document

30
0, 0 1, 0 Eosinofil % 1,0 – 3,0 Batang1 % 2,0 – 6,0 Segmen1 % 50,0 – 70,0 Limfosit % 20,0 – 40,0 Monosit % 2,0 – 8,0 Laju endap darah (LED) mm/jam < 15 (P) < 10 (L) Leukosit (sel darah putih) 103/µl 5,0 – 10,0 MCH/HER pg 27 – 31 MCHC/KHER g/dL 32 – 36 MCV/VER fl 80 – 96 Trombosit 103/µl 150 – 400 Catatan: Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen Fungsi Hati (LFT) Ukuran Satuan Nilai Rujukan ALT (SGPT) U/L < 23 (P) < 30 (L) < 41 U/I (IFCC) AST (SGOT) U/L < 21 (P) < 25 (L) < 37 U/I (IFCC) Alkalin fosfatase U/L 15 – 69 40 – 129 (IFCC) GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38 8 – 61 (Persyn&Szaz) Bilirubin total mg/dL 0,25 – 1,0 Bilirubin langsung mg/dL 0,0 – 0,25

Upload: michelle-natacia

Post on 24-Jul-2015

58 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: document

0,0 – 1,0

Eosinofil % 1,0 – 3,0Batang1 % 2,0 – 6,0Segmen1 % 50,0 – 70,0Limfosit % 20,0 – 40,0Monosit % 2,0 – 8,0Laju endap darah (LED)

mm/jam< 15 (P)< 10 (L)

Leukosit (sel darah putih)

103/µl 5,0 – 10,0

MCH/HER pg 27 – 31MCHC/KHER g/dL 32 – 36MCV/VER fl 80 – 96Trombosit 103/µl 150 – 400Catatan:Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen

Fungsi Hati (LFT)Ukuran Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) U/L< 23 (P)< 30 (L) < 41 U/I (IFCC)

AST (SGOT) U/L< 21 (P)< 25 (L) < 37 U/I (IFCC)

Alkalin fosfatase U/L15 – 6940 – 129 (IFCC)

GGT (Gamma GT) U/L5 – 388 – 61 (Persyn&Szaz)

Bilirubin total mg/dL 0,25 – 1,0Bilirubin langsung mg/dL 0,0 – 0,25Protein total g/L 61 – 82Albumin g/L 37 – 52

Fungsi GinjalUkuran Satuan Nilai Rujukan

Kreatinin Darah U/L60 – 150 (P)70 – 160 (L)

Urea mg/dL 8 – 25Natrium mmol/L 135 – 145Klorida mmol/L 94 – 111Kalium mmol/L 3,5 – 5,0

Profil Lipid

Page 2: document

Ukuran Satuan Nilai RujukanKolesterol total mg/dL 150 – 200

HDLLDL

mg/dLmg/dL

45 – 65 (P)35 – 55 (L) < 100 (Direk)

Trigliserid mg/dL 120 – 190

Lain-lainUkuran Satuan Nilai RujukanGlukosa (darah, puasa) mg/dL 70 – 100Amilase U/L 30 – 130

Asam UratWaktu ProtrombinKontrolHBsAgAnti HAV Ig M

Anti HCV

mg/dL--

2,4 – 5,7 (P)3,4 – 7,0 (W) 10,7 – 14,310,9 – 15,5NEGATIF : < 1,0 S/COatau < 1,0 COI (ECLIA)NEGATIF : < 1,0 COIPOSITIF : >= 1,0 COI (EIA)NEGATIF : < 1,0 S/COatau < 1,0 COI (EIA)

Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)

Glucose  : NegatifBillirubin  :  NegatifKeton  :  < 5 mg/dlBerat Jenis  :  1,001-1,035pH  :  4,6 – 8,0Protein  : < 30 mg/dlUrobilinogen :  < 1,0 EU/dlNitrit : NegatifBlood  : NegatifLeukosit : NegatifSedimenSel epitel : NegatifLeukosit  ;  < 5 LPBEritrosit ;  < 5 LPB

Silinder, Kristal dan Bakteri ; Negatif

HITUNG DARAH LENGKAPHitung Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)

Page 3: document

Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal.

Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.

Tes Sel Darah Merah

Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.

Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes.

1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.

Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.

Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat.

Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).

2. Volume Eritrosit

Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.

MCV yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.

3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.

Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin

Page 4: document

concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.

Trombosit atau platelet (PT atau PLT)

Berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan.

Tes Sel Darah Putih

Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.

Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.

Nilai Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).

Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;

Neutrofil

berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan neutropenia.

Limfosit

Ada dua jenis utama limfosit:

Sel-B untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.

Hitung darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.

Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.

Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.

Page 5: document

Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini menandai adanya parasit.

Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 =2.648.

TES KIMIA DARAHKalsium, adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di bawah).

Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal bisa jadi karena masalah pencernaan.

Fosfor, seperti juga kalsium, merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.

Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.

Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.

Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.

Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.

Kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung.

Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.

Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama dalam darah.

Page 6: document

Bikarbonat memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.

TES FUNGSI GINJALTes dasar untuk fungsi ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.

BUN mengukur tingkat nitrogen darah.

Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal ginjal atau jantung.

Kreatinin adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi ginjal. Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.

TES FUNGSI HATITes laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.

Pola dari tingkat enzim ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:

ALT, sering juga disebut sebagai SGPT

AST, sering juga disebut sebagai SGOT

Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin

Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau kehancuran tulang

Tes Kimia Darah LainKolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)

Page 7: document

Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah,   > = 60 mg/dl =Tinggi)

Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159 mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)

Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500 mg/dl=Sangat Tinggi)

Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal, >6 = High Risk)

Asam Urat terbentuk akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.

Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum. Jumlahnyayang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening )

Albumin adalah protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan.

Tingkat albumin yang rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.

Globulin (juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.

Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.

LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.

Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap serangan jantung.

——————————————–

SUMBER : http://spiritia.or.id dengan beberapa perubahan oleh dr.Abu Hana untuk :

http://kaahil.wordpress.com

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.

Page 8: document

Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untuk dikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini, unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan natif dapat terlihat jelas.

PROSEDUR

Sampel urin dihomogenkan dulu kemudian dipindahkan ke dalam tabung pemusing sebanyak 10 ml. Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan relatif rendah (sekitar 1500 - 2000 rpm) selama 5 menit. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang supernatant sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan coverglass. Jika hendak dicat dengan dengan pewarna Stenheimer-Malbin, tetesi endapan dengan 1-2 tetes cat tersebut, kemudian dikocok dan dituang ke obyek glass dan ditutup dengan coverglass, siap untuk diperiksa.

Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang pandang lemah (LPL) atau low power field (LPF) untuk mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan kristal. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa obyektif 40X, disebut lapang pandang kuat (LPK) atau high power field (HPF) untuk mengidentifikasi sel (eritrosit, lekosit, epitel), ragi, bakteri, Trichomonas, filamen lendir, sel sperma. Jika identifikasi silinder atau kristal belum jelas, pengamatan dengan lapang pandang kuat juga dapat dilakukan.

Karena jumlah elemen yang ditemukan dalam setiap bidang dapat berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya, beberapa bidang dirata-rata. Berbagai jenis sel yang biasanya digambarkan sebagai jumlah tiap jenis ditemukan per rata-rata lapang pandang kuat. Jumlah silinder biasanya dilaporkan sebagai jumlah tiap jenis yang ditemukan per lapang pandang lemah.

Cara melaporkan hasil adalah sebagai berikut :

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4-8 8-30 lebih dari 30 penuh

Leukosit/LPK 0-4 5-20 20-50 lebih dari 50 penuh

Silinder/Kristal/LPL 0-1 1-5 5-10 10-30 lebih dari 30

Keterangan :Khusus untuk kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++ dan +++ sudah dinyatakan abnormal.

Page 9: document

Eritrosit

Eritrosit dalam air seni dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Secara teoritis, harusnya tidak dapat ditemukan adanya eritrosit, namun dalam urine normal dapat ditemukan 0 – 3 sel/LPK. Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urin karena: kerusakan glomerular, tumor yang mengikis saluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih, infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrosis tubular akut, infeksi saluran kemih atas dan bawah, nefrotoksin, dll.

Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan hematuria mikroskopik. Darah yang dapat terlihat jelas secara visual menunjukkan perdarahan berasal dari saluran kemih bagian bawah, sedangkan hematuria mikroskopik lebih bermakna untuk kerusakan glomerulus.

Dinyatakan hematuria mikroskopik jika dalam urin ditemukan lebih dari 5 eritrosit/LPK. Hematuria mikroskopik sering dijumpai pada nefropati diabetik, hipertensi, dan ginjal polikistik. Hematuria mikroskopik dapat terjadi persisten, berulang atau sementara dan berasal dari sepanjang ginjal-saluran kemih. Hematuria persisten banyak dijumpai pada perdarahan glomerulus ginjal.

Eritrosit dapat terlihat berbentuk normal, membengkak, krenasi, mengecil, shadow atau ghost cells dengan mikroskop cahaya. Spesimen segar dengan berat jenis 1,010-1,020, eritrosit berbentuk cakram normal. Eritrosit tampak bengkak dan hampir tidak berwarna pada urin yang encer, tampak mengkerut (crenated) pada urine yang pekat, dan tampak mengecil sekali dalam urine yang alkali. Selain itu, kadang-kadang eritrosit tampak seperti ragi.

