fakultas tarbiyah institut agama islam...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJARPADA MATA PELAJARAN SKELAS V POKOK BAHASAN
METODE IBTIDAIYAH
CANDIMULYO
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penelitian dan
penulisan skripsi guna memperoleh gelar
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJARPADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
POKOK BAHASAN FATKHU MAKKAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH DI MADRASAH
BTIDAIYAH MIFTAHUL MARHABAN KEMBARAN CANDIMULYO TAHUN AJARAN 2010/201
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penelitian dan
penulisan skripsi guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Ngatomo : 093111244
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA EJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FATKHU MAKKAH DENGAN DI MADRASAH
MIFTAHUL MARHABAN KEMBARAN /2011
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penelitian dan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ngatomo
NIM : 093111244
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Kualifikasi S1
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 11 November 2011
Saya yang menyatakan
Ngatomo
NIM. 093111244
ABSTRAK
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V Pokok Bahasan Fatkhu Makkah Dengan Metode Index Card Match Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban Kembaran Candimulyo Tahun Ajaran 2010/2011
Penulis : Ngatomo
NIM : 093111244
Kata kunci: penerapan, Index Card Match , prestasi belajar, SKI, MI
SKI merupakan pelajaran yang memegang peranan penting karena berhubungan dengan sikap atau mental anak dimasa datang. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran SKI harus mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil observasi awal ditemukan bahwa Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban sebagian siswa belum mampu mencapai kriteria ketuntasan kelas 6,5 dari materi.
Peneliti menetapkan ketuntasan minimal 75, artinya siswa dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 75 atau lebih. Secara klasikal dikatakan tuntas telah 80 %.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fatkhu Makkah. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tema yang dipilih dalam siklus I tentang Fatkhu Makkah : pengertian Fatkhu Makkah dan sebab-sebab terjadinya Fatkhu Makkah. Berdasarkan tema yang telah dipilih tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing-masing RPP diberi alokasi waktu 2 x 35 menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam satu kali tatap muka.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya kompetensi dasar Fatkhu Makkah bagi siswa kelas V Semester II Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban Kembaran Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian di akhir perbaikan pembelajaran terlihat ada peningkatan dibandingkan sebelum perbaikan. Namun ada yang belum mencapai ketuntasan yaitu 10 anak, sehingga secara klasikal hanya mencapai 71,43%. Jadi belum tercapai ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 80%. Sedangkan pada akhir siklus II Siswa yang
aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan yaitu dari 89,99% menjadi 96,42 %. Berarti ada kenaikan sebesar 6,435%.
Dari hasil penelitian pada pembelajaran ini terlihat adanya peningkatan dibandingkan perbaikan pembelajaran sebelumnya. Rata-rata ketuntasan klasikal 94,29%. Namun ada yang belum tuntas sebanyak 7 (tujuh) siswa (20 %). Ketuntasan klasikal sudah tercapai karena ketuntasannya sudah lebih dari 80%.
MOTTO
Bersabar adalah kunci kesuksesan…
(penulis)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
1. Istri dan anak-anaku yang menjadi pendorong terselesaikanya skripsi
ini.
2. Bapak/Ibu dosen yang telah mengajar dikelas H.
3. Bapak Ahmad Mutohar yang telah membimbing kami dengan penuh
ketelatenan.
4. Teman-teman kelas H yang telah menyemangati kami.
5. Semua pihak yang telah ikut menyukseskan terselesaikanya hasil akhir
ini.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas ijin dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penyusunan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V Pokok Bahasan Fatkhu Makkah Dengan Metode Index Card Match Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak yang telah banyak membantu dengan semua saran, kritik, sumbangan pikiran, tenaga dan waktu serta bimbingan yang diberikan kepada kami. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati yang tulus dan penuh rasa hormat, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2. Bapak Ahmad Mutohar, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi.
3. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan sebagai bekal yang bermanfaat bagi masa depan
penulis.
4. Kepala Sekolah dan segenap Guru yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Marhaban Kembaran Candimulyo yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melalukan penelitian.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
KETERANGAN PENELITIAN
ABSTRAK ………...............................................................................................i
PERNYATAAN……............................................................................................. ii
MOTTO……........................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN … ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR……................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………...…………....……...viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN……................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................5
C. Rumusan Masalah ......................................................................6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................6
BAB II LANDASAN TEORI……........................................................................8
A. Kajian Pustaka …….........................................................................8
B. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar ………..................................9
C. Hasil Belajar ................................................................................19
D. Metode Index Card Match ....................................................... …22
E. Pembelajaran SKI ……………………………………………......24
F. Penerapan Metode Index Card Match…………....………………27
G. Materi Pokok Fatkhu Makkah ……………………………28
H. Hipotesis Tindakan ....................................................................29
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN ........................................................30
A. Setting Penelitian ....................................................................30
B. Subyek Penelitian ....................................................................30
C. Sumber Data ................................................................................30
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data …….....................................30
E. Analisis Data ................................................................................31
F. Prosedur Penelitian. …………………………………………....32
G. Indikator Keberhasilan …..............................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................36
A. Deskripsi Hasil Siklus ….……………………….…….................36
B. Pembahasan Hasil Siklus...............................................................49
C. Hasil Penelitian …………………..……………...………………50
D. Hambatan Penelitian……………………………..………………50
BAB V PENUTUP ............................................................................................51
A. Kesimpulan ................................................................................51
B. Saran ............................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Rumus Penghitungan Data ……………………………………………………32
Prosedur Penelitian ............................................................................................33
Diagram Nilai perbandingan Pra Siklus dengan Siklus I ................................43
Diagram Nilai perbandingan Pra Siklus dengan Siklus I dan Siklus II …....48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Keaktifan Siswa Siklus I……….....................................................37-38
Tabel 4.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I………...…42
Tabel 4.3 Keaktifan belajar Siklus II……………...............................................46
Tabel 4.4 Perbandingan Kegiatan dan Hasil Siklus I dan Siklus II ……………47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 : RPP
Lampiran 1.2 : RPP
Lampiran 2 : Daftar Siswa responden
Lampiran 3.1 : Draf Wawancara dengan Kepala Madrasah
Lampiran 3.2 : Draf Wawancara dengan Komite Madrasah
Lampiran 4.1 : Hasil wawancara dengan Kepala Madrasah
Lampiran 4.2 : Hasil wawancara dengan Komite Madrasah
Lampiran 5 : Pedoman Observasi
Lampiran 6.1 : Instrumen Pengamatan
Lampiran 6.2 : Instrumen Pengamatan
Lampiran 7 : Lembar Soal Evaluasi Siklus
Lampiran 8 : Alat Peraga Metode
Lampiran 9 : Hasil Prestasi Pra Siklus
Lampiran 10 : Tabel Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Lampiran 11 : Data Penelitian
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengertian pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-
undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara1.
Sebagaimana kita ketahui bahwa penyelenggaraan proses belajar
mengajar merupakan perwujudan dari suatu upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-Undang pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab.2
Tujuan tersebut kemudian dijabarkan dalam kurikulum di masing-
masing jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum sampai dengan Perguruan
Tinggi.3
1 Abdul Rahman Sholeh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,Jakarta PT Raja Grafindo Persada,2005 hlm. 2
2 Khaerudin Drs.H M.A Mahfud Junaedi, Drs. M.Ag dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Pilar Media, Yogyakarta, 2007 Hlm 329
3 Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3
Untuk lebih memajukan pendidikan Islam maka dalam pembelajaran
perlu diperkaya metode dan strategi yang dipakai sebagai salah satu
keterampilan menangani prinsip dan variasi metodologi pembelajaran. Sebab
seorang guru profesional disamping dapat menguasai bidang ilmu yang
diajarkan, juga harus mampu menguasai metode penyampaian serta memiliki
akhlakul karimah.
Pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi Sejarah
Kebudayaan Islam, Al quran Hadits, Aqidah Akhlak, dan Fiqih, masing-
masing pelajaran tersebut saling terkait dan saling melengkapi. Mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan bagian dari mata pelajaran agama Islam
pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi,
membimbing, mengarahkan, pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar
dan menghayati sejarah dan isi yang terkandung dalam Al qur’an dan Hadits
yang diharapkan dapat diwujudan dalam perilaku yang memancarkan iman
dan takwa kepada Allah SWT sesuai dengan ketentuan al quran dan Hadits.
Pendidikan dasar (Madrasah Ibtidaiyah) adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik.
Pendidikan perkembangan anak pada ajaran agama Islam sesuai dengan
firman Allah dalam Al quran surat Al-mujadalah ayat 11:
$ pκš‰r' ‾≈ tƒ tÏ% ©!$# (# þθ ãΖtΒ#u #sŒ Î) Ÿ≅ŠÏ% öΝä3s9 (#θ ßs¡¡x�s? † Îû ħÎ=≈ yf yϑø9 $# (#θ ßs|¡ øù$$ sù Ëx |¡ ø�tƒ
ª!$# öΝä3s9 ( #sŒ Î)uρ Ÿ≅ŠÏ% (#ρâ“ à±Σ $# (#ρâ“ à±Σ $$sù Æìsùö� tƒ ª!$# t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé&
zΟ ù=Ïèø9 $# ;M≈ y_ u‘yŠ 4 ª! $#uρ $ yϑÎ/ tβθ è=yϑ÷ès? ×�� Î7yz ∩⊇⊇∪
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: Al - mujadalah ayat 11)4
4 Al-Hikmah, Al-Qur’an Terjemah, ( Bandung: Diponegoro, 2006, Cet. 10). Hlm 268
Pendidikan sebagai suatu system, apabila dikaitkan dengan prestasi
belajar anak sebagai hasil pengajaran tidak hanya dipengaruhi oleh anak didik
saja tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri anak
maupun luar diri anak. Pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika didukung
oleh faktor keluarga dan lingkungan siswa tersebut tinggal, seperti kurangnya
perhatian orang tua dalam pendidikan khususnya pendidian agama, selain itu
alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran SKI di sekolah juga sangat kurang.
Dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan metode cermah
saja sehingga anak tidak tertarik terhadap metode tersebut yang akhirnya anak
tidak faham terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh
karena itu penulis ingin menguji dan meneliti penggunaan metode Index Card
Match untuk meningkatkan hasil belajar SKI. Metode Index Card Match yang
dimaksud adalah metode penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan
kartu belajar.
Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah metode.
Metode pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran
sehingga pencapaian hasil belajar dapat optimal. Tanpa metode, suatu pesan
pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar ke arah yang dicapai. Strategi pengajaran yang tidak tepat akan
menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, metode yang ditetapkan seorang guru baru mendapat suatu hasil yang
optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Metode Index Card Match merupakan sebuah strategi pembelajaran
yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan. Metode ini berpusat
pada peserta didik, sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif dan guru
sebagai fasilitator saja.
MI Miftahul Marhaban adalah salah satu MI swasta yang statusnya
disejajarkan dengan MI Negeri dan diakui oleh pemerintah yang sejak tahun
pelajaran 2006/2007, seperti halnya MI lainnya telah menerapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun menurut hasil wawancara dengan
guru diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP.
Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar siswa
lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan
enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat. Hal ini
dikarenakan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung
menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab
dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran SKI, siswa
dilibatkan secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri tentang
kebenaran dari teori-teori dan hukum-hukum SKI yang telah dipelajarinya
melalui proses ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran
dapat dipastikan penguasaan pelajaran SKI akan kurang dan akan
menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa yang pada akhirnya akan
mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan.
Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MI Miftahul
Marhaban pada tanggal 21 Maret 2011 dan diperoleh keterangan bahwa
prestasi belajar SKI siswa kelas V di sekolah tersebut masih tergolong rendah.
Hal ini dapat dilihat dari satu masalah yang sangat penting yaitu rendahnya
prestasi belajar siswa pada materi pelajaran SKI. Hal ini dapat terlihat ketika
penulis mengadakan evaluasi, dari 35 siswa kelas III MI Miftahul Marhaban
hanya 8 orang siswa (22,85%) yang memperoleh nilai diatas 70, sedangkan 27
siswa lain (77,14%) nilainya di bawah ketuntasan belajar.
Dari hasil wawancara ini pula diperoleh informasi dari guru SKI
kelas V bahwa pokok bahasan yang dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa
adalah pokok bahasan Fatkhu Makkah. Dalam hal ini siswa seringkali
mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan.
Peneliti dan guru menduga model pembelajaran yang digunakan selama ini
belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar SKI
siswa khususnya siswa kelas V MI Miftahul Marhaban.
Atas dugaan diatas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat
untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi untuk mengatasi
masalah yang ada berupa penerapan model pembelajaran lain yang lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal. Model pembelajaran yang
dimaksud adalah model pemebelajaran Index Card Match
Metode pembelajaran Index Card Match bisa digunakan sebagai
metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik belajar
peserta didik yang berbeda-beda. Diantaranya ada peserta didik yang lebih
senang membaca, diskusi, atau praktek langsung. Agar dapat membantu
peserta didik belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar itu perlu
diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi metode
pembelajaran yang beragam dengan melibatkan indera belajar yang banyak,
karena siswa akan lebih cepat memahami pelajaran apabila siswa dilibatkan
secara aktif baik mental maupun fisik.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match
diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan
dan mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Suasana yang
ada di kelas akan menjadi menarik sehingga pembelajaran tidak monoton
hanya dari guru dan siswa tidak mengalami kebosanan. Metode Index Card
Match merupakan metode baru, yang akhir-akhir ini mulai digunakan di
semua mata pelajaran yang ada di sekolah. Metode ini lebih bervariatif
dibanding dengan model pembelajaran yang terdahulu.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin membuktikan
kegunaan metode Index Card Match melalui penelitian tindakan kelas dengan
mengambil judul:
” Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas V Pokok Bahasan Fatkhu Makkah Dengan Metode
Index Card Match Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban Kembaran
Candimulyo Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bersama dengan teman
sejawat dan setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing kemudian
mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
a. Hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diswa kelas
V MI Miftahul Marhaban Kembaran Candimulyo belum maksimal.
b. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
c. Seswa masih dijadikan obyek belajar, bukan subyek.
d. Belum ada partisipasi dan kreatifitas siswa.
e. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran.
f. Siswa merasa jenuh berada di kelas
g. Minat belajar rendah dikarenakan kurangnya motivasi belajar.
C. Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Index Card Match pada pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Fatkhu Makkah?
2. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Marhaban dalam
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Fatkhu Makkah?
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini
adalah:
1. Mengetahui apakah penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam materi pokok Fatkhu Makkah.
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode Index Card Match dalam
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Fatkhu Makkah.
3. Mengetahui bagaimana efektifitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam materi pokok Fatkhu Makkah setelah penerapan strategi
pembelajaran dengan metode Index Card Match.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penyusunan skripsi ini
adalah:
1. Bagi guru, hasil pengembangan dan penelitian ini di harapkan dapat
memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
terutama yang berhubungan Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu
juga dapat memberi pemahaman psikologis terhadap guru-guru
dalam upaya pemanfaatan metode pembelajaran, khususnya Metode
Index Card Match dalam proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan
Islam.
2. Bagi peningkatan mutu dan efektifitas pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di madrasah.
a) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
dihadapi guru dan menambah wawasan serta keterampilan
pembelajaran guru dalam meningkatkan mutu pembelajaranya.
b) Untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk
menerapkan pengetahuan di bangku madrasah terhadap
masalah yang nyata dan dihadapi oleh dunia pendidikan.
3. Bagi Sekolah Hasil pengembangan ini di harapkan dapat
memberikan masukan pada pihak madrasah yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam memacu belajar siswa didik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Beberapa peneliti yang terdahulu yang menggunakan model
pembelajaran Index Card Match menyimpulkan bahwa model pembelajaran
tersebut telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru dan
terutama siswa dalam meningkatkan prestasi. Diantaranya adalah:
a. Intan Azizah dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas Strategi “Card Sort”
dan Index Card Match” Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Kelas IV SD Negeri Saren 2 Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2005/2006”
diperoleh hasil bahwa strategi “Index Card Match” lebih efektif daripada
strategi “Card Sort”. Hal ini dapat dilihat ketika guru menyampaikan
materi dengan strategi tersebut, siswa merasa senang dan tertarik untuk
belajar sehingga pembelajaran tidak membosankan selama mengikuti
proses belajar.
b. Abdul kadir, S.Pd.I. Implementasi Strategi Index Card Match Dalam
Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pai Di Kelas X B1 SMKN 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2008-
2009 ( Penelitian Tindakan Kelas) Dari hasil analisis data ditemukan bahwa
strategi Index card Match (pencocokan kartu indeks) mampu meningkatkan
efektivitas dan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI pokok
bahasan sejarah dakwah Rasulullah periode Makkah. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengamatan dan evaluasi proses pembelajaran PAI, dengan
kompetensi sejarah dakwah Rasulullah periode Makkah. Dari proses yang
terjadi selama satu siklus dapat disimpulkan bahwa efektivitas dan
kreatifitas belajar siswa meningkat. Hal tersebut terlihat di dalam
memperhatikan pelajaran ada 34 siswa dan kemampuan bertanya ada 23
siswa serta kemampuan berpendapat ada 34 siswa. Adapun mengenai hasil
prestasi siswa atau ketuntasan belajar mencapai Kriteria Ketentuan
Minimal (KKM), yakni mencapai 94,44% dari 36 siswa.
c. Yuni Umaryati, 3101405618 (2009) Penerapan Model Pembelajaran Index
Card Match Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII E SMP
Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Under Graduates thesis, Universitas
Negeri Semarang. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan
rata – rata nilai kelas 65,8 dengan ketuntasan belajar mencapai 65 %,
sedangkan pada siklus II rata – rata kelas mencapai 77,5 dengan ketuntasan
belajar mencapai 90% dibandingkan dengan sebelum dilakukan penelitian
yaitu nilai rata – rata 62,1 dengan ketuntasan hanya 52,5%.5
B. Hakekat Belajar Dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar Mengajar
Secara kuantitatif (dilihat dari sudut jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut
berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional (tinjauan
kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan
terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti
institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai
dengan proses mengajar. Ukuranya, semakin baik mutu guru mengajar
akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan
dalam bentuk skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah
proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.6
Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau
informasi. Belajar adalah berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa
harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. 5 http://www.stainponorogo.ac.id Wednesday, 22:43 6 Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung 2008 Hlm 91-92
Aktivitas ini tidak terbatas hanya pada aktivitas fifik saja, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.7
Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam.
Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat apa yang
telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang
guru tidak dapat serta merta menuangkan segala sesuatu kedalam benak
siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka
dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang
untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktekan, dan
barangkali bahkan mengajarkanya kepada siswa yang lain, proses belajar
yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
Belajar, dalam hal ini pendidikan terhadap anak, juga merupakan
perhatian besar bagi kaum muslimin, para pendidik betul-betul menaruh
perhatian yang sangat besar terhadap persoalan pendidikan anak-anak
mereka dari generasi ke generasi, mereka juga sangat memperhatikan
pengajaran dan bimbingan untuk meluruskan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada anak mereka.
Berikut penulis sampaikan kisah dan berita orang-orang terdahulu,
akan perhatian yang sangat besar dari para ulama serta kemauannya yang
sangat kuat untuk mengajar dan mendidik anak mereka agar belajar
sesuatu yang lebih dari pengetahuan yang telah dimilikinya.
a. Al Jahizh telah meriwayatkan bahwasanya ketika 'Uqbah bin Abi
Sufyan menyerahkan anaknya kepada seorang guru, ia mengatakan,
"Hendaklah yang pertama kali Engkau lakukan untuk memperbaiki
anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena penglihatan
mata mereka adalah tertumpu pada penglihatanmu; apa yang baik
pada mereka adalah apa yang menurutmu dianggap baik, dan yang
jelek pada mereka adalah apa yang menurutmu dianggap jelek.
Ajarkanlah kepada mereka biografi orang-orang bijak dan akhlak
7 Wina Sanjaya, Dr. M.Pd, Perencanaan dan desain system pembelajaran Kencana Prenada,Media
Jakarta 2008, Hlm.170
orang-orang berbudi; ancamlah mereka dengan diriku dan didiklah
mereka tanpa membandingkan dengan diriku; Jadilah Engkau
seorang dokter yang tidak memberikan resp obat sampai
mengetahui penyakit yang diderita pasien; janganlah Engkau
membatasi hanya kepada sesuatu yang tidak bisa aku lakukan,
karena sesungguhnya aku telah mempercayakan sepenuhnya akan
anakku."
b. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya menceritakan, bahwasanya
ketika Harun Al Rasyid menyerahkan anaknya, Al-Amin kepada
seorang guru, ia mengatakan,"Wahai Ahmar, sesungguhnya Amirul
Mukminin telah menyerahkan kepadamu belahan jiwa dan buah
hatinya. Maka, bukalah tanganmu atasnya lebar-lebar dan
ketaatanmu kepadanya adalah kewajiban; tetaplah kamu
bersamanya sebagaimana kamu kepada Amirul Mukminin; bacakan
kepadanya Al Qur'an dan ajarkanlah hadis-hadis; riwayatkanlah
kepadanya syair-syair dan ajarkanlah kepadanya sunnah;
perlihatkan kepadanya fenomena fenomena dan dasar-dasar ilmu
kalam; laranglah dirinya tertawa bukan pada waktunya; janganlah
ia bertemu denganmu sesaat saja kecuali kamu menyampaikan
kepadanya pelajaran-pelajaran yang dapat diambilnya, dengan
tidakmenyembunyikannya sehingga pikirannya menjadi mati;
janganlah kamu biarkan dirinya berleha-leha,sehingga ia suka
nganggur dan bersenang-senang; luruskanlah dirinya sesuai
kemampuanmu dengan pendekatan yang lembut; jika ia
menolaknya maka lakukanlah dengan kekerasan."
c. Abdul Malik bin Marwan mengatakan seraya memberikan nasihat
kepada guru dari anaknya," Ajarkan kepada mereka kejujuran
sebagaimana kamu mengajarkan kepada mereka Al Qur'an;
biasakanlah mereka dengan akhlak yang terpuji; bacakan kepada
mereka syair-syair agar mereka berani dan bersemangat; ajaklah
mereka duduk-duduk bersama orang-orang besar dan para ilmuan;
jauhkan mereka dari orang orang yang rendah budinya dan para
pelayan, karena mereka adalah orang orang yang paling rendah
budinya; hargailah mereka di tempat keramaian, dan tegurlah
mereka secara rahasia; pukullah mereka atas perbuatan dusta,
karena dusta menarik kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan itu
sungguh menarik kepada Neraka."
d. Al Hajjaj mengatakan pula kepada guru dari anak-anaknya,
'Ajarilah mereka renang sebelum menulis, karena mereka masih
menemukan orang yang menulis untuk mereka, tetapi tidak bisa
menemukan orang yang berenang untuk mereka."8
Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses
belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan
dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya.
Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan
sekedar pengulangan atau hafalan. Sebagai contoh, pelajaran matematika
dapat diajarkan dengan media yang kongkrit, melalui buku-buku latihan
dan dengan mempraktekan dalam kegiatan sehari-hari. Masing-masing
cara dalam menyajikan konsep akan menentukan pemahaman siswa. Yang
lebih penting lagi adalah bagaimana kedekatan itu berlangsung. Jika ini
terjadi pada peserta didik, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental.
Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa
keingintahuan, tenpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap
hasilnya (kecuali barangkali nilai yang akan diperoleh). Ketika kegiatan
belajar sifatnya aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia akan
menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi
untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.9
Belajar merupakan perbuatan yang terpuji. Disamping belajar
dapat untuk menambah ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek,
8 Dikutip dari : Buku Tarbiyatul Aulad/Pendidikan Anak dalam Islam, karangan Dr. Abdullah
Nashih Ulwan, Jilid I, Bagian Kedua, halaman 157 - 164 9 Melvin L Sibermann, Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nuansa Cendekia,
Bandung, 2004 Hlm. 27
belajar juga dinilai sebagai ibadah kepada Allah. Orang yang belajar
sungguh-sungguh disertai dengan niat ikhlas, ia akan memperoleh pahala
yang banyak. Belajar juga dinilai sebagai perbuatan yang dapat
mendatangkan ampunan dari Allah SWT.10
Berdasarkan uraian di atas penulis berpendapat bahwa kegiatan
belajar mengajar adalah interaksi antara guru dan siswa baik secara
individu maupun kelompok atau juga antara siswa dan ligkungannya
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap
supaya terjadi perubahan perilaku yang lebih baik.
2. Hakekat Belajar
Pada dasarnya bahwa di dunia ini tidak ada mahluk hidup yang
sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi
manusia. Sebaliknya tak ada mahluk lain di dunia ini yang setelah dewasa
mampu menciptakan apa yang telah diciptakan manusia dewasa. Jika
manusia dilahirkan tidak mendapat bantuan orang dewasa dan tidak
dididik atau diajar maka sirnalah ia. Benar bahwa bayi yang sudah
membawa potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya,
tapi jumlahnya terbatas sekali. Potensi bawaan tidak mungkin
berkembang baik tanpa pengaruh dari luar maka hakikat dari belajar
adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme bilogis
dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan luar dan
hidup bermasyarakat sebagaimana firman Allah dalam Al quran surat An-
Nahl ayat 78.
ª!$#uρ Νä3y_ t�÷zr& .ÏiΒ Èβθ äÜ ç/ öΝä3ÏF≈yγ ¨Β é& Ÿω šχθ ßϑn=÷ès? $\↔ø‹ x© Ÿ≅yèy_ uρ ãΝä3s9
yìôϑ¡¡9 $# t�≈ |Á ö/F{ $#uρ nοy‰Ï↔øùF{ $#uρ � öΝä3ª=yès9 š χρã�ä3ô±s? ) ٧٨:ا���� (
10 Nur Uhbiyati Dra.Hj, Ilmu Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung 1997 Hlm.118
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl: 78)11
Hakekat belajar adalah memahami segala sesuatu bukan hanya
sebatas pengetahuan secara jasmani saja, Allah telah mengajarkan
bagaimana manusia berpikir lebih dalam dengan filsafat dan tasawuf
dengan menciptakan dunia dengan tidak sempurna agar manusia berpikir
bagaimana menata kehidupan didunia ini. Bahkan Allah juga memberikan
bahan atau materi pendidikan agar manusia hidup sempurna.
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 31:
zΝ‾=tæuρ tΠ yŠ# u u !$ oÿôœF{ $# $ yγ ‾=ä. §ΝèO öΝåκyÎz÷tä ’n? tã Ïπ s3Í×‾≈ n=yϑø9 $# tΑ$ s)sù ’ ÎΤθä↔Î6 /Ρr& Ï!$ yϑó™r' Î/
Ï Iω àσ‾≈yδ βÎ) öΝçFΖä. tÏ%ω≈ |¹ ∩⊂⊇∪
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahami sesuatu, belum
cukup jika hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu,
tetapi harus memahami sampai pada hakekat benda tersebut.12
3. Proses Belajar Mengajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
a. Proses Belajar Mengajar
Belajar sesuatu bidang pelajaran, minimal meliputi tiga proses.
Pertama, proses mendapatkan atau memperoleh informasi baru untuk
melengkapi atau menggantikan informasi yang telah dimiliki, atau
menyempurnakan pengetahuan yang ada. Kedua, transformasi, yaitu
proses manipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas yang baru.
Transformasi meliputi cara-cara mengolah informasi untuk sampai
11 PKPU Op.Cit Hlm.275 12 Nur Uhbiyati, Opcit Hlm: 25-26
pada kesimpulan yang lebih tinggi. Ketiga, proses evaluasi untuk
mengecek apakah manipulasi sudah memadai untuk dapat menjalankan
tugas sesuai sasaran. Apakah kesimpulan yang telah dilakukan dengan
seksama dapat dioperasikan dengan baik.13
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam:14
1) Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor
internal ini meliputi :
a) Faktor fisiologis: faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam
pertama keadaan jasmani, contoh kondisi fisik orang yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu, kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Kedua fungsi jasmani: selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat
mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera. Panca
indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktifitas belajar baik pula.
b) Faktor psikologis: adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologis meliputi
kecerdasan siswa, motovasi, minat, sikap dan bakat.
2) Faktor eksternal: faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar dirinya. Faktor internal ini meliputi: lingkungan sosial dan non
sosial.
a) Lingkungan sosial meliputi:
(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan
teman-teman sekelas. Hubungan yang harmonis antara 13 Nana Saodih Sukmadinata, Prof. Dr. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek PT Remaja
Rosda Karya, Bandung, 2007, hlm 144 14 Muhuibbin Syah, Op Cit hlm 132
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar
lebih baik di sekolah.
(2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa.
(3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
aktivitas belajar siswa.
b) Lingkungan non Sosial
Lingkungan non sosial meliputi:
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
sinar matahari yang tidak terlalu silau, suasana yang sejuk
dan tenang. Faktor dapat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan menjadi dua macam. Pertama hardware
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua software
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
(3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (Approach to Learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi
pembelajaran.
4. Belajar Menurut Islam
Salah satu yang membedakan manusia dengan mahluk yang lain
adalah kemampuannya untuk belajar. Untuk ini Allah memberikan akal
sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia mampu memimpin
di bumi karena itu, kemampuan belajar adalah salah satu diantara sekian
banyak nikmat yang diberikan Allah pada manusia.
Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan dari hasil renungan
manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga
menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kendati
tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang belajar,
namun setiap ajaran agama, telah menyinggung bahwa belajar adalah
aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia.
Di dalam Al-quran kata-kata al-ilmu dan sepadanannya digunakan
lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada
Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk
manusia, terdapat dalam surat al-Alaq 1-5:
ù& t�ø%$# ÉΟó™$$ Î/ y7În/u‘ “Ï% ©!$# t, n=y{ ∩⊇∪ t, n=y{ z≈ |¡ΣM}$# ô ÏΒ @, n=tã ∩⊄∪ ù& t�ø%$#
y7š/u‘ uρ ãΠt�ø.F{ $# ∩⊂∪ “Ï% ©!$# zΟ‾=tæ ÉΟn=s)ø9$$ Î/ ∩⊆∪ zΟ‾=tæ z≈ |¡ΣM}$# $ tΒ óΟs9 ÷∩∈∪
Λs>÷ètƒ )� ) ٥-١:ا��
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.
Al-Alaq:1-5) 15
Dari ayat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Allah
menerangkan hendaknya manusia meyakini adanya tuhan pencipta
15 PKPU Op Cit Hlm. 597
manusia dari segumpal darah, selanjutnya untuk memperkokoh
keyakinanya dan memeliharanya agar tidak luntur, hendaklah
melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Sementara, dasar pendidikan dalam Islam seperti dijelaskan dalam
hadits Nabi berikut:
-� -! :��ل ر$+ل ا) * ( ا) " '& و$ # :"! أ�� ه���ة، ��ل
. ?<�+ا= �>+9دا7& و��;9�ا7& و�:�9آ�7&. -+�+د إ12 �+0� " ( ا�/.�ة
�Aل ر�B? :(؟ ��ل ! �� ر$+ل اE�ذ �G� ت�- +� I�أرأ” # ا) أ"
!' .��K آ�7+ا "�-
a. Mufradat
����د� �� : Setiap anak seorang musyrik :و����آ��
jika anak itu mati :أرأ�� �� ��ت dilahirkan : إ�� ����
sebelum itu : ()' ذ�% dalam keadaan fitrah : .#"! ا����ة
lebih tahu : أ#". Kedua orang tuanyalah : -,+�ا*
yang mereka : +0� آ���ا seorang Yahudi : �/��دا�
seorang Nasrani : و�12��ا�3"��# : kerjakan
b. Terjemah Hadits
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”
c. Kandungan Hadits
Dari penjelasan hadis ini, dapat disimpulkan bahwa
lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam
penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga
dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses
pendidikan. Keluarga sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia
mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran
Islam. Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting
dalam proses pendidikan.
Secara lebih khusus, tanggung jawab pendidikan diserahkan
kepada orang tua untuk memberikan corak warna yang dihendaki
terhadap anaknya. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kehidupan
seorang anak pada saat itu benar-benar tergantung pada orang tuanya.
Orang adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar,
oleh karena itu menurut Nabi untuk terbinanya situasi keluarga sakinah
yang bernuansa islami hendaklah menjadikan kriteria agama sebagai
kriteria utama. Untuk mendukung terjalinnya proses tersebut di
perlukan keberadaan kehidupan rumah tangga yang harmonis tentram
penuh kedamaian dan kasih sayang serta suasana demokrasi yang
kondusif dan menjamin kemerdekaan individu untuk berkembang
secara optimal tanpa terbinanya susana kondusif tersebut maka proses
sosialisasi yang dilakukan akan sulit tercapai sesuai dengan yang di
inginkan/dihaarapkan.16
5. Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Pendidikan.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. B.F. Skinner percaya bahwa proses
16Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 136.
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi
pemnguat (reinforcer).
Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychology membatasi
belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan yang pertama, ...acquisition
of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and
experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya,
Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar
ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus.
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat bahwa Learning is a change in organism due to
experience which can effect the organism’s behavior. Belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi pada diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut.
Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai ...any relatively permanent change in an organism’s
behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah
perubahan yang relatif menetap da terjadi dalam segala macam kesukaran
tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.17
C. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir. Affective Domain (Ranah Afektif)
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti
minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Psychomotor Domain
(Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
17 Dikutip dalam Muhuibbin Syah, Op Cit hlm 90
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah:
penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori
dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku
dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai
“pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan”
yang ada pada tingkatan pertama.
