upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada...
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK
BAHASAN RASUL ULUL AZMI DENGAN METODE CARD SORT PADA
SD KELAS 5 KARANGASEM 08 KECAMATAN BATANG KABUPATEN
BATANG
TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
Nama : CHAFIFAH
NIM : 093111431
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Chafifah
NIM : 093111431
Jurusan / Progm Studi : Program Kuliah Kualifikasi Guru PAI
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah ahsil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Agustus 2011
Saya yang menyatakan
CHAFIFAH
NIM. 93111431
iii
NOTA BIMBINGAN
Kepada Semarang, Agustus 2011
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN WALISONGO
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melaksanakan bimbingan, arahan,
dan koreksi skripsi dengan :
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Rasul Ulul Azmi Dengan Metode Card Sort Pada SD
Kelas 5 Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten
Batang Tahun 2010/2011.
Nama : CHAFIFAH
NIM : 093111431
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing ,
Dr. H ABDUL WAHIB, M.Ag
NIP. 19600615 1991031 004
iv
PENGESAHAN
Ketua Institut Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang
mengesahkan skripsi saudara :
Nama : CHAFIFAH
NIM : 093111431
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok
BahasanRasul Ulul Azmi dengan Metode Card Sort Pada SD
Kelas 5 Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten Batang
tahun 2010/2011.
Yang telah diujikan pada hari Jum’at, 16 September 2011 dan dinyatakan berhasil
setra diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam Ilmu Tarbiyah.
Semarang, 16 September 2011
Dewan Penguji
Ketua,
Dr. Mustofa, M.Ag
NIP. 19710403 199603 1 002
Penguji I
Dra. Miswari, M.Ag
NIP. 150274337000002000
Penguji II
Ahmad Muthohar, M.Ag
NIP. 19691107 199603 1 001
Pembimbing ,
Dr. H ABDUL WAHIB, M.Ag
NIP. 19600615 1991031 004
v
PERSEMBAHAN
1. Suami tercinta, yang selalu memberi pencerahan
2. Segenap civitas akademika IAIN Walisongo Semarang
3. Rekan-rekan mahasiswa S 1 PAI Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
4. Rekan guru SD Negeri Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten Batang,
5. Segenap pembaca yang budiman.
vi
MOTTO
Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Sukses dan kegagalan adalah satu paket yang tidak bisa dibeli terpisah butuh
kerja keras dan diimbangi doa .
Kegemaran belajar bukan disebabkan karena kecerdasan tetapi karena
besarnya kemauan dan kesungguhan hati .
Janganlah takut mencoba ! Jangan takut memulai ! Bila telah tiba
diperjuangkan dengan sungguh-sungguh , hasilnya sukses atau gagal ,
sesungguhnya semangat perjuangan itu telah memiliki nilai kesuksesan
tersendiri !
vii
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menyajikan unsusr-unsur dalam
penelitian yang meliputi permasalahan, tujuan prosedur pelaksanaan penelitian, hasil
dan pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Rasul Ulul
Azmi dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode
Card Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card
Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan,
pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam
khusunyaRasul Ulul Azmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan
pembelajaranRasul Ulul Azmi di kelas V SD Negeri Karangasem 08 dengan metode
Card Sort dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan
(RPP atau yang telah terkonsep dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran
dengan metode Card Sort lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan
evaluasi (melalui tugas dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card
Sort. Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam
belajar, metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja
sama, merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari
metode Card Sort dintaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam
penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif
yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang
meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa
lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik
kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah
psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari
dengan benar atau tepat.
Saran atas pelaksanaan penelitian ini adalah supaya dalam pene;itian lebih
hati-hati dan dapat mengambil hal-hal yang postif, serta memperbaiki hal-hal yang
masih dianggap belum sempurna.
Kata Kunci : card sort, pembelajaran Rasul Ulul Azmi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi
kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok Bahasan Rasul Ulul Azmi
Dengan Metode Card Sort Pada Sd Kelas 5 Karangasem 08 Kecamatan Batang
Kabupaten Batang”
Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. H Muhibbin, M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri
Semarang.
2. Bapak Dr. Sujai, M.Ag, selaku dekan Institut Agama Islam Negeri Semarang.
3. Bapak Dr. Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku ketua jurusan Institut Agama Islam
Negeri Semarang.
4. Bapak Dr.H Abdul Wahib, M.Ag, selaku dosen pembimbing Institut Agama
Islam Negeri Semarang.
5. Ibu Umalekha, S.Ag, selaku pengawas PAI UPT Disdikpora Kecamatan Batang.
6. Bapak M.Nizar BA, S.Ag, selaku kepala SD N Karangasem 08 Kecamatan
Batang.
7. Ibu Mas’udah, A.Ma.Pd, selaku guru SD N Karangasem 09 Kecamatan Batang,
teman sejawat yang telah membantu dan mendampingi pelaksanaan kegiatan
PTK.
8. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik demi
ix
penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………..... ii
PENGESAHAN ………………………………..………………………………... iii
NOTA BIMBINGAN …………………………………………………………… iv
ABSTRAK ……………………………………………………………................ v
MOTTO …………………………………………………………….................... vi
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………..... vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
A. Latar Belakang …………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 6
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 6
BAB II HASIL BELAJAR …..……………………………………………….. 8
A. Pembelajaran Rasul Ulul Azmi …………………………………. 8
B. Hasil Belajar ………………………………………....................... 12
C. Strategi Pembelajaran Card Sort ……………………………….. 16
D. Hipotesis Penelitian …………………………............................. 20
BAB III METODE PENELITIAN …………………………….……………... 22
A. Jenis Penelitian …………………………………………………. 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 24
D. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 25
E. Langkah-langkah Penelitian ……………………………………. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 30
A. Data Umum Sekolah …………………………………………... 30
B. Deskripsi Per Siklus …………………………………………….. 36
xi
C. Pembahasan ……………………………………………………... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...... 49
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 49
B. Saran ……………………………………………………………. 50
C. Penutup ………………………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 52
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20
Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa
pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan
warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa
Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan
bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan)
Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia
yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan
pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya,
karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada
dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan
terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta
mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya
berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap
2
anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam
perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian
pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-
anak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta;
Kalam Mulia, 2004)
Dalam firman Allah SWT mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur." (QS.An-Nahl/16:78).
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran
itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria
ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari
sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ).
Dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat tercapainya
tujuan pembelajaran khusus, harus dicoba melalui tes formatif. Dari tes
formatif tersebut kita dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkancana
(1986:4). Bahwa evaluasi berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh hasil
3
yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Jika belum perlu dicari faktor yang menjadi penghambat tercapainya tujuan
tersebut dan selanjutnya dicari jalan keluarnya.
Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
umumnya perlu pemahaman materi dan banyak yang bersifat hafalan. Hasil
akhir evaluasi di tiap-tiap sekolah menunjukkan perolehan nilai rata-rata yang
rendah.
Kondisi ini hampir semua dialami, di SD Negeri Karangasem 08
Kecamatan Batang Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011, dari 16
siswa, yang mana laki-laki 11 anak dan putri 5 anak, hanya 5 siswa yang
mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 11 siswa memperoleh nilai di
bawah 75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 31% sedangkan
siswa yang belum tuntas ada 69%. Untuk meningkatkan penguasaan materi
Ulul Azmi, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort
yang divariasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan
pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai.
Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa
dapat memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan
hasil belajar sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan
dibantu teman sejawat bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah
kelemahan / kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil dari refleksi
terungkap hal-hal sebagai berikut :
4
Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD N
Karangasem 08 Batang menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam
kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru,
siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respos siswa
terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran,
partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit
sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat
guru sedang menerangkan pelajaran.
Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap
masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum
menemukan metode yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan
ceramah untuk sebagai metode mengajar, metode yang digunakan guru kurang
bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan
sering menulis di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan.
Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal
dan mengingatnya.
Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak
mengharuskan siswa untuk mengafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003),
pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakuan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja
5
atau bermain. Dengan bekerja atau bermain mereka tidak sadar bahwa mereka
memperoleh pengetauan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.
Dengan menggunakan metode card sort dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk meningkatkan prestasi siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi dan
pemahaman siswa sehingga pembelajaran berlangsung menjadi lebih
bermakna.
Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada
strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi
“Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau
mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan
dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam Zaini
dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang
telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan
mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat
sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga
mudah dalam memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ).
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran
di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada
siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada
juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam
6
belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah
satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam
yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan
menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari
bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran
sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut
menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang
kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam
penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk
mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas V SD Negeri
Karangasem 08 diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih
menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa
selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang
masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau
menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir
semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi
khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif
dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya.
Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah
dengan strategi pembelajaran Card sort.
7
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan
menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah
guru dalam pembelajaran tentang Ulul Azmi, sebab siswa tidak merasa bosan
dengan proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada
pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N Karangasem 08 Kecamatan
Batang Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada
pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N Karangasem 08
Kecamatan Batang Kabupaten Batang Tahun ajaran 2010/2011?
3. Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan
metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N
Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten Batang Tahun ajaran
2010/2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card
sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N Karangasem 08.
8
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card
sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N Karangasem 08.
c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah
penerapan peserta didik setelah penerapan metode card sort pad
pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD N Karangasem 08.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk sekolah :
Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan
diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas
V SD N Karangasem 08 Tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat
dijadikan sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya
penurunan hasil belajar siswa.
b. Untuk siswa
Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan
semakin termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi
dengan teman belajar melalui pembelajaran card sort, dan
meningkatkan percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa.
c. Untuk peneliti
Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai
metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan
memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Definisi belajar dan strategi
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam
Darsono (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang
yang belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005).
Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada
yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di
sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan
tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi
yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
10
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup
beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran
ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan
pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian,
pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni
et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah:
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang
ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada
nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan
program pendidikan yang ditetapkan.
11
Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam
diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat
tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1)
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat).
Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi
hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki
peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru
harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran
tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode
pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw.
Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat
mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar,
motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.
12
Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai
dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan
dan sikap.
Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan
belajar mengajar (Anni et al. 2006) yaitu :
2. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang
mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis),
sintesis (syntesis) dan penilaian (evaluation).
3. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving),
penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), dan pembentukan pola hidup.
4. Ranah psikomotorik
13
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi
syaraf. Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi
(perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons),
penyesuaian (adaption), dan kreativitas.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas.
Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan
informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa,
berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret
atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes
tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.
2. Metode Card Sort
A. Strategi Pembelajaran Card Sort
1. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort
Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih
dahulu penulis akan memaparkan pengertin metode.
Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti jalan, cara, system atau langkah –langkah strategis
yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila
dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus
diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
14
pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik
menerima pelajaran dengan mudah , efektif dan dapat dicerna
dengan baik (A. Haris Hermawan,2009 : 234 ).
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru
dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses
pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa
metode adalah sebagai berikut :
a. Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b. Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode
adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan
pengajaran (Ramayulis, 2006:184).
Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam
mencapai tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat
dalam mencapai tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam
pendidikan pendidikan islam.
Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang
biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah
diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi
ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana
kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam
15
Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort
adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat
terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa
untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai
pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan Siswa mudah
dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam
memahami materi pelajaran ( Melvin L Silberman : 2002 : 91 ).
Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu.
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan
untuk mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta,
tentang obyek atau mereviewinformasi. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantumendinamiskan kelas
yang jenuh dan bosan.
Langkah-langkah:
a. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi
informasi ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih
kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns, verbs,
adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-
lain.
b. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut
sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya
sendiri.
16
c. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta
mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.
d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut,
berikan point-point penting terkait materi pelajaran.
Catatan:
a. Minta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori
yang mereka selesaikan.
b. Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu
set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka
sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir kartu-
kartu tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim
memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan
benar.( Hisyam Zaini, Op,Cit, Hal 50-51)
Jadi card sort merupakan strategi yang menggunakan kartu
yang tujuannya untuk mengaktifkan siswa dan menghilangkan
kejenuhan dalam belajar terutama pembelajaran agama.
2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Di hubungkan
dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
17
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. (Drs Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), hlm. 5)
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak
didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan
atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya
akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dari
uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok
yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
18
pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar
berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Yaitu:
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku yang bagaimana diingainkan sebagai hasil
belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini terlihat apa
yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena
itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan
konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila
tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah
dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya perubahan yang
diharapkan terjadi pada anak didikpun sukar diketahui,
karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar
mengajar. Karena itu rumusan tujuan yang operasional
dalam belajar mengajar mutlak dilakukan oleh guru
sebelum melakukan tugasnya di sekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar
yang diangggap paling tepat dan efektif untuk mencapai
sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu
persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru
gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari
oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan
19
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dan
sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda dan
bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara
pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian konsep dan teori ekonomi tentang baik,
benar, atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil
menurrut pengertian dan konsep dan teori antropologi.
Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau
adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan
agama, karena pengertian konsep dan teori agama
mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan
ekonomi maupun antropologi.Begitu juga dengan cara
pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar
mengajar. Belajar menurut teori Asosiasi, tidak sama
dengan pengertian belajar menurut teori Problem solving.
Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan teknik
diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata
topik yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasi
berbagai teori.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi
20
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan
mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa
suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang
berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik
penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh,
maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang
penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan
beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu
mungkin lebih menekankan kepada peranan anak didik,
sementara teknik penyajian yang lain lebih terfokus kepada
peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau
mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih
berhasil bila dipakai buat anak didik dalam jumlah yang
terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu.
Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung
di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid,
atau di kebun akan memerlukan metode yang sesuai agar
tujuan tercapai. Masing-masing tempat memiliki
karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu
21
guru membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik
penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung tidak membosankan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria
keberhasilan sehingga seorang guru mempunyai pegangan
yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu
program baru baru bisa diketahui keberhasilannya, jika
sudah dilakukan evaluasi. Oleh karena itu, sistem penilaian
merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan
dengan strategi dasar yang lain.
b. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai
masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara
keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut:
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku
b. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar
22
c. Memilih prosedur, metode dan teknik belajar
mengajar
d. Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan
kegiatan belajar mengajar
2. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai
sasaran atau tujuan.Tujuan ini bertahap dan berjenjang
mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni
kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru
atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan
belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka
terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran
itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku
kepribadian yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau
tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut
harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat yang optimal
b. Hubungan antar manusia
c. Efisiensi ekonomi
d. Tanggung jawab selaku warga negara
Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan
turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik
sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan
23
mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan,
pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan
belajar mengajar.( Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan
Zain, Op,Cit, hlm. 8 )
3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional
mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar
meliputi suatu komponen, antara lain, tujuan, bahan,
siswa, guru metode situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu
tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi
kerjasama. Karena itu guru tidak hanya boleh
memperhatikan komponen-komponen tertentu saja
misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara
lain adalah:
a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai
b. Materi pelajaran apa yang diperlukan
c. Metode, alat mana yang harus dipakai
24
d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan
evaluasi
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru
berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah
dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu
guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak
didik seperti :
a. Kecerdasan dan bakat khusus
b. Prestasi sejak permulaan sekolah
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
d. Kecenderungan emosi dan karakternya
e. Sikap dan minat belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar dan bekerja
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah
j. Lingkungan tempat tinggal
k. Latar belakang keluarga
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa
dilakukan melalui evaluasi. Selain itu guru mempunyai
keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para
25
siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang
terkait.
4. Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar
adalah perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut
pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan
meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman
belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses dan
hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan
tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah
perubahan. (Ibid. hlm. 11)
5. Entering Behaviour Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam
perubahan perilaku, baik secara material-substansial,
struktur fungsional, maupun secara behaviour. Yang
dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang
dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil kegiatan
belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya
seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku
anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan
kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Tingkat dan
26
jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah
dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Hal itulah yang dimaksud dengan entering
behavior siswa. Menurut Abin Syamsuddin, entering
behavior akan dapat diidentifikasi dengan cara:
a. Secara tradisional, yaitu para guru memulai dengan
pertanyaan mengenai bahan yang pernah
diajarkan/diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
b. Secara inovatif yaitu seorang guru tertentu di berbagai
lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu
mengembangkan instrument pengukuran prestasi
belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-tes
sebelum mereka mulai mengikuti program belajar
mengajar.
Gambaran tentang entering behavior, adalah siswa bisa
membantu guru antara lain:
a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual
siswa dalam taraf kesiapannya (readines), kematangan
(maturation), serta tingkatpenguasaan (materi),
pengetahuan dan keterampilan dasar bagi penyajian
bahan baku.
b. Diketahuinya disposisi perilaku siswa tersebut akan
dapat dipertimbangkan dan dipilih bahan, prosedur dan
27
metode, teknik serta alat bantu belajar mengajar yang
sesuai.
c. Dengan membandingkan nilai proses dengan nilai hasil
pasca tes, atau sesudah menjalani program kegiatan
belajar mengajar, guru akan mendapat petunjuk
seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku
itu telah menjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara
nilai pasca tes dengan pre tes, baik secara kelompok
maupun individual, merupakan indikator prestasi atau
hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari
proses belajar mengajar.
Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu
diketahui oleh guru yaitu:
a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah
dimiliki dan dikuasai oleh siswa
b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan
pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki
siswa
c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik
Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan
megajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan:
28
a. Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang
telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan
diajar
b. Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah
yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yang
bersangkutan
c. Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk
menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan
diajarkan
d. Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki
oleh siswasebelum belajar dimulai.
6. Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar
siswa dalam delapan tipe, di mana yang satu merupakan
prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi hierarkinya.(
Ibid, hlm. 13 )
Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah:
a. Signal Learning (belajar Isyarat)
b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon)
c. Chaining (Rantai atau Rangkaian)
d. Verbal Association (Asosiasi verbal)
e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi)
f. Concept learning (Belajar konsep)
29
g. Rule Learning (Belajar aturan)
h. Problem solving (Pemecahan masalah)
7. Memilih Sistem Belajar Mengajar
Para ahli teori belajar telah mencoba
mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem
pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai
sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir
ini adalah enquiry-discovery approach, contextual
teaching and learning (CTL), expository approach,
masteri learning, dan humanistic educations.
8. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau
sistem belajar mengajar seperti diuraikan sebelumnya,
disarankan pengorganisasian kelompok belajar anak
didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32)
a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu
mungkin hanya seorang. Untuk peserta yang hanya
seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep
belajar mengajar tutorial, pengajarn berprogram,
studi individual (independent stud).
b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua
puluh orang lebih maka metode belajarnya bisa
diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal
30
(class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi
sesuai kemampuan guru untuk mengelolahnya.
c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar
melebihi 40 orang, pesertanya bisa disebut ”audience”.
Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah.
9. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari
lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini
diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai
dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut
menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar.
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang
menantang dan merangsang para siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai
tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang
mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah
job description” proses belajar mengajar yang berisi
serangkaian pengertian peristiwa belajar yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi
Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak
hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya.
31
c. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran
Aktif ( ActiveLearning )
1. Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang
sudah mampu berpikir kritis dapat membedakan mana
yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping
itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam
belajar tanpa harus dipaksa. Maka seorang guru dapat
menyampaikan materi dengan strategi yang diharapkan
peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar
dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya
kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi.
Strategi ini umum disebut strategi aktif.
2. Apa itu pembelajaran aktif?
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika
peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka mereka
mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka
secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan
ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam
persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
32
Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk
turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik
akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Mengapa belajar aktif?
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika
peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada
kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu
untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari
guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat
informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Mengapa demikian? karena salah satu factor yang
menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor
kelemahan otak
manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan
indera pengindaraan
mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar
seharusnya disimpan
33
sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-
kata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari
Cina Konfusius dengan mengatakan:
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketika ada ada informasi yang baru, otak manusia
tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Akan tetapi
otak manusia akan memproses informasi tersebut hingga
dapat dicerna kemudian disimpan. Karena itu jika
ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya: Pernahkah saya
mendengarnya
sebelumnya? Dimana kira-kira informasi itu diletakkan?
Dan pertanyaanpertanyaan lain yang intinya
mempertanyakan setiap informasi yang baru masuk. Agar
dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat
membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika
peserta didik berdiskusi, menjawab pertanyaan, maka otak
mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajar pun
dapat terjadi dengan baik pula. Penelitian menunjukkan
bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau
menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru
saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan
34
kenaikan signifikan. dan yang mengatakan otak manusia
mirip dengan komputer, sedangkan manusia adalah
penggunanya. Komputer tidak akan dapat digunakan jika
tidak dalam kondisi “ON”, artinya komputer harus dalam
kondisi hidup jika akan digunakan untuk bekerja. Kondisi
seperti ini tidak jauh beda dengan otak manusia, otak tidak
akan dapat memproses informasi yang masuk, kalau otak itu
tidak dalam kondisi “ON”. Kalau komputer memerlukan
software “program” untuk memproses data, maka otak
memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan
dengan inormasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif,
otak tidak dapat menghubungkan antara informasi yang
baru dengan yang lama. Selanjutnya, komputer tidak dapat
memanggil data yang tidak disimpan. Otak perlu beberapa
langkah untuk dapat meyimpan beberapa informasi.
Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan
informsi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan
kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun menariknya
materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama
menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi
proses penyimpanan yang baik. Pertimbangan lain untuk
menggunakan strategi aktif adalah realita bahwa peserta
35
didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada
peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang
berdiskusi dan ada juga yang lebih senang prektek
langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar atau
learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan
maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu
sebisa mungkin diperhatikan. Untuk mengkomodir
kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi
strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera
belajar yang banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai
materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membantu
dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk
mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang
tidak membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang
sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan empat
kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru
tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi
mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer
pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana
membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini
dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam
proses pembelajaran.
36
Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait dengan
penggunaan strategi pembelajaran aktif :
a. Untuk mempraktekkan satu strategi, cari materi yang
benar benar sesuai.
b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada
peserta didik. Strategi harus disosialisasikan pada
mereka.
c. Jika memerlukan modifikasi maka jangan segan-segan
dilakukan.
d. Dalam satu kali pertemuan, satu materi bisa disampaikan
dengan menggunakan beberapa strategi.( Hisyam
Zaini, Op,Cit. Hal xiv )
4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”?
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan
banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak,
mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan
apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka,
bergerak leluasa dan berfikir keras (Moving about and
thinking aloud).
5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif?
37
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan
tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan
Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”- yakni
menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan
ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Siswa
bisa belajar dengan sangat baik jika aktif
mempraktikkannya. Namun bagaimana caranya kita
menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi yang
dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat
menyenangkan dan ada yang sangat serius, yang semuanya
untuk memperdalam proses belajar dan memperkuat
ingatan.
6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal?
Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa
aktif sejak awal dimulainya proses belajar mengajar yaitu :
(Melvin L.Silberman.. Active Learning. Cet III. ( Bandung;
Nusamedia. 1996) Hal 13)
a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih
mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat
kerjasama dan saling ketergantungan.
38
b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap,
pengetahuan dan pengalaman siswa.
c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat
awal terhadap pelajaran.
7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran
Aktif
Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model
pembelajaran aktif, diantaranya :
a. Belajar bersama
Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif
adalah dengan npemberian tugas belajar yang dilakukan
dengan kelompok kecil siswa.
Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat,
penegtahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu
menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari
iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar
bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi
terdapat partisipasi yang tidak seimbang komunikasi
yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang
sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang
dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama
dan meminimalkan kesenjangan.( Ibid. Hal 163 )
b. Pemilahan kartu ( card Sort )
39
Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang
bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik
klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi.
Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.(
Ibid, Hal 168 )
c. Quiz kelompok (Team Quiz)
Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar peserta didik dalam suasana menyenangkan.(
Ibid, Hal 168 )
d. Membaca keras (Reading Aloud )
Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam
berkosentrasi mengajukan pertanyaan dan menggugah
diskusi. ( Ibid. Hal 43 )
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses
pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-
beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang
lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung.
Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal,
kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan
menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang
40
melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan
menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita
menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif
dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah
sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan
strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa
menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan
kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk
mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul
Azmi.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas 5 SD
Negeri Karangasem 08 diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu
masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi
belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada
beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan
dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan
banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan
diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari
materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta
tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu
41
pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan
strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan
menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan
permasalah guru dalam pembelajaran tentang Ulul Azmi, sebab
siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.
B. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “
tedapat peningkatan hasil belajaar siswa melalui penerapan metode Card Sort
pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas 5 SD N Karangasem 08 Kecamatan
Batang Kabupaten Batang Tahun ajaran 2010/2011”.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
42
A. Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5 semester 2 dengan jumlah siswa 16
anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Lokasi
berada di daerah pesisir pantai cukup dekat dari kota Kecamatan. Pada
umumnya siswa SD N Karangasem 08 memiliki karakteristik hampir sama
yaitu :
Berada didaerah pedesaan
Minat belajar sangat rendah
Kesadaran membeli buku pegangan sangat rendah
Sehingga guru harus memberikan motifasi dengan cara penggunaan
metode-metode yang tepat dalam pebelajaran.
Adapun dipilihnya kelas tersebut sebagai objek penelitian karena penulis
adalah guru pada SD Negeri Karangasem 08 sehingga memudahkan proses
penelitian, kecuali itu juga sesuai dengan makna PTK, bahwa PTK
merupakan perbaikan pembelajaran di lingkungan sendiri guna
meningkatkan hasil belajar siswa (Wardani : 2003).
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2011,
dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut :
43
a. Hari Kamis tanggal 10 Februari 2011 mata pelajaran PAI siklus I,
pukul 07.15- 09.00.
b. Hari Kamis tanggal 17 Februari 2011 mata pelajaran PAI siklus II,
pukul 07.15- 09.00.
Adapun jadwal kegiatan secara lengkap pada tabel berikut :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Januari Februari Maret April
1 2 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Studi
lapangan
2
Penyusunan
RP
3 Pelaksanaan
4
Penyusunan
RPP S.I
5
Pelaksanaan
perbaikn
6
Penyusunan
RPP S.II
7
Pelaks.
perbaikan
8 Penyelesaian
44
Keterangan :
a. Studi lapangan dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2011.
b. Penyusunan Rencana Pembelajaran pada minggu keempat bulan
Januari 2011. Pelaksanaan tanggal 4 Februari 2011 dilanjutkan dengan
analisis nilai.
c. Penyusunan RPP siklus I pada minggu ke-II bulan Pebruari 2011.
d. Pelaksanaan pembelajaran siklus I tanggal 10 Februari 2011
dilanjutkan analisis nilai.
e. Penyusunan RPP siklus II pada minggu ke-III bulan Februari 2011.
f. Pelaksanaan pembelajaran siklus II tanggal 17 Februari 2011,
dilanjutkan analisis nilai.
g. Analisis nilai siklus I dan II.
h. Penyusunan laporan.
i. Penyelesaian.
