laporan tekstur tanah 1
DESCRIPTION
umumTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama
kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah
tanah itu, darimana asalnya dan bagaimana sifatnya. Mereka tidak memperhatikan
bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain.
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk,
sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat
teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini
digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Besarnya partikel
tanah relatif sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur
menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah. Lebih khusus lagi,
tekstur ditentukan oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang
terdapat dalam tanah. Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi
tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari
kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari
pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm
meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu
halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisa
tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam menetapkan
tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer,
dan pipet.
Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk
berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan
air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara,
semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah.
Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia
dari butiran dan kandungan bahan organik. Butiran-butiran yang menyusun tanah
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran
tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum analisis tekstur tanah ini, yaitu untuk mengetahui persen
atau perbandingan relatif pasir, debu, dan liat pada lapisan tanah alfisols serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum analisis tekstur tanah ini adalah sebagai bahan
informasi untuk pengolahan lebih lanjut berdasarkan kelas tekstur tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat dalam
susunan tanah yang penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi.Pasir, debu,
dan liat adalah partikel-partikel tanah (mineral) yang dapat digolongkan
berdasarkan atas ukuran, bentuk, kerapatan, dan komposisi kimia (Sutedjo, 1991).
Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan
tanah bertekstur halus dengan 30% bahan organic atau lebih berdasarkan bobot
mempunyai sifat yang didominasi oleh fraksi organik dan bukannya oleh fraksi
mineral. Tanah semacam itu yang tebalnya lebih dari 1 kaki (30 cm), disebut
tanah organik(Foth, 1994).
Pasir merupakan suatu fraksi berukuran 2 – 0.05 mm dan berdasarkan
sistem USDA, dibedakan pasir yang sangat halus, halus, sedang, kasar, dan sangat
kasar. Debu adalah suatu fraksi berukuran 0.05 – 0.002 mm. Liat merupakan
fraksi yang memiliki ukuran yang kurang dari 0,002 mm. Partikel pasir berbentuk
bulat tak teratur dan jika tidak diliputi oleh liat ataupun debu maka keadaannya
akan mudah dipencarkan (tidak lengket), kapasitas mengikat airnya rendah, ruang-
ruang antar letak partikel-partikel ini dapat dikatakan longgar sehingga
kemampuannya dalam meneruskan air adalah demikian cepat. Apabila tanah liat
berdebu akan mempunyai ciri yaitu ukurannya halus/mempunyai luas permukaan,
bahwa sejumlah berat tertentu liat koloidal akan memiliki luas permukaan sekitar
10.000 kali lebih besar daripada pasir pada berat yang sama (Sutedjo, 1991).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil
hingga sulit menyerap air (menahannya) dan unsur hara. Tanah-tanah yang
bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar hingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.Tanah yang bertekstur halus lebih
aktif dalam fraksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Pairunan, dkk, 1985).
Kelas tekstur tanah perlu diketahui karena mempunyai hubungan yang erat
dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta
permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah, walaupun faktor-faktor
lain dapat merubah hubungan tersebut (Anonim, 2010).
Klasifikasi partikel-partikel menurut USDA dan ISSS
Nama TeksturDiameter partikel
USDA (mm) ISSS (mm)
Pasir sangat kasar 2,00-1,00 -
pasir kasar 1,00-0,50 2,00-0,20
Pasir sedang 0,50-0,25 -
Pasir halus 0,25-0,10 0,20-0,02
Pasir sangat halus 0,10-0,05 -
Debu 0,05-0,002 0,02-0,002
Liat <0,002 <0,002
II.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor-faktor yang memepengaruhi tekstur tanah adalah kemampuan tanah
menyimpan air, drainase, tata udara, dan pengikatan unsur hara. Partikel kwarsa
sangat resisten terhadap pelapukan dan menjadi komponen terbesar pasir dari
beberapa bahan induk tanah. Pada umumnya unsur hara yang lebih besar berisi
partikel-partikel debu, area permukaannya per gramnya lebih besar dan tingkat
pelapukannya lebih cepat dari pasir yang menyebabkan tanah lebih berdebu lebih
subur jika dibandingkan dengan tanah berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus
dan sangat halus (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran
lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas
permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur
hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan
berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia
daripda tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
II.3 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah mempunyai kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan
kemampuannya yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi keras
dan menyangga, kapasitas drainase dan kapasitas untuk melakukan drainase dan
menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan
kemampuan menahan retensi unsur-unsur hara tanaman, semuanya erat
hubungannya dengan kondisi fisik tanah (Foth, 1988).
II.3.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur
merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel
dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 millimeter).
Pada beberapa tanah, kerikil,batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah
yang ada juga mempengaruhi tesktur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Foth,
1988).
Tesktur tiap horison dalam suatu profil tanah biasanya berbeda-beda. Jika
hal ini terjadi, maka tanah disebut memiliki tekstur profil. Jika tesktur inisangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah pada tiap horizon, maka perkembangan tekstur
profil harus diberikan perhatian (Nurhayati, 1986).
