untuk soca ske c blok 11

33
I. Identifikasi Masalah 1. Budi anak umur 3 tahun, dibawa ibunya ke Poliklinik dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu. 2. 3 hari sebelumnya Budi menderita batuk pilek disertai panas tinggi, dan belum diobati. 3. Budi anak ke 5 dari 6 bersaudara tinggal di daerah kumuh. Riwayat imunisasi tidak lengkap. Tinggal di daerah kumuh Infeksi bakteri Batuk pilek disertai panas tinggi Sesak napas Infeksi virus Budi, 3 tahun Imunisasi tidak lengkap bronchopneumonia - gizi kurang - tidak diobati - imun turun

Upload: thipo-ardini

Post on 28-Jun-2015

334 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

I. Identifikasi Masalah

1. Budi anak umur 3 tahun, dibawa ibunya ke Poliklinik dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari

yang lalu.

2. 3 hari sebelumnya Budi menderita batuk pilek disertai panas tinggi, dan belum diobati.

3. Budi anak ke 5 dari 6 bersaudara tinggal di daerah kumuh. Riwayat imunisasi tidak lengkap.

4. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

Tampak sakit berat, BB = 10 kg

Vital Sign : TD : 80/60 mmHg, HR : 140 x/menit, regular, RR : 59 x/menit,

Tinggal di daerah kumuh

Infeksi bakteri

Batuk pilek disertai panas tinggi

Sesak napas

Infeksi virus

Budi, 3 tahun Imunisasi tidak lengkap

bronchopneumonia

- gizi kurang

- tidak diobati

- imun turun

Page 2: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

T : 39,60C

Kepala : sianosis circum oral (+), nafas cuping hidung (+)

Thorax : inspeksi : retraksi intercostal, subcostal dan suprasternal

perkusi : pekak

auskultasi : suara nafas menurun, ronki basah halu nyaring pada kedua

lapangan paru

5. Laboratorium

Hb : 10,8 gr/dl, WBC : 30.000/mm3, Diff. Count : 1/1/8/68/20/2, LED : 20 mm/jam

Masalah utama: no.1 karena sesak napas dapat menyebabkan susah bernapas, dan dapat menyebabkan

gagal napas.

1. a) Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem pernafasan?

Jawab:

Conducting System : cavum nasalis àParynxàLarynxàTracheaàBronchusàBronchiolusàBronchiolus

terminalis

Respiratory System : Bronchiolus respiratoriusàSaccus alveoli àDuctus AlveoliàAlveoli

Fisiologi utama paru yaitu sebagai tempat pertukaran gas (Oksigen dan Karbondioksida )

1. Mengapa Budi mengalami sesak nafas? (penyebab)

Jawab :

a. Penumpukan cairan dalam rongga paru

b. Penyakit obstruksi jalan nafas

c. Imobilisasi diafragma

d. Retriksi volume dada

e. Kelainan sistem cardiovaskuler

f. Gangguan fungsi pengangkutan oksigen

2. Bagaimana terjadinya sesak nafas yang dialami Budi?

Jawab :

Page 3: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Infeksi saluran nafas atas à respon imun turun à predisposisi berbagai infeksi à

peradangan parenkim paru à infiltrasi makrofag, neutrofil, leukosit à alveoli dipenuhi

cairan eksudat àkemampuan menyerap O2 turun à sesak

Obstruksi pada jalan pernapasan

Aliran udara ke paru terganggu

↓ ratio ventilasi-perfusi

↓PO2 dan ↑PCO2 dalam darah

Pernapasan cepat untuk suplai kebutuhan O2 tubuh

Dyspnea

3. Bagaimana penanganan sesak yang dialami Budi?

Jawab :

a. Airway control

b. Breathing Support

c. Circulation Support

d. Drugs

4. Mengapa Budi menderita batuk pilek dan panas tinggi?

Jawab :

Karena adanya infeksi bakteri sehingga terjadinya peningkatan mukus, kemudian refleks

fisiologis tubuh berupa batuk untuk mengeluarkan mukus yang terlalu banyak

(mengakibatkan pilek) à untuk membunuh bakteri. Kemudian dengan tujuan yang sama

neutrofil darah melepas endogen pirogen (prostaglandin) ke hipotalamus terjadilah

peningkatan suhu tubuh à demam

Page 4: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

5. Bagaimana mekanisme batuk pilek dan panas tinggi pada Budi?

Atau 2. Bagaimana hubungan batuk,pilek,demam, dengan sesak?

