktur merupakan gumpalan tanah yang berasal dari

partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain

karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa, jamur,

lempeng, humus, dan lain-lain. (Ariyanto,2009)

c. Konsistensi tanah

Konsistensi adalah daya tahan atau ketahanan tanah

terhadap pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya.

(Sarief, 1986)

Soil consistence is a trem used to describe the resistance of a

soil at various moisture contents to mechanical stress or

manipulations. (NYK, 2009)

Konsistensi tanah adalah mencerminkan gaya-gaya adhesi

dan kohesi yang menahan partikel tanah.

(E.Handayanto et al,2009)

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi :

a. Tekstur tanah

Bahan Induk

Susunan kimia dan mineral bahan indul tidak hanya

mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, tetapi kadang-

kadang menentukan jenis vegetasi alami yang tumbuh

diatasnya.

Waktu

Banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah

berbeda-beda

Iklim

Iklim merupakan factor yang amat penting dlam proses

pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan juga sangat

3

Page 4: LAPORAN FISIK TANAH

berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan reaksi

fisika dalam tanah.

Topografi

Faktor topografi ini bias dalam dalam bentuk perbedaan

tinggi suatu daratan atau bentuk wilayah suatu daerah

termasuk didalamnya juga perbedaaan kecuraman lereng.

Organisme

Pengaruh organisme dalam proses pembentukan tanah

tidaklah kecil. Akumulasi bahan organik, unsur hara, dan

pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi

oleh organisme dalam tanah. Disamping itu unsur nitrogen

dapat diikat oleh organisme ke dalam tanah dari udara

bebas.

(Hardjowigeno, 1987)

b. Struktur tanah

Bahan induk

Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi

pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang

terbentuk.

Bahan organic tanah

Bahan organic tanah merupakan bahan pengikat setelah

mengalami pencucian. Pencucian tersebut diperapat dengan

adanya organisme tanah.

Vegetasi

Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk

celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar,

maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat.

Organisme tanah

4

Page 5: LAPORAN FISIK TANAH

Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat.

Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat

lubang dan menngemburkan tanah.

Waktu

Waktu menentukan semua factor pembentuk tanah berjalan.

Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk

pada tanah tersebut makin baik.

Iklim

Iklim berpengaruh pada proses pngeringan, pembasahan,

pembekuan, pencairan. Iklim merupakan factor yang sangat

berpengaruh pada pembentukan agregat tanah.

(Anonymous, 2009)

c. Konsistensi tanah

Kandungan air

- Partikel tanah bergerak lebih mudah jika pada tanah basah,

air berperan sebagai pelumas

- Kekuatan tanah mengikat jika tanah kering

- Tanah menjadi mampat, makin berat diolah jika basah

Tekstur tanah

- Kekuatan tanah meningkat dengan meningkatkan

kandungan liat

- Tanah-tanah berliat lebih kuat disbanding tanah berpasir

Berat jenis tanah

- Makin berat tanah, makin kuat

(Handayanto et al, 2009)

Mineral Tanah

Semakin banyak susunan elemen mineral tanah di dalam

tanah, maka menggambarkan bahwa daya ikat antar partikel

tanah besar dan dengan padatnya susunan elemen mineral

5

Page 6: LAPORAN FISIK TANAH

tanah maka ketahanan suatu massa tanah akan kuat. Hal ini

dikarenakan kecilnya rongga yang ada. Demikian juga

sebaliknya, semakin sedikit susunan elemen mineral tanah di

dalam tanah, maka menggambarkan bahwa daya ikat antar

partikel tanah kecil dan dengan renggangnya susunan

elemen mineral tanah maka ketahanan suatu massa tanah

akan lemah. (Darmawijaya,

1990)

Bahan Organik Tanah (BOT).

Suatu massa tanah mengandung bahan organik. Plastisitas

tanah yang mengandung banyak bahan organik akan

menurun seiring dengan penurunan kohesi dan sifat lainnya.

