pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan...

Download PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdl... · gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Semarang, 21 Desember 2011

If you can't read please download the document

Upload: nguyenkhuong

Post on 06-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

    TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK

    SMP ALAM AR-RIDHO SEMARANG TAHUN 2011

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Ilmu Tarbiyah

    Jurusan Tadris Kimia

    Oleh:

    WAGIYATUN

    NIM: 073711009

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • ii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Wagiyatun

    NIM : 073711009

    Jurusan / Program Studi : Tadris Kimia

    Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya

    sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya

    Semarang, 6 Desember 2011

    Saya yang menyatakan,

    Wagiyatun

    NIM. 073711009

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA R.I.

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAH

    Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

    Telp. 024-7601295 Fax 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah skripsi dengan:

    Judul : PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN

    LINGKUNGAN TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN

    PESERTA DIDIK SMP ALAM AR-RIDHO SEMARANG

    TAHUN 2011

    Nama : Wagiyatun

    NIM : 073711009

    Jurusan : Tadris

    Program Studi : Tadris Kimia

    telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

    gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia.

    Semarang, 21 Desember 2011

    DEWAN PENGUJI

    Ketua,

    Sugeng Ristiyanto, M.Ag.

    NIP: 19650819 200302 1001

    Sekretaris,

    Ratih Rizqi Nirwana, S.Si., M.Pd.

    NIP: 19810414 200501 2003

    Penguji I,

    Siti Tarwiyah, S.S. M.Hum. NIP: 19721108 199903 2001

    Penguji II,

    Joko Budi Poernomo, M.Pd.

    NIP: 19760214 200801 1011

    Pembimbing I,

    Atik Rahmawati, M.Si. NIP: 19750516 200604 2 002

    Pembimbing II,

    Ridwan, M.Ag.

    NIP: 19630106 199703 1001

  • iv

    Semarang, 6 Desember 2011

    NOTA PEMBIMBING

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo

    di Semarang

    Assalamu alaikum wr. wb.

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

    koreksi naskah skripsi dengan :

    Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap

    Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho

    Semarang Tahun 2011

    Nama : Wagiyatun

    NIM : 073711009

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Tadris Kimia

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

    Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

    Wassalamu alaikum wr. wb.

    Atik Rahmawati, M. Si.

    NIP : 19750516 200604 2 002

  • v

    Semarang, 6 Desember 2011

    NOTA PEMBIMBING

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo

    di Semarang

    Assalamu alaikum wr. wb.

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

    koreksi naskah skripsi dengan :

    Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap

    Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho

    Semarang Tahun 2011

    Nama : Wagiyatun

    NIM : 073711009

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Tadris Kimia

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

    Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

    Wassalamu alaikum wr. wb.

    Ridwan, M. Ag.

    NIP. 19630106 199703 1001

  • vi

    ABSTRAK

    Judul : Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap

    Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho

    Semarang Tahun 2011.

    Penulis : Wagiyatun

    NIM : 073711009

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan

    pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam

    Ar-Ridho Semarang tahun 2011.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi.

    Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis satu

    prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi

    mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan

    prediktor. Kategori variabel pengetahuan pencemaran lingkungan (X) peserta didik

    SMP Alam Ar-Ridho Semarang termasuk dalam kualitas cukup yaitu berada pada

    interval 59 68 dengan nilai rata-rata 64,8. Sedangkan variabel (Y) kepedulian

    lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang termasuk dalam kualitas

    cukup yaitu berada pada interval 66 72 dengan nilai rata-rata 70,2.

    Ada pengaruh signifikan antara pengetahuan pencemaran lingkungan

    terhadap kepedulian lingkungan. Hal ini ditunjukan dari nilai Freg sebesar 12,470.

    Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung 12,470, sedang pada Ftabel untuk

    taraf signifikan 5% dan 1% sebesar 4,08 dan 7,31. Karena Fhitung > Ftabel maka dapat

    disimpulkan bahwa persamaan garis regresi tersebut signifikan. Berdasarkan

    perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi :tidak ada pengaruh

    tentang pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta

    didik SMP Alam Ar-ridho Semarang tahun 2011 ditolak. Dan hipotesis kerja (Hi)

    yang berbunyi: Ada pengaruh tentang pengetahuan pencemaran lingkungan

    terhadap kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-ridho Semarang tahun

    2011 diterima. Sedangkan pengaruh positif pengetahuan pencemaran lingkungan

    terhadap kepedulian lingkungan peserta didik yaitu sebesar 0,483 (sedang) karena

    0,400 < R < 0,700. R square = 0,233 berarti pengetahuan pencemaran lingkungan

    mempengaruhi kepedulian lingkungan sebesar 23, 3%. dan persamaan regresi adalah

    Y= 0,359 X + 46.94.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis

    yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku,

    1. Allah yang Maha Rohim dan Rosulullah yang selalu tertanam dalam hati, Insya

    Allah.

    2. Ayahanda (Soderi) dan Ibunda (Sri Tulasih) yang sangat aku cinta dan aku

    sayangi, terimakasih atas segala dukungan, nasihat dan doa yang kalian berikan

    tanpa henti.

    3. Kakakku ( Mas No, Ayu Surati, Mas To, Ayu Sofie, Mas Wat, Ayu Leni, Mas

    Wan, Ayu Tia, Mba Ayu, Mba Yan serta semua keponakan) yang aku sayang,

    terimakasih atas perhatian yang selalu curahkan kepada adikmu ini (Wagiyatun).

    4. Bu Atik Rahmawati dan Pak Ridwan atas bimbingannya.

    5. Bu Susanti dan segenap keluarga besar SMP Alam Ar-Ridho Semarang yang

    telah meneriman dan membantu dengan tangan terbuka selama riset.

    6. Sahabat-sahabatku TK-07 (tak terkecuali) atas saran dan motivasinya selama

    proses pembuatan karya tulis ini.

    7. Seluruh anak-anak kost putri Assyifa atas perhatiannya serta sahabat-sahabat

    terdekatku.

    8. Semuanya yang telah mendukung dalam pembuatan karya tulis ini.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-

    Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-

    Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang

    berjudul, pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian

    lingkungan peserta didik SMP Alam Ar Ridho Semarang Tahun 2011. Shalawat dan

    salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan

    pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

    Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang

    membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada:

    1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Sujai, M.Ag.

    2. Dosen pembimbing Atik Rahmawati, M. Si dan Ridwan, M. Ag, yang telah

    memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

    3. Kepala Sekolah SMP ALAM AR-RIDHO Semarang, Susanti, S. Si, yang

    berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di SMP

    ALAM Semarang.

    4. Guru pengampu bidang studi Kimia Terpadu SMP Alam Semarang, Salamah, S.

    Si yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.

    5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

    kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

    6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

    perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

    memberikan layanan yang baik bagi penulis.

    7. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan

    dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis

    dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

  • ix

    8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,

    khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu-persatu.

    Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

    yang lebih dari yang mereka berikan.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

    baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran

    yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berharap, semoga apa yang

    tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para

    pembaca pada umumnya. Amin.

    Semarang, 6 Desember 2011

    Penulis

    Wagiyatun

    073711009

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL......................................................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................................

    PENGESAHAN............................................................................................................

    NOTA PEMBIMBING 1...............................................................................................

    NOTA PEMBIMBING 2...............................................................................................

    ABSTRAK......................................................................................................................

    PERSEMBAHAN.........................................................................................................

    KATA PENGANTAR..................................................................................................

    DAFTAR ISI.................................................................................................................

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................................

    DAFTAR TABEL.................................................................................................

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    x

    xii

    xiii

    BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

    A. Latar Belakang ...............................................................................

    B. Rumusan Masalah ..........................................................................

    C. Manfaat Penelitian .........................................................................

    1

    1

    4

    4

    BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................

    A. Kajian Pustaka....................................................................................

    B. Kerangka Teoritik................................................................................

    1. Hakikat Pembelajaran IPA....

    a. Pengertian Belajar...

    b. Hasil Belajar....

    c. Pengertian Pembelajaran IPA.

    2. Pengetahuan Pencemaran Lingkungan.

    a. Pengetahuan Lingkungan........................................................

    1) Pengertian Lingkungan.......................................................