Jawab :

Zat iritan merangsang glotis, trakea, dan bronkus à memacu reseptor à kirim signal

melalui afferen ke medula spinalis à medula kirim respon melalui eferen ke otot pernafasan

dan pita suara à otot pernafasan kotraksi dengan kuat à menimbulkan efek inspirasi

maksimal à pita suara menutup à peningkatan tekanan intra torakal à mengurangi

volume cavum thorax à pita suara buka tiba-tiba à udara keluar cavum thorax à batuk.

Sedangkan Pilek disebabkan oleh banyaknya mucus pada saluran nafas.

Infeksi saluran nafas à respon imun turun à mengeluarkan prostaglandinà menuju

hipotalamus à demam

- Mekanisme sakit tenggorokan: infeksià inflamasià sakit

- Sakit kepala, nyeri otot, dingin, malaise : gejala gejala sistemik

6. Bagaimana hubungan lingkungan tempat tinggal dengan penyakit yang dialami Budi?

Jawab :

Page 5: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Lingkungan tempat tinggal merupakan factor resiko untuk terserang penyakit/ terinfeksi

virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada anak-anak.

Lingkungan kumuh + malnutrisi + imunisasi kurang lengkap à respon imun turun à

mudah terinfeksi penyakit.

7. Apa akibat jika imunisasi tidak lengkap diberikan?

Jawab :

a. Rentan terhadap penyakit infeksi

b. Respon imun tubuh turun

8. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik:

a. KU = sakit berat, BB = 10kg (BMI)?

Jawab :

BB normal untuk anak-anak umur 1-6 tahun

INDONESIA EROPA

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

UMUR Berat(kg)

Panjang(cm)

Berat(kg)

Panjang(cm)

Berat(kg)

Panjang(cm)

Berat(kg)

Panjang(cm)

1 tahun 8,1 71,3 7,6 71,3 8,9 74,4 8,3 72,2

2 tahun 9,6 79,4 9,3 78,4 11,0 83,6 19,1 81,0

3 tahun 11,4 86,4 11,0 85,3 12,9 91,5 12,2 87,9

4 tahun 13,0 93,5 12,6 92,5 14,5 97,0 13,9 98,2

5 tahun 14,4 101,9 14,2 100,0 16,1 107,9 15,7 101,9

6 tahun 15,8 108,0 16,2 105,7 17,9 110,0 18,0 111,0

Nilai normal tekanan darah pada bayi dan anak (mmHg)

UMUR SISTOLIK DIASTOLIK

Neonatus 50-75 30-45

1-12 bulan 60-90 40-70

Page 6: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

1-3 tahun 75-100 50-75

4-8 tahun 80-115 50-75

9-15 tahun 85-125 50-80

Frekuensi Normal Pernapasan per menit

UMUR RANGE RATA-RATA WAKTU TIDUR

Waktu lahir 30 – 60 35

1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30

1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25

3 tahun – 5 tahun 20 – 30 22

5 tahun – 9 tahun 15 – 30 18

10 tahun atau lebih 15 – 30 15

Frekuensi Nadi Normal menurut kelompok umur (Shinebourne & Anderson, 1980)