Eritrosit dismorfik tampak pada ukuran yang heterogen, hipokromik, terdistorsi dan sering tampak gumpalan-gumpalan kecil tidak beraturan tersebar di membran sel. Eritrosit dismorfik memiliki bentuk aneh akibat terdistorsi saat melalui struktur glomerulus yang abnormal. Adanya eritrosit dismorfik dalam urin menunjukkan penyakit glomerular seperti glomerulonefritis.

Leukosit

Page 10: document

Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-kira 1,5 – 2 kali eritrosit. Lekosit dalam urine umumnya adalah neutrofil (polymorphonuclear, PMN). Lekosit dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih.

Lekosit hingga 4 atau 5 per LPK umumnya masih dianggap normal. Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin rendah, leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMN yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam sitoplasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung berkelompok.

Lekosit dalam urine juga dapat merupakan suatu kontaminan dari saluran urogenital, misalnya dari vagina dan infeksi serviks, atau meatus uretra eksterna pada laki-laki.

Sel Epitel

Sel Epitel Tubulus

Sel epitel tubulus ginjal berbentuk bulat atau oval, lebih besar dari leukosit, mengandung inti bulat atau oval besar, bergranula dan biasanya terbawa ke urin dalam jumlah kecil. Namun, pada sindrom nefrotik dan dalam kondisi yang mengarah ke degenerasi saluran kemih, jumlahnya bisa meningkat. Jumlah sel tubulus ≥ 13 / LPK atau penemuan fragmen sel tubulus dapat menunjukkan adanya penyakit ginjal yang aktif atau luka pada tubulus, seperti pada nefritis, nekrosis tubuler akut, infeksi virus pada ginjal, penolakan transplnatasi ginjal, keracunan salisilat.

Sel epitel tubulus dapat terisi oleh banyak tetesan lemak yang berada dalam lumen tubulus (lipoprotein yang menembus glomerulus), sel-sel seperti ini disebut oval fat bodies / renal tubular fat / renal tubular fat bodies. Oval fat bodies menunjukkan adanya disfungsi disfungsi glomerulus dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epitel tubulus. Oval fat bodies dapat dijumpai pada sindrom nefrotik, diabetes mellitus lanjut, kerusakan sel epitel tubulus yang berat karena keracunan etilen glikol, air raksa. Selain sel epitel tubulus, oval fat bodies juga dapat berupa makrofag atau hisiosit.

Page 11: document

Sel epitel tubulus yang membesar dengan multinukleus (multinucleated giant cells) dapat dijumpai pada infeksi virus. Jenis virus yang dapat menginfeksi saluran kemih adalah Cytomegalovirus (CMV) atau Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 maupun tipe 2.

Sel epitel transisional

Sel epitel ini dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih (vesica urinaria), atau uretra, lebih besar dari sel epitel tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa. Sel epitel ini berbentuk bulat atau oval, gelendong dan sering mempunyai tonjolan. Besar kecilnya ukuran sel epitel transisional tergantung dari bagian saluran kemih yang mana dia berasal. Sel epitel skuamosa adalah sel epitel terbesar yang terlihat pada spesimen urin normal. Sel epitel ini tipis, datar, dan inti bulat kecil. Mereka mungkin hadir sebagai sel tunggal atau sebagai kelompok dengan ukuran bervariasi.

Sel skuamosa

Epitel skuamosa umumnya dalam jumlah yang lebih rendah dan berasal dari permukaan kulit atau dari luar uretra. Signifikansi utama mereka adalah sebagai indikator kontaminasi.

Silinder

Silinder (cast) adalah massa protein berbentuk silindris yang terbentuk di tubulus ginjal dan dibilas masuk ke dalam urine. Silinder terbentuk hanya dalam tubulus distal yang rumit atau saluran pengumpul (nefron distal). Tubulus proksimal dan lengkung Henle bukan lokasi untuk pembentukan silinder. Silinder dibagi-bagi berdasarkan gambaran morfologik dan komposisinya. Faktor-faktor yang mendukung pembentukan silinder adalah laju aliran yang rendah, konsentrasi garam tinggi, volume urine yang rendah, dan pH rendah (asam) yang menyebabkan denaturasi dan precipitasi protein, terutama mukoprotein Tamm-Horsfall. Mukoprotein Tamm-Horsfall adalah matriks protein yang lengket yang terdiri dari glikoprotein yang dihasilkan oleh sel epitel ginjal. Semua benda berupa partikel atau sel yang terdapat dalam tubulus yang abnormal mudah melekat pada matriks protein yang lengket.

Konstituen selular yang umumnya melekat pada silinder adalah eritrosit, leukosit, dan sel epitel tubulus, baik dalam keadaan utuh atau dalam berbagai tahapan disintegrasi. Apabila silinder mengandung sel atau bahan lain yang cukup banyak, silinder tersebut dilaporkan berdasarkan konstituennya. Apabila konstituen selular mengalami disintegrasi menjadi partikel granuler atau debris, biasanya silinder hanya disebut sebagai silinder granular.