II.3.2 Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah yang
terbentuk akibat butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu
perekat, seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Tanah dikatakan
tidak berstruktur apabila butiran-butiran tidak melekat satu sama lain (disebut
lepas, misalnya tanah pasir) atau terlalu melekat padu (disebut massive/pejal).
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang
baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Terdapat empat
bentuk utama sruktur tanah, yaitu : Bentuk lempung, Bentuk prisma, bentuk
gumpal, dan bentuk spherodial (Hakim, dkk, 1986).
II.3.3 Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah berhubungan dengan kekuatan butir-butir tanah terhadap daya
kohesi dan adhesi dari benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah
terhadap gaya yang akan merubah bentuk, seperti pencangkulan, pembajakan, dll.
Tanah-tanah yang konsistensinya baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah tanah(Hardjowigeno, 2003).
II.3.4 Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna pada tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan
organik pada masing-masing tanah. Makin tinggi kandungan bahan organiknya,
maka warna tanah makin gelap. Begitu pun terjadi korelasi antara kesuburan
tanah dengan warna tanah, sehingga kita dapat secara visual memprediksikan
kesuburan suatu tanah, misalnya pada tanah yang berwarna cerah, kemungkinan
tanah tersebut adalah tanah yang berdrainase baik karena tidak terendam air
sehingga Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe+++), contohnya Fe203 yang
berwarna merah atau Fe2O3.3H20 yang berwarna kuning. Warna ditentukan
dengan menggunakan warna-warna baku dalam buku Munsell Soil Color. Dalam
buku tersebut warna disusun kedalam 3 variabel, yaitu: hue, value dan chroma.
Dimana hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengam panjang
gelombangnya, value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan
banyaknya sinar yang dipantulkan sedangangkan chroma menunjukkan
kemurnuian atau kekuatan dari warna spektrum (hue). Dalam buku tersebut
warna tanah dicatat dengan menggunakan notasi, misalnya 7,5 YR 5/4, ini berarti
bahwa warna tanah mempunyai hue= 7,5 YR, value=5, chroma=4, yang secara
keseluruhan disebut warna cokelat (Hardjowigeno, 2003).
III. METODOLOGI
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Ukuran Partikel ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 07
November 2012 pukul 15.30-17.00 WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan
Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah sprayer,botol tekstur, cawan, mesin pengocok,
hydrometer, corong, silinder sedimentasi, timbangan, dan termometer.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sample tanah kering udara, air,
aquades, tissu roll dan larutan Calgon ( Na2Po7(6H2O)) 0,05% serta kertas label.
III.3 Prosedur Kerja
1. Timbang 20 gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang
dari 2 mm.
2. Masukan ke dalam Erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 mL
calgon 4 % dan air secukupnya.
3. Mengocok dengan mesin pengocok selama 1-2 menit.
4. Tuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 500
mL yang di atasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05
mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5. Semprot dengan sprayer sambil mengaduk semua suspensi yang masih
tertinggal pada saringan hingga semua parikel debu dan liat telah turun ke
silinder sedimentasi (air saringan telah jernih).
6. Pasir yang teringgal dipindahkan ke dalam cawan dengan kemudian
memasukkan dalam oven bersuhu 105oC selama 2 x 24 jam, kemudian
timbang pasir tersebut (catat sebagai nilai C gram).
7. Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi
hingga 1000 mL.
8. Angkat silinder sedimentasi, sumbat dengan plastic dan ikat dengan karet lalu
kocok dengan membolak-balik tegak lurus 1800 sebanyak 20 kali, atau dapat
juga dilakukan dengan memasukkan pengocok ke dalam silinder sedimentasi
lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9. Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alcohol ke permukaan suspense
untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul.
10. Setelah 15 detik, memasukkan hidrometer ke dalam suspensi dengan hati-hati
agar suspensi tidak banyak terganggu.
11. Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hidrometer pertama (H1) dan suhu
suspensi (t1).
12. Dengan hati-hati keluarkan hydrometer dari suspensi.
13. Setelah menjelang 8 jam, masukkan hidrometer dan mencatat pembacaan
hidrometer kedua (H2) dan suhu suspensi (t2).
14. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
Berat debu dan liat = [ H 1+0,3 (t 1−19 ,8 )
2 ]−0,5........ (a)
Berat liat = [ H 2+0,3 ( t 2−19 ,8 )
2 ]−0,5......... (b)
Berat debu = Berat (Debu + Liat) – Berat Liat...... (a + b)
15. Hitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
% Pasir =
ca+c
×100 %
% Debu =
(a−b )a+c
×100 %
% Liat =
ba+c
×100 %
16. Memasukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur.
12
10 11
8 97
43 5
1 2 6
Keterangan:
1. Pasir 7. Lempung Liat Berpasir
2. Pasir Berlempung 8. Lempung Berliat
3. Lempung Berpasir 9. Lempung Berdebu
4. Lempung 10. Liat Berpasir
5. Lempung Berdebu 11. Liat Berdebu
6. Debu 12. Liat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Dari kegiatan pengamatan di laboratorium tentang tekstur yang dimiliki tanah
adalah sebagai berikut:
Tabel I : Hasil Analisis Ukuran Partikel (Tekstur) tanah pada Lapisan I dan
II
LapisanPersentase Fraksi (%)
Kelas TeksturPasir Debu Liat
Lapisan I 55, 96% 6,54% 37,5% liat berpasir
Lapisan II51,16% 15,44% 33,4%
Lempung Liat
berpasir
Sumber : Data primer setelah diolah, Tekstur Tanah, 2012.