1) Domain Kognitif
Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah
pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa kemampuan dan
keterampilan intelektual (kategori 2-6).
a) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.
b) Pemahaman (Comprehension)
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami
gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan
sebagainya.
c) Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam
kondisi kerja.
d) Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi
yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke
dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
e) Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan
mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan.
f) Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria
yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya.
2) Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David
Krathwol.
a) Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan
perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c) Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada
internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke
dalam tingkah laku.
d) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
e) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value
or Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya
sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
3) Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli
lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
a) Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu
gerakan.
b) Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c) Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks
termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d) Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga
tampil dengan meyakinkan dan cakap.
e) Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-
pola gerakan yang kompleks.
f) Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan
dalam berbagai situasi.
g) Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.18
D. Metode Index Card Match
Metode Index Card Match merupakan salah satu bagian dari
komponen pembelajaran kontekstual dalam CTL ( Contextual Teaching And
Learning ) yang merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk
membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka
pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-
harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kebudayaan.
Metode Index Card Match ini dapat diterapkan pada materi-materi
SKI, atau bahkan pada setiap mata pelajaran yang ada di madrasah. Kegiatan
ini dapat dilaksanakan secara individu maupun kelompok kecil, serta pada saat
proses pembelajaran atau pada saat kegiatan terjadwal. Dalam metode ini,
model komunikasi yang digunakan bukan komunikasi satu arah, melainkan
komunikasi banyak arah. Perlu diketahui, bahwa dalam pembelajaran Index
Card Match, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa
sebagai penerima informasi, tetapi peranan guru hanya sebagai pembimbing
dan fasilitator belajar saja. Dengan demikian, materi pembelajaran akan lebih
berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks
kehidupan nyata dan menemukan arti di dalam proses pembelajannya,
sehingga pembelajaran akan diminati dan menyenangkan, di mana siswa akan
lebih aktif, bukan hanya sebagai pengamat pasif.19
a. Kelebihan Metode Index Card Match
1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat dimengerti dan tertanam dalam pikirannya.
18 http://id.wikipedia.org/wiki/ Taksonomi_Bloom. diposting 12032011 20.36 WIB 19www.rasto.wordpress.com. kompetensi-guru. Diakses pada tanggal 04 mei 2009 pukul 19.00
Wib
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri, karena
pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang
sangat terbatas.
b. Kelemahan Metode Index Card Match
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental. Siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh.
2) Pada kelas yang banyak jumlah siswanya, penerapan metode ini akan
banyak menyita waktu, sehingga membutuhkan pembagian waktu yang
tepat.
3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya
lama, maka akan membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu.
4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode ini terlalu berkesan hanya
sebuah permainan.
E. Pembelajaran SKI Melalui Metode Index Card Match
a. Pengertian
Mata pelajaran SKI dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satubagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, menghayati
sejarah Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way Of
Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata pelajaran SKI di
Madrasah ini meliputi: sejarah bangsa Arab pra Islam, sejarah Rasulullah
SAW, dan sejarah Khulafaurrasyiddin. 20
Adapun langkah-langkah penerapan metode Index Card Match
dalam pembelajaran SKI ini adalah sebagai berikut:
20Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah,
Departemen Agama, Jakarta 2004, Hlm 64
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas
dan kertas tersebut dibagi dalam dua kelompok
2) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya
pada potongan kertas yang sudah dipersiapkan. Setiap kertas satu
pertanyaan.
3) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat.
4) Kocoklah semua kertas tersebut hingga akan tercampur antara soal
dan jawaban.
5) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktivitas
yang dilakukan berpasangan,. Sebagian peserta akan mendapatkan
soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
6) Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah ada yang
menemukan pasanganya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
7) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan bergantian membacakan soal
yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainya.
Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasanganya.demikian
seterusnya.
8) Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut.21
b. Tujuan dan Fungsi
1) Tujuan
a) Memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan
Islam kepada peserta didik.
b) Mengambil ibrah (contoh/perumpamaan), nilai dan makna yang
terdapat dalam sejarah Islam.
21Ismail SM M.Ag Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Rasail Media Group,
Semarang, 2009 Hlm 81
c) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
berakhlaq mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada.
d) Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadianya
berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian
yang luhur.22
2) Fungsi
a) Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan
menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Fungsi Keilmuan
Melalui sejarah, peserta didik memperoleh pengetahuan yang
memadai tentang Islam dan kebudayaanya.
c) Fugsi Transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam
rancang transformasi masyarakat.
c. Ruang Lingkup
Dalam kurikulum ini, SKI dipahami sebagai rangkaian searah
tentang agama Islam dan kebudayaan (History of Islam and Islamic
Culture). Oleh karena itu kurikulum ini tidak hanya menampilkan sejarah
kekuasaan atau sejarah raja-raja, tetapi juga akan diangkat sejarah
perkembangan ilmu agama, sains dan teknologi dalam Islam. Aktor
sejarah yang diangkat meliputi Nabi, sahabat dan khalifah, ulama,
intelektual dan filosuf. Faktor-faktor sosial dimunculkan guna
menyempurnakan pengetahuan peserta didik tentang SKI.
Kurikulum SKI dirancang secara sistematis berdasarkan peristiwa
dan periode sejarah yang ada sebagai berikut:
1) Ditingkat MI dikaji tentang sejarah Arab pra Islam, sejarah
Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyiddin.
22
Dirjen Kelembagaan Agama Islam , Ibid
2) Ditingkat MTs dikaji tentang Dinasti Umayyah, Abbasiyah, dan
Ayyubiyah.
3) Ditingkat MA dikaji tentang sejarah peradaban Islam di Andalusia,
gerakan pembaharuan di dunia Islam dan perkembangan Islam di
Indonesia.
d. Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran SKI berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh
pembelajaran di MI. Kemampuan ini berorientasi pada aspek afektif
dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan
yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan
penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di tingkat MI,
yaitu:
1) Kemampuan mengenal, mengidentifikasi sejarah masyarakat Arab
pra Islam, sejarah kelahiran dan sejarah kerasulan Nabi
Muhammad SAW serta dapat mengambil ibrahnya.
2) Kemampuan mengenal, meneladani dakwah Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya serta mengenal kepribadianya,
mengidentifikasi peristiwa Isra’ Mi’raj , peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAW ke Thaif, dan dapat mengambil hikmah serta
meneladani kesabaranya.
3) Kemampuan mengenal, mengidentifikasi peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAW ke madinah, dapat mengambil hikmah dan
meneladani kesabaranya, keperwiraanya dan peristiwa Fatkhu
Makkah, serta menghayati peristiwa wafatnya Rasulullah SAW.
4) Kemampuan mengidentifikasi dan meneladani nilai-nilai positif
sejarah Khulafaurrasyiddin.23
e. Pendekatan Pembelajaran
23 Ibid, Hlm 65
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi:
1) Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT.
2) Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekan
dan merasakan hasil-hasil pengamalan dalam kehidupan sehari-
hari, sebagaimana yang dilakukan Nabi, sahabatnya dan para
ulama.
3) Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan
sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam yang
dicontohkan Nabi, sahabatnya dan para ulama.
4) Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran SKI dengan pendekatan yang memfungsikan rasio
peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah
dipahami dengan penalaran.
5) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik
dalam menghayati berbagai peristiwa dalam sejarah Islam sehingga
lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.
6) Fungsional, memberikan materi SKI yang memberikan manfaat
nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
7) Keteladanan, yaitu pendidikan yang menenpatkan dan memerankan
guru serta komponen madrasah lainya sebagai teladan dan
cerminan bagi individu yang meneladani Nabi, sahabatnya dan para
ulama.24
F. Materi Pokok Fatkhu Makkah
Standar kompetensi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pokok
bahasan Fatkhu Makkah, yang membahas tentang sejarah penaklukan kota
Makkah yang merupakan pusat kekuasaan kaum kafir Quraisy oleh pasukan
muslim dibawah pimpinan Rasulullah SAW setelah mengalami perjuangan
24 Ibid, Hlm 66
menegakkan dan mensyiarkan agama Islam ke penjuru dunia selama puluhan
tahun yang pada masa awal perjuanganya memaksa beliau hijrah ke Madinah,
yang berkaitan erat dengan turunya surat An Nashr ayat 1-3.
Adapun Asbabun Nuzul turunya surat tersebut adalah sebagi berikut:
Imam Abdur Razzaq di dalam kitab Mushannaf mengetengahkan sebuah hadis
melalui Mu'ammar, yang ia terima dari Zuhri. Zuhri menceritakan bahwa
ketika Rasulullah saw. memasuki kota Mekah pada tahun kemenangan itu,
lalu Rasulullah mengirimkan Khalid bin Walid sebagai panglima perang.
Akhirnya Khalid bin Walid bersama dengan pasukan yang dipimpinnya
bertempur melawan barisan pasukan orang-orang Quraisy di daerah rendah
kota Mekah, sehingga Allah membuat pasukan Quraisy itu kalah dan
memenangkan pasukan Khalid bin Walid. Kemudian Nabi SAW.
memerintahkan kepada orang-orang Quraisy itu supaya meletakkan
senjatanya, lalu beliau memaafkan mereka. Akhirnya mereka memasuki
agama Islam secara berbondong-bondong. Dan pada saat itu juga Allah
menurunkan firman-Nya:25
#sŒ Î) u !$ y_ ã� óÁ tΡ «!$# ßx÷Gx�ø9 $#uρ ∩⊇∪ |M ÷ƒ r& u‘uρ } $ ¨Ψ9$# šχθè=ä{ô‰tƒ ’ Îû ǃϊ «!$# % [`# uθøùr&
∩⊄∪ ôxÎm7 |¡sù ωôϑpt¿2 y7 În/u‘ çνö� Ï�øótGó™$#uρ 4 …çµ‾ΡÎ) tβ% Ÿ2 $R/# §θ s? ∩⊂∪
1. Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, 2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-
bondong, 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu
hipotesis tindakan sebagai berikut : Melalui pembelajaran Index Card Match
dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam tentang materi
25Al Imam Jalaluddin As Suyuti, Riwayat Turunya Ayat-ayat Suci Al quran (Terjemahan Asbabun
Nuzul), Darul Ihya, Surabaya, 1986, Hlm. 672
fatkhu Makkah bagi siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
Kembaran Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, mulai bulan November
sampai dengan bulan Desember 2010. Pelaksanaan penelitian dilakukan
pada hari-hari efektif sesuai dengan jadual jam pelajaran.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
Candimulyo Magelang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam khususnya pada kompetensi dasar Fatkhu Makkah
B. Subyek Penelitian
Pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Marhaban mengambil subjek kelas VI dengan jumlah 35 siswa
terdiri dari 18 laki-laki dan 17 perempuan. Adapun dari 35 siswa, 8 siswa
termasuk siswa yang berkemampuan lebih, 18 siswa berkemampuan sedang
dan 9 siswa berkemampuan kurang. Penelitian dilaksanakan pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam semester genap dengan materi Fatkhu
Makkah.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek
penelitian. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis.
Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi
Fatkhu Makkah.
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini observasi yang
dilakukan adalah untuk memperoleh data tentang situasi, proses
pembelajaran dan letak geografis MI Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Marhaban.