Page 12: document

1. Silinder hialin

Silinder hialin atau silinder protein terutama terdiri dari mucoprotein (protein Tamm-Horsfall) yang dikeluarkan oleh sel-sel tubulus. Silinder ini homogen (tanpa struktur), tekstur halus, jernih, sisi-sisinya parallel, dan ujung-ujungnya membulat. Sekresi protein Tamm-Horsfall membentuk sebuah silinder hialin di saluran pengumpul.

Silinder hialin tidak selalu menunjukkan penyakit klinis. Silinder hialin dapat dilihat bahkan pada pasien yang sehat. Sedimen urin normal mungkin berisi 0 – 1 silinder hialin per LPL. Jumlah yang lebih besar dapat dikaitkan dengan proteinuria ginjal (misalnya, penyakit glomerular) atau ekstra-ginjal (misalnya, overflow proteinuria seperti dalam myeloma).Silinder protein dengan panjang, ekor tipis terbentuk di persimpangan lengkung Henle's dan tubulus distal yang rumit disebut silindroid (cylindroids).

2. Silinder Eritrosit

Silinder eritrosit bersifat granuler dan mengandung hemoglobin dari kerusakan eritrosit. Adanya silinder eritrosit disertai hematuria mikroskopik memperkuat diagnosis untuk kelainan glomerulus. Cedera glomerulus yang parah dengan kebocoran eritrosit atau kerusakan tubular yang parah menyebabkan sel-sel eritrosit melekat pada matriks protein (mukoprotein Tamm-Horsfall) dan membentuk silinder eritrosit.

3. Silinder Leukosit

Silinder lekosit atau silinder nanah, terjadi ketika leukosit masuk dalam matriks Silinder. Kehadiran mereka menunjukkan peradangan pada ginjal, karena silinder tersebut tidak akan terbentuk kecuali dalam ginjal. Silinder lekosit paling khas untuk pielonefritis akut, tetapi juga dapat ditemukan pada penyakit glomerulus (glomerulonefritis). Glitter sel (fagositik neutrofil) biasanya

Page 13: document

akan menyertai silinder lekosit. Penemuan silinder leukosit yang bercampur dengan bakteri mempunyai arti penting untuk pielonefritis, mengingat pielonefritis dapat berjalan tanpa keluhan meskipun telah merusak jaringan ginjal secara progresif.

4. Silinder Granular

Silinder granular adalah silinder selular yang mengalami degenerasi. Disintegrasi sel selama transit melalui sistem saluran kemih menghasilkan perubahan membran sel, fragmentasi inti, dan granulasi sitoplasma. Hasil disintegrasi awalnya granular kasar, kemudian menjadi butiran halus.

5. Silinder Lilin (Waxy Cast)

Silinder lilin adalah silinder tua hasil silinder granular yang mengalami perubahan degeneratif lebih lanjut. Ketika silinder selular tetap berada di nefron untuk beberapa waktu sebelum mereka dikeluarkan ke kandung kemih, sel-sel dapat berubah menjadi silinder granular kasar, kemudian menjadi sebuah silinder granular halus, dan akhirnya, menjadi silinder yang licin seperti lilin (waxy). Silinder lilin umumnya terkait dengan penyakit ginjal berat dan amiloidosis ginjal. Kemunculan mereka menunjukkan keparahan penyakit dan dilasi nefron dan karena itu terlihat pada tahap akhir penyakit ginjal kronis.

Yang disebut telescoped urinary sediment adalah salah satu di mana eritrosit, leukosit, oval fat bodies, dan segala jenis silinder yang ditemukan kurang lebih sama-sama berlimpah. Kondisi yang dapat menyebabkan telescoped urinary sediment adalah: 1) lupus nefritis 2) hipertensi ganas 3) diabetes glomerulosclerosis, dan 4) glomerulonefritis progresif cepat.

Pada tahap akhir penyakit ginjal dari setiap penyebab, sedimen saluran kemih sering menjadi sangat kurang karena nefron yang masih tersisa menghasilkan urin encer.

Bakteri

Bakteri yang umum dalam spesimen urin karena banyaknya mikroba flora normal vagina atau meatus uretra eksternal dan karena kemampuan mereka untuk cepat berkembang biak di urine pada suhu kamar. Bakteri juga dapat disebabkan oleh kontaminan dalam wadah pengumpul, kontaminasi tinja, dalam urine yang dibiarkan lama (basi), atau memang dari infeksi di saluran

Page 14: document

kemih. Oleh karena itu pengumpulan urine harus dilakukan dengan benar (lihat pengumpulan specimen urine)

Diagnosis bakteriuria dalam kasus yang dicurigai infeksi saluran kemih memerlukan tes biakan kuman (kultur). Hitung koloni juga dapat dilakukan untuk melihat apakah jumlah bakteri yang hadir signifikan. Umumnya, lebih dari 100.000 / ml dari satu organisme mencerminkan bakteriuria signifikan. Beberapa organisme mencerminkan kontaminasi. Namun demikian, keberadaan setiap organisme dalam spesimen kateterisasi atau suprapubik harus dianggap signifikan.

