bab ii landasan teori guru pendidikan agama islam...

22
12 BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS SOSIAL A. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Untuk memudahkan suatu konsep yang dapat dijadikan suatu pengertian guru, maka perlu ditinjau dari beberapa pendapat para ahli pendidikan. Meskipun mereka berbeda pendapat, tetapi mempunyai maksud yang sama. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 1 Dalam masyarakat Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru” bisa diartikan ditiru (dijadikan teladan). 2 Hal senada juga diungkapkan oleh al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Zainuddin dkk. bahwa guru adalah “pendidik dalam artian umum yang bertugas serta bertanggung jawab atas pendidikan dan pengajaran”. 3 Jadi, guru adalah semua orang yang berusaha mempengaruhi, membiasakan, melatih, mengajar serta memberi suri tauladan dalam membentuk pribadi anak didik dalam bidang ibadah, jasmani, rohani, intelektual dan ketrampilan yang akan dipertanggungjawabkan pada orang tua murid, masyarakat serta kepada Allah. Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam adalah yang menggunakan rujukan hasil Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama Islam adalah sebagai murabbi, muallim dan muaddib. 1 D. Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th.), hlm. 30 2 Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), hlm. 26 3 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 50

Upload: dolien

Post on 13-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

12

BAB II

LANDASAN TEORI

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS SOSIAL

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Untuk memudahkan suatu konsep yang dapat dijadikan suatu

pengertian guru, maka perlu ditinjau dari beberapa pendapat para ahli

pendidikan. Meskipun mereka berbeda pendapat, tetapi mempunyai

maksud yang sama.

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.1 Dalam masyarakat

Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat

digugu (dianut) dan “ru” bisa diartikan ditiru (dijadikan teladan).2 Hal

senada juga diungkapkan oleh al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh

Zainuddin dkk. bahwa guru adalah “pendidik dalam artian umum yang

bertugas serta bertanggung jawab atas pendidikan dan pengajaran”.3 Jadi,

guru adalah semua orang yang berusaha mempengaruhi, membiasakan,

melatih, mengajar serta memberi suri tauladan dalam membentuk pribadi

anak didik dalam bidang ibadah, jasmani, rohani, intelektual dan

ketrampilan yang akan dipertanggungjawabkan pada orang tua murid,

masyarakat serta kepada Allah.

Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita

Selekta Pendidikan Agama Islam adalah yang menggunakan rujukan hasil

Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama Islam

adalah sebagai murabbi, muallim dan muaddib.

1 D. Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th.),

hlm. 30 2 Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), hlm. 26 3 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

hlm. 50

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

13

Pengertian murabbi adalah guru agama harus orang yang memiliki

sifat rabbani, yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang

rabb.

Pengertian muallim adalah seorang guru agama harus alimun

(ilmuwan), yakni menguasai ilmu teoritik, memiliki kreativitas, komitmen

yang sangat tinggi dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yang

selalu menjunjung tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

pengertian ta’dib adalah itegrasi antara ilmu dan amal.4

Jadi, pengertian guru PAI adalah guru yang mengajar bidang studi

PAI yang mempunyai kemampuan sebagai pendidik serta bertanggung

jawab terhadap peserta didik.

2. Sifat-sifat Guru PAI

Dalam hal ini, ada beberapa pendapat tentang sifat-sifat guru PAI

antara lain sebagai berikut:

a. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi, sifat-sifat guru adalah sebagai

berikut:

1) Guru hendaknya robbani dalam segala tujuan, tingkah laku dan pola pikirnya. Maksudnya, dalam mendidik guru harus memiliki dali sebagai pedoman terhadap materi yang bersangkutan. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat Ali Imran ayat 79, yaitu:

مـا كان لبشر أن يؤتيه اهللا الكتاب والحكم والنبوة ثم يقول للـناس كونوا عبادا لي من دون اهللا ولكن كونوا ربانيني بما

)79: عموان-ال. (كنتم تعلمون الكتاب وبما كنتم تدرسون

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani,

4 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 11-12.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

14

karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (QS. Ali Imran: 79)5

2) Guru hendaknya ikhlas dalam pekerjaannya. 3) Guru hendaknya mempunyai sifat sabar dalam mendidik.

Maksudnya, guru hendaknya dapat dijadikan sebagai contoh dalam amal dan perbuatannya. Firman Allah dalam surat ash-Shaff ayat 2-3:

كبر مقتا عند اهللا أن . ياأيها الذين أمنوا لم تقولون ما التفعلون )3-2: الصاف. (تقولوا ما التفعلون

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu perbuat.amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. ash-Shaff: 2-3)6

4) Guru hendaknya bersifat jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan kepada anak didik. Maksudnya, guru harus berpengetahuan luas terhadap apa yang diajarkannya agar matri yang disampaikan dapat dipahami oleh murid. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 79:

... متا كنبمو ابون الكتلمعت متا كنبم نيانيبوا ركون لكـنو )79: عموان-ال. (تدرسون

... akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang rabbani karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (QS. Ali Imran: 79)7

5) Guru hendaknya selalu membekali diri dengan berbagai macam ilmu dan terus menerus mengadakan pengkajian. Maksudnya, guru harus dapat menyesuaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai.