Hal ini biasa terjadi pada tanah yang gembur sehingga dapat

dikatakan konsistensi tanah tersebut adalah rendah.

(AAK, 1981)

2.1..................................................................................Da

mpak yang Diakibatkan Tekstur, Struktur, dan Konsistensi

terhadap Sifat Tanah

a. Tekstur tanah

Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir

tanah.

Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-

butir tanah atau adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.

Drainase Tanah

Drainase adalah aliran air yang ada di dalam tanah. Tekstur

tanah yang berbeda akan mempunyai drainase yang berbeda

6

Page 7: LAPORAN FISIK TANAH

pula. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan ciri

khas dari drainase tanah tersebut.

Porositas

Bagian yang tidak terisi bahkan padat tanah (terisi oleh udara

dan air).

Jenis Tanah

Setiap masing-masing tanah mempunyai teksturnya sendiri-

sendiri.

Pengolahan

Jika tanahnya lunak maka pengolahan tanah akan lebih

mudah, dan sebaliknya jika tekstur tanahnya keras, maka

akan mempersulit tanah untuk diolah.

(Guswono, 1983)

b. Struktur tanah

Erosi

Struktur tanah akan mempengaruhi tingkat erosi pada

permukaan tanah. Jika struktur tanahnya granuler, maka

tanah permukaan akan semakin cepat terbawa erosi.

(Islami, 1995)

Lengas Tanah

Lengas tanah adalah kadar air di dalam tanah. Apabila

struktur tanah granuler, maka liatnya rendah sehingga kadar

airnya akan tinggi. (Sutanto, 2005)

Perakaran

Apabila struktur granuler, maka akar tanaman akan semakin

mudah menembus tanah. Akar tanaman yang menembus

tanah akan membentuk bidang bidang belah atau retakan

tanah. (Sutanto, 2005)

Perlokasi

7

Page 8: LAPORAN FISIK TANAH

Perlokasi yaitu pergerakan air di dalam tanah, apabila

strukturnya baik, maka perlokasi juga akan lancar.

(Sutanto, 2005)

Pengolahan Tanah

Susah tidaknya suaut tanah diolah juga bergantung pada

jumlah kadar air di dalam tanahnya.

(Sutanto, 2005)

Infiltrasi

Infiltrasi yaitu meresapnya air ke dalam tanah. Infiltrasi lebih

cepat terjadi pada tanah yang berdebu daripada tanah yang

liat. (Sutanto, 2005)

Porositas

Porositas adalah nisbah ruang pori terhadap volume bahan

padat yang berperan penting terhadap lengas tanah,

temperatur, unsur hara tanaman, ruang perakaran, dan

pengolahan tanah. Apabila strukturnya granuler maka pori-

porinya semakin besar.

(Sutanto, 2005)

c. Konsistensi tanah

Perakaran tanah

Konsistensi yang tinggi akan menyebabkan akar susah untuk

menembus tanah, begitu juga sebaliknya.

Organisme

Organisme akan semakin mudah hidup jika konsistensi tinggi,

begitu juga sebaliknya.

Pengolahan tanah

Jika konsistensi tinggi, maka energy yang dibutuhkan

semakin besar.

Struktur tanah

8

Page 9: LAPORAN FISIK TANAH

Perubahan struktur tanah dapat terjadi oleh pengaruh derajat

kohesi dan adhesi dalam suatu massa tanah. Apabila daya

ikat antar partikel tanah dengan air besar, maka dapat

menyebabkan struktur tanah menjadi lebih kompak dan

teguh.

(Sarief,1986)

2.2..................................................................................Pen

garuh Tekstur, Struktur, dan Konsistensi dalam Bidang

Pertanian

a. Pengaruh Tekstur

Tekstur tanah yang terdiri atas fraksi pasir, debu, dan liat

sangat berpengaruh terhadap usaha pertanian. Tanah liat

mengandung bahan organik dan unsur hara yang lebih tinggi

dari pasir dan debu. Dengan demikian tanah yang paling baik

untuk budidaya pertanian adalah tanah yang liat karena lebih

banyak mengandung banyak bahan organik dan mineral. Makin

banyak unsur hara dan air yang diserap tanaman semakin

terjamin kebutuhannya selama proses pertumbuhan dan

produksinya. (Guswono,1983)

Tekstur dan Pengolahan Pertanian saling berhubungan.