    2) Ruang Lingkup Lingkungan..............................................

    b. Pencemaran Lingkungan........................................................

    1) Pengertian Pencemaran Lingkungan.................................

    6

    6

    8

    8

    8

    8

    12

    13

    13

    13

    20

    16

    16

  • xi

    2) Macam-Macam Pencemaran...............................................

    3) Macam-Macam Sampah (Limbah Pencemar)...................

    4) Tujuan Pengetahuan Pencemaran Lingkungan..................

    5) Faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Lingkunganga

    c. Kepedulian Lingkungan..........................................................

    1) Proses Pembentukan Kepedulian Lingkungan...................

    2) Bentuk Kepedulian Lingkungan.......................................

    C. Rumusan Hipotesis ...........................................................................

    21

    24

    25

    26

    31

    31

    35

    37

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................

    A. Tujuan Penelitian ..............................................................................

    B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................

    C. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................................

    D. Variabel Penelitian ...........................................................................

    E. Pengumpulan Data ..............................................................................

    F. Analisis Data Penelitian......................................................................

    1. Analisis Pendahuluan....................................................................

    2. Analisis Uji Hipotesis...................................................................

    3. Analisis Lanjut................................................................................

    38

    38

    38

    38

    39

    40

    42

    42

    42

    44

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN..............................................

    A. Gambaran Umum SMP Alam Ar-Ridho .........................................

    B. Hasil Penelitian ...................................................................................

    C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...............................................

    D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................

    E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................

    45

    45

    51

    57

    65

    67

    BAB V PENUTUP ...............................................................................................

    A. Simpulan ...........................................................................................

    B. Saran ...................................................................................................

    69

    69

    70

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Peta Konsep Pembelajaran di SMP Alam Ar-Ridho

    Gambar 2.Persamaan Garis Regresi Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap

    Kepedulian Lingkungan Peserta Didik

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Perhitungan Nilai Tes Pengetahuan Pencemaran Lingkungan

    Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho ............................................. 51

    Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Peserta

    Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ......................................... 53

    Tabel 4.3. Kualifikasi dan Interval Data Hasil Pengetahuan Pencemaran

    Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang .......... 54

    Tabel 4.4. Data Hasil Angket Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP

    Alam Ar-Ridho ...................................................................... ..... 54

    Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP

    Alam Ar-Ridho Semarang ....................................................... ..... 56

    Tabel 4.6. Kualifikasi dan Interval Data Hasil Kepedulian Lingkungan

    Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ....................... ..... 57

    Tabel 4.7. Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian

    Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang

    Tahun 2011 ............................................................................. ..... 58

    Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi (Satu Prediktor Dengan Skor

    Deviasi) .................................................................................. ..... 65

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Daftar nama Peserta didik ............................................................... 74

    Lampiran 2 Daftar Nilai Peserta didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang ............. 74

    Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan .............................................................. 75

    Lampiran 4 Tes Pengetahuan ............................................................................. 76

    Lampiran 5 Hasil Analisis Responden Soal ...................................................... 82

    Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal ...................................................................... 85

    Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Kepedulian Lingkungan ...................................... 86

    Lampiran 8 Angket Kepedulian Lingkungan .................................................... 87

    Lampiran 9 Lampiran Foto ............................................................................... 89

    Lampiran 10 Penunjukan Pembimbing ................................................................ 90

    Lampiran 11 Transkrip Ko Kurikuler .................................................................. 91

    Lampiran 12 Surat Keterangan ............................................................................ 92

    Lampiran 13 Piagam PASSKA Institut ................................................................ 93

    Lampiran 14 Piagam PASSKA Tarbiyah ............................................................ 94

    Lampiran 15 Piagam KKN .................................................................................. 95

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Alam semesta dan seisinya diciptakan atas hak dan kehendak Allah SWT dan

    diperuntukkan bagi manusia agar bersyukur serta dapat mempelajari alam semesta

    ini guna memperoleh keilmuan dan ketakwaan terhadap Sang Maha Khaliq. Allah

    berfirman (QS. Al Araf/7 : 58)

    Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin

    Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh

    merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi

    orang-orang yang bersyukur. (QS. Al Araf/7:58)

    Allah telah menunjukkan kepada manusia terjadinya siklus cuaca dan

    bagaimana hujan diturunkan ke bumi, dan bagaimana tumbuhan hidup yang tiada

    lain agar manusia dapat menggali dan mempelajari. Air sebagai salah satu sumber

    kehidupan dan manusia dilarang untuk saling menguasai satu dengan yang lain, dan

    juga dilarang merusak lingkungan (bumi). Baik buruknya kualitas lingkungan akan

    berpulang kepada manusia yang mendiami muka bumi ini dan kemudian

    memanfaatkannya. Apabila manusia mampu memelihara lingkungan dengan baik

    maka akan baik pula kehidupan ini, begitu pula sebaliknya jika manusia merusaknya

    maka malapetaka yang akan menimpannya.1

    Aktifitas kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari ternyata telah

    menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan

    tatanan lingkungan hidup. Aktifitas kehidupan manusia seringkali menyalahi kaidah-

    kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidup sehingga berakibat terjadinya

    pergeseran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke bentuk baru

    1Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm 316.

  • 2

    yang cenderung lebih buruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia

    melakukan eksploitasi sumber daya alam. Eksploitasi yang berlebihan akan

    mengakibatkan merosotnya daya dukung alam dan disisi lain limbah yang dihasilkan

    menjadi beban bagi lingkungan. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak

    terdegradasi akan menimbulkan masalah pencemaran.

    Secara umum, istilah pencemaran digunakan untuk menunjukkan benda-

    benda berbahaya yang dimasukkan oleh manusia ke dalam lingkungannya.

    Pencemaran terjadi pada saat senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan

    manusia ditambahkan ke lingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap

    kekhasan fisik, kimia, biologi dan estetis.2 Pencemaran lingkungan yaitu masuk atau

    dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam suatu

    lingkungan dan atau berubahnya tata lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses

    alam yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan, sehingga tidak dapat

    berfungsi sebagaimana mestinya. Pada saat ini berbagai pencemaran lingkungan

    terjadi pada berbagai aspek lingkungan dari dalam air, udara sampai kedalam tanah

    yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Salah satu contohnya adalah

    pencemaran yang terjadi di sekitar pabrik baja yang sudah berlangsung lama. Pabrik

    ini mendapat penilaian peringkat hitam yang ditunjukkan pada perusahaan yang tak

    taat, atau belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan serta berpotensi

    mencemari lingkungan. Pabrik ini dinilai melakukan pelanggaran dengan membuang

    limbah padat hasil peleburan baja (slag) yang dikategorikan sebagai limbah bahan

    berbahaya dan beracun (B3) ke media lingkungan tanpa pengelolaan terlebih dahulu.

    Terlebih dalam hasil uji penelitian diketahui kadar slag pabrik ini melebihi baku

    mutu yang ditetapkan pemerintah.3

    Manusia perlu memiliki etika lingkungan yang benar untuk hidup dengan

    lingkungannya. Dengan kata lain semua masalah lingkungan yang ada sekarang

    bersumber dari perilaku manusia. Manusia yang merusak alam, menggunduli hutan,

    membuang sampah, membuang limbah ke sungai, mencemari air, udara, akan

    2Des W. Connel & Gregory J M, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, (Jakarta : UI Press,

    1995), hlm 7.

    3Shodiqin jamil, Dilema Pabrik Baja, dalam Amanat, (Semarang, 4 juli 2011), hlm 13.

  • 3

    menuai sendiri hasilnya, yaitu kekurangan oksigen, kepanasan, kebanjiran,

    kekeringan, dan mengalami gangguan kesehatan. Dari permasalahan lingkungan

    hidup tersebut, pembenahan perilaku hidup manusia sehari-hari perlu dilakukan,

    menyadari bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan.

    Manusia sangat berperan dalam melestarikan potensi lingkungan hidup. Oleh

    karena itu, manusia perlu diberi bekal untuk melestarikan lingkungan melalui

    pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan dilaksanakan melalui pendidikan

    sekolah atau luar sekolah untuk semua jurusan pendidikan, jenjang pendidikan dari

    taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.4 Pelaksanaan pendidikan di

    lingkungan sekolah berkaitan dengan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

    sekolah, yaitu mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan

    mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan

    kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip

    saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Secara umum Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi

    antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang

    sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami

    fenomena alam5.