UMURDENYUT JANUTNG (NADI) PER MENIT

Min 5% Mean 95% Maks

0 – 24 jam 85 94 119 145 145

1 – 7 hari 100 100 133 175 175

8 – 30 hari 115 115 163 190 190

1 – 3 bulan 115 124 154 190 205

3 – 6 bulan 115 111 140 179 205

6 – 12 bulan 115 112 140 177 175

1 – 3 tahun 100 98 126 163 190

3 – 5 tahun 55 65 98 132 145

5 – 8 tahun 70 70 96 115 145

8 – 12 tahun 55 55 79 107 115

Page 7: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

12 – 16 tahun 55 55 75 102 115

Data Normal Interpretasi

BB 10 kg 13 – 15 Kg Kurus

Tekanan darah 80/60 mmHg 90-105/65-70

mmHg

Hipotensi

HR 140 x/menit 70-110 x/menit Takikardi,

RR 59 x/menit 20-30 x/menit Takipneu,

Temperatur 39,6 °C 36,5-37,5 °C High Fever.

Sianosis circum oral + - Keadaan hipoksia mengakibatkan tubuh

lebih mengutamakan aliran darah ke organ-

organ vital dari pada ke perifer.

Napas cuping hidung + - Merupakan usaha untuk memaksimalkan

respirasi

Retraksi

intercostals,subcostal

, dan suprasternal

+ - Terjadinya tarikan abnormal pada saat

inspirasi yang biasanya disebakan karena

tersumbatnya jalan napas

Perkusi pekak sonor Normalnya suara perkusi paru adalah sonor,

bila berubah berarti telah terjadi

keabnormalitasan pada paru. Dalam hal ini

terjadi perubahan suara perkusi yaitu redup

yang menunjukkan adanya cairan di paru,

dalam hal ini adalah eksudat.

Breath Sound Vesikuler Vesicular sound Karena adanya cairan yang berada di jalan

napas

Page 8: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Ronchi halus

nyaring

- Bunyi yang tercipta pada saat udara

bergesekan dengan cairan

Menunjukkan kondisi pasien lemah dengan tingkat keseriusan penyakit berat.

BMI pada Budi dengan usia 3 tahun idealnya dengan persentil 95%, yaitu:

Tinggi badan : 102 cm

Berat badan : 18 kg.

Pada kasus, tidak diketahui tinggi badan Budi sehingga tidak dapat dilihat tingkat

idealnya tubuh Budi.

Namun dilihat dari persentil 95%, Budi tergolong kurang berat badan, sedangkan pada persentil

5%, BB budi yaitu 10 kg berada pada borderline.

b. Vital sign = TD 80/60 mmHg?

Page 9: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Jawab :

Normal

c. Vital sign = HR : 140 x/menit, reguler?

Jawab :

Usia HR

Usia 1-2 hari 123-159 kali/menit

Usia 3-6 hari 129-166 kali/menit

Usia 1-3 minggu 107-182 kali/menit

Usia 1-2 bulan  121-179 kali/menit

Usia 3-5 bulan 106-186 kali/menit

Usia 6-11 bulan 109-169 kali/menit

Usia 1-2 tahun 89-151 kali/menit

Usia 3-4 tahun 73-137 kali/menit

Usia 5-7 tahun 65-133 kali/menit

Usia 8-11 tahun 62-130 kali/menit

Usia 12-15 tahun 60-119 kali/menit

Pada Budi memiliki HR 140 x/menit, reguler dengan usianya 3 tahun mengalami

peningkatan denyut jantung.

Mekanisme :

Konsolidasi à penurunan luas permukaan membrane respirasi à menurunkan kapasitas

difusi à hipoksemia à mengalami peningkatan denyut jantung

d. Vital sign = RR : 59 x/menit?

Jawab :

UMUR NORMAL TAKIPNEA

0-2 Bulan 30-50 x/menit = 60 x/menit

2-12 Bulan 25-40 x/menit = 50 x/menit

1-5 Tahun 20-30 x/menit = 40 x/menit

Page 10: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

5 Tahun 15-25 x/menit = 20 x/menit

Kriteria Takipnea Menurut WHO

Pada Budi yang memiliki RR 59x/menit dengan usia 3 tahun tergolong takipnea.

Mekanisme :

Konsolidasi à penurunan luas permukaan membrane respirasi à menurunkan kapasitas

difusi à hipoksemia à takipneu

e. Vital sign = T : 39,60C?