Tanah terburuk untuk pengolahan adalah tanah yang

bertekstur dominan pasir. Hal ini disebabkan karena pasir

memiliki porositas yang terlalu besar, sehingga air akan mudah

diserap dan pada waktu yang bersamaan air juga akan dilepas,

sehingga tanah bertekstur pasir memerlukan pengolahan

tersendiri, utamanya terkait pada porositas tanah. sedangkan

tanah terbaik untuk pengolahan adalah tanah bertekstur

lempung. Tanah ini memiliki tekstur berimbang yang saling

9

Page 10: LAPORAN FISIK TANAH

melengkapi, sehingga pengolahan pada tanah lempung tidak

terlalu intensif.

(Foth,1994)

b. Pengaruh Struktur

Dalam membicarakan struktur tanah, seringkali kita

mendengar istilah agregat tanah. Yang dimaksud agregat tanah

adalah individu dari susunan partikel primer dan partikel

sekunder. Struktur tanah memiliki sifat yang tidak tetap, yang

mana sangat dipengaruhi oleh iklim dan aktivitas biologi, yang

selanjutnya mempengaruhi proses kimia dan fisika di dalam

tanah. Oleh karena itu, kemampuan agregat tanah untuk

bertahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan yang

disebut sebagai kemantapan agregat merupakan sifat yang

penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.

Agregat tersusun sedemikian rupa sehingga mempunyai pori

yang cocok unutk tanaman.

(Guswono,1983)

c. Pengaruh Konsistensi

Dalam mengetahui konsistensi tanah maka terdapat

berbagai manfaat terutama dalam bidang pertanian, yaitu

dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik, dapat

menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat mengetahui

kadar air dalam tanah.

(Guswono,1983)

Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka pengolahan

pada tanah tersebut akan makin sulit. Sama halnya

sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur, konsistensi tanah

juga memengaruhi perakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat

pengolahan tanah. makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin

10

Page 11: LAPORAN FISIK TANAH

terhambat perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta

makin sulit pengolahan pada tanah.

(Gliessman,2000)

11

Page 12: LAPORAN FISIK TANAH

Tanah diletakkan di atas tangan ( 1 sendok makan)

Rasakan perbandingan dominan pasir, debu, atau liat

Amati dan hasil pengamatan dicatat pada table yang telah disediakan

BAB III

METODOLOGI

3.1..................................................................................Alat

dan Bahan

3.1.1 Alat

Jangka Sorong, spidol, papan tulis, piring

3.1.2 Bahan

Sampel tanah dan air

3.2..................................................................................Alur

Kerja (Diagram Alir)

a. Penentuan tekstur tanah secara feeling method

Uraian kerja :

1. Menyiapkan

sampel tanah (3 contoh tanah, yang dominan berpasir,

dominan debu, dan dominan liat) dan air.

2. Ambil sedikit tanah (kira-kira 1 sendok makan) contoh

masing-masing secara terpisah, letakkan ditelapak tangan

lalu beri sedikit air, lalu gosok-gosok pada telapak tangan.

12

Sampel Tanah

Ditambah sedikit air

Page 13: LAPORAN FISIK TANAH

Penyiapan sampel agregat (lempeng, gumpal membulat,

gumpal bersudut, tiang) dan jangka sorong

Pengukuran panjang, lebar dan tinggi

Hasil pengukuran dicatat dalam table yang telah disediakan

Rasakan dan kemudian tafsirkan seberapa banyak

kandungan pasir, debu, dan liat dengan merasakan tingkat

kekerasannya.