    Dalam pembelajaran IPA pada aspek biologis mengkaji berbagai persoalan

    yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi

    kehidupan, dan interaksinya dengan faktor lingkungan pada dimensi ruang dan

    waktu, serta mempelajari kejadian-kejadian alamiah yang berada di sekitar

    kehidupan seluruh umat manusia di alam semesta beserta lingkungannya. Karena itu,

    dalam pembelajaran sains peserta didik harus didekatkan dan diakrabkan dengan

    lingkungannya. Proses pembelajaran yang seperti ini akan memacu kemampuan

    peserta didik dalam mengamati, menemukan bukti sebagaimana yang ada dalam

    teori, setelah itu bisa memecahkan permasalahan yang ada serta mengambil

    kesimpulan yang tepat.

    4Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 13.

    5Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.153.

  • 4

    Mengingat pentingnya pendidikan lingkungan yang akan menciptakan pribadi

    yang ramah lingkungan, maka penulis perlu melakukan penelitian mengenai hal

    tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala sekolah beserta guru mata

    pelajaran IPA Terpadu di SMP Alam Ar-Ridho Semarang, diketahui bahwa sistem

    pembelajaran yang dilakukan berdasarkan lingkungan alam sekitar menjadikan

    peserta didik dalam proses pembelajaran mengalami pembelajaran secara langsung

    serta mengalami dan mengetahui keadaan sekitar yang dipelajari. Dengan adanya

    sekolah berbasis alam, menjadikan peserta didik lebih mengetahui tentang

    lingkungan sekitar dibanding sekolah-sekolah lain.

    Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian

    dengan judul PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

    TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMP ALAM AR-

    RIDHO SEMARANG TAHUN 2011.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

    permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengetahuan pencemaran lingkungan peserta didik SMP Alam

    Ar-Ridho

    2. Untuk mengetahui kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho

    3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap

    kepedulian lingkungan peserta didik SMP Alam Ar-Ridho

    C. Manfaat Penelitian

    Secara umum, studi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

    tentang pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap kepedulian lingkungan peserta

    didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang tahun 2011 Manfaat penelitian yang

    diharapkan adalah sebagai berikut:

    1. Bagi peserta didik

    a. Dapat mengetahui tentang sebab akibat terjadinya pencemaran, memahami

    tentang proses pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh manusia ataupun

    alami.

  • 5

    b. Meningkatkan mentalitas dan keterampilan siswa dalam mengolah dan

    memanfaatkan limbah sampah dengan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle

    dalam kehidupan sehari-hari

    c. Dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian peserta didik terhadap

    lingkungan.

    2. Bagi guru

    Guru dapat mengembangkan variasi proses pembelajaran yang nyata atau

    langsung dalam pembelajaran IPA pada aspek pembelajaran kimia yang

    menyangkut kedalam kehidupan sehari-hari, dan sebagai bahan untuk

    peningkatan kualitas pengajaran IPA di sekolah.

    3. Untuk Lembaga

    Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas

    pembelajaran di sekolah.

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A. Kajian Pustaka

    Segala sesuatu didunia ini erat hubungannya satu dengan yang lain, antara

    manusia dengan manusia, antara manusia dengan hewan, antara manusia dengan

    tumbuh-tumbuhan dan bahkan manusia dengan benda-benda mati sekalipun. Begitu

    juga dengan hewan, antara hewan dengan hewan, antara hewan dengan tumbuh-

    tumbuhan, hewan dengan manusia dan antara hewan dengan benda-benda mati

    disekelilingnya. Akhirnya tidak terlepas pula halnya dengan tumbuh-tumbuhan

    saling mempengaruhi. Pengaruh antara satu komponen dengan komponen lain ini

    bermacam-macam bentuk dan sifatnya, begitupula reaksi sesuatu golongan atas

    pengaruh dari yang lainnya juga berbeda-beda1

    Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menyampaikan beberapa kajian atau

    skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi ini:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Indah Yuliani (3104086), Mahasiswa

    Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009 yang

    berjudul Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Grup Investigation

    Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas VII

    SMP H.Isriati Baiturrahman Semarang. Dari penelitian tersebut mengungkapkan

    bahwa Pembelajaran Kooperatif Model Grup Investigation Terhadap Hasil Belajar

    Siswa Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP H.Isriati

    Baiturrahman Semarang itu efektif yaitu dengan meningkatnya hasil belajar kelas

    eksperimen di banding kelas kontrol dengan perolehan nilai kelas eksperimen 78,6

    dan nilai kelas kontrol 66,18. Nilai uji antara kelas eksperimen dan control adalah

    5,1476 dan dikonsultasikan dengan ttabel dimana = 5% dengan dk = n1+n2-2

    diperoleh t(0,097)(88) = 2.00. karena thitung > t(1-1/2)(n1+n2-2) berarti signifikan.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Mulatsih (3104192) Mahasiswa Pendidikan

    Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009, yang berjudul

    1Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University

    Press, 2005), hlm 1.

  • 7

    Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Aktif Role Playing

    Materi Pokok Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas VII SMP

    Muhammadiyah Mijen 08 Semarang Semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Dari

    penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan

    menggunakan metode Role Playing, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

    belajar peserta didik dengan hasil nilai rata-rata tes akhir siklus I 63,54

    meningkat pada perolehan siklus II dengan rata-rata 75, dan kenaikan ketuntasan

    belajar klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 19,54%.

    Seperti diketahui teknologi adalah bentuk aplikasi dari ilmu pengetahuan

    dalam mewujudkan kesejahteraan umat manusia. Teknologi diciptakan agar hidup

    manusia dipermudah, dan lebih produktif atau lebih efisien, yang akhirnya manusia

    akan hidup lebih nyaman dan sejahtera. Namun belakangan ini teknologi ibarat pisau

    bermata dua, satu sisi teknologi memang dapat mempermudah dan mensejahterahkan

    umat manusia, namun di sisi lain teknologi mempunyai dampak negatif terhadap

    kehidupan manusia. Dengan meningkatkan teknologi dan pemanfaatannya bagi

    kehidupan umat manusia, justru manusia dihadapkan pada berbagai masalah,

    terutama adalah masalah kesehatan. Semua sektor pembangunan dewasa ini

    mengalami peningkatan yang luar biasa berkat kemajuan teknologi di semua sektor

    pembangunan tersebut mempunyai dampak negatif pada kesehatan masyarakat.

    Perkembangan teknologi pertanian misalnya, penggunaan pupuk buatan dan

    penggunaan pestisida untuk pemberantasan hama, jelas akan merugikan kesehatan

    karena udara dan tanah tercemar. Perkembangan teknologi pangan seperti

    pengawetan makanan, penggunaan kemasan makanan dari plastik dan foam,

    penggunaan penyedap makanan, dan sebagainya juga merugikan kesehatan.

    Perkembangan teknologi pertambangan dengan menggunakan bahan-bahan kimia,

    limbahnya juga akan mengancam kesehatan manusia. Disektor perhubungan

    khususnya transportasi, dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor

    tersebut akan mencemari lingkungan juga mengganggu kesehatan masyarakat.2

    2Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),

    hlm 347.

  • 8

    B. Kerangka Teoritik

    1. Hakikat Pembelajaran IPA

    a. Pengertian Belajar

    Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

    perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

    tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

    pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.3

    Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

    semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang

    lahat nanti (Sadiman, dkk., 1986: 2). Proses belajar bersifat individual dan

    kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan

    perkembangan dan lingkungannya. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau

    proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan

    berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah

    belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah

    laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan

    (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif).4 Oleh karena itu, belajar merupakan

    aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

    yang menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, keterampilan

    maupun sikap.

    b. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

    kegiatan belajar.5 Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang

    ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada

    penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti besarnya usaha adalah indikator dari

    adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang

    3Pupuh Fathur Rohman dan Sbry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika

    Aditama, 2007), cet 1,hlm 6.