3. Karakteristik siswa
Keadaan siswa kelas 5 dilaksanakan di kelas 5 semester 2 dengan
jumlah siswa 16 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 5 anak
perempuan. Lokasi berada di daerah pesisir pantai cukup dekat dari kota
Kecamatan.. Sebagian besar kelas 5 kondisi ekonomi termasuk lemah,
hanya sebagian kecil kondisi ekonominya sedang. Ada sebagian kecil dari
siswa yang mampu mengikuti bimbingan belajar pada sore harinya.
Namun demikian siswa kelas 5 tergolong memiliki semangat belajar yang
baik. Terbukti dari presensi setiap harinya jarang yang absen tanpa alasan
45
yang tidak jelas. Hanya dari sebagian kecil siswa ada yang mungkin
kurang perhatian sehingga masih ada yang tidak mengerjakan tugas PR
karena bermain playstation dan waktunya banyak digunakan untuk nonton
tv.
Kegiatan ekstra kurikuler sekolah, pramuka diikuti semua siswa
sedangkan untuk ekstra yang lain sesuai minat siswa.
Siswa-siswi kelas 5 selalu menjunjung tinggi kerukunan dan
kebersamaan dengan teman-temannya sehingga terlihat kompak dan jarang
terjadi keributan baik di dalam maupun di luar kelas. Mereka sudah
berlatih memiliki solidaritas terhadap teman. Apabila ada yang sakit
segera ditengok dan diberikan bingkisan melalui iuran rutin kas kelas V
yang dibayar setiap hari Sabtu.
4. Tahap Penelitian
Dalam pelaksanakan perbaikan pembelajaran unatuk meningkatkan
efektifitas hasil belajar siswa, maka peneliti mengembangkan rencana
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) belajar dengan prosedur kerja yang
dilaksanakan di dalam kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus
yang masing-masing terdiri aatas perencanaan , perbaikan tindakan,
pengamatan dan refleksi.
46
5. Metode pengumpulan data
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dan dengan tujuan tertentu.dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode observasi. Sutrisno Hadi (1986 ) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks , suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psykologis. Dua yang
terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila , peneiti
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila respoden yang diamati tidak terlalu besar.
Lembar observasi digunakan dengan teman sejawat untuk mengamati
guru pad saat pelaksanaan KBM. Dan digunakan guru untuk mengamati
siswa pada saat KBM ( Mas Nur Muslich, 2009 : 240)
6. Metode Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
47
Merupakan tahapan untuk memberikan penilaian terhadap hasil
observasi penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi
pada pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua.
b. Analisis Uji Hipotesis
Data pada analisis ini adalah untuk menguji kebenaran hipotesis.
c. Analisis Lanjutan
Setelah hasil penelitian diperoleh maka akan diketahui kebenaran dari
hipotesis.
B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Perencanaan umum
Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi
pendahuluan. Adapun tahapan dalam perencanaan ini yaitu :
a. Membuat rencana pembelajaran PAI tentang Ulul Azmi dengan
menggunakan metode card sort.
b. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
48
c. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi. Lembar
observasi ini digunakan oleh teman sejawat sebagai pengamat untuk
mengamati pelaksanaan pembelajaran PAI
2. Prosedur pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses penelitian sistematis dan
terencana melalui tindakan perbikan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a. Penulis melakukan refleksi yang terdiri atas kegiatan identifikasi
masalah, menganalisa masalah dan menelusuri penyebab timbulnya
masalah serta merumuskan masalah.
b. Penulis membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
c. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran PAI di kelas 5 SD
Negeri Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten Batang.
Setelah membuat RPP pada siklus I disetujui Dosen Pembimbing, penulis
minta ijin kepada Kepala SD Negeri Karangasem 08 yaitu H. M. Nizar,
S.Ag untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran. Pada waktu
pelaksanaan pembelajaran, penulis juga minta bantuan teman sejawat yaitu
Saudara Mas’udah, guru SD Negeri Karangasem 09 mengajar PAI. Pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran teman sejawat duduk di belakang
untuk mengamati seluruh kegiatan proses pembelajaran. Untuk
kelengkapannya penulis memberi instrumen : lembar observasi, lembar
acuan observasi, lembar penilaian penampilan pembelajaran dan lembar
49
laporan praktik siklus I dan siklus II. Setelah pembelajaran selesai penulis
dan teman sejawat berdiskusi untuk menyusun laporan.
Dalam perbaikan pembelajaran PAI siklus I penulis melakukan aktifitas
perbaikan menggunakan strategi pembelajaran menggunakan metode card
sort yang dikombinasi dengan metode yang bervariasi sehingga
pembelajaran berjalan kreatif, aktif dan menyenangkan. Rencana
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri
Karangasem 08 Kecamatan Batang Kabupaten Batang memuat beberapa
tahapan sebagai berikut :
a. Siswa bersama guru mengadakan tanya jawab tentang beberapa tokoh
nabi-nabi yang diketahui.
b. Guru membagi beberapa kelompok, Siswa diperlihatkan beberapa
kartu yang menunjukkan beberapa nabi pilihan ( Ulul Azmi ) sebagai
materi pembelajaran.
c. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi atau
contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti
karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan
bisa juga asmaul husna dan lain-lain.
d. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas
untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan peserta didik menemukannya sendiri.
e. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
kategori masing-masing di depan kelas.
50
f. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
point-point penting terkait materi pelajaran.
g. siswa maju satu persatu untuk mengambil beberapa nabi kemudian
dijodohkan .
h. Guru membagikan LKS tentang materi Ulul Azmi kepada siswa
i. Siswa berdiskusi kelompok membahas LKS.
j. Siswa menyampaikan hasil disuksi melalui wakil kelompok.
k. Siswa dibimbing guru membahas hasil diskusi kelompok.
l. Guru membuatkan rangkuman materi sebagai catatan untuk belajar.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan tahapan tindakan guru
peneliti sebagai penyampai materi. Dalam tahap ini dilakukan pula
pengumpulan data-data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa
akan diamati oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat dengan
menggunakan pedoman pengamatan. Pengamatan juga dilakukan ketika
siswa melaksanakan pengamatan dan kegiatan diskusi kelompok.
Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I ditemukan beberapa masalah
yang muncul dalam pembelajaran. Untuk itu, maka perencanaan
pembelajaran pada siklus II tetap mengacu pada pelaksanaan siklus I,
51
adapun perbedaan dari pelaksanaan siklus I adalah peneliti tidak
memperoleh hasil pengamatan yang dapat dijadikan sebagai tindak lanjut
kegiatan di siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada siklus II, pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI berjalan dengan
baik dan lancar. Pelaksanaan masing-masing aktifitas dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Secara klasikal siswa dan penulis bertanya jawab sesuai dengan materi
Ulul Azmi.
b. Secara individu siswa disuruh bercerita tentang peran Nabi Ulul Azmi
sesuai dengankartu yang diberikan guru.
c. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
merasa belum paham tentang materi yang sedang dipelajari.
d. Secara kelompok siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang
diberikan oleh penulis.
e. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan.
f. Secara kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi.
g. Siswa dan penulis membahas hasil diskusi kelompok.
h. Siswa dan penulis bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3. Pengamatan
52
Pengamat yaitu Ibu Mas’udah dan seorang dosen pembimbing dalam
mengamati proses pembelajaran pengamat dilengkapi dengan lembar
observasi, lembar penilaian, pelaksanaan aktifitas perbaikan pembelajaran
dan laporan praktek PTK yang hasil data pengamatan tercantum dalam
daftar lampiran.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui rangkaian tes
baik lisan maupun tertulis. Dalam pelaksanaan penelitian ini melibatkan teman
sejawat yaitu Ibu Mas’udah dari SD Negeri Karangasem 09. Teman sejawat
dalam mengamati proses pembelajaran dilengkapi dengan lembar pengamatan
atau lembar observasi.
Sedangkan tes yang dilaksanakan itu mengacu pada materi
pembelajaran. Tes awal dan tes akhir dijadikan sebagai alat evaluasi.
Pelaksanaan aktifitas perbaikan pembelajaran dan laporan praktek PTK
yang hasil data pengamatan tercantum dalam daftar lampiran.
D. Analisis Data
Pada penelitian penulis juga melakukan analisis data karena analisis
data yang diperoleh pada penelitian memberi arti penting. Sehingga data yang
diperoleh dapat digunakan dalam memecahkan masalah yang ada pada
penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif
sebab untuk membandingkan nilai antar siklus dan indikator kinerja.