3. Memijit-mijit tanah dan menggulungnya menjadi bola,

kemudian menafsirkan berapa besar kandungan liat yang

ada dengan merasakan lekat tidaknya tanah tersebut,

4. Ditambah sedikit air lagi sampai tanah itu bisa digulung,

dibuat gulungan dengan diameter ½ cm dan panjangnya

sekitar 5cm.

Perlu diperhatikan : apakah tanah bisa digulung atau

tidak, dan bila dibengkokkan patah atau tidak.

o Tanah yang mudah digulung menandakan partikel pasir

banyak

o Tanah yang bisa di gulung menunjukkan jumlah partikel

liat banyak

o Tanah yang mudah patah menandakan pengaruh sifat

pasir masih cukup besar

o Yang tidak patah menunjukkan bahwa sifat liat

mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat kecil.

b. Penentuan struktur tanah

Uraian kerja :

13

Page 14: LAPORAN FISIK TANAH

Penyiapan alat dan bahan

Ambil tanah (tanah hutan produksi & hutan semusim) secukupnya dan diletakkan di tangan

serta pemberian air secukupnaya

Dipijit dengan ibu jari dan telunjuk

Dipijat dan rasakan (merasakan kelekatan dengan cara menempel dan melepas ibu jari)

Buat gulungan dan bentuk

cincin

Tentukan plastisitas

Hasil pengamatan kelekatan & plastisitas

dicatat di tabel pengamatan

1. Menyiapkan contoh tanah yang akan digunakan dalam

praktikum, seperti : lempeng, gumpal membulat, gumpal

bersudut, dan tiang,

2. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam hal ini jangka

sorong dan alat tulis,

3. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari struktur tanah

tersebut dengan menggunakan jangka sorong,

4. Mencatat hasil pengamatan.

c. Penentuan konsistensi tanah dalam keadaan basah

14

Page 15: LAPORAN FISIK TANAH

Uraian kerja :

1. Ambillah agregat kemudian semprotlah dengan air

sampai basah, kemudian lakukan :

pijit-pijit denga ibu jari dan telunjuk : rasakan bagaimana

kelengketannya dengan merasakan menempel dan

melepas ibu jari dan telunjuk,

Buatlah gulungan pita tanah dengan diameter sekitar

0.5cm dan panjang 5cm, kemudian bengkokkan sehingga

kedua ujungnya bertemu : perhatikan apakah gulungan

itu patah atau tidak. Inilah yang dinamakan plastisitas

tanah.

2. Kemudian uraikan sifat konsistensi tanah dalam keadaan

basah.

15

Page 16: LAPORAN FISIK TANAH

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1..................................................................................Ga

mbar Macam-Macam Struktur dan Segitiga Struktur

a.Macam-macam struktur tanah

Gambar 1. Gumpal bersudut Gambar 2. Gumpal

membulat

b.Segitiga Tekstur

16

Page 17: LAPORAN FISIK TANAH

Gambar 3. Segitiga Tekstur tanah

4.2..................................................................................Tab

el Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Tekstur Tanah

Piring Tekstur

A

Sangat Plastis

Lempung Berliat

Sangat Lekat

B

Agak Plastis

Pasir

Agak Lekat

C

Sangat Plastis

Pasir

Berlempung

Sangat Lekat

Tabel 2. Pengamatan Struktur Tanah

Struktur Panjang

(cm)

Lebar (cm) Tinggi

(cm)

Gumpal

Bersudut

7,23 6,45 6,33

Gumpal

Membulat

4,33 3,35 2,99

Lempeng 6,55 6,40 0,46

Tiang 7,33 5,63 3,33

17

Page 18: LAPORAN FISIK TANAH

Tabel 3. Pengamatan Konsistensi tanah

Lokasi Tekstur Konsistensi

Hutan

Produksi

Tanah Liat Berpasir Agak Lekat

Sangat Plastis

Komposit

Semusim

Tanah Liat Berpasir Lekat

Plastis

4.3..................................................................................Ana

lisa dan Interpretasi

a.Tekstur tanah

Dalam melakukan pengamatan tekstur tanah melalui cara

feeling method yang telah dilakukan, terdapat tiga jenis tekstur

tanah, yaitu piring A (lempung berliat), piring B (pasir), dan

piring C (pasir berlempung). Pada tanah piring A dapat

dikatakan lempung berliat karena adanya ciri-ciri rasa agak

kasar, membentuk bola agak teguh bila kering, membentuk

gulungan bila dipirid dan gulungan mudah hancur serta daya

lekat yang sedang.