Ragi

Sel-sel ragi bisa merupakan kontaminan atau infeksi jamur sejati. Mereka sering sulit dibedakan dari sel darah merah dan kristal amorf, membedakannya adalah bahwa ragi memiliki kecenderungan bertunas. Paling sering adalah Candida, yang dapat menginvasi kandung kemih, uretra, atau vagina.

Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis adalah parasit menular seksual yang dapat berasal dari urogenital laki-laki dan perempuan. Ukuran organisme ini bervariasi antara 1-2 kali diameter leukosit. Organisme ini mudah diidentifikasi dengan cepat dengan melihat adanya flagella dan pergerakannya yang tidak menentu.

Kristal

Kristal yang sering dijumpai adalah kristal calcium oxallate, triple phosphate, asam urat. Penemuan kristal-kristal tersebut tidak mempunyai arti klinik yang penting. Namun, dalam jumlah berlebih dan adanya predisposisi antara lain infeksi, memungkinkan timbulnya penyakit "kencing batu", yaitu terbentuknya batu ginjal-saluran kemih (lithiasis) di sepanjang ginjal – saluran kemih, menimbulkan jejas, dan dapat menyebabkan fragmen sel epitel terkelupas. Pembentukan batu dapat disertai kristaluria, dan penemuan kristaluria tidak harus disertai pembentukan batu.

Page 15: document

1. Kalsium Oksalat

Kristal ini umum dijumpai pada spesimen urine bahkan pada pasien yang sehat. Mereka dapat terjadi pada urin dari setiap pH, terutama pada pH yang asam. Kristal bervariasi dalam ukuran dari cukup besar untuk sangat kecil. Kristal ca-oxallate bervariasi dalam ukuran, tak berwarna, dan bebentuk amplop atau halter. Kristal dapat muncul dalam specimen urine setelah konsumsi makanan tertentu (mis. asparagus, kubis, dll) dan keracunan ethylene glycol. Adanya 1 – 5 ( + ) kristal Ca-oxallate per LPL masih dinyatakan normal, tetapi jika dijumpai lebih dari 5 ( ++ atau +++ ) sudah dinyatakan abnormal.

2. Triple Fosfat

Seperti halnya Ca-oxallate, triple fosfat juga dapat dijumpai bahkan pada orang yang sehat. Kristal terlihat berbentuk prisma empat persegi panjang seperti tutup peti mati (kadang-kadang juga bentuk daun atau bintang), tak berwarna dan larut dalam asam cuka encer. Meskipun mereka dapat ditemukan dalam setiap pH, pembentukan mereka lebih disukai di pH netral ke basa. Kristal dapat muncul di urin setelah konsumsi makan tertentu (buah-buahan). Infeksi saluran kemih dengan bakteri penghasil urease (mis. Proteus vulgaris) dapat mendukung pembentukan kristal (dan urolithiasis) dengan meningkatkan pH urin dan meningkatkan amonia bebas.

3. Asam Urat

Kristal asam urat tampak berwarna kuning ke coklat, berbentuk belah ketupat (kadang-kadang berbentuk jarum atau mawar). Dengan pengecualian langka, penemuan kristal asam urat dalam urin sedikit memberikan nilai klinis, tetapi lebih merupakan zat sampah metabolisme normal; jumlahnya tergantung dari jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan konsentrasi urin. Meskipun peningkatan 16% pada pasien dengan gout, dan dalam keganasan limfoma atau leukemia, kehadiran mereka biasanya tidak patologis atau meningkatkan konsentrasi asam urat.

4. Sistin (Cystine)

Page 16: document

Cystine berbentuk heksagonal dan tipis. Kristal ini muncul dalam urin sebagai akibat dari cacat genetic atau penyakit hati yang parah. Kristal dan batu sistin dapat dijumpai pada cystinuria dan homocystinuria. Terbentuk pada pH asam dan ketika konsentrasinya > 300mg. Sering membingungkan dengan kristal asam urat. Sistin crystalluria atau urolithiasis merupakan indikasi cystinuria, yang merupakan kelainan metabolisme bawaan cacat yang melibatkan reabsorpsi tubulus ginjal tertentu termasuk asam amino sistin.