2. Tes
Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan setelah
implementasi tindakan. Seperangkat tes ini berupa pre-test dan post-test
yang digunakan untuk mengukur kamampuan atau prestasi siswa, yang
dilakukan melalui ulangan yang dibuat sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan meminta pertimbangan teman sejawat agar
memenuhi validitas isi. Ulangan harian diberikan setiap satu siklus selesai.
Soal ulangan harian berbentuk essay.
3. Interview
Secara sederhana interview diartikan sebagai alat pengumpul data dengan
mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan sumber
informasi.
E. Analisis Data
Analisis data diambilkan dari nilai yang diperoleh dari ulangan harian
dan lembar observasi. Selanjutnya, data dari masing-masing siklus dibuat
dalam tabel sehingga akan terlihat secara keseluruhan. Analisa data untuk
tujuan tindakan dilakukan dengan membandingkan isi catatan yang dilakukan
kolaborator (guru pengampu) dan peneliti dengan harapan unsur
kesubyektifitasan dapat dikurangi.
Data yang disajikan berasal dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa
dalam mengikuti tes disetiap siklusnya, dari hasil tersebut maka akan diamati
dan ditarik kesimpulan tentang keberhasilan guru dalam mengajar
menggunakan metode yang diterapkan, apakah pembelajaran yang
dilaksanakan sudah mencapai target pencapaian sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh madrasah atau belum.
Jika dalam putaran siklus diproleh hasil yang belum memenuhi target, maka
akan dibenahi dalam putaran siklus selanjutnya sampai diperoleh hasil yang
maksimal.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif prosentase untuk menghitung prosentase ketuntasan
belajar yang menggunakan rumus:
� �∑ Siswa yang tuntas belajar
∑ Jumlah siswa � 100 %
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini
terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Siklus I
Pengamatan
perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Perencanaan
Siklus III
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pelakasanaan Refleksi
Pelakasanaan Refleksi
Siklus Selanjutnya
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan :
1. Penyusunan rencana pela,ksanaan pembelajaran (RPP).
2. Penyiapan skenario pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting), terdiri dari kegiatan :
1) Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Index
card Match Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang pembelajaran Index card Match
2) Memodelkan strategi dan Iangkah-langkah pembelajaran Index
card Match.
3) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran
4) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran dan
mencatat hal-hal yang penting.
c. Pengamatan (observing). yaitu mengamati proses pembeiajaran dan
menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil
tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil
tindakan pada siklus I
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan :
1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Penyiapan skenario pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting), terdiri dari kegiatan :
1) Pelaksanaan program pembeiajaran sesuai dengan jadwal.
2) Proses pembelajaran dengan menerapkan pembeiajaran Index
card Match pada kompetensi dasar mengenal Fatkhu Makkah.
3) Secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran Index
card Match.
4) Memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran Index
card Match.
5) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran.
6) Mengadakan tes tertulis
7) Penilaian hasil tes tertulis.
c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan
menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut
digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan
pada siklus II.
G. Indikator Keberhasilan
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti
menetapkan indikator keberhasilan dari penerapan metode Index card Match
pada mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam materi pokok Fatkhu
Makkah. Indikator tersebut sebagai kerangka apakah penerapan metode
pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil memenuhi target peningkatan
hasil belajar atau tidak. Indikator keberhasilan tersebut adalah jika:
a. Prestasi belajar siswa, dalam hal ini nilai yang dicapai pada siklus
kedua, sekurang-kurangnya rata-rata hasil belajar kelas mencapai 7,50
dan ketuntasan klasikal 75 %.
b. Aktifitas belajar siswa dikelas rnencapai 60 % dari aktifitas siswa yang
masuk daftar pengamatan sebelumnya.
c. Tidak ada keluhan dari siswa yang merasa tidak nyaman ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode tersebut sampai
dengan 20% dari jumlah siswa responden.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
Berdasarkan hipotesis tindakan, maka guru menyusun rencana
perbaikan pembelajaran yang bertujuan agar siswa aktif, paham
terhadap materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. Hal itu dapat berhasil apabila guru selalu berusaha
menggunakan metode Index Card Match, sehingga pembelajaran lebih
efektif. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fatkhu
Makkah. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun
ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tema yang
dipilih dalam siklus I tentang Fatkhu Makkah : pengertian Fatkhu
Makkah dan sebab-sebab terjadinya Fatkhu Makkah. Berdasarkan
tema yang telah dipilih tersebut kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing-
masing RPP diberi alokasi waktu 2 x 35 menit, artinya setiap RPP
disampaikan dalam satu kali tatap muka.
1. Perencanaan perbaikan :
a) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan dengan menggunakan metode Index
Card Match.
b) Menyusun lembar observasi.
c) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada
kegiatan pembelajaran.
d) Menyusun soal evaluasi yang akan dipergunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa.
e) Mengefektifkan penggunaan metode mengajar pada setiap
siklus.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Tindakan pada siklus I dapat di
deskripsikan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Tatap Muka
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi
Fatkhu Makkah. Metode pembelajaran yang digunakan
adalah pernbelajaran Index Card Match dengan panduan
lembar Kerja Siswa (LKS). Adapun Iangkah-langkahnya
sebagai berikut :
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta
dalam kelas dan kertas tersebut dibagi dalam dua
kelompok
2) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada potongan kertas yang sudah
dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.
3) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
4) Kocoklah semua kertas tersebut hingga akan tercampur
antara soal dan jawaban.
5) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini
aktivitas yang dilakukan berpasangan,. Sebagian
peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain
akan mendapatkan jawaban.
6) Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah
ada yang menemukan pasanganya, mintalah mereka
untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka
tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada
teman yang lain.
7) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan suara keres
kepada teman-teman lainya. Selanjutnya soal-soal
tersebut dijawab oleh pasanganya.demikian seterusnya.
8) Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan
serta tindak lanjut.26
b) Suasana Pembelajaran Siklus 1
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus
I, guru tidak lagi mentransfer materi pada siswa, tapi siswa
secara aktif bekerja sarna dalarn kelompok untuk mencari
materi serta mendiskusikannya. Siswa tampak aktif dan
bergairah dalarn pembelajaran.
Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan
bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok
lain dalarn menyelesaikan lembar kerja siswa. Suasana
pembelajaran lebih menyenangkan, nampak semua siswa
bergairah dalam mengikuti pelajaran.
c) Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap
muka setelah selesai diskusi. Kegiatan wawancara
dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa anggota
kelompok. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana perasaan siswa dalarn memahami materi Fatkhu
Makkah dengan menggunakan pembelajaran Index Card
Match ini. Hasil wawancara juga digunakan sebagai bahan
refleksi.
d) Observasi
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan
tatap muka, dalarn hal ini observasi dilakukan oleh 2
observer yaitu guru kelas (teman peneliti) pada Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Marhaban.
26Ismail SM M.Ag Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Rasail Media Group,
Semarang, 2009 Hlm 81
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara
detail keaktifan, kerja sama, kecepatan, dan ketepatan siswa
dalam memahami materi Fatkhu Makkah. Hasil observasi
digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan
tindakan pada siklus II.
3. Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti,
ditemukan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran
siklus I, diantaranya:
a) Penjelasan guru terlalu cepat
b) Siswa kurang memahami langkah-langkah dalam
melakukan penerapan metode
c) Belum semua siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi, guru memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pada siklus ke dua sebagai berikut:
a) Guru akan menjelaskan lebih pelan
b) Guru akan memdemonstrasikan lebih detail tentang
pelaksanaan metode Index Card Match.
c) Sebaran pertanyaan akan diusahakan lebih merata,
sehingga semua siswa bisa ikut aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Pendahuluan
a) Apersepsi guru membuka pelajaran dengan memotivasi dan
mengaitkan pelajaran yang lalu dengan mengajukan
pertanyaan tentang sekitar materi pelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk menjawab. Guru memberikan pujian
kepada siswa yang menjawab dengan benar.
b) Guru memberikan gambaran materi yang akan dibahas.
Secara umum siswa memperhatikan.
2) Kegiatan Inti
1) Potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan
kertas tersebut dibagi dalam dua kelompok
2) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada potongan kertas yang sudah dipersiapkan.
Setiap kertas satu pertanyaan.
3) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
4) Kocoklah semua kertas tersebut hingga akan tercampur
antara soal dan jawaban.
5) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini
aktivitas yang dilakukan berpasangan,. Sebagian peserta akan
mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan
jawaban.
6) Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah ada
yang menemukan pasanganya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
7) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan suara keres kepada
teman-teman lainya. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab
oleh pasanganya.demikian seterusnya.
8) Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut.
3) Penutup
a) Guru menyimpulkan tentang materi tersebut
b) Guru memberikan pekerjaan rumah
c. Pengamatan
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM)
berdasarkan RPP, peneliti mencatat beberapa kejadian penting, antara
lain jumlah siswa yang terlalu banyak dalam kelas sehingga perlu
segera diatasi supaya tidak ribut.
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KMB)
berdasarkan skenario rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
keributan kelas mulai berkurang, dan kondisi mulai tenang.
Berikut ini hasil peneliti dan teman sejawat mengenai keaktifan
siswa:
Tabel 1 :
Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran siklus 1
No Aspek yang diamati Jumlah
Siswa %
1. Cepat menyiapkan alat peraga 27 77,14
2. Memperhatikan penjelasan guru dengan serius 31 88,57
3. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias
35 100
4. Mencatat dan merangkum materi 33 94,28
d. Hasil Belajar Siswa
Peneliti menetapkan ketuntasan minimal 75, artinya siswa
dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 75 atau lebih. Secara
klasikal dikatakan tuntas telah 80 %.
Setelah dilakukan penelitian di akhir pembelajaran pada siklus 1,
hasilnya belum memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti
karena masih ada beberapa siswa yang belum mencapai tuntas
minimal, sehingga tuntas belajar klasikal juga belum tercapai.
Perbandingan nilai sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran
siklus 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 2 :
Perbandingan nilai siswa sebelum dan sesudah perbaikan siklus 1
Nilai Sebelum Perbaikan Nilai Sesudah Perbaikan
No Nilai Frekuensi No Nilai Frekuensi
1 40 1 1 40 1
2 45 - 2 45 -
3 50 4 3 50 1
4 55 1 4 55 -
5 60 5 5 60 -
6 65 - 6 65 4
7 70 12 7 70 4
8 75 - 8 75 5
9 80 2 9 80 7
10 85 5 10 85 2
11 90 3 11 90 6
12 95 2 12 95 3
13 100 - 13 100 2
JUMLAH 35 JUMLAH 35
Nilai sebelum dan sesudah perbaikan apabila ditampilkan dalam
grafik adalah sebagai berikut :
e. Ketuntasan
1) Individu
Banyak siswa
Siswa yang telah tuntas
Prosentase
Siswa yang belum tuntas
Persentase siswa belum tuntas
2) Klasikal
Secara klasikal dinyatakan belum tuntas karena nilai tuntas masih
82,86 %.
0
2
4
6
8
10
12
40
Jum
lah
Sis
wa
Ketuntasan belajar Berdasarkan Data Hasil Penilaian Siklus 1
Individu
Banyak siswa = 35 siswa
Siswa yang telah tuntas = 25 siswa
Prosentase siswa tuntas belajar = %10035
25=x
Siswa yang belum tuntas = 10 siswa
Persentase siswa belum tuntas = %10035
10=x
Klasikal
Secara klasikal dinyatakan belum tuntas karena nilai tuntas masih
82,86 %.