Tanah piring B dikatakan bertekstur pasir, karena ada rasa

kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan, serta tidak

melekat. Sedangkan untuk tanah di piring C adalah tanah yang

bertekstur pasir berlempung dengan ciri-ciri rasa kasar sangat

jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur, serta sedikit

18

Page 19: LAPORAN FISIK TANAH

sekali melekat. Perbedaan tekstur antar piring tersebut, dapat

dikarenakan karena sampel tanah yang diambil pada lahan

yang berbeda pula, sehingga menentukan tekstur yang terjadi.

b.Struktur tanah

Pada pengamatan struktur tanah pada bentuk dan susunan

atau tipe terdapat empat jenis tanah yang mempunyai struktur

berbeda, yaitu tanah yang berstruktur gumpal bersudut,

gumpal membulat, lempeng dan tiang. Dalam melakukan

pengamatan struktur tanah tersebut, dibutuhkan alat bantu

ukur yaitu jangka sorong. Hal yang kami ukur atau amati adalah

panjang, lebar dan tinggi yang tertera pada tabel 2. Panjang,

lebar serta tinggi pada bentuk/tipe tanah dapat menunjukkan

baik tidaknya struktur tanah sebagai contoh pekembangan dari

struktur tanah atau agregat tanah yang sempurna yang mampu

memperbaiki sistem aerasi atau gerakan-gerakan air.

(Hardjowigeno, 2003)

c. Konsistensi Tanah

Pada pengamatan konsistensi tanah, hal yang diamati

adalah kelekatannya, tingkat plastisitasnya dan keadaan tanah

dengan kondisi basah. Pada uji kelekatan tanah dari hutan

produksi mempunyai tingkat kelekatan agak lekat (setelah

ditekan, material tanah masih terlihat pada ibu jari dan

telunjuk, tetapi kemudian mudah lepas sehingga menjadi bersih

), sedangkan untuk tanah yang berasal dari komposit semusim,

tingkat kelekatannya adalah lekat ( setelah ditekan, material

tanah masih melekat pada ibu jari dan telunjuk, dan sulit untuk

dilepaskan, ada kecenderungan untuk merekatkan). Daya lekat

tersebut merupakan kualitas adhesi material tanah dengan

bahan lainnya yang ditunjukkan dengan kekuatan

kelekatannya.

19

Page 20: LAPORAN FISIK TANAH

Pada uji tingkat plastisitas, tanah dari hutan produksi

mempunyai tingkat sangat plastis ( bisa dibentuk gulungan

dan bisa menjadi cincin, perubahan bentuk massa tanah bisa

terjadi dengan tekanan yang kuat ), sedangkan untuk tanah

dari komposit semusim mempunyai tingkat plastis (bisa

digulung menjadi cincin tetapi beberapa detik kemudian cincin

tersebut akan putus). Hutan produksi mempunyai tingkat

konsistensi yang sangat plastis dibandingkan dengan lahan

komposit semusim, hal ini dikarenakan keadaan tanah dalam

kondisi basah sehingga kandungan air di dalamnya ikut

berpengaruh terhadap konsistensi yang dipengaruhi oleh

vegetasi yang hidup atau mati di lahan hutan produksi

tersebut.

4.4..................................................................................Hub

ungan dan Manfaat Praktikum dalam Bidang Pertanian di

Lapang

Dengan kita melakukan praktikum dasar ilmu tanah tentang

tekstur, struktur, serta konsistensi tanah maka kita akan

mengetahui hal-hal yang penting untuk membudidayakan suatu

tanaman yang berhubungan dengan media tanam.