5. Leusin dan Tirosin

Leusin dan tirosin adalah kristal asam amino dan sering muncul bersama-sama dalam penyakit hati yang parah. Tirosin tampak sebagai jarum yang tersusun sebagai berkas atau mawar dan kuning. Leusin muncul-muncul berminyak bola dengan radial dan konsentris striations. Kristal leucine dipandang sebagai bola kuning dengan radial konsentris. Kristal ini kadang-kadang dapat keliru dengan sel-sel, dengan pusat nukleus yang menyerupai. Kristal dari asam amino leusin dan tirosin sangat jarang terlihat di sedimen urin. Kristal ini dapat diamati pada beberapa penyakit keturunan seperti tyrosinosis dan "penyakit Maple Syrup". Lebih sering kita menemukan kristal ini bersamaan pada pasien dengan penyakit hati berat (sering terminal).

6. Kristal Kolesterol

Kristal kolesterol tampak regular atau irregular , transparan, tampak sebagai pelat tipis empat persegi panjang dengan satu (kadang dua) dari sudut persegi memiliki takik. Penyebab kehadiran kristal kolesterol tidak jelas, tetapi diduga memiliki makna klinis seperti oval fat bodies. Kehadiran kristal kolesterol sangat jarang dan biasanya disertai oleh proteinuria.

7. Kristal lainBerbagai macam jenis kristal lain yang dapat dijumpai dalam sedimen urin misalnya adalah :

Kristal dalam urin asam :

Natirum urat : tak berwarna, bentuk batang ireguler tumpul, berkumpul membentuk roset. Amorf urat : warna kuning atau coklat, terlihat sebagai butiran, berkumpul.

Kristal dalam urin alkali :

Page 17: document

Amonium urat (atau biurat) : warna kuning-coklat, bentuk bulat tidak teratur, bulat berduri, atau bulat bertanduk.

Ca-fosfat : tak berwarna, bentuk batang-batang panjang, berkumpul membentuk rosset.

Amorf fosfat : tak berwarna, bentuk butiran-butiran, berkumpul. Ca-karbonat : tak berwarna, bentuk bulat kecil, halter.

Secara umum, tidak ada intepretasi klinis, tetapi jika terdapat dalam jumlah yang banyak, mungkin dapat menimbulkan gangguan.

Banyak obat diekskresikan dalam urin mempunyai potensi untuk membentuk kristal, seperti :

kristal Sulfadiazin dan kristal Sulfonamida

IDENTITAS PASIENNama   : an. YUmur   :12,5 thnJenis Kelamin  :laki-lakiBerat Badan  :29 kg

Page 18: document

Tinggi Badan  :140 cmAlamat   :Jl.Yudistira 48 purworejoMasuk RS    : 21 mei 2008

ANAMNESAAnamnesa   : autoanamnesa dan alloanamnesa tgl 21 mei 2008Keluhan Utama  : wajah bengkak,nyeri perut, sesak napasKeluhan Tambahan : pusing

RPS   : demam disertai nyeri perut,sesak napas dan pusing sudah 3 hari. Demam timbul mendadak tidak begitu tinggi terjadi terus menerus, nyeri perut dikiri atas kumat-kumatan, sesak napas kumat jika nyeri perut  kambuh, pusing dirasakan terus menerus. Pasien juga merasa mual, muntah dan nafsu makan berkurang sesak napas tidak disertai nyeri dada, tidak berdebar-debar, tidak dipengaruhi aktivitas, tidak mengi. 1 hari timbul bengkak pada wajah dan sekitar mata pada pagi hari setelah bangun tidur, Tubuh tidak bengkak, pingsan dan kejang 1 kali, penglihatan kabur batuk (-), pilek (-), BAK lancar tidak sakit warna kuning keruh kadang seperti air cucian daging, BAB lancar dan normal pasien belum berobat

RPD   :Morbili (+) 2 minggu yang lalu, tonsilitis (-), faringitis (-), penyakit jantung (-), asma bronkial (-), hepatitis (-), flek paru (-), gastritis (-), alergi obat (-)

RPK   :Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang samaRiwayat vaksinasi  :Vaksinasi yang telah dilakukan adalah BCG, Polio1,2,3,4, DPT1,2,3, Hep B1,2,3, Campak.

