08. rks_elektrikal ( bag. f)

36
BAGIAN F Pekerjaan Elektrikal Halaman : F -1 BAGIAN F PEKERJAAN ELEKTRIKAL BAB I PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK Pasal 1Umum Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar. Pasal 2 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik : 2.1. Penyambungan daya listrik tegangan rendah 3 fasa, 4 kawat, 220/380 V ke jaringan PLN setempat. 2.2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah (PUTR), panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan. 2.3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 0,6/1 kV lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar perancangan): a. Dari PUTR menuju P.KWH, Unit Hunian, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, NYM dengan ukuran sesuai gambar perancangan. b. Dari PUTR menuju ke panel-panel pompa, hydrant dan panel-panel daya lainnya, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, FRC. c. Dari P.KWH menuju ke panel unit hunian dan panel-panel lainnya, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYM. 2.4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya. 2.5. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel dan peralatan bantu lainnya). Pasal 3 Koordinasi 3.1. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan- peralatan bantu yang dibutuhkan. 3.2. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan perubahan- perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya. 3.3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan pada gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Upload: heru-kurniawan

Post on 08-Apr-2016

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -1

BAGIAN F

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

BAB I

PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK

Pasal 1Umum

Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :

2.1. Penyambungan daya listrik tegangan rendah 3 fasa, 4 kawat, 220/380 V ke jaringan PLN setempat.

2.2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah (PUTR), panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.

2.3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 0,6/1 kV lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar perancangan):

a. Dari PUTR menuju P.KWH, Unit Hunian, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, NYM dengan ukuran sesuai gambar perancangan.

b. Dari PUTR menuju ke panel-panel pompa, hydrant dan panel-panel daya lainnya, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, FRC.

c. Dari P.KWH menuju ke panel unit hunian dan panel-panel lainnya, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYM.

2.4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.

2.5. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel dan peralatan bantu lainnya).

Pasal 3 Koordinasi

3.1. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.

3.2. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

3.3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan pada gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Page 2: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -2

Pasal 4 Standar Dan Peraturan

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku : a. Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal. b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000), SNI 04-0225-2000. c. Standar Industri Indonesia (SII). d. Standar PLN dalam wilayah daerah setempat. e. Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IECVDE, DIN,NEMA, JIS, NFPA, dan

lain-lain. f. Peraturan-Peraturan lain yangterkait.

Pasal 5 Pekerjaan Terkait

Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah : a. Diesel engine generator set b. Panel utama tegangan rendah (PUTR) c. Pembumian d. Kabel tegangan rendah e. Penerangan dan kotak-kontak f. Penangkal petir g. Pekerjaan MATV h. Pekerjaan Fire alarm i. Daftar merk/produk material.

Pasal 6 Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

6.1. Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut :

a. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

b. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.

c. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.

d. Brosur-brosurkatalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta diagram pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

6.2. Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 7 Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

7.1. Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK, kepada Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparan dan 2 set cetak biru. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

7.2. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemilik paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

7.3. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik, sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan baik.

Page 3: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -3

Pasal 8 Masa Pemeliharaan dan Garansi

8.1. Setelah serah terima kedua Kontraktor/Supplier harus memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan pemeliharaan/ service selama masa yang ditentukan yaitu

a. Garansi selama 1 tahun

b. Pemeliharaan selama 6 bulan.

8.2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan

a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.

c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemilik, sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

Pasal 9 Pendidikan dan Pelatihan

Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

Pasal 10 Persyaratan Bahan/Material

10.1. Umum

Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis. Material-material harus dari produk dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material, maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

10.2. Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.

Semua pengkabelan untuk bangunan ini harus menggunakan kabel berstandar SNI yang sudah resmi berlaku di Indonesia.

10.3. Penyebutan Merk/Produk Pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, Konsultan Perancang dan Pemilik, maka dapat dipikirkan penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

Page 4: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -4

BAB II

PEKERJAAN DIESEL GENERATOR SET

Pasal 1 Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya, sehingga diesel generator set slap dioperasikan secara baik sebagai sumber listrik utama . Diesel generator set yang ditawarkan harus baru (brand-new). Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan, pemasangan, dan pengujian.

Pasal 2 Ruang lingkup Diesel Generator

a. Diesel generator set, sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas prime power sesuai dengan yang tertera pada gambar perancangan lengkap dengan residential silencer, seluruh peralatan bantu, governor tipe electric control module untuk keperluan automatic starting, manual starting dan remote starting.

b. Tangki bahan bakar harian, untuk mencatu bahan bakar dalam operasi 100 °A beban penuh selama 4 (empat) jam, lengkap dengan dudukan dan bahan bakarnya, tangki bahan bakar utama, pompa bahan bakar elektrik dan manual serta pemipaannya sesuai dengan spesifikasi teknik ini.

c. Panel kontrol genset (PKG) floor standing lengkap dengan circuit breaker, automatic mains failure, peralatan kontrol, proteksi, indikator, panel announciator dan peralatan bantu lainya.

d. Panel kontrol untuk mesin lengkap dengan elektronik modular tipe microprosesor dengan digital metering.

e. Catu daya DC lengkap dengan charger untuk kontrol, dan lain-lain.

f. Remote control equipment set,

g. Kabel daya berinti tunggal tegangan rendah 0,6/1 kV, kabel daya berinti banyak tegangan rendah 0,6/1 kV dan kabel kontrol lengkap terpasang diatas rak kabel. Kabel tersebut diatas lengkap terpasang.

h. Sistem pembumian

Sistem pembumian bagi titik netral dan badan peralatan yang terbuat dari metal dihubungkan ke sistem pembumian dengan tahanan pembumian setinggi-tingginya 5 ohm dan hal ini berlaku untuk seluruh pembumian pada power house.

i. Pondasi-pondasi ringan, penggantung, support, tangga/railing, bak kontrol, kabel trench, rak kabel, sparing dan lain-lain.

j. Pelatihan bagi calon operator, as built drawing dan buku manual operasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris sebanyak 5 rangkap.

k. Mengurus izin-izin kepada badan berwenang untuk pengoperasian diesel generator set.

l. Peralatan lengkap yang direkomendasikan (spare parts dan tools) untuk jangka waktu 2 (dua) tahun operasi.

m. Pengujian, ballancing dan komisioning lengkap dengan bahan bakar dalam tangki terisi penuh pada scat pekerjaan diesel generator set diserah terimakan pertama.