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Nilai
belajar Berdasarkan Data Hasil Penilaian Siklus 1
%43,71=
%57,28=
Secara klasikal dinyatakan belum tuntas karena nilai tuntas masih
SebelumSesudah
f. Refleksi
Pada perbaikan pembelajaran siklus 1 ini masih ada 10 siswa
(28,57%) yang belum tuntas belajar, siswa yang sudah tuntas belajar
ada 25 siswa (71,43%). Jadi masih kurang dari 80%. Berarti pada
perbaikan pembelajaran siklus 1 belum tuntas secara klasikal.
Dalam penelitian pembelajaran ini, meskipun belum tuntas
secara klasikal namun sudah tampak adanya peningkatan semangat
dan keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. Menurut pengamat
semua siswa merasa cocok dan senang dengan metode Index Card
Match.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
a. Perencanaan
1) Rencana Kegiatan
Pada siklus ke dua ini guru membuat rencana perbaikan
pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari seklus pertama. Pada
siklus kedua ini guru merencanakan akan melaksanakan perbaikan
dengan lebih mengaktifkan siswa, guru juga akan mengusahakan
untuk memberikan penjelasan lebih pelan, serta berusaha untuk
lebih menyebarkan pertanyaan kepada siswa.
2) Pelaksanaan tatap muka
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan peta
konsep. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Guru memberikan evaluasi atas kegiatan pembelajaran
pada siklus I.
b) Guru mernberikan motivasi pentuingnya setrategi
menggaris bawahi dalam pembuatan peta konsep.
c) Guru melatih siswa untuk menerapkan setrategi belajar
menggarisbawahi dan membuat peta konsep secara
mandiri.
d) Mengevaluasi tugas latihan dan membuat peta konsep.
e) Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran.
f) Guru memberikan evaluasi dengan tes.
g) Guru menilai hasil evaluasi
b. Pelaksanaan
1) Pendahuluan
a) Apersepsi guru membuka pelajaran dengan memotivasi dan
mengaitkan pelajaran yang lalu dengan mengajukan pertanyaan
tentang sekitar materi pelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk
menjawab. Guru memberikan pujian kepada siswa yang
menjawab dengan benar.
b) Guru memberikan gambaran materi yang akan dibahas. Secara
umum siswa memperhatikan.
2) Kegiatan Inti
a) Potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan
kertas tersebut dibagi dalam dua kelompok
b) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada potongan kertas yang sudah dipersiapkan.
Setiap kertas satu pertanyaan.
c) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
d) Kocoklah semua kertas tersebut hingga akan tercampur antara
soal dan jawaban.
e) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktivitas
yang dilakukan berpasangan,. Sebagian peserta akan
mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan
jawaban.
f) Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah ada
yang menemukan pasanganya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
g) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan bergantian membacakan
soal yang diperoleh dengan suara keres kepada teman-teman
lainya. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh
pasanganya.demikian seterusnya.
h) Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut.
3) Penutup
a) Guru menyimpulkan tentang materi tersebut
b) Guru memberikan pekerjaan rumah
c. Pengamatan
Dari lembar observasi dapat diketahui bahwa hasil penelitian
masalah siklus 2 ini sudah baik daripada perbaikan pembelajaran
siklus 1. Siswa sudah aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa
semangat antusias mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Berikut ini hasil peneliti dan teman sejawat mengenai keaktifan
siswa:
Tabel 1 :
Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran Siklus II
No Aspek yang diamati Jumlah
Siswa %
1. Cepat menyiapkan alat peraga 33 91,42
2. Memperhatikan penjelasan guru dengan serius
33 94,28
3. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias
35 100
4. Mencatat dan merangkum materi 35 100
d. Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan tes atau penilaian di akhir pembelajaran,
sudah ada peningkatan belajar siswa, dengan adanya perolehan nilai
yang lebih baik dibandingkan pada pembalajaran siklus 1.
Tabel 2 :
Perbandingan nilai siswa sebelum dan sesudah perbaikan siklus II
Nilai Sebelum Perbaikan Siklus I Nilai Sesudah Perbaikan
No Nilai Frekuensi No Nilai Frekuensi
1 40 1 1 40 -
2 45 - 2 45 -
3 50 1 3 50 -
4 55 - 4 55 -
5 60 - 5 60 2
6 65 4 6 65 -
7 70 4 7 70 5
8 75 5 8 75 8
9 80 7 9 80 8
10 85 2 10 85 8
11 90 6 11 90 2
12 95 3 12 95 2
13 100 2 13 100
JUMLAH 35 JUMLAH 35
Nilai sebelum dan sesudah perbaikan apabila ditampilkan dalam
grafik adalah sebagai berikut :
e. Ketuntasan Belajar Berdasarkan data hasil penilaian siklus 2
1) Individu
Banyak siswa
Siswa yang telah
Persentase siswa tuntas belajar
Siswa yang belum tuntas
Persentase siswa belum tuntas
2) Klasikal
Secara klasikal perbaikan pada maslah 1 siklus 2 sudah tuntas
karena sudah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
40
Jum
lah
Sis
wa
Ketuntasan Belajar Berdasarkan data hasil penilaian siklus 2
Individu
Banyak siswa = 35 siswa
Siswa yang telah tuntas = 28 siswa
Persentase siswa tuntas belajar = %10035
28=x
Siswa yang belum tuntas = 7 siswa
Persentase siswa belum tuntas = %10035
7=x
Klasikal
Secara klasikal perbaikan pada maslah 1 siklus 2 sudah tuntas
karena sudah mencapai lebih dari 85% siswa tuntas.
40 50 60 70 80 90 100
Nilai
Ketuntasan Belajar Berdasarkan data hasil penilaian siklus 2
%80=
%20=
Secara klasikal perbaikan pada maslah 1 siklus 2 sudah tuntas
mencapai lebih dari 85% siswa tuntas.
100
Sebelum
Sesudah
f. Refleksi
Pada perbaikan pembelajaran masalah siklus II ini masih ada 7
siswa (20%) yang belum tuntas belajar, siswa yang sudah tuntas
belajar ada 28 siswa (80%). Berarti ini sudah tuntas secara klasikal.
Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini, sudah tuntas
secara klasikal dan sudah Nampak adanya peningkatan semangat dan
keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. Menurut pengamat,
semua siswa sudah cocok dengan metode Index Card Match.
B. Pembahasan dari Setiap siklus
1. Siklus I
Partisipasi siswa dalam pembelajaran agak baik dibandingkan
sebelum dilakukan penilaian perbaikan pembelajaran. Siswa sangat tertarik
dengan metode mengajar guru. Namun ada beberapa siswa yang takut/
belum aktif mengerjakan tugas guru.
Semangat siswa dalam perbaikan pembelajaran masih sangat
rendah banyak siswa yang kurang memperhatikan arahan guru. Dari hasil
penelitian di akhir perbaikan pembelajaran terlihat ada peningkatan
dibandingkan sebelum perbaikan. Namun ada yang belum mencapai
ketuntasan yaitu 10 anak, sehingga secara klasikal hanya mencapai
71,43%. Jadi belum tercapai ketuntasan minimal secara klasikal yaitu
80%.
2. Siklus II
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan dibanding siklus I. Siswa yang aktif dalam pembelajaran
mengalami peningkatan yaitu dari 89,99% menjadi 96,42 %. Berarti ada
kenaikan sebesar 6,435%.
Dari hasil penelitian pada pembelajaran ini terlihat adanya
peningkatan dibandingkan perbaikan pembelajaran sebelumnya. Rata-rata
ketuntasan klasikal 94,29%. Namun ada yang belum tuntas sebanyak 7
(tujuh) siswa (20 %). Ketuntasan klasikal sudah tercapai karena
ketuntasannya sudah lebih dari 80%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya kompetensi dasar Fatkhu
Makkah bagi siswa kelas V Semester II Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Marhaban Kembaran Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2010/2011. Dari hasil penelitian di akhir perbaikan pembelajaran terlihat
ada peningkatan dibandingkan sebelum perbaikan. Namun ada yang belum
mencapai ketuntasan yaitu 10 anak, sehingga secara klasikal hanya
mencapai 71,43%. Jadi belum tercapai ketuntasan minimal secara klasikal
yaitu 80%. Sedangkan pada akhir siklus II Siswa yang aktif dalam
pembelajaran mengalami peningkatan yaitu dari 89,99% menjadi 96,42 %.
Berarti ada kenaikan sebesar 6,435%.
Dari hasil penelitian pada pembelajaran ini terlihat adanya
peningkatan dibandingkan perbaikan pembelajaran sebelumnya. Rata-rata
ketuntasan klasikal 94,29%. Namun ada yang belum tuntas sebanyak 7
(tujuh) siswa (20 %). Ketuntasan klasikal sudah tercapai karena
ketuntasannya sudah lebih dari 80%.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan hasil penelitian di atas, maka
dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan pembelajaran Index
Card Match sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan
hasil belajar kompetensi dasar Fatkhu Makkah. Selain itu guru hendaknya
dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang telah didesain
terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Sholeh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,
Jakarta PT Raja Grafindo Persada,2005
Al-Hikmah, Al-Qur’an Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2006, Cet. 10).
As Suyuti Jalaluddin Al Imam, Riwayat Turunya Ayat-ayat Suci Al quran
(Terjemahan Asbabun Nuzul), Darul Ihya, Surabaya, 1986
Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Madrasah Ibtidaiyah, Departemen Agama, Jakarta 2004
http://www.stainponorogo.ac.id Wednesday, 22:43
http://id.wikipedia.org/wiki/ Taksonomi_Bloom. diposting 12032011 20.36 WIB
http://www.rasto.wordpress.com. kompetensi-guru. Diakses pada tanggal 04 mei
2009 pukul 19.00 WIB
Ismail SM M.Ag Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Rasail
Media Group, Semarang, 2009
Khaerudin, Mahfud Junaedi, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep
dan Implementasinya di Madrasah, Pilar Media, Yogyakarta,
Mel Silberman, Active Learning, diteremahkan: Sarjuli, dkk. (Yogyakarta: Yappendis, 2005) cet. III, hlm. 5
Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung 2008
Nashih Ulwan Abdullah Tarbiyatul Aulad/Pendidikan Anak dalam Islam,., Jilid I,
Bagian Kedua, TT
Nur Uhbiyati Dra.Hj, Ilmu Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung 1997
Hlm.118
Nana Saodih Sukmadinata, Prof. Dr. Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2007
Wina Sanjaya, Dr. M.Pd, Perencanaan dan desain system pembelajaran Kencana
Prenada, Media Jakarta 2008
Lampiran 1.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : V/2
Pertemuan Ke- : 1
Hari/tanggal : Kamis, 25 November 2010
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal peristiwa Fatkhu Makkah
I. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sebab terjadinya Fatkhu Makkah
II. Indikator Menjelaskan sebab-sebab terjadinya Fatkhu Makkah
III. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mangetahui tentang Fatkhu Makkah dan sebab-sebab Fatkhu
Makkah.