IV.2 Pembahasan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
pada tanah dalam lapisan I, termasuk ke dalam kelas tekstur liat berpasir,
sedangkan lapisan II termasuk ke dalam kelas tekstur lempung liat berpasir. Hal
ini dapat dilihat dari hasil perhitungan persentase masing-masing fraksi.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap hydrometer dan suhu yang telah
dilakukan, maka diperoleh data bahwa pada tanah dalam lapisan I termasuk ke
dalam kelas tekstur liat berpasir dengan persentase fraksi pasirnya sebesar
55,96%, persentase fraksi debu sebesar 6,54%, dan persentase fraksi liat sebesar
37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan fraksi pasir lebih besar apabila
dibandingkan dengan permukaan fraksi debu dan liat. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tanah tersebut bertekstur liat berpasir dan dapat menampung air
dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth (1994), bahwa
tanah dengan kapasitas terbesar untuk menahan air melawan tarikan gravitasi
merupakan ciri utama dalam tanah liat.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh data
bahwa pada tanah dalam lapisan II termasuk ke dalam kelas tekstur lempung liat
berpasir dengan persentase fraksi pasirnya sebesar 51,16%, persentase fraksi debu
sebesar 15,44%, dan persentase fraksi liat sebesar 34,4%. Hal ini menunjukkan
bahwa permukaan fraksi liat lebih besar apabila dibandingkan dengan permukaan
fraksi pasir dan debu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth (1994), bahwa setiap
gram tanah liat mungkin mempunyai permukaan yang ribuan kali lebih luas dari
debu dan mempunyai permukaan yang hampir sejuta kali lebih luas daripada pasir
yang sangat kasar.
LAMPIRAN
Tanah Lapisan I
Keterangan :
H1 = 4
H2 = 4
t1 = 30O C
t2 = 27O C
c = 3,85 gram
a. Berat debu dan liat =[ H 1+0,3 (t1−19,8)2 ]−0,5
=[ 4+0,3 (30−19,8)2 ]−0,5
=[ 4+0,3 (10,2)2 ]−0,5
=[ 4+3,062 ]−0,5
=[ 7,062 ]−0,5
=3,53−0,5
=3,03 ………………….. ( a )
b. Berat liat = [ H 2+0,3 (t2−19,8)2 ]−0,5
= [ 4+0,3 (27−19,8)2 ]−0,5
= [ 4+0,3 (7,2)2 ]−0,5
= [ 4+2,162 ]−0,5
= [ 6,162 ]−0,5
=3,08−0,5
=2,58 ………………..… ( b )
c. Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat
= 3,03 – 2,58
= 0,45 gram ……………….. ( a – b )
d. Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan :
% Pasir = C
a+cx 100 %
= 3,85
3,03+3,85x 100 %
= 3,856,88
x 100 %
= 55,959 % atau dibulatkan menjadi 55,96 %
% Debu = (a−b)
a+cx 100 %
= (3,03−2,58)3,03+3,85
x100 %
=0,456,88
x 100 %
= 6,54 %
% Liat = b
a+cx 100 %
= 2,58
3,03+3,85x 100 %
=2,586,88
x 100 %
= 37,5 %
Tanah Lapisan II
Keterangan :
H1 = 3
H2 = 2
t1 = 30O C
t2 = 28O C
c = 2,65 gram
e. Berat debu dan liat =[ H 1+0,3 (t1−19,8)2 ]−0,5
=[3+0,3(30−19,8)2 ]−0,5
=[ 3+0,3(10,2)2 ]−0,5
=[ 3+3,062 ]−0,5
=[ 6,062 ]−0,5
=3,03−0,5
=2,53 ………………….. ( a )
f. Berat liat = [ H 2+0,3 (t2−19,8)2 ]−0,5
= [ 2+0,3 (28−19,8)2 ]−0,5
= [2+0,3 (8,2)2 ]−0,5
= [ 2+2 ,4 62 ]−0,5
= [ 4,462 ]−0,5
=2,23−0,5
=1,73 ………………..… ( b )
g. Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat
= 2,53 – 1,73
= 0,8 gram …………….……….. ( a – b )
h. Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan :
% Pasir = C
a+cx 100 %
= 2,65
2,53+2,65x 100 %
= 2,655,18
x100 %
= 51,158 % atau dibulatkan menjadi 51,16 %
% Debu = (a−b)
a+cx 100 %
= (2,53 – 1,73)2,53+2,65
x 100 %
=0,805,18
x 100 %
= 15,44 %
% Liat = b
a+cx 100 %
= 1,73
2,53+2,65x 100 %
=1,735,18
x100 %
= 33,39 % atau dibulatkan menjadi 33,40 %