Page 5: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -5

n. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tidak tercantum dalam gambar-gambar perancangan maupun persyaratan teknis, tetapi perlu untuk menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas, seperti pengadaan dan pemasangan rock wool, pondasi pompa, pondasi tangki dan peralatan bantu lainnya.

Kepada Kontraktor diminta dalam penawaran merka (dimana telah dilampirkan katalog, brosur, dan sebagainya) untuk secara jelas menunjukkan tipe, spesifikasi yang lengkap dan juga cara pemasangan dari setiap bahan dan peralatan yang ditawarkan. Kontraktor diperbolehkan mengusulkan alternatif lain mengenai jumlah dan kapasitas masing-masing diesel generator set, cara operasi berbagai peralatan sistem dan sebagainya, selama dari masing-masing peralatan tersebut, secara keseluruhan sistem dapat memenuhi terhadap kemampuan yang diperlukan. Menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk memberikan garansi kesempurnaan bekerjanya seluruh sistem.

Pasal 3 Gambar-gambar Perencanaan

Gambar-gambar perancangan elektrikal menunjukan secara umum tata letak dari peralatan – peralatan seperti : diesel generator set, transformator, panel-panel, trench kabel, dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

Pasal 4 Gambar-gambar Kerja

Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawings) yang menunjukan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi peralatan, detail – detail, dan sebagainya. Gambar-gambar kerja dan juga katalog, brosur dan tipe peralatan yang akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui. Shop drawings harus sudah diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK 90 hari sebelum pemasangan.

Pasal 5 Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (as Built Drawing)

Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawing harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK segera setelah pekerjaan selesai.

Pasal 6 Standar dan Peraturan

a. Seluruh pekerjaan elektrikal termasuk perencanaan,pembuatan dan pemasangan harus dilaksanakan mengikuti standar dalam PUIL 2000 atau terbitan terakhir, SII atau standar-standar internasi"nal lainnya yang tidak bertentangan dengan PUIL 2000.

b. Seluruh pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan mengikuti standar dan peraturan – peraturan dari Pedoman Plumbing Indonesia dan jawatan keselamatan kerja (Depnaker).

c. Seluruh pekerjaan struktur harus dilaksanakan mengikuti standar dan peraturan-peraturan dalam PBI.

Disamping itu peraturan-peraturan setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat izin bekerja sebagai instalator dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh Kontraktor. Satu copy surat izin tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK.

Page 6: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -6

Pasal 7 Bahan dan Tenaga Pelaksana (Material and Workmanship)

Semua bahan akan dipasang harus 100 % baru, dlam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Kontraktor harus menempatkan dilapangan secara fulltime seorang koordinator yang ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Kontraktor dengan predikat baik. Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi diesel generator set dengan balok, aman dan rapih.

a. Pemotongan dan pembobokan (cutting and patching). Kontraktor harus bertangggung jawab pada penyelesaian/penyempurnaan semua pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk pemasangan dari pekerjaan ini. Kecuali hanya apabila dinyatakan lain didalam gambar perancangan.

Bagaimanapun juga setiap pemotongan atau pemasangan bagian-bagian struktural dari bangunan harus lebih dulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK. Untuk menghindari adanya cutting semua inserts, sleeves, race ways atau lubang-lubang harus diadakan selama konstruksi.

b. Sleeves dan Inserts.

Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan grout. Semua inserts beton diperlukan untuk instalasi peralatan listrik, termasuk inserts untuk konduit, hangers dan supports harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

c. Proteksi.

Semua bahan dan peralatan sebelurn dan sesudah pernasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan, harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya benda / kotoran.

d. Pembersihan.

Kontraktor harus mengusahakan daerah kerja merka selalu dalam keadaan bersih dan rapih selama konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan rapih, bersih dan slap pakai.

e. Pengecatan.

Semua bahan dan peralatan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus segera didempul dan ditutup dengan cat warna yang sesuai, sehingga nampak seperti baru kembali.

Pasal 8 Syarat Pengujian

Kontraktor harus menyelenggarakan serangkaian pengujian sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyerahan pekerjaan (Acceptance Test Procedure) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu kapan akan diselenggarakan dan cara-cara pengujiannya kepada Konsultan Pengawas/MK. Seluruh pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor dan segala biayanya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk bila pengujian harus dilakukan di Manufacturer Plant jika diperlukan.

Pengujian-pengujian tersebut meliputi :

a. Pengujian Pabrik

Stepped Load Test (0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 % dan 110 % beban penuh) terhadap setiap diesel genset.

Pada penyelesaian dari pengujian semua peralatan pengatur, kecuali peralatan untuk pengontrol sistem automatic paralleling yang akan diset dan disealed sesudah pengujian di

Page 7: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -7

lapangan, harus di-sealed dan dicap oleh seorang pengawas Quality Control.

b. Pengujian Lapangan

Pengujian yang dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan/instalasi selesai tersebut, meliputi :

Insulation Resistance Test

Continuity Test

Simulation of Excess Temperature

Simulation of Overspeed

Test run

Automatic Main Failure Test

Automatic Load Transfer Switching Test

Automatic sequence starting dan load sharing

Pengujian pabrik dan pengujian lapangan tersebut diadakan oleh pabrik pembuat dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK, dan catatan-catatan hasil pengujian setelah disahkan, harus diserahkan bersama-sama sertifikat pengujian dari Independent International Surveyor kepada Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 9 Tanggung Jawab Pabrik Pembuat (Manufacturer Responsibility)

Pabrik pembuat harus bertanggung jawab untuk design, manufacturer, performance, reliability dan packaging dari seluruh komponen dan sistem yang dijelaskan dalam spesifikasi ini, tanpa melihat apakah komponen-komponen dan sistem tersebut hasil design dari manufacture-nya.

Pasal 10 Defect Liability Period

Defect liability period harus berlaku untuk waktu dua tahun semenjak mulai dari tanggal

pengapalan peralatan, selama mana Kontraktor bertanggung jawab untuk penggantian atau

perbaikan setiap deffective design, materials atau workmanship.