2. Siswa melakukan tanya jawab tentang, sebab-sebab Fatkhu Makkah.
3. Siswa menjelaskan Fatkhu Makkah, sebab-sebab Fatkhu Makkah.
IV. Materi Ajar Fatkhu Makkah
V. Metode Belajar Metode Index Card Match
VI. Sumber Belajar 1. Peta Jazirah Arab
2. Buku Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 3 untuk kelas V Madrasah
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmalah dan berdoa bersama.
2. Guru mendata kehadiran siswa-siswanya
3. Guru memulai dengan mendiskusikan peraturan-peraturan yang akan
disepakati.
B. Kegiatan Inti 9) Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
metode Index Card Match.
10) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan
kertas tersebut dibagi dalam dua kelompok
11) Kocoklah semua kertas tersebut hingga akan tercampur antara soal
dan jawaban.
12) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktivitas yang
dilakukan berpasangan,. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan
sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
13) Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah ada yang
menemukan pasanganya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
14) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
mintalah setiap pasangan bergantian membacakan soal yang diperoleh
dengan suara keras kepada teman-teman lainya. Selanjutnya soal-soal
tersebut dijawab oleh pasanganya.
15) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran dan mencatat
hal-hal yang penting.
16) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.
17) Guru menilai hasil evaluasi.
18) Guru memberikan tindak lanjut.
C. Kegiatan Akhir (Penutup) 1. Siswa membuat kesimpulan tentang Fatkhu Makkah, sebab-sebab
Fatkhu Makkah, yang terkandung di dalam setiap peristiwa itu.
2. Guru meminta siswa mengulang materi pelajaran yang baru
diberikandi rumah masing-masing.
3. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa
bersama-sama.
VIII. Penilaian Guru memberikan beberapa soal tertulis untuk menukur kemampuan pemahaman siswa.
Mengetahui
Guru Sejarah Kebudayaan Islam Kepala Sekolah
Ngatomo Hunti Maulida
NIP. NIP.
Lampiran 1.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : V/2
Pertemuan Ke- : 2
Hari/tanggal : Kamis, 1 Desember 2010
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal peristiwa Fatkhu Makkah
I. Kompetensi Dasar
Mengambil ibrah dari peristiwa Fatkhu Makkah
II. Indikator
Manyebutkan hikmah dibalik peristiwa Fatkhu Makkah
III. Tujuan Pembelajaran
Siswa menemukan hikmah di balik peristiwa Fatkhu Makkah.
IV. Materi Ajar
Fatkhu Makkah
V. Metode Belajar
Metode Index Card Match
VI. Sumber Belajar
1. Peta Jazirah Arab
2. Buku Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 3 untuk kelas V Madrasah
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmalah dan berdoa bersama.
2. Guru mendata kehadiran siswa-siswanya
3. Guru menanyakan secara sekilas kepada siswa pelajaran yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya
B. Kegiatan Inti
1. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang metode
Index Card Match.
2. Kocoklah semua kertas kartu hingga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
3. Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktivitas yang
dilakukan berpasangan, Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan
sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
4. Mintalah peserta untuk mencari pasanganya. Jika sudah ada yang
menemukan pasanganya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
5. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
mintalah setiap pasangan bergantian membacakan soal yang diperoleh
dengan suara keras kepada teman-teman lainya. Selanjutnya soal-soal
tersebut dijawab oleh pasanganya.
6. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran dan mencatat
hal-hal yang penting.
7. Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.
8. Guru menilai hasil evaluasi.
9. Guru memberikan tindak lanjut.
C. Kegiatan Akhir (Penutup)
1. Siswa membuat kesimpulan tentang hikmah yang terkandung di dalam
setiap peristiwa itu.
2. Guru memberikan evaluasi dengan tes.
3. Guru menilai hasil evaluasi
4. Guru meminta siswa mengulang materi pelajaran yang baru diberikan
di rumah masing-masing.
5. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa
bersama-sama.
VIII. Penilaian
Guru memberikan beberapa soal tertulis sesuai dengan kemampuan siswa.
Mengetahui
Guru Sejarah Kebudayaan Islam Kepala Sekolah
Ngatomo Hunti Maulida
NIP. NIP.
Lampiran 2
DAFTAR SISWA RESPONDEN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS MI MIFTAHUL MARHABAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No Nama Nomor Induk Alamat 1 Ahmad Insan Prayoga 516 Kembaran Candimulyo 2 Aat zaki mubarok 517 Kembaran Candimulyo 3 Ahmad Musyafak 518 Kembaran Candimulyo
4 Adip Khoirul Ihsan 519 Kembaran Candimulyo
5 Divla Fadila Rahma 520 Kembaran Candimulyo
6 Dwi Kumoro Asih 521 Kembaran Candimulyo
7 Chika Meitri Adelia 522 Kembaran Candimulyo
8 Ervin Prastyo 523 Kembaran Candimulyo
9 Firmansyah Ody Setiawan 524 Kembaran Candimulyo
10 Himatun Aufa Ulya 525 Kembaran Candimulyo
11 Indriyani Chasanah 526 Kembaran Candimulyo
12 Iin Nuraeni 527 Kembaran Candimulyo
13 Khasan Nurrohman 528 Kembaran Candimulyo
14 Lu’luul Muanah 529 Kembaran Candimulyo
15 Muhammad Ifan Pratama 530 Kembaran Candimulyo
16 Muhammad Arif Miftahudin 531 Kembaran Candimulyo
17 Maysaroh 532 Kembaran Candimulyo
18 Muhammad Suhan Abiyu 533 Kembaran Candimulyo
19 Muhammad Fahrudin 534 Kembaran Candimulyo
20 Nanang Maulana 535 Kembaran Candimulyo
21 Ning Rahayu 536 Kembaran Candimulyo
22 Nanda Muhammad Hutama 537 Kembaran Candimulyo
23 Nuryo Sarmono 538 Kembaran Candimulyo
24 Rahayu Munifaturrohmah 539 Kembaran Candimulyo
25 Rukemi 540 Kembaran Candimulyo
26 Ririn Susanti 541 Kembaran Candimulyo
27 Septi Damayanti 542 Kembaran Candimulyo
28 Sanida 543 Kembaran Candimulyo
29 Selvi Meta Puspitasari 544 Kembaran Candimulyo
30 Siti Khoiriyah 545 Kembaran Candimulyo
31 Surya Ningsih 546 Kembaran Candimulyo
32 Wahyu Malik Nugroho 547 Kembaran Candimulyo
33 Wahyu Romadhon 548 Kembaran Candimulyo
34 Zazid Alfiansyah 549 Kembaran Candimulyo
35 Zaenal Mustofa 550 Kembaran Candimulyo
Peneliti Guru Kelas V
Ngatomo Muntiyati, A.Ma
NIP. NIP.
Lampiran 3.1
DRAF WAWANCARA
Nara Sumber : Hunti Maulida
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
1. Apakah guru sudah menerapkan metode pembelajaran dan pengelolaan kelas
dengan menerapkan prinsip PAIKEM ?
2. Sejauhmana keberhasilan guru mengelola kelas?
3. Tipe pengajar seperti apa yang diharapkan Kepala Madrasah dari guru
pengajar ?
4. Bagaimana komunikasi Kepala Madrasah dengan guru kelas ?
5. Adakah faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan proses
belajar mengajar ?
6. Usaha- usaha apa yang dilakukan Kepala Madrasah dan guru kelas dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?
7. Apakah bapak sering mengadakan supervisi terhadap kegiatan belajar
mengajar ?
8. Bagaimana komunikasi Madrasah dengan Masyarakat?
9. Apakah visi, misi dan tujuan madrasah disosialisasikan kepada warga
madrasah?
10. Bagaimana penerapan kurikulum dan evaluasi madrasah selama ini?
Lampiran 3.2
DRAF WAWANCARA
Nara Sumber : Sufyan Sauri
Ketua Komite Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
1. Bagaimana sejarah pendirian Madrasah?
2. Bagaimana komunikasi Madrasah dengan masyarakat ?
3. Apakah guru sudah melaksanakan pembelajaran dan pengelolaan kelas
sesuai dengan harapan masyarakat ?
4. Sejauhmana keberhasilan guru mengelola madrasah?
5. Tipe pengajar seperti apa yang diharapkan Komite Madrasah dari guru
pengajar ?
6. Adakah faktor yang mendukung dan menghambat komunikasi komite
dengan madrasah ?
7. Usaha- usaha apa yang dilakukan Komite Madrasah dan guru kelas dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?
8. Apakah bapak sering mengadakan supervisi terhadap kegiatan belajar
mengajar ?
9. Bagaimana kesan madrasah dalam penilaian masyarakat selama ini?
10. Apa harapan masyarakat dari Madrasah?
Lampiran 4.1
HASIL WAWANCARA
Nara Sumber: Hunti Maulida
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
1. Belum semua guru dan belum semua metode diterapkan, hanya kadang secara tidak sadar mereka telah melakukan itu.
2. Cukup berhasil, dibuktikan dengan jumlah siswa yang naik kelas 3. Bisa membimbing anak didik menghadapi kelas selanjutnya, inovatif,
disiplin, menjaga etika dan mamatuhi paraturan yang telah disepakati. 4. Cukup komunikatif karena setiap permasalahan dipecahkan dengan jalan
musyawarah 5. Yang mendukung banyak, tetapi beberapa yang menghambat diantaranya
adalah fasilitas dan kreatifitas guru kelas yang belum memenuhi harapan saya.
6. Mencari pemahaman baru tentang metode mengajar dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan semaksimal mungkin.
7. Belum secara rutin, hanya desaat saya ada waktu luang untuk masuk kelas tersebut.
8. Sangat komunikatif dengan wali murid, akan tetapi masih kurang ketika dehadapkan pada warga sekitar.
9. Ya 10. Kurikulum pendidikan dasar kami menerapkan sistem semesteran yang
membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi dua bagian waktu yang
masing-masing disebut semesteran. Jumalah hari belajar yang efektif dalam
satu tahun ajaran adalah sekurang-kurangnya 240 hari, termasuk di dalamnya
waktu bagi penyelenggaraan penilaian kegiatan, kemajuan dan hasil belajar
siswa. Jumlah minggu efektif dalam satu tahun minimal 36, beban belajar
setiap minggu 49 jam pelajaran, lama satu jam pelajaran 40 menit.
Peneliti Kepala Madrasah
Ngatomo Hunti Maulida
NIP.
Lampiran 4.2
HASIL WAWANCARA
Nara Sumber: Sufyan Sauri
Ketua Komite Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban
1. MI Miftahul Marhaban adalah lembaga pendidikan Maarif, yang didirikan oleh
Sejumlah tokoh masyarakat bersama-sama warga desa Kembaran, latar belakang
didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Marhaban Kembaran ini adalah dalam
rangka mencerdaskan kehidupan umat manusia, maka dibutuhkan pendidikan,
beralamatkan di Kembaran Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Propinsi
Jawa Tengah, Kode pos 56191
2. Kami sudah menyatu seperti keluarga, bahkan sampai dengan saat diantara kami ada
yang punya hajat, yang lain ikut merasakan.
3. Kalau dikelas kami tidak paham, yang kami ketahui bapak ibu guru MI sudah
melaksanakan proses pembelajaran yang bagus.
4. Kurang tahu
5. Guru yang bisa membaur dengan masyarakat dan bisa mendidik anak dengan
pengetahuan yang beragam.