    4Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hlm. 62

    5Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka

    Cipta, 1999), hlm. 37

  • 9

    dilakukan oleh anak.6 Untuk mengungkap hasil belajar siswa pada penelitian ini

    dapat digunakan tiga aspek, yaitu :

    1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran

    atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan,

    analisis, sintesis dan evaluasi.7 Berikut ini adalah penjelasan singkat

    mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom (1956).

    a) Pengetahuan (knowledge)

    Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

    mengingat-ngingat kembali (recall) atau menganali kembali tentang nama,

    istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan

    kemampuan untuk menggunakannya.

    b) Pemahaman (comprehension)

    Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

    sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,

    memahami, adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

    berbagai segi.

    c) Penerapan (application)

    Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau

    menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-

    prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru

    dan konkret.

    d) Analisis (analysis)

    Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan

    suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan

    mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor

    yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

    6Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , hlm. 39

    7Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat : Gaung Persada, 2009),

    hlm. 105 - 106

  • 10

    e) Sintesis (synthesis)

    Kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses

    berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan

    bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi

    suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.8

    f) Penilaian (evaluation)

    Adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan

    dari hasil penilaiannya.9

    2) Afektif yaitu kemampuan yang menggunakan perasaan, emosi, dan reaksi-

    reaksi yang berbeda dengan penalaran.10

    Ranah afektif meliputi lima jenjang

    kemampuan11

    a) Menerima (receiving)

    Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa

    untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas,

    musik, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran,

    jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan

    mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang

    mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus

    dari pihak siswa.

    b) Menjawab (responding)

    Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat

    ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga

    bereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang

    ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya sacara sukarela

    membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya

    membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).

    8Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), hlm

    50 51.

    9Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Putaka Pelajar, 2009), hlm 51.

    10Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), hlm 105 106.

    11Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 117-118.

  • 11

    c) Menilai (valuing)

    Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap

    suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang

    mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki

    keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi

    (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif).

    d) Organisasi (organization)

    Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang

    berbeda, menyelesaikan atau memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu,

    dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.

    Jadi, memberikan penekanan pada membandingkan, menghubungkan dan

    mensistesiskan nilai-nilai. Hasil belajar bertalian dengan konseptualisasi

    suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki

    hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu sistem nilai

    (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya baik dalam

    hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).

    e) Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a

    value or value complex)

    Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol

    tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk

    karakteristik pola hidup. Jadi tingkah lakunya menetap, konsisten, dan

    dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi

    penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu

    menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.

    3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani

    terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

    kompleks, dan kreativitas.12

    12

    Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. 5, hlm 105 106.

  • 12

    a) Persepsi (perception)

    Adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah.

    Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.

    b) Kesiapan (set)

    Adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu

    gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari,

    mengetik, memperagakan, sholat, mendemonstrasikan penggunaan

    termometer dan sebagainya.

    c) Gerakan terbimbing (guided response)

    Adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang

    dicontohkan.

    d) Gerakan terbiasa (mechanism)

    Adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.

    Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi

    kebiasaan.

    e) Gerakan kompleks (adaption)

    Adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara,

    urutan, dan irama yang tepat.

    f) Kreativitas (origination)

    Adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak

    ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi

    kombinasi gerakan yang orisinil.13

    c. Pengertian Pembelajaran IPA

    Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya dengan

    pengajaran merupakan proses interaksi yang berlangsung antara guru dan juga

    siswa atau juga merupakan sekelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh

    pengetahuan, keterampilan, sikap serta menetapkan apa yang dipelajari itu.14

    Sedangkan Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai Pengetahuan

    yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa

    13

    Purwanto, Hasil Belajar, hlm. 53

    14Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999 ), hlm 102.

  • 13

    kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian IPA itu,

    maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

    1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta

    hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat

    dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended.

    2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah meliputi

    penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,

    pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

    3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

    4) Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-

    hari.

    Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak

    dapat dipisahkan satu sama lain.

    2. Pengetahuan Percemaran Lingkungan

    a. Pengetahuan Lingkungan

    1) Pengertian Lingkungan

    Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,

    Poerwadarminta, adalah berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar.

    Lingkungan adalah bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang

    terlingkung di suatu daerah sekitarnya. Menurut Ensiklopedia Umum

    lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup

    pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam

    kehidupan dan kebudayaannya. Dalam Ensiklopedia Indonesia, lingkungan

    adalah segala sesuatu yang ada diluar suatu organisme, meliputi : (1)

    lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang

    terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,

    suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, (2) lingkungan hidup (biotik)

    yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup,

    seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Ensiklopedia Amerika menyatakan

    bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang membentuk lingkungan sekitar

  • 14

    organisme, terutama komponen-komponen yang mempengaruhi perilaku,

    reproduksi, dan kelestarian organisme.15

    Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan

    keadaannya, yang disebut Daya Dukung Lingkungan. Pemulihan keadaannya

    apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan,

    maka lingkungan tidak akan mempunyai kemampuan alami untuk

    menetralisirnya sehingga mengakibatkan perubahan kualitas lingkungan

    mengalami perubahan (positif atau negatif) pada suatu periode tertentu sesuai

    dengan interaksi komponen lingkungan (Ginting, 1988). Sehingga ketika

    interaksi antar komponen lingkungan tersebut tidak seimbang lagi, artinya

    telah melampaui daya dukung lingkungan maka kualitas lingkungan akan

    mengalami degradasi.16

    Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi

    perubahanperubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi

    dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk atau dimasukkannya suatu

    zat atau benda asing kedalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi

    sebagai akibat dari kemasukannya benda asing itu, memberikan pengaruh

    (dampak) buruk terhadap organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik

    dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga pada tingkat lanjut dalam arti

    bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat

    membunuh dan bahkan menghapus satu atau lebih jenis organisme yang

    tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi pencemaran

    lingkungan adalah terjadinya perubahan dalam suatu tatanan lingkungan asli

    menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.17

    Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak

    disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak

    15

    Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 25.

    16Aris Sustiyono, SH dan Kurdiyono, Studi Tingkat Kesadaran Masyarakat Kota Yogjakarta

    Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup, http://www.jogjakota.go.id/app/modules/

    banner/images/1222102800_volume2.pdf, diakses tgl 14 juli 2011.

    17Heryando Palar, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

    hlm 11.

    http://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdfhttp://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdfhttp://www.jogjakota.go.id/app/modules/%20banner/images/1222102800_volume2.pdf

  • 15

    penyebab tercemarnya suatu tatanan lingkungan adalah limbah. Limbah

    dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah atau

    dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan polutan, dapat digolongkan atas

    beberapa kelompok berdasarkan pada jenis, sifat, dan sumbernya.

    Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokan atas golongan limbah padat

    dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang dibawanya, limbah digolongkan

    atas limbah organik dan limbah an-organik. Sedangkan bila berdasarkan pada

    sumbernya, limbah dikelompokan atas limbah rumah tangga atau limbah

    domestik dan limbah industri.18

    2) Ruang Lingkup Lingkungan

    Lingkungan merupakan tempat dimana suatu organisme hidup, dan

    didalamnya terjadi interaksi antar sesama makhluk hidup yang selalu

    dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada disekitarnya. Lingkungan

    bersifat dinamis, dalam arti bisa berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan

    perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor

    lingkungan terhadap suatu makhluk hidup akan berbeda-beda menurut waktu,

    tempat dan keadaan makhluk hidup itu sendiri.

    L.L Bernard dalam bukunya yang berjudul Introduction to Social

    Psychology membagi lingkungan atas empat macam, yakni:

    a) Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya

    kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik,

    ombak dan sebagainya

    b) Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis

    berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan.

    c) Lingkungan sosial, dibagi menjadi tiga bagian:

    1) Lingkungan fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materil:

    peralatan, senjata, mesin, gedung dll

    2) Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan

    interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan

    18Heryando Palar, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, hlm 11-12.