6) Guru hendaknya menguasai berbagai macam metode pelajaran dan menggunakannya dengan tepat. Maksudnya, guru harus dapat menyikapi siswa dalam berbagai situasi dan kondisi.

7) Guru hendaknya mampu mengadakan pengelolaan terhadap siswa serta tegas dan dapat berlaku adil. Maksudnya, guru harus dapat mendidik murid sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

5 Soenarjo, dkk., al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 89. 6 Ibid., hlm. 928. 7 Ibid., hlm. 89.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

15

8) Guru hendaknya memahami jiwa anak, sehingga dapat memperlakukan siswanya sesuai dengan kemampuannya. Maksudnya, guru harus bisa memahami problem yang dihadapi murid.8 Firman Allah dalam surat al-Fatikhah ayat 7:

النيال الضو همليوب عضغر المغي همليع تمعأن اط الذينصر . )7:الفاحتة(

Yaitu jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan (pula bukan) jalan mereka yang sesat. (QS. al-Fatikhah: 7)9

9) Guru harus bersifat adil Maksudnya guru hendaknya tidak membeda-bedakan murid. Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 8:

بأقر ودلوا هدلوا اععلى أال تم عان قوـنش كمنـرمجال يو )8: املائدة. (هللا خبري بما تعملونللتقوى واتقوا اهللا إن ا

... dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Maidah: 8)10

b. Menurut al-Ghazali dalam bukunya Samsul Nizar, sifat-sifat guru

adalah sebagai berikut:

1. Sabar dalam menanggapi pertanyaan murid. Maksudnya, guru harus sabar dalam menanggapi pertanyaan murid, sehingga murid merasa diperhatikan oleh guru.

2. Senantiasa bersifat kasih tanpa pilih kasih (objektif). Maksudnya, guru hendaknya menyayangi murid tanpa membedakan antara murid yang satu dengan lain.

3. Duduk dengan sopan, tidak riya’ atau pamer. Maksudnya, guru harus senantiasa menjadi contoh bagi muridnya dalam berbagai hal termasuk duduk dengan sopan, tidak riya dan pamer.

4. Tidak takabur, kecuali terhadap orang yang zalim dengan maksud mencegah tindakannya. Maksudnya, guru hendaknya jangan menyobongkan diri, karena pada hakekatnya ilmu itu dari Allah.

8 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam

Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung: Diponegoro, 1992), hlm. 239-246 9 Ibid., hlm. 6. 10 Ibid., hlm. 158.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

16

5. Bersikap tawadhu’ dalam pertemuan ilmiah. Maksudnya, guru hendaknya memiliki sikap rendah diri dan tidak sombong dalam pertemuan.

6. Sikap dan pembicaraan hendaknya tertuju pada topik persoalan. Maksudnya, guru dalam mengajar hendaknya tertuju pada topik persoalan dan tidak nglantur.

7. Memiliki sifat bersahabat dengan murid-muridnya. Maksudnya, guru harus mengetahui sifat murid. Oleh karena itu, guru harus bersahabat dengan murid.

8. Menyantuni dan tidak membentuk orang-orang bodoh. Maksudnya, guru hendaknya dapat menyantuni anak didik dan menjadikan anak didik untuk belajar dengan baik.

9. Membimbing dan mendidik murid yang bodoh dengan cara yang sebaik-baiknya. Maksudnya, guru hendaknya dapat membimbing murid dan menjadikan murid yang bodoh dapat bersemangat untuk belajar.

10. Berani untuk berkata tidak tahu terhadap masalah yang Anda persoalkan. Maksudnya, seorang guru harus jujur apabila muridnya bertanya tentang apa yang tidak diketahui guru.

11. Menyampaikan hujjah yang benar. Maksudnya, seorang guru harus menyampaikn materi dengan benar dan tidak menyesatkan murid.11

c. Menurut Athiyah al-Abrasy, sifat-sifat guru adalah sebagai berikut:

1. Zuhud. Zuhud artinya adalah guru agama Islam tidak boleh berpandangan materialistik, tetapi harus mempunyai rasa ikhlas mencari keridhaan Allah.

2. Bersih jiwa dan raganya. Seorang guru harus bersih jiwa dan raganya, jauh dari dosa-dosa dan kesalahan serta terhindar dari dosa-dosa besar dan lain-lain.

3. Ikhlas dalam pekerjaan Maksud ikhlas di sini adalah guru harus sesuai dengan apa yang dikatakan dengan perbuatan, melakukan apa yang diucapkan dan tidak malu mengatakan aku tidak tahu, apabila ada yang tidak diketahuinya.