6. Hanya waktunya saja yang kadang memaksa untuk tidak bisa berkomunikasi.
7. Bermusyawarah.
8. Belum pernah
9. Bagus, kadang juga membuat kami bangga jika anak-anak pergi berlomba, entah
menang atau tidak.
10. Madrasah bisa terus maju.
Peneliti Komite Madrasah
Ngatomo Sufyan Sorri
Lampiran 5
PEDOMAN OBSERVASI
1. Latar belakang pendirian MI Miftahul Marhaban
2. Sejarah berdirinya MI Miftahul Marhaban
3. Visi, Misi dan Tujuan MI Miftahul Marhaban
4. Struktur organisasi MI Miftahul Marhaban
5. Keberadaan guru, karyawan dan siswa
6. Sarana prasarana MI Miftahul Marhaban
7. Cara mengajar guru kelas
8. Kondisi kelas saat berlangsungnya proses pembelajaran
9. Keberhasilan guru dalam mengelola kelas
10. Sistem penilaian dan hasil tes pembelajaran siswa
Lampiran 6.1
INSTRUMEN PENGAMATAN
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI POKOK FATKHU MAKKAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL MARHABAN KEMBARAN CANDIMULYO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama praktikan yang diamati : Ngatomo
Satuan Pendidikan/Kelas : MI Miftahul Marhaban / Kelas V
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok Bahasan : Fatkhu Makkah
Hari/Tanggal : Senin, 22 November 2010
Jam Pelajaran ke : 5-6
Jumlah Siswa Hadir : 35 anak
No Aspek yang diamati pada siswa Ya Tidak 1 Tanggap dengan instruksi perintah guru 2 Kecepatan memahami metode pembelajaran 3 Kegiatan pembelajaran dimulai dengan tertib 4 Mengajukan pertanyaan terhadap kasus yang tidak dipahami 5 Adanya kesimpulan diakhir pelajaran 6 Ketepatan jawaban 7 Cepat menyiapkan alat peraga 8 Memperhatikan penjelasan guru dengan serius 9 Mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias 10 Mencatat dan merangkum materi
Pengamat
Muntiyati, A.Ma
NIP.
Lampiran 6.2
INSTRUMEN PENGAMATAN
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI POKOK FATKHU MAKKAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL MARHABAN KEMBARAN CANDIMULYO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama praktikan yang diamati : Ngatomo
Satuan Pendidikan/Kelas : MI Miftahul Marhaban / Kelas V
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok Bahasan : Fatkhu Makkah
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Desember 2010
Jam Pelajaran ke : 5-6
Jumlah Siswa Hadir : 35 anak
No Aspek yang diamati pada siswa Ya Tidak 1 Tanggap dengan instruksi perintah guru 2 Kecepatan memahami metode pembelajaran 3 Kegiatan pembelajaran dimulai dengan tertib 4 Mengajukan pertanyaan terhadap kasus yang tidak dipahami 5 Adanya kesimpulan diakhir pelajaran 6 Ketepatan jawaban 7 Cepat menyiapkan alat peraga 8 Memperhatikan penjelasan guru dengan serius 9 Mengerjakan tugas yang diberikan dengan antusias 10 Mencatat dan merangkum materi
Pengamat
Muntiyati, A.Ma
NIP.
Lampiran 7.1 Latihan Soal Siklus Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan benar!
1. Masa perjanjian Hudaibiyah merupakan masa…
2. Raja yang membunuh utusan Rasulullah SAW adalah raja…
3. Setelah adanya perjanjian Hudaibiyah, kaum Quraisy bersekutu dengan…
4. Salah satu syarat yang diajukan Nabi Muhammad SAW terhadap pihak
Quraisy akibat serangan Bani Bakar terhadap Bani Khuzaah adalah…
5. Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berusaha membocorkan
persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Makkah adalah…
6. Jumlah pasukan kaum muslimin saat menaklukan Makkah adalah…
7. Setelah kaum Muslimin memasuki Makkah, sikap Abu Sufyan adalah…
8. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang masuk ke rumah
Abu Sufyan ia akan…”
9. Pada waktu fatkhu Makkah, disekitar Ka’bah terdapat banyak…
10. Dalam khutbah haji Wada’, Nabi SAW memerintahkan kaum muslimin
agar berpegang teguh pada…
11. Ayat Al quran yang menjelaskan bahwa peristiwa Fatkhu Makkah
merupakan datangnya kebenaran dan lenyapnya kebathilan adalah…
12. Sikap Nabi Muhammad SAW terhadap penduduk Makkah adalah…
13. Pemimpin pasukan kafir pada perang Hunain adalah…
14. Jumlah pasukan kaum muslimin dalam perang Hunain adalah…
15. Dalam perang Hunain, pasukan terdepan kaum muslimin adalah dari
suku…
16. Setelah kalah dalam perang Hunain, kaum musyrikin melarikan diri ke…
17. Heraklius adalah Kaisar…
18. Seorang muslim yang tidak mengikuti perang tabuk tanpa alasan yang
jelas adalah…
19. Tahun perutusan terjadi pada…
20. Salah satu faktor yang memudahkan kaum muslimin menaklukan Makkah
adalah…
Lampiran 7.2
KARTU INDEX CARD MATCH
Materi Fatkhu Makkah Kelas V MI Miftahul Marhaban
Masa perjanjian Hudaibiyah merupakan masa…
Perdamaian
Raja yang membunuh utusan Rasulullah SAW adalah raja…
Ghassan
Setelah adanya perjanjian Hudaibiyah, kaum Quraisy bersekutu dengan…
Bani Bakar
Salah satu syarat yang diajukan Nabi Muhammad SAW terhadap pihak Quraisy akibat serangan Bani Bakar terhadap Bani
Khuzaah adalah…
Makkah harus dibebaskan
Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berusaha membocorkan persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Makkah
adalah…
Hatib bib Abi Balta’ah
Jumlah pasukan kaum muslimin saat menaklukan Mekkah adalah…
10.000 pasukan
Setelah kaum Muslimin memasuki Makkah, sikap Abu Sufyan adalah…
Menerima dan masuk Islam
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia
akan…
Aman
Pada waktu fatkhu Makkah, disekitar Ka’bah terdapat banyak…
Berhala dan gambar
Dalam khutbah haji Wada’, Nabi SAW memerintahkan kaum muslimin agar
berpegang teguh pada…
Al quran dan Hadits
Ayat Al quran yang menjelaskan bahwa peristiwa Fatkhu Makkah merupakan datangnya kebenaran dan lenyapnya
kebathilan adalah…
An Nashr ayat 1-4
Sikap Nabi Muhammad SAW terhadap penduduk Makkah adalah…
Bersahabat
Pemimpin pasukan kafir pada perang Hunain adalah…
Abu Sufyan
Jumlah pasukan kaum muslimin dalam perang Hunain adalah…
7.000 pasukan
Dalam perang Hunain, pasukan terdepan kaum muslimin adalah dari suku…
Khuza’ah
Setelah kalah dalam perang Hunain, kaum
Thaib
musyrikin melarikan diri ke…
Heraklius adalah Kaisar…
Romawi
Seorang muslim yang tidak mengikuti perang tabuk tanpa alasan yang jelas adalah…
Budail bin Warqa
Tahun perutusan terjadi pada…
2 Hijriyah
Salah satu faktor yang memudahkan kaum muslimin menaklukan Makkah adalah…
Bersatunya suku dan kabilah besar
dengan kaum Muslimin
Khalid bin Walid
Makkah
Karena banyak pasukan kaum Quraisy yang terbunuh
Memusuhi Nabi
Lampiran 8.1
KONDISI PRESTASI PRA SIKLUS
Tabel Hasil Nilai Pra Siklus No Nama Nilai KKM Keterangan 1 Ahmad Insan Prayoga 8,50 7,50 Belum 2 Aat zaki mubarok 5,00 7,50 Belum 3 Ahmad Musyafak 7,00 7,50 Belum 4 Adip Khoirul Ihsan 8,50 7,50 Tuntas 5 Divla Fadila Rahma 8.00 7,50 Tuntas 6 Dwi Kumoro Asih 7,00 7,50 Tuntas
7 Chika Meitri Adelia 9,50 7,50 Tuntas
8 Ervin Prastyo 5,00 7,50 Belum 9 Firmansyah Ody Setiawan 5,00 7,50 Belum 10 Himatun Aufa Ulya 5,00 7,50 Belum 11 Indriyani Chasanah 6,00 7,50 Belum 12 Iin Nuraeni 6,00 7,50 Belum 13 Khasan Nurrohman 7,00 7,50 Belum 14 Lu’luul Muanah 7,00 7,50 Belum 15 Muhammad Ifan Pratama 7,00 7,50 Belum
16 Muhammad Arif Miftahudin 7,00 7,50 Belum
17 Maysaroh 7,00 7,50 Belum 18 Muhammad Suhan Abiyu 7,00 7,50 Belum 19 Muhammad Fahrudin 8,00 7,50 Tuntas 20 Nanang Maulana 6,00 7,50 Belum 21 Ning Rahayu 6,00 7,50 Belum 22 Nanda Muhammad Hutama 7,00 7,50 Belum 23 Nuryo Sarmono 4,00 7,50 Belum 24 Rahayu Munifaturrohmah 5,50 7,50 Belum 25 Rukemi 8,50 7,50 Tuntas 26 Ririn Susanti 7,00 7,50 Belum 27 Septi Damayanti 7,00 7,50 Belum 28 Sanida 6,00 7,50 Belum 29 Selvi Meta Puspitasari 9,50 7,50 Tuntas 30 Siti Khoiriyah 7,00 7,50 Belum 31 Surya Ningsih 9,00 7,50 Tuntas
32 Wahyu Malik Nugroho 8,50 7,50 Tuntas
33 Wahyu Romadhon 8,50 7,50 Tuntas
34 Zazid Alfiansyah 9,00 7,50 Tuntas
35 Zaenal Mustofa 9,00 7,50 Tuntas
Jumlah 2480 Rata-rata 70,85 Nilai Tertinggi 9,50 Nilai terendah 4,00
Lampiran 8.2
Tabel analisis ketuntasan belajar pra siklus
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Persen 1 Tuntas 13 37,14% 2 Belum Tuntas 22 62,85%
Jumlah 35 100%
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Ngatomo 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Agama : Islam 4. Tempat/Tgl. Lahir : Magelang, 08 Oktober 1965 5. Alamat Asal : Kembaran Lor Rt.02/01 Desa Kembaran Kec.
Candimulyo Kab. Magelang Kode pos 56191 B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Tempat Pendidikan Lulus Tahun
1 SD/MI MI Miftahul Marhaban 1979
2 SLTP/MTs MTs Maarif Candimulyo Magelang 1982
3 SMA/SMK/ M.A PGAN Magelang 1985
4 Pendidikan Tinggi
D2 PGMI/PAISD IAIN Walisongo Semarang
2000
C. Riwayat Pekerjaan
No Nama Instansi /Lembaga /Perusahaan
Jabatan Tahun
1 LP Maarif Guru 1997-sekarang
D. Organisasi/Sosial Kemasyarakatan/Profesi
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1
2
Anshor Ranting Kembaran
PGWB Kec Candimulyo
-
Ketua
-
2000-2005 E. Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya dengan sesungguhnya.
Semarang, 11 November 2011
Yang Bersangkutan
Ngatomo