PEMERIKSAAN FISIK :- Kesan Umum : anak tampak sesak napas tidak ada napas cuping hidung, anak tampak lemah dan kesakitan, tidak ada sianosis, tidak ada retraksi dinding dada.Kesadaran : compos mentis- Vital Sign  :•T 160/110 mmHg•Nadi 116x/menit, isi dan tegangan kuat, irama teratur•Respirasi 40x/menit, nafas torakoabdominal, tidak ada retraksi dinding dada ( suprasternal, intercostal dan subcostal)C (axilla)•Suhu 37

- Status Gizi  : BB : 29 Kg TB : 140 cm Umur : 12,5 thn Indeks Quatelet : 29 / 140 2x 100% =0,14 dari perhitungan diatas didapatkan hasil 0,14 anak termasuk dalam gizi baik

Page 19: document

- Anamnesa sistem :* sistem saraf   : DBN* sistem respirasi  : takipnea, nafas torakoabdominal* sistem kardiovaskuler  : DBN* sistem GIT   : BAB N, ma/mi kurang, mual, muntah* sistem muskuloskeletal : DBN* sistem urogenital  : BAK tidak sakit,warna agak keruh kadang seperti cucian daging* sistem endokrinologi  : DBN

- Pemeriksaan Khusus

Kepalaa)bentuk : mesocephalb)ubun-ubun : tidak cekungc)wajah  : udem ringan seluruh wajah, simetrisd)mata  : bentuk normal, ikterik (-), hiperemi (-), hiperlakrimasi (-), pupil isokor ka/ki diameter > 4mm, CA (-), reflek cahaya (-), kelumpuhan otot palpebra (-), udem periorbital (+) ka/kie)hidung : kesan normaltidak berlendir, udem nares anterior (-), septum hiperemis (-), epistaksis (-)f)mulut  : kesan normalbibir sianosis (-), mukosa bukal tidak ada stomatitis, tonsil hiperemis (-), faring hiperemis (-), gigi karies (+)g)leher  : kesan normalleher simetris, JVP (+) kekuatan normal, kaku kuduk (-), limfonodi tidak teraba

Toraks Bentuk simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada deformitasa) CorInspeksi : iktus cordis tak terlihatPalpasi  : iktus cordis kuat angkat lemahPerkusi  : redup pada batas jantung   SIC II midsternal dextra   SIC II midsternal sinistra   SIC IV midsternal dextra   SIC IV midclavicula sinistraauskultasi: Suara jantung murni S1>S2, S1 tunggal, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

b) PulmoInspeksi : deformitas (-), bentuk dada normal, bekas luka (-), takipneu, tidak ada retraksi dinding dada ( suprasternal, intercostal, subcostal)Palpasi  : tidak ada ketinggalan gerak, fremitus (+) N ka/kiPerkusi  : sonor seluruh lapang paruAuskultasi : vesikuler (+) N ka/ki, wheezing (-), rhonki (-)

AbdomenInspeksi : bentuk perut cembung, permukaan perut lebih tinggi daripada permukaan dada, deformitas tidak adaAuskultasi : bising usus (+), peristaltik (+) N, borborygmi (-), metalic sound (-)Palpasi  : supel, tegang (+), nyeri tekan kuadran kiri atas, nyeri ketok CVA kiri (+), shifting

Page 20: document

dullness (+)    Organ : hepar/lien takteraba, Ginjal tak terabaPerkusi  : hipotimpani (+), pekak beralih (+)

Ekstremitas     Tangan     Kaki    Kanan  Kiri   Kanan  Kiri1 Gerakan   +  +   +  +2 Tonus Otot  +  +   +  +3 Sensibilitas  +  +   +  +4 Reflek Fisiologis Tidak diperiksa tidak diperiksa  tidak diperiksa tidak diperiksa5 Reflek patologis Tidak diperiksa tidak diperiksa  tidak diperiksa tidak diperiksa6 Udema   -  -   +  +

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG SUDAH DILAKUKANDarah rutin-AL 9,4 (4,5-11)-AE 4,20 (4,5-5,9)-Hb 10,7 (13-14)-AT 338 (150-450)-Hmt 31,1 (40-54)-MCV 74 (85-100)-MCHC 34,5 (30-35)-LED I 50 (3-8) II 83 (5-18)-HJL segmen 42 (36-66) limfosit 58 (28-40)

Urin rutinMakroskopis/kimia :   Mikroskopis/sedimen :-warna  :kuning   epitel  :2-4/LPK-bau  :khas   lekosit :8-12/LPB-pH  :5/asam   eritrosit :0-1/LPB-kejernihan :keruh   silinder :hialin 1-2-protein :+3     granula 0-1-reduksi :-   kristal :urat amorf +-bilirubin :-   benang mukus:--urobilinogen :-   bakteri :-

Kimia darah-ureum 50 mg/dl (10-50 mg/dl)-kreatinin 0,84 mg/dl (1,0-1,3 mg/dl)-kolesterol total (< 200)-trigliserid 156 (<200)-HDL kolesterol 35,4 (>45)-LDL kolesterol 106,4 (<150)-protein total 5,1 (6,6-87)-albumin 2,8 (3,5-4,2)-globulin 2,3USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG LAIN- ASTO

Page 21: document

- foto torak- EKG

 ASSESMENTData Dasar dan Daftar MasalahNama : An. YUsia : 12,5 tahunBB  : 29 kgTB  : 140 cm