4. Bersifat pemaaf Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati dan lain lain.

5. Bersifat kebapakan Artinya, bisa menjadi orang tua yang baik terhadap anak didiknya.

6. Mengerti tentang tabiat murid

11 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 88.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

17

Guru harus mengetahui tabiat pembawaan, adat kebiasaan, rasa dan pemikiran murid agar tidak kesasar dalam mendidik.

7. Menguasai materi pelajaran Seorang guru harus menguasai materi pelajaran dan memperdalam pengetahuannya.12

Demikian beberapa sifat guru PAI yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh pendidikan Islam yang masing-masing berbeda tetapi

saling melengkapi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang guru PAI harus

mempunyai sifat-sifat di atas, yaitu: ikhlas, sabar, tawadhu’, jujur, adil,

senantiasa bersifat kasih tanpa pilih kasih, tidak riya’, tidak takabur,

pemaaf dan dapdat menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, apabila

sifat-sifat tersebut dilaksanakan dengan baik, maka proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik.

3. Kepribadian Guru PAI

Kepribadian yang dimiliki guru agama adalah merupakan salah

satu faktor yang menentukan dan paling berpengaruh baik dan tidaknya,

disiplin dan tidaknya guru agama dalam melaksanakan tugasnya. Dr.

Zakiah Daradjat dalam buku Kepribadian Guru mengatakan sebagai

berikut:

“Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik”.13

Pendapat tersebut memberikan pengertian bahwa kepribadian guru

agama merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan tugas

kependidikannya, begitu juga seorang guru agama dalam melaksanakan

tugas, kepribadian yang dimilikinya juga lebih banyak menentukannya.

Oleh karena itu, kepribadian guru termasuk guru agama akan berpengaruh

terhadap apa yang dikerjakannya, bahkan kepribadian yang dimiliki itu

12 Muhammad Athiyah al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustani A.

Ghani dan Djohar Bahri, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm. 139-141. 13 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 16.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

18

menentukan segala langkah dan perbuatannya. Sehingga kepribadian itu

bisa diketahui identitasnya baik yang positif maupun negatif.

Adapun untuk mengetahui aspek-aspek kepribadian dapat diketahui

dalam Pengantar Filsafat Pendidikan Islam oleh Drs. D. Marimba, sebagai

berikut:

1. Aspek jasmaniah, yaitu aspek yang berhubungan dengan tingkah laku

luar yang mudah nampk dan ketahuan dari luar. Misalnya, cara

berbuat, cara berbicara dan sebagainya.

2. Aspek kejiwaan, yaitu aspek yang tidak dapat dilihat dan ketahuan dari

luar. Misalnya, cara berfikir, sikap dan minat.

3. Aspek kerohanian, yaitu aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu

falsafah hidup dan kepercayaan.14

Jadi, kepribadian guru agama merupakan faktor terpenting dalam

melaksanakan kepribadian, bahkan kepribadian yang dimiliki oleh guru

agama itu menentukan segala langkah dan perbuatannya. Selain itu,

kepribadian juga memiliki tiga aspek, yaitu: aspek jasmaniah, aspek

kejiwaan dan aspek kerohanian.

4. Tugas Guru PAI

Seorang yang telah menerima jabatan guru berarti ia telah menerima

sebuah tanggung jawab yang besar, apalagi bagi guru agama yang selalu

menjadi contoh bagi anak didiknya, baik di sekolah maupun di

masyarakat, untuk membimbing, mengajar dan mendidik putra putri

mereka agar kelak menjadi anak yang berguna bagi masyarakat dan dapat

memikul tanggung jawab guru sebagai warga negara yang baik.

Muhammad Uzer Utsman mengelompokkan tugas guru menjadi tiga

kelompok yaitu dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas

kemasyarakatan.15

14 Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1989),

hlm. 17. 15 Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),

hlm. 6-7.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

19

a. Tugas Bidang Profesi

Guru merupakan suatu profesi, artinya suatu jabatan/pekerjaan

yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Oleh karena itu,

jabatan guru itu tidak dilakukan oleh sembarang orang di luar profesi

bidang pendidikan. Tugas guru dalam bidang profesi itu meliputi:

mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedang melatih

adalah mengembangkan ketrampilan kepada siswa. Kaitannya dengan

tugas guru bidang profesi dalam hadis disebutkan :

قال رسول اهللا صلى اهللا عليه : عـن اىب هريـرة رضى اهللا عنه قال 16)رواه البخارى(اهله فانتظر الساعة وسلم اذا وسد االمر اىل غري

Dari Abu Hurairah ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw.: Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang tidak ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhari)

b. Tugas Bidang Kemanusiaan

Dalam hal ini guru dalam sekolah dapat menjadikan dirinya

sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia

menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan,

hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.

c. Tugas Bidang Kemasyarakatan

Masyarakat menempatkan guru pada tempat terhormat di

lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan

bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia yang

berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu keberadaan guru dalam hal ini

merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak dapat mungkin

digantikan oleh komponen manapun. Dan guru tidak hanya diperlukan

oleh murid di dalam kelas, dalam arti mentransfer pengetahuan, namun

juga diperlukan oleh masyarakat di lingkungannya dalam

16 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1992), hlm. 26.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

20

menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi oleh

masyarakat. Ia mempunyai tanggung jawab besar untuk ikut serta

dalam mewujudkan kehidupan bangsa. Oleh karena itu guru

mempunyai komponen-komponen yang menunjang profesinya sebagai

guru.