53
Dilakukannya analisis data semenjak awal sampai akhir penelitian
karena hal ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara tahap
pengumpulan dan analisis data, sebagaimana diungkapkan oleh Sayekti Pujo
Suwarno (1995:6). Dalam menganalisis data dapat dilakukan juga dengan
model deskriptif prosentase. Sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan
analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.
E. Refleksi
Refleksi siklus I
Setelah melaksanakan tindakan dan pengamatan peneliti kembali
mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menceritakan
para Nabi-nabi Allah ( Ulul Azmi ). Hasil diskusi menyimpulkan bahwa
perbaikan pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II karena pembelajaran
belum mencapai yang penulis targetkan.
Refleksi siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran peneliti mengadakan
diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing. Diskusi
menitikberatkan pada kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran siklus I.
ternyata berdasarkan hasil temuan yang diperoleh, perbaikan pembelajaran
dirasakan sudah cukup sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus III, karena
54
berdasarkan hasil temuan sudah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan
pencapaian yang penulis targetkan.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Agar kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI tentang Ulul
Azmi di SD Negeri Karangasem 08 dapat memperoleh data yang akurat,
penulis meminta bantuan teman sejawan untuk melakukan pengamatan baik
siklus I maupun siklus II. Kemudian pengamat menuliskan hasil pengamatan
dalam lembar laporan Praktik Siklus I dan II, lembar observasi, lembar
penilaian pelaksanaan aktifitas perbaikan pembelajaran siklus I dan II. Adapun
permasalahan yang menjadi fokus pada proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1. Data temuan hasil pembelajaran
Dari proses pembelajaran siklus I peneliti dan teman sejawat
memperoleh data hasil belajar dalam pembelajaran PAI tenang Ulul Azmi,
yaitu :
56
a. Siswa masih kesulitan dalam menjelaskan peran Nabi Ulul Azmi
utusan Allah.
b. Siswa belum mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
Dari data yang diperoleh akhirnya diputuskan, bahwa hasil
pembelajaran belum mencapai tingkat ketuntasana maksimal. Pada
perbaikan pembelajaran siklus I dari 16 siswa yang mendapat nilai 75 ke
atas 5 siswa, sedangkan 11 siswa belum mencapai tingkat ketuntasan di
atas 75. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa PAI Siklus I
No Nama
Pra
Siklus Siklus I
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
1 1050 Boy Sanjaya 55 60
2 1053 Dwi Krisna Mukti 60 70
3 1052 Denis Eko Yulianto 60 70
4 1075 Dita Yuliani 80 80
57
No Nama
Pra
Siklus Siklus I
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
5 1084 Risqi Sofiani 50 65
6 1086 Shinta Fridasari 96 96
7 1091 Agus Murjo Yulianto 93 95
8 1092 Amat Solikhin 50 60
9 1094 Dwi Hendrawan 40 50
10 1095 Dimas Setiono 60 70
11 1097 Dimas Rifaldi 50 70
12 1098 Ega Erfin Ananta 76 80
13 1100 Muhamad Rofianto 67 75
14 1102 M. Chairul Huda 60 60
15 1130 Zidni Rizqi Apriyani 79 80
16 1163 Galih Kurniawan 50 60
Jumlah 966 1141 Belum Tuntas
Rata-rata 60,38 71,31
Dari tabel di atas dapat penulis sajikan dalam bentuk diagram / grafik
sebagai berikut :
58
Grafik 1
Hasil Nilai Belajar Siswa PAI Pra Siklus
Tabel 2
Analisa Nilai
Mata Pelajaran : PAI
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai (puluhan)
Siswa
59
Pokok Bahasan : Ulul Azmi
Nilai Hasil Belajar PAI Siklus I
Jumlah
Siswa
Perolehan Nilai (puluhan)
R
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Belum
16 1 4 4 4 1 2 71,31 7 9
Dari data di atas diketahui masih terdapat 11 siswa yang belum
mencapai tingkat ketuntasan dalam pembelajaran. Mereka memperoleh
nilai kurang dari 75. sehingga tingkat ketuntasan masih di bawah 75%.
Untuk itu 11 siswa tersebut masih perlu perhatian khusus. Hal inilah yang
menjadi alasan perlu diadakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II.
Grafik 2
Hasil Nilai Belajar Siswa PAI Siklus I
60
2. Data temuan hasil perbaikan pembelajaran
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui adanya beberapa
kekurangan pada siklus I. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki pada
siklus II. Pada kegiatan perbaikan siklus II, siswa dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal. Sehingga pada akhir siklus II siswa mencapai
tingkat ketuntasan antara 75%-100%.
Hal ini sesuai dengan yang direncanakan pada awal siklus. Data hasil
belajar siklus II dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai (puluhan)
Siswa
61
Tabel 3
Data Hasil Belajar Siswa PAI Siklus II
No Nama
Siklus
II Prosen
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
1 1609 Kiki Lestari 75 75%
2 1640 Aris Setiawan 80 80%
3 1655 Kurniawan Ardi Prabowo 90 90%
4 1681 Fhtarul Sidiq 80 80%
5 1688 Kunto Febrianto 75 75%
6 1689 Luko Avianto 100 100%
7 1691 Mirta Fajar Perdana 100 100%
8 1692 Misdiana 75 75%
9 1693 Mohammad Yoga Hardianto 75 75%
10 1696 Ratih Qonitalia Luzan 90 90%
11 1700 Slamet Hadi Setiawan 90 90%
12 1701 Slamet Temu Riskiono 100 100%
13 1706 Ahmad Sholeh Idris 75 75%
14 1707 Ana Damayanti 85 85%
15 1710 Awang Prasetyo 80 80%
62
No Nama
Siklus
II Prosen
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
16 1712 Dahlia 75 75%
Jumlah 1345 84% Tuntas
Rata-rata 84
Tabel 4
Analisa Nilai
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Pokok Bahasan : Ulul Azmi
Nilai Hasil Belajar PAI Siklus II
Jumlah
Siswa
Perolehan Nilai
R
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tuntas Belum
16 9 4 3 84 16 0
Grafik 3
Hasil Nilai Belajar Siswa PAI Siklus II
63
Tabel 5
Perbandingan Nilai Antar Siklus
No Nama
Siklus
I
Siklus
II
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
1 1609 Kiki Lestari 60 75
2 1640 Aris Setiawan 70 80
3 1655 Kurniawan Ardi Prabowo 70 90
4 1681 Fhtarul Sidiq 80 80
5 1688 Kunto Febrianto 65 75
6 1689 Luko Avianto 96 100
7 1691 Mirta Fajar Perdana 95 100
8 1692 Misdiana 60 75
9 1693 Mohammad Yoga Hardianto 50 75
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai (puluhan)
Siswa
64
No Nama
Siklus
I
Siklus
II
Ketuntasan
Belajar
Urut Induk Tuntas Belum
10 1696 Ratih Qonitalia Luzan 70 90
11 1700 Slamet Hadi Setiawan 70 90
12 1701 Slamet Temu Riskiono 80 100
13 1706 Ahmad Sholeh Idris 75 75
14 1707 Ana Damayanti 60 85
15 1710 Awang Prasetyo 80 80
16 1712 Dahlia 60 75
Jumlah 1141 1345
Rata-rata 71,31 84
Tabel 6
Tabel Hasil Tes Formatif Perbaikan Pembelajaran PAI
No
Jumlah
Siswa
Pelaksanaan
Nilai
Rata-rata
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1. 16 Pra Siklus - - - 1 4 5 1 3 1 1 65
2. 16 Siklus I - - - - 1 4 4 4 1 2 71,31
3. 16 Siklus II - - - - - - - 9 4 3 84
Tabel 7
65
Tabel Hasil Ketuntasan Pembelajaran PAI
No. Jumlah
Siswa Pelaksanaan
Ketuntasan Prosentase
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
1. 16 Pra Siklus 5 11 31% 69%
2. 16 Siklus I 7 9 44% 56%
3. 16 Siklus II 16 0 100% 0%
Grafik 4
Ketuntasan Hasil Tes Formatif Perbaikan Pembelajaran PAI
3. Deskripsi temuan
a. Temuan hasil perbaikan pembelajaran PAI siklus I
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pelaksanaan
Tuntas
Belum Tuntas
Prosentase
66
Dari temuan hasil perbaikan pembelajaran PAI siklus I belum
menunjukkan bahwa semua siswa dapat menyelesaikan tugas diskusi
tentang menceritakan Ulul Azmi yang dapat diperbaharui dengan hasil
ketuntasan maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat
ketidakberhasilan pada perbaikan pembelajaran PAI siklus I
disebabkan oleh 2 faktor diantaranya adalah :
1) Faktor guru, yaitu :
- Guru terlalu cepat pada waktu menjelaskan petunjuk
pelaksanaan diskusi dalam LKS yang harus dikerjakan siswa.
- Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi pelajaran yang belum jelas.
- Guru tidak pernah memberi arahan, bimbingan, maupun
motivasi kepada setiap kelompok siswa selama diskusi
berlangsung.
2) Faktor siswa, yaitu :
- Perhatian siswa masih ada yang tidak fokus pada pelaksanaan
diskusi.