  • 16

    domestik dan semua bahan yang dugunakan manusia yang berasal dari

    sumber organik

    3) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan habitat batin

    manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, kenyakinan.

    d) Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional,

    berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota

    atau desa.19

    b. Pencemaran Lingkungan

    1) Pengertian Pencemaran Lingkungan

    Polusi adalah istilah untuk menyebutkan setiap pencemaran atau

    pengotoran lingkungan yang terdapat dimuka bumi oleh bahan atau zat yang

    mengganggu kesehatan manusia, kualitas hidup manusia, atau fungsi alami

    ekosistem. Ekosistem adalah lingkungan di mana berbagai jenis makhluk

    hidup dan tak hidup saling berinteraksi dan saling mempengarui.20

    Istilah

    pencemaran digunakan untuk menunjukan benda-benda berbahaya yang

    dimasukkan oleh manusia kedalam lingkungan. Pencemaran dapat

    didefinisikan sebagai pelepasan zat-zat asing dalam jumlah melebihi batas

    dari yang diijinkan ke dalam lingkungan.21

    Pencemar itu adalah limbah dari

    suatu kegiatan pemanfaatan sumber alam. Limbah ini sendiri dalam jumlah

    tertentu masih dapat didaur ulang oleh alam. Akan tertapi, apabila jumlahnya

    meningkat sehingga ada yang meninggal dan tak dapat didaur ulang maka ia

    menjadi pencemar. (Q.S. Ar-Rum/1: 1)

    19Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm

    18.

    20Purwanto, Awas Polusi, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2008), hlm 7.

    21Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, terj Yanti R

    Koestoer, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm 436.

  • 17

    Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

    perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka

    sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke

    jalan yang benar).

    Telah muncul berbagai kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari

    peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan. Pesawat-pesawat terbang,

    kapal-kapal perang dan kapal-kapal selam. Hal itu tiada lain karena akibat

    dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa kezaliman, banyaknya

    lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta. Dan mereka

    melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu terlepas bebas dari

    kalangan sehingga menimbulkan barbagai macam kerusakan di muk bumi.

    Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan

    agama tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya

    serta mencegah keliarannya. Akhirnya Allah SWT merasakan kepada mereka

    balasan dari sebagian apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan da

    perbuatan-perbuatan lalu yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari

    kesesatannya lalu bertaubat dan kembali kepada jalan petunjuk. Dan mereka

    kembali ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua

    manusia akan menjalani penghisaban mal perbuatannya maka apabila

    ternyata perbuatannya buruk, maka pembalasan pun buruk pula.22

    Secara harfiah, istilah pencemaran dapat diartikan sebagai pengotor,

    pengkajian, pemburukan, barang atau sesuatu yang terkena oleh zat

    pencemaran jadi tercemar (kotor, buruk) karena barang atau sesuatu ini

    menjadi tercemar maka mutunya menjadi menurun dan otomatis nilainya pun

    menjadi merosot. Apalagi proses ini berlangsung terus menerus akhirnya

    barang atau sesuatu tersebut menjadi rusak dan hancur.

    Pencemar juga dapat diartikan sebagai bentuk environmental

    impairment, adanya gangguan perubahan atau perusakan bahkan adanya

    benda asing didalamnya yang menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat

    22Mustafa Al Maragi, Tafsir AL Maragi, (Semarang: Toha Putra, 1992), hlm 101-102.

  • 18

    berfungsi sebagaimana mestinya (reasonable function).23

    Menurut Silvia S.

    Meder, pollution can be defined as any enviromental change that adversely

    affect the lives and health of living things.24

    Perusakan lingkungan hidup menurut UU RI No.23 tahun 1997 adalah

    tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung

    terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup

    tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.25

    Menurut WHO, ditetapkan 4 tahapan pencemaran:

    a) Pencemaran tingkat pertama

    Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik

    dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan

    lingkungan.

    b) Percemaran tingkat kedua

    Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada

    pancaindra dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada

    komponen ekosistem lainnya.

    c) Pencemaran tingkat ketiga

    Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan

    menyebabkan sakit yang kronis.

    d) Pencemaran tingkat keempat

    Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian

    dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.26

    Pengertian dan batasan secara umum tentang pencemaran lingkungan,

    menurut Springer, ketika membicarakan masalah pencemaran maka

    sedikitnya terdapat empat faktor kunci yang harus dibicarakan antara yang

    23

    Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia,

    (Bandung: Alumni), hlm 125.

    24 Silvia S. Mender, Biology, ( News York: Mc Graw-Hill Internasional Edition, 2007), hlm.

    936.

    25Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 32.

    26Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 1994), hlm 31.

  • 19

    satu sama yang lain tidak dipisahkan. Keempat faktor kunci yang dimaksud

    adalah :

    1) Source (Sumber Pencemaran)

    Sumber pencemar dapat berupa suatu lokasi tertentu (point source)

    atau tak tentu atau tersebar (non point atau diffuse source). Sumber

    pencemar point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan

    saluran limbah industri.27

    a) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk

    membuang dan mengalirkan zat atau substansi

    b) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau

    substansi28

    2) Agent (Zat Pencemar)

    Zat pencemar (pollutant) dapat didefinisikan sebagai zat kimia

    (cair, padat, maupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadirannya

    dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia

    (anthropogenic origin) yang telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang

    buruk bagi kehidupan manusia atau lingkungannya. Semua itu dipicu oleh

    aktivitas manusia.29

    3) Medium (media perantara pencemaran)

    4) Effect (dampak pencemaran)

    Pencemaran terhadap lingkungan berakibat kurang baik terhadap

    manusia, hewan, tumbuhan. Beberapa jenis pencemar juga dapat

    menimbulkan gangguan terhadap kesehatan lingkungan terutama manusia.

    Berdasarkan komponen yang disebutkan diatas, komponen terakhir

    adalah timbulnya dampak terhadap berbagai sistem kehidupan. Dapat

    dikatakan bahwa adanya dampak ini merupakan inti atau sentral dari

    permasalahan lingkungan hidup. Dengan timbulnya suatu dampak, maka baru

    27Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan

    perairan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm 195.

    28Suprihanto Notodarmojo, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, (Bandung: ITB, 2005), hlm

    130.

    29Suprihanto Notodarmojo, Pencemaran Tanah dan Air Tanah, hlm 127.

  • 20

    diketahui bahwa suatu media atau objek hayati lain telah mengalami

    pencemaran. Dampak ini pulalah yang dapat dijadikan ukuran atas timbulnya

    berbagai kerusakan dan kerugian yang dialami baik oleh manusia maupun

    terhadap harta kekayaan yang dimilikinya.

    Semua komponen yang merupakan kunci pokok terjadinya

    pencemaran yang diawali adanya berbagai kegiatan atau aktifitas manusia,

    kemudian terdapatnya Agent atau zat yang terdiri dari berbagai bentuk zat dan

    senyawa, selanjutnya melalui media maka pada akhirnya terjadilah dampak

    atau effect dengan terakumulasinya keempat komponen ini maka terjadilah

    pencemaran tersebut. Polusi bisa berlangsung di udara, air, tanah, atau

    dimana saja. Kebanyakan polusi disebabkan oleh berbagai jenis kegiatan

    manusia: pertanian, industri, transportasi, dan sebagainya. 30

    Pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak

    menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan

    pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan

    kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung

    manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-

    benda, perilaku dalam apresiasi dan rekreasi di alam bebas.31

    Secara umum

    kerusakan alam disebabkan oleh 2 faktor yaitu :

    1) Kerusakan karena faktor internal yaitu kerusakan yang berasal dari dalam

    bumi atau alam itu sendiri. Seperti : gempa bumi dan banjir besar.

    2) Kerusakan karena faktor eksternal yaitu kerusakan yang diakibatkan oleh

    ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan

    hidupnya. Seperti : pencemaran udara (gas hasil pembakaran bahan

    bakar pada transportasi), pencemaran air (limbah industri), pencemaran

    darat ( limbah barang bekas), dan proses penambangan.32

    30

    Purwanto, Awas Polusi, hlm 7

    31Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, (Bandung: Alumni, 1994), hlm 57.

    32Wisnu Arya W, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm15-17.