Adapun menurut S. Nasution, bahwa tugas guru meliputi sebagai

berikut:

1) Seorang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan tugasnya

ini guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang apa

yang diajarkannya. Sebagai tindak lanjut tugas ini, maka guru

harus memiliki pengetahuan yang diberikan kepada anak didiknya

terlebih dahulu harus ia pelajari. Dalma hubungan ini, pendidikan

guru dalam berbagai bentuknya, seperti Program Penyetaraan DII

dan DIII, latihan servis pelajaran jarak jauh dan sebagainya sangat

penting. Selain itu, dipandang perlu menyediakan fasilitas

memperbaiki nasib guru dan peningkatan kesejahteraan hidupnya,

sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

2) Guru sebagai model, yaitu dalam bidang studi yang diajarkannya

merupakan suatu yang berguna bagi kehidupan sehari-hari,

sehingga guru tersebut menjadi model atau contoh nyata dari yang

dikehendaki dari mata pelajaran tersebut. Hal ini akan lebih

nampak pada mata pelajaran yang diajarkannya, jangan diharapkan

bahwa anak-anak akan antusias pada mata pelajaran itu. Guru yang

tidak menunjukkan keberanian untuk berpikir intuitif, tidak akan

dapat membina anak-anak yang mempunyai keberanian.

3) Guru juga menjadi model sebagai pribadi, apakah ia berdisplin,

cermat berfikir mencintai pelajarannya atau mematikan idealisme

dan picik dalam pandangannya.17

17 S. Nasution, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,

1992), hlm. 16-17.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

21

Dari ketiga fungsi guru tersebut tergambar bahwa seorang

pendidik selain seorang yang memiliki pengetahuan yang

diajarkannya, juga sebagai orang yang berkepribadian baik,

berpandangan luas dan berjiwa besar.

Menurut Zakiah Daradjat tentang tugas yang diemban oleh guru

agama adalah bahwa guru agama mempunyai tugas yang cukup berat

yaitu membina pribadi anak di samping mengajarkan pengetahuan

agama.18

Maka tugas guru agama tidak hanya memberikan pembinaan

pribadi anak supaya menjadi taat pada agama sesuai dengan ajaran

Islam yang telah diterima. Adapun yang dijadikan suri tauladan dalam

pembinaan pribadi anak adalah Nabi saw. sebagaimana Firman Allah

SWT. dalam surat al-Ahzab ayat 21:

)21: األحزاب(لقد كان لكم في رسول اهللا أسوة حسنة

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. (QS. al-Ahzab: 21)19

Apa yang dikemukakan di atas tidaklah tugas itu ringan, karena

di samping menyampaikan ilmu juga mendidik yang memerlukan

kesabaran dan ketelitian kerja yang diarahkan untuk mematuhi aturan

agama, sehingga dalam melaksanakan tugas dapat menuju pada tujuan

yang telah ditetapkan.

5. Kedudukan Guru Agama dalam Pandangan Islam

Islam sangat menghormati orang yang mau menjadi guru agama,

karena guru agama berarti da’i yang meyampaikan pelajaran yang baik

dan menyuruh kepada jalan Allah dengan hikmah. Sebagaimana

disebutkan dalam Firman Allah QS. an-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

18 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang: 2003), hlm. 77 19 Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1996), hlm. 670.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

22

بالتي هي مادلهجة ونسعظة الحوالمة وبالحكم كببيل رإىل س عاد وهبيله وس نل عض نبم لمأع وه كبإن ر نسلم أحأع دينتهبالم

)125: النحل(

Suruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan pelajaran yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. an-Nahl: 125)20

Demikianlah penghargaan yang besar terhadap kedudukan guru

dalam pandangan Islam, sehingga Islam memerintahkan untuk menyeru

kepada jalan yang benar, yaitu jalan yang mendapat petunjuk Tuhan.

B. Aktivitas Sosial

1. Pengertian Aktivitas Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

“aktivitas” adalah suatu kegiatan atau usaha/pekerjaan.21 “Sosial” adalah

hal yang berkenaan dengan kemasyarakatan atau perlu adanya

komunikasi.22 Dengan demikian yang dimaksud aktivitas sosial adalah

kegiatan guru pendidikan agama Islam yang berhubungan dengan

masyarakat di suatu wilayah.