Kemungkinan Penyebab masalah (Diagnosa Banding)  1. Diagnosa Banding Penyakit utama:- Sindroma nefrotik- Glomerulonefritis akut- Gagal jantung 2.Diagnosa penyakit gizi : gizi baik 

Diagnosa Kerja : sindroma nefrotik  dari :Anamnesis : -  nyeri perut kiri atas- BAK keruh kadang seperti air cucian daging - Wajah dan sekitar mata bengkak setelah bangun pagi- Tanda-tanda hipertensi ( pusing, pingsan, kejang dan penglihatan kabur)- Sesak napaspemeriksaan fisik- T 160/120 mmHg- Udem wajah simetris,udem palpebra- Nyeri tekan kuadran kiri atas- Nyeri ketok CVA- Pemeriksaan asites (+)- Udem pada kakipemeriksaan penunjang- Hb 10,7 kurang dari normal (anemia ringan)- Proteinuria +3- penurunan albumin serum- penurunan protein total- ureum dan kreatinin darah normal

PENATALAKSANAANTerapi yang sudah dilakukan :

 Terapi Umuma. Pemberian O2 1-2 L/menitb. Terapi cairan: Infus D 5% 24 tts/menit Terapi Medikamentosa1. inj dexamethason 3x 0,5 ml2. PO: captopril 2x 12,5 mg3. PO: amoxsan 4x 250mg

Page 22: document

PEMBAHASANANAMNESADari anamnesa yang sudah dilakukan sedikit banyak mengungkapkan gejala klinis sindroma nefrotik  sesuai dengan teori yaitu adanya edema pada wajah dan sekitar mata BAK keruh kadang seperti air cucian daging, nyeri perut, sesak napas dan  gejala hipertensi walau jarang terjadi pada sinndroma nefrotik. Untuk menyingkirkan diagnosa banding glomerulonefritis akut agak sulit karena gejalanya hampir sama jadi belum dapat disingkirkan. DD gagal jantung dapat disingkirkan dengan melihat pada terjadinya udem terlebih dahulu terdapat pada wajah bukan pada ekstremitas bawah, sesak napas tidak dipengaruhi aktifitas dan tidak disertai nyeri dada.

PEMERIKSAAN PENUNJANGDari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan yang menunjang diagnosa sindroma nefrotik adalah:1. udem wajah dan palpebra2. tensi tinggi 160/110 mmHg3. nyeri ketok CVA kiri4. asites 5. udem kaki ka/ki

Hasil pemeriksaan darah rutin didapat Hb kurang dari normal (anemia ringan). Sedangkan hasil pemeriksaan urin rutin didapatkan proteinuri +3. Hasil pemeriksaan laboratorium kimia darah menunjukkan hasil terdapatnya penurunan protein total dan albumin serum sedangkan ureum dan kreatinin darah normal. Untuk DD glomerulonefritis akut belum dapat disingkirkan karena pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang ditemukan dapat sama dengan sindroma nefrotik,untuk menyingkirkan DD perlu pemeriksaan ASTO. Untuk DD penyakit gagal jantung dapat disingkirkan dari pemeriksaan fisik dari jantung yang tidak ada kelainan dan tipe sesak yang tidak dipengaruhi oleh aktifitas.

PENATALAKSANAANTerapi umum pemberian O2 dan terapi cairan sudah sesuai dengan teori. Untuk pasien sebaiknya  diberikan diet tinggi protein dan rendah garam yaitu protein 2-3 mg/kgbb/hari garam 1 mg/kgbb/hari.  Sedangkan pemberian kortikosteroid menurut teori adalah prednison dengan cara pemberian:- 4 minggu pertama dengan dosis penuh 58 mg/hari- 4 minggu dengan dosis intermitten 38 mg/hari dibagi dalam 3 dosis selama 3 hari berturut-turut dalam seminggu antibiotik diberikan karena pasien mengalami febris yang menandakan terjadinya infeksi. Karena terdapat hipertensi sesuai dengan teori pasien diberi antihipertensi yaitu captopril. Adanya asites dan udem sebaiknya terapi medikamentosa ditambah dengan pemberian diuretika furosemid 1 mg/kgBB/kali. Perlu dilakukan pemantauan  terhadap pasien 

              KESIMPULAN1. Sindroma nefrotik  adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemi2. Penegakan diagnosis dapat dilihat dari gejala klinis dari sindroma nefrotik adalah edema,proteinuria,nyeri perut dan hipertensi walau jarang. pemeriksaan fisik

Page 23: document

hipertensi,edema pada wajah dan ekstremitas,asites tapi DD glomerulonefritis akut belum dapat disingkirkan.3. Kecurigaan Anak didiagnosis sindroma nefrotik dapat dilihat dari gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Tapi DD glomerulonefritis akut belum dapat disingkirkan perlu dilakuakn pemeriksaan ASTO.