  • 21

    2) Macam-Macam Pencemaran

    a) Pencemaran Air

    Pencemaran air adalah pencemaran yang diakibatkan oleh

    masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan

    terlarut, dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai

    cara, misalnya atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah

    domestik dan perkotaan, pembuangan industri dan lain sebagainya.33

    Definisi pencemaran air menurut Surat Kepurusan Menteri Negara

    Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988

    tentang penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah: masuk atau

    dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke

    dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh

    alam, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang

    menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi dengan

    peruntukannya (pasal 1).34

    Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan

    kotoran dan cairan pembuangan industri yang masuk kedalam perairan, hal

    ini menyebabkan zat-zat beracun yang terdapat pada cairan pembuangan

    tersebut terlarut dan terbawa masuk keperairan. Cairan buangan adalah

    sisa-sisa pembuangan dalam suatu bentuk cairan yang dihasilkan dari

    proses-proses industri dan kegiatan rumah tangga. Zat-zat yang

    mengendap mengurangi masuknya cahaya, akan menekan pertumbuhan

    ganggang dan mematikan akar-akar tanaman. Endapan lumpur akan

    menyebabkan arus berubah dan menghilangkan hewan-hewan yang ada

    didasar. Zat-zat yang mengendap dapat menyumbat insang dan

    menyebabkan ikan-ikan mati lemas. Pencemar organik berat menyebabkan

    deoksigenetasi karena tidak adanya kegiatan penguraian oleh bekteri.35

    33

    Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan

    perairan, hlm 195.

    34Rukaesih Achmad, Kimia Lingkungan, ( Jakarta: ANDI, 2005), hlm 92.

    35Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, hlm 440.

  • 22

    b) Pencemaran Udara

    Udara yang bersih adalah udara yang tidak mengandung uap atau

    gas dari bahan-bahan kimia yang beracun. Disamping itu, udara yang

    bersih adalah udara yang terhisap segar dan nyaman bagi makhluk hidup,

    cukup kandungan oksigennya, tidak berwarna dan berbau. Sebaliknya jika

    terjadi perubahan warna dan berbau aneh, dapat dipastikan bahwa telah

    terjadi suatu pencemaran. Derajat pencemaran udara ini tentu saja

    bermacam-macam dari yang ringan sampai yang berat, kabut yang tipis

    didaerah pegunungan bukanlah suatu pencemaran walaupun ada perubahan

    warna, kabut tersebut adalah uap air yang menunjukan kelembapan yang

    tinggi, tetapi lain halnya kabut tipis di daerah perkotaan dan daerah

    industri, hal ini menunjukan adanya tanda-tanda suatu pencemaran udara

    baik uap sisa pembakaran minyak kendaraan atau asap pabrik.36

    Definisi pencemaran udara menurut peraturan pemerintah No. 29

    Tahun 1986 adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,

    dan atau komponen lain keudara dan atau berubahnya tatanan udara oleh

    kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi

    kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. 37

    Menurut Ervin Jungreis, The Various industrial operations of the

    civilized world emit dusts, gases, vapors, and mists. All of these in

    combination with naturally occurring air borne materials form the basis of

    air pollution.38

    Menurut Gunawan Sutarmo, pencemaran udara diartikan sebagai

    adanya satu atau lebih pencemar yang masuk ke dalam udara atmosfer yang

    terbuka, yang dapat berbentuk debu, uap, gas, kabut, bau, asap atau embun

    yang dicirikan bentuk jumlahnya, sifatnya dan lamanya.39

    Modernisasi dan

    36Farmono, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, (Jakarta: UI Press, 1995), hlm 13.

    37Rukaesih Achmad, Kimia Lingkungan, hlm 120.

    38Ervin Jungreis, Spot Test Analisis :clinical, environmental, forensic, and geochemical

    applications , ( News York: A Wiley Interscience publication, 1996), hlm. 199.

    39F Gunawan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada

    University, 1995), hlm 101.

  • 23

    kemajuan teknologi di dalam kehidupan telah menyebabkan pencemaran

    udara yang serius. Walaupun ada kemungkinan untuk membersihkan air

    dan memperbaiki daratan yang tidak sedap dipandang, maka tidak banyak

    yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara. Tercemar atau

    tidak kita harus menghisap udara sebagaimana adanya. Pencemar-pencemar

    atmosfer dapat berupa partikulat (padatan yang sangat kecil atau tetesan-

    tetesan cairan) atau berupa gas.40

    c) Pencemaran Tanah

    Tanah mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari

    seluruh kehidupan dibumi ini, yang merupakan habitat semua tumbuhan,

    hewan dan manusia. Manusia dan hewan menikmati hasil yang

    direproduksi tanah, dan membuang limbahnya kembali ke tanah sehingga

    tanah berfungsi sebagai sumberdaya dan penerimaan limbah41

    Tanah merupakan sumberdaya alam yang mengandung benda

    organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.

    Sebagai faktor produksi pertanian tanah mengandung hara dan air, yang

    perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai. Erosi tanah dapat

    terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia, dan

    biologi tanah. Erosi perlu dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur,

    menutup permukaannya, dan mengatur aliran permukaan sehingga tidak

    merusak.

    Komposisi tanah bergantung kepada proses pembentukannya, iklim,

    jenis tumbuhan yang ada, suhu, dan air yang ada di sana. Pencemaran

    menyebabkan suhu tanah mengalami perubahan susunannya, sehingga

    menganggu kehidupan jasad yang hidup didalam tanah maupun

    dipermukaan. Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal dibawah ini.

    Pertama ialah pencemaran secara langsung karena menggunakan pupuk

    secara berlebihan. Kedua pencemaran melalui air. Air yang mengandung

    bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga

    40Michael P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, hlm 437.

    41J.R.E. Kaligis, et.al., Pendidikan LingkunganHidup, hlm 207.

  • 24

    mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah. Ketiga

    melalui udara, udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang

    mengandung bahan pencemar yang berakibat tanah akan tercemar juga.42

    3) Macam-Macam Sampah (Limbah Pencemar)

    Berdasarkan bahan asalnya sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu

    sampah organik dan anorganik. Tetapi pemilahan sampah dibagi menjadi

    tiga, yaitu sampah organik, non-organik dan B3.

    a) Sampah Organik

    Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan,

    maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi dua yaitu:43

    (1) Sampah Basah (Garbage)

    Sampah basah adalah sampah yang terdiri atas bahan organik,

    sifatnya mudah busuk jika di biarkan dalam keadaan basah. Misalnya,

    sisa makanan, sayuran, buah-buahan dan dedaunan.

    (2) Sampah Kering (Rubbish)

    Sampah kering adalah sampah yang terdiri atas bahan anorganik

    yang sebagian besar atau seluruh bagiannya sulit membusuk, sampah ini

    dibagi menjadi tiga jenis :

    (a) Sampah kering logam, misalnya kaleng, pipa besi tua, mur, baut,

    seng, dan segala jenis logam yang sudah usang

    (b) Sampah kering non logam yang terdiri atas:

    Pertama Sampah kering mudah terbakar (combustible rubbish)

    misalnya: kertas, karton, kayu, kain bekas, kulit, dan kain-kain usang.

    Kedua, Sampah kering sulit terbakar (noncombustible rubbish)

    misalnya: pecahan gelas, botol, dan kaca

    (c) Sampah lembut, yaitu sampah yang terdiri atas partikel-pertikael kecil

    dan memiliki sifat mudah beterbangan serta membahayakan atau

    mengganggu pernafasan dan mata. Sampah tersebut terdiri atas:

    42

    Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, hlm 66-67.

    43Setyo Purwendro, Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik, (Jakarta:

    Penebar Swadaya, 2007), hlm 7.

  • 25

    Debu, misalnya serbuk dari penggergajian kayu, debu asbes dari

    pabrik pipa atau atap asbes, debu dari pabrik tenun, dan debu dari

    pabrik semen. Abu, misalnya abu kayu atau abu sekam dan abu dari

    hasil pembakaran sampah (incinerator)44

    b) Sampah Anorganik

    Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini

    bisa berasal dari bahan yang bisa diperbaharui dan bahan yang berbahaya

    serta beracun. Jenis yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang

    (recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam

    c) Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)

    Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun

    dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini mengandung

    merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun,

    tidak menutup kemungkinan sampah yang mengandung jenis racun lain

    yang berbahaya.45

    4) Tujuan Pengetahuan Pencemaran Lingkungan

    Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk

    khususnya manusia dengan lingkungannya. Ilmu yang membahas tentang

    hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya tersebut

    dinamakan ekologi. Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada

    hakekatnya adalah permasalahan ekologi. Kata ekologi pertama kali

    diperkenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi jerman pada tahun 1869. Arti

    kata oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos bersifat telaah

    atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal

    makhluk. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan

    timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.46

    44Teti Suryati, Bijak dan Cerdas Mengolah sampah, (Jakarta: Agromedia Pustaka, 2009), hlm

    15.