Sedangkan pengertian aktivitas sosial dalam bahasa Inggris yaitu

activity socialling referring to therapy groups, any activity that result in

the interaction of individual with other members of group.23 Artinya,

aktivitas sosial mengacu pada terapi kelompok, di mana aktivitas itu

mengakibatkan interaksi individu dengan anggota kelompok yang lain

Dalam melakukan aktivitas sosial tersebut diperlukan adanya

interaksi individu, sebab interaksi sosial ini merupakan syarat utama

20 Ibid., hlm. 421. 21 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 17. 22 Ibid., hlm. 855. 23 Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science, (New York: Van Nostrand

Reinhold Company, 1973), hlm. 8.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

23

terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial ini merupakan hubungan sosial

yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang per-orang, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan

kelompok manusia.24 Dalam interaksi ini, maka perilaku seseorang tidak

terlepas dengan lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Berkaitan dengan hal ini, Lewin’s beranggapan bahwa “...behavior is

dependent upon a connection or combination of persons and

environments”.25 Artinya, ... perilaku adalah bergantung pada kombinasi

atau hubungan pada orang dan lingkungan.

Sementara itu, pengertian aktivitas sosial atau interaksi sosial

menurut Abu Achmadi adalah “suatu hubungan antara dua individu atau

lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya”.26 Di sisi lain,

dalam interaksi juga diperlukan adanya komunikasi. Tanpa komunikasi,

suatu aktivitas sosial tidak berjalan dengan baik.

2. Interaksi dan Aktivitas Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, antara kelompok dengan kelompok dan antara individu dengan

kelompok. Proses tersebut didasarkan pada adanya kebutuhan, seperti

misalnya untuk diterima orang lain, untuk menjadi anggota suatu

kelompok, diakui dan seterusnya.27

Telah diketahui bahwa pada dasarnya manusia adalah sebagai

makhluk sosial, sebagai makhluk individu, manusia mempunyai dorongan

untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai

makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan

hubungan dengan orang lain, berarti manusia mempunyai dorongan sosial.

24 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),

hlm. 67. 25 Mc Nergney dan Robert F, Teachers Development, (New York: Macmillan Publising,

1981), hlm. 14. 26 Abu Achmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 53. 27 Soerjono Soekamto, Memperkenalkan Psikologi, (Jakarta: Rajawali, 1982), hlm. 11.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

24

Dengan adanya dorongan sosial pada manusia, maka manusia akan

mencari orang lain untuk mengadakan hubungan (interaksi). Dengan

demikian maka akan terjadilah interaksi antara manusia dengan manusia

yang lain.

Jadi, karena manusia tersebut adalah bagian dari masyarakat dalam

kegiatan sosialpun diperlukan adanya interaksi, dengan harapan agar

aktivitas sosial yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Dasar adanya

aktivitas sosial dalam hidup masyarakat adalah sebagaimana dalam hadits

nabi sebagai berikut:

ه ابي ـنقال ع لمسه وليلى اهللا عص بين النة عرين : ... روع اهللا فىو ) رواه اىب داود. (العبد ماكان العبد فى عون اخيه

Dari Abu Hurairah ra., dari nabi saw. beliau bersabda: “.... Dan Allah akan menolong hambanya sebagaimana ia menolong saudaranya” (HR. Daud)28

Berdasarkan hadits tersebut, jelas bahwa manusia itu diperintah untuk saling tolong menolong dengan sesamanya, sebab Allah akan menolongbya, apabila ia menolong saudaranya. Namun demikian, tolong menolong ini hanya diperbolehkan dalam hal-hal yang baik, bukan sebaliknya.

Mengenai cara berinteraksi Allah SWT telah memberikan petunjuk yang mengandung nilai sosial yang mengutamakan orang lain daripada perasaan diri sendiri dan kepentingan pribadi serta kerjasama dengan orang lain. Dalam QS. Ali Imran ayat 159 Allah SWT. berfirman:

نفضوا من فبما رحمة من اهللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب ال : عمران- ال (رمألحولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في ا

159( “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kami berlaku lemah lembut kepada mereka sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

28 Imam Abi Daud, Sunan Abi Daud, (Beirut: Darul Fikr, 1992), hlm. 292.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

25

maafkanlah mereka, mohonkan ampun mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan itu”. (QS. Ali Imran: 159)29

Islam telah meletakkan prinsip-prinsip yang dapat membuat suatu

masyarakat saling bekerjasama dan memperkuat satu sama lain, sehingga

tidak tampak di dalamnya suatu perbedaan. Di antara prinsip-prinsip itu

adalah perintah untuk bekerjasama dalam kebaikan. Abu Zahrah

mengatakan bahwa kerjasama (taawun) adalah ikatan yang paling kuat di

antara anggota masyarakat,30 karena adanya kerjasama antar anggota

masyarakat akan meringankan beban mereka. Pepatah mengatakan “Berat

sama dipikul, ringan sama dijinjing”.