Jawab :

< 350C : hipotermia

350 – 37,80C : normal

37,90 – 38,20C : subpebris

38,30 – 41,50C : pebris

> 41,60C : hiperpireksia

Pada Budi, dengan T : 39,60C tergolong pebris.

f. Kepala = sianosis circum oral (+)?

Jawab :

Terjadinya hipoksemia.

g. Kepala = nafas cuping hidung (+)?

Jawab :

Peningkatan usaha respirasi keras (khas pada bronkopneumonia pada anak)

h. Thorax = inspeksi : retraksi intercostal, subcostal, dan suprasternal?

Jawab :

Pengoptimalan bantuan ventilasi.

i. Thorax = perkusi : pekak?

Jawab :

Page 11: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Adanya konsolidasi (pemadatan) pada daerah yang diperkusi sehingga berkurangnya

hantaran gelombang suara.

j. Thorax = auskultasi : suara nafas menurun, ronki basah halus nyaring pada kedua

lapangan paru?

Jawab :

Permukaan bronkus mempunyai banyak mukus.

9. Bagaimana interpretasi lab :

a. Hb 10,8 gr/dl?

Jawab :

Normal : ♂ : 13,5 – 17 g%

♀ : 12 – 15 g%

Anak-anak :

- Bayi baru lahir : 14 – 24 g%

- Bayi : 10 – 17 g%

- Anak : 11 – 16 g%

Pada Budi dengan Hb 10,8 gr/dl masih tergolong normal.

b. WBC 30.000/mm3?

Jawab :

Leukopenia : < 9.000/mm3

Normal : 9.000 – 12.000/mm3 (pada anak)

Leukositosis berat : 30.000/mm3

c. Diff. Count 1/1/8/68/20/2?

Jawab :

1 : basofil normal : rentang 0 – 1 %

1 : eusinofil normal : rentang 1 – 3 %

8 : neutrofil batang meningkat: rentang 2 – 6 %

Page 12: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

68 : neutrofil segmen normal : rentang 50 -70 %

20 : limfosit normal : rentang 20 – 40 %

2 : monosit normal : rentang 2 -10 %

Pada Budi dengan Diff. Count 1/1/8/68/20/2 tergolong Shift to the Left yang

menunjukkan radang akut.

d. LED 20 mm/jam?

Jawab :

Normal = 0 – 10 mm/jam

Pada Budi dengan LED 20 mm/jam maka tergolong peningkatan kadar.

10. Bagaimana diagnosa bandingnya?

Jawab :

IndikatorBroncho

PneumoniaAstma

Bronkiolitis Akut

Bronkitis Akut

Case

Batuk + + + + +Kesulitan bernafas

+ + + + +

Takipneu + + +

Demam + --/+

(subpebris)+ +

DadaLower

indrawingHiperinflasi hiperinflasi hiperinflasi ?

Crackles + +Ronki basah

halusRonki basah

kasarRonki

basah halusWheezing +/- - - +/- -Predisposisi genetik

- + - - -

Nyeri dada + + - - -Kejang - - - - -Sianosis + - + - +Eosinofil darah tepi

- + - - +

Hiperinflasi - + - - +

Page 13: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

11. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya?

Jawab :

1. Darah perifer lengkap

Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan

leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi pada pneumonia

bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000 – 40.000/mm dengan

predominan PMN. Leukopenia (<5000/mm) menunjukkan prognosis buruk.

Leukositosis hebat (>30.000/mm) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri,

sering ditemukan pada keadaan bakteremi dan resiko terjadinya komplikasi tinggi.

2. CRP (C-Reactive Protein)

CRP adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Sebagai respons

infeksi atau inflamasi jaringan, produksi CRP secara cepat distimulasi oleh sitokin,

terutama Interleukin 6, IL-1 dan TNF.