    45Setyo Purwendro, Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik, hlm 9.

    46Sri Azora Kumala Sari,Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan suatu perspektif

    dari ekologi dan Hukum Lingkunghan Internasional,diakses tgl 13 juli 2011 .

  • 26

    Komperensi di Belgrado (1976) tentang PLH mengemukakan bahwa

    maksud PLH adalah untuk mengembangkan kesadaran umat manusia akan

    lingkungan hidupnya dengan permasalahan yang terdapat di dalamnya.

    Dengan kesadaran itu akan mengembangkan pengetahuan, sikap, motivasi,

    keterampilan, dan kesungguhan baik secara pribadi maupun secara bersama

    mencari pemecahan atas masalah lingkungan hidup yang ada dan

    mengusahakan mencegah timbulnya masalah lingkungan hidup yang baru.

    Sebagai tujuan PLH dikemukakan sebagai berikut:47

    a) Kesadaran: mengembangkan kesadaran serta kepekaan manusia pribadi

    maupun kelompok akan lingkungan hidup dengan masalah-masalahnya.

    b) Pengetahuan: mengembangkan pengetahuan manusia tentang lingkungan

    hidup beserta masalah-masalahnya serta tanggung jawab dan peranan

    manusia di dalamnya.

    c) Sikap: mengembangkan nilai-nilai sosial, perhatian akan lingkungan

    hidup serta motivasi untuk secara aktif ikut serta dalam melindungi dan

    memperbaikinya.

    d) Keterampilan: mengembangkan keterampilan dalam memecahkan

    masalah-masalah lingkungan hidup.

    e) Kemampuan evaluasi: mengembangkan kemampuan mengevaluasi

    kegiatan-kegiatan PLH dari sudut pandang ekologi, politik, ekonomi,

    sosial, estetika dan pendidikan.

    f) Partisipasi: mengembangkan perasaan tanggung jawab akan masalah-

    masalah lingkungan hidup demi pengambilan keputusan dan tindakan

    yang tepat dalam pemecahannya.

    5) Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Lingkungan

    a) Sumber Pencemar Udara

    Secara umum sumber pencemaran udara dapat terjadi karena faktor

    alamiah, yaitu peristiwa yang mempengaruhi alam sehingga menimbulkan

    pencemaran yang dapat mengganggu manusia, hewan, dan tumbuhan

    47

    J.R.E. Kaligis, et.al., Pendidikan LingkunganHidup, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),

    hlm 12.

  • 27

    seperti letusan gunung, atau terjadi karena buatan manusia seperti limbah

    industri dan limbah pabrik. Pencemaran udara dapat terjadi karena zat atau

    senyawa:

    (1) Karbon monoksida (CO)

    Gas karbon monoksida (CO) dapat menjadikan udara tercemar.

    Gas ini terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-

    bahan yang mengandung karbon. Pencemaran udara bisa disebabkan

    oleh setiap pembakaran atau peledakan yang cenderung menghasilkan

    gas CO.48

    Gas ini berasal dari knalpot kendaraan bermotor.

    (2) Belerangdioksida (SO2)

    Gas belerangdioksida merupakan salah satu yang dapat

    menjadikan udara tercemar gas ini berasal dari pembakaran arang batu,

    minyak bumi, kilang minyak tanah, gunung api, industri kimia, industri

    logam, industri pulp dengan proses sulfit dan hasil pembakaran bahan

    bakar yang mengandung belerang.

    (3) Nitrogen Oksida (NO dan NO2)

    Nitrogen Oksida adalah kelompok gas yang terdapat di

    atmosfer yang terdiri atas gas nitrik oksida dan nitrogen oksida, kedua

    gas ini paling banyak ditemukan sebagai sumber pencemar udara.

    Nitrit oksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,

    sebaliknya nitrogen dioksida mempunyai warna cokelat kemerahan

    dan berbau tajam. Nitrogen oksida merupakan hasil dari pusat-pusat

    pembakaran oleh industri-industri, transportasi, pusat-pusat

    pembangkit tenaga listrik.

    (4) Senyawa Karbon

    Dengan adanya penggunaan dari beberapa senyawa karbon di

    bidang pertanian, kesehatan dan peternakan. Misalnya kelompok

    organoklor (insektisida, fungisida, dan herbisida).49

    (5) Bau-bauan

    48

    Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, hlm 41.

    49Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, (Bandung: Pringgandani, 2010), hlm 45-48.

  • 28

    Bau-bauan yang tidak enak, bisa menggangu suasana

    lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak akan betah tinggal

    lama di tempat yang menyebarkan bau. Bau yang tidak enak ini selain

    mengganggu kesehatan dan kenyamanan orang, dapat juga dipakai

    sebagai petunjuk adanya pencemaran racun-racun di udara. Walaupun

    secara fisik kita telah terbiasa mencium bau yang tidak enak, karena

    beradaptasi rasa bau tadi seolah-olah hilang. Akan tetapi, secara

    hygiene umumnya keadaan ini tetap tidak berubah.

    Bau yang tidak enak ini bisa berasal dari proses pembusukan

    sampah, baik yang berasal dari jasad organis atau biologis maupun

    kimia atau anorganis oleh makhluk-makhluk pembusuk. Juga bisa

    yang dari hasil buangan limbah dari pabrik-pabrik sehingga

    menyebabkan bau yang tidak enak ke lingkungan sekitar. Sifat baunya

    sendiri bisa asam, wangi, pedas, dan apek.50

    b) Sumber Pencemaran Air

    Menurut George B. Johnson, Water pollution is a very serious

    consequence of our casual attitude about pollution. Flushing it down the

    sink doesnt work in todays crowded world. There is simply not enough

    water available to dilute the many sudstances that the enormous human

    population producer continuously.51

    Pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber pencemar,

    antara lain berasal dari industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian

    dll.

    (1) Industri

    Pabrik industri yang mengeluarkan limbah dapat mencemari

    ekosistem air. Pembuangan limbah industri ke sungai-sungai dapat

    menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi serta fisik air.

    Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa Logam berat seperti

    50Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, hlm 42-43

    51George B. Johnson, The Living Word, ( News York: Mc Graw-Hill Internasional Edition,

    2008), hlm. 792.

  • 29

    timbal, merkuri, tembaga, seng dll. Panas, seperti air yang tinggi

    temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan

    mematikan biota air.

    (2) Limbah Rumah Tangga

    Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat

    organik dan anorganik yang dialirkan melalui selokan-selokan dan

    akhirnya bermuara di sungai-sungai. Selain dalam bentuk organik dan

    anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit penyakit

    yang dapat menular pada hewan dan manusia.

    Selain itu, dari rumah tangga dapat dihasilkan limbah deterjen.

    Penggunaan deterjen terutama menyangkut masalah bahan pembentuk

    (surfatan), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi

    busanya yang mengganggu lingkungan disekitarnya.

    (3) Limbah Pertanian

    Penggunaan pupuk didaerah pertanian akan mencemari air

    yang keluar dari area pertanian. Air ini mengandung bahan makanan

    bagi ganggang, sehingga mengalami pertumbuhan dengan cepat.

    Ganggang yang menutupi permukaan air akan berpengaruh buruk

    terhadap ikan-ikan dan komponen biota air.

    Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang

    terbawa arus sungai atau bendungan. Pestisida yang bersifat toksit akan

    mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.52

    c) Sumber Pencemar Tanah

    Pencemaran tanah dapat terjadi oleh beberapa faktor. Pertama,

    faktor alami seperti rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni lapisan yang

    mengandung humus oleh matahari. Sinar matahari yang terik dapat

    menghancurkan atau membakar humus, sehingga tanah menjadi kurus.

    Kedua, faktor manusia seperti pembuangan limbah, pemberian pupuk yang

    52

    Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, hlm 48-50.