Pasal 11 Start up Insurance

Kontraktor harus mempertanggungkan / mengasuransikan setiap bagian dari peralatan diesel

genset terhadap kemungkinan kerusakan, kerugian karena kerusakan, hancur/musnah karena

kebakaran, petir, gempa, topan, pencurian dan sebagianya, selama periode start-up sampai saat penyerahan pertama.

Pasal 12 Garansi Pabrik (Warranty)

Garansi pabrik harus berlaku untuk waktu selama satu tahun dari mulai saat penyerahan kedua (Final Acceptance), selama ini pabrik bertanggung jawab untuk penggantian atau perbaikan setiap

cacat/kerusakan peralatan, komponen atau sistem, kegagalan mana disebabkan oleh kesalahan

bahan, kemampuan kerja tenaga pelaksana (workmanship) atau Engineering.

Pasal 13 Pendidikan dan Pelatihan

Sebelum penyerahan kedua, Kontraktor harus telah mengadakan semacam pendidikan dan pelatihan selama periode tertentu kepada calon operator, yang ditunjuk cleh Pemberi Tugas.Materi

Page 8: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -8

tentang pelatihan operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating. maintenance and repair manual books, serta sampai mendapatkan sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

Pasal 14 Layanan Purna Jual

Kontraktor harus melampirkan di dalam penawaran, tentang daftar alamat di Indonesia dari Badan Perwakilan dan Workshop dari merk diesel generator set yang ditawarkan, serta jaminan bahwa workshop tersebut mampu memberikan jasa purna jual (after sales service) terhadap tipe diesel generator set yang ditawarkan.

Pasal 15 Uraian Sistem, Kontrol, Engine, Generator dan Peralatan

a. Data-data Sistem

Rating sesuai yang tertera pada gambar perancangan

Voltage 230/400 V AC, 4 kawat lengkap dengan sistem pembumian yang tepat.

Pengaturan tegangan maximum, 1 % pada tegangan minimal.

Phase voltage in balance, 5 % setiap fasa.

Frekuensi, 50 Hz.

Pengaturan frekuensi untuk segala kondisi beban, 3%.

Faktor daya beban, antara 0,85 lagging merupakan kesatuan faktor daya.

Kecepatan putaran, 1.500 rpm.

Kapasitas beban lebih, 10% dari beban penuh selama 1 jam.

Sistem tersebut diatas harus dapat dicapai untuk kondisi lapangan :

Suhu sekeliling, 35°C

Kelembaban, 80 %

Sea level 5 - 10 m diatas permukaan laut.

b. Diesel Engine

Karakteristik

Kemampuan dan rating keluaran dari diesel engine harus sesuai standar DIN 6271 dan tidak boleh menurun sampai kenaikan suhu sekeliling sebesar 52°C. Keluaran daya harus mampu memutar generator secara terus-menerus pada putaran nominalnya dengan keluaran daya generator sebesar 110 % rated keluarannya.

Putaran/speed :1.500rpm,tipe-4 langkah/sejajar (inline).

Perpendinginan : udara turbo charged

Sistem starting : remote

Bahan bakar : solar

Peralatan Engine

Page 9: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -9

Masing-masing mesin diesel minimal harus dilengkapi dengan berbagai accessories yang dipasang dimesin panel atau lainnya, antara lain sebagai berikut :

Governor/engine speed control type hydraulics atau electronic, dilengkapi dengan electrical spedd fine adjustment.

Engine starting equipment

Lubrication oil system

Lube oil pump, lube oil tank, lube oil cooler, lube oil filter, thermostat, electric lube oil pumping set untuk automatic prelubrication lengkap dengan timer switch, fuel oil shut down solenoid dipasang pada panel control diesel genset.

Peralatan Sistem Pengawasan Engine

Dipasang pada engine antara lain sebagai berikut :

Thermometer untuk air pendingin

Thermometer untuk exhaust

Thermometer untuk lube oil

Thermometer untuk charging udara

Dipasang pada panel diesel :

Lube oil pressure gauges pada sebelum dan sesudah lube oil filter

Pressure gauge untuk fresh water

Pressure gauge untuk charging udara

Tachometer

Elapsed time meter

Peralatan Sistem Monitoring / Protection Engine, antara lain :

Sensors untuk lube oil level (alarmed dan stopped engine)

Sensors untuk lube oil pressure (alarmed dan stopped engine)

Sensors untuk lube oil temperature (alarmed dan stopped engine) –Sensors untuk fresh water pressure (alarmed dan stopped engine)

Sensors untuk fuel pressure (alarmed)

Sensors untuk high turbo charging air temperature (alarmed) -Overspeed relay (stopped engine)

Ratio differential relay (alarmed and stopped engine)

Over voltage relay (alarmed and stopped engine)

Under voltage relay (alarmed and stopped engine)

Pasal 16 Altenator

a. Karakteristik

Rated keluaran sesuai yang tertera pada gambar perancangan, Prime Power.

Page 10: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -10

Generator 4 kutub, tegangan keluaran 230/400 V AC, 3 fasa, 50 Hz

Brushless exciter

Insulation class H

Radio interference filter

Over voltage protection with adjustable time delay to avoid nuisance tripping.

b. Ketentuan-ketentuan lain

Generator harus dari tipe self ventilated rotating field dan tipe synchronous. Generator harus bisa menanggung beban secara terus-menerus pada faktor daya 0,85 dengan rating kW dari diesel generator set tersebut, dan dapat melayani beban 10 % lebih dari gross kW rating. untuk selama 1 jam terus menerus, untuk setiap periode 24 jam pada tegangan nominal. Generator harus langsung digerakkan dari crank shaft mesin, jika perlu generator dapat ditambah impeller yang dipasang pada rotor untuk pendingin generator. Generator harus diproteksi terhadap beban lebih dan kesalahankesalahan lebih kecil dari pada ketahanan generator.

Reaktansi Generator

Reaktansi sub transient dari generator tidak boleh lebih dari 25 %. Penggunaan reaktor dan resistor untuk mendapatkan reaktansi yang ekivalent yang sama tidak diperbolehkan. Pembumian titik netral dari generator secara terpisah.

Eksitasi dan Sistem Pengaturan Tegangan

Sistem diatas harus sudah termasuk static exciter voltage regulator, termasuk juga alat-alat pelengkap dan alat-alat kontrol dan wiring (SRCR).

Sistem ini dapat melayani dengan baik pada keadaan generator beroperasi secara individu.