Suatu contoh tentang hal ini, “Pada bulan Ramadhan ada aktivitas

sosial yaitu memberikan santunan kepada anak yatim dan fakir miskin.

Bila beban dana ini dipikul oleh beberapa orang saja akan terasa berat dan

sebaliknya bila beban itu ditanggung oleh semua anggota masyarakat akan

terasa ringan. Dan dari semua aktivitas yang dilakukan, maka interaksi

sangat berpengaruh. Dalam interaksi sosial tersebut ada kemungkinan

individu dapat menyelesaikan dengan orang lain atau sebaliknya. dengan

kata lain, bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan

sekitarnya atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai

dengan keadaan individu, atau sesuai dengan apa yang diinginkan

individu. Bahkan oleh Weber dikatakan bahwa di dalam interaksi di mana

tidak ada saling menyesuaikan (mutual orientation) antara orang satu

dengan orang yang lain, dengan orang yang lain, maka di situ tidak ada

hubungan antar hubungan sosial, meskipun ada sekumpulan orang yang

diketemukan bersamaan.31

Apabila tujuan interaksi sosial selalu dikaitkan dengan kekayaan

materiil, kekuasaan, prestise dan ketenaran, hanya akan mendatangkan

29 Ibid., hlm. 103. 30 Muhammad Abu Zahrah, Tanzih al-Islam li al-Mujtama, terj. Shadiq Noor Rahmad,

Membangun Masyarakat Islam, (Jakarta: Pustaka al-Firdaus, 1994), hlm. 13. 31 George Ritzar, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: Rajawali

Press, 1992), hlm. 44.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

26

kesedihan dan kekecewaan belaka. Selain itu, di dalam pergaulan hidup

seorang harus dapat mempertahankan kehormatan diri, integritas serta

mengerti perasaan dan motivasi tingkah laku pihak lain (tepo sliro).32

3. Bentuk-bentuk aktivitas sosial

Aktivitas sosial dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara dua

individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,

mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebalinya.

Aktivitas sosial atau hubungan timbal balik tersebut dapat terjadi dalam

berbagai bentuk yaitu kerjasama (cooperation), persaingan (competition),

pertikaian (pertentangan ataupun akomodasi). Bentuk-bentuk aktivitas

sosial tersebut dapat terjadi secara terus menerus, bahkan dapat

berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Aktivitas sosial tersebut bisa

bermula dari setiap bentuk kerjasama, persaingan dan pertikaian kemudian

dapat berubah lagi menjadi kerjasama, begitu seterusnya, misalnya suatu

pertikaian untuk sementara waktu dapat terselesaikan kemudian dapat

bekerjasama berubah menjadi persaingan, apabila persaingan ini

memuncak, maka dapat terjadi pertikaian.33

a. Kerjasama

Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama

antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu

atau beberapa tujuan bersama.34 Kerjasama dapat terjadi dalam

kehidupan apabila manusia mempunyai kepentingan yang sama, tujuan

yang sama ataupun kegiatan yang sama, kerjasama ini di samping

sebagai perwujudan manusia pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Sebagai muslim juga mempunyai nilai agama yang tinggi,

sebab Islam juga menekankan pentingnya kerjsama, bantu membantu

32 Soerjono Sukanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: Rajawali Press, 1988), hlm. 17 33 Abdul Syani, Sosiologi Sistematika dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm.

156. 34 Soerjono Soekanto, op. cit., hlm. 79.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

27

tolong menolong dalam kebaikan dan takwa sebagaimana Firman Allah

SWT. dalam QS. al-Maidah ayat 2 :

وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان واتقوا )2:املائدة (.اهللا إن اهللا شديد العقاب

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya. (QS. al-Maidah: 2)35

Dalam kehidupan sosialpun kerjasama sangat diperlukan sebab

dalam usaha untuk mencapai tujuan tidak selamanya manusia mampu

mencapinya sendiri banyak hal yang memerlukan orang lain untuk

mencapai atau memecahkannya. Betapa pentingnya kerjasama,

digambarkan oleh Charles H Cooley sebagaimana dikutip Sorjono

Sukanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, sebagai berikut:

“Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna”.36

b. Persaingan

Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk

mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa

berbentuk benda atau popularitas tertentu.37 Persaingan dapat terjadi di

semua bidang kehidupan manusia misalnya persaingan di bidang

ekonomi, kebudayaan, kedudukan dan jabatan politik, persaingan

karena perbedaan ras, dan sebagainya. Bila persaingan tersebut terjadi

35 Soenarjo, op. cit., hlm. 157. 36 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),

hlm. 98. 37 Abdul Syani, op. cit., hlm. 157.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

28

dalam batas-batas kewajaran maka akan membawa dampak yang

positif, sebab akan membawa seseorang untuk berprestasi melebihi

orang lain. Misalnya kompetisi kejujuran, meraih rangking 1 di sekolah

dan sebagainya. Namun bila persaingan terjadi dalam ketidakwajaran

maka akan menimbulkan pertikaian karena menghalalkan segala cara.