- Siswa tidak berani mengemukakan / bertanya.
- Pelaksanaan diskusi masih didominasi oleh siswa tertentu.
- Siswa agak ragu dan takut salah pada waktu menjawab
pertanyaan dari guru.
- Siswa kurang memperhatikan temannya yang sedang
menyampaikan hasil diskusi kelompok.
67
Dari sebab-sebab permasalahan tersebut di atas akan berpengaruh
pula terhadap hasil prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil
prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis nilai tes
formatif siswa kelas V SD Negeri Karangasem 08 Batang pada waktu
pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI siklus I yaitu dari 7 siswa
(44%) yang mendapat nilai di atas 75 ada 9 siswa (56%) dengan
rincian 4 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 90, dan 2
siswa mendapat 100, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 75
ada 9 siswa (56%) dengan rincian 1 siswa mendapat nilai 50, 4 siswa
mendapat nilai 60 dan 4 siswa mendapat nilai 70.
Berdasarkan hasil analisis tes formatif siswa kelas V di atas,
akhirnya penulis beserta teman sejawat dan supervisor menyimpulkan
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI siklus I belum
berhasil, maka perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran II.
b. Temuan hasil perbaikan pembelajaran PAI siklus II
Setelah dilaksanakannya perbaikan pembelajaran PAI siklus II
ternyata menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari ketika
proses belajar mengajar berlangsung maupun pada pelaksanaan
diskusi, yaitu :
- Guru di dalam menjelaskan menggunakan bahasa yang
komunikatif dan tidak terlalu cepat dengan menggunakan alat
peraga card sort.
68
- Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
yang belum jelas.
- Guru memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi kepada
setiap kelompok yang sedang berdiskusi dengan mendekati
kelompok yang mengalami kesulitan.
- Perhatian siswa terfokus pada saat pelaksanaan diskusi.
- Siswa berani bertanya saat belum jelas.
- Masing-masing siswa mempunyai peran di dalam berdiskusi
sehingga tidak lagi didominasi siswa tertentu.
- Siswa memperhatikan temannya saat menyampaikan hasil diskusi
di depan kelas.
Dari hasil analisis tes pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem
08 Batang pada waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI siklus
II diperoleh data yaitu dari 16 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas
semuanya dengan rincian 3 siswa mendapat nilai 100, 4 siswa
mendapat nilai 90 dan 9 siswa mendapat nilai 80.
Dengan demikian perbaikan pembelajaran PAI siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan proses perbaikan pada siklus I.
terbukti dari data hasil nilai antar siklus, pada perbaikan siklus II telah
tuntas hingga maksimal. Hal ini jelas ditunjang oleh penggunaan
strategi pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan media atau alat
peraga yang tepat. Untuk itu penulis bersama teman sejawat
69
memutuskan untuk tidak melanjutkan perbaikan pembelajaran lagi,
cukup 2 siklus saja.
B. Pembahasan
1. Hasil pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus
Pencapaian pada pelaksanaan pra siklus perolehan nilai hasil tes
formatif sangat rendah, masih jauh dari harapan. Dari 16 siswa tingkat
ketuntasan baru mencapai 31% dari target yang diharapkan antara 75%-
100%. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran ternyata perolehan nilai
tes formatif ada kenaikan yang cukup signifikan, yaitu perolehan rata-rata
kelas mencapai 71,31 atau 44%. Namun demikian perlu adanya perbaikan
siklus II karena perolehan nilai hasil belajar belum maksimal mencapai
tingkat ketuntasan.
2. Hasil pembelajaran pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Perolehan hasil pembelajaran pada siklus II menunjukkan kenaikan
yang cukup signifikan, yaitu rata-rata kelas mencapai 84. Sedangkan pada
siklus I rata-rata hasil tes formatif 71,31 sehingga target ketuntasan belajar
di kelas V SD Negeri Karangasem 08 tercapai. Sehingga dianggap cukup,
tidak diperlukan lagi untuk dilaksanakan siklus III.
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di
SD siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada
siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan
70
ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa
dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu
diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi
pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak,
salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Berkenaan dengan belajar aktif, setiap individu harus melakukan
sendiri aktifitas. John Dewey menyatakan, "Belajar menyangkut apa yang
harus dikerjakan oleh dirinya sendiri". Teori kognitif dari Gagne dan
Barline berkenaan dengan prinsip aktifitas belajar mengemukakan bahwa
belajar yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi / materi
akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Ini berkaitan dengan
tugas guru sebagai transformator.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) penerapan metode
card sort meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Negeri karangasem 08
Kecamatan Batang Kabupaten Batang dalam memahami konsep nabi Ulul
Azmi. Penggunaan metode yang bervariasi dan media dalam pembelajaran
oleh guru memotivasi siswa, sehingga berpengaruh pada beberapa hal sebagai
berikut :
1. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat ketika siswa di
kenalkan beberapa metode kartu/card sort yang kombinasikan dengan
media pembelajaran yang relevan seperti berdiskusi untuk menyampaikan
72
pendapatnya mengenai nabi Ulul Azmi yang diutus Allah untuk
menyampaikan risalah.
2. Sifat keingintahuan siswa begitu besar karena keingintahuan paling tidak
seiring dengan perhatian.
3. Prestasi belajar siswa meningkat dengan lebih memuaskan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian telah membuktikan
dengan penerapan metode cad sort yang bervariasi dan penggunaan media
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar dalam
pembelajaran PAI khususnya materi Ulul Azmi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dari hasil penelitian ini dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Guru hendaknya memberikan ceramah untuk menanamkan konsep dasar
tentang peranan nabi-nabi yang diutus Allah yang berjumlah ribuan dan
yang diketahui oleh kita sekitar 25 nabi, dan mengidentifikasikan kedalam
nabi Ulul Azmi.
2. Siswa seharusnya telah memiliki perbendaharaan pengetahuan faktual
yang cukup untuk dapat turut serta aktif dalam pembelajaran.
3. Keaktifan siswa lebih dikondisikan agar pembelajaran terarah pada tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Abu, Metodologi Mengajar, Malang: IKIP Malang, 1986.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi, Jakarta : Bina Aksara, 1989.
Darsono, M., et.al., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press:
2000.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas dan
Madrasah Aliyah, Jakarta, 2003.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
___________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Gramedia, 1999.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Fontana, Tenaga Kependidikan Profesional, Jakarta: Depdikbud, 1981.
Hadi, Sutrisno, Statistik 2, Yogyakarta : Andi Offset, 2000.
Hadoyo, Herman, Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Depdikbud, 1990.
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Bandung: Ghalia Indonesia, 2002.
Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA
University Press, 2000.
Ismail, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Kerjasama Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2001.
Min Jati, “SK KD Mapel Agama”, dalam http://MIN Janti/Blogspot.Com. Diakses
tanggal 10 Pebruari 2011.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Nata, Abuddin, Managemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003.
Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and
Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK, Surabaya: Univerritas
Negeri Malang, 2004.
Parsons, Les, Bullied Teacher Bullied Student : Guru dan Siswa Yang
Terintimisasi, Bandung: Rineka Cipta, 2007.
Permenag No. 02 Tahun 2008, Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Madrasah, Jakarta: 2008.
Santoso, Urip, Metode Pembelajaran Dalam SCL (Student Centered Learning),
Jurnal, http://www.cintyasantosa.cz.cc/.
Santyasa, I Wayan, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam
Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP
2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30 Nopember s.d 1
Desember 2007 di Nusa Penida.
Sholeh, Munawar, Cita-Cita Realita Pendidikan (Pemikiran dan Aksi Pendidikan
di Indonesia, Depok: Institute for Public Education, 2007.
Simanjutak, Pengajaran Berhasil, Jakarta : Rineka Cipta, 1975.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Sudjana, Nana dan A. Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001.
___________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2001.
___________, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses BelajarMengajar, Bandung
: Sinar Baru, 1988.
___________, Dasar-dasar dan Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru,
1989.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Suyitno, Amin, Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan
Skripsi, Semarang: UNNES, 2005.
Wahyuni, Dwi, Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar
Mengajar, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2001.
Lampiran : 1
KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENYELENGGARAAN PTK
Kepada Yth.
Kepala IAIN Walisongo
di
SEMARANG
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : MAS’UDAH
NIP : 19541102198201 2 002
Tempat Mengajar : SD Negeri Karangasem 09 Batang
Alamat Sekolah : Jl. RE Martadinata Karangasem Utara Batang
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : CHAFIFAH
NIM : 093111431
Program Studi : Strata 1 PAI Tarbiyah
Tempat Mengajar : SD Negeri Karangasem 08 Batang
Alamat Sekolah : Jl. RE Martadinata Karangasem Utara Batang
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Batang, Januari 2011
Mengetahui
Kepala SD Negeri Karangasem 08
M. NIZAR BA, S.Ag
NIP 195112031974012001
Teman Sejawat
MAS’UDAH
NIP. 19541102198201 2 002
Lampiran : 2
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : CHAFIFAH
NIM : 093111431
Program Studi : Strata 1 PAI Tarbiyah
Tempat Mengajar : SD Negeri Karangasem 08 Batang
Alamat Sekolah : Jl. RE Martadinata Karangasem Utara Batang
Menyatakan bahwa :
Nama : MAS’UDAH
NIP : 19541102198201 2 002
Tempat Mengajar : SD Negeri Karangasem 09 Batang
Alamat Sekolah : Jl. RE Martadinata Karangasem Utara Batang
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran (PTK) .