Page 14: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

3. CXR

Secara umum gambaran foto thoraks terdiri dari :

- Infiltrate alveolar, merupakan konsolidasi paru. Konsolidasi dapat mengenai

1 lobus yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor

- Bronkopneumonia, terdapat gambaran difus merata pada kedua paru, berupa

bercak-bercak infiltrate yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai

corakan peribronkial

- Lesi pneumonia pada anak banyak terdapat pada paru kanan, terutama di

lobus atas. Bila ditemukan di lobus kiri dan terbanyak dilobus bawah, maka

ini merupakan prediktor perjalanan penyakit yang lebih berat

4.Analisis gas darah, untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen

5. Sputum Culture

- Merupakan faktor kunci untuk menentukan etiologi pneumonia

12. Bagaimana diagnosis kerjanya?

Jawab :

“ Budi, 3 tahun, mengalami sesak napas karena bronchopneumonia”

13. Bagaimana penegakan diagnosis?

Jawab :

Anamnesis :

a. Sesak nafas

b. Batuk pilek dan panas tinggi tidak diobati

c. Imunisasi tidak lengkap

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Tampak sakit berat, BB = 10 kg

b. Vital Sign : TD : 80/60 mmHg, HR : 140 x/menit, regular, RR : 59 x/menit,

Page 15: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

T : 39,60C

c. Kepala : sianosis circum oral (+), nafas cuping hidung (+)

d. Thorax : inspeksi : retraksi intercostal, subcostal dan suprasternal

perkusi : pekak

auskultasi : suara nafas menurun, ronki basah halu nyaring pada

kedua lapangan paru

Pemeriksaan Lab

Hb : 10,8 gr/dl, WBC : 30.000/mm3, Diff. Count : 1/1/8/68/20/2, LED : 20 mm/jam

10. Bagaimana patofisiologi pada kasus ini?

Jawab:

Page 16: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11
Page 17: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Eksudat,bakteri, netrofil, makrofage berkumpul

Chest in drawing

Penggunaan otot bantu pernapasan

Kebutuhan O2 Tetap

Suplai O2

Gas exchange disturbance

Pergerakan paru asimetris

Terjadi konsolidasi pd jaringan paru

Nasal flare

Kompesasi tubuh

Torak yang sakit mempunyai gerakan yang

restriktif

Retraksi intercostal, subcostal & suprasternal

Page 18: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11
Page 19: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

14. Bagaimana etiologinya (microbiologi)?

Jawab :

UMUR SERING JARANGBAKTERI VIRUS BAKTERI VIRUS

O-20 Hari

- Escherichia coli- Group B

streptococcus- Listeria

monocytogenes

- Anaerob organism.- Group D streptococcus- Haemophillus influenza- Streptococcus pneumoniae- Ureaplasma urealyticum

- Cytomegalovirus- Herpes simplex

virus

3 Minggu – 3 Bulan

- Clamydia trachomatis

- Streptococcus pneumoniae

- Respiratory synctial virus

- Influenza virus- Parainfluenza

virus 1, 2, dan 3- Adenovirus

- Bordetella pertussis- Haemophillua influenza

type B dan non typeable- Moxarella catarrhalis- Ureaplasma urealyticum

Cytomegalovirus

4 Bulan – 5 Tahun

- Streptococcus pneumoniae

- Clamydia

- Respiratory synctial virus

- Influenza virus

- Haemophillua influenza type B dan non typeable

- Moxarella catarrhalis

Varicella zoster virus

Page 20: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

pneumoniae- Mycoplasma

pneumoniae

- Parainfluenza virus

- Rhinovirus- Adenovirus- Measles virus

- Neisseia meningitis- Staphylococcus aureus

5 Tahun – Remaja

- Clamydia pneumonia

- Mycoplasma pneumonia

- Streptococcus pneumoniae

- Haemophillua influenza type B dan non typeable

- Legionella species- Staphylococcus aureus

- Adenovirus- Epstein barr

virus- Influenza virus- Parainfluenza

virus- Rhinovirus- RSV - Varicella zoster

virus

15. Bagaimana epidemiologinya?

Jawab :

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sejak 1986 sampai era 2000 an

hampir 80 sampai 90 persen kematian balita akibat serangan ISPA dan pnemonia.

Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan

meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus,

ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering

dijumpai pada anak kecil dan bayi.

Insiden penyakit ini pada negara berkembang, termasuk Indonesia hampir 30% pada

anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi.

16. Bagaimana faktor risikonya?

Jawab :

Malnutrisi

Berat badan lahir rendah

Tidak mendapatkan ASI yang memadai

Kepadatan tempat tinggal

Imunisasi yang tidak lengkap

Aspirasi secret orofaringeal

Infeksi pernafasan oleh virus/bakteri

Page 21: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

17. Bagaimana pemeriksaan lajutannya?

Jawab :

a. Uji Serologi

Untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri atipik mempunyai

sensitivitas dan spesifitas yang rendah. Uji serologi tidak begitu bermanfaat dalam

diagnosis infeksi bakteri atipik. Namun untuk deteksi infeksi bakteri atipik Mikoplasma

dan Klamidia dan beberapa virus seperti RSV, Sitomegalo, campak, parainfluenza 1,2,3,

Influenza A dan B, dan Adeno, peningkatan antibodi IgM dan IgG dapat mengkonfirmasi

diagnosis.

b. Pemeriksaan Microbiologi

Biakan darah merupakan cara spesifik untuk diagnostic tapi hanya positif pada 10-

15% kasus, terutama pada anak kecil. Kultur darah direkomendasikan pada kasus yang

berat dan pada bayi berusia kurang dari 3 bulan.

Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) bermanfaat untuk diagnostik

Streptococcus pneumonia dan infeksi karena mikoplasma, tetapi pemeriksaan ini mahal,

tidak tersedia secara luas serta tidak banyak berpengaruh terhadap penanganan awal,

sehingga tidak direkomendasikan.

Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat

terjadi asidosis respiratorik.

Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasive sehingga

tidak rutin dilakukan.

c. Pemeriksaan Rontgen Thorax

- Foto polos dada

Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan

corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang

paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.

- Bronkoskopi

Page 22: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Dilakukan untuk mengambil secret yang ada di bronkus, kemudian dilakukan kultur

dan test resistensi.

18. Bagaimana penatalaksanaannya?

Jawab :

Tanda dan gejala Klasifikasi tatalaksana

-Sianosis sentral-Severe respiratory distress-Tidak sanggup minum

Pneumonia sangat berat -Harus dirawat di RS-Beri antibiotik-Terapi oksigen-Turunkan panas

Chest Indawing Pneumonia berat -Harus dirawat di RS-Beri antibiotik-Terapi oksigen-Turunkan panas

Nafas Cepat>40x/menit (anak usia 1-5 tahun)Pada auskultasi terdapat crackles

Pneumonia -Tidak perlu dirawat-Berikan antibiotik-Follow up 2 hari

-Hanya batuk-Tidak terdapat tanda pneumonia

Bukan Pneumonia -Tidak perlu dirawat-Follow up 5 hari

1. Kausatif : antibiotic berdasarkan hasil biakan/etiologi

Ampicillin 50 mg/ kg BB i.m. setiap 6 jam dan gentamycin 7,5 mg/ kgBB i.m. 1x

sehari selama 5 hari. Jika anak berespon baik, beri amoxicillin oral 15 mg/ kgBB

3xsehari dan gentamycin i.m. 1xsehari selama 5 hari

Alt.ernatif : chloramphenicol 25mg/kgBB i.m. atau i.v. setiap 8 jam sampai

membaik. Kemudian lanjutkan secara oral 4xsehari selama 10 hari. Atau gunakan

ceftriaxone 80mg/kgBB i.m. atau i.v. 1xsehari

Jika anak tidak membaik dalam 48 jam, berikan gentamycin 7,5mg/kgBB i.m.