Mengenai kompetisi ini Allah SWT memerintahkan kepada kita

sebagaimana Firman Allah QS. al-Baqarah ayat 148:

أت بكموا يكونا تم نات أيريبقوا الختا فاسليهوم وة ههلكل وجوء قديريلى كل شا إن اهللا عميع148: البقرة. (اهللا ج(

Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya, maka berlomba-lombalah kamu dalam membuat kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (di hari kiamat) sesungguhnya Allah Maka Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 35)38

c. Pertikaian

Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara

negatif, artinya di satu pihak bermaksud mencelakakan atau paling

tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya.39 Pertikaian dapat

terjadi karena salah penafsiran terhadap suatu aktivitas yang dilakukan

oleh orang lain. Pertikaian juga dapat terjadi akibat suasana kompetitif.

Akibat kompetitif ini mengakibatkan bangkitnya nafsu untuk

menjatuhkan dan menghancurkan persaingannya. Mengenai kejelasan

tentang hal tersebut Allah berfirman dalam QS. al-Hujurat ayat 6:

جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا أن تصيبوا قوما ياأيها الذين أمنوا إن ادمنين ملتا فعلى موا عبحصالة فته6: احلجرات . (بج(

Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. (QS. al-Hujurat: 37)40

38 Soeanrjo, op. cit., hlm. 38. 39 Abdul Syani, op. cit., hlm. 158. 40 Soenarjo, op. cit., hlm. 846.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

29

d. Akomodasi

Akomodasi adalah keadaan hubungan antara kedua belah pihak

yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan

norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat. Akomodasi

sebenarnya suatu bentuk aktivitas sosial yang merupakan

perkembangan dari bentuk pertikaian di mana masing-masing pihak

melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai kesepakatan untuk

tidak saling bertentangan.41 Dapat dipahami bahwa akomodasi

meurpakan terminal dari pertikaian pada tahap ini pihak yang bertikai

mencari pemecahan konflik, pencarian jalan keluar oleh kedua belah

pihak. Persoalan mereka dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah

untuk mencapai mufakat. Dengan musyawarah semua akan terlibat

dalam penyelesaian persoalan sehingga dapat dicapai kesepakatan

konsep persoalan ini sudah tercantum dalam sub ke-IV dalam pancasila

sekaligus pilihan cepat sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat

as-Syura ayat 38:

والذين استجابوا لربهم وأقاموا الصلوة وأمرهم شورى بينهم ومما )38: الشورى. (رزقناهم ينفقون

Dan bagi orang-orang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. (QS. as-Syura: 38)42

Jadi, dalam beraktivitas sosial memerlukan adanya interaksi sosial

yang merupakan kunci dari jawaban sosial. Oleh karena itu, interaksi

sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama, bertemunya orang

perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan

hidup dalam suatu kelompok sosial. Kehidupan sosial itu tercermin dalam

bentuk hubungan sosial yang didasari oleh rasa kasih sayang, tolong

41 Abdul Syani, op. cit., hlm. 159. 42 Soenarjo, op. cit., hlm. 789.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

30

menolong, hormat menghormati, tenggang rasa dan sebagainya, yang

semua itu merupakan ukhuwah yang berlaku antar umat Islam khususnya,

maupun antar individu-individu manusia pada umumnya.

4. Faktor yang Mendasari Timbulnya Aktivitas Sosial

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa salah satu sifat manusia adalah

sebagai makhluk sosial, di samping sebagai makhluk individual. Sebagai

makhluk individual manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan

hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan makhluk sosial memiliki

dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain sehingga

dengan motif sosial tersebut manusia akan mencari orang lain untuk

mengadakan hubungan (interaksi).

Begitu pula dengan aktivitas sosial, manusia yang terlibat di

dalamnya juga memerlukan adanya interaksi serta komunikasi. Tanpa

interaksi dan komunikasi, maka aktivitas sosial tidak akan berjalan dengan

lancar walaupun begitu interaksi yang kelihatannya sederhana merupakan

suatu proses yang sebenarnya cukup kompleks. Adapun faktor-faktor yang

mendasari timbulnya aktivitas sosial yaitu:

a. Faktor imitasi

b. Faktor sugesti

c. Faktor identifikasi

d. Faktor simpati.43

Untuk lebih jelasnya keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor imitasi