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Batang, Pebruari 2011
Teman sejawat
MAS’UDAH
NIP. 19541102198201 2 002
Yang membuat pernyataan
Mahasiswa
CHAFIFAH
NIM 093111431
Lampiran : 5
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
Mata Pelajaran : PAI ( Rasul Ulul Azmi )
Kelas/ Semester : V/ 2
Hari/ Tanggal : 17 Maret 2011
Fokus Observasi : Kegiatan guru dalam proses pembelajaran
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
1.
Guru
Penggunaan metode ceramah
dalam pembelajaran:
1. Pemberian apersepsi
sebelum penjelasan
2. Penguasaan materi
pembelajaran.
3. Penggunaan kata-kata yang
mudah dipahami siswa
dalam penjelasan.
4. Penggunaan kalimat yang
singkat dan jelas dalam
pembelajaran.
5. Penggunaan contoh/ alat
peraga dalam penjelasan.
6. Pengecekan pemahaman
siswa dalam menerima
penjelasan.
√
√
√
√
√
√
- Sudah sesuai
dengan
materi.
- Sudah baik.
- Bahasanya
kurang
komunikatif.
- - Cukup.
- Kurang
dalam
memberikan
contoh.
- - Sudah baik.
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
2.
Siswa
Guru
1. Kesiapan siswa sebelum
menerima penjelasan.
2. Kesungguhan siswa dalam
menerima penjelasan.
3. Siswa mencatat pokok-
pokok penjelasan.
4. Siswa menenyakan
penjelasan yang tidak/
kurang dipahami.
5. Siswa menanggapi
pertanyaan siswa lain.
Penggunaan metode card short
dalam pembelajaran:
1. Jumlah anggota kelompok
diskusi.
2. Cara mengelompokkan
kelompok diskusi dan
pengaturan tempat duduk.
3. Pemilihan bahan/ materi
diskusi.
4. Guru memotovasi siswa
dalam berdiskusi.
5. Guru membimbing siswa
dalam diskusi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
- Masih ada
yang
membuka
buku (sibuk
sendiri).
- - Sudah baik.
- Semua anak
mencatat.
- - Anak pasif.
- Hanya anak
yang pandai
saja.
- Jumlah 6
siswa.
- Masih ada
siswa yang
mencari
kelompoknya
- - Sudah baik.
- Kurang
memotivasi.
- Cukup baik.
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
Siswa
6. Guru mengevaluasi proses
diskusi.
1. Kesiapan siswa dalam
berdiskusi.
2. Siswa menyimak pendapat
temannya saat berdiskusi.
3. siswa mengemukakan
pendapat saat berdiskusi.
4. Siswa menanggapi
pendapat temannya dalam
berdiskusi.
5. Siswa mencatat hasil
diskusi.
√
√
√
√
√
√
- Kurang waktu
sehingga
tidak
terlaksana.
- Sudah baik.
- Kurang
(dikuasai
siswa yang
pintar saja).
- Cukup aktif.
- Kurang.
- Semua siswa
mencatat
Batang, 17 Maret 2011
Teman Sejawat
MAS’UDAH
NIP. 19541102 198201 2 001
Mahasiswa
CHAFIFAH
NIP. 093111431
Lampiran : 7
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
Mata Pelajaran : PAI ( Rasul Ulul Azmi )
Kelas/ Semester : V/ 2
Hari/ Tanggal : 17 Maret 2011
Fokus Observasi : Kegiatan guru dalam proses pembelajaran
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
1.
Guru
Siswa
Penggunaan metode cart short
dalam pembelajaran:
1. Pemberian apersepsi
sebelum penjelasan
2. Penguasaan materi
pembelajaran.
3. Penggunaan kata-kata yang
mudah dipahami siswa
dalam penjelasan.
4. Penggunaan kalimat yang
singkat dan jelas dalam
pembelajaran.
5. Penggunaan contoh/ alat
peraga dalam penjelasan.
6. Pengecekan pemahaman
siswa dalam menerima
penjelasan.
1. Kesiapan siswa sebelum
menerima penjelasan.
2. Kesungguhan siswa dalam
- Sudah baik
- Baik
- - Baik
- Baik
.
- - Sudah baik.
- Baik
.
- - Sudah baik.
- Baik
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
2.
Guru
menerima penjelasan.
3. Siswa mencatat pokok-
pokok penjelasan.
4. Siswa menenyakan
penjelasan yang tidak/
kurang dipahami.
5. Siswa menanggapi
pertanyaan siswa lain.
Penggunaan metode diskusi
dalam pembelajaran:
Jumlah anggota kelompok
diskusi.
Cara mengelompokkan
kelompok diskusidan pengaturan
tempat duduk.
Pemilihan bahan/ materi diskusi.
Guru memotovasi siswa dalam
berdiskusi.
Guru membimbing siswa dalam
diskusi.
Guru mengevaluasi proses
diskusi.
- - Baik
- Baik
- Baik
- Baik
- - Sudah baik.
- Baik
- Baik.
- Baik
- Sudah baik.
No Fokus Aspek yang diamati Skor Keterangan/
Komentar 1 2 3 4 5
Siswa
Kesiapan siswa dalam
berdiskusi.
Siswa menyimak pendapat
temannya saat berdiskusi.
Siswa mengemukakan pendapat
saat berdiskusi.
Siswa menanggapi pendapat
temannya dalam berdiskusi.
Siswa mencatat hasil diskusi.
- Baik
- Baik
- Baik
- Baik
- Baik
Batang, 24 Maret 2011
Teman Sejawat
MAS’UDAH
NIP. 19541102 198201 2 001
Mahasiswa
CHAFIFAH
NIP. 093111431
Lampiran : 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Karangasem 09
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Pertemuan ke : 1 ( satu )
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah SWT
Kompetensi Dasar : 7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ululu Azmi
dari para Rasul
I. Indicator :
Menyebutkan nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi
II. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memahami pengertian Rasul Rasul Ulul Azmi
Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi dari para
Rasul
III. Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) ,
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ),
Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur (
fairnes ).
IV. Materi Pembelajaran : Nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi.
V. Metode Pembelajaran:
1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian
Rasul Rasul Ulul Azmi dan kelebihan yang mereka miliki dari para Rasul
yang lain
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi dari para
Rasul
VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan
disampaikan
Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nama-
nama Rasul Allah SWT
Memperkenalkan bahan ajar tentang Rasul Rasul Ulul Azmi
2. Kegiatan Inti .
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar
yang disampaikan
Siswa diperkenalkan materi tentang Rasul Rasul Ulul Azmi
Siswa memberikan pendapat tentang definisi Rasul Rasul Ulul Azmi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa menyebutkan nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi secara
klasikal, kelompok dan individu
Siswa mengemukakan pendapat tentang kelebihan Rasul Rasul Ulul
Azmi dari para Rasul yang lain
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang seputar Rasul Rasul
Ulul Azmi
Siswa diminta memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang telah
disampaikan
4. Alat / Sumber Belajar :
1. Tulisan nama-nama rasul Allah SWT di karton
2. Tulisann nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi di karton
3. Ayat Alquran dan hadis yang berkaitan Rasul Ulu Azmi
4. Buku Pendidikan Agama Islam, LKS
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar
5. Penilaian (Lembar penilaian terlampir)
- Prosedur : tes
- Bentuk : tes tertulis
- Jenis : uraian
- Instrumen : tes individual
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator Pencapaian
Target
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyebutkan
nama-nama Rasul
Rasul Ulul Azmi
Tes Tulis Jawaban
singkat
Sebutkan nama-
nama para Rasul
yang tergolong
Rasul Rasul Ulul
Azmi!
1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2.PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst
LEMBAR TES INDIVIDUAL
1. Jelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul !
2. Apakah arti Rasul Ulul Azmi ?
3. Tulislah nama-nama Rasul Ulul Azmi ?
4. Sebutkan 4 sifat wajib dan mustahil bagi Rasul !
5. Adakah Rasul Allah setelah Nabi Muhammd SAW ?
KUNCI JAWABAN :
1. Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah:
Nabi adalah seorang laki-laki pilihan Allah swt. yang diberi yang diberi
wahyu untuk diamalkan sendiri agar menjadi contoh bagi manusia, dan tidak
wajib untuk menyiarkan kepada orang lain.
Sedangkan Rasul adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah swt.untuk
disampaikan/disyiarkan kepada manusia.
2. Arti Rasul Ulul Azmi adalah Rasul yang memiliki keteguhan, ketabahan, dan
kesabaran yang sangat kuat dari berbagai rintangan dalam melaksanakan
tugasnya menyampaikan ajaran Allah swt.