Tekstur tanah sangat mempengaruhi usaha pertanian dimana

tekstur tanah yang kasar, tidak dapat menjadi media tanam yang

baik. Tekstur tanah yang halus, dapat menjadi media tanam,

tetapi kurang baik karena mempengaruhi kuat tidaknya

perakaran. Pengaruh struktur tanah terhadap pertumbuhan terjadi

secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada

umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman lebih tinggi

dibandingkan struktur tanah yang padat. Konsistensi tanah sendiri

juga berpengaruh pada media tanam suatu tanaman, dengan

20

Page 21: LAPORAN FISIK TANAH

mengetahui kemantapan suatu tanah dan kegemburan tanah,

sehingga dapat diolah dengan baik.

21

Page 22: LAPORAN FISIK TANAH

BAB V

PENUTUP

5.1..................................................................................Kes

impulan

Pada piring A, kandungan pasir dan debu hampir sama besar

dibanding dengan liat. Pada piring B, kandungan pasirnya

dominan. Pada piring C, kandungan pasirnya lebih besar

dibanding dengan daripada kandungan liat dan debunya.

Pada pengamatan struktur tanah terdapat empat jenis struktur

tanah yang berbeda, yakni gumpal membulat, gumpal bersudut,

lempeng dan tiang.

Tingkat kelekatan hutan produksi sangat lekat, sedangkan

pada tanah semusim agak kurang lekat. Tanah dari hutan

produksi maupun dari hutan semusim mempunyai tingkat

plastisitas yang agak plastis.

5.2..................................................................................Sar

an

a. Dengan mengetahui deskripsi tentang tekstur, struktur dan

konsistensi tanah, maka diharapkan kita dapat menjaga dan

mempertahankan keaslian dari tanah yang masih alami, dan

melakukan pelestarian tanah.

b. Penyampaian materi dalam praktikum jangan terlalu cepat.

22

Page 23: LAPORAN FISIK TANAH

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1981. Tanah dan Pertanian. Kanisus Yogyakarta.

Anonymous.2009.www.bwn123.wordpress.com. Diakses 10 oktober

2009

Ariyanto.2009.Struktur Tanah.Lecture Note. Universitas Negeri

Sebelas Maret

As-Syakur.2007.www. as syakur.blogspot.com/tekstur tanah. Diakses

10 oktober 2009

Brady,NYK.1974.The Nature and Properties of Soil. Mac Millan

Publishing Inc.NY

Darmawijaya. 1990. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Media Tanah. Jakarta:

Sarana Perkasa.

Foth, Henry D. 1994. Fundamentals of Soil Science. New York: John

Whilley and Sons, Inc.

Gliessman, R.Stephen.2000. AGROECOLOGY Ecological Processes in

Sustainable Agriculture. CRC Press LLC., Florida

Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Kanisus Yogyakarta.

Handayanto dan Sunarmanto.2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah.

UGM.3(1):10-17

Handayanto et al.2009. Dasar Ilmu Tanah. FP UB. Malang

Handayanto,Utami & Ismunandar.2009.Dasar Ilmu Tanah.FP

UB.Malang

Hardjowigeno, Dr. Ir. Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: PT

Mediatama Sarana Perkasa.

Islami, Titik, dan Utomo, Wadi Hadi. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan

Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.

23

Page 24: LAPORAN FISIK TANAH

Subagyo. 1979. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Erlangga.Jakarta

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Kanisus.Yogyakarta

Syarief.1986.Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung

LAMPIRAN

Alat praktikum

Gambar 1. Jangka Sorong

Bahan praktikum

24

Page 25: LAPORAN FISIK TANAH

Gambar 2. Air Gambar 3.

Tanah A

Gambar 4. Tanah B Gambar 5.

Tanah C

Gambar 6. T. hutan Produksi Gambar 7. T.

komposit semusim

25