1xsehari dan cloxacillin 50mg/kgBB i.m atau i.v. setiap 6 jam untuk

staphylococcal pneumonia. Jika anak membaik, lanjutkan dengan cloxacillin atau

dicloxacillin secara oral 4xsehari selama 3 minggu

2. Simptomatik :

Page 23: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Paracetamol à untuk mengatasi demam yang tinggi

Oksigen à untuk mengatasi sesak nafas, retraksi, takipnea

3. Suportif :

Cukupi kebutuhan nutrisi dan cairan

IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9 % = 3:1 + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah

cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. Hati-hati jangan

sampai overhidrasi.

Jika sesak nafas tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap

melalui selang nasogastrik dengan feeding drip, tetapi jika anak sudah dapat

minum per oral maka jangan menggunakan selang nasogastrik karena risiko tinggi

terjadi aspirasi pneumonia.

Jika sekresi lendir berlebihan, dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan

beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier

Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Monitoring :

Anak harus diawasi oleh perawat minimal 3 jam sekali dan oleh dokter minimal 2

kali sehari.

Jika tidak terjadi komplikasi, dalam waktu 2 hari, maka ini merupakan tanda

perbaikan ( nafas tidak terlalu cepat, indarwing pada bagian bawah dinding dada

berkurang, demam turun, kemampuan untuk makan dan minum membaik)

Antibiotik :

Bila tidak ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotik awal (24-72 jam pertama)

menurut kelompok usia.

a. Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan):

Ampicillin + aminoglikosid

Amoksisillin-asam klavulanat

Amoksisillin + aminoglikosid

Sefalosporin generasi ke-3

b. Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn):

Page 24: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Beta laktam amoksisillin

Amoksisillin-amoksisillin klavulanat

Golongan sefalosporin

Kotrimoksazol

Makrolid (eritromisin)

c. Anak usia sekolah (> 5 thn)

Amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)

Tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)

Terapi Rehabilitatif : Hindari udara dingin.

Kriteria pasien diindikasikan untuk rawat inap:

1. Penderita tampak toksik.

2. Umur kurang dari 6 bulan.

3. Distress pernapasan berat.

4. Hipoksemia (Saturasi oksigen 93-94% pada kondisi ruangan).

5. Dehidrasi atau muntah.

6. Terdapat efusi atau abses paru.

7. Kondisi imunokompromais.

8. Ketidakmampuan orangtua untuk merawat.

9. Didapatkan penyakit penyerta lain, misalnya Penyakit Jantung Bawaan.

10. Pasien membutuhkan antibiotika secara parenteral.

19. Bagaimana komplikasi?

Jawab :

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thorax

(seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan hematologi.

Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang jarang dari

penyebaran infeksi hematologi.

Empiema torasis

Perikarditis purulenta

Page 25: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

Pneumotoraks, atau infeksi

Meningitis purulenta

Miokarditis

20. Bagaimana prognosisnya?

Jawab :

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Bonam

Quo ad Sanationam : Bonam

21. Bagaimana preventif & promotifnya?

Jawab :

Pencegahan bronchopneumonia pada anak dapat dilakukan dengan:

- Melengkapi status imunisasi anak.

- Vaksinasi influenza (rekomendasi AAP)

- Menghindari faktor paparan : asap rokok, polusi udara.

- Membatasi penularan terutam di rumah sakit: Mencuci tangan, menggunakan sarung

tangana dan masker, isolasi penderita.

- Menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat keramaian umum.

- Pemberian ASI.

- Menghindari bayi/anak kecil dari kontak dengan penderita ISPA.

22. Bagaimana padangan islam mengenai penyakit?

Jawab :

Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyyah yang diciptakan oleh Allah

Subhanahu wa Ta'ala. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang ditetapkan

Allah Subhanahu wa Ta'ala atas hamba-hamba- Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu

terdapat kemanfaatan bagi kaum mukminin.

"Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya."

(HR. Al-Bukhari no. 5678)

Page 26: UNTUK SOCA SKE C BLOK 11

23. Berapakah level of competence pada kasus ini?

Jawab :

Tingkat Kompetensi 3b.

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium

sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).