Sistem dari tipe : solid state dan mempunyai steady state regulation 2 % dari 0,8 Iangging ke faktor kerja satu. Sistem ini harus bekerja dengan baik pada keadaan beban overload simetris dan pada keadaan hubungan singkat lainnya yang masih dalam kapasitas generator.

Peralatan Semi Conductor.

Pemilihan dan pemakaian dari peralatan semi conductor yang dipergunakan dalam generator sets dan semua peralatan kontrol harus sesuai dengan standar pabrik. Rectifier harus mempunyai rating tidak kurang dari 1 sampai 1,5 kali tegangan puncak dan arus, yang diperhitungkan pada setiap kondisi operasi dari generator.

Panel Generator Set Auxiliary

Lemari untuk "Panel Board" harus mempunyai ukuran yang proposional, seperti dipersyaratkan untuk "Panel board" menurut kebutuhan, sehingga untuk sejumlah dan ukuran kabel - kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.

Tipe

Switchgear tegangan rendah harus tahan terhadap udara lembab dab pangs untuk pasangan dalam (indoor).Seluruh komponen harus di-finish sesuai dengan kondisi tropis. Panel adalah tipe tertutup (enclosed) dan free standing.

Standar

Panel harus dibuat mengikuti syarat/standar daiamPU1L 2000 atau standar-standar internasional lainnya (IEC, VDE/DIN, BS, NFC, NEMA, JIS).

Page 11: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -11

Karakteristik Panel

Tegangan kerja : 400 V

Tegangan uji : 3.000 V

Tegangan uji impuls : 20.000 V

Frekuensi : 50 Hz

Arus nominal rel :4.200 A

Arus hubung singkat : 100 kA

Remote Control Panel

Remote control panel yang ada di ruang panel terdiri dart

Generator control panel

Engine control panel

Announciator panel

Main outgoing unit dan synchronizing panel.

Secara keseluruhan berfungsi menyelenggarakan auto/manual start-stop control, monitoring diesel engine dan generator, auto/manual synchronizing, auto/manual parallel/deparallel operation, auto/manual load transfer operation.

Engine Control Panel

Panel kontrol engine minimum harus berisi peralatan - peralatan sebagai berikut :

1 temperature indicator untuk air pendingin

1 temperature indicator untuk lube oil

1 tube oil pressure indicator sebelum lube oil filter.

1 tube oil pressure indicator sesudah lube oil filter.

1 tachometer

1 elapsed time meter

1 lot signal lamp

1 lot control switch

1 lot selector switch auto - stop - run.

Generator Control Panel

Panel control generator minimum harus berisiperalatan-peralatan sebagai berikut :

1 volt meter

1 volt meter selector switch

1 amper meter

1 amper meter selector switch

1 cos phi meter a 1 kW meter

1 kWh meter

1 lot signal lamp (merah, kuning dan hijau)

1 lot indicating lamp

1 lot fault indicating lamp

1 set indicating lamp untuk status posisi main breaker

control switch untuk governor motor

Page 12: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -12

1 control switch untuk pengaturan tegangan

1 push button switch untuk emergency stop

1 push button switch untuk lamp test, bell cancell dan fault reset

1temperature indicator untuk stater winding dan bearing.

1 speed relay

1 voltage relay

1 bell Alarm

1 automatic synchronizing device

1 set load sharing device

1 set auxiliary relay

1 set time limiting relay

1 set over current relay

1 set earth fault relay

1 set reverse power relay

1 set fuse TR. Indikator-indikator minimum yang harus dipasang adalah :

1 generator winding temperature too high (shut down)

1 bearing temperature too high (shut down)

1 lube oil level low (alarming)

1 lube oil level too low (shut down)

1 lube oil pressure low (alarming)

1 lube oil pressure too low (shut down)

1 lube oil temperature high (alarming)

1 lube oil temperature too high (shut down)

1 fuel pressure low (alarming)

1 overspeed (shut down)

1 generator over current (shut down)

1 generator over voltage (shut down)

1 generator under voltage (shut down)

1 generator reverse power (shut down)

Konstruksi Panel

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan denganaman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus arus (MCCB/ACB), pemutus arus (CB), pemasangan kembali indikatorindikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan – penyambungan. Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah off/mati.

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan / interlock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.

d. Panel/kubikal dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.

e. Tiap kubikal terdiri dari bagian sebagai berikut :

Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat

Page 13: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -13

dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.

Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yangdihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.

Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :

Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium.

Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".

Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.

g. Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari tipe moulded case circuit breaker (MCCB).

Manually operated, dilengkapi mekanisme operasi yang trip free dari tipe Quick make, Quick break. CB /MCCB / ACB harus mempunyai besaran-besaran amper frame (AF) dan amper trip (AT) pada suhu keliling 40°C seperti pada gambar, 660 V rating dan kemanpuan pemutusannya pada 380 V sebagaimana tertera pada gambar.

CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah main interlock harus dari jenis 4 (empat) kutub dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor operated, breaker) untuk cabang-cabang lainnya motorized Circuit breaker diberikan notasi M seperti terdapat pada gambar. CB/MCCB/ACB harus dari merk ABB, MG.

h. Panel/kubikal harus dilengkapi dengan rele pengaman terhadap kesalahan hubungan kebumi (earth/ground fault relay), dan kelengkapan rele pengaman lainnya (over current relay, reverse power relay dan lain-lain) sebagaimana tertera pada gambar perancangan.

Busbar utama dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan mempunyai kemampuan hantar arus terus-menerus sekurangkurangnya sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating amper frame pemutus dayanya (CB, MCCB, ACB).

Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 98%.

Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000.

Fasa : merah, kuning dan hitam

Netral : biru

Pembumian : kuning & hijau

i. Kontaktor Magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 V, 50 Hz dan tahan bekerja kontinu pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan mental. Kontaktor Magnetik harus dari Telemekanik atau yang setara.

Page 14: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -14

j. Pemberian Tanda Pengenal.

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

Fungsi peralatan dalam panel

Posisi terbuka atau tertutup

Arah putaran dari handel pengontrol dari switch

Dan lain-lain.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

k. Sistem Pembumian.

Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan dengan baik secara elektris kepada Rel Pembumian. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga Fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.

l. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai berikut :

Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan (equipment), (panel, genset, kabel), detail-detail pemasangan dan de tail-detail pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pemasangan.

m. Garansi

Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalamai kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan diatas, make pabrik bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat setelah mengalami oleh Konsultan Pengawas

n. Pengujian.