  • 30

    berlebihan, pembakaran hutan, penebangan pohon-pohon pelindung

    humus.53

    Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini

    pertama ialah pencemaran secara langsung. Misalnya karena menggunakan

    pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan

    pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik.

    Pencemaran tanah dapat terjadi melalui air. Air yang mengandung

    bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga

    mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.

    Pencemaran tanah dapat juga melalui udara. Udara yang tercemar akan

    menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini. Akibatnya

    tanah akan tercemar juga.54

    Limbah atau Sampah bisa berasal dari berbagai sumber, seperti

    industri, rumah tangga, sekolah, rumah sakit, perkantoran, fasilitas umum,

    seperti stasiun kereta api, terminal bus. Sumber datangnya sampah dapat

    diuraikan sebagai berikut.55

    1) Rumah tangga, umumnya terdiri dari sampah organik dan anorganik

    yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga. Misalnya, buangan dari

    dapur, taman, debu, dan alat-alat rumah tangga

    2) Daerah komersial, yaitu sampah yang dihasilkan dari pertokoan,

    restoran, pasar, perkantoran, hotel. Biasanya terdiri dari bahan

    pembungkus sisa-sisa makanan, kertas dari perkantoran dll

    3) Sampah institusi, berasal dari sekolah, rumah sakit, dan pusat dan pusat

    pemerintah

    4) Sampah industri berasal dari proses industri, dari pengolahan bahan

    baku hingga hasil produksi

    5) Sampah dari fasilitas umum, berasal dari taman umum, pantai, atau

    tempat rekreasi

    53

    Murni Iriani Ningsih, Pencemaran, hlm 52.

    54Imam Supardi, Kimia dan Pencemaran Lingkungan, hlm 67.

    55Teti Suryati, Bijak dan Cerdas Mengolah sampah, hlm 16.

  • 31

    6) Sampah dari kontruksi bangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa-

    sisa pembuatan gedung, perbaikan dan pembongkaran jalan atau

    jembatan dll

    7) Sampah dari hasil pengelolaan air buangan dan sisa-sisa pembakaran

    dari insinerator

    8) Sampah pertanian, berasal dari sisa-sisa pertanian yang tidak dapat

    dimanfaatkan lagi

    Mengingat bahwa alam sangat menentukan bagi kelangsungan

    hidup manusia, maka kemampuan alam tersebut harus dijaga agar tidak

    rusak dan berakibat buruk bagi manusia. Sebelum terjadinya akibat yang

    ditimbulkan, sebaiknya manusia berusaha untuk mencoba melakukan

    sesuatu demi perbaikan dirinya, keluarga, lingkungan dan masyarakatnya.

    Allah berfirman dalam (QS, Ar Rad/13 : 11)

    ... ......

    Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga

    mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS, Ar

    Rad/13 : 11) 56

    c. Kepedulian Lingkungan

    1) Proses Pembentuk Kepedulian Lingkungan

    Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak dapat

    tumbuh begitu saja secara alamiah, namun harus diupayakan

    pembentukannya secara terus menerus sejak usia dini, melalui kegiatan-

    kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan

    kesadaran terhadap Lingkungan Hidup, langkah yang paling strategis adalah

    melalui pendidikan, baik pendidikan formal atau pendidikan non-formal.

    Menyadari hal tersebut, maka sekolah sebagai wadah pendidikan perlu sejak

    dini menanamkan dan mengembangkan kepedulian siswa terhadap

    lingkungan hidup agar terbentuk sumberdaya manusia yang secara arif dapat

    memanfaatkan potensi dirinya dalam berbuat untuk menciptakan kualitas

    56Rohadi Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI,

    2005), 84.

  • 32

    lingkungan yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan,

    tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut

    nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.57

    Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan. Masalah

    utama yang menonjol adalah hubungan antara manusia dalam mencari

    kehidupan maupun dalam meneruskan keturunannya, dapat menimbulkan

    masalah kelestarian sumber daya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah

    manusia itu. Penggunaan teknologi yang kurang terkendali justru akan lebih

    memperparah rusaknya lingkungan. Ruang lingkup lingkungan sangat luas,

    dari langit atau udara, dari kutub utara sampai kutub selatan, puncak gunung,

    kota, desa, lembah, sungai, pantai, danau, lautan, air laut, dasar laut. Karena

    itu kesadaran lingkungan menjadi makin penting dan pendidikan

    kependudukan dan lingkungan bagi setiap orang nasional maupun

    internasinal, justru manjadi mutlak karena manusia dan lingkungan itu

    merupakan dua unsur pokok yang saling menentukan, dalam arti manusia

    hidup dari lingkungan dan jika lingkungan rusak maka manusia yang

    celaka.58

    Sebagaimana dikutip oleh Amos, Kesadaran lingkungan menurut

    M.T. Zen adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam menunbuhkan

    dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan, berdasarkan tata

    nilai, yaitu tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup

    secara damai dengan alam lingkungan. Asas ini harus mulai ditumbuhkan

    melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari kanak-kanak hingga

    perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh rasa cinta kasih kepada alam

    lingkungan, disertai tanggung jawab sepenuhnya setiap manusia untuk

    memelihara kelestarian lingkungan. 59

    57Ilham, Konsep dan Arah Pengembangan Siswa Pecinta Lingkungan Hidup, dalam

    http://illangtanete84.blogspot.com/, diakses 10 Agustus 2011. 58

    Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 34.

    59Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm 20.

    http://illangtanete84.blogspot.com/

  • 33

    Pencegahan terhadap pencemaran lingkungan dapat dilakukan secara

    individu, kelompok atau masyarakat, maupun secara kelembagaan

    (pemerintah). Pada dasarnya, ada tiga prinsip untuk mencegah dan

    menanggulangi pencemaran lingkungan, yaitu secara administratif, teknologi

    dan edukatif.

    a) Secara Administratif, pencegahan dan penanggulangan pencemaran

    dilakukan dengan membuat peraturan dan perundang-undangan oleh

    pemerintah.

    1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk yang dapat mencemari

    lingkungan.

    2) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek industri harus

    dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

    Banyak peraturan tentang berbagai polutan yang ada berdasarkan

    teknologi, bukannya mencerminkan sebab akibat ekologi. Karenanya,

    peraturan tersebut memerlukan diberlakukan kontrol limbah yang dapat

    dilaksanakan dipandang dari sudut ekonomi maupun rekayasa, bukannya

    menyatakan kepedulian lingkungan ekologi dan memberi definisi apa

    yang diperlukan untuk menghindari pengaruh terhadap ekosistem yang

    dikehendaki. Pada beberapa kasus, persyratan kontrol dapat menimbulkan

    biaya yang sangat banyak atau tak perlu atau beban yang lebih besar

    kepada sektor lingkungan lain: misalnya, limbah yang tidak dibuang ke

    lingkungan perairan dapat disyaratkan dibuang di darat atau di bakar,

    sehingga menimbulkan masalah di tempat lain.60

    b) Secara Teknologi, diadakan unit-unit pengolah limbah dan sampah.

    Dalam hal ini industri harus memiliki unit pengolah limbah (padat, cair

    dan gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari

    zat-zat yang membahayakan lingkungan.

    c) Secara Edukatif, dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun

    nonformal. Pembekalan pengetahuan juga bisa anak dapatkan melalui

    60Nicolas Polunin, Teori Ekosistem dan Penerapannya, terj Puji Astuti, et.al, (Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press, 1997), hlm 286.

  • 34

    kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Anak dapat mengikuti pramuka,

    karya ilmiah remaja, palang merah remaja (PMR), pencinta alam, dokter

    kecil dan lain-lain. Kebiasaan - kebiasaan di masyarakat juga

    mempengaruhi sikap anak tehadap lingkungannnya. Agar anak dapat

    memilah kebisaan baik dan buruk, diperlukan pengawasan, bimbingan

    orang tua dan guru agar pendidikan lingkungan hidup dapat dipraktikan

    dalam keseharian anak.61

    Bentuk kebiasaan tersebut yang dapat diterapkan dalam kehidupan

    sehari-hari adalah menjaga kebersihan lingkungan yang dibagi menjadi tiga

    yaitu:62

    a) Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan halaman. Rasulullah SAW