Yang dimaksud imitasi adalah dorongan untuk meniru orang

lain. menurut Gabriel Torde seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya

berdasarkan imitasi saja. Terdapat pendapat ini sukarlah orang

menerima seluruhnya. Memang imitasi memiliki peranan penting

dalam kehidupan masyarakat atau dalam interaksi sosial, namun

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

31

demikian interaksi bukanlah satu-satunya faktor yang mendasari

aktivitas sosial. Dan imitasi tidaklah berlangsung dengan sendirinya,

sehingga individu yang satu akan dengan sendirinya mengimitasi

individu yang lain.44

Untuk mengadakan imitasi (meniru) ada faktor psikologi yang

berperan. Dengan kata lain, imitasi tidak berlangsung secara otomatis,

tetapi ada faktor lain yang berperan sehingga seorang mengadakan

imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalau orang yang

bersangkutan tidak menerima terhadap yang diimitasi itu. Dengan

demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada

sikap mengagumi terhadap yang diimitasi itu, karena imitasi tidak

berlangsung dengan sendirinya.45

2) Faktor Sugesti

Yang dimaksud sugesti adalah pengaruh psikis baik yang datang

dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada

umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang

bersangkutan. Oleh karena itu, sugesti dapat dibedakan menjadi 2

yaitu:

a) Auto sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang

dari dalam diri individu yang bersangkutan

b) Hetero sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain.46

Sugesti juga mempunyai peranan yang besar dalam

pembentukan nama-nama, kelompok, prasangka, norma susila, norma

politiik dan lain-lainnya. Dalam pengertian Ilmu Jiwa Sosial sugesti

dapat dirumuskan suatu proses di mana seorang individu menerima

sesuatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain

43 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Rifika Aditama, 2002), hlm. 58. 44 Ibid. 45 Bimo Walgito, Psikologi Sosial; Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003),

hlm. 59. 46 Ibid.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

32

tanpa kritik terlebih dahulu. Ada beberapa syarat yang memudahkan

sugesti terjadi atau diterima orang lain antara lain:

a) Sugesti karena hambatan berfikir

b) Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah

c) Sugesti karena otoritas

d) Sugesti karena mayoritas

e) Sugesti karena “will to believe”.47

Dengan kelima faktor tersebut, sugesti akan diterima di

masyarakat.

3) Faktor identifikasi

Dalam psikologi, identitas berarti dorongan untuk menjadi

identif (sama) dengan orang lain.48 Identifikasi dilakukan orang kepada

orang lain yang dianggapnya ideal dalam suatu segi untuk memperoleh

sistem norma, sikap dan nilai yang dianggapnya ideal dan yang masih

kekurangan pada dirinya.

Proses identifikasi itu terjadi secara otomatis bawah sadar dan

objek identifikasi itu dipilih secara rasional, tetapi berdasarkan

penilaian subjektif, berperasaan. Ikatan yang terjadi antara orang

mengidentifikasi merupakan ikatan batin yang lebih mendalam

daripada ikatan antara orang yang saling mengimitasi tingkah lakunya.

Lagi pula imitasi dapat berlangsung antara orang yang tidak kenal,

sedangkan orang tempat kita mengidentifikasi diri dengan orang

tersebut merupakan proses rasional dan sadar, melainkan irasional dan

berlangsung di bawah taraf kesadaran kita.49

4) Faktor simpati

Selain faktor-faktor di atas, faktor simpati juga memegang

peranan dalam kegiatan sosial. Simpati merupakan perasaan tertarik

47 W.A. Gerungan, op. cit., hlm. 61. 48 Bimo Walgito, op. cit., hlm. 63. 49 W.A. Gerungan, loc. cit., hlm. 67.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · LANDASAN TEORI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN AKTIVITAS

33

kepada orang lain.50 Oleh karena itu imitasi timbul tidak atas dasar

logis rasional, melainkan atas perasaan atau emosi. Dalam simpati

orang merasa terterik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung

dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak

memberikan penjelasan lebih lanjut. Di samping individu juga

mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, yang disebut

dengan antipati. Jadi, kalau simpati itu bersifat positif, maka antipati

bersifat negatif.51

Seperti yang telah dikatakan di atas, bahwa simpati timbul tidak

atas dasar logis irasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi,

seperti juga pada proses identifikasi, pada identifikasi dorongan

utamanya ialah ingin mengikuti jejaknya, ingin mencontoh, ingin

belajar dari orang lain yang dianggapnya ideal. Jadi pada simpati

dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerjasama dengan

orang lain. sedangkan pada identifikasi dorongan utamanya ialah ingin

mengetahui jejaknya, ingin mencontoh, ingin belajar dengan orang lain

yang dianggapnya ideal. Hubungan simpati menghendaki hubungan

kerjasama antara dua orang lebih orang yang setaraf. Hubungan

identifikasi hanya menghendaki bahwa yang satu ingin menjadi seperti

yang lain dalam sifat-sifat yang dikagumi. Simpati bermaksud

bekerjasama sedangkan identifikasi bermaksud belajar.52

50 Ibid., hlm. 69. 51 Bimo Walgito, op. cit., hlm. 64. 52 W.A. Gerungan, op. cit., hlm. 70.