Pengujian ini periu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :

Pengujian kekuatan tegangan impuls

Pengujian kenaikan temperature

Pengujian kekuatan hubung singkat

Pengujian untuk alat-alat pengaman

Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud

Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel

Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel danalat interlock Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

o. Pendidikan dan Pelatihan.

Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemilik tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 5 copy operating/mainterance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

Pasal 17 Spare part and Tools

Suku cadang untuk operasi sampai 2.000 jam, bagi parts yang perlu sering diganti sesuai anjuran pabrik. Spare parts dan tools minimal antara lain sebagai berikut :

2 sets standard tools

Page 15: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -15

standard spare part (direkomendasi oleh pabrik 2.000 jam operasi). Bentuk form data tersebut adalah sebagai berikut :

(Wajib diisi oleh Kontraktor dan dimasukkan pada penawaran).

Job ……………. - Engine make .……………

Fuel ……………. - Model …………….

Number of units ……………. - Starting …………….

Item Information by Bidder

Number of cylinder …………………………

Arrangement (Vertical, In line) …………………………

Vertical, V type …………………………

Turbo Charged …………………………

Cycles …………………………

Cylinder Diameter …………………………

Piston Stroke …………………………

Rpm at full load …………………………

Piston Travel, full load …………………………

Weight of engine, operating …………………………

Over all dimension …………………………

Brake house power, full load …………………………

Fuel injection pressure …………………………

Fuel injection temperature …………………………

Pressure of air cutsing cylinder …………………………

Temperature of air cutsing cylinder …………………………

Fuel Consumption …………………………

Pressure, lubricating oil system …………………………

Lubricating oil cooling water …………………………

Water Temperature entering cooler (range) …………………………

Oil temperature drop in cooler …………………………

Oil pressure drop in cooler …………………………

Water pressure drop in cooler …………………………

Water for engine cooling system …………………………

Water temperature entering enginejacket …………………………

Water temperature leaving engine jacket …………………………

Water pressure required engine jacket …………………………

Circulating water through engine cooler …………………………

Temperature circulating water entering cooler…………………………

Temperature, exhaust gas leaving enginer …………………………

Normal noise level of engine, full load …………………………

Page 16: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -16

Pasal 18 Instalasi Sistem Bahan Bakar Generator Set

1. Umum

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi menyediakan seluruh pekerja, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem penyimpanan dan pemipaan bahan bakar, sehingga dapat beroperasi secara benar dan sempurna.

Serta melaksanakan pengujian untuk mengetahui sistem bekerja secara sempurna.

Gambar-gambar perancangan dan spesifikasi teknik adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar perancangan dan spesifikasi bersifat mengikat.

Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK.

2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan

Penyediaan dan pemasangan tangki penyimpanan bahan bakar (main tank) yang dilengkapi dengan pipa-pipa :

a. Pengisi dari mobil supply bahan bakar, pipa dilengkapi dengan flow oil meter.

b. Pengisian ke tangki harian.

c. Pipa over flow dari tangki harian.

d. Pipa drain tangki utama yang dilengkapi dengan strainer dan gate valve.

e. Pipa vent.

Penyediaan dan pemasangan tangki harian, support tangki harian, dan dilengkapi dengan gelas pengukur, lubang tempat pembersih dan pipa :

a. Pengisi dari tangki utama

b. Pipa over flow

c. Pipa drain yang dilengkapi dengan gate valve

d. Pipa pengisian bahan bakar ke diesel

e. Pipa over flow dari mesin diesel

f. Pipa vent.

Penyediaan dan pemasangan gate valve dan check valve

Penyediaan dan pemasangan pipa dan katup untuk pengukuran dengan batang pengukur, berikut batang pengukur yang terbuat dari tembaga atau kuningan.

Penyediaan motor dan pompa untuk pengisian bahan bakar ke tangki harian dan manual hand pump.

Penyediaan bak kontrol untuk pipa-pipa pengisian dan vent.

Penyediaan bak kontrol untuk lubang pipa pengukur bahan bakar minyak.

Penyediaan bak kontrol untuk suatu saat jika diperlukan untuk membuka penutup tangki utama.

Page 17: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -17

3. Teknik Instalasi

Umum

Semua pipa yang menyambung pada tangki utama atau tangki harian harus melalui socket yang berulir dan dilas dengan sempurna pada dinding tangki. Penyambungan socket dengan pipa harus di seal tape dengan sempurna tanpa adanya kebocoran sedikitpun.

Pipa-pipa penghubung dari tangki harian ke tangki utama yang ditanamharus dibersihkan dengan amplas besi, kemudian di flincote dan dibungkus memakai karung.

Sedangkan pipa-pipa yang dipasang diatas permukaan, harus dibersihkan dahulu dengan amplas besi, lalu dicat dengan cat meni besi, kemudian dicat lagi dengan cat aluminium (bronze).

Semua bak kontrol harus dibuat lengkap dengan penutup yang dapat dibuka guna pengontrolan.

Tangki harian maupun tangki utama harus dilengkapi dengan pipa ventilasi, pipa drain dan main hole.

Tangki bahan bakar harian terbuat dari besi plat 3 mm, yang diberi penulangan dengan besi siku 60 x 60 x 6 mm.

Antara besi penulangan dengan besi plat tangki di las secara penetrasi penuh sebanyak dua kali (but welded/pengisian dan full welded).

Pengelasan tangki dilakukan dari luar dan dalam tangki.

Tangki bahan bakar tangki utama terbuat dari besi plat 8 mm, yang diberi penulangan dengan besi siku 120 x 120 x 12 mm.

Cara pengerjaannya sama seperti cara pengerjaan tangki harian.

Tangki harian maupun tangki utama selesai dilas dibersihkan denganmemakai sikat kawat, kemudian dibersihkan,lalu dicat dengan cat menie besi, setelah kering lalu dicat lagi dengan cat aluminium.

Khusus untuk tangki utama, karena diletakkan di bawah tanah, sehingga diatasnya harus dibuatkan lubang diameter 1,5" dan dipasang potongan pipa sepanjang 0,5 m, kemudian dilas ke dinding tangki tersebut dan bagian atas dari pipa diberi tutup (plug) yang dapat dibuka pada waktu akan dimasukkan batang pengukur bahan bakar.