3. Nama-nama Rasul Ulul Azmi antara lain : Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa
as, Muhammad saw.
4. Sifat wajub dan mustahil dari Rasul adalah
a. Sidiq, artinya benar, mustahil bersifat kizib
b. Amanah, artinya terpercaya, mustahil bersifat khianat
c. Tablig, artinya menyampaikan, mustahil bersifat kitman
d. Fatanah, artinya cerdas, mustahil bersifat baladah
5. Tidak ada
CATATAN :
Norma Penilaian :
LEMBAR KERJA SISWA
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
TES INDIVIDUAL
Tiap jawaban benar mendapat nilai 2 x 5 = 10
Skor maksimal = 10
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimal
Mengetahui,
Kepala SDN Karangasem 08
MOH. NIZAR AB, S.Ag
NIP. 19541220 197802 1 001
Batang, 24 Februari 2011
Guru Pendidikan Agama Islam
CHAFIFAH
NIP. 19570508 198201 2 003
Lampiran : 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Sekolah : SD Negeri Karangasem 09
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Pertemuan ke : 1 ( satu )
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah SWT
Kompetensi Dasar : 7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul
Azmi dari para Rasul
I. Indicator :
Menyebutkan nama-nama Rasul Rasul Ulul Azmi
II. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memahami pengertian Rasul Ulul Azmi
Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
III. Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) ,
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ),
Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur (
fairnes ).
IV. Materi Pembelajaran : Nama-nama Rasul Ulul Azmi.
V. Metode Pembelajaran : Card Sort
VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan
disampaikan
Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nama-
nama Rasul Allah SWT
Memperkenalkan bahan ajar tentang Rasul Ulul Azmi
2. Kegiatan Inti .
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan
ajar yang disampaikan
Siswa diperkenalkan materi tentang Rasul Ulul Azmi dengan versi
yang berbeda dengan menggunakan metode kartu.
Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi
atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti
karakteristik Rosul Rasul Ulul Azmi.
Siswa memberikan pendapat tentang definisi Rasul Ulul Azmi dari
potongan kertas tersebut.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi secara klasikal,
kelompok dan individu
Siswa mengemukakan pendapat tentang kelebihan Rasul Ulul Azmi
dari para Rasul yang lain
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang seputar Rasul Ulul
Azmi
Siswa diminta memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang telah
disampaikan
4. Alat / Sumber Belajar :
1. Tulisan nama-nama Rasul Allah SWT di karton
2. Tulisann nama-nama Rasul Ulul Azmi di karton
3. Ayat Alquran dan hadis yang berkaitan Rasul Ulu Azmi
4. Buku Pendidikan Agama Islam, LKS
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar
5. Penilaian (Lembar penilaian terlampir)
- Prosedur : tes
- Bentuk : tes tertulis
- Jenis : uraian
- Instrumen : tes kelompok dan tes individual
LEMBAR KERJA SISWA (KELOMPOK)
Indikator Pencapaian
Target
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyebutkan
nama-nama Rasul
Rasul Ulul Azmi
Tes Tulis Jawaban
singkat
Sebutkan nama-
nama para Rasul
yang tergolong
Rasul Rasul Ulul
Azmi!
1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2.PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst
LEMBAR TES INDIVIDUAL
1. Apa yang dimaksud Rasul Ulul Azmi ?
2. Jelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul !
3. Adakah Rasul Allah setelah Nabi Muhammd SAW ?
4. Sebutkan 4 sifat wajib dan mustahil bagi Rasul !
5. Tulislah nama-nama Rasul Ulul Azmi ?
KUNCI JAWABAN :
1. Arti Rasul Ulul Azmi adalah Rasul yang memiliki keteguhan, ketabahan, dan
kesabaran yang sangat kuat dari berbagai rintangan dalam melaksanakan
tugasnya menyampaikan ajaran Allah swt.
2. Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah:
Nabi adalah seorang laki-laki pilihan Allah swt. yang diberi yang diberi
wahyu untuk diamalkan sendiri agar menjadi contoh bagi manusia, dan tidak
wajib untuk menyiarkan kepada orang lain.
Sedangkan Rasul adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah swt.untuk
disampaikan/disyiarkan kepada manusia.
3. Tidak ada
4. Sifat wajub dan mustahil dari Rasul adalah
a. Sidiq, artinya benar, mustahil bersifat kizib
b. Amanah, artinya terpercaya, mustahil bersifat khianat
c. Tablig, artinya menyampaikan, mustahil bersifat kitman
d. Fatanah, artinya cerdas, mustahil bersifat baladah
5. Nama-nama Rasul Ulul Azmi antara lain : Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa
as, Muhammad saw.
CATATAN :
Norma Penilaian :
LEMBAR KERJA SISWA
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
TES INDIVIDUAL
Tiap jawaban benar mendapat nilai 2 x 5 = 10
Skor maksimal = 10
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimal
Mengetahui,
Kepala SDN Karangasem 08
MOH. NIZAR AB, S.Ag
NIP. 19541220 197802 1 001
Batang, 17 Maret 2011
Guru Pendidikan Agama Islam
CHAFIFAH
NIM. 093111431
Lampiran : 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri Karangasem 09
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Pertemuan ke : 3 ( Tiga )
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah SWT
Kompetensi Dasar : 7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul
Azmi dari para Rasul
I. Indicator :
Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi
II. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat memahami pengertian Rasul Ulul Azmi
Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
III. Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) ,
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ),
Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur (
fairnes ).
IV. Materi Pembelajaran : Nama-nama Rasul Ulul Azmi.
V. Metode Pembelajaran : Card Sort dikonversikan dengan metode lain yang
relevan.
VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
a. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan
disampaikan
b. Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
nama-nama Rasul Allah SWT
c. Memperkenalkan bahan ajar tentang Rasul Ulul Azmi
2. Kegiatan Inti .
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan
ajar yang disampaikan
Siswa diperkenalkan materi tentang Rasul Ulul Azmi dengan
metode cart sort seperti :
a. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi
atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori Nabi
Rasul Ulul Azmi.
b. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut
sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya
sendiri.
c. Siswa memberikan pendapat tentang definisi Rasul Ulul Azmi
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi secara klasikal,
kelompok dan individu
Peserta didik dengan kategori yang sama diminta
mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas. Seiring
dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-
point penting terkait materi pelajaran.
Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas
pengertian Rasul Ulul Azmi dan kelebihan yang mereka miliki dari
para Rasul yang lain
Siswa berlatih menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para
Rasul
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang seputar Rasul Ulul
Azmi
Siswa diminta memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang telah
disampaikan
4. Alat / Sumber Belajar :
1. Tulisan nama-nama rasul Allah SWT di karton
2. Tulisann nama-nama Rasul Ulul Azmi di karton
3. Ayat Alquran dan hadis yang berkaitan Rasul Ulu Azmi
4. Buku Pendidikan Agama Islam.
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar
5. Penilaian:
Indikator Pencapaian
Target
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menyebutkan
nama-nama Rasul
Ulul Azmi
Tes Tulis Jawaban
singkat
Sebutkan nama-
nama para Rasul
yang tergolong
Rasul Ulul Azmi!
1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2.PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
LEMBAR TES INDIVIDUAL
1. Jelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul !
2. Apakah arti Rasul Ulul Azmi ?
3. Tulislah nama-nama Rasul Ulul Azmi ?
4. Sebutkan 4 sifat wajib dan mustahil bagi Rasul !
5 Adakah Rasul Allah setelah Nabi Muhammd SAW ?
KUNCI JAWABAN :
1. Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah:
Nabi adalah seorang laki-laki pilihan Allah swt. yang diberi yang diberi
wahyu untuk diamalkan sendiri agar menjadi contoh bagi manusia, dan tidak
wajib untuk menyiarkan kepada orang lain.
Sedangkan Rasul adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah swt.untuk
disampaikan/disyiarkan kepada manusia.
2. Arti Rasul Ulul Azmi adalah Rasul yang memiliki keteguhan, ketabahan,
dan kesabaran yang sangat kuat dari berbagai rintangan dalam
melaksanakan tugasnya menyampaikan ajaran Allah swt.
3. Nama-nama Rasul Ulul Azmi antara lain : Nuh as, Ibrahim as, Musa as,
Isa as, Muhammad saw.
4. Sifat wajub dan mustahil dari Rasul adalah
e. Sidiq, artinya benar, mustahil bersifat kizib
f. Amanah, artinya terpercaya, mustahil bersifat khianat
g. Tablig, artinya menyampaikan, mustahil bersifat kitman
h. Fatanah, artinya cerdas, mustahil bersifat baladah
5. Tidak ada
CATATAN :
Norma Penilaian :
LEMBAR KERJA SISWA
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
TES INDIVIDUAL
Tiap jawaban benar mendapat nilai 2 x 5 = 10
Skor maksimal = 10
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimal
Mengetahui,
Kepala SDN Karangasem 08
MOH. NIZAR AB, S.Ag
NIP. 19541220 197802 1 001
Batang, 24 Maret 2011
Guru Pendidikan Agama Islam
CHAFIFAH
NIM. 093111431