Tangki harian harus dipasang float valve yang akan mengontrol motor pompa pengisian bahan bakar.

Untuk tangki harian harus dibuatkan penyangga setinggi ± 1,5 m dari pipa block steel diameter 3" dan diberi penguat memakai besi siku 50 x 50 x 5 mm dan dicat sesuai dengan warna tangki.

Baik untuk tangki harian maupun tangki utama harus diberi pipa

penguras (drain). Untuk pipa penguras tangki utama harus dihubungkan dengan gear pump (pompa minyak) yang dapat menyedot keseluruhan minyak dari tangki utama. Pipa penguras sebelum dipasang di gear pump harus melalui strainer dan gate valve.

Pengisian bahan bakar dari tangki utama ke tangki harian dengan gear pump dan di back up dengan manual hand pump.

Semua instalasi pipa bahan bakar harus diuji dengan dua kali daya kerjanya.

Page 18: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -18

Tangki harian dan tangki utama harus diuji dengan jaminan dari Kontraktor.

Tangki harian harus dilengkapi level switch dengan deteksi elektroda.

4. Peralatan Sistem Bahan Bakar

Plat tangki harian terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3 mm.

Plat tangki bahan bakar tangki utama terbuat dari besi plat tebal 8 mm.

Motor pompa minyak/gear pump untuk motor pompa pengisian dan untuk motor pompa pengurasan :

Motor :

Daya disesuaikan kebutuhan, minimal 1,5 HP

Putaran 1.500 rpm

Tegangan 220 V

Frekuensi 50 Hz. Pompa BBM :

Kapasitas disesuaikan kebutuhan minimal 30 liter/menit.

Total head disesuaikan kebutuhan minimal 12 m.

Pipa :

Pipa untuk bahan bakar dari jenis black steel, medium class, ukuranukuran pipa disesuaikan dengan gambar perancangan.

5. Persyaratan Bahan/Material

Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan didaerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.

Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi ini tanpa biaya ekstra.

Untuk komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah didapat dipasaran bebas.

BAB III

PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Pasal 2 Type dan Macam

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380 V, 3

Page 19: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -19

fasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standar PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEC dan peraturan lain yang terkait.

a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), column/wall mounting atau free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

PUTR

PSD/P-KWH

P-Unit

P-Pompa

b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

Pasal 3 Karakteristik

tegangan kerja : 400 V

tegangan uji : 3.000 V

tegangan uji impulse : 20.000 V

frekuensi : 50 Hz

Pasal 4 Persyaratan-Persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adaiah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :

3 buah kontaktor daya

1 buah thermal overload relay

1 buah timer motor

1 buah tombol start stop

1 buah saklar pilih 3 posisi (local, stop, remote)

3 bh lampu indicator

0 Merah : fault

0 Hijau : stop

0 Orange : start

Khusus untuk peralatan digunakan solid state dan inverter untuk peralatan-peralatan yang memerlukan pengaturan variable speed atau pun pengaturan starting.

Page 20: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -20

Pasal 5 Konstruksi

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas/operator.

d. Panel harus dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu dengan yang lain dengan alat pemisah.

e. Tiap panel harus terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut

ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baud setelah switchgear dimatikan.

ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.

letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :

semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium

semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cars galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".

pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat "powder coating", warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK/Pemilik Proyek.

f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan mini circuit breaker (MCB) dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) sekurang-kurangnya 4,5 simetris.

Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar perancangan dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar perancangan.

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB utama dari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan "Phase Failure Relay" dan kabel kontrol harus tahan api.

g. Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas dan mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang kurangnya sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame pemutus tenaga utama.

Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .

Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUlL 2000;

Fasa : merah, kuning, hitam

Netral : biru

Pembumian : hijau - kuning.

Page 21: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -21

h. Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan bekerja terus menerus pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.

i. Pemberian Tanda Pengenal

Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

fungsi peralatan dalam panel

posisi terbuka atau tertutup

arah putaran dari handel pengontrol dari switch

dan lain-lain.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

j. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :

pengujian kekuatan tegangan impuls

pengujian kenaikan suhu/temperatur

pengujian kekuatan hubung singkat

pengujian untuk alat-alat pengaman

pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud

pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel

pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock

pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

k. Panel harus dibuat oleh panel maker pabrikan resmi yang diakui legalitasnya oleh Negara Indonesia.

BAB IV

PEKERJAAN KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Page 22: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -22

Pasal 2 Tipe dan Macam

Kabel daya tegangan rendah dengan inti tembaga yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuai dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY, 0,6/1 kV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII , SNI atau SPLN.

Pasal 3 Pemasangan dan Instalasi

a. Bahan

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000 dan LMK, SNI. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :

Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan konduit uPCV high impact.

Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.

Untuk kabel-kabel dari diesel generator set menuju ke PUTR menggunakan kabel jenis NYY.

Untuk kabel-kabel dari PUTR menuju ke panel-panel pompa/hydrant, menggunakan kabel jenis FRC.

Kabel ukuran 50 sqmm atau lebih kecil harus dengan inti/penghantar Tembaga, kabel ukuran lebih besar dari 50 sqmm boleh menggunakan kabel dengan inti/penghantar Alluminium.

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton) harus dimasukkan dalam konduit galvanis dengan ukuran yang disesuaikan dengan kabel yang dilindungi.

b. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).

Sambungan pada kabel sirkit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus kokoh secara elektrik, dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.

Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus menggunakan konektor yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen, bakelite atau PVC, yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran kabelnya.

c. Bahan lsolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, pita sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus dipasang dengan cara yang disetujui menurut anjuran badan yang berwenang dan atau pabrik pembuatnya.

Page 23: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -23

d. Sambungan

Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotakpenyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan lain- lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Pengawas/MK.

Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil Pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK.

Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambunganpenyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.

Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.

Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal suhu-suhu pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama pengecoran.

Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-kurangnya 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan

Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung, saluran penghantar (konduit) harus ditanam di dalam beton.

Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung, saluran penghantar (konduit) harus ditempel pada beton atau dipasang diatas rak kabel dengan tidak membebani plafon.

Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, digunakan pipa galvanis dengan ukuran sesuai dengan ukuran kabelnya. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk belokan-belokan.

Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit sekurang-kurangnya 5/8" diameternya. Setiap pencabangan maupun pengambilan keluar harus menggunakan kotak sambung yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam kotak sambung.

Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank plate stainless steel, tipe "star point".

Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung harus dilengkapi dengan "socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

f. Pemasangan Kabel dalam Tanah

Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm.

Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 800 mm.

Page 24: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -24

Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1.000 mm dan dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel.

Kabel-kabelyang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanis atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 300 mm dari pipa gas, air dan lain-lain

Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 100 mm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung. harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.

Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

Pasal 4 Pengujian

a. Pengujian Pabrik

Pengujian Individual

Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari Pengujian sebagai berikut :

pengujian ukuran tahanan hantaran

pengujian dielektrik

pengukuran loss factor

Pengujian Khusus

Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengujian tersebut terdiri dari test sebagai berikut :

pengujian tegangan impuls

pengujian mekanikal

pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu

pengujian dielektrik

pengujian perambatan (creep test)

b. Pengujian Lapangan

Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian dielektrik/insulation test.

Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Page 25: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -25

BAB V

PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN

Pasal 1 Umum

Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem penerangan dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan sesuai dengan gambar perancangan

2.1 Lampu dan Armatur

Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang tertera pada gambar-gambar perancangan.

a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).

b. Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari louver.

c. Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

d. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.

e. Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam kotak harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

f. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses "posphating", dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.

g. Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.

h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.

i. Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W harus jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang terpisah dari armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast dibatasi :

maksimum panjang untuk 400 W, 50 m

maksimum panjang untuk 250 W, 25 m

j. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).

Page 26: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -26

k. Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.

l. Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan dan rancangan Konsultan Perancang.

2.2 Kabel lnstalasi

a. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).

b. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut

fasa R : merah

fasa S : kuning

fasa T : hitam

netral : biru

pembumian : hijau/kuning

2.3 Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan armatur lampu.

c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

2.4 Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.

Pasal 3 Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh lembaga yang berwenang meliputi :

a. Pengujian tahanan isolasi

b. Pengujian kekuatan tegangan impuls

c. Pengujian kenaikan suhu

d. Pengujian kontinyuitas.

Page 27: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -27

BAB VI

PEKERJAAN KOTAK KONTAK DAN SAKLAR

Pasal 1 Umum

Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem kotak kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak dan saklar sesuai dengan gambar perancangan yaitu :

Kotak Kontak Biasa

a. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa + N + E, rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.

b. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 150 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian.

Kotak Kontak Industrial, 3 fasa + N + E

Kotak kontak industrial 3 fasa yang dipakai adalah kotak kontak industrial 3 fasa dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian. Rating 3 fasa, 415 V, 32 A yang dilengkapi saklar.

Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

a. Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu indikator.

b. Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.

c. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.

d. Saklar harus dipasang pada kotak.

Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak

Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.

Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar atau kotak kontak dinding terpasang pada kotaknya harus menggunakan baud, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

Pemasangan Stop Kontak dan Saklar

Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam didinding (inbow) yang penempatannya ditunjukkan dalam gambar rencana.

Stop Kontak dan Saklar dipasang pada jarak 150 cm dari lantai jadi.

Page 28: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -28

Kabel Instalasi

Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).

Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :

fasa R : merah fasa S : kuning fasa T : hitam netral : biru pembumian : hijau/kuning

Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessoriesIainnya harus sesuai yang satu dengan Iainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan armatur lampu.

c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.

Pasal 3 Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh lembaga yang berwenang meliputi :

a. Pengujian tahanan isolasi

b. Pengujian kekuatan tegangan impuls

c. Pengujian kenaikan suhu

d. Pengujian kontinyuitas.

Page 29: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -29

BAB VII

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Pasal 1 Umum

Pekerjaan sistem proteksi petir meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem proteksi petir dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi teknik ini, serta pengurusan ijin dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga Kerja).

Pasal 3 Referensi

Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

Pasal 4 Material

Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak.

Sistem proteksi petir yang dipakai adalah Sistem non radio aktif atau elektrostatik.

Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :

a. Terminasi Udara :

Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan untuk menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung dan menangkap sambaran petir bila terjadi petir.

b. Penghantar / konduktor penyalur :

Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan elektroda pembumian.

Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari "terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.

c. Sistem Pembumian

Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan pembumian secara berkala

Elektroda Pembumian :

Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan diameter tidak kurang dari

Page 30: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -30

20 mm dan panjang sekurang – kurangnya 6.000 mm dan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertikal dan harus diperoleh tahanan pembumian setinggi – tingginya 5 Ohm.

Pasal 5 Pemasangan dan Pelaksanaan

Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.

a. Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.

b. Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.

c. Sambungan - sambungan :

Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak mudah terlepas.

Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya sambungan .

d. Pelindung mekanis

Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa uPVC tipe high impact.

Pasal 6 Pengujian

Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.

Pengujian yang harus dilakukan :

a. Pengujian tahanan pembumian.

Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.

b. Pengujian kontinyuitas.

Pasal 7 Contoh

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan digunakan/dipasang, yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian

yang diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 8 Pemeriksaan

Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus seaera diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik Proyek.

Page 31: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -31

Pasal 9 Surat ljin

a. Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).

b. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

Pasal 10 Daftar Bahan/Material

Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material ataukomponen tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.

BAB VIII

PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 Bangunan Gedung

Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara baik, dengan cars menghubungkannya kepada bare copper conductor pembumian yang telah tersedia, yaitu semua frame konstruksi bangunan baja dan peralatan logam lainnya.

Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel (braided copper wire), yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.

Semua sambungan-sambungan pada sistem pembumian harus dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

Pasal 2 Peralatan Logam Lainnya

Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing peralatan, rak kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

Page 32: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -32

Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam PUIL 2000.

Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor daya yang digunakan (mm2)

Penampang Konduktor pembumian (mm2)

<= 10 6 mm2

16 mm2 10 mm2

35 mm2 16 mm2

70 mm2 50 mm2

120 mm2

70 mm2

> = 150 mm2 95 m

BAB IX

PEKERJAAN INSTALASI MATV

Pasal 1 Umum

Pekerjaan instalasi MATV ini meliputi pengadaan semua peralatan, tenaga kerja, pemasangan, pemrograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem MATV dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi system MATV (Master Antena TV) pada proyek ini meliputi pengadaan bahan, peralatan serta pemasangan serta pengujian-pengujian hingga perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga system MATV dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

a. Peralatan Terrestrial VHF antena di arahkan ke pemancar TVRI.

b. Peralatan Terrestrial UHF antena di arahkan ke pemancar RCTI, SCTV, INDOSIAR serta di arahkan ke pemancar ANTV, TPI.

c. Peralatan distribusi, kabel coaxial, top-off, spliter, conduit instalasi dan peralatan perlengkapan lainnya.

d. Peralatan outlet TV pada dinding, termasuk junction – box yang flush mounted pada dinding.

Page 33: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -33

e. Mengadakan adjusment output level signal TV (dB Rating) tiap outlet TV, testing commissioning serta setting untuk seluruh system penerimaan/receiving signal TV dan seluruh peralatan penunjangnya.

f. Membuat dan menyerahkan ― Operating dan Maintenance Instruction serta Repair manual MATV Books‖

g. Mengadakan training bagi personal Operator MATV yang akan mengoperasikan serta memelihara system MATV.

Pasal 3 Persyaratan Teknis

Terrestrial VHF Antenna

VHF Antenna di arahkan ke statiun pemancar TVRI, elemen antenna tersebut dari logam allumunium

A. Terrestrial UHF Antenna

VHF Antenna di arahkan ke statiun pemancar RCTI, SCTV, INDOSIAR, ANTV, TPI elemen antenna tersebut dari logam allumunium

B. Coaxial Cable

Kabel Coaxial dengan jenis tembaga digunakan untuk mentransmit signal-signal VHF dan UHF. Kabel Coaxial mempunyai Impedance 75 Ohm.

Pasal 4 Cara Instalasi

- System beroperasi pada tegangan 220 Volt lebih kurang 6 %, 50 Hz, Phase tunggal. Sarana pengadaan supply peralatan masih menjadi tanggung jawab kontraktor.

- Kabel Coaxial tidak diperkenankan dalam satu pipa conduit dengan kabel-kabel listrik. Semua kabel-kabel berada dalam conduit pipa PVC dengan ukuran minimum ¾‖ (20 mm).

- Kabel Coaxial tidak boleh ditekuk kurang dari 15 kali diameter kabel. Sambungan dan Looping kabel pada terminal outlet tidak diizinkan.

- Distribusi kabel Coaxial ke lantai-lantai menggunakan spliters 2 way, 3way, 4way atau disesuaikan dengan gambar rencana.

- Kontraktor harus menyediakan conduit pipa PVC untuk terminal tambahan kabel antenna dengan peralatan Head – End.

- Untuk gain/loss-nya terlalu besar sehingga sinyal di outlet melebihi batasan yang ditentukan (63 – 77 dB), harus ditambah penguat Booster sebelum ke wall outlet atau line amplifier, demikian juga bila sinyal pada outlet terlalu lemah, maka harus ditambah optional pre-amp guna mendapatkan sunyal yang diterima dengan baik.

- Wall Outlet harus dipasang pada semua lokasi yang ditunjukkan pada gambar kerja. Jika ada perubahan penempatan wall outlet kontraktor harus membuat shop drawing perubahan atas persetujuan konsultan pengawas dan pemberi tugas.

- Semua system antenna harus dilengkapi dengan system penangkal petir (lighting arrester) sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk semua penyanggah/rangka yang terbuat dari bahan metal yang dapat berkarat harus di cat dasar dan cat finishing anti karat/ wheathel shell type serta harus digrounding dengan tahanan tanah max. 2 Ohm.

- Semua pelaksanaan pemasangan instalasi ini tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan yang berlaku.

Page 34: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -34

Pasal 5 Pengujian

- Kontraktor harus melakukan semua pengetesan sesuai dengan yang dipersyaratkan dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap system yang disaksikan minimum oleh konsultan pengawas/MK. Semua tenaga, bahan, peralatan dan perlengkapan percobaan system merupakan tanggung jawab kontraktor.

- Untuk pengetesan instalasi MATV ditest selama 6 (enam) hari/jam kerja secara terus menerus atau nonstop.

- Jika terdapat peralatan dan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku dan telah disetujui atau kondisi peralatan dan bahan tidak dalam kondisi baru serta terdapat cacat (tidak berfungsi dengan baik) kontraktor harus menggantinya dengan yang baik dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui, untuk pekerjaan instalasi yang tidak baik kontraktor harus memperbaikinya, semua biaya penggantian peralatan, bahan dan pekerjaan yang tidak baik adalah tanggung jawab kontraktor.

- Setelah penggantian peralatan dan bahan serta perbaikan instalasi kontraktor masih harus melakukan pengetesan ulang sehingga semua peralatan dan instalasi system berjalan dengan baik.

Pasal 6 Persyaratan Bahan/Material

- Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, material- material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produk yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru, dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.

- Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui, karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya tambahan.

- Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas.

- Daftar Material

- Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

- Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk material.

- Penyebutan Merk/Produk Pabrik.

- Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar menyebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material peralatan yang utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu.

- Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka dapat dipikirkan pengganti merk/tipe dengan suatu sangsi tertentu kepada Kontraktor.

Page 35: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -35

BAB X

PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM BELL

Pasal 1 Umum

Kontraktor utama harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar rencana, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor Utama untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya tambahan biaya.

Kesemuanya itu untuk mendapatkan hasil akhir pekerjaan dengan mutu baik, rapi dan sempurna.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan

Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor Utama untuk melaksanakan pekerjaan instalasi Fire Alarm Bell ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar scope pekerjaan instalasi Fire Alarm Bell yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Alarm Bell.

b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box di setiap lantai.

c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan Monitor dan Kontrol.

d. Mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire Alarm Bell dari instansi yang berwenang.

e. Melakukan dan commissioning.

f. Melakukan training kepada operator yang ditunjuk oleh Pemilik.

Pasal 3 BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut :

a. Alarm Bell

Type : Surface mounting, 6 inch anti karat

Operating voltage : 20 - 24 Vdc

Current consumption : 2 VA max

Sound level : 90 dB min / 1 m

Warna : merah

Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.

Page 36: 08. RKS_Elektrikal ( Bag. F)

BAGIAN F

Pekerjaan Elektrikal

Halaman : F -36

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material